• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted ) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted ) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Kom"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN

2014/2015

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Febrian Gultom (702010118) Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Komputer Di

SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun Ajaran 2014/2015

1)

Febrian Gultom, 2),Frederik Samuel Papilaya

3)

Angela Atik Setyanti Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010118@student.uksw.edu, 2)samuel.papilaya@gmail.com

3)

angela.setiyanti@staff.uksw.edu

Abstract

This research is aimed to determine the effect of Cooperative Learning model type Team Assisted Individualization (TAI) with assisted Cisco IT Essentials Virtual Desktop simulator on learning outcomes of students on the subjects of computer

assembly SMK Bina Nusantara Ungaran.This study used a quasi-experimental research

instrument in the form of test and interviews.The results showed an increase in cognitive learning outcomes control class and experimental class 85.44 73.67. Completeness psychomotor learning outcomes in the control class reached an average of 74.16 and experimental class is 86.26. Besides the use of the model type of team assisted individualization cooperative get a positive response from teachers and students.

Keywords : Team Assisted Individualization , Cisco IT Essentials Virtual Desktop , learning outcomes.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer SMK Bina Nusantara Ungaran. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan instrument penelitian berupa tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol 73,67 dan kelas eksperimen 85,44.

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol mencapai rata-rata 74,16 dan kelas eksperimen adalah 86,26. Selain itu penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization mendapatkan respon yang positif dari guru dan siswa.

Kata kunci : Team assisted Individualization, Cisco IT Essentials Virtual Desktop, hasil belajar.

1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(9)

1. Pendahuluan

Berdasarkan hasil observasi di SMK Bina Nusantara Ungaran, pada mata pelajaran perakitan komputer pembelajaran yang dipakai masih menggunakan cara konvensional sehingga banyak siswa yang merasa bosan untuk mengikuti pelajaran. Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat PC yang bisa digunakan untuk praktik hanya berjumlah 4 buah saja. Dari hasil observasi ini sudah terlihat bahwa model serta kekurangan jumlah perangkat komputer menjadi salah satu hambatan dalam proses pembelajaran perakitan komputer. Bahkan jika dibandingkan dengan kelas X TKJ yang berjumlah 6 kelas dengan rata-rata kelas diisi dengan 30 siswa maka jumlah komputer untuk melakukan praktik dapat dikatakan sangat kurang. Untuk menutupi kekurangan tersebut terkadang guru menggunakan pembelajaran berkelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tujuh sampai delapan orang siswa. Dari hasil pengamatan selama observasi Pada pembelajaran berkelompok, kebanyakan siswa tidak mau ikut membantu kelompoknya dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hanya ada beberapa orang siswa saja yang mengerti materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga menyebabkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas. Dari data ketuntasan belajar siswa diketahui tingkat ketuntasan siswa pada mata pelajaran perakitan komputer tahun ajaran 2013/2014 kelas X TKJ hanya mencapai rata-rata 68. Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan model dan teknologi tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat diterapkan guna mengatasi kekurangan yang ditemukan selama observasi.

Salah satu pembelajaran model kooperatif yang sangat menarik adalah TAI (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran model TAI siswa dalam kelompok yang diacak secara heterogen akan saling membantu satu sama lain terhadap teman kelompoknya yang kurang mampu dalam pembelajaran untuk mencapai suatu keberhasilan kelompok maupun individu dalam proses pembelajaran yang diukur melalu hasil tes diakhir pembelajaran. TAI merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik, pengembangan TAI dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer [1].

(10)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar pada mata pelajaran perakitan komputer pada kelas X TKJ di SMK Bina Nusantara Ungaran.

2. Tinjauan Pustaka

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan. dalam penelitian Heri Sutarno yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sementara desain penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Control Group Design. Dari penelitian ini menunjukan bahwa Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI lebih besar daripada hasil belajar dengan metode konvensional hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata indeks gain sebesar 0,63 pada kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode konvensional. Sikap siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan metode TAI. Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode team assisted individualization, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional ceramah. Sedangkan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada metode pembelajaran team assisted individualization, dan perbedaannya terletak pada hasil belajar yang dicari. Jika pada penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada hasil belajar kognitif, pada penelitian yang akan dilaksanakan hasil belajar yang ingin dicari adalah kognitif dan psikomotorik [2].

(11)

team assisted individualization diberlakukan pada kelas eksperimen. Sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah pada metode penelitian yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan kuasi eksperimen [3].

Penelitian M. Wahid Syaifuddin dengan judul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa”. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian eksperimental semu, dengan sampel seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Klaten kelas VIII. Sedangkan sampel dipilih dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan data prestasi pelajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu team assisted individualization. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada materi pelajaran dan cara pengambilan sampel [4].

Kemudian berikut ini penelitian tentang penggunaan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop sebagai media pembelajaran. penelitian Singih (2013) dengan judul “Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa modul dan media pembelajaran berpengaruh terhadap uji kompetensi, dan mendapatkan respon yang baik dari siswa. Sebanyak 86,8% respon positif dari siswa terhadap penggunaan modul dan 85,6% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah pada media yang diggunakan untuk pembelajaran, dan perbedaannya adalah adanya pengunaan modul sebagai penunjang pembelajaran [5].

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya maka akan dilakukan penelitian penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop di SMK Bina Nusantara Ungaran dengan harapan dapat mengatasi masalah yang menjadi latar belakang penelitian ini.

(12)

kooperatif terdapat lima unsur yang membedakan pembelajaran kelompok dengan kooperatif, yaitu: 1) positive interdepence, hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya; 2) interaction face to face, interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara serta tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hugbungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran; 3) tanggung jawab pribadi, dengan adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman lainnya; 4) membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif; 5) proses kelompok, siswa belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan dalam kelompok [8].

TAI adalah suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang berbeda [9]. Pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) memiliki 6 fitur dalam pelaksanaannya, yaitu : 1) kelompok, guru membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, etnis, dan gender; 2) Ujian penempatan, pemberian tes untuk menempatkan siswa berdasarkan nilai tertentu; 3) Materi kurikulum, guru memberikan pelajaran kepada tiap kelompok. Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa; 4) Belajar kelompok, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan tugas tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong untuk menanyakan kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru; 5) Skor kelompok dan penghargaan kelompok, guru menghitung skor kelompok berdasarkan satuan yang berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi kelompok; 6) Ujian mata pelajaran, guru memberikan tes untuk melihat tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran [10].

Keunggulan menggunakan model kooperatif team assisted individualization adalah : 1) Mengurangi beban guru dalam mengoreksi tugas-tugas siswa dan dalam menangani siswa yang lambat; 2) guru masih punya waktu untuk mendistribusikan

waktunya pada setiap kelas dengan berkurangnya waktu untuk “corrective

instruction” dan mengoreksi tugas-tugas siswa; 3) Sistem pemberian rewards pada tim akan memotivasi kerjasama siswa dalam kelompok untuk bekerja secara cepat dan tepat [11] .

(13)
(14)

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [16]. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar [17]. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial, keterampilan-keterampilan motorik, dan pengetahuan prosedural [18].

3. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah non-equivalent control group design, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel yang digunakan merupakan sampel yang sudah terbentuk sejak awal dengan tujuan agar penelitian menghasilkan data yang lebih beragam. Populasi pada penelitian ini adalah SMK Bina Nusantara Ungaran, sedangkan kelas yang menjadi sampel penelitian adalah kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa dan kelas X TKJ 4 sebagai kelas kontrol dengan 30 siswa.

Tabel 1. Desain Kelas [19]

Grup Pengukuran Pre-test

Perlakuan Pengukuran Posttest

Eksperimen 01 X 02

Kontrol 03 04

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 01 merupakan tes awal pada kelas

eksperimen sebelum diberikan treatment dan 02 adalah tes akhir pada kelas

eksperimen setelah diberikan treatment dengan model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI). 03 adalah tes awal yang dilakukan pada kelas kontrol dan 04

(15)

Gambar 3 tahapan penelitian

Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi di lingkungan sekolah dengan cara melihat model pembelajaran yang diterapkan, kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan cara bertanya kepada guru dan siswa. Dari hasil observasi ditemukan bahwa model pembelajaran yang diterapkan masih belum maksimal dan masih kurangnya jumlah peralatan yang digunakan pada saat praktik. Jumlah komputer yang dipergunakan untuk melakukan praktik sangat kurang, yaitu berjumlah 4 buah. Sedangkan jumlah siswa pada tiap-tiap kelas mencapai 30 orang. Hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya proses pembelajaran dan juga kurang maksimalnya hasil belajar siswa.

Tahap kedua yaitu menentukan model dan media pembelajaran yang akan digunakan, kemudian menyusun rencana pembelajaran yaitu membuat RPP dan materi ajar. Setelah itu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penilaian. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan disekolah, maka dibuat desain pembelajaran. Pada kedua kelas desain pembelajaran yang digunakan berbeda, dimana pada kelas kontrol desain pembelajaran yang digunakan adalah desain pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran konvensional, sedangkan untuk desain kelas eksperimen menggunakan desain pembanding dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) seperti pada tabel 2.

Observasi

Penentuan model,media, instrument, dan perangkat

pembelajaran

pelaksanaan

(16)

Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen

Fitur kegiatan

Ujian penempatan

a) Guru menggunakan nilai harian siswa untuk membagi kelompok

kelompok

a) Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 5-6 orang siswa berdasarkan nilai ujian penempatan.

Materi kurikulum

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran prosedur bongkar pasang komputer.

b) Menjelaskan cara pemasangan komponen komputer.

c) Guru mendemonstrasikan cara penggunaan simulator CISCO IT Essentials Virtual Desktop.

Belajar kelompok

a) Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok.

b) Siswa mengerjakan tugas kelompok melakukan praktik bongkar pasang komponen komputer dengan software Cisco IT Essentials Virtual desktop. c) Setiap siswa terlibat dalam

kelompok dan saling membantu menyelesaikan tugasnya.

b) Guru bersama siswa memberikan ucapan selamat kepada kelompok terbaik.

Ujian mata pelajaran

a) Guru memberikan tes

psikomotorik kepada siswa secara individu.

(17)

siswa tentang prosedur bongkar dan pasang komputer. Setelah diadakan pretest, kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop dan kelas kontrol dengan menggunakan komputer perakitan yang telah disediakan oleh sekolah. Pada proses pembelajaran, materi prosedur bongkar pasang komputer diajarkan menggunakan media yang digunakan masing-masing kelas. Setelah materi diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang diberikan guru pada masing-masing kelas.

Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis hasil penelitian serta penulisan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek [20]. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes ranah kognitif dan psikomotorik. Tes yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan untuk mengukur ranah psikomotorik siswa digunakan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami prosedur dan tahapan dalam membongkar dan memasang komponen komputer. Sedangkan tes psikomotorik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan prosedur bongkar dan pasang komputer dengan menggunakan software Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

Sedangkan teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara non structural dengan tujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang pembelajaran team assisted individualization.

Tabel 3 indikator soal tes

Indikator Jumlah Butir Soal

Memahami fungsi komponen komputer 5 Mengetahui letak komponen komputer 7 Memahami prosedur bongkar pasang

komputer 8

Untuk melakukan penilaian terhadap hasil tes, maka digunakan rumus pada persamaan berikut ini:

Skor = X 100

Keterangan:

(18)

Setelah melakukan pengolahan nilai pretest dan posttest, maka tahap berikutnya adalah melakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilks dan uji homogenitas. Shapiro-Wilks merupakan uji normalitas untuk sampel kecil sampai dengan jumlah 2000 [21]. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji t.

(19)

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada masing-masing kelas. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu yang sama yaitu 4x45 menit. Pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan cara konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan aplikasi simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Pada kelas eksperimen kelompok dibagi berdasarkan hasil nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian siswa dan berdasarkan jenis kelamin. Pembagian kelompok dalam kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel 5.

Tabel 5 desain kelompok kelas eksperimen

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Siswa 6 Siswa 18 Siswi 8

Siswa 15 Siswi 3 Siswi 26

Siswi 22 Siswa 13 Siswa 20

Siswa 10 Siswa 34 Siswa 19

Siswi 28 Siswa 27 Siswi 24

Siswi 11 Siswa 16 Siswa 33

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Siswa 1 Siswa 2 Siswi 5

Siswa 4 Siswa 9 Siswa 7

Siswa 14 Siswi 12 Siswa 17

Siswi 21 Siswi 23 Siswa 25

Siswi 30 Siswi 31 Siswi 29

Siswa 32

Pada proses pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan data hasil ulangan harian siswa. Siswa yang mempunyai nilai ulangan harian diatas rata-rata disebar pada tiap-tiap kelompok yang berbeda dengan tujuan agar siswa yang hasil belajarnya baik bisa membantu anggota kelompok lain dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar setiap anggota kelompok.

(20)

siswa. Setelah itu guru membagikan tugas kelompok dimana setiap kelompok diberikan 1 buah laptop yang sudah dipasang aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk berlatih menggunakan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menggunakan aplikasi pembelajaran guru mempersilahkan siswa bertanya mengenai hal-hal yang masih membingungkan siswa. Setelah siswa dinilai siap menggunakan aplikasi, guru kemudian menginstruksikan siswa untuk melakukan simulasi dengan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop bersama kelompok. Pada proses belajar kelompok guru bertugas membimbing dan mengawasi kegiatan siswa.

Dalam tahap pembelajaran kelompok guru membagikan tugas yang sama pada setiap kelompok, yaitu melakukan simulasi pemasangan komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Tiap tugas kelompok terdapat perintah untuk memasang komponen power supply, motherboard, LAN card, Video card, RAM, dan Central Processing Unit. Pada saat melakukan simulasi setiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi pemasangan komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, maka anggota kelompok yang lainnya wajib membantu agar setiap anggota kelompok mendapatkan pengalaman dalam melakukan simulasi pemasangan komponen komputer. Jika masih ada kesulitan lagi dan anggota kelompok tidak bisa menyelesaikannya maka kelompok dapat menanyakannya pada guru.

Tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap kinerja kelompok.kelompok terbaik dinilai berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru beserta siswa memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada kelompok terbaik. Setelah itu guru memberikan tes berupa praktik secara individu kepada semua siswa. Pada saat yang bersamaan guru mengawasi kegiatan siswa selama praktik, dan kemudian guru pengampu mata pelajaran melakukan penilaian psikomotorik terhadap siswa.

(21)
(22)

Gambar 4. a) guru memperkenalkan aplikasi yang akan dipergunakan un tuk pembelajaran dengan menggunakan proyektor, dengan tujuan agar siswa dapat mengenal menu dan cara penggunaan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop. b) merupakan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI), dimana siswa melakukan pembelajaran bersama kelompok. c) adalah proses penilaian psikomotorik oleh guru pengampu mata pelajaran terhadap masing-masing individu. d) merupakan kegiatan siswa mengerjakan soal posttest.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini maka perlu dilihat berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa. Hasil pretest yang diperoleh siswa merupakan gambaran tentang kemampuan awal siswa baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil deskriptif kemampuan awal siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum siswa.

Tabel 6 hasil belajar pretest

Kelas N Mean Standar Deviasi Min Max

Eksperimen 34 61,18 8.354 40 80

Kontrol 30 62,67 7.279 45 80

Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 61.18, dengan standar deviasi 8.354 sedangkan nilai terendah untuk kelas eksperimen adalah 40, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan pada kelas kontrol nilai terendah adalaha 45, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 62.67, dengan standar deviasi 7.279.

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi normal dan berasal dari varian yang homogen. Dari hasil tersebut, maka dilakukan uji t dengan bantuan aplikasi pengolahan data statistik. hasil yang diperoleh dari uji t menunjukan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen relatif sama. Hasil posttest dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 7 hasil belajar posttest

Kelas N Mean Standar

Deviasi Min Max

Eksperimen 34 85.44 6.89 70 95

Kontrol 30 73.67 7.06 60 90

(23)

dengan nilai taraf signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan bahwa signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05 (α). Uji hipotesis ini merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:

H0: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis penelitian yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf signifikansi (α), maka H0 ditolak.

Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai signifikansi (P), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara skor rata-rata pada nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen. Dan hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data hasil psikomotorik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 persentase hasil belajar psikomotorik siswa

Aspek Kontrol Eksperimen

memasang komponen komputer sesuai pada posisinya

77,50 87.49

Kelengkapan dalam menyusun komponen komputer

70,83 91,17

menghubungkan komponen komputer sesuai urutan

74,16 80.13

Rata-rata 74,16 86,26

(24)

pengamatan saat pembelajaran, pada kelas eksperimen masih ada siswa yang masih kurang mengerti dalam menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

Pada penilaian aspek dua, yaitu Kelengkapan dalam menyusun komponen komputer kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 70,83 dan kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 91,17. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran, kebanyakan komputer yang diggunakan untuk pembelajaran di kelas kontrol tidak semua komponennya lengkap. Sedangkan pada kelas eksperimen saat melakukan praktik dengan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop masih ada sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas praktinya secara keseluruhan, sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 91.17 atau lebih tinggi dari kelas kontrol.

Selanjutnya pada penilaian aspek tiga yaitu, menghubungkan komponen komputer sesuai urutan kelas control mendapatkan nilai rata-rata 74.16 dan kelas eksperimen mendapat nilai 80.13. dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran, pada kelas kontrol sebagian siswa tidak menghubungkan komponen komputer sesuai urutan yang telah diberikan berdasarkan materi pembelajaran. Sedangkan pada kelas eksperimen masih ada sebagian siswa yang tidak menghubungkan komponen komputer secara keseluruhan. Dari hasil akhir penilaian diperoleh nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 74,16, sedangkan pada kelas eksperimen mencapai 86,26.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas eksperimen, pengunaan model kooperatif tipe TAI (team assited individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapat tangapan yang positif. Dari hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran diperoleh hasil bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) sangat membantu guru dalam mengatur jumlah siswa dikelas, dan guru lebih mudah mengawasi kegiatan siswa. Sedangkan penggunaan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop dalam pembelajaran dinilai dapat menghemat biaya dan waktu pembelajaran karena dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop waktu pembelajaran dapat lebih singkat dan praktis. Sedangkan dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa siswa sangat tertarik menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop karena lebih praktis, dan animasi yang ditampilkan cukup mudah untuk dipahami.

Adapun kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini adalah kurang maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop yang akan digunakan untuk pembelajaran, kemudian ruangan yang digunakan untuk pembelajaran kelas eksperimen masih dalam tahap perbaikan. Selain itu masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI, namun hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama.

(25)

eksperimen jauh lebih baik dari kelas kontrol. Melalui hasil wawancara siswa dan guru diperoleh respon yang positif, dimana penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih memudahkan guru dalam mengatur jumlah dan pengawasan siswa dikelas serta lebih menghemat waktu pembelajaran. Dan melalui pengolahan data statisik lebih lanjut, diperoleh kesimpulan akhir bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Perakitan Komputer materi prosedur bongkar pasang komputer di mana dari hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop berpengaruh terhadap hasil belajar ranah psikomotorik siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata ketuntasan belajar ranah psikomotorik. Penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat membuat kesempatan belajar siswa jadi bertambah dikarenakan setiap anggota kelompok diberikan kesempatan yang sama dalam proses belajar. Kemudian penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapatkan respon yang positif baik dari guru dan siswa.

Saran bagi sekolah adalah model kooperatif tipe team assisted individualization

(26)

6. Tinjauan Pustaka

[1] Huda, Miftahul., 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[2] Sutarno, Heri., 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal. 2010. UPI

[3] Ni Made Wiwit., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal. Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012. KARMAPATI

[4] Wahid, Syaifuddin., 2013, Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal . Magistra 83

[5] Sanjaya., 2013, Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

[6] Trianto., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[7] Ngalimun.,2012, Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.

[8] Isjoni., 2013, Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta.

[9] Sharan, Shlomo., 2012, The Handbook of Cooperative Learning, Yogyakarta: Istana Media: cetakan 1.

[10] Sharan Shlomo.,2014, The Handbook Of Cooperative Learning, Yogyakarta: Istana Media : cetakan 2.

[11] Alsa, Asmadi., 2011, Pengaruh Metode Belajar Team Assited Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa Psikologi. Jurnal. Volume 38, nomor 1. Universitas Gadjah Mada.

[12] Kamus bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/simulator. Diakses tanggal 15 agustus 2014

(27)

[14] http://clbtinhoc.dntu.edu.vn/index.php/phan-mem-hoc-rap-may-tinh-it-essentials-virtual-desktop-cua-cisco/ diakses tanggal 15 agustus 2014.

[15] Siswati., 2013. Perakitan Komputer. Malang: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

[16] Rusman., 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung: Alfabeta

[17] Devi, Utari, 2014, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Berbantuan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar PKN SD, Jurusan PGSD Volume 2: 2.

[18] Suprijono, Agus, 2010, Cooperative dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

[19] Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan 16.

[20] Widoyoko., eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

[21] Pramesti, Getut., 2013 Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Gambar

Tabel 1. Desain Kelas [19]
Gambar 3 tahapan penelitian
Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen kegiatan
Tabel 4 indikator psikomotorik aspek
+4

Referensi

Dokumen terkait

Revisi dilakukan dalam rangka untuk perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan berkembangnya kebutuhan praktik kerja lapangan masing-masing program studi di Jurusan

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurningsih (2005) dalam Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap

1) Siswa diberi permainan “lempar penghapus sambil bernyanyi” untuk menentukan giliran siswa yang akan membacakan hasil karangan narasi yang telah disusun. 2) Siswa

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,