• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur Di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat (1982-1998)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur Di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat (1982-1998)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkebunan di Indonesia pada awalnya hadir sebagai sebuah sistem

perekonomian baru yang belum dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia. Bangsa

ini hanya mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional, yang

kegunaannya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup dan dikerjakan dengan cara pola-

pola tradisional saja. Selain itu juga usaha perkebunan yang dikelola oleh bangsa

asing muncul pertama sekali di Sumatera Timur, khususnya di Deli, pada tahun 1823.

Dengan cepat usaha perkebunan ini berkembang, terutama setelah undang-undang

agraria (1870)1, sehingga pada tahun 1972 sudah terdapat sekitar 22 perkebunan di

Sumatera Timur yang terbesar tidak hanya di Deli tetapi juga sampai ke wilayah

Serdang, Langkat dan Asahan.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Areal

penanaman kelapa sawit di Indonesia terkonsentrasi di lima provinsi yakni Sumatera

Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Aceh. Areal penanaman

1

(2)

tersebar terdapat di Riau dan Sumatera Utara (dengan sentra produksi di Labuhan

Batu, Langkat, dan Simalungun). Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di

Indonesia yang berpotensi sebagai kawasan industri. Industri perkebunan yang

terdapat di Sumatera Utara terdiri dari industri besar, sedang, kecil. Sumatera Utara

merupakan wilayah yang memiliki komoditi perkebunan terbesar, salah satunya

adalah tanaman kelapa sawit. Sumatera Utara menduduki posisi kedua setelah Riau

dalam luas areal perkebunan kelapa sawit. Sumatera Utara memiliki luas areal

perkebunan kelapa sawit berkisar 1.138.908 Ha. Tersedianya luas areal yang dimiliki

oleh Sumatera Utara merupakan salah satu faktor pendukung berdirinya perkebunan

kelapa sawit. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat merupakan salah

satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki komoditi perkebunan kelapa sawit

yang terbesar dengan luas lahan 41.181 Ha, produksi rata-rata 532.799

Ton/Ha/Tahun.2

Perkebunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkebunan inti rakyat

(PIR) yang dikelola oleh perusahaan inti dan perkebunan rakyat serta perkebunan

besar (plantation). Perkebunan inti rakyat merupakan bentuk usaha pertanian dengan

skala kecil, tidak padat modal, tenaga kerja dikelola oleh sekelompok keluarga, serta

penggunaan lahan pertanian yang terbatas, sementara perkebunan besar (plantation)

merupakan bentuk usaha pertanian dengan skala besar dan kompleks, modal yang

besar, areal pertanian luas, memiliki manajemen organisasi yang baik, juga

(3)

menggunakan teknologi yang modern seperti halnya PT Anugerah Langkat Makmur

yang berada di Sei Lepan kini telah mampu memberikan peluang pekerjaan buat

masyarakatnya. PT Anugerah Langkat Makmur memiliki areal pertanian, beberapa

sawit yang luas dan memilki manajemen jangka waktu yang sangat panjang. PT

Anugerah Langkat Makmur berdiri pada tahun 1982.

Pembukaan perusahaan perkebunan di Sei Lepan berawal pada tahun 1982

dengan penanaman perdana bibit kelapa sawit dengan areal luas 7.5 Ha. Kemudian

pada tahun 1982 didirikan sebuah perusahaan berbadan hukum dengan nama PT.

Anugerah Langkat Makmur. PT. Anugerah Langkat Makmur adalah sebuah

perusahaan agrobisnis yang memfokuskan kegiatan bisnisnya di sektor perkebunan

kelapa sawit. Keputusan untuk masuk ke dalam industri perkebunan kelapa sawit ini

didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat itu bisnis perkebunan kelapa sawit sangat

menjanjikan dan menguntungkan. Selain mengelola proyek perkebunan kelapa sawit,

PT. Anugerah Langkat Makmur juga mengembangkan proyek-proyek perkebunan

plasma yang dimiliki masyarakat setempat. Plasma ini didanai melalui skema kredit

yang tersedia untuk anggota koperasi primer.3

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan

nasional adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk itu dilakukan pembangunan

yang hakekatnya ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya Pancasila dan

3

(4)

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar dan pedoman bagi pembangunan nasional.

Dalam rangka pembangunan perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat

lokal tentunya tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip hukum agraria

nasional,terutama menyangkut hak meguasai dari negara. Undang-Undang nomor 5

tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) memberi dasar-dasar

hukum bagi pelaksanaan politik hukum agraria nasional. Untuk menciptakan kondisi

yang menguntungkan bagi pembangunan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Usaha mensejahterakan masyarakat sebagai kewajiban pemerintah

mensyaratkan berbagai upaya yang harus dilakukan guna menurunkan tingkat

pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu perlu adanya upaya terobosan untuk

meningkatkan sektor rill agar tumbuh positif dan upaya ini dapat dilakukan melalui

pengembangan perkebunan khususnya melalui pelaksanaan program revitalisasi

perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu alasan PT. Anugerah Langkat Makmur

memilih komoditi kelapa sawit sebagai program revatilisasi perkebunan didasarkan

beberapa pertimbangan strategis antara lain: 4

1. Komoditi yang dikembangnkan mempunyai peranan yang sangat strategis

sebagai sumber pendapatan masyarakat.

2. Komoditi yang dikembangkan mempunyai prospek pasar, baik pasar dalam

negeri maupun pasar ekspor.

3. Mampu menyerap tenaga kerja baru.

4 Hasil Wa wanca ra, Hanum sebagai Kepala Tata Usaha PT. Anugerah Langkat Makmur, di

(5)

4. Mempunyai peranan dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Dalam hal ini terdapat empat tujuan revitalisasi perkebunan sebagai berikut:

Pertama, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui

pengembangan perkebunan. Kedua, meningkatkan daya saing melalui peningkatkan

produktifitas dan pengembangan industri. Ketiga, meningkatkan penguasaan ekonomi

nasional dengan mengikutsertakan masyarakat dengan pengusaha lokal. Keempat,

mendukung pengembangan wilayah. Pelaksanaan pengembangan perkebunan melalui

program revitalisasi perkebunan harus didukung melalui kebijakan yang berbasis

masyarakat (political will) oleh pemerintah baik pusat maupun daerah guna

mendukung program revitalisasi perkebunan,5 di samping kemampuan dan kemauan

perusahaan yang bergerak di bidang usaha perusahaan sendiri.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian Revitalisasi berarti proses, cara,

dan perbuatan yang menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang

berkembang, sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan

menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali

(untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi

bisa berarti proses, cara, dan perbuatan untuk untuk menghidupkan atau menggiatkan

kembali berbagai program kegiatan apapun. Lebih jelasnya revitalisasi itu adalah

5 Mahmul Siregar, Perda gangan Interna sional dan Penanaman Modal (studi kesiapan

(6)

membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi secara umum adalah

usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Pelaksanaan revitalisasi perkebunan pada hakekatnya merupakan bagian dari

reformasi agraria yang bertujuan untuk menghasilkan revitalisasi sektor pertanian

dan pedesaan yang kokoh. Reformasi agraria yang berhasil di tandai oleh kepastian

penguasaan tanah yang menjamin penghidupan dan kesempatan kerja bagi petani,

tata-guna tanah yang mampu memperbaiki pengelolaan sumberdaya alam dan

pelestarian mutu lingkungan hidup, kedaulatan pangan, kemampuan produktivitas

yang mampu membuat keluarga petani mampu melakukan re-investasi dan memiliki

daya beli yang tinggi.6

Dengan dibukanya perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur pada tahun

1982, Desa Harapan Makmur adalah sebuah desa yang termasuk kedalam kecamatan

Sei Lepan Kabupaten Langkat. Desa ini pada awalnya hanya dihuni oleh penduduk

dalam jumlah yang sedikit tetapi perlahan-lahan berkembang dengan ditandai oleh

semakin ramai para pendatang dari berbagai suku dan daerah yang datang ke desa

Harapan Makmur untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak, sehingga

kondisi daerah di Harapan Makmur semakin padat dan ramai. Dengan semakin

berkembangnya perusahaan perkebunan tersebut, tentu saja memerlukan lahan tanam

yang cukup luas untuk produksi yang semakin besar, demikian pula halnya dengan

6

(7)

kuantitas serta kualitas tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah lahan tersebut

semakin bertambah pula. Sebagian besar atau hampir keseluruhan wilayah dari desa

Harapan Makmur saat ini merupakan daerah perkebunan kelapa sawit. Di mana

perkebunan tersebut ada yang milik perusahaan dan ada yang diusahakan oleh

masyarakat (plasma).

Secara teoritis pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, kawasan, ataupun

daerah tertentu akan diikuti oleh perubahan-perubahan mendasar dalam segala aspek

kehidupan masyarakat. Perubahan pola konsumsi masyarakat misalnya merupakan

salah satu aspek telihat paling jelas. Aktivitas migrasi yang berlangsung dari wilayah

satu ke wilayah tertentu yang merupakan imbas positif yang berkembang sebagai

konsekuensi pertumbuhan perekonomian daerah yang bersangkutan.7 Semakin baik

perkembangan ekonomi suatu daerah maka kemungkinan terjadinya pertambahan

angka migrasi pun akan semakin meningkat. Semakin pesat angka pertambahan

penduduknya ketika perkebunan telah berkembang maka akan menunjukan

perkembangan dari segi ekonominya.

Persoalan di atas menarik untuk dikaji, karena perkebunan kelapa sawit

memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat daerah ini

dan membawa dampak perubahan-perubahan yang bersifat positif yakni kemajuan-

kemajuan yang dialami oleh daerah ini salah satunya adalah pertambahan serta

keanekaragaman penduduknya. Di samping itu, menurut pengamatan saya masalah

7

(8)

ini juga belum pernah diteliti. Ini lah alasan peneliti untuk meneliti bagaimana

Pengaruh perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur terhadap masyarakat desa

Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan(1982-1998).

Cakupan kajian ini adalah daerah Harapan Makmur sebagai satu desa di

Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Batasan

temporalnya adalah 1982-1998. Batasan waktu berkaitan dengan awal mulanya

Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur melakukan penanaman sahamnya di

desa Harapan Makmur. Pada tahun 1998 ini dilihat dari aspek ekonominya

perusahaan karena pada saat itu dinilai bahwa perusahaan telah membuka daerah ini

dan membawa kemajuan yang signifikan dilihat dari infrastruktur yang dibangun oleh

pihak perusahaan terhadap masyarakat yang ada di sekeliling perkebunan,

infrastrukturnya adalah di bidang kesehatan, pendidikan, koperasi, dan tempat ibadah

(gereja dan mesjid).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan argumentasi di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

memfokuskan kepada :

1. Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.

Anugerah Langkat Makmur di desa Harapan Makmur?

2. Bagaimana perkembangan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur di

(9)

3. Bagaimanakah pengaruh perusahaan perkebunan PT. Anugerah Langkat

Makmur di wilayah Harapan Makmur sejak awal didirikan (1982-1998)?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan latar belakang terbentuknya Perkebunan PT. Anugerah Langkat

Makmur.

2. Menjelaskan perkembangan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur yang

ada di wilayah Harapan Makmur 1982.

3. Menjelaskan pengaruh perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur terhadap

kehidupan masyarakat di wilayah Harapan Makmur (1982-1998).

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini nantinya adalah :

1. Sebagai disiplin ilmu sejarah, dapat menambah refrensi sejarah perkebunan

kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur (ALAM) diwilayah Harapan

Makmur.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan penjelasan tentang

pengaruh Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur (ALAM) terhadap

perekonomian masyarakat desa Harapan Makmur.

3.

Aspek yang mungkin dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah menjadi

(10)

masalah perekonomian khususnya pada sektor pengaruhnya Perkebunan PT.

Anugerah Langkat Makmur (ALAM) di Harapan Makmur (1982-1998).

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam kajian ini, selain akan melakukan penelitian ke lapangan, peneliti juga

menggunakan beberapa literatur kepustakaan berupa buku-buku dan laporan sebagai

bentuk studi kepustakaan yang akan dilakukan selama penelitian.

Menurut Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit (2003) dijelaskan

bahwa di Indonesia dikenal tiga bentuk utama usaha perkebunan yaitu Perkebunan

Rakyat (PR), Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Besar Negara (PBN).

Bentuk lain yang relatif baru, yaitu bentuk Perusahaan Inti Rakyat (PIR), yang pada

dasarnya merupakan bentuk gabungan antara Perkebunan Rakyat dengan Perkebunan

Besar Negara atau dengan Perkebunan Besar Swata, dengan tata hubungan yang

bersifat khusus. Juga disebutkan pola PIR dirancang tahun 1974/1975 dengan tujuan

mmembantu membangun perkebunan rakyat di sekitarnya, atau rakyat yang

dipindahkan (transmigrasi). Perkebunan ini dan plasmanya merupakan sistem kerja

sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dengan demikian perkebunan

rakyat diharapkan lebih mampu memproleh pendapatan yang lebih layak. Dari

keterangan buku ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pola PIR yang diterapkan oleh

pemerintah sangat membantu perkebunan rakyat dalam mengembangkan perkebunan

(11)

Fachri Yasin A.Z dalam Agribisnis Riau: Pembangunan Berbasis Kerakyatan

(2003), mengkaji tentang perkebunan kelapa sawit yang semakin penting peranannya

dalam ekonomi Indonesia karena membawa kontribusi besar terhadap perolehan

devisa Negara. Pada periode pertama pembangunan jangka panjang tahap pertama

(PJP-1), subsektor perkebunan kelapa sawit telah memberikan kontribusi yang cukup

berarti 8 dan terhadap subsektor perkebunan dalam pembangunan nasional juga

berperan sebagai penyedia lapangan kerja. Di dalam buku ini, Fachri Yasin juga

menambahkan bahwa pola pengusahaan perkebunan kelapa sawit telah mengalami

pergeseran, di mana Perkebunan Besar Negara dan Swasta (PBN dan PBS) tidak lagi

mendominasi perkebunan kelapa sawit dan telah melibatkan peran serta masyrakat

petani yang semakin bertambah dalam pengusahaan perkebunan kelapa sawit yang

terbentuk dalam pola perkebunan swasta besar dan menengah serta perkebunan

rakyat. Sehingga buku ini perlu untuk dikaji serta sangat memmbantu pada penelitian

saya di dalam menulis. Pengaruh Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur

terhadap masyarakat Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan(1982-1998) yakni

dalam bidang ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan lapangan kerja serta

pergeseran pola pengusahaan perkebunan yang lebih ditekankan pada perkebunan

rakyat.

Sementara itu, Mulyadi S dalam Ekonomi Sumber Daya Manusia: Dalam

Perspektif Pembangunan (2006), mengkaji tentang pertumbuhan penduduk.

8 A.Z. Fachri Yasin, Agribisnis Riau: Pembangunan Perkebunan Berbasis

(12)

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen yaitu kelahiran (fertilias),

kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan

kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase), sedangkan selisih antara

migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (net-migration). Mulyadi juga

menambahkan mengenai gambaran laju pertumbuhan penduduk, berdasarkan hasil

pendataan. Buku ini sangat membantu penulis untuk menjelaskan pertambahan

penduduk yang terjadi di Harapan Makmur melalui migrasi yang sangat berkaitan

dengan perkembangan perkebunan kelapa sawit di daerah ini. Buku yang di tulis oleh

Mulyadi ini juga ini juga menjelaskan bahwa migrasi merupakan perpindahan sumber

daya manusia yang umumnya disebabkan oleh alasan ekonomi seperti menyangkut

pekerjaan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam menulis kejadian masa lalu yang dituangkan dalam historiografi harus

menggunakan metode sejarah. Metode Sejarah adalah proses menguji dan

menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.9 Selain dari pada

itu Metode Sejarah ialah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan,

kritik, interpretasi dan penyajian sejarah.10

Tulisan sejarah dianggap ilmiah jika tulisan tersebut menggunakan metode

sejarah. Dalam penerapannya, metode sejarah ada empat tahapan yaitu heuristik,

verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Heuristik yaitu proses menemukan dan

9 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI

press, 1985, hlm. 32.

(13)

mengumpulkan sumber sesuai dengan permasalahan penelitian. Heuristik yaitu

berasal dari bahasa Yunani Heurinkein yang artinya to find. To find di sini berarti

tidak hanya menemukan, tetapi mencari terlebih dahulu baru menemukan 11 . Dari

berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa heuristik adalah usaha dan

teknis atau cara untuk menemukan, menyelidiki mengumpulkan sumber-sumber

sejarah sebagai bahan peneliti12. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data

atau sumber adalah studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan sejumlah sumber tertulis, baik primer maupun sekunder, yakni

berupa arsip, laporan, skripsi, tesis, disertasi serta buku-buku yang berkaitan dengan

objek penelitian. Pengumpulan arsip, beruapa arsip nasional, asrip daerah maupun

arsip pribadi. Studi kepustakaan yang dimaksudkan adalah untuk memperoleh

sumber-sumber tertulis yang relevan dengan penulisan yang terdapat di Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Perpustakaan

FISIP USU, Lembaga Penelitian Kelapa Sawit (LPKS) yang berada di jalan Brigjen

Katamso, Medan, Lembaga Penelitian USU, dan Perpustakaan Umum Unimed.

Selain buku, sumber tertulis lainnya juga berupa arsip, dokumen serta laporan dari

pemerintah daerah baik desa maupun pada tingkat Kabupaten Langkat, yang terdapat

di kantor kepala desa Harapan Makmur, Kantor Camat Sei Lepan.

Sementara iu metode wawancara dilakukan terhadap orang-orang yang

terlibat langsung dengan aktivitas Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur

11 Nurhabsyah, Pengantar Ilmu Sejarah, Medan 2009.

(14)

(ALAM) di Harapan Makmur ataupun masyarakat sekitar. Wawancara dilakukan

dengan cara mendalam untuk memperoleh data secara lengkap tentang permasalahan

penelitian. Penentuan informan dilakukan melalui beberapa informan kunci yaitu

tokoh masyarakat yang mengetahui secara detailnya sejarah perkebunan PT.

Anugerah Langkat Makmur di desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan juga

khususnya bagi para karyawan yang masih aktif dan informan selanjutnya ditentukan

berdasarkan informan kunci ini atau yang dikenal dengan snow ball theory13.

Setelah data terkumpul maka tahapan selanjutnya dilakukan kritik sumber

baik kritik intern maupun ekstern. Kritik ekstern menyangkut dokumennya yaitu

meneliti apakah dokumen itu memang dibutuhkan, asli apa palsu, utuh atau sudah

diubah sebagian. Kritik intern yaitu meneliti isi dari data atau sumber untuk dinilai

kelayakan data akan permasalahan penelitian. Tujuan dari kritik intern adalah untuk

mendapatkan kredibilitas sumber atau kebenaran isi dari sumber tersebut, apakah isi

dari sumber dapat dipercaya atau tidak. Hal ini dilakukan pengelompokan data dan

membandingkannya dengan data yang lain.

Tahapan yang selanjutnya adalah interpretasi yaitu membuat analisis dan

sintesis terhadap data yang telah diverifikasi maka dari itu penulis menganalisis data

melalui tinjauan lewat beberapa informan. Hal ini diperlukan untuk membuat sumber-

sumber yang tampaknya terlepas satu sama yang lain menjadi satu hubungan yang

13

Snow ball theory merupakan salah satu teknik atau cara yang dapat digunakan di dalam

(15)

saling berkaitan. Tahapan ini dilakukan dengan cara menafsirkan fakta sehingga

terdapat pemahaman terhadap fakta sejarah baik secara tematis maupun kronologis

sehingga dapat diungkapkan. Meskipun fakta bersifat objektif tetapi tetap

mengandung sifat subjektif karena ditafsirkan oleh seseorang. Dengan kata lain,

tahapan ini dilakukan dengan membuat kesimpulan keterangan atau sumber informasi

yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada. Dalam artian sebagai sejarawan,

kita harus kritis terhadap data atau sumber yang ada, tidak langsung mempercayainya

begitu saja atau “mempercayainya bulat-bulat”.

Tahapan yang terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi.

Historiografi merupakan penulisan dengan sumber-sumber yang diinterpretasikan

melalui sebuah tulisan yang diperoleh dari fakta-fakta dan diungkapkan secara

sistematis dan kronologis. Historiografi juga merupakan bentuk tulisan yang kritis

analitis dan bersifat ilmiah. Analitis berarti membutuhkan teori-teori dari berbagai

ilmu sosial yang berguna untuk memberi informasi terhadap peristiwa yang kita

selidiki. Sehingga tulisan mengenai Sejarah perkebunan PT. Anugerah Langkat

Makmur di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan ini dapat disajikan secara

Referensi

Dokumen terkait

Proses pemisahan antara kulit buah dengan biji buah kakao adalah hal yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau cara pemecahan

Keselamatan kerja (S), dan Kesehatan kerja (H) merupakan variabel laten endogen yang diberlakukan sebagai variabel antara ( intervening ), sedang Lingkungan kerja dari

Hendro Gunawan, MA

Pada hari ini Selasa tanggal tujuh belas bulan Januari tahun Dua Ribu Tujuh Belas, Kelompok Kerja 2 ULP Kantor Pusat DJBC Tahun Anggaran 2017 telah melakukan evaluasi

Sudirman pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dengan nilai total HPS sebesar Rp 1.155.000.000,- maka dengan ini diumumkan nama penyedia barang/jasa

Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan menunduk ), rambut –rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala karena

Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa faktor akuntansi yang akan mempengaruhi peringkat obligasi adalah.. pertumbuhan perusahaan sedangkan faktor non-akuntansi

Saman pada masa dahulu dimainkan oleh masyarakat Gayo, tetapi karena menarik Saman kini sudah dipelajari oleh pencinta seni yang bukan dari masyarakat Gayo. Hal ini