LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT
CELINE TJOE (celine_tjoe@yahoo.co.id)
TAMARA G. PURNOMO (tamarapurnomo@yahoo.com)
ANDY V. LIE (andyvictorlie99@gmail.com)
GEDION A. ADEN (gedionadetya@gmail.com)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam siklus akuntansi, terdapat yang dinamakan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Laporan laba rugi menjadi salah satu yang terpenting dalam laporan keuangan. Dengan membuat laporan laba rugi, perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut memperoleh laba atau rugi. Laporan laba rugi juga memiliki kegunaan lain dan juga keterbatasan yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu laporan laba rugi?
2. Apa saja format dalam membuat laporan laba rugi? 3. Apa itu pelaporan pos-pos tidak biasa?
4. Apa saja masalah pelaporan khusus dalam laporan laba rugi? 5. Apa itu laba operasi?
6. Bagaimana contoh laporan laba rugi?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami kegunaan dan keterbatasan laporan laba rugi 2. Membuat laporan laba rugi bentuk langsung
3. Membuat laporan laba rugi bertahap
4. Menjelaskan bagaimana pos-pos tidak bisa dilaporkan 5. Menjelaskan lokasi pajak intraperiode
6. Mengidentifikasi di mana informasi laba per saham dilaporkan 7. Membuat laporan laba ditahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.
1. Kegunaan Laporan Laba Rugi
- Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
Menunjukkan bagaimana perusahaan melakukan dan memungkinkan perbandingan kinerjanya dengan kinerja pesaing
- Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan
Memperlihatkan kinerja masa lalu yang membantu menentukan tren yang penting yang bertujuan untuk memberikan informasi untuk kinerja masa depan
- Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan
2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Laba rugi merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba-rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi, beberapa di antaranya : - Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam
laporan laba-rugi
- Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan - Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan
3. Kualitas laba
B. FORMAT LAPORAN LABA RUGI Definisi yang lebih formal unsur-unsur utama laporan laba rugi adalah sebagai berikut :
- Pendapatan
Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan
- Beban
Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang, peneydiaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi sentral perusahaan
- Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau invetasi oleh pemilik
- Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik
2. Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Keunggulan utama format langung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
3. Laporan Laba-Rugi bertahap Klasifikasi lanjutan meliputi :
- Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufaktur (Harga Pokok Penjualan), penjualan dan administrasi 4. Komponen Intermediate dari laporan laba rugi
- Bagian operasi meliputi bagian penjualan/pendapatan, bagian Harga Pokok Penjualan, Beban Penjualan, dan Beban administrasi atau umum
- Bagian non-operasi meliputi pendapatan dan keuangan lain, beban dan kerugian lain
- Pajak penghasilan - Operasi yang dihentikan - Pos-pos luar biasa - Laba per saham
Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dari dua jenis
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.
Demikian juga dengan pengeluaran atau biaya-biaya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi: 1. Penjualan (pendapatan)
2. Harga pokok penjualan (HPP) 3. Laba kotor
9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
10. Biaya bunga
11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax).
14. Laba per lembar saham (Earning per Share)
Pos-pos tidak biasa terbagi dalam 6 kategori umum yaitu : 1. Operasi yang dihentikan
Operasi yang dihentikan terjadi apabila 2 hal berikut terjadi :
- Perusahaan mengeliminasi hasil operasi dan arus kas komponen dari operasi yang sedang berjalan
- Tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan komponen itu setelah transaksi pelepasan
2. Pos-pos luar biasa
Pos-pos luar biasa adalah kejadian dan transaksi yang dibedakan oleh sifatnya yang tidak biasa dan oleh kejarangan terjadinya. Keuntungan dan kerugian pos-pos luar biasa :
- Penurunan atau penghapusan piutang, persediaan, peralatan yang dilease kepada pihak lain, biaya riset dan pengembangan yang ditangguhkan, serta aktiva tak berwujud lainnya
- Keuntungan atau kerugian dari pertukaran atau translasi valuta asing, termasuk yang berhubungan dengan devaluasi dan revaluasi berskala besar
- Keuntungan atau kerugian atas pelepasan komponen bisnis (dilaporkan sebagai operasi yang dihentikan)
- Keuntungan atau kerugian lain dari penjualan atau pembebasan properti, pabrik, atau peralatan yang dipakai dalam operasi
- Pengaruh pemogokan, termasuk yang dialami oleh pesaing dan pemasok penting
- Penyesuaian akrual atas kontrak jangka panjang 3. Keuntungan dan kerugian tidak biasa
Perusahaan cenderung melaporkan pos-pos tidak biasa dalam bagian terpisah tepat diatas “laba dari operasi sebelum pajak penghasilan” dan “pos luar biasa”, khususnya jika terdapat lebih dari satu pos tidak biasa 4. Perubahan prinsip akuntansi
Perubahan akuntansi seringkali terjadi dalam praktek, karena kejadian atau kondisi penting pada tanggal laporan mungkin masih diperdebatkan atau bersifat tidak pasti
5. Perubahan estimasi
Perubahan estimasi tidak ditangani secara retrospektif, tetapi dikompensasi ke belakang untuk menyesuaikan tahun sebelumnya. Perubahan estimasi tidak dipandang sebagai kesalahan atau pos-pos luar biasa
Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya yang serupa dengan prinsip akuntansi
D. MASALAH PELAPORAN KHUSUS
1. Alokasi pajak intraperiode
Merupakan prosedur perusahaan melaporkan pos-pos tidak biasa pada laporan laba rugi atau laporan laba ditahan bersih setelah pajak
2. Laba per saham
Laba per saham adalah hasil operasi perusahaan yang biasanya dikisarkan dalam satu angka penting laba bersih karena pengikhtisaran belum cukup sebagai penyederhanaan, dunia keuangan telah menerima secara luas sebuah angka yang lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang paling signifikan
3. Laporan laba ditahan
Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham 4. Laba komprehensif
Meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Komponen laba komprehensif lainnya harus disajikan dengan salah satu dari cara berikut :
- Laporan laba rugi kedua yang terpisah
- Laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan - Sebagai bagian dari laporan ekuitas pemegang saham 5. Penyajian neraca
Penyajian neraca memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan agar mampu memahami dengan lebih baik kualitas laba perusahaan. Dua bentuk penyajian neraca dalam bentuk laporan:
Bentuk Skontro (rekening)
Laporan bentuk ini menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi kanan biasanya disebut Pasiva terdiri dari Kewajiban dan Modal, sedangkan sisi kiri disebutAktiva yang berisi semua akun klasifikasi aktiva. Bentuk Stafel (Laporan)
Penyajiannya dibuat secara berurutan mulai dari aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Aktivitas utama masing-masing perusahaan berbeda-beda, sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan perusahaan. Perusahaan jasa menghasilkan pendapatan utama dari pemberian jasa. Pendapatan dari aktivitas utama perusahaan termasuk dalam pendapatan operasi.
Perusahaan yang memiliki usaha yang terdiversifikasi memiliki banyak sumber pendapatan operasi. Pendapatan operasi merupakan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa kepada pihak eksternal perusahaan. Pendapatan operasi ini harus disajikan dengan transparan. Hal ini dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan mengetahui volume aktivitas perusahaan. Dalam menghasilkan pendapatan tersebut akan timbul beban (biaya). Beban (biaya) yang timbul sehubungan menghasilkan pendapatan utama disebut beban operasi. Selisih antara pendapatan operasi dengan beban operasi disebut laba operasi. Laba operasi disebut juga laba usaha.
Laba Operasi = Pendapatan Operasi – Beban (biaya) Operasi
Apabila perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan atau manufaktur, pendapatan operasinya berasal dari hasil penjualan barang dagangan. Perusahaan manufaktur memproduksi sendiri barang dagangan yang dijual, sedangkan perusahaan dagang membeli barang dagangan dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dalam memproduksi atau membeli barang yang akan dijual, perusahaan harus menanggung beban (biaya) sehubungan dengan produk yang akan dijual.
penjualan harus disajikan tersendiri dalam Laporan Laba/ Rugi. Selisih antara pendapatan operasi dengan HPP disebut dengan laba produk, atau laba kotor atau gross profit. Rumus :
Laba Kotor = Penjualan – HPP
Penyajian HPP dan Laba kotor atau gross profit dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan mendapat informasi bagaimana efisiensi perusahaan dalam penciptaan atau pengadaan produk. Gross profit menunjukkan laba atas produk yang dihasilkan atau diadakan. Laba operasi perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang adalah adalah laba kotor dikurangi dengan beban operasi.
Laba Operasi = Laba kotor – Beban Operasi
Perhitungan laba operasi perusahaan adalah sebagai berikut.
F. FORMAT LAPORAN LABA RUGI
PT.XXX
LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2007
Penjualan :
Penjualan kotor $ 700.000
Retur penjualan $ 15.000
Potongan penjualan $ 30.000
($ 45.000)
Penjualan bersih $ 655.000
Harga pokok penjualan :
Persediaan barang (awal) $ 60.000
Pembelian barang $ 410.000
Biaya angkut pembelian $ 5.000
Retur pembelian ($ 3.200)
Potongan pembelian ($ 6.100)
Barang siap dijual $ 465.700
Persediaan barang dagang (akhir) ($ 97.500)
Harga pokok penjualan $ 368.200
Laba kotor $ 286.800
Beban usaha :
Beban penjualan :
o Beban gaji karyawan $ 60.000
o Beban angkut penjualan $ 10.000
o Beban penjualan lain-lain $ 8.000
Beban administrasi dan umum :
o Beban listrik dan air $ 2.500
o Beban telepon $ 2.000
o Beban penyusutan bangunan $ 5.000
o Beban penyusutan kendaraan $ 7.000
o Beban penyusutan peralatan $ 3.000
o beban lain-lain $ 1.000
Jumlah beban usaha ($ 98.500)
Pajak penghasilan 10% ($18.830)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi: 1. Penjualan (pendapatan)
2. Harga pokok penjualan (HPP) 3. Laba kotor
4. Biaya operasi
5. Laba kotor operasional 6. Penyusutan (depresiasi) 7. Pendapatan bersih operasi 8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
10. Biaya bunga
11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax).
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, D.E. et al. 2010. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
http://keuanganlsm.com/laporan-labarugi/