• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Sebarandan Tingkat Resistensi Lulangan ( Eleusine Indica) Terhadap Glifosat Pada Pertanaman Karet Di Kebun Rambutan Ptpn Iii Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemetaan Sebarandan Tingkat Resistensi Lulangan ( Eleusine Indica) Terhadap Glifosat Pada Pertanaman Karet Di Kebun Rambutan Ptpn Iii Chapter III V"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaanFakultas Pertanian USU, Medan pada ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai dengan Oktober 2016.

Bahan dan Alat

Biji yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas biji Eleusine indica

yang resisten-glifosatyang diambil dari beberapa blok afdeling II, III, IV, V, dan VIII di kebun Rambutan PTPN III.E.indica di kebun Rambutan (ESU5) yang

dilaporkan bahwa glifosat tidak lagi efektif untuk mengendalikannya. Seluruh populasitersebut disemprot glifosat bersamaan populasi sensitif herbisida (ESU0)

yang berasal dari Padang Bulan Medan yang tidak pernah mendapat perlakuan herbisida sebelumnya. Bahan yang digunakan adalah herbisida bahan aktif glifosat, top soil, pasir, kompos, boks perkecambahan dan pot penelitian berukuran 23 cm x 17 cm.

(2)

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, dengan faktor perlakuan asal biji. Dengan taraf perlakuan ada 15 yaitu :

1. ESU0 = Sensitif

2. ESU5.1 = Afdeling II blok 254

3. ESU5.2 = Afdeling III blok 175

4. ESU5.3 = Afdeling III blok 184

5. ESU5.4 = Afdeling III blok 185

6. ESU5.5 = Afdeling IV blok 171

7. ESU5.6 = Afdeling IV blok 172

8. ESU5.7 = Afdeling IV blok 182

9. ESU5.8 = Afdeling V blok 54

10. ESU5.9 = Afdeling V blok 64

11. ESU5.10 = Afdeling V blok 154

12. ESU5.11 = Afdeling V blok 164

13. ESU5.12 = Afdeling VIII blok 1

14. ESU5.13 = Afdeling VIII blok 2

15.ESU5.14 = Afdeling VIII blok 12

Mengambil sampel untuk melihat penyebaran di PTPN III Kebun Rambutan Luas Lahan : 1139.225 H.a

Jumlah blok lahan : 69 blok Jumlah sampel blok lahan : 15 Jumlah tanaman/pot : 20 Jumlah ulangan : 4

(3)

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut

Yij = μ + αi + εij

dimana:

Yij = Hasil pengamatan perlakuan ke-i pada ulangan ke- j

μ = Nilai tengah

αi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Pengaruh galat dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan terkecil Duncan (DMRT) taraf 5%

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Biji

Pada populasi lulangan di Kebun Rambutan, disebut sebagai ESU5, biji

(4)

yang disebut sebagai populasi ESU0. Jumlah populasi ESU0 yang menjadi sumber

biji ± 300 induk E. indica. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah topsoil, pasir, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Media tersebut diaduk merata dan dimasukkan ke dalam pot penelitian yang berdiameter 23 cm dan tinggi 17 cm. Serta disiapkan juga untuk media tanam perkecambahan berukuran 30 cm × 20 cm.

Penyemaian

Biji gulma pembanding dan sejumlah populasi dari kebun Rambutan tersebut disemaikan pada hari yang sama di dalam boks perkecambahan berukuran 30 cm × 20 cm secara terpisah dan diberi label untuk setiap boks perkecambahan untuk membedakan sampel gulma yang diambil dari beberapa blok afdeling.

Penanaman

Bibit dari boks persemaian dipindah tanam saat tumbuhan berdaun 2-3 helai. Penanaman dilakukan dengan menggunakan alat bantu papan yang memiliki pembentuk lubang tanah di dalam pot, penanaman dilakukan secara hati-hati dan terdiri dari 20 bibit untuk tiap pot.

Pemeliharaan

Penyiraman

(5)

Penyiangan

Penyiangan dilakukan ketika ada gulma lain yang tumbuh pada pot. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma lain yang tumbuh di media pot.

Aplikasi Herbisida

Sebelum aplikasi herbisida dilakukan terlebih dahulu kalibrasi alat semprot untuk menentukan volume semprot sebanyak 304,76 L/ha. Tumbuhan lulangan disemprotpada fase pertumbuhan berdaun 4-5 helai atau umur 4 minggu setelah tanam (MST). Penyemprotan dengan glifosat pada dosis 480g b.a/hadengan menggunakan alat semprot punggung (knapsack sprayer ‘SOLO’). Ketinggian nozel pada saat penyemprotan ditentukan 40 cm dari tanaman

Eleusine indica, aplikasi herbisida dilaksanakan pada kondisi cuaca cerah.

Panen

Tumbuhan lulangan dipanen dengan cara memotong pada permukaan tanah berumur 6 minggu setelah aplikasi (MSA). Tajuk yang dipotong tepat pada leher akar pada masing-masing pot dimasukkan kedalam amplop untuk selanjutnya dikeringkan.

Pengamatan

Jumlah gulma bertahan hidup

Jumlah gulma yang bertahan hidup dihitung untuk masing-masing pot pada 3 minggu setelah aplikasi (MSA).

Bobot Kering

(6)

pengeringan didalam oven dilakukan rotasi setiap 24 jam. Pengambilan data diambil dari setiap pot yang kemudian dirata-ratakan.

Kategori/ Tingkat Resisten

Resistensi lulangan dibagi atas 4 kategori yaitu:

1. Sangat resisten yaitu populasi gulma digolongkan sebagai sangat resisten jika 75% atau lebih jumlah populasi bertahan hidup setelah aplikasi herbisida.

2. Resisten yaitu populasi gulma digolongkan sebagai resisten jika 20% - <75% atau lebih jumlah populasi bertahan hidup setelah aplikasi herbisida. 3. Berkembang resisten (Mooderate Resistant) yaitu populasi gulma

digolongkan sebagai berkembang resisten jika 2- < 20% jumlah populasi bertahan hidup setelah aplikasi herbisida.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Jumlah Gulma Bertahan Hidup Setelah Aplikasi Glifosat

Jumlah tumbuhan lulangan yang bertahan hidup setelah aplikasi glifosat ditunjukkan pada Tabel 1. Populasi ESU5 dari masing-masing blok afdeling

memiliki kemampuan bertahan hidup yang berbeda dibandingkan dengan populasi ESU0.

Tabel 1. Pengaruh aplikasi glifosat (480 g b.a/ha) terhadap kemampuan bertahan hidup rumput lulangan dari 14 blok kebun Rambutan dan populasi sensitif (ESU0) 3 MSA.

Populasi Sumber Biji ( Afd. Blok)

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

(8)

Tabel 1 menunjukkan bahwa populasi di Kebun Rambutan (ESU5)

memiliki persentase bertahan hidup yang bervariasi. Populasi ESU5.10 dan ESU5.11

memiliki persentasi bertahan hidup antara 22,5-46,5% termasuk kategori resisten, populasi ESU5.2 dan ESU5.3 memiliki persentasi bertahan hidup antara

62,5-68,75% yang termasuk juga kategori resisten. Pada populasi ESU5.4, ESU5.5,

ESU5.6, ESU5.7, ESU5.8, ESU5.9, ESU5.12, ESU5.13 memiliki persentasi bertahan

hidup antara 72,5-88,75% termasuk kategori resisten sampai dengan sangat resisten. Sedangkan populasi ESU5.1 dan ESU5.14 memiliki persentasi bertahan

hidup paling tinggi diantara seluruh populasi yaitu 96,25-100% yang dikategorikan sangat resisten.

Gambar 1. Persentase Gulma Bertahan Hidup rumput lulangan pada 14 blok Kebun Rambutan 3 minggu setelah aplikasi glifosat.

(9)

Bobot Kering

Tabel rataan terhadap aplikasi glifosat ( 480 g b.a/ha), menunjukkan bahwa populasi lulangan di Kebun Rambutan (ESU5) pada beberapa blok areal

afdeling memiliki respon yang berbeda terhadap hasil bobot kering setelah aplikasi glifosat.

Tabel 2. Pengaruh aplikasi glifosat (480 g b.a/ha) terhadap bobot kering

rumput lulangan dari 14 blok kebun Rambutan dan populasi sensitif (ESU0)3 MSA

Populasi Sumber Biji Kontrol (g/pot) Rataan (g/pot)

Persentase

Tabel 2 menunjukkan bahwa populasi ESU5 pada blok areal 175, 184

afdeling III dan blok 54 afdeling V tidak mengalami penyusutan bobot kering, sedangkan populasi ESU5 pada blok areal 154 dan 164 afdeling V mengalami

(10)

populasi ESU5 pada blok areal 175, 184 afdeling III dan blok 54 afdeling V

resisten terhadap glifosat.

Gambar 2. Bobot kering gulma lulangan 3 MSA terhadap aplikasi Glifosatpada 14 blok kebun Rambutan dan populasi sensitif

Gambar 3. Persentase penyusutan bobot kering gulma lulangan 3 MSA terhadap aplikasi Glifosatpada 14 blokkebun Rambutan dan populasi sensitif

(11)

Tabel. 3 Klasifikasi tingkat resisten terhadap aplikasi glifosat berdasarkan persentase jumlah gulma E. indicapada tabel 1.

ASAL BIJI Kategori

ESU0 -

ESU5.II. 254 Sangat Resisten

ESU5.III. 175 Resisten

ESU5.III. 184 Resisten

ESU5.III. 185 Sangat Resisten

ESU5. IV. 171 Sangat Resisten

Tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan bertahan hidup seluruh populasi dari kebun Rambutan (ESU5.1 - ESU5.14) memiliki perbedaan yang nyata

dibandingkan dengan populasi ESU0. Populasi ESU5.10 dan ESU5.11 pada afdeling

V, memiliki persentasi bertahan hidup 22,5% dan 46,5% yang termasuk kategori resisten, populasi ESU5.2 dan ESU5.3 pada afdeling III, memiliki persentasi

bertahan hidup antara 62,5% dan 68,75% yang termasuk juga kategori resisten. Pada populasi ESU5.4, ESU5.5 , ESU5.6 , ESU5.7 , ESU5.8 , ESU5.9, ESU5.12 , ESU5.13

yang terdapat pada afdeling III, IV, V, dan VIII, memiliki persentasi bertahan

(12)

VIII, memiliki persentasi bertahan hidup paling tinggi diantara seluruh populasi yaitu 96,25 dan 100% yang dikategorikan sangat resisten. Hal ini didasarkan pada uji duncan, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi tersebut sudah menjadi populasi yang resisten. Hal ini dikarenakan pemakaian herbisida berbahan aktif glifosat sangat intens digunakan dalam pengendalian gulma diareal blok perkebunan karet kebun Rambutan PTPN III hal ini sesuai dengan literatur Purba (2008) yang menyatakan pemakaian herbisida yang sama (sama jenis bahan aktif atau sama cara kerja) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu areal memungkinkan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu terjadi dominansi populasi gulma resisten-herbisida atau dominansi gulma toleran herbisida. Pada suatu populasi gulma yang dikendalikan menggunakan satu jenis herbisida dengan hasil memuaskan, ada kemungkinan satu individu dari sekian juta individu yang diberi herbisida memiliki gen yang membuat individu tersebut kebal terhadap herbisida tersebut.

Tabel 2 menunjukkan bahwa aplikasi glifosatpada populasi ESU0dan

ESU5menyebabkan bobot kering yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya

perbedaan kemampuan masing-masing populasi yang bertahan hidup. Bobot keringpopulasi ESU5 pada blok areal 154 dan 164 afdeling V mengalami penyusutan lebih besar yaitu ≥ 75%. Namun pada populasi ESU5 blok areal 175,

184, dan 54 aplikasi gifosat tidak berpengaruhterhadap penyusutan bobot kering, dimana bobot kering gulma bertahan hidup setelah aplikasi glifosat sama atau lebih besar dari bobot kering tanaman kontrol.

Tabel 3 menujukkan bahwa kategori resistensiE. indica di kebun Rambutan

(13)

yang diambil dari blok areal kebun Rambutan, jika di klasifikasikan tingkat resistensi

6 blok areal dikategorikan resisten terhadap glifosat yaitu pada blok 175, 184, 64, 154, 164, 2 dan 8 blok areal dikategorikan sangat resistan terhadap glifosat yaitu pada blok areal254, 185, 171, 172, 182, 54, 1, dan 12.Pembagian kategori resisten dilihat dari persentase bertahan hidup gulma, dikatakan sangat resisten apabila

persentase bertahan hidupnya diatas 75% , dikatakan resisten apabila persentase

bertahan hidupnya diatas 20 %, hal ini sesuai dengan literatur Owen dan Powles

(2009) yang menyatakan bahwa yang digolongkan sebagai sangat resisten jika 75%

atau lebih dariindividu dalam populasi bertahan hidup setelah aplikasi herbisida.

Dimanaada 20% atau lebih kelangsungan hidup populasi digolongkan sebagai

resisten. Di mana ada 2%-19% kelangsungan hidup populasi digolongkan

berkembang resisten, dimana ada kurang dari 2% bertahan hidup,populasi

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Penyebaran lulangan(E. indica) resisten-glifosat telah terjadi pada keempat belas blok afdeling pertanaman karet di Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai

2. Tingkat resistensi populasi-populasi E.indica terhadap glifosat bervariasi antar blok dan afdeling. Sembilan populasi (blok) termasuk kategori “sangat resisten” yaitu pada blok areal 254, 185, 171, 172, 182, 54, 1, dan 12 sedangkan lima populasi (blok) termasuk kategori “resisten” glifosat terdapat di afdeling III pada blok 175 dan 184, afdeling V pada blok 64, 154, 164, dan afdeling VIII pada blok 2.

Saran

Gambar

Tabel 1. Pengaruh aplikasi glifosat (480 g b.a/ha) terhadap kemampuan bertahan
Gambar 1. Persentase Gulma Bertahan Hidup rumput lulangan pada 14 blok Kebun Rambutan 3 minggu setelah aplikasi glifosat
Tabel 2.
Gambar 2.  Bobot kering gulma lulangan 3 MSA terhadap aplikasi Glifosatpada 14 blok kebun
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kementerian Perhubungan telah memiliki jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009

3.1Pemeriksaan gambar kunci asli, yang menunjukkan masalah atau kesalahan dengan orang yang relevan, dilakukan.. 3.2 Semua pecahan animasi pada camera sheet, yang menunjukkan

Permendagri Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Tampilan di atas merupakan tampilan yang berada pada cashier , menu ini dapat digunakan oleh cashier apabila costumer melakukan proses transaksi pembayaran, setelah semua

Analisis Perbandingan Metode Intensity Filtering Dengan Metode Frequency Filtering Sebagai Reduksi Noise Pada... Haar-Like Features With Optimally Weighted Rectangles For Rapid

Internal Conflict that the struggle actually occurs inside a character, usually the protagonist, or main

Masalah dalam sistem lama adalah dalam hasil pengolahan data rapor siswa belum sepenuhnya lengkap pada waktu yang ditentukan karena masih diolah secara manual yaitu