• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neraca Pembayaran Internasional dan Pend

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Neraca Pembayaran Internasional dan Pend"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI INTERNASIONAL II

MAKALAH

Neraca Pembayaran Internasional dan Pendapatan Nasional

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Matakuliah Ekonomi Internasional II

Dosen Pengajar : Putu Mahardika Adi S., SE., M.Si., Ph. D

Disusun oleh,

Muhammad Rasyid Ridho

(135020101111012)

Anik Fatul Rofiah

(135020101111051)

Nur Azizah

(135020101111054)

KELAS AE / SEMESTER 4

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai “PENDAPATAN NASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN” dengan baik. Tidak lupa kami mengucapakan terima kasih kepada Dosen Ekonomi Internasional II Bpk. Putu Mahardika Adi S.,SE.,M.Si.,Ph.D yang telah membimbing proses pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Makalah ini menjelaskan mengenai “PENDAPATAN NASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep pendapatan nasional, struktur neraca pembayaran negara dan perbandingan antara neraca pembayaran negara maju dan berkembang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Malang, 7 Mei 2015

(3)

DAFTAR ISI

(4)

3.2 Neraca Pembayaran Jepang 28 3.3 Hubungan Ekspor-Impor Indonesia dengan Jepang 29 3.4 Utang Luar Negari Indonesia dan Dampaknya

Bagi Pertumbuhan Indonesia 30 3.4.1 Pembiayaan Defisit Anggaran dan Neraca Pembayaran 30 3.4.2 Pengaruh Utang Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 32

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan 39 DAFTAR PUSTAKA

(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(6)

pendapatan nasional akan menyebabkan perubahan pada nilai impor. (Salvatore, 1996)

(7)

LANDASAN TEORI

2.1 Neraca Pendapatan Nasional

Menurut Paul R Krugman (2002), untuk menghitung Pendapatan Nasional pertama-tama harus memahami tentang GNP (Gross National Product) yaitu nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi negara itu dan dijual ke pasar pada kurun waktu tertentu. GNP merupakan ukuran dasar dalam menilai output suatu negara dihitung dengan menjumlahkan nilai pasar semua pengeluaran pada output terakhir. Karena output tidak bisa diproduksi tanpa faktor input maka GNP erat kaitannya dengan pendayagunaan tenaga kerja, modal, dan faktor lainnya. (Paul R Krugman, 2002)

Ada empat(4) jenis pengeluaran yang membentuk GNP yaitu

1. Konsumsi (Consumption) yaitu jumlah yang dikonsumsi penduduk domestik dan swasta (diluar pemerintah).

2. Investasi (Invesment) yaitu jumlah dana dari laba yang disisihkan oleh perusahaan untuk membangun pabrik dan peralatan baru untuk masa mendatang.

3. Belanja Pemerintah (Goverment Purchases) yaitu jumlah yang digunakan pemerintah untuk pembiayaan negara.

4. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account Balance) yaitu selisih antara jumlah ekspor dan impor barang dan jasa.

Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan klasifikasi empat unsur diatas adalah perhitungan pendapatan nasional (national income accounts). (Paul R Krugman, 2002).

(8)

Pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan yang dihasilkan selama periode tersebut oleh faktor-faktor produksi. (Paul R Krugman, 2002)

Gambar 1-1 Produk Domestik Bruto (GNP) Amerika Serikat

Sumber: Paul R Krugman. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Pada prinsipnya output dan pendapatan sama-sama berlaku untuk barang, termasuk barang yang dihasilkan oleh banyak faktor produksi. GNP hanya lah perhitungan nilai barang dan jasa yang sudah jadi maka penjualan barang yang setengan jadi tidak dihitung. Para ahli menganalisis bahwa peningkatan GNP sama dengan peningkatan pendapatan nasional karena setiap dollar yang digunakan untuk membeli barang dan jasa dengan sendirinya akan berhenti pada seseorang. Contohnya seperti dokter dan pasien, pasien membayar hasil jasa ke dokter sebesar $100, $100 merupakan nilai pasar jasa sehingga akan meningkatkan GNP sebesar $100 dan $100 yang diterima dokter akan meningkatkan pendapatan nasional identifikasi antar keduanya tepat maka harus melewati beberapa tahap yaitu :

(9)

1. Penyusutan Modal (Depreciation): GNP tidak memperhitungkan kerugian-kerugian ekonomis seperti yang diakibatkan oleh kecenderungan pengikisan fungsi mesin dan bangunan selama proses penggunaannya. Oleh karena menghitung pendapatan nasional pada jangka waktu tertentu, GNP harus dikurangi dengan Penyusutan atau depresiasi pada jangka waktu tertentu, maka hasilnya biasa disebut dengan produk nasional bersih/net national product (NNP).

2. Transfer Unilateral (Unilateral Transfer): Pendapatan suatu negara yang diperoleh dari pemberian negara lain. Transfer Uniteral merupakan bagian dari pendapatan nasional tapi bukan bagian dari produknya. Oleh karena itu transfer unilateral harus ditambahkan dalam NNP.

3. Pajak Tak Langsung (Indirect business taxes): Pajak yang harus dikurangkan dari GNP sebelum mendapatkan Pendapatan Nasional yang sebenarnya. Perlu diketahui bahwa Pendapatan Nasional tergantung pada harga-harga yang diterima perusahaan atas barang yang diproduksi, sedangkan GNP tergantung pada harga-harga yang dibayarlan oleh konsumen. Sehingga dengan adanya pajak penjualan membuat pembeli membayar lebih tinggi dari jumlah yang harus diterima perusahaan sehingga nilai GNP cenderung lebih besar dari pada pendapatan nasional. (Paul R Krugman, 2002)

Dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional sama dengan GNP dikurangi depresiasi, ditambah transfer unilateral bersih ( selisih antara transfer dana keluar negeri dengan transfer dana yang diterima dalam neg e r i ), dikurangi pemungutan pajak tidak langsung. (Paul R Krugman, 2002)

2.3.1 PDB (Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product)

(10)

merupakan salah satu ukuran atau indikator yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi (economic performance) atau kegiatan makro ekonomi dari suatu negara.

“Dari pengertian produk domestik bruto (GDP) diatas, ada tiga hal penting yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu:

1. Produksi domestik bruto hanya mencakup barang akhir (final goods) dan/atau nilai tambah (value added) saja. Sedangkan barang antara atau barang setengah jadi (intermediate or semifinished goods) tidak dimasukkan sebagai komponen dari GDP. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda (double counting) terhadap suatu produk. Sedangkan untuk barang akhir (final goods) adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut dan tidak untuk dijual lagi (not intended for resale) atau dengan kata lain barang jadi adalah barang yang dibeli dan/ atau siap untuk dikonsumsi oleh konsumen akhir (ultimate consumers). Sedangkan barang anatara atau barang setengah jadi adalah barang yang masih harus mengalami proses produksi lebih lanjut.

(11)

3. Barang dan jasa atau GDP yang dihasilkan itu dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku (at current market prices). Dengan kata lain barang dan jasa yang dihitung didalam GDP hanyalah terbatas pada barang dan jasa yang diperjual belikan di pasar (market transaction). Jadi output yang tidak masuk atau tidak melalui pasar tidak akan dihitung, misalnya produksi yang dihasilkan oleh seorang petani dan digunakan untuk konsumsi sendiri.” (Muana Nanga, 2005)

Jadi GNP suatu negara sama dengan GDP ditambah pembayaran bersih atas faktor-faktor produksi. Persamaan pada perhitungan GDP adalah:

GDP = GNP – NFP (1)

NFP (net factor payment to abroad) menunjukkan pembayaran bersih atau netto atas faktor produksi luar negeri yaitu sama dengan pendapatan (pembayaran) bersih faktor produksi yang diterima dari luar negeri (sama dengan pendapatan penduduk dalam negeri atas laba, pinjaman luar negeri, dan remitansi tenga kerja dikurangi pendapatan orang asing yang ada di dalam negeri). (Muana Nanga, 2005)

Apabila faktor produksi suatu negara yang bekerja di luar negeri menghasilkan lebih banyak dari pada faktor produksi milik luar negeri yang bekerja di dalam negeri (NFP > 0), maka GNP akan lebih tinggi daripada GDP. Contohnya adalah Spanyol dan Inggris, Inggris mempunyai pabrik di Spanyol, pendapatan pabrik tersebut masuk dalam GDP Spanyol dan masuk dalam GNP Inggris, kenapa masuk dalam GDP Spanyol karena pendapatan dari pabrik tersebut membuahkan hasil di wilayah Spanyol. Untuk menghitung pendapatan nasional Spanyol maka hasil modal atau impor jasa dari Inggris itu harus dikeluarkan dari perhitungan GDP Spanyol.

2.4 Perhitungan Pendapatan Nasional dalam Perekonomian Tertutup dan Terbuka

2.4.1 Perekonomian Tertutup dan Identitasnya

(12)

(C), investasi(I), dan belanjan pemerintah (G) sehingga persamaannya adalah

Y = C + I + G

Di asumsikan Y sama dengan GNP yang meliputi konsumsi, investasi danbelanja pemerintan. Penyusunan persamaan pendapatan Nasional untuk perekonomian tertutup didasarkan pada asumsi bahwa seluruh output dikonsumsi atau diinvestasikan oleh penduduk negara tersebut atau dibelanjakan oleh pemerintah. (Paul Krugman, 2002)

Setiap barang atau jasa akhir yang tidak dibayar oleh pemerintah atau rumah tangga, pasti digunakan oleh pihak perusahaan untuk menghasilkan pabrik-pabrik baru, peralatan baru, atau persediaan(inventori).

2.4.2 Perekonomian Terbuka dan Identitasnya

Ketika suatu negara melakukan perdagangan internasional, sebagian output akan dibeli oleh pihak luar negeri(ekspor) dan sebagian pendapatan nasional digunakan untuk membeli barang dan jasa dari luar negeri(impor). Persamaan GNP untuk perekonomian terbuka adalah penjualan barang dan jasa menjadi sumber pendapatan nasional suatu negara dibagi penjualan barang dan jasa penduduk negara kepada penduduk negara lain. ( Paul Krugman, 2015) Persamaanya adalah

Y = C+ I + G + (X - M)

Persamaan GNP Perekonomian Terbuka menunjukkan bahwa penjualan barang dan jasa menjadi sumber pendapatan nasional bagi Negara tersebut.

(13)

Sumber : Paul R Krugman. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan

2.4.3 Neraca Transaksi Berjalan dan Utang Luar Negeri

Menurut Paul R Krugman (2002), selisih antara ekspor barang dan impor barang dicatat dalam neraca khusus yaitu Neraca Transaksi Berjalan (Curent Account) sehingga persamaanya adalah

CA = EX - IM

Transaksi berjalan sangatlah penting karena perubahan pada transaksi berjalan dapat digabungkan dengan perubahan output dan akhirnya berpengaruh pada jumlah lapangan pekerjaan. Ketika negara tersebut mengalami defisit transaksi berjalan (current account deficit), negara tersebut harus mengadakan hutang luar negeri untuk menutupi selisih impor yang dilakukan. Alternatif lain, negara yang mengalami defisit ini dapat membayar defisit neraca transaksi berjalannya dengan menggunakan kekayaan luar negeri yang dimiliki. Dengan demikian nilai kekayaan luar negerinya akan berkurang sebesar nilai utang luar negerinya. Negara yang surplus trasaksi berjalan (current account surplus) dapat memberikan pinjaman ke negara yang defisit, pemberian pinjaman disertai surat hutang berjangka yang ketika ditarik akan menambah kekayaan negara yang meminjamkan karena adanya tambahan dari bunga. Dari pembahasan tersebut dapat dikatakan bahwa saldo neraca transaksi berjalan sama dengan nilai perubahan kekayaan bersih luar negeri (net foreign wealth). (Paul Krugman, 2002) Neraca transaksi berjalan sebagai selisih ekspor dan impor atau neraca transaksi berjalan sama dengan selisih antara pendapatan nasional Y dengan pengeluaran negara yang ditransformasikan menjadi persamaan :

(14)

Neraca Transaksi Berjalan Amerika Serikat Dan Posisi Kekayaan Negeri

Sumber: Paul R Krugman. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan 2.4.4 Tabungan dan Neraca Transaksi Berjalan

Bagi perekonomian tertutup tabungan nasional (national saving) sama dengan investasi. Persamaan tabaungan nasional

S = Y – C - G

Persamaan GNP untuk perekonomian tertutup adalah Y = C + I + G kemudian ditulis menjadi I = Y – C – G

S = I

Persamaan untuk perekonomian tertutup S = Y – C - G ditambah dengan Neraca Transaksi Berjalan (CA = X - M) karena selisihnya berpengaruh terhadap seberapa besar tabungan nasional. Jadi persamaannya

S = I + CA 2.4.5 Tabungan Swasta dan Pemerintah

(15)

Menurut Paul R Krugman (2002), untuk menghitung berapa besar tabungan nasional maka sebelumnya kita harus menghitung dulu berapa besar tabungan swasta dan tabungan pemerintah.

1. Tabungan Swasta atau Private Saving adalah bagian pendapatan disposible yang tidak dikonsumsi, tetapi ditabung. Pendapatan persamaan tabungan swatsa dam tabungan pemerintah. Persamaan S = Sp + Sg = I + CA, kemudian di transformasikan :

Sp = I + CA - Sg = I + CA – (T – G) = I + CA + (G – T) 2.5 Perhitungan Neraca Pembayaran (Belance Of Payment)

(16)

neraca pembayaran sebagai debit(-). Sedangkan setiap transaksi yang menghasilkan penerimaan dari pihak luar negeri masuk sebagai kredit(+).

Dua (2) jenis transaksi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran, yaitu:

1. Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan ekspor atau impor barang atau jasa, yang langsung masuk kedalam neraca transaksi berjalan. Sebagai contoh, bila Perancis mengimpor blue jean Amerikaa, transaksi ini masuk ke dalam neraca pembayaran Amerika sebagai kredit pada transaksi berjalan.

2. Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembelian atau penjualan aset-aset dimasukkan dalam neraca modal. Aset adalah suatu benda penyimpan kekayaan, seperti uang, saham, pabrik, surat hutang pemerintah, tanah, atau perangko langka. Neraca modal (capital account) dari neraca pembayaran mencatat semua jual-beli internasional atas berbagai asset. Sebagai contoh bila Amerika membeli sebuah puri di Perancis, transaksi masuk kedalam neraca pembayaran Amerika sebagai debit pada neraca modal. Selisih antara ekspor dan impor asset dari suatu negara disebut sebagai saldo neraca modal (capital account balance), atau sering disingkat dengan neraca modal (capital account). (Paul R Krugman, 2002)

(17)

Kredit Debit menghasilkan dua kali pencatatan yang senilai (dengan tanda yang berlawanan) pada neraca pembayaran, maka penjumlahan neraca transaksi berjalan dan neraca modal sama dengan nol

Transaksi berjalan + neraca modal = 0 (1)

Persamaan ini dapat dipahami dengan melihat hubungan antara transaksi berjalan terhadap utang-utang internasional. Transaksi berjalan mencerminkan perubahan posisi bersih kekayaan luar negeri suatu negara. Itulah sebabnya transaksi berjalan harus sama dengan selisih antara pembelian asset dari orang asing dan penjual asset negara yang bersangkutan kepada negara lain.(Paul R Krugman, 2002),

2.5.1 Transaksi Berjalan

Menurut R Hendra Halwani (2005), neraca transaksi berjalan ini merupakan gabungan dari nrcara perdagangan (ekspor-impor barang) dan neraca jasa-jasa (ekspor-impor jasa). Seperti yang diketahui tansaksi berjalan menghitung ekspor netto (selisih ekspor dan impor) barang dan jasa suatu negara. Menurut R Hendra Halwani (2005) teori neraca pembayaran diasumsikan dengan dua hal sederhana antara lain tidak ada pergerakan modal dan nilai tukar dianggap tetap.

Neraca pembayaran membagi ekspor dan impor menjadi tiga kategori, yaitu:

o Kategori pertama adalah perdagangan barang (mercahandise trade) yakni ekspor dan impor barang.

(18)

negara. Sebgai contoh: jika Amerika memiliki sebagian jasa-jaas produktif pabrik itu dianggap sebagai jasa yang yang di ekspor oleh Amerika ke Kanada dengan nilai yang sama besarnya dengan keuntungan pabrik tersebut yang menjadi hak orang Amerika sebagai pemilik. Jadi keuntungan ini akan masuk dan terhitung ke dalam GNP Amerika, dan bukan GDP Kanada. Karena GNP mengacu pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor milik suatu negara dimanapun faktor-faktor itu berada (di dalam maupun luar negara pemilik). (Paul R Krugman, 2002)

(19)

2.5.2 Neraca Modal

Menurut Paul R Krugman (2002), neraca modal menghitung selisih antara penjualan aset dalam negari ke pihak luar negeri serta pembelian atas aset-aset yang berada di luar negeri. Sedangkan menurut R Hendra Halwani (2005), neraca modal merupakan selisih aliran modal masuk dan aliran modal keluar. Neraca modal dikatakan selalu surplus yang artinya lebih banya aliran modal masuk dariiapad aliran modal keluar. Menurut R Hendra Halwani (2005) aliran modal masuk terdiri darp pemasukan modal pemerintah berupa bantuan luar negeri atau pinjaman luar negeri serta pemasukan modal swasta baik dalam penanaman modal swasta maupun pinjaman swasta. Sedangkan aliran modal keluar terdiri dari pembayaran utang pokok ini merupakan bagian penting dari neraca pembayaran. Jika Amerika Serikat menarik pinjaman $1 dari pihak luar negeri, Amerika akan memberi orang asing (pihak luar negeri) itu selembar surat hutang berisi janji pengembalian pinjaman beserta bunga. Ini berarti Amerika menjual salah satu asetnya ke pihak luar negeri. Transaksi ini masuk dalam neraca modal Amerika dengan tanda positif karena pinjaman itu sendiri merupakan pembayaran yang diterima Amerika. Bagi Amerika ini merupakan arus masuk modal (capital inflow), dan sebaliknya bila Amerika memberikan pinjaman ke luar negeri, maka pihak luar negeri lah yang menerima pembayaran sehingga transaksi ini pun masuk ke dalam neraca modal Amerika sebagai debit. Transaksi yang menghasilkan pembelian asset dari luar negeri ini disebut sebagai arus keluar modal (capital outflow).

2.5.3 Selisih Statistik ( Statistical Discrepancy)

(20)

untuk memperbaiki dengan menambah angka untuk menyeimbangkan kedua sisi neraca pembayaran. Di Indonesia biasa disebut selisih perhitungan “Error and Omission” adalah untuk “error” berarti selisih perhitungan karena kesalahan pencatatan dan “Omission” adalah selisih perhitungan karena transaksi yang tidak tercatat misalnya penyelundupan.

Menurut Paul R Krugman (2002), neraca modal lebih berpeluang menjadi sumber selisih atau mengalami defisit karena sulitnya melacak perdagangan financial antarnegara yang sangat rumit. Namun bukan berarti neraca transaksi berjalan tidak selalu berjalan dengan baik. Terdapat pula kerancuan dalam perhitungan transaksi berjalan ini.

Banyak pendapat yang menganggap bahwa neraca pembayaran dengan transaksi barang relatif lebih bisa dipercaya dari pada transaksi perdagangan jasa. Transaksi dalam perdagangan jasa, seperti penjualan jasa konsultasi keuangan dll sangat mungkin tidak tercatat dari neraca pembayaran. Apalagi pencatatan seraca akurat atas penerimaan bunga dan dividen internasioanal bahkan lebih sulit.

2.5.4 Transaksi Cadangan Resmi

Transaksi dalam neraca modal memiliki banyak jenis dan yang cukup penting untuk dibahas adalah jenis transaksi yang meliputi pembelian dan penjualan aset-aset cadangan resmi oleh bank sentral. Bank sentral pada perekonomian merupakan sebuah lembaga yang bertanggung jawab dalam mengelola supply uang. Bank sentral untuk Amerika adalah Sistem Cadangan Federal (Federal Reserve System) dan untuk Indonesia adalah Bank Indonesia.

(21)

adalah obligasi resmi pemerintah. Namun Federal Reserve System sendiri tidak banyak menyimpan aset cadangan resmi selain emas karena aset-aset yang dinilai dalam US$ bukanlah cadangan internasional.

Banyak bank sentral yang sering membeli atau menjual cadangan internasional di pasar-pasar aset swasta untuk mempengaruhi kondisi ekonominya. Jenis transaksi resmi ini disebut intervensi devisa resmi (official foreign exchange intervention). Intervensi ini dapat mempengaruhi ekonomi karena bank sentral dapat menambah maupun mengurangi peredaran uang dalam negeri. Instansi-instansi pemerintah selain bank sentral juga dapat memilki devisa dan secara resmi melakukan intervensi terhadap pasar valuta asing misalnya Departemen Keuangan Amerika Serikat (US Treasury) terkadang memainkan peranan aktif di pasar perdagangan. Namun peran dari instansi ini dianggap tidak mempengaruhi supply uang.

Menurut R Hendra Halwani (2005) di Indonesia memiliki dua terminologi cadangan devisa yaitu Official Foreign Exchange Reserve dan country foreign exchange reserve yang memeilki cakupan yang berbeda. Pertama, merupakan cadangan devisa milik negara yang dikelola, diurus dan ditatausahakan oleh Bank Sentral sesuai dengan UU No. 13 tahun 1968. Selanjutnya, mencakup keseluruhan devisa yang dimiliki badan, perorangan, lembaga keuangan negara yang secara moneter merupakan kekayaaan nasional.

(22)

Padahal dapat diketahui bahwa pada jangka waktu atau pada saat jatuh tempo pinjaman swasta merupakan beban cadangan devisa nasional.

Perangkat akuntansi yang menyeimbangkan nerasa transaksi cadangan resmi disebut saldo akhir resmi (official settlements belance) atau biasa disebut neraca pembayaran (belance of payments). Neraca ini negara yang mengalami defisit neraca pembayaran harus menarik sebagian cadanagn internasionalnya atau meminjam dari luar negeri untuk menutup defisitnya. Sedangkan untuk negara yang mengalami surplus dapat melakukan hal sebaliknya yakni memberi pinjaman untuk negara lain.

“pentingnya menekan peranan transaksi-transaksi cadangan resmi dalam menjembatani kesenjangan antara defisit transaksi berjalan dengan surplus neraca modal non-cadangan. Neraca pembayaran memainkan peranan historis yang penting dalam menunjukkan ketidakseimbangan pembayaran internasional. Di banyak negara, nera ini masih memainkan peran penting tersebut. Neraca pembayaran yang negatif(defisit) menandakan suatu krisis dan negara tersebut harus mencairkan aset cadangan devisanya atau mencari pinjaman dari otoritas negara-negara lain.”(Paul R Krugman, 2002)

2.5.5 Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran

(23)

meneybabkan aliran modal keluar (capital outflow). Namun jika ditinjau ulang investasi ini nantinya akan mendatangkan keuntungan karena pemasukan invesatasi itu akan tercatat pada neraca modal

 Surplus transaksi berjalan selalu dianggap baik untuk perekonomian sedangkan defisit buruk bagi perekonomian. Namun anggapan ini tidak selalu benar sebagai contoh Amerika mendapat investasi dari luar negeri lebih besar dari pengeluaran investasinya. Untuk mengimbangi surplus pada neraca modalnya maka transaksi berjalan Amerika harus defisit. Defisit maupun surplus pada salah satu komponen neraca pembayaran tidak perlu dikhawatirkan selama nilai defisit dan surplusnya diimbangi dengan defisit maupun surplus pada komponen neraca pembayaran yang lain.

 Keputusan untuk memberi bantuan(aid) pada negara lain tidak harus didasarkan pada pertimbangan neraca pembayaran melainkan harus lebih ditinjau dari kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan. Contohnya Indonesia mengalami surplus neraca pembayaran dan inggris mengalami defisit neraca pembayaran. Jadi bukan berarti Indonesia dapat memberi bantuan atau pinjaman pada negara Inggris.(Nopirin, 1995).

(24)

bagi negara yang mengalami surplus akan berpengaruh pada peningkatan jumlah emas sehingga suplai uang dalam negeri juga meningkat yang berdampak pada kenaikan harga domestik. Kenaikan harga domestik menjadikan tingkat kompetitif barang ekspor dan barang impor merosot sehingga permintaan barang ekspor merosot dan permintaan barang impor justru meningkat.

Menurut R Hendra Halwani (2005) dari kejadian defisit neraca pembayaran dapat disimpulkan asumsi mengenai hal-hal penting yang mendasar antara lain adalah :

Penjelasan :

(25)

2. Menurunnya cadangan devisa akan berdampak pada menurunnya suplai uang yang akan diikuti dengan menurunnya tingkat harga yang didasarkan pada quantity theory of money, dengan rumus MV = PT. Dimana V = velocity of money atau perputaran uang dan T = volume transaksi barang (dianggap konstan) yang pada awalnya ditentukan oeh perubahan teknologi dan kondisi full employment, sedang M = money atau uangg yang merupakan variabel bebas dan P = price atau harga yang merupakan variabel dependent.

3. Penurunan tingkat harga domestik akan meningkatkan persaingan di tingkat international. Jika negara berkembang mengalami defisit neraca pembayaran maka negara tersebut mengharapkan harga-harga dipasar luar negeri konstan. Apabilia yang mengalami defisit adalah negara maju maka terjadi penurunan cadangan emas karena digunakan untuk meningkatkan suplai

Menurut R Hendra Halwani (2005) dari kejadian suplus neraca pembayaran dapat disimpulkan asumsi mengenai hal-hal penting yang mendasar antara lain adalah :

Surplus neraca

(26)

Penjelasan :

1. Surplus neraca pembayaran dapat meningkatkan jumlah emas yang dimiliki dalam negeri. peningkatakn jumlah emas ini akan berakibat pada

peningkatan suplai uang yang berdampak pada merosotnya nilai mata uang tersebut.

2. Peningkatan cadangan devisa menjadikan peningkatan jumlah uang yang berdar di masyarakan. Peningkatan JUB menunjukkan adanya peningkatan pendapatan perkapita. Peningkatan pendapatan ini akan berakibat pada peningkatan daya beli masyarakat.

3. Suplai uang yang meningkat juga mengakibatkan harga domestik menjadi naik kemudian berdampak pada tingkat kompetitif barang domestik dan barang impor menurun. Masyarakat akan lebih banyak mengkonsumsi barang impor sebagai akibat dari peningkatan pendapatan. Ini akan

berdampak pada penurunan ekspor suatu negara karena harga yang terlalu tinggi sehingga kalah bersaing dengan barang lain dan meningkatnya permintaan akan barang impor di negara tersebut.

(27)

BAB III STUDI KASUS

PERBANDINGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA DAN NERACA PEMBAYARAN JEPANG

(28)
(29)

Grafik 1.1

Transaksi Berjalan Indonesia Tahun 2010- 2013 ($ milyar)

Sumber: Bank Indonesia (

http://www.bi.go.id

)

(30)

$149 juta. Perbaikan neraca perdagangan barang pada triwulan IV bersumber dari

kenaikkan surplus neraca perdagangan non migas dan berkurangnya defisit neraca

perdagangan migas dari triwulan sebelumnya. Surplus neraca perdagangan nonmigas

meningkat karena ekspor nonmigas yang tumbuh positif (3,8% yoy) seiring dengan

pemulihan ekonomi global dan koreksi harga komoditas yang semakin terbatas.

Sementara itu dari sisi impor nonmigas terkontraksi (6,6% yoy) dimana sejalan

dengan moderasi perekonomian domestik dan depresiasi rupiah. Disisi neraca

perdagangan migas menurun akibat turunnya impor migas disaat ekspor migas masih

tumbuh positif. Sementara itu neraca jasa dan neraca pendapatan mencatat defisit.

Defisit neraca perdagangan jasa pada triwulan IV-20113 mencapai $2,9

milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit pada triwulan sebelumnya yaitu $2,7

milyar. Kenaikkan defisit tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya

pembayaran jasa usaha transportasi seiring masih besarnya impor dan turunnya net

penerimaan jasa perjalanan mengikuti kenaikkan jumlah pengeluaran penduduk

Indonesia selama berkunjung ke luar negeri.

Defisit neraca pendapatan pada triwulan IV-2013 naik menjadi $7,1 milyar

dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar $6,9 milyar. Sesuai pola musimannya,

meningkatnya defisit neraca pendapatan tersebut bersumber dari kenaikkan

pembayaran bunga pinjaman atau utang luar negeri Pemerintah maupun sektor

swasta.

(31)

Dari keseluruhan komponen neraca transaksi berjalan sampai dengan triwulan

IV, defisit transaksi berjalan Indonesia pada tahun 2013 mencapai (-$29,115 ) milyar,

lebih tinggi dari defisit tahun sebelumnya yakni sebesar (-$24,418) milyar.

Grafik 1.2

Transaksi Modal dan Finansial Indonesia Tahun 2010-2013 ($ milyar)

Sumber: Bank Indonesia (

http://www.bi.go.id

)

(32)

swasta, dan penarikan simpanan bank domestic di luar negri antara lain untuk

memanfaatkan beberapa instrument yang disediakan oleh Bank Indonesia.

Selain itu arus masuk investasi langung (PMA) tetap kuat meskipun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena adanya divestasi (ini merupakan

kebalikan dari investasi) di beberapa perusahaan PMA. Disisi lain investasi portofolio

asing juga masih memberikan kontribusi positif terhadap kinerja transaksi modal dan

finansial pada triwulan IV. Dengan perkembangan sampai dengan triwulan IV, surplus

transaksi modal dan finansial pada tahun 2013 mencapai $22 milyar, lebih rendah

dari surplus tahun sebelumnya yakni sebesar $24,9 milyar.

Grafik 1.3

Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2010-2013 ($ milyar)

(33)

Dari data transaksi berjalan dan neraca modal dan finansial Indonesia pada

tahun 2013 dapat diketahui NPI keseluruhan tahun 2013 tercatat defisit sebesar

$7,1) milyar. Dengan uraian untuk neraca transaksi berjalan defisit sebesar

(-$29,115), untuk neraca modal dan finansial surplus sebesar $22,009 milyar setelah

sebelumnya surplus sebesar $491 juta pada tahun 2012.

3.2 NERACA PEMBAYARAN JEPANG

(34)
(35)

Sumber : Laporan Neraca Berjalan Jepang dari tahun 2009-2013 bersumber dari www.boj.co.jp

Dilihat dari laporan neraca perdagangan Jepang di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap tahun terjadi penurunan surplus Neraca Berjalan di Jepang, dimulai dari tahun 2010 sebesar 17.887,9 Triliun Yen, pada tahun 2011 menurun drastis menjadi 9.550,7 Triliun yen, pada 2012 tejadi penurunan yang drastis juga sebesar 4.823,7 Triliun Yen, dan data terakhir yang kami peroleh yaitu pada tahun 2013 terjadi penurunan yang tidak terlalu signifikan, penurunan surplus pada tahun 2013 menjadi 3.306,1 Triliun Yen.

Dari tabel laporan di atas dapat kita simpulkan bahwa penurunan surplus Neraca Berjalan di Jepang paling besar disebabkan karena peningkatan impor barang yang tinggi dari tahun 2009, dan pada tahun 2013 yang terjadi adalah besarnya selisih antara ekspor dan impor, yaitu sebesar -10.639,9 Triliun Yen. Dan pada kategori yang lain seperti Jasa dan pendapatan terjadi peningkatan surplus dan penurunan surplus tiap tahunnya.

Sedangkan dalam Laporan Neraca Transaksi Modal dan Keuangan Jepang di atas kita bisa simpulkan bahwa yang membuat penurunan surplus Neraca Transaksi Modal dan Keuangan adalah karena berkurangnya investasi portofolio atau investasi keuangan. Investasi portofolio turun dari 15.296,5 Triliun Yen menjadi -6.116,0 Triliun Yen. Net inflows disini maksudnya adalah investasi dari modal asing, jadi penurunan investasi di sektor keuangan di Jepang dikarenakan makin meningkatnya investasi modal asing yang menyebabkan investor domestik tersaingi.

3.3 Hubungan Ekspor-Impor antara Indonesia dan Jepang 2012-2013 Tabel 1.1

(36)

Sumber :Laporan Neraca Pembayaran Indonesia oleh Bank Indonesia Tabel 1.2

Impor No-Migas Berdasarkan Negara Asal Utama

Sumber :Laporan Neraca Pembayaran Indonesia oleh Bank Indonesia

3.4 UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA

(37)

Untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran di Indonesia memiliki dua alternatif yakni melalu penciptaan uang dan utang luar negeri. Pembiayaan melalui penciptaan uang ini akan berpengaruh pada penurunan cadangan devisa indonesia. Oleh karena itu Indonesia sering menggunakan alternatif pembiayaan defisit melalui utang luar negeri yang dianggap dapat menjaga jumlah devisa negara. Dan juga apabila mencipatak uang baru akan menimbulkan masalah baru yang dapat menghambat kinerja pemerintahan.

Sumber : Rudiger Dornbush. (1997). Makroekonomi. Edisi keempat

Tabel 1.3

Ringkasan APBN Indonesia Tahun 2010-2013

MENCIPTAKAN UANG PENERIMAAN

PEMERINTAH

DEFISIT

UTANG LUAR NEGERI PENGELUARAN

(38)

Sumber : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (Account Ringkas dan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2010 – 2013)

Dari data diatas menunjukkan bahwa utang luar negeri yang dilakukan Indonesia untuk menutupi defisit APBN dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif yang tidak signifikan. Jumlah uatang yang dilakukan indonesia pada tahun APBN-P tahun 2010 sebesar 70.777 milyar rupiah kemudian menurun menjadi 56.182 milyar rupaih pada APBN-P 2011. Pada tahun selanjutnya juga menurun dengan nilai sebesar 53.731 milyar rupiah dan pada tahun 2013 menurun lagi sebesar 49.039 milyar rupiah. Dilhat dari data tersebut utang lur negeri Indonesia selalu mengalami penurunan dikarenakan defisit pada APBN juga membaik. Kondisi ini menunjukkan tingkat ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri semakin rendah. Tingkat ketergantuang Indonesia terhadap utang perlu diminimalisir untuk meringankan beban APBN untuk membiayai pokok cicilan dan bunga utang yang semakin meningkat.

3.4.2 Pengaruh Utang Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(39)

berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Sedangkan menurut Boediono (1989), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila ada kecenderungan output per kapita untuk naik yang bersumber dari kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri, bukan berasal dari luar atau bersifat sementara.

(40)

akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat naiknya permintaan agregat sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal. Kelompok keynesian memiliki pandangan bahwa defisit anggaran pemerintah yang ditutup dengan utang luar negeri akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sehingga kenaikan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Hal ini mengakibatkan beban pajak pada masa sekarang relatif menjadi lebih ringan, hal ini kemudian akan menyebabkan peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan. Peningkatan pendapatan nasional akan mendorong perekonomian. Kesimpulannya, kebijakan menutup defisit anggaran dengan utang luar negeri dalam jangka pendek akan menguntungkan perekonomian dengan adanya pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan pendapat berbeda lagi digagaskan oleh Ricardian. Pemahaman Ricardian menurut Barro (1974, 1989), Evans (1988) menjelaskan bahwa kebijakan utang luar negeri untuk membiayai defisit anggaran belanja pemerintah tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena efek pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan utang publik harus dibayar oleh pemerintah pada masa yang akan datang dengan kenaikan pajak. Oleh karena itu, masyarakat akan mengurangi konsumsinya pada saat sekarang untuk memperbesar tabungan yang selanjutnya digunakan untuk membayar kenaikan pajak pada masa yang akan datang.

(41)

utang pemerintah). Di satu sisi, aliran dana ke luar negeri akan berdampak pada hilangnya sumber dana dan daya kegiatan ekonomi domestik, namun di sisi lain, pembayaran utang dalam negeri tidak menghasilkan multiplier effect dan keterkaitan antar sektor (lingkage) yang tinggi akibat rendahnya loan to deposit ratio. Keempat, penarikan dana akan mengurangi disposable income masyarakat sehingga dana domestik tertekan. Akibatnya, pertumbuhan konsumsi dalam negeri sebagai faktor kunci dalam pertumbuhan kurang berperan. Dari penelitian Safitri (2008) juga diperoleh hasil bahwa bantuan luar negeri berpengaruh negatif terhadap produk domestik bruto (PDB). Sukarna dan Mamun (2005) juga menyebutkan bahwa hasil dari berbagai kajian empiris menunjukkan bahwa hubungan antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi umumnya berkorelasi negatif, meskipun terdapat sejumlah kajian yang menolaknya. Namun, karena utang luar negeri masih merupakan bagian dari investasi sehingga berdampak positif juga terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012-2014:

Gambar 1.1

(42)

Sumber : Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan III-2014

Menurut Bank Indonesia memperkirakan perekonomian masih akan mengalami penyesuaian didukung dengan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 secara menyeluruh sebesar 5,8 % turun dari pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 6,8%. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya dan adanya penghematan anggaran APBN-P 2014. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih lemah mengakibatkan kinerja ekspor yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya, sementara penghematan anggaran pemerintah mendorong melambatnya konsumsi pemerintah. Jika dilihat dari peta pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mengalami penurunan karena penurunan kontribusi dari PDRB setiap daerah. Penurun PDRB bisa menjadi indikasi dari dampak utang luar negeri yang dilakukan Indonesia.

Gambar 1.2

(43)

Sumber : Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Semester I APBN Tahun 2014

Kondisi penurunan pertumbuhan ekonomi juga ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengguanaannya pada tahun 2012-2014 yang ada dibawah. Menurut laporan Kementerian Keuangan Indonesia jika dilihat dari segi konsumsi masyarakat dan swasta mengalami kestabilan yang dibarengi dengan penurun konsumsi pemerintah yang fluktuatif. Konsumsi masyarakat terlihat dari konsumsi motor dan listrik juga menunjukkan peningkatan di bulan April dan Mei 2014, sedangkan dari sisi perbankan terjadi kenaikan kredit konsumsi pada bulan April 2014.Kemudian pertumbuhan PMTB (Pembentukan modal Bruto pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup dalam rincian ini tetapi digolongkan sebagai konsumsi pemerintah.

Di sisi eksternal, realisasi ekspor selama triwulan I tahun 2014 mengalami kontraksi, tetapikinerja ekspor manufaktur masih baik. Pertumbuhan ekspor tercatat negatif 0,8 persen (yoy) atau turun signifikan jika dibandingkan dengan realisasi ekspor periode yang sama tahun 2013 yang tumbuh 3,6 persen (yoy). Penurunan kinerja ekspor tersebut disebabkan oleh dua faktor utama yaitu penurunan permintaan dari Tiongkok dan dampak jangka pendek dari kebijakan pemerintah membatasi ekspor mineral mentah. Potensi penurunan ekspor dalam jangka pendek

(44)

telah diprediksi akan terjadi di sektor pertambangan. Namun, dalam jangka panjang diharapkan ekspor tambang akan kembali pada pola normalnya. Di samping itu, kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah tersebut dalam jangka panjang akan mendorong penciptaan nilai tambah yang lebih besar sehingga mengurangi ketergantungan bahan baku dari impor.

Pada sisi lain, penurunan impor tersebut telah terjadi sejak kuartal IV 2013 dan berlanjut ke triwulan I tahun 2014. Impor sepanjang triwulan I 2014 mengalami kontraksi, yaitu tumbuh negatif 0,7 persen (yoy).Kontraksi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontraksipada periode yang sama tahun 2013 sebesar negatif 0,03 persen. Penurunan impor terutamaterjadi pada bahan baku dan barang modal sebagai dampak dari tingginya biaya impor akibat depresiasi nilai tukar rupiah. Selain itu, moderasi permintaan domestik juga turut mempengaruhi penurunan permintaan impor.

Jadi dapat disimpulkan Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 bekisar 5,8% yang turun dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 yang berkisar 6,8% meskipun kondisi krisis global tetap terjadi, dapat dilihat bahwa terdapat indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut adalah petumbuhan yang semu (bubble economics). Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia meski pertumbuhan PDB dikatakan bagus. Kemudian dilihat dari data pertumbuhan ekonomi diatas bahwa utang luar negeri Indonesia dalam jangka pendek mampu mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Sektor-sektor ekonomi yang menyerap utang luar negeri cukup tinggi, terbukti menunjukkan pertumbuhan PDB yang terus meningkat namun masih belum stabil. Namun pada batas tertentu, utang luar negeri pada jangka panjangnya akan membebankan pokok cicilan dan bunga utang tersebut pada APBN. Semakin besar pokok cicilan utang dan bunganya maka semakin besar sumber daya yang dialokasikan untuk membayar pokok dan bunga utang dan semakin rendah pula dana yang dialokasikan untuk mengembangkan perekonomian. Artinya, pertumbuhan ekonomi pun semakin menurun seperti yang ditunjukkan dari data dia atas.

(45)

 Sisi efektifitas, secara internal, utang luar negeri menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara. Serta pemicu terjadinya kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan.

 Secara eksternal, utang luar negeri menjadi pemicu meningkatnya ketergantungan negara pada modal asing, dan pada pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan.

 Sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral diyakini telah bekerja sebagai kepanjangan tangan negara-negara Dunia Pertama pemegang saham utama mereka, untuk mengintervensi negara-negara penerima pinjaman.

 Sisi ideologi, utang luar negeri diyakini telah dipakai oleh negara-negara pemberi pinjaman, terutama Amerika, sebagai sarana untuk menyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia.

 Sisi implikasi sosial dan politik, utang luar negeri sebagai sarana yang sengaja dikembangkan oleh negara-negara pemberi pinjaman untuk mengintervensi negara-negara penerima pinjaman. Selain itu negara peminjam menjadi pusat eksploitasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia, dan juga sebagai tempat pemasaran produk yang dihasilkan negara pemberi pinjaman.

(46)

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan

Pendapatan nasional merupakan suatu hal yang penting untuk suatu negara dalam pengambilan keputusan kebijakan apa yang harus diambil selanjutnya. Dalam perhitungan pendapatan nasional negara dengan perekonomian tertutup terdapat beberapa hal yang perlu diketahui antara lain peran dari konsumsi masyarakat dan swasta (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah. Sedangkan untuk perhitungan pendapatan negara dengan perekonomian terbuka terdapat tambahan ekspor-impor.

Adanya gabungan antara ekspor dan impor menunjukkan negara tersebut ikut andil dalam perdagangan internasional. Perdagangan internasional yang dilakukan suatu negara dapat dicacat dalam neraca pembayaran negara tersebut. Neraca pembayaran sendiri memilki komponen antara lain neraca transaksi berjalan, neraca modal, selisih statistik, dan transaksi cadangan resmi. Komponen-komponen ini bersinergi satu sama lain untuk menyeimbangkan antara sisi pemasukan dan pengeluaran. Apabila neraca modal mengalami surplus maka untuk mengimbanginya transaksi berjalan harus defisit. Tidak selamanya defisit dianggap buruk, terkadang suatu negara perlu mengalami defisit untuk menyeimbangan komponen neraca pembayaran yang surplus dan juga untuk meningkatkan hubungan suatu negara denngan negara lain.

(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Paul R Krugman, Maurice Obstfled.(2002). Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan.

Edisi Kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Rudiger Dornbush., Stanley Fischer., and J.Mulyadi. (1997). Makroekonomi. Edisi

keempat. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Nanga, Muana. (2005). Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Kedua.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Noporin. (2000). Ekonomi Internasional. Edisi ketiga. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Salvatore, Dominick. (1996). Ekonomi International. Jakarta : Erlangga.

Rachmadi, Arif Lukman. 2013. Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Studi Kasus Tahun 2001-2011). Skripsi Universitas Brawijaya .

Dwi Susilowati dan Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto. 2015. PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, UTANG LUAR NEGERI DAN KEMISKINAN (KAJIAN TEORITIS DI INDONESIA). Jurnal Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1

Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Semester I APBN Tahun 2014 oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan III-2014

Laporan Neraca Pembayaran Triwulan IV 2013 oleh Bank Indonesia

Gambar

Gambar 1-1 Produk Domestik Bruto (GNP) Amerika Serikat
Tabel 1-2 adalah sebuah negara Agraria yang melakukan perekonomian
Grafik 1.1
Grafik 1.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitiannya Daryanto (2014:39) menyatakan kemunculan perangkat Gamelan Pakurmatan Sekaten sebagai sarana penyebaran agama Islam dapat dimaknai sebagai konsep

Komponen kriteria pendidikan yang bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi

Dalam budidaya jamur memerlukan teknologi yang memudahkan petani dalam merawat tanaman jamur dan menjaga supaya kondisi kumbung jamur selalu terjaga, maka diperlukan suatu

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Retha Maya Masitta, menyatakan bahwa skripsi dengan judul PROBLEMATIKA AKUNTANSI HERITAGE ASSETS: PENGAKUAN, PENILAIAN DAN

Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

konstanta tertentu yang nilainya telah ditetapkan) yang terkait langsung pada suatu variabel dalam sebuah fungsi, dan biasannya terletak di depan suatu variabel.... Konstanta

Pada kesempatan ini penulis berkesempatan menyusun skripsi yang berjudul Kadar Polifenol Daun Teh yang ditanam di Dusun Tayu Desa Ketap Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat..

galur mutan kapas dilihat karakter agronomis yang tidak berbeda nyata dengan induknya NIAB 999 tampak Tabel 1 terlihat tinggi tanaman dengan rata-rata yang tertinggi pada varietas