• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Bilateral Jerman dan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerjasama Bilateral Jerman dan Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA SAMA BILATERAL JERMAN DAN INDONESIA DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI1

PENDAHULUAN

Paper ini akan membahas mengenai kerja sama bilateral Jerman dan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi. Paper ini akan mencoba menjawab mengapa Jerman melakukan kerja sama dengan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi. Serta, apa saja yang diperoleh oleh kedua Negara dalam kerja sama tersebut sebagai bentuk dari implementasi kebijakan luar negeri dalam pemenuhan kepentingan nasional Negara melalui kerja sama.

Kerja sama dalam bidang sains dan teknologi yang telah dibina Jerman dengan Indonesia merupakan sejarah panjang dalam perjalanan sejarah. Kerja sama ini bermula ketika pemerintah Jerman mendirikan Kementrian federal bidang nuklir yang kemudian berubah nama menjadi Kementrian Federal Bidang Pendidikan dan Sains. Kerja sama ini dapat terwujud karena adanya hubungan bilateral yang terjalin dengan baik antara kedua Negara serta adanya peran yang dimainkan oleh B.J Habibie yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.2 Di

samping itu, secara personal Habibie juga memiliki kedekatan personal dengan Jerman karena menempuh pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi di Jerman.

Kerja sama dalam bidang nuklir inilah yang kemudian berkembang dan menjadi dasar lahirnya kerja sama dalam bidang sains dan teknologi di mana ruang lingkup yang tercakup di dalamnya menjadi lebih luas. Untuk selanjutnya, kerja sama pengembangan nuklir dimasukkan ke dalam kerangka kerja sama bidang sains dan teknologi. Perjanjian kerja sama antara Indonesia dan Jerman telah ditandatangani sejak 20 Maret 1979.3 Kerja sama ini bertujuan untuk

1 Paper disusun untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Kerjasama Humaniter Internasional. Ditulis oleh Hardi Alunaza SD, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hubungan Internasional, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2014.

2http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=135768&lokasi=lokal diakses pada tanggal 02 November 2014 (16.55 WIB)

3 Berita Kegiatan Ristek. 2003. Protokol Amandemen Perjanjian Indonesia – Jerman.

(2)

melakukan dan mengembangkan riset secara bersama-sama. Kedua belah pihak secara berimbang akan memberikan sumbangan baik keterlibatan ilmiah maupun yang berhubungan dengan kebutuhan anggaran. Kerja sama yang terjalin tersebut berhubungan dengan riset dan teknologi kelautan, riset dan teknologi bidang energi, riset dan teknologi bidang kedirgantaraan dan antariksa, ilmu bumi, ilmu pengetahuan sosial dan humanitas, sains dan teknologi yang tepat untuk menyediakan kebutuhan dasar bagi pengembangan industri, informasi dan dokumentasi ilmiah.

Sejak 2000 hingga 2009 terdapat beberapa program baru yang dikembangkan oleh kedua Negara. Program tersebut antara lain SPICE (Science for the Protection of Indonesian Coastal Ecosystem)4 yang merupakan studi awal

untuk merancang master plan kelautan Indonesia, peringatan dini tsunami, riset panas bumi, dan riset evaluasi sains teknologi untuk pembangunan. Keputusan Jerman untuk mengembangkan kerja sama sains dan teknologi sedianya tidak dapat dilepaskan dari Asia Concept 2002 yang diterbitkan oleh BMBF pada Juni 2002.5 Konsep ini disusun karena Jerman melihat Asia khususnya Indonesia

sebagai kawasan yang paling penting dari sudut pandang politik, ekonomi, serta sains dan teknologi. Jerman meyakini bahwa kerja sama dengan beberapa Negara di Asia terutama Indonesia menjadi semakin penting. Jerman telah membuat internasionalisasi sains dan teknologi dengan empat tujuan utama. Pertama, penguatan kerja sama di bidang riset dan teknologi dengan para pemimpin global. Kedua, eksploitasi potensi inovasi internasional. Ketiga, intensifikasi kerja sama jangka panjang dengan Negara berkembang dalam bidang pendidikan, riset dan pengembangan. Keempat, memikul tanggung jawab internasional dan untuk menguasai tantangan global.

Kerja sama sains dan teknologi merupakan salah satu bentuk dari beberapa kerja sama yang dipelihara oleh kedua Negara sejak dibukanya hubungan bilateral

4 Pertemuan ke-8 Steering Committee Kerjasama Bilateral Indonesia Jerman. 2009 melalui

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/3697/print diakses pada tanggal 01 November 2014 (13.13 WIB) terdapat juga dalam Berita Kegiatan KJRI pada

http://www.kjrihamburg.de/id/berita/kegiatan-kjri/461-kerjasama-pengelolaan-ekosistem-pesisir-indonesia-sebagai-salah-satu-upaya-memperkuat-ketahanan-pangan-indonesia.html diakses pada tanggal yang sama.

(3)

antara kedua Negara. Hal ini menunjukkan relevansi kerja sama yang dilakukan di Indonesia untuk memberi gambaran tentang perlunya bantuan antara satu Negara dengan Negara yang lain. Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jerman juga sudah dibuka sejak tahun 1952.6 Hubungan ini menunjukkan bahwa kedua

belah pihak selama ini memiliki hubungan yang baik dan penuh dengan kepercayaan. Saat ini terdapat kurang dari 250 perusahaan Jerman yang melakukan usahanya di Indonesia7.

Indonesia merupakan Negara yang menjadi prioritas dalam kerja sama pembangunan Jerman. Kerja sama pembangunan ini menjadi instrumen kebijakan pembangunan yang disusun oleh Kementrian Federal untuk kerja sama dan pembangunan Jerman. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi dan politik, Jerman memiliki kepentingan yang cukup besar di kawasan Asia khususnya di Indonesia.8 Kepentingan tersebut dapat dilihat pada dokumen task of Germany

foreign policy yang dikeluarkan di kantor Kementrian Luar Negeri di Berlin pada Mei tahun 2002. Pada dokumen tersebut dinyatakan bahwa kawasan Asia Pasifik dengan jumlah Negara yang berada di dalamnya, perekonomian dan budayanya, capaian prestasinya dalam bidang sains dan teknologi serta dengan potensi pasarnya. Hal itulah yang kemudian menjadi fitur yang menonjol dalam kebijakan luar negeri Jerman.

THEORITICAL FRAMEWORK

Dalam penulisan paper ini penulis menggunakan konsep kepentingan nasional sebagai salah satu instrumen dari pandangan realis, kemudian konsep kebijakan luar negeri. Konsep kepentingan nasional sangat penting dalam menjelaskan dan memahami perilaku internasional. Lebih jauh dijelaskan bahwa

6 Sejarah Hubungan Jerman - Indonesia melalui

http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/04_20Politik/Bilaterale__Beziehungen/seite__ge schichte__beziehungen.html diakses pada tanggal 05 November 2014 (14.56 WIB)

7 Tabloid Diplomasi melalui

http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/170-april-2012/1395-kbri-berlin--hubungan-ekonomi-ri-jerman-semakin-intens-.html diakses pada tanggal 04 November 2014 (19.21 WIB)

(4)

konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk perilaku luar negeri suatu Negara.9 Perilaku negara dalam hubungan pengendalian dengan Negara lain dapat

dilakukan melalui kerja sama. Sebagaimana kerja sama dalam percaturan hubungan internasional adalah merupakan hal yang tidak dapat dielakkan.10

Kepentingan nasional juga dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir dalam perumusan kebijakan luar negeri suatu Negara.

Kedua adalah konsep etika dalam kebijakan luar negeri. Mengingat bahwa kebijakan luar negeri merupakan instrumen kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah suatu Negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor dalam politik dunia untuk mencapai tujuan nasionalnya. Kebijakan luar negeri sebagi aksi eksplisit yang dibuat oleh pejabat Negara untuk mempromosikan kepentingan nasional di atas batas teritori Negara. Untuk memenuhi kepentingan nasionalnya tersebut, Negara-negara melakukan berbagai kerja sama seperti kerja sama bilateral, regional, maupun multilateral. Dalam hal ini terdapat tiga penekanan.

Pertama adalah tindakan atau kebijakan pemerintah. Kedua pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melewati batas wilayah suatu Negara. Sehingga, semua kebijakan pemerintah yang membawa dampak bagi aktor-aktor lain di luar batas wilayahnya. Seperti yang diungkapkan oleh James Rosenau bahwa kebijakan luar negeri memiliki tiga pengertian berbeda baik substansi maupun cakupannya.11 Pertama, kebijakan luar negeri

dipahami sebagai seperangkat prinsip yang menjadi dasar pelaksanaan hubungan luar negeri suatu Negara. Kebijakan luar negeri juga dapat diartikan sebagai seperangkat rencana yang dapat dijadikan pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor lain di lingkungan eksternal. Rencana tersebut diwujudkan dalam langkah atau tindakan yang nyata berupa mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian tujuan.12

9 Banyu Perwita. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: Rosda karya hal 35.

10 Nur Azizah. 2014. Disampaikan dalam Perkuliahan Kerjasama Humaniter Internasional pada tanggal 14 November 2014. Program Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

11 Opcit. hal 49.

(5)

PEMBAHASAN

Dalam kerja sama sains dan teknologi dengan Indonesia, Jerman memberikan bantuan berupa hibah dalam bentuk barang dan jasa dalam rangka bantuan proyek di mana sumber dana dalam skema ini tidak perlu dikembalikan oleh Indonesia. Sebagai contoh untuk skema bantuan ini adalah kerja sama pengembangan alat pendeteksi dini tsunami, di mana Jerman menghibahkan beberapa alat dan bantuan teknik untuk pengembangan alat pendeteksi tersebut di Aceh dan Nias pasca peristiwa tsunami tahun 2004.13 Skema hibah lainnya yang

diberikan Jerman adalah penyediaan tenaga ahli untuk melaksanakan suatu proyek kerja sama di Indonesia. Lingkup dari pekerjaan konsultan tersebut disesuaikan dengan skema kerja sama yang sedang berjalan. Hibah lainnya yang diberikan Jerman untuk Indonesia adalah pelatihan pertukaran peneliti baik yang berasal dari Jerman maupun yang berasal dari Indonesia.

Jerman telah meletakkan isu pembangunan pada posisi yang tinggi dalam agendanya. Jerman menjadikan penurunan kemiskinan sebagai prioritas utamanya dalam Aksi Program 2015. Kontribusi Pemerintah Jerman dalam mengurangi separuh kemiskinan yang ekstrim di dunia. Program ini menetapkan pengurangan kemiskinan dunia sebagai sebuah elemen penting dalam seluruh kebijakan politik pemerintah dan tujuan (utama) dari kerja sama pembangunan.

Pada tahun 2005 Jerman memberikan alat perbaikan sistem pasokan air perkotaan, sehingga mengurangi risiko kesehatan dari penyakit di Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, PDAM Bengkulu. Tahun 2002-2004 melalui tindakan mendampingi langkah-langkah untuk operasi sektor jaringan instalasi pengolahan dan distribusi air dalam rangka memberikan kontribusi untuk pasokan air yang cukup di Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, PDAM Palembang. Serta 2001-2005 di NTT dengan memastikan pasokan berkelanjutan air bersih bagi penduduk di lima kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur.14

13 The European Union and Indonesia. 2006. European Union Development in Indonesia 2005. Hal. 86-88

(6)

Kerja sama bilateral Jerman dan Indonesia dalam bidang pendidikan serta sains dan teknologi terlihat pada kerja sama yang terjadi antara perguruan tinggi Jerman dan Indonesia. Seperti kerja sama riset dan pendidikan. Dinas Pertukaran Akademisi Jerman dan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta memegang peranan penting dalam kerja sama antar perguruan tinggi tersebut. Begitu pula kerja sama dalam bidang sains dan teknologi yang di koordinasi oleh Kementrian Federal bidang Pendidikan dan Riset yang bekerja sama dengan Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia.15

Dalam bidang sains dan teknologi terdapat peningkatan jumlah bantuan kerja sama yang cukup signifikan. Jika pada 20 tahun pertama bidang kerja sama dilakukan berjumlah pada delapan bidang, maka pada periode 2000 hingga 2009 terdapat 13 fokus kerja sama. Seperti kerja sama dalam bidang bioteknologi yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi pada industri baik di Jerman maupun di Indonesia. Kemudian studi awal untuk merancang maritime master plan16 yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi laut Indonesia dengan memetakan potensi yang ada saat ini, baik dari segi potensi transportasi laut, budi daya ikan. Jerman memberikan kontribusi dengan mengirimkan tenaga ahli untuk merancang

master plan tersebut.

Dalam studi peningkatan bantuan kerja sama sains dan teknologi yang dilakukan oleh Jerman dan Indonesia dapat dilakukan terhadap empat prinsip etika. Pertama, prinsip keamanan. Jerman dikenal oleh masyarakat dunia dengan teknologi yang maju dan canggih. Teknologi yang canggih itulah yang dapat menopang perekonomian Jerman. Pemerintah Jerman membuat strategi kebijakan tentang arah teknologi nasional yang hendak dicapai. Salah satu strategi tersebut adalah Asia Concept 2002. Konsep ini menjelaskan bahwa Jerman melihat Asia sebagai kawasan yang paling penting dilihat dari sudut pandang politik, ekonomi, serta pengetahuan dan teknologi. Jerman percaya bahwa kerja sama dengan beberapa Negara tertentu di Asia menjadi semakin penting.

15http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/03_20Botschaft/Botschafter__und__Abteilung en/Die-Arbeitsbereichde-der-Botschaft-idn.html diakses pada 05 Nov 2014 (10.26 WIB)

(7)

Kedua yaitu ekonomi. Kerja sama antar lembaga penelitian dengan beberapa Negara merupakan syarat untuk pengembangan inovasi untuk membuka pasar-pasar baru. Ketiga yaitu kepentingan politik. Jerman menerima tanggung jawab internasionalnya dalam kerja sama bilateral dalam bidang pendidikan dan riset. Kerja sama tersebut memberikan kontribusi untuk mengatasi masalah global dan pembangunan ekonomi, sosial bagi mitra kerja sama.

Melalui kerja sama tersebut, Jerman akan dihargai oleh mitra kerja sama dari beberapa Negara terutama Indonesia. Karena dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh Jerman, memungkinkan Indonesia untuk terus memakai kemajuan teknologi tersebut. Hal itu dilakukan Indonesia agar dapat menghemat pengeluaran dibandingkan jika membeli produk teknologi dengan harga lebih murah namun berkualitas rendah. Dengan demikian, Jerman melihat penting untuk meningkatkan bantuan kerja sama dalam bidang sains dan teknologi dengan Indonesia.

Dengan meningkatkan kerja sama dalam bidang sains dan teknologi dengan Indonesia, Jerman mendapatkan intensitas proyek kerja sama antar kedua Negara dan secara tidak langsung, kerja sama antar kedua Negara akan meningkat. Dengan demikian, para peneliti dari Jerman akan terus memiliki peluang untuk terus melakukan pengembangan riset yang pada gilirannya akan melahirkan hasil riset baru yang difasilitasi oleh pemerintah dan akan melahirkan produk baru sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dalam dokumen Indonesian-Germany Development Cooperation yang dikeluarkan oleh Kedutaan Jerman di Jakarta pada 2002 disebutkan:

(8)

The preservation of vital natural resources is another issue of global significance.

Ada berbagai motif untuk memberikan bantuan pembangunan. Yang terutama yaitu kewajiban moral terhadap mereka yang kurang beruntung dalam satu dunia ini. Selain itu, Jerman dan mitranya juga memiliki tujuan-tujuan bersama misalnya prospek jangka panjang bagi perdamaian dan stabilitas yang didasarkan pada kesejahteraan semua bangsa. Perdamaian dan stabilitas tersebut sangat penting bagi perekonomian Jerman yang berorientasi pada ekspor. Kelestarian sumber daya alam juga merupakan isu lain dalam kepentingan global.

Dalam dokumen Indonesian-Germany Development Cooperation tersebut juga dijelaskan tentang tujuan kebijakan pembangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Jerman, yaitu sebagai berikut:

German development policy aims at improving the economic and social situation of the developing countries and the deployment of their productive abilities with particular emphasis on the poorest sectors of the population, providing help for self help. In doing so, German development policy focuses on five main conditions … they are (1) respect for human rights, (2) participation on the population in political decision making processes, (3) rule of law, (4) economy based on social market principles, (5) development oriented policies of the partner government.

(9)

hukum, (4) ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip pasar sosial, (5) kebijakan pembangunan yang berorientasi kepada pemerintah yang menjadi mitranya.

KESIMPULAN

Kerja sama yang dilakukan Jerman dengan Indonesia bertujuan untuk mengembangkan riset secara bersama-sama. Kerja sama yang dilakukan Jerman dengan Indonesia mengacu pada Asia Concept 2002 dengan empat tujuan. Yaitu, penguatan kerja sama, eksploitasi potensi dan inovasi, intensifikasi kerja sama, serta menguasai tantangan global. Kepentingan nasional Jerman dalam kerja sama dengan Indonesia terlihat dalam Task of Germany Foreign Policy. Jerman melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kemajuan teknologi negaranya. Program kerja sama tersebut terlihat dari bantuan yang diberikan oleh Jerman bagi Indonesia berupa alat pendeteksi dini bencana tsunami pasca tragedi tsunami Aceh dan Nias tahun 2004. Selain itu juga bantuan alat untuk perbaikan sistem pasukan air di perkotaan PDAM Bengkulu, Palembang, dan Nusa Tenggara Timur. Indonesia juga diberikan bantuan berupa Asisten Ahli untuk mengembangkan kasus dalam bidang penelitian teknologi. Hal tersebut terlihat dari Tenaga Ahli yang diberikan Jerman guna pengembangan potensi kelautan di Indonesia.

Dalam dokumen Indonesian-Germany development cooperation

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Perwita, Banyu. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: Rosda karya.

Berita Kegiatan Ristek. 2003. Protokol Amandemen Perjanjian Indonesia – Jerman. http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=6446

diakses pada tanggal 02 November 2014 (19.32 WIB)

http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=135768&lokasi=lokal

diakses pada tanggal 02 November 2014 (16.55 WIB)

http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/03_20Botschaft/Botschafter__un d__Abteilungen/Die-Arbeitsbereichde-der-Botschaft-idn.html diakses pada 05 Nov 2014 (10.26 WIB)

Kerjasama RI-Jerman dalam Bidang Iptek dalam http://jdih.ristek.go.id/?

q=berita/kerjasama-iptek-ri-jerman-implementasi-iptek-untuk-mendukung-pembangunan-nasional diakses pada tanggal 04 November 2014 (12.55 WIB)

Azizah, Nur. 2014. Diktat Perkuliahan Kerjasama Humaniter Internasional pada tanggal 14 November 2014. Program Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pertemuan ke-8 Steering Committee Kerjasama Bilateral Indonesia Jerman. 2009 melalui

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/3697/print

diakses pada tanggal 01 November 2014 (13.13 WIB) terdapat juga dalam Berita Kegiatan KJRI pada http://www.kjrihamburg.de/id/berita/kegiatan- kjri/461-kerjasama-pengelolaan-ekosistem-pesisir-indonesia-sebagai-salah-satu-upaya-memperkuat-ketahanan-pangan-indonesia.html diakses pada tanggal yang sama.

Sejarah Hubungan Jerman - Indonesia melalui

http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/04_20Politik/Bilaterale__ Beziehungen/seite__geschichte__beziehungen.html diakses pada tanggal 05 November 2014 (14.56 WIB)

Siaran Pers Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin, Republik Federal Jerman tahun 2010.

Tabloid Diplomasi melalui http://www.tabloiddiplomasi.org/previous- isuue/170-april-2012/1395-kbri-berlin--hubungan-ekonomi-ri-jerman-semakin-intens-.html diakses pada tanggal 04 November 2014 (19.21 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan) RS ABDI

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Hati-hati menggunakan perintah ini apabila anda login sebagai root, karena root dengan mudah dapat menghapus seluruh file pada sistem dengan perintah di atas, tidak ada perintah

Dalam supervisi ini adalah salah satu kinerja yang dijalankan oleh kepala sekolah dalam sebuah pengawasan pembelajaran dengan cara melakukan praktik terkait materi

Secara keseluruhan hasil pencatatan kematian dan penyebab kematian tahun 2011 menunjukkan bahwa proporsi kematian karena kanker payudara menempati urutan ke 10 pada semua umur dan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah milling 25 jam diperoleh hasil yang paling optimum pada penelitian ini dimana fasa Mg 2 Ni memiliki ruang yang paling besar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek sebagai

Di jelaska kembali dalam tuturan Kitab Tapal Adam bagai mana Allah sendiri langsung menikahkan nabi Adam agar terhindar dari perbuatan tercela atau zina dimana Allah