• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Anggota Fitness Center New Life Gym Lippomall Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Anggota Fitness Center New Life Gym Lippomall Medan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Dari segi biologis, perilaku merupakan aktivitas organisme yang mempunyai bentangan yang luas. Menurut Sarwono (1993), perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan demikian, perilaku adalah respons/reaksi seorang individu terhadap sitimulus yang berasal atau dari dalam dirinya.

Para ahli mengatakan bahwa perilaku sama dengan tindakan atau aktivitas yang dilakukan individu akibat adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Menurut Walgito (2003), perilaku itu sebagai aktivitas, aktivitas yang merupakan manifestasi kehidupan psikis. Perilaku (aktivitas) yang ada dalam individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya rangsangan yang mengenai individu itu. Perilaku merupakan jawaban terhadap rangsangan yang mengenai dan perilaku organism itu tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan organisme itu sendiri.

2.1.1 Bentuk Perilaku

(2)

10

a. Perilaku pasif

Perilaku pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Seperti seorang anggota fitness tahu bahwa konsumsi kalori berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Tetapi anggota fitness masih mengonsumsi kalori berlebih.

b. Perilaku aktif

Perilaku aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasikan secara langsung. Misalnya anggota sudah bisa mengatur jumlah asupan kalori harian sesuai kegiatan, sehingga berat badan tetap terjaga. Bloom yang dikutip oleh Sarwono (1993), membedakan perilaku menjadi tiga, yaitu: perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan), afektif (emosi), dan psikomotor (tindakan/gerakan).

2.1.2 Domain perilaku 2.1.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada empat macam pengetahuan (Widodo, 2006), yaitu:

a. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge)

(3)

11

faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahuan faktual yaitu pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element) mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. a. Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama - sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur.

b. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. c. Pengetahuan Metakognitif

(4)

12

mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar. Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru yaitu:

a. Menghafal (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas

mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). b. Memahami (Understand)

Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyususn skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengkelasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).

c. Mengaplikasikan (Applying)

(5)

13

untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing). d. Menganalisis (Analyzing)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).

e. Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).

f. Membuat (create)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: a. Pendidikan

(6)

14

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap seseuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.

f. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Wahid, 2007).

2.1.2.2 Sikap

(7)

15

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Menurut Gerungan (2002), sikap merupakan pendapat maupun pendangan seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima (receiving). Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding). Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsibility). Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Menurut Ahmadi (2003), sikap dibedakan menjadi :

a. Sikap negatif yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada

b. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada.

(8)

16

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan kelompok lainnya.

b. Sebagai alat pengatur tingkah laku.

Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsangan-perangsangan itu.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman.

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif. Artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih.

d. Sebagai pernyataan kepribadian.

(9)

17

Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objeknya. Sikap dapat dibedakan menjadi :

a. Sikap Sosial

Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.

b. Sikap Individu

Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual berkenaan dengan objek perhatian sosial. Sikap individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri. Sikap dapat diartikan sebagai suatu bentukkecenderungan untuk bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluativ yaitu suatu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan.

Sikap mempunyai beberapa karakteristik yaitu; selalu ada objeknya, biasanya bersifat evaluative, relatif mantap, dan dapat diubah.

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Allport (1954), bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

(10)

18

Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh (Total Attitude), dalam penentuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tetapi sikap selalu tercermin dari perilaku seseorang (Ahmadi, 2003).

2.1.2.3 Tindakan atau Pratik

Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimilus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2007).

Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, di dalam sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang memungkinkan (Ahmadi, 2003).

(11)

19

tindakan, namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu disebut juga over behavior. Menurut Notoatmodjo (2007), empat tingkatan tindakan adalah :

1. Persepsi (Perception), Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.

2. Respon terpimpin (Guided Response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.

3. Mekanisme (Mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2002), faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku menurut Green dipengaruhi oleh tiga faktor yaotu faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai, berkanaan dengan motivasi seseorang bertindak. Faktor pemungkin atau faktor pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Terakhir faktor penguat seperti keluarga, petugas kesehatan dan lain-lain.

(12)

20

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktik juga memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu :

1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh.

3. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.

4. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.

2.2 Diet Penurunan Berat Badan

Dewasa ini banyak defenisi diet yang berkembang di masyarakat, namun seringkali terdapat kesalahan dalam mengartikan defenisi diet. Defenisi diet itu adalah makanan atau minuman yang secara teratur dikonsumsi; makanan yang diresepkan, diatur, atau dibatasi jenis dan jumlahnya, untuk terapi atau tujuan tertentu (Licker, 2002). Adapun pengertian lain menyebutkan diet sebagai asupan makanan yang disesuaikan oleh seseorang atau kelompok dalam periode waktu tertentu atau diet juga diartikan sebagai sebuah rencana atau metode untuk mengonsumsi zat gizi untuk mewujudkan spesifikasi tertentu (Licker, 2002).

(13)

21

diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan. Maka, sesuai dengan pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan diet penurunan berat badan adalah pembatasan dan pengaturan makanan, atau perilaku pemilihan makanan yang sengaja dilakukan untuk menurunkan berat badan. Diet dan pengontrolan asupan

energi menjadi kunci pertama dari penurunan berat badan (Wardlaw dan Kessel, 2002)

American Dietetics Assosiation dalam Brown (2005) menyebutkan bahwa program penurunan berat badan yang sukses mencakup aktivitas fisik dan diet yang dianjurkan, serta diet yang dapat diterima sebagai diet yang aman dan dapat berlangsung lama untuk pengontrolan berat badan. Terdapat setidaknya 3 komponen dalam menurunkan berat badan, yaitu mengontrol asupan energi; terutama asupan lemak; meningkatkan aktivitas fisik; dan perubahan kebiasaan dalam jangka waktu yang lama (Wardlaw et al., 2004). Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh William (2002), Penjagaan berat badan dilakukan dengan makanan dengan gizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.

(14)

22

adalah makanan biasa untuk mencegah kebosanan jika makanan pengganti seperti bubuk khusus atau minuman khusus (Grogan, 2008).

Di Indonesia, gizi seimbang tertuang dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yang terdiri dari 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (Depkes, 2002). Dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang juga telah mencakup aktivitas fisik. Pertama, dianjurkan memakan aneka ragam makanan. Kedua, dianjurkan memakan makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Selanjutnya dijelaskan bahwa makanan sumber karbohidrat sebaiknya setengah dari kebutuhan energi. Setelah itu harus membatasi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Penggunaan garam beryodium juga dianjurkan dalam pesan tersebut. Selain itu, sumber zat besi juga dianjurkan untuk dikonsumsi. Sarapan juga merupakan hal yang dianjurkan dalam pesan ini. Terakhir, dalam pesan ini dianjurkan untuk minum air bersih yang cukup dan aktivitas fisik secara teratur.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet

Dalam menentukan diet, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan nutrisi atau zat gizi serta kebutuhan energi saat diet tersebut dijalankan. Aulina (2001) berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Pertumbuhan

(15)

23

kanak-kanak. Kekurangan gizi pada kedua fase ini akan menyebabkan gangguan fisik dan mental.

b. Umur

Semakin tua umur manusia kebutuhan energi dan nutrisi semakin berkurang. Pada usia pertumbuhan sangat banyak diperlukan banyak nutrisi untuk tumbuh kembang tubuh. Pada usia dewasa nutrisi dibutuhkan untuk perbaikan jaringan yang rusak, serta energi diperlukan untuk aktivitas yang cukup tinggi di usia produktif. Memasuki usia tua (manula), metabolisme tubuh berangsur-angsur menurun, sehingga kebutuhan nutrisi dan energi semakin sedikit. Pada usia 65 tahun, kebutuhan energi seseorang berkurang hingga 20 % dari kebutuhan pada usia 25 tahun.

c. Jenis Kegiatan Fisik dan Ukuran Tubuh.

Makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan, semakin banyak energi yang diperlukan. Untuk melakukan aktivitas fisik yang sama, orang yang berbadan besar membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan kecil. Akan tetapi aktivitas fisik lebih berpengaruh terhadap pengeluaran energi daripada perbedaan ukuran tubuh.

d. Keadaan Sakit dan Penyembuhan

(16)

24

e. Keadaan Fisiologis Khusus (Hamil dan Menyusui)

Dalam keadaan hamil terjadi berbagai perubahan fisik dan kimia pada tubuh manusia, seperti perubahan konsentrasi hemoglobin, fungsi pernafasan, serta peningkatan serum alkali fosfatase dan enzim-enzim lain, yang harus diperhatikan dalam diet pada kondisi ini adalah ibu hamil memerlukan tambahan kalori sebesar 150 kalori di trisemester pertama, 300 kalori di trisemester berikutnya, kemudian di tri semester akhir tambahan kalori tetap 300 kalori akan tetapi ditambah asupan penting berupa besi, sedangkan dalam keadaan menyusui tambahan kalori yang dibutuhkan lebih besar, sekitar 400-500 kalori.

2.2.2 Klasifikasi Diet Penurunan Berat Badan

Diet dengan tujuan mengontrol dan menurunkan berat badan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Berg, et. Al, 2007) :

a. Sehat

(17)

25

Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senantiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah seperti buah dan sayur paling sedikit lima porsi sehari, karbohidrat tetap dikonsumsi tetapi sebaiknya yang mengandung serat tinggi, sumber protein dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung lemak yang rendah, susu dan produk olahan dikonsumsi dalam jumlah sedang, dan cemilan ynag mengandung gula dan garam ynag tinggi sebaiknya dikurangi.

Pembatasan kalori yang sehat adalah tidak mengurangi energi di luar batasan antara 800-1500 kkal/hari. Biasanya, pengurangan sebanyak 500-1000 kkal/hari dapat mengurangi berat badan sebanyak 0,5-1,0 kg/minggu dengan disertai olahraga 30 menit hampir setiap hari dalam setiap minggu (Wardlaw dan Kessel, 2002; Garrow, et al., 2004). Diet disesuaikan dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak dan gula. Pembatasan kalori juga dapat dilakukan dengan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Perilaku diet yang tergolong sehat adalah juga dengan memperbanyak memakan sayur dan buah (Berg, et al., 2007). Kebanyakan orang yang gemuk menganggap dirinya memang gemuk dan melakukan usaha pengontrolan berat badan dengan cara yang yang sehat. Sebanyak 85,4% remaja putri dan 69,9% remaja putra di Amerika

melakukan cara yang sehat selama satu tahun ke belakang (Neumark-Stainer et al., 2002).

(18)

26

1. Asupan makanan tetap mengikuti pedoman piramida makanan.

2. Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dan menghindari makan di malam hari.

3. Penurunan berat badan tidak boleh terlalu cepat. Tidak boleh lebih dari 2 pon/minggu agar tidak menimbulkan stress pada tubuh.

4. Diet harus sesuai dengan kondisi individu, tidak menimbulkan rasa lelah dan lapar. Kecukupan energi dipertahankan 1200 – 1500 kkal/hari agar tidak terjadi defisiensi vitamin dan mineral.

5. Menghindari produk – produk yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cepat.

6. Melakukan olahraga teratur yaitu 30 menit/ hari selama 5 hari/minggu. 7. Setelah berat badan yang diingikan tercapai sebaiknya

mempertahankan pola hidup sehat.

Berikut ini adalah jenis – jenis diet penurunan berat badan yang sehat : 1. Diet energi rendah

(19)

27

Dalam mempraktikkan diet ini perlu dilakukan pengurangan konsumsi energi secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kuantitas dan kualitas. Konsumsi energi yang dikurangi adalah sebanyak 500 - 1000 kkal/hari untuk menurunkan berat badan 1/5 - 1 kg/minggu. Konsumsi protein sedikit lebih tinggi dibanding konsumsi harian biasanya, yaitu 1 - 1,5 g/kg/BB/hari atau 15 - 20% dari kebutuhan energi total. Kemudian lemak tetap dikonsumsi tapi dalam ukuran sedang yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energi total. Adapun sumber lemak yang cocok untuk dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi. Adapun untuk konsumsi karbohidrat sedikit lebih rendah dari konsumsi harian biasanya, yaitu 55 - 65% dari kebutuhan energi total. Karbohidrat komplek adalah sumber karbohidrat terbaik untuk dikonsumsi. Harus diperhatikan juga konsumsi vitamin dan mineral tetap harus cukup sesuai kebutuhan. Frekuensi makan dianjurkan tetap sama seperti biasanya yaitu 3 kali makan utama dan 2 - 3 kali makan selingan. Dan yang terakhir konsumsi air harus cukup, yaitu 8 - 10 gelas/hari (Persagi, 2009).

Diet ini cocok untuk orang dengan IMT >25 kg/m2 sesuai dengan kemampuan dan dilakukan secara bertahap. Untuk itu perlu dilakukan konsultasi perorangan agar tercapai berat badan normal (Persagi, 2009).

(20)

28

pinggang- lingkar panggul, respiratory quotient, kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL serum pada perempuan obes (Asiah, 2003). 2. Diet menu berserat

Konsumsi serat yang seimbang setiap hari mampu mengontrol badan seseorang. Ini tentunya merupakan cara yang efektif dalam mengatasi kegemukan (Sulistijani, 1999). Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dilaporkan juga dapat menurunkan bobot badan. Makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat sehingga absorbsi zat makanan akan berkurang. Selain itu makanan yang mengandung serat relatif tinggi akan memberi rasa kenyang sehingga menurunkan konsumsi makanan. Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas (Ebookpangan, 2006)

Dalam mempraktekkan diet jenis ini yang harus dilakukan pengurangan konsumsi gula, karbohidrat, dan lemak. Angka pengurangan tersebut antara 500 - 1000 kalori rendah di bawah kebutuhan normal. Kemudian sebaiknya meningkatkan asupan protein sedikit lebih tinggi di atas kebutuhan normal. Makanan yang dikonsumsi juga harus cukup mineral dan vitamin

(21)

29

roti yang kasar dan hindari makanan serat tinggi kalori seperti biskuit dan tart. Sayuran dan buah-buahan segar juga merupakan sumber makanan yang baik dikonsumsi dalam diet ini (Sulistijani, 1999).

3. Diet rendah karbohidrat

Diet ini bertujuan untuk mencegah lipogenesis (pembentukan jaringan lemak) dari karbohidrat. Kalori yang diberikan rata-rata 1.300 kalori. Diet ini dapat digunakan bagi obesitas derajat ringan sampai sedang. Dalam diet ini hanya perlu mengurangi asupan karbohidrat. Sumber karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah beras merah dan gandum. Akan tetapi, asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi (Persagi, 2005).

(22)

30

Penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat akibat penurunan selera makan terjadi karena protein yang dikonsumsi merupakan makronutrien yang paling dapat menimbulkan rasa kenyang yang cepat dengan cara menurunkan termogenesis, yang menghasilakan efek penurunan kecepatan absorsi zat gizi (Albertsson, 2005).

Penurunan berat badan akibat diet rendah karbohidrat juga terjadi karena aktivasi dan oksidasi asam lemak. Sebuah penelitian mengenai diet tinggi protein dan rendah karbohidrat membuktikan bahwa terjadi kenaikan oksidasi asam lemak pada respondennya, oksidasi asam lemak akan menyebabkan perasaan kenyang lebih cepat ( Johnston, 2004).

4. Diet rendah lemak

Metaanalisis menunjukkan terdapat hubungan yang tergantung pada dosis antara penurunan asupan lemak dan penurunan berat badan. Untuk tiap 1% penurunan energi dari lemak terdapat penurunan 0,28 kgBB. Bila hanya fokus asupan lemak tanpa menghitung kalori, tampaknya tidak banyak mengurangi berat badan (Suwandani, 2010).

5. Diet tinggi protein

(23)

31

b. Tidak Sehat

Jenis diet yang tergolong tidak sehat di antaranya adalah berpuasa atau tidak makan di luar niat ibadah, memakan sangat sedikit makanan, melewatkan salah satu atau beberapa waktu makan, dan lebih banyak mengkonsumsi rokok. Tingkat kejadian melewatkan waktu makan meningkat pada usia remaja matang (Brown, 2005). American School Health Assosiation dalam Brown 2005 menyebutkan bahwa hanya sebanyak 29% remaja putri yang sarapan setiap harinya. Hal ini tentu tidak sehat karena melewatkan sarapan dapat menurunkan secara drastis asupan energi, protein, serat, kalsium, dan asam folat karena tidak memakan makanan yang biasa dikonsumsi pada saat sarapan (Brown, 2005).

Selain itu, menggunakan makanan pengganti atau minuman khusus seperti bubuk khusus, biskuit khusus, atau minuman lainnya juga dikategorikan sebagai perilaku tidak sehat (Berg et al., 2007; Neumark-Stainer et al., 2002). Mengganti makanan dengan bubuk khusus atau makanan pengganti lainnya ini dirancang untuk orang yang bertubuh gemuk. Jika diterapkan kepada orang yang normal atau kurus tentu akan berbahaya. Ogden (1992) dalam Grogan (2008) mengatakan bahwa diet ini akan menjadi membosankan sehingga kebanyakan akan menyerah sebelum merasakan hasilnya dan hasilnya pun akan gagal.

(24)

32

1. Diet OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet)

Diet OCD adalah suatu teknik diet baru oleh seorang mentalist Indonesia-Deddy Corbuzier. Teknik diet ini disebut Obsessive Corbuzier‟s Diet (OCD).

Teknik diet ini banyak menyita perhatian masyarakat dan bahkan mulai menjadi tren diet masa kini. Diet ini memiliki prinsip diet yang berbeda dengan prinsip diet yang lainnya. Ia memperkenalkan cara-cara baru untuk melakukan diet seperti, puasa, tidak sarapan, jendela makan, dan olahraga ketika perut kosong. Cara-cara baru ini sudah barang tentu menyebabkan munculnya kontroversi di masyarakat, mengingat cara-cara tersebut sangat ekstrim dan berbeda dengan cara-cara lama yang sudah dikenal dan diyakini oleh masyarakat, misal sebelumnya mereka yakin bahwa sarapan pagi penting untuk kesehatan, tiba-tiba dengan diet OCD sarapan menjadi sama sekali tidak penting.

Salah satu keunikan pada diet ini adalah istilah jendela makan. Jendela makan adalah kegiatan yang harus dilakukan seperti kita melakukan puasa. Pelaku diet mengatur jam-jam boleh makan, tetapi tetap bisa makan apapun yang dikehendaki. Puasa yang dimaksud disini adalah tidak makan kalori apapun ketika melakukan program ini. Pelaku program ini tidak dianjurkan untuk sarapan di pagi hari, tidak boleh mengkonsumsi buah, susu, dan lainnya selama berpuasa. Akan tetapi masih diperbolehkan minum air putih, the tanpa gula. Ini merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan program diet OCD. Kalau tidak program diet pun akan gagal.

(25)

33

untuk makan 8 jam. Pada teknik ini, pelaku diet berpuasa ala OCD selama 16 jam. Namun pada saat tiba waktu makan, pelaku diet OCD hanya boleh makan sebanyak 3 kali, tetapi harus dalam porsi normal. Misalkan, seorang pelaku diet OCD memulai jendela makan dari pukul 12 siang sampai pukul 8 malam, selama 8 jam tersebut dia diperbolehkan makan apapun, namun setelah pukul 8 malam sampai pukul 12 siang keesokan harinya dia harus berpuasa; b) puasa selama 18 jam, waktu untuk makan 6 jam. Untuk program OCD yang kedua ini, pelaku program diet harus menahan lapar selama 16 jam, dan diberikan waktu makan selama 6 jam. Misalkan pelaku program diet memulai puasa pukul 6 sore, maka ia baru boleh makan pukul 12 siang keesokan harinya; c) puasa selama 20 jam, waktu makan 4 jam. Ketika pelaku program diet memutuskan untuk menggunakan jendela makan jenis ini, maka otomatis waktu untuk makan menjadi semakin berkurang. Hanya 4 jam waktu yang dibolehkan untuk makan, sisanya adalah waktu untuk berpuasa. Misalnya seorang pelaku diet OCD ingin mulai jam makannya pukul 6 sore hari, maka ia diperbolehkan makan pukul 2 siang keesokan harinya; d). puasa selama 24 jam. Di antara keempat jenis jendela makan dalam program diet OCD, jenis jendela makan inilah yang dirasa paling berat. Pelaku diet OCD hanya diperbolehkan makan sekali sehari. Misal ia puasa mulai pukul 12 siang, maka ia baru boleh makan pukul 12 siang keesokan harinya. Puasa 24 jam ini sebaiknya dilakukan dua kali seminggu, dengan mengkonsumsi makanan yang sewajarnya.

(26)

34

pakar medis menyebut HGH sebagai hormone pertumbuhan karena berfungsi mengontrol dan memelihara banyak fungsi dalam tubuh. HGH meningkat pada saat puasa, metode ini menurunkan berat badan ke porsi yang seharusnya.

2. Diet mayo

Diet mayo adalah sebuah program penurunan berat badan yang diperkenalkan oleh situs kesehatan terkenal asal Amerika, Mayo Clinic. Prinsip dari diet mayo adalah mengonsumsi kelompok makanan yang berada di level bawah dan mengurangi konsumsi makanan yang berada si level atas. Jadi. Diet mayo adalah diet yang berfokus pada konsumsi sayuran dan buah – buahan diikuti dengan pengurangan konsumsi karbohidrat, lemak, dan gula (Sanjaya, 2015).

Sanjaya (2015) menambahkan sekarang ini banyak beredar artikel diet mayo yang menyarankan diet tanpa konsumsi garam dan karbohidrat dalam menu makanan. Prinsip ini tentu saja salah, karena tubuh kita membutuhkan takaran gizi yang seimbang. Selain itu diet mayo membatasi asupan kaloru hanya 500 – 800 kalori per hari.

Indikator diet tidak sehat adalah sebagai berikut (Sizer dan Whitney, 2006) :

1. Membatasi frekuensi makan, atau sengaja melewatkan salah satu waktu makan seperti sarapan dan makan malam.

2. Membiarkan tubuh lapar dengan tujuan menurunkan berat badan. 3. Puasa diluar ibadah.

(27)

35

c. Ekstrim

Jenis diet yang tergolong ekstrim di antaranya adalah mengkonsumsi pil diet, memuntahkan makanan dengan sengaja, menggunakan obat laksatif, dan menggunakan obat diuretik. Obat diet sangat merugikan kesehatan (Brown, 2005). Perilaku seperti ini bersamaan dengan pembatasan makanan yang ketat dibarengi dengan episode binge, telah dapat dikategorikan ke dalam peyimpangan perilaku makan (Ogden, 2010).

Komplikasi medis akibat penggunaan obat laksatif adalah dapat menyebabkan kerusakan fisik dan saraf permanen, seperti dehidrasi, kram perut, kram otot, ketidakseimbangan elektrolit yang dapat mempengaruhi kerja saraf. Selain itu, dalam perkembangannya, jika perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna berisiko untuk melahirkan bayi berberat badan rendah (Arisman, 2010). Pil diet yang dikonsumsi digunakan untuk menstimulus penurunan berat badan melalui menekan nafsu makan atau menghambat metabolisme, Selain itu, pil diet menyebabkan mual, konstipasi, dan kegelisahan (Reba-Harrelson, 2008).

Indikator diet ekstrim adalah sebagai berikut (Sizer dan Whitney,2007): 1. Memuntahkan kembali makanan segera setelah mengonsumsinya. 2. Mengonsumsi obat laksatif/pencahar dengan tujuan menurunkan berat

badan.

3. Mengonsumsi obat diuretik (obat untuk meningkatkan laju urin) dengan tujuan menurunkan berat badan.

(28)

36

Bahaya dari mempraktikkan diet ekstrim adalah lemah konsentrasi, mengalami gangguan tidur, periode menstruasi terganggu, retardasi pertumbuhan fisik dan seksual, meningkatnya penggunaan rokok, alkohol dan obat-obatan serta 8 kali lebih beresiko mengalami perilaku makan menyimpang. Kasus perilaku makan menyimpang yang umum terjadi adalah :

1. Anorexia Nervosa

Menurut Wardlaw (1999) anorexia nervosa adalah suatu bentu perilaku makan menyimpang, umumnya sisi psikologis penderita sudah mengalami distorsi citra tubuh yang berasal dari berbagai macam tekanan sosial sehingga berdampak pada perilaku makan atau tindakan menolak rasa lapar dan melaparkan diri.

Menurut Brown (2005) anoreksia nervosa adalah suatu keadaan dimana penderitanya, biasanya perempuan, menolak untuk makan dalam jumlah yang cukup untuk memelihara berat badan yang normal sesuai dengan tinggi badannya. Berdasarkan American Psychiatric Association dalam Brown (2005) seseorang dikatakan mengalami anorexia nervosa jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Timbulnya rasa takut jika berat badan mengalami kenaikan, dan tetap merasa gemuk walaupun tubuhnya dalam kondisi kurus.

b. Menolak menjaga berat badan pada atau di atas batas minimal berat badan untuk usia dan tinggi badan, penderita masih bercita-cita menjadi lebih kurus dari IMT normal.

(29)

37

membuat penderita menyangkal kondisi kurus merupakan masalah yang serius.

d. Mengalami gangguan haid (amenorrhea), tidak haid selama 3 kali siklus haid, berlaku bagi penderita yang sudah mengalami haid dan belum memasuki masa menopause.

2. Bulimia Nervosa

Pengertian bulimia nervosa adalah suatu perilaku makan menyimpang dimana penderitanya makan dengan jumlah yang sangat banyak yang dimakan dalam satu waktu (binge eating) kemudian diikuti dengan perilaku purging (dengan memuntahkan makanan, penggunaan laksatif, diuretis, enema dan perilaku kompensasi lainnya) (Wardlaw,1999).

Menurut American Psychiatric Association dalam Brown (2005), seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa, jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mengalami episode binge eating yang berulang kali. Episode tersebut yaitu makan dengan porsi makan yang lebih banyak dibandingkan ukuran normal orang lain dengan periode yang tetap (contoh: setiap 2 jam) dan timbulnya perasaan tidak dapat mengendalikan nafsu makan atau tidak dapat menghentikan makan.

(30)

38

c. Rata-rata episode binge eating dan perilaku kompensasi lainnya dilakukan setidaknya dua kali seminggu dalam tiga bulan.

Penderita lebih cenderung merasa bersalah terkait dengan berat badan dan bentuk tubuhnya, mereka mengevaluasi diri dengan memperhatikan bentuk tubuh.

2.3 Perilaku Diet Penurunan Berat Badan

Perilaku diet penurunan berat badan adalah perilaku yang berusaha membatasi jumlah asupan makanan dan minuman yang jumlahnya diperhitungkan untuk tujuan menurunkan berat badan. Tujuan diet sendiri bermacam-macam tetapi tampaknya sebagian besar masyarakat mengasosiasikan diet sebagai penurunan berat badan.

2.3.1 Motivasi perilaku diet penurunan berat badan

Menurut Wirakusumah (2001), ada tiga alasan yang ada di masyarakat mengapa seseorang melakukan diet penurunan berat badan, yaitu :

a. Keindahan penampilan

Tidak dapat dipungkiri bila tubuh yang proporsional dapat menunjang pergaulan. Tubuh yang menarik dapat memunculkan kepuasan terhadap diri sendiri dan perasaan puas tersebu akan mendatangkan cinta terhadap diri sendiri sehingga orang lain dapat menghargai dirinya.

b. Menghindari penyakit

(31)

39

c. Nilai budaya

Dulu orang yang gemuk dianggap sebagai orang yang sehat, subur atau makmur. Tetapi sekarang nilai itu telah bergeser. Tubuh gemuk kini ditakuti oleh banyak orang karena dianggap tidak menarik.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet penurunan berat badan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet menurut Menurut Wardle dkk (1997) adalah :

a. Jenis kelamin

Menurut Smet (1994), jenis kelamin mempengaruhi perilaku seseorang. Pada tahun 1984 suatu perusahaan riset pasar melaporkan dengan pasti bahwa sebanyak 30% dari wanita Amerika dan 16 % pria melakukan diet. Dan berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Mae (Papalia, 2008). Pada usia 15 tahun lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut. Pada umumnya, perempuan memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan laki-laki.

b. Status berat badan

(32)

40

c. Kelas sosial

Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung dilakukan oleh orang dengan kelas sosial lebih tinggi (Dwyer, 1967). Hal ini terjadi karena banyak dari proses diet itu sendiri yang memelurkan biaya besar. Dan orang dengan kelas sosial tinggi lebih memperhatikan penampilan dibandingkan orang dengan kelas sosial rendah.

2.3.3 Dampak perilaku diet penurunan berat badan

Menurut Hawks (2008), perilaku diet secara umum dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu :

a. Dampak biologis

Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level systemic cortisol. Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stress, yang rapuh yang merupakan prediktor terhadap rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang beresiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.

b. Dampak psikologis

Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada individu yang tidak melakukan diet, dan akan mengalami kecemasan serta kurangnya penyesuaian yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intrapersonal

c. Dampak kognitif

(33)

41

Adapun perilaku diet penurunan berat badan yang menyimpang akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik, perkembangan psikososial, ketidakcukupan asupan gizi (seperti kalsium, zat besi), mempengaruhi status kesehatan, terganggunya kesehatan mental seseorang (capek, cemas, depresi dan malas), perilaku diet juga merupakan awal indikasi dan berkembangnya perilaku makan menyimpangan (eating disorder) (Neumark-Sztainer dan Hannan,2000).

2.4 Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Anggota Fitness Center

2.4.1 Pengetahuan Anggota Fitness Center Tentang Diet Penurunan Berat Badan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai berbagai hal. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun ada hubungan positif antara keduanya dalam sejumlah penelitian. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menghasilkan perubahan namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan (Azwar, 2002).

(34)

42

(GMC) Health Center, pengetahuan diet memberikan sumbangan sebesar 31,8 % terhadap indeks masaa tubuh, sisanya sebesar 68,2 % dipengaruhi faktor lain, seperti aktivitas fisik, pola istirahat dan management stress. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwyer, et. al (1967) tentang pengetahuan yang berkaitan dengan kontrol berat badan, remaja putri yang berdiet memiliki mean score pengetahuan diet yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak berdiet dan remaja putri yang berstatus obese memiliki mean score yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengetahuan mengajak manusia berpikir dengan cara yang kompleks dan memberi landasan yang kuat bagi keyakinan kita (Calhoun dan Acocella, 1995).

(35)

43

Informasi mengenai diet memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap, termasuk sikap dan perilaku dalam mempraktekkan diet penurunan berat badan, sehingga akan berpengaruh pula pada keadaan gizi individu. Pengetahuan diet seperti yang dikatakan oleh Rickert (1996) bahwa kebanyakan orang kurang memahami seperti apa tubuh yang gemuk, normal maupun kurus yang sebenarnya akibat pengetahuan diet yang kurang akan menimbulkan persepsi yang salah tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan yang seharusnya dikonsumsi dan akan mempengaruhi dalam kemampuan untuk menerapkan informasi gizi tersebut dalam kehidupan sehari–hari sehingga perilaku diet yang mereka terapkan salah atau tidak sesuai dengan menu seimbang.

2.4.2 Sikap Anggota Fitness Center Terhadap Diet Penurunan Berat Badan

Sikap seseorang juga berhubungan dengan tingkat pendidikannya, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula sikap seseorang. Sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap anggota fitness tentang diet juga berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi mereka, dimana sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

(36)

44

dihayati yang akan menentukan apakah perilaku yang bersangkutan akan dilakukan atau tidak (Azwar, 2002).

2.4.3 Tindakan Diet Anggota Fitness Center dalam Diet Penurunan Berat Badan

Setelah anggota fitness mengetahui tentang diet penurunan berat badan maka respon nyata dari tahu tersebut adalah tindakan. Informasi yang banyak didapatkan anggota fitness tentang diet penurunan berta badan seharusnya menjadi awal untuk terwujudnya tindakan diet penurunan berat badan yang baik. Akan tetapi, pada kenyataannya pengetahuan yang baik tidak menjadikan tindakan yang baik. Seperti Penelitian yang dilakukan oleh Yuanita dan Sukamto (2013) pada anggota salah satu fitness center di Surabaya terdapat 40 % remaja putri dan 51 % wanita dewasa mengonsumsi pil pelangsing, kemudian terdapat 3,5 % remaja putri dan 23 % wanita dewasa mengonsumsi jamu pelangsing, dan terakhir terdapat 4 % wanita dewasa melakukan perawatan di klinik pelangsingan. Semua usaha yang dilakukan oleh anggota fitness tersebut adalah contoh perilaku diet penurunan berat badan ekstrim yang seharusnya tidak dilakukan.

Diet penurunan berat badan yang sesuai dan sehat seharusnya dikonsultasikan terlebih dahulu pada ahli gizi maupun dokter. Praktik diet penurunan berat badan yang sehat memiliki tiga komponen yaitu mengontrol asupan energi, khususnya asupan lemak, meningkatkan pemakaian energi dengan aktivitas fisik dan mempertahankan kebiasaan tersebut agar berat badan tetap stabil (Sizer dan Whitney, 2006).

(37)

45

Selain berdiet, usaha penurunan berat badan sehat yang banyak dilakukan orang adalah olahraga. Dengan aktivitas fisik yang mengeluarkan lebih dari 200-300 kkal per hari atau sekitar lebih dari 30 mnenit selama 5 hari dalam seminggu, dapat menurunkan berat badan sebanyak 0,5 pon atau sekitar 0,225 kg (Wardlaw dan Kessel, 2002). Salah satu jenis olahraga yang sering dilakukan orang untuk menurunkan berat badannya adalah fitness. Dengan mengikuti olahraga fitness rutin juga terbukti bisa menurunkan berat badan.

Fitness adalah kata dari bahasa Inggris yang artinya ‘kebugaran”, yakni suatu kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Aktivitas fitness terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu olahraga teratur., nutrisi teratur dan istirahat teratur (Rai, 2009). Fitness merupakan kegiatan olahraga pembentukan otot-otot tubuh fisik yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang bertujuan untuk menjaga vitalitas tubuh dan berlatih dsiiplin. Menurut Liany (2012), fitness merupakan gaya hidup dengan tujuan sehat yang menggabungkan latihan (beban dan aerobik), pengaturan pola makan yang teratur dan istirahat.

(38)

46

(39)

47

2.6 Kerangka Konsep

Berikut ini merupakan kerangka konsep yang mendasari penelitian ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Anggota Fitness Center New Life Gym Lippomall Medan

Keterangan :

: Variabel dependen yang diteliti : Variabel independen yang diteliti : Garis Penghubung

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tentang diet penurunan berat badan. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah tindakan diet penurunan berat badan yaitu diet sehat, diet tidak sehat dan diet ekstrim. Peneliti ingin melihat gambaran dari ketiga variabel.

Tindakan/praktik diet penurunan berat badan :

1. Diet sehat 2. Diet tidak sehat Pengetahuan tentang

diet penurunan berat badan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Diet Penurunan Berat Badan

Referensi

Dokumen terkait

This second advertisement of cosmetic product also constructs the concept of white skin which related to the concept of healthy, smart, and scientific woman to

Hasil dari uji total karoten terhadap kultivar Melodi Gama 1 dengan 4 kultivar komersial lainnya pada musim kemarau dan musim hujan pada lokasi penanaman

cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat beban puncak dan perlu adanya suplai. air untuk

Hal ini menunjukkan bahwa bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak kulit batang tumbuhan kelor mempengaruhi produksi sperma yang menurun dan jumlah sperma yang

"Refleksi Kritis Prestasi Olahraga Indonesia di Asian Games 2014 dan Tantangan MenghadapiAsian Games 2018. dalam Perspektif llmu

dan nilai kekayaan peminjam yang mempunyai stabilitas tinggi yang akan dipertimbangkan oleh Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama untuk memperoleh kredit,

atau ide pokok merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Gagasan utama terdapat pada kalimat utama dalam setiap paragraf..

Pertama, penyalurannya dijelaskan secara detil di website baik Global Qurban maupun Aksi Cepat Tanggap, seperti cara bayarnya yang cukup jelas,”