• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan UNHAS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pendidikan Kewarganegaraan UNHAS (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW MAKALAH

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

OLEH :

KHAERAN NUR MIFTAHUL JANNA B11115565

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

REVIEW KELOMPOK 1

Pada tugas kelompok kali ini kelompok 1 mendapat materi makalah yaitu “Kondisi Lingkungan dan Potensi Sumberdaya Laut” yang dimana dengan adanya makalah dapat membantu kita untuk mengetahui lebih lanjaut tentang masalah gamabaran umum

kemaritiman dan potensi maritim yang ada di Indonesia khusunya Sulawesi. Dalam

makalah ini penulis mengungkap bahwa wilayah Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dari

jumlah tersebut baru 6.000 pulau yang mempunyai nama. Dari hal ini menjeaskan bahwa

kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kondisi lingkungan Indonesia yang mungkin

saja pulau-pulau yang belum tersentuh oleh perhatian pemerintah ini memiliki potensi yang

besar. Disini juga telah memberikan penjelasan tentang mengapa pulau Sipadan dan Ligitan

pada saat itu dapat terlepas dari tangan Indonesia dan diambil alih Malaysia karena

pemerintah hanya mengklaim dua pulau tersebut sebagai miliknya tanpa mau mengelolah

pulau tersebut yang sebagaimana dilakukan oleh Malaysia.

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia sebagai salah satu sumber daya alamnya yang

telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama.

Kekayaan hidrokarbon dan mineral lainnya yang terdapat di wilayah ini juga telah

dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi nasional. Dari pernyataan

kelompok 1 tersebut nampaknya belum terlaksana dengan baik. Dilihat saja dari

pemanfatan potensi laut yang belum begitu maksimal dimana masih banya negagara-negara

asing yang msih melakukan fishing-ilegal yang dimana pemerintah sudah menanggapi

masaalh ini dengan peledakan kapal yang apabila ditemukan tengah melakukan

penangkapan fishing-ilegal ini.

Dan pernyataan tentang sumber daya laut yang telah dimanfaatkan oleh bangsa

Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama. Namun sesuai realitas

dibeberpa daerah kurang akan memiliki potensi sumberdaya lautnya yang membuat mereka

jarang untuk mengkonsumsi makanan dari laut ini yang sangat baik untuk pertumbuhan

otak anak. Bahkan di kota-kota besar Indonesia mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi

makanan yang di dirikan oleh perusahaan asing atau bahkan makanan yang diimpor dari

luar negeri. Jadi pemerintah benar-benar harus mencanangkan program makanan laut

(3)

Sulawesi Selatan jika ditinjau dari konteks pesisir maka luas sumber daya alami

yang dimanfaatkan berupa kegiatan penangkapan ikan dan wisata. Yang diamana telah

diketahui bahwa masyarakat Sulawesi Selatan khusunya masyarakat Bugis dikenal sebagai

masyarakat pelaut yang telah mengarungi berbagai lautan dan sudah pasti memanfaatkan

sumber daya laut dengan baik.

Berdasarakan potensi daya perikanan laut yang dikemukakan penulis namun

berbeda dengan pengetahuan dan pandangan/wawasan nelayan sebagai pelaku dan

pengguna lansung sumberdaya perikanan yang bervariasi dari suatu tempat ke tempat

lainnya. Banyak nelayan akhir-akhir ini berpendapat bahwa dimana-mana terutama daerah

perairan pesisir kawasan gerumbu karang, kondisi populasi ikan dan spesis-spesis biota

bernilai ekonomi lainnya telah mengalami penurunan dratis. Berbagai hasil penelitian

ilmuwan sosial (antorpologi, sosiologi, ekonomi dan lain-lain) yang banyak menggunakan

keterangan dar responden dan informan (nelayan) adalah sesuai dengan pendapat nelayan

tersebut terakhir.

Pada makalah ini kelompok 1 membedaka potensi pembangunan ekonomi

kemaritiman berdasarkan jenis sumberdaya alam menjadi dua yaitu dapat di pulihkan dan

tidak dapat di pulihkan. Sumberdaya alam yang dapat dipuliha seperti terumbu karang yang

telah dipaparkan penulis dalam makalah peran dari terumbu karang. Namun menurut saya

alangkah baiknya penulis memberikan beberapa cara untuk memperbaharui dari terumbu

karang ini.

Dan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan tambang dan mineral

yang diaman untuk mengahasilkan sumberdaya harus membutuhkan waktu yang sangat

panjang. Dalam makalah ini alangkah baiknya penulis memberiakan penjelasan yang lebih

lengkap dan cara-cara untuk lebih irit dalam menggunakan sumberdaya yang tak dapat

dipulihkan ini. Upaya-upaya ke arah pemulihan kondisi sumberdaya dan lingkungan laut

pemanfaatan yang tepat, misalnyab pengelolaan berbasis masyrakat, ko-menejemen,

menajemen terpadu, dan sebagainya. Sebagaimana yang telah penulis berikan penjelasan

OTEC yang merupakan salah satu bentuk pengalihan energy yang tersimpan dari sifat fisik

(4)

REVIEW KELOMPOK 2

Pada makalah 2 kelompk ini membahas materi mengenai pemahaman wawasan

budaya maritim dalam konteks penjelasan aktivitas pelayaran secara empirik dan

pengalaman sejarah pengembaraan pelayaran di Nusantara. Deangan adanya makalah ini

kita dapat mengetahui bahwa karakteristik sosial-demografi dan sosial- ekonomi

ditunjukkan dengan desa-desa pantai yang memenuhi bagian terbesar gugusan pulau-pulau

besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke yang jumlah penduduknya tidak kurang dari

60.000.000 jiwa.

Adapun sub-sub pembahasan pada makalah ini yaitu yang pertama mengenai “Pengertian Penduduk dan Demografi Bahari”. Dalam sub pembahsan ini kita dapat mengetahui bahwa konsep penduduk bahari dalam konteks sosial budaya bahari mengacu

pada orang-orang yang penghidupan sosial ekonominya bersumber secara langsung atau

tidak langsung dari pemanfaatan sumber daya laut dan jasa-jasa laut, baik komunitas pesisir

dan pulau-pulau, maupun mereka yang berasal dari kawasan pemukiman perkotaan maupun

pedalaman.

Sub pembahasan yang kedua mengenai “Kondisi Populasi dan Sosial Ekonomi

Penduduk Bahari (Maritim)”. Dalam pembahasan kali ini penulis mengemukakan bahwa

penduduk bahari terutama masyarakat desa-desa nelayan pesisir dan pulau-pulau di

negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia sebagian terbesar dalam kondisi miskin

dalam artian ekonomi, kesehatan, pendidikan dan keterampulan, teknologi, yang jelas

mempengaruhi rendahnya kualitas dan harkat hidup mereka pada umumnya. Tak dapat

dipungkuri kemiskinan memang masalah sosial yang selalu dihadapi oleh mayarkar bahari

atau maritim.

Sub pembahasan yang ketiga yaitu “Sektor Ekonomi dan Kategori Penduduk Bahari (Maritim)”. Dalam pembahasan yang ketiga ini memabagikan dari beberapa kategori yaitu sektor ekonomi kebahrian yang dimana pembahasan ini menggambarkan keadaaan kelautan

pada saat sekarang dimana negara Indonesia memang masih baru sedikit memanfaatkan dar

banyanyak sektor ekonomi kebaharian yang berkembang di negara-negara maju. Ini juga

(5)

antara lain di lakukan di NTT, NTB, dan Sumatera Utara. Disini kita dapat mengetahui

bahwa pemerintah masik kurang memperhatikan dan memanfaatkan sektor-sektor yang ada

di daerah-daerah tertetu yanng sebenarnya memiliki potensi yang baik yang jika

dimanfaartkan dengan sebaik-baiknya. Kemudian kategori yang kedua adalah kategori

penduduk bahari. Dengan adanya pembahasan ketegori penduduk bahari yaang meliputi

penduduk nelayan, pelayar pengusaha transportasi laut, dan pengguna sumber daya dan

jasa-jasa laut yang lain yang akam memudahkan kita untuk mempermudah pemahaman

sektor-sektor atau subsector-subsektor mata pencaharian terkait kelautan yang digelutinya.

Dan sub pembahasan yang terakhir adalah “Mobilitas Geografi Penduduk Pesisir

dan Pulau-Pulau”. Ciri mobilitas geografi penduduk nelayan yang tinggi terkondisikan dengan lingkungan laut yang luas yang pada umumnya dicirikan dengan pemanfaatan

secara terbuka. sifat pemanfaatan secara terbuka memungkinkan nelayan selalu berpindah

dari lokasi-lokasi yang berkurang stok sumber daya perianannya ke lokasi-lokasi yang

berlimpah stoknya, terutama lokasi-lokasi yang mengandung spesies-spesies yang laris di

pasar ekspor. Pada pemaparan penulis diatas memang sesuai dengan kelompok-kelompok

nelayan paling berani mengarungi lautan selama berbulan-bulan seperti nelayan Bugis dan

Bajo (Pulau Sembilan, Teluk Bone, Nelayan Makassar (Barrannglompo, Kodingarng)

mencari teripang dan kerang-kerang ke seluruh prerairan Nusantara.

Berbeda dengan kelompok nelayan, kelompok-kelompok pelayar dengan

armadanya justru menjadikan pelabuhan kota-kota pantai dimana-mana sebagai tujuan

untuk bongkar muat barang dan penumpang. kegiatan para pelayar pada intinya mengenai

tiga komponen utama, yakni jual beli barang, bongkar muat barang, dan pelayaran.

Pemberdaan ini dikarenakan teknologi yang lebih maju pada daerah kota dibandingkan

pesisir. Bagi masyarakat kota, lautan hanya merupakan prasarana/rute-rute transportasi

antar kota-kota pantai, antar pulau, antar negara, dan bahkan antar benua.

Setelah saya membaca makalah ini pastinya memiliki kekurangan karena yang

menulis makalah ini hanyalah manusia biasa. Kekurangan tersebut yaitu tidak adanya saran

pada bab penutup. Menurut saya saran itu juga penting karena dengan adanya saran para

pembaca dapat memberikan pengarahan ke arah yang lebih baaik kepada para pembaca

(6)

REVIEW KELOMPOK 3

Sebelum membahas mengenai masyarakat maritim tentuya terlebih dahulu

kita harus mengetahui bagaimana fakta sejarahnya. Kelompok 3 pun mendapat kesempatan

untuk membuat makalah mengenai “Fakta Sejarah Kemaritiman Indonesia. Sejarah

menunjukkan kepada kita tentang fakta kehidupan kebaharian kini sebagai kontinyuiti dan

peerkembangan dari kehidupan kemaritiman masa lalu. Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa

Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Mereka ke Utara mengarungi lautan,

ke Barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar, ke Timur hingga Pulau Paskah

namun pada makalah ini penulis mengungkapan bahwa sejarah mencatat bahwa kehidupan

maritim bangsa Indonesia sudah lahir jauh sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan adanya

temuan-temuan situs prasejarah maupun sejarah. Berdasarkan hal tersebut kita dapat

mengetahui bahwa pada zaman dahulu mereka lebih pada kreasi dam otonomi lokal,

struktur, kekuatan, dan strategi politik lama dimana ciri kemaritiman boleh dikatakan lebih

maji daripada yang sekarang yang eksitensinya sangat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan

eksternal. Terlepas dari itu semua dengan adanya sejarah kita dapat mengetahui bahwa

Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut.

Para pelaut Indonesia telah mamapu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong

lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Disilah

mengapa Indonesia disebut sebagai bangsa pelaut walaupun kita tahu pasti saat itu mereka

menggunakn alat yang tidak secanggih seperti sekarang ini.

Keraja-kerjaan yang pada saat itu juga tak terlepas dari fakta sejarah kemaritiman

Indonesia seperti Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan

kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara

mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin

persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia

Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.

Dalam makalah ini penulis memamaparkan bebarapa kerajaayn yang mencapai

kejayaan melalui kemaritiman Indonesia. Yang pertama yaitu kerjaan Sriwijaya

berhubungan dengan jalur perdagangan internasional dari dari Asia Timur ke Asia Barat

(7)

dalam sejarah. Sriwijaya memang merupakan pusat perdagangan penting yang pertama

pada jalan ini, kemudian diganti oleh kota Batavia dan Singapura. Yang kedua adalah

kerajaan Samudra dimana penulis megungkapkan bahwa setelah merosotnya kerajaan

Sriwijaya, di Sumatra Utara muncul beberapa kerajaan maritime kecil. Tak terkecuali

kerajaan Samudra mengalami kemajuan setelah bekerja sama dengan kerjaan Majapahit.

Begitu pun dengan beberpa kerjaan seperti kerjan Majapahit dan kerjaan Malaka. Dalam makalah ini juga menuliskan tentang “Sejarah Kemaritimin Kerajaan Bugis Makassar” yang dimana kita telah ketahui bahwa kerajaan maritimin Gowa yang berpusat di kota

pelabuhan Somba Opu tersebut kurang lebih semasa dan menjalin hubungan dagang

dengan kota-kota daagang lainnya di Asia Tenggara hal ini sesuai dengan pernyataan

penulis yang menyatakan dengan perahu –perahu mereka mengarungi lautan, melakukan pembajakan sampai teluk Pegu (Philipina), ke Maluku, ke Bandan, dan Semua pulau

disekitar pulau Jawa.

Namun selain kerajaan Gowa yang dipaparkan kelompok 3 dalam makalah ini

sebelum itu telah tumbuh di Sulawesi Selatan kerajaan maritim yang berpusat di Siang,

bahkan jauh sebelum Makasssar muncul kemudian di bagian timur Nusantara juga tumbuh

Kesultanan Buton dan Kesultanan Ternate yang mungkin sezaman dengan kerajaan

maritimin Gowa. Hal ini menujukkan bahwa Indonesia pada saat dahulu memiliki

kekuatuan kerajaan di bidang kemaritimin walau kerajaan itu kerap kali tak di ketahui oleh

masyarakat luas pada saat ini.

Penulis juga mengungkapkan masyarakat kota pusat kerajaan maritim lebih

menitikberatkan kehidupannya pada perdagangan yaitu ciri yang erat dan berhubungan

dengan kenyataan bahwa para pedagang lebih sesuai hidup dalam masyarakat bercorak

maritim.Kekuatan militer kota pusat kerajaan maritime dititikberatkan pada angkatan laut,

suatu ciri penting dan erat berhubungan dengan suasan politik serta perluasannya. Apabila

kita kembali melihat sejarah penangkapan ikan di Nusantara dan pengumpulannya biota

laut adalah aktivitas yang terdahulu sebelum adanya perdagangan antar pulau.

Perkembangan berbagai bentuk aktivitas/usaha perikanan masyarakat maritimim tersebut

tentu sangat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan eksternal, terutama situasi pasar dan

(8)

Review Kelompok 4

Menurut saya makalah kelompok 4 ini cukup menarik untuk bahas karena mengenai

“Masyarakat Maritim”. Disini kita akan lebih banyak mengetahui bagaimana konsep,

karateristik, dan dinamika pada masyarakat maritim itu sendiri. Namun sebelum itu marilah

kita memahami makana dari pembahasan kali ini. Masyarakat maritim merupakan

kesatuan-kesatuan hidup manusia berupa kelompok-kelompok kerja, kampung desa, suku

bangsa, komuniti-komuniti, kesatuan-kasatuan administratif berupa kecamatan, provinsi,

bahkan bisa merupakan negara/kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya

menggantungkan kehidupan ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada

pemanfaatan sumberdaya hayati atau non hayati laut seta jasa-jasa laut, yang dipedomani

oleh dan dicrikan bersama dengan kebudayaan baharinya.

Masalah yanng menjadi rumusan yang menjadi pembahasan pada makalah ini yaitu

pertama “Konsep Masyarakat Maritim”. Pada paragrag pertama telah dipaparkan dari

konsep masyarakat maritim itu sendiri. Pada pembahasan kali ini saya melihat yang

menarik terdapat pada pembahasan ini yaitu bahwa masyarakat maritim yang mendiami

pulau-pulau kecil dan pantai-pantai terpencil hampir tidak dikenal oleh sebagian besar oleh

orang di nusantara ini, hal tersebut telah menyebabkan mereka termarjinalkan dari berbagai

bidang pembangunan kebangsaan, karena itu perlu ada upaya mengenali kebudayaannya.

Disini kita dapat mengetahui bahwa budaya kembali menjadi hal yang peting dalam

mengadaptasikan diri.

Pembahasan kedua mengenai “Karakteristik Sosial Masyarakat Maritim”. Setiap kehidupan masyarakat masyrakat pastu memiliki karateristik tidak terkecuali mayrakat

maritim. Masyara maritim atau sering dikenal sebagai masyarakat pesisir, dimana

masyarakat pesisir itu sendiri tidak hanya nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan,

pengolah ikan bahkan pedagang ikan. Pasti setiap kategori masyarakat pesisir ini memiliki

karateristik yang berbeda-beda. Seperti masyarakat nelayan yang memiliki kategori sosial

yang sekali menjadi nelayan akan sulit meninggalkan lingkungan laut dan pekerjaanya

untuk bergeser ke sektor-sektor ekonomi yang lainnya didarat.

(9)

tidak terpisahkan dari usaha kerajaan Gowa . Disini kita dapat mengetahui bahwa kerajaan

Gowa menyebarakan jaringan perdangannya sampai di luar sulawesi jadi tentu saja

kerajaan Gowa itu sendiri di juluki kerajaan maritim utama di Indonesia Timur. Begitu

banyak perubaha yang diberikan pada kerajaan Gowa terhadap maritim di Indonesia Timur.

Dan menurut saya itu merupakan salah satu penyebab kota Makassar menjadi kota besar

dan pergerakan ekonomi yang cepat pada daerah Indonesi Timur.

Dan pembahasan yang terakhir mengenai “Dinamika Struktural Masyarakat

Maritim”. Kita pasti mengetahui bahwa Sulawesi Selatan terkenal dengan para leluhur

yang suka berlayar terkhusus di daerah Bugis, Bajo, dan Makassar. Dari makalah ini kita

dapat mengetahui bahwa komunitas-komunitas tersebut melakukan bentuk kerjasama

nelayan yang dikenal dengan istilah Po(u)nggawa-Sawi(P-Sawi). Dengan adanya perjanjian

ini memperlihatkan mulai terdapat perubahan/dinamika struktural dalam masyrakat

maritim. Para P.Laut memiliki pengetahuan kelautan, pengetahuan dan keterampilan

manajerial, sementara para sawi hanya memiliki pengetahuan kelautan dan keterampilan

kerja/prodiksi semata. Pola hubungan (struktur sosial) yang menandai hubungan dalam

kelompok P.Sawi baik dalam bentuknya yang elementer (P.Laut/Juragan-Sawi) maupun

bentuk lebih kompleks (P.Darat/P.Lompo-P.Laut/Juragan-Sawi) ialah hubungan

patron-client. Hubungan patron-client memolakan dari atas bersifat memberi servis ekonomi,

perlindungan, pendidikan informal, sedangkan dibawah mengandung muatan moral dan

sikap ketaatan dan kepatuhan, kerja keras, disiplin, kejujuran, loyalitas, tanggung jawab,

pengakuan, dan lain-lain (dapat dipahami sebagai modal sosial.)

Menurut saya penulisan makalah ini terlalu padat sehingga mengurangi minta para

(10)

REVIEW KELOMPOK 5

Pada tugas kelompok kali ini kelompok 5 mendapat materi yaitu “Kebudayann Maritim” dengan adanya kajian ini mengetahui arah pengembangan yang di tempuh oleh setiap bidang ilmu yang dimaksudkan untuk pedalaman pemahaman pada fenomena yang

dikaji serta penajaman pendekatan teoritis yang diterapkan dan dikembangkan. Perlunya

konsep-konsep budaya maritim atau budaya perikanan serta unsur-unsur yang untuk dikaji

lebih dalam lagi. Dari latar belakang yang dikemukan penulis maka lahirlah rumusan

masalah yang ingin dicapai yaitu pertama penulis mengambil suatu kebijakan dalam hal

bagaimankah konsep kebudayaan maritim itu? kedua Apa saja unsur-unsur kebudayaan

maritim?

Dalam pembahasan makalah ini penulis lebih dulu mengemukankan pengertian dari

kebudayaan itu sendiri. Dimana budaya atau kebudayaan adalah suatu cara hidup yang

berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari

generasi ke generasi.Mengacu kepada realitanya, kebudayaan ialah kehidupan masyarakat

manusia itu sendiri, yang berbeda dengan dunia kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Pembahasan selanjutnya yaitu “Wujud Kebudayaan”. Dalam proses kehidupan

masyarakat manusia sehari-hari, sistem budaya selalu atau seharusnya menjadi pedoman

pembuatan keputusan atau bertindak, sistem budaya bersama sistem sosial mempedomani

dan mewadahi praktik berkarya dengan rekayasa dan penggunaan teknik-teknik tertentu.

Sebaliknya, budaya material menjadi prasyarat/menentukan diintesifkannya sistem sosial,

yang selanjutnya menyumbang kepada pengokohan sistem budaya.

Pembahasan ketiga yaitu mengenai “Unsur-unsur Kebudayaan”. Dalam makalah ini

memeparkan beberapa unsur dari kebudayaan itu sendiri. Seperti Unsur sistem pengetahuan

mengenai gagasan, pemaknaan, klasifikasi pengetahuan, pandangan dunia, ideologi,

keyakinan, nilai, norma, dan moral. Selain di atas masih ada unsur bahasa merupakan unsur

kebudayaan yang berfungsi vital bagi berlangsunya komunikasi dalam rangka pergaulan

dan kehidupan bersama manusia. Dalam mengkaji mengkaji dan membangun salah satu

unsur harus dipahami dan dilihat dalam konteks keseluruhannya karena , setiap unsur

(11)

Pembahasan berikutnya mengenai “Konsep Kebudayan Maritim”. Konsep budaya

maritim tersebut mengenai semua bidang aktivitas pelayaran, perikanan, pertambangan,

industri priwisata, pemukiman, pengawasan, dan pengamanan wilayah, pendidikan dan

penelitian, seni dan olah raga, dan sebagainya. Pada pembahasan kali ini penulis

memaparkan bahwa masyaraka maritim mengalami proses dinamika dan perubahan karena

budaya maritim itu sendiri juga dicirikan dengan sifat-sifat kreatif inovatif, terbuka,

dinamis, berubah dan berkembang, bertahan, homogen dan berbeda, interkonektif dan

holistik.

Dan pembahasan yang terakhir adalah “Unsur-unsur Kebudayaan Maritim”.

Kebudayaan bahari terdiri dari bagian unsur-unsur yang saling terkait membentuk salah

satu kesatuan menyeluruh (holistic). Unsur-unsur tersebut berupa sistem-sistem

ideasional/kognitif/mental (gagagsan, pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma, moral,

emosi, dan perasaan kolektif, refleksi/intropeksi diri, intuisi), bahasa, kelompok/organisasi

sosial, ekonomi teknologi, seni dan religi berkaitan pengololaan dan pemanfaatan

sumberdaya dan jasa-jasa laut. Setiap unsur kebudayaan maritim tersebut mengandung dan

dapat di analisis dalam tiga wujud kebudayaan, yakni sistem budaya, sistem sosial, dan

budaya material.

Setelah saya membaca makalah ini pastinya memiliki kekurangan karena yang

menulis makalah ini hanyalah manusia biasa. Kekurangan tersebut yaitu penyusunan

makalah yang terlalu rapat mengurangi minat untuk membaca makalah ini. Pada daftar

isinya juga meperlihatkan kesalahan. Makalah ini tak memperlihatkan nomor disetiap

(12)

REVIEW MAKALAH KELOMPOK 6

Pada tugas kelompok kali ini kelompok 6 mendapat materi yaitu “Perubahan Sosial

Ekonomi Pada Masyarakat Maritim” dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui

bahwa setiap sisi kehidupan pasti akan mengalami perubahan tak terkecuali masyarakat

maritim yang khususnya pada masyarakat nelayan. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru

dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan

pelayaran, tampak dalamperkembangan dan perubahan-perubahan teknologi.

Dari latar belakang yang dikemukan penulis maka lahirlah rumusan masalah yang

ingin dicapai yaitu bagaimanakah dinamika sosial-ekonomi masyarakat pesisir dengan

ingin dicapainya tujuan agar lebih mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat

maritim. Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi yang diberikan penulis dalam makalah yang pertama yaitu “Eksploitasi Sumber Daya Laut Kelangkaan”. Pada sub bahasan ini penulis memaparkan sampai saat ini tak dapat dipungkiri bahwa

sumber daya laut di Indonesia dieksploitasi secara penuh dan berlebihan yang dimana ini

tidak hanya menunjukkan sumberdaya ikan semakin terbatas dalam mendukung ekonomi

nelayan, tetapi juga menjadikan perikanan sebagai pelabuhan terakhir masyarakat yang

tidak memiliki akses terhadap lapangan kerja lainnya.

Pembahasan yang kedua yaitu “Kemiskinan”. Kemisikinan merupakan masalah sosial yang selalu tergambar pada masyarakat nelayan, karena kurangnya kemajuan yang

dibandingkan masyarakat yang lain. Pengrusakan wilayah pesisir tak lepas masalah

kemiskinan ini karena pendapatan mereka dari kegiatan pengeboman dan penangkapan ikan

karang dengan cyanide masih jauh lebih besar dari pendapatan mereka sebagai nelayan.

Namun pada akhirnya merekalah yang akan kena dan bertanggung jawab akan kerusakan

wilayah ini.

Pembahasan yang ketiga yaitu “Faktor Penyebab”. Kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan karena belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber

daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah.

Kekurangan ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas penyuluhan atau teknologi dan

(13)

Dan pembahasan yang terkahir mengenai “Solusi Alternatif ; Pemberdayaan

Alternatif”. Dalam makalah ini penulis memaparkan bahwa banyak program pemberdayaan

yang menklaim sebagai program yang berdasar kepada keinginan dan kebutuhan

masyarakat (bottom up), tapi ironisnya masyarakat tetap saja tidak merasa memiliki akan

program-program tersebut sehingga tidak aneh banyak program yang hanya seumur masa

proyek dan berakhir tanpa dampak berarti bagi kehidupan masyarakat. Jadi perlunya

pemberdaya masyarakat pesisir yang berarti menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir

untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang

akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Setelah saya membaca makalah ini pastinya memiliki kekurangan karena yang

menulis makalah ini hanyalah manusia biasa. Kekurangan tersebut yaitu penyusunan

makalah yang kurang rapi mengurangi minat untuk membaca makalah ini seperti daftar isi

yang tidak rapi serta judul kata pengantar yang menggunakan titik dua ( : ) ini tidak sesuia

dari makah yang formal. Materi yang ditulis dalam makalah menurut saya masih banyak

memilki kekurangan karena dari beberapa buku dan informasi dari internet yang ada

tentang materi ini kelompok 6 justru tidak memasukkannya.

Dan materi yang diberikan pada makalah ini memberikan informasi yang cukup

tentang kehidupan nelayan yang masih belum tergambarkan pada perubahan ke arah lebih

baik. Karena dalam makalah ini penulis lebih banyak memaparkan masalah bukannya

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang telah diolah menghasilakan perbedaan tarif pajak terhutang dengan menerapkan metode gross up PPh Badan atau PPh pasal 29 sebesar Rp Rp 51.460.154,- sedangkan

Penelitian ini bertujuan untuk pengetahui akurasi, sensi- tivitas, dan spesifisitas deteksi Mycobacterium tuberculosis dalam sputum penderita TBC paru dengan teknik

Berdasarkan penelitian yang diamati, terdapat beberapa jenis serangga yang menjadi hama tanaman jabon, antara lain ulat kantong (Mahasena corbetti), belalang kembara

Dapat memberikan informasi tentang Locus Of Control, Komitmen Profesi dan pengaruhnya terhadap perilaku etis Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas

Model yang telah dibuat menunjukkan bahwa proses reaktor kontinyu dengan pengaduk merupakan fungsi non linier, dimana jika dikendalikan dengan pengendali konvensional maka

Hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan adanya pengaruh antara variabel- variabel jumlah segmen usaha, leverage, tingkat kesempatan investasi, pertumbuhan

Sedangkan, besarnya tingkat inflasi yang digunakan dalam menghitung proyeksi jumlah kebutuhan investasi sektor pertanian dalam penelitian ini didasarkan pada target

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dapat ditarik simpulan yaitu karakteristik buku cerita fisika sebagai berikut: (a) buku cerita