•
Di Indonesia pencarian sumber panas bumi pertama kali dilakukan di
daerah kawah Kamojang tahun 1918.
•
Pada 1926
–1929 lima sumur eksplorasi dibor, hingga saat ini salah
satunya yaitu KMJ-3 masih memproduksikan uap panas kering (dry
steam).
•
Dari hasil survey Direktorat Vulkanologi dan Pertamina dengan
PLTP Kamojang di dekat Garut, memiliki unit 1, 2, 3 dengan kapasitas
total 140MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar
60MW.
PLTP Darajat, 60Km sebelah tenggara Bandung dengan kapasitas
55MW.
PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1, 2, 3, 4, 5, 6
dengan kapasitas total 330MW.
Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan Budihardi (1998), yaitu ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia yaitu ;
1) Lempeng Pasifik
2) Lempeng India-Australia 3) Lempeng Eurasia
Tumbukan antar lempeng India-Australia di selatan dan lempeng Eurasia di utara menghasilkan zona penunjaman di kedalaman 160 – 210km
di bawah Pulau Jawa – Nusatenggara
Sistem yang terjadi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC),
Pada dasarnya sistem panas bumi jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.
”
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang
keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering
yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung
sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan
Uap basah yang keluar dari perut bumi berupa air panas bertekanan tinggi. Untuk memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan anatar uap dan air.
Uap yang dipisahkan diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik dan air nya disuntikkan ke dalam bumi.
Air panas dari perut bumi umumnya berupa air asin panas “brine” dan mengandung banyak
mineral. Hal ini dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa – pipa sistem pembangkit tenaga listrik.
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (berfungsi menampung uap panas bumi). Pada steam receiving terdapat Vent structure (katup pelepas uap) yang berfungsi menjaga tekanan pasokan uap ke pembangkit bila terjadi perubahan pasokan dari sumur uap atau pembebanan dari pembangkit.
Karena uap panas bumi dari sumur uap tidak murni uap maka uap kemudian disalurkan ke separator yang berfungsi memisahkan partikel padat yang terbawa bersama uap.
Dari separator, masuk ke deminister . (berfungsi memisahkan butiran air dari uap pans bumi, untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbine)
Uap yang sudah bersih dialirkan menuju turbine melalui main steam valve.
Uap akan menggerakan turbin dan memutar generator dengan kecepatan 3000 rpm. keluaran generator berupa energi listrik dengan arus 3 phasa, frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV.
Agar bisa dipararelkan dengan sistem distribusi Jawa-Bali, tegangan listrik dinaikan hingga 150 kV melalui step-up transformer
Uap bekas memutar turbin dikondensasikan di dalam kondenser. Proses kondensasi terjadi akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle . level air kondensat dijaga dalam kondisi normal oleh cooling water pump , lalu didinginkan di cooling tower sebelum disirkulasi kembali
3 Macam Teknologi Pembangkitan
Bekerja pada suhu uap reservoir >235oC
Cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan kandungan
gas yang tinggi
Contoh : PLTP Kamojang 1x250KM ; PLTP Dieng 1x2000KW
Jika aup kering yang tersedia lebih besar dapat
digunakan PLTP jenis condensing dengan menara pendingn dan pompa,
Bekerja pada suhu >182
oC
Bekerja dengan suhu uap antara 107-182
oC
1. Well Pad ( Sumur Produksi )
2. Steam Receiving Header (tabung untuk pengumpul uap sementara) 3. Vent Structure (pelepas uap dengan peredam suara)
4. Separator (pemisah zat padat yang menyertai uap) 5. Demister (mengeliminasi butir air yang menyertai uap)
6. Turbin (penghasil gerak mekanik yang akan diubah ke energi listrik) 7. Generator (mengubah energi mekanik putaran poros ke energi listrik) 8. Trafo utama (step up trafo)
9. Switch yard (pemutus dan penghubung aliran listrik)
10. Kondensor (mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan kondisi tekanan hampa)
11. Main cooling water pump (memopakan air dr kondensator ke cooling tower untuk didinginkan)
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau
beban AC. Tujuannya, untuk contoh di PT.Geo Dipa Energi Unit I Dieng
adalah unutk menghubungkan bus 15KV keluaran generator pada
pembangkit dengan bus pada jaringan 150KV milik PLN saat pembangkit
mulai start up.
Syarat -
Syarat Sinkron Pada Pembangkit adalah,
Mempunyai tegangan kerja yang sama
•
Forward Synchronization (Sinkronisasi maju)
•
Reverse Synchronization / backward synchronization (sinkronisasi
terbalik)
Karena membutuhkan ketelitian dan kejelian dari operator untuk menyamakan tegangan dan frekuensi output generator dengan tegangan dan frekuensi output pada bus.
Biaya operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasi pembangkit listrik yang lain.
Ramah lingkungan, energi yang clean.
Mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage).
Tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%. Bebas emisi ( binary-cycle ).
Tidak bisa diekspor ( unexportable resources ).
Cairan bersifat korosif.
Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar,
sehingga effisiensi tidak merupakan faktor yang sangat penting.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik
(Power generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal)
sebagai energi penggeraknya.
PLTP memanfaatkan uap panas bumi sebagai pemutar generator.
Secara singkat Prinsip kerja PLTP :
Panas
tekanan tinggi
digunakan untuk memutar turbin
muncul beda potensial menghasilkan listrik.