• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan petani, dan menambah devisa negara.

Proses pemisahan antara kulit buah dengan biji buah kakao adalah hal yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau cara pemecahan kulit buah kakao seperti; dipukul-pukul dengan kayu atau dihempas kepermukaan yang keras, mengunakan benda tajam seperti pisau, dan mengunakan mesin secara mekanis ( Widharto ,1999 ).

Banyak keluhan dari para petani kakao dalam membuka kulit buah kakao disebabkan terlalu banyak memakan waktu dan tenaga. Selain itu juga dengan membuka kulit buah kakao secara manual sering terjadi kecelakaan kerja karena mengunakan benda-benda tajam. Sedangkan proses pembukaan kulit buah kakao dilakukan secara mekanis lebih praktis, menghemat waktu dan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Pada Proyek Usaha Mandiri (PUM) kami mencoba mendesain alat untuk pengolahan hasil dari tanaman kakao. khususnya bagi petani agar masalah pengolahan hasil dapat teratasi yaitu "Rancang Bangun Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.)''

Sehingga alat ini dapat diaplikasikan oleh

petani. Hal ini dilakukan sebagai langkah penanganan yang arahnya untuk meningkatkan kecepatan dalam produktifitas dan

(2)

1.2. Perumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini meliputi :

 Petani membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang banyak apabila membuka kulit buah kakao dalam jumlah besar .

 Sering terjadinya kecelakaan kerja dengan cara manual karena memakai benda tajam.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut di atas di lakukan penelitian pada kegiatan PUM dengan tujuan:

1. Merancang Mesin pembuka kulit buah kakao. 2. Menguji kenerja Mesin pembuka kulit buah kakao.

3. Melakukan analisa ekonomiberupa biaya pembuatan dan operasional mesin. 1.4. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang akan diharapkan dari Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini : 1. Mesin pembuka kulit buah kakao.

2. Setelah melakukan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dapat memperoleh sebuah ilmu, teknologi dan pengalaman.

(3)

1.5. Manfaat A. Bagi Mahasiswa

1. Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh kedalam bentuk sebuah alat.

2. Dapat belajar secara kelompk dan penuh kesabaran walaupun ada rintangan sesama teman-tenan.

B. Bagi masyarakat,

1. Membantu masyarakat kususnya petani kakao dalam proses pemecahan kulit buah kakao saat panen

C. Bagi Institusi

1.Alat yang di hasilkan dapat di mampaatkan untuk alat pengujian atau alat untuk di pamerkan untuk masarakat.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kakao

Melalui publikasi yang tersedia menunjukan bahwa tanaman kakao berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian utara. Tanaman kakao pertama kali di budidayakan serta di gunakan sebagai bahan makanan dan minuman coklat oleh Suku Maya dan Suku Astek. Suku indian maya adalah suku yang dulunya hidup di wilayah yang kini disebut Guatemala ,Yucatan dan Honduras (Amerika Tengah). Mereka telah terbiasa mengkonsumsi cokelat, dan kakao salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan menambah devisa negara (Riyadi dkk, 2007). Dampaknya di negara tujuan ekspor kakao Indonesia terutama di Amerika Serikat, dikenakan automatic detention atau diskon harga sehingga harganya lebih rendah dari pada kakao dari negara lain. Beberapa faktor yang menyebabkan beragamnya mutu kakao yang dihasilkan adalah lemahnya penanganan pasca panen kakao, pengawasan mutu serta penerapan teknologi pasca panen belum berorientasi mutu. Ini menunjukkan, bahwa perlakuan pasca panen belum diterapkan dengan benar dan baik. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah belum dikuasainya teknologi pasca panen.

Karena itu perlu disiapkan panduan bagi petani dan pelaku usaha dalam menerapkan perlakuan pasca panen yang baik dan benar dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengacu pada prinsip-prinsip Good Handling

(5)

Proses pemecahan atu pembuka buah kakao

Pengupasan adalah pra proses pada suatu bahan pangan yang bertujuan memisahkan kulit dari bahan. Pengupasan dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pengupasan mekanis, pengupasan khemis dan pengupasan dengan uap panas, (Kartasapoetra, 1994).

Namun dalam penanganan proses pemisahan antara kulit buah dengan biji buah kakao ada beberapa cara seperti :

a. Dipukul-pukul dengan benda yang keras atau dihempas-hempas kepermukaan yang keras sehingga kulit buah pecah, dengan cara ini banyak membutuhkan tenaga. dapat kita lihan pada gambar 1 di bawah ini.

(6)

b. Mengunakan benda yang tajam seperti pisau, sehingga kulit buah terbelah, dengan cara ini sering terjadi kecelakaan kerja, karena mengunakan benda tajam dan biji buah terluka. Pemecahan buah dapat dilakukan dengan menggunakan pemukul kayu atau dengan menggunakan golok. Pemecahan buah dengan menggunakan golok sangat beresiko merusak biji. Biji yang rusak akan mudah terserang jamur karena biji basah yang rusak sangat mendukung untuk perkembangan jamur.

(7)

Gambar 3. Bagan alir pasca panen kakao

Dari bagan alir pasca panen kakao kami mengamil sala satu permasalahan yatu pemecahan buah kakao utuk meningkatkan kenerja dan memperkecil biaya dan waktu pengrjaan dengan menggunakan mesin pembuka kulit buah kakao senis roller mill.

Fermentasi

Pemeraman(penyimpanan)buah

Pemecahan kulit buah Pemetikan dan sortasi buah

Perendaman dan pencucian

Pengeringan

Tempering

Sortasi

(8)

2.2. Pengecilan Ukuran.

Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukan pada suatu operasi pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis sehingga menjadi ukuran-ukuran kecil tanpa perubahan sifat kimia. Beberapa cara pengecilan ukuran bahan seperti pemotongan, perajangan, kompresi, pemukulan, penumbukan, menggiling hammer mill.(Djinis, 2012).

2.3. Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian adalah instroduksi dan penggunaan alat mekanis untuk melaksanakan operasi pertanian. Alat mekanis tersebut termasuk semua peralatan yang digerakkan oleh tenaga manusia, ternak, motorbakar, listrik, angin, air,dan sumber energi lain dan mekanisasi pertanian harus menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang cukup berarti. mekanisasi pertanian tersebut akan mempengaruhi produktivitas lahan atau produktivitas tenaga kerja. Mekanisasi pertanian bisa memberi berbagai keuntungan sebagai berikut: Meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi kehilangan hasil pertanian, ketepatan waktu operasi, mengurangi kepayahan kerja, memperbaiki lingkungan kerja,meningkatkan keamanan kerja dan kebanggaan petani, (Suryanto,H 1990).

Pemecahan buah kakao di lakukan oleh dua buah silinder mempunyai besi-besi persegi yang melekat keliling bagian luar pipa, dengan putaran berlawanan. Buah yang telah pecah kemudian meluncur kedalam silinder pemisah berputar dengan kecepatan rpm rendah. Biji kakao akan lolos lewat selongsong bagian bawah sehingga hasil buah pecah masuk dalam wadah (Pujiyanto dkk,

(9)

RPM atau (rotation per minute) adalah banyaknya putaran yang dilakukan dalam satu menit. Dalam aplikasi di mesin-mesin pertanian sangat berperan penting kecepatan putaran, karena rata-rata dari putaran sumber tenaga seperti dari engine, dilakukan reduksi (menurunkan rpm), Seperti mesin pembuka kakao dari putaran engine maksimal 2800 rpm sampai direduksi menjadi 90 rpm.

Transmisi merupakan suatu bagian terpenting dalam rangkaian sebuah mesin, sebagaimana dengan fungsinya sebagai penerus daya (transmisi daya) dalam penggerak dan mereduksi putaran yang sesuai diharapkan. macam-macam transmisi : Pully dan Sabuk V mempunyai penampang trapesium sama kaki dipasang pada puli beralur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya sampai mencapai 5 m, dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kecepatan putar pada transmisi sabuk pada umumnya direncanakan antara 10 sampai 20 m/detik dan maksimum 25 m/detik. Rantai, roda gigi dan gear berguna untuk menghilangkan adanya kondisi slip pada sistim transmisi yang berjarak sumbu panjang seperti pada sabuk dan puli, maka dapat digunakan rantai dan sproket. Dengan terjadinya kaitan antara gigi dengan rantai , maka pemindahan daya dan putaran dapat maksimal. Pada penggunaannya, pemasangan rantai dan sproket harus mempunyai sumbu yang sejajar antara poros-poros dudukan sproketnya.Selain itu perlu diperhatikan system pelumasan. Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungan-keuntungan seperti: mampu meneruskan daya besar, tidak memerlukan tegangan awal, tidak terjadi slip dan mudah memasangnya. Sedangkan kekurangannya adalah terjadi variasi kecepatan, terjadi suara dan getaran dan memerlukan sistem pelumasan. (Syafri Edi 2011).

(10)

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PUM

Pelaksanaan proyek usaha mandiri ini dilaksanakan pada semester V selama empat bulan (September-Desember 2012) di bengkel Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Tanjung Pati.

3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat

Alat–alat yang digunakan pada pelaksanaan proyek usaha mandiri pembuatan alat pembuka kulit buah kakao pada tabel 1

Tabel 1. Alat–alat yang dibutuhkan pada Proyek Usaha Mandiri

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI JUMLAH

1 Mesin las listrik BX6-250 3

2 Mesin bubut MODEL 1860 5,5 HP 2

3 Mesin gerinda tangan MAKITA A24SBF 2

4 Las asetilen 1

5 Mesin gerinda potong MAKITA 2414NB 1

6 Mesin bor 1

7 Rol siku 2

8 Palu 3

9 Meteran 1

10 Mesin gergaji besi DONG JIN 1

11 Mesin pemotong 1

12 Gerinda Duduk KW07-74 2

(11)

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Bahan Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao

NO BAHAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN

1 Besi Strip 30x3 mm 1 Batang

2 Besi Poros 1" 1 Meter

3 Bearing( kulahar) 1" 6 Buah

4 Elektroda RB 2,6 mm 1 Kotak

5 Mata Gergaji 1 Buah

6 Besi pipa 1” 1 Batang

7 Seng plat 0.2mm 2 Meter

8 Amplas Halus 3 Meter

9 Triplek 2mm 1/2 Lembar

10 Pegas tarik 2 Buah

11 Besi persegi 5mm x 5mm 2 Batang

12 Batu gerinda 4" 2 Buah

13 Batu gerinda 14" 1 Buah

14 Gear D1 14cm 2 Buah

15 Gear D2 7cm 2 Buah

16 Rantai dan roda gigi Sepeda motor 1 Set

17 Pully dan belt 25" 1 Set

18 Besi pipa D 14cm 1 Meter

3.3. Perancangan fungsional dan struktural

3.3.1. Rancangan Fungsional

 Unit rangka berfungsi sebagai kedudukan dan penyangga komponen lainnya.

 Unit roller adalah bagian terpenting dari mesin pembuka kulit buah kakao ini, yang berfungsi untuk memmecahkan buah kakao.

 Unit transmisi berfungsi sebagai penerus putaran dan meroduksi RPM mesin.

(12)

 Unit engine berfungsi sebagai sumber tenaga, yang menghasilkan putaran.

 Unit hopper berfungsi sebagai penambung bahan (buah kakao). 3.3.2. Rancangan Struktural

Komponen-komponen mesin pembuka kulit buah kakao ini antaralain adalah :

Unit rangka, terbuat dari besi siku tebal 5 cm x 5 cm x 5 mm.

Unit rooler terbuat dari besi pipa Ø 14 cm .

Unit transmisi :

pully belt besar Ø 25 cm dan kecil Ø 5 cm. rantai dan roda gigi type sepeda motor bebek. gear besar Ø 10 cm dan kecil Ø 5 cm

Unit engine (mesin) digunakan 2.5 hp.

Unit hopper terbuat dari seng plat tebal 0.2 mm.

Sepefikasi Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao

 tinggi : 70 cm

 lebar : 40 cm

(13)

3.3.3. Tahapan Proses Pembuatan Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao

Gambar 4. Diagram alir pembuatan mesin pembuka kulit buah kakao Keterangan gambar : = START/STOP = KONDISI = PERNYATAAN Mulai Identifikasi Masalah

Penyempurnaan ide rancangan dan pembuatan gambar kerja

Pembuatan konstruksi Uji fungsional Berhasil Uji kinerja Siap pakai Selesai Modifikasi Modifikasi tidak ya tidak ya

(14)

3.3.4. Rancang Kontruksi Alat

 Chasis Alat Pakan (Rangka Utama)

Proses pembuatan alat rancang bangun mesin pembuka kulit buah kakao jenis rollel mill adalah pembuatan Rangka untuk kedudukan dari komponen-komponen lainnya. Pembuatan chasis atau rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran 50x50x5 mm.

Gambar 5. Kerangka Utama  Hopper

Hopper ini terbuat dari triplek yang mempunyai tebal 2mm. Yang diberi bingkai triplek dipasang dengan paku 1”.

(15)

 Tutup roller

Terbuat dari besi plat tebal 2mm, melekat pada kedudukan rangka, sebagai kedudukan transmisi (poros,bearing dan sproket).

Gambar 7. Tutup Roller

 Roller Mill

Terbuat dari as 1”, gear yang berdiamater 15 dan pasang pisau (besi nako), berfungsi sebagai pembuka kulit buah kakao.

Gambar 8. Roller Mill  UCP (bearing)

memakai UCP 205, berdiameter 1” untuk bantalan poros

(16)

 Gear

Gear ukuran berdiameter besar 14cm, kecil berukuran 7cm berfungsi mengarahkan gerakkan rooler.

Gambar 10. Gear

 Poros (as)

Poros (as) berdiameter 1", berfungsi sebagai penghubung transmisi dan reduksi RPM.

Gambar 11. Poros  Pully Dan Belt

Pully dan belt bagian dari transmisi ukuran diameter 25cm, dan kecil yang melekat pada engine berdiameter 5cm.

(17)

 Selongsong

Selongsong terbuat dari besi plat tebal 0.2mm, berguna sebagai output hasil buah kakao.

(18)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN 4.1. Hasil

4.1.1. Kerangka Utama (Chasis)

Kerangka utama terbuat dari siku, ukuran 5cm x 5cm x 0.5mm dan besi, merupakan kedudukan komponen lainnya. Potongan ukuran besi siku dirakit dengan mengunakan las listrik. Gambar 13

Kerangka Utama (chasis). 4.1.2. Hopper

Hopper ini terbuat dari triplek yang mempunyai tebal 2mm. yang diberi bingkai triplek dipasang dengan paku 1".Gambar 14

(19)

4.1.3. Tutup Roller

Terbuat dari besi plat tebal 2mm, melekat pada kedudukan rangka, sebagai kedudukan transmisi (poros,bearing dan sproket).Gambar 15

Tutup roller. 4.1.4. Roller Mill

Terbuat dari as 1”, gear yang berdiamater 15 dan pasang pisau (besi nako), berfungsi sebagai pembuka kulit buah kakao.Gambar 16

(20)

4.1.5. Bearing

memakai bearing 205, berdiameter 1" untuk bantalan poros.Gambar 17

Bearing. 4.1.6. Gear

Gear ukuran berdiameter besar 14cm, kecil berukuran 7cm berfungsi

mengarahkan gerakkan rooler.Gambar 18

(21)

4.1.7. Poros (as)

Poros (as) berdiameter 1", berfungsi sebagai penghubung transmisi dan reduksi RPM.Gambar 19

Poros. 4.1.8. Pully Dan Belt

Pully dan belt bagian dari transmisi ukuran diameter 25cm, dan kecil yang melekat pada engine berdiameter 5cm.Gambar 20

(22)

4.1.9. Selongsong

Selongsong terbuat dari besi plat tebal 0.2mm, berguna sebagai output hasil buah kakao. Gambar 21

selongsong. 4.1.10. Engine.

Engine bahan bakar bensin 2,5 hp.

Engine. Spesifikasi Engine.

 Bahan bakar bensin.  Engine 2,5 hp

(23)

4.2. Perakitan Alat.

Pada perakitan mesin ini semua bagian–bagian yang ada serta komponen-komponen dari mesin pembuka kulit buah kakao digabungkan atau dirakit menjadi satu. Setelah semua komponen – komponen tersebut dirakit menjadi satu maka alat tersebut selesai dirakit. Untuk lebih jelasnya gambar mesin pembuka kulit buah kakao setelah selesai dirakit dapat dilihat pada Gambar 23.

(24)

4.3. Uji Kinerja Alat

Tabel. 3. Hasil Pengujian Alat Pembuka Kulit Kakao Pada RPM.

NO REDUKSI RPM HASIL KETERANGAN

1 RPM Engine : 1800 RPM Poros tengah : 548 RPM Roller : 180 Mengunakan tachometer

Kulit buah pecah sesuai yang diharapkan 2 RPM Engine : 2300 RPM Poros tengah : 654 RPM Roller :324 Mengunakan tachometer

Kulit buah pecah tidak sempurna 3 RPM Engine : 2760 RPM Poros tengah : 833 RPM Roller : 410 Mengunakan tachometer

Kulit buah hanya retak

(25)

Tabel.4. Hasil Pengujian Mesin Pembuka Kulit Buah Kakao NO Pengamatan Mengunakan pisau. (Manual) RPM 180 (Mekanis) RPM 324 ( Mekanis) RPM 410 (Mekanis) 1 Jumlah buah yang

di pecah 10 10 10 10 2 Waktu pemecahan (menit) 3,16 1,033 1,08 1,15 3 Kapasitas(bh/jam) 189,8 580,6 555,6 521,73 4 Kapasitas(kg/jam) 90,15 275,78 263,91 247,82

keterangan :berat rata-rata satu buah kakao = 0,475 kg.

Pembahasan hasil tabel 5

Mesin pembuka kulit buah kakao lebih efesien bekerja pada posisi RPM terendah, dari pengamatan apabila RPM tinggi buah kakao tidak pecah yang sesuai yang dinginkan, dan RPM tinggi memakan waktu yang lama disebabkan mata pisau pemecah tidak berfungsi.

Kapasitas Efektif.

Kapasitas Efektif mesin Pembuka Buah Kakao mengunakan rumus.

kapasitas Efektif = ) ( ) ( jam waktu buah n jumlahbaha a. RPM yang 180 KE= sec 62 10bh =0.17 buah/sec KE= jam buah 1 6 , 580 = 580.6 buah/jam

KE=banyak buah/jam x berat 1 kg bh kakao

=580.6 buah/jam x 0.475 kg = 275.78 kg/jam

(26)

b. RPM yang 324. KE= sec 67 10bh =0.149 buah/sec KE= jam buah 1 6 , 555 = 555,6 buah/jam

KE=banyak buah/jam X berat 1 kg bh kakao =555.6 buah/jam X 0.475 kg = 263.91 kg/jam c. RPM yang 410. KE= sec 69 10bh =0.144 buah/sec KE= jam buah 1 73 , 521 = 521,73 buah/jam

KE=banyak buah/jam X berat 1 kg bh kakao

=521,73 buah/jam X 0.475 kg = 247,82 kg/jam

4.4. Analisa Ekonomi 4.4.1. Kebutuhan Bahan

Perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk rancangan mesin pembuka kulit buah kakao dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 5. Kebutuhan Bahan

N

O BAHAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN

HARGA (Rp)

@ JUMLAH

1 Besi siku 5cmx5cmx5 mm

2 Batang 120.000,-

240.000,-2 Besi Poros 1" 1 Meter 50.000,-

50.000,-3 Bearing Ucp 205 6 Buah 30.000,-

180.000,-4 Elektroda RB 2,6 mm 1 kotak 120.000,-

(27)

sproket

9 Per pegas - 2 Buah 20.000,-

20.000,-1 0

Besi nako 2 Batang 30.000,-

60.000,-1 1

Triplek 0.5mm 1/2 lembar 50.000,-

50.000,-1 2

Batu gerinda 4" 1 Buah 10.000,-

10.000,-1 3

Pully dan belt

1 Set 200.000,- 200.000,-1 4 Roller gear D 15 6 Buah 50.000,- 300.000,- 1 5 Besi pipa D 14 cm 1 Meter 50.000,- 50.000,- 1 6

Resiko Kerusakan Bahan(10% x bahan) 150.000,-

Jumlah 1.650.000

4.4.2. Biaya Peralatan Penunjang Proyek Usaha Mandiri

Biaya peralatan penunjang dari pembuatan mesin pembuka kulit buah kakao dapat dihitung dengan rumus :Sewa alat selama 12 hari = Lama kerja x jam kerja Penyewaan seperangkat alat bengkel 12 hari = Rp 2.500/jam

Lama jam kerja = 12 hari Jumlah jam kerja =8 jam/hari

Total biaya Penyewaan alat = 12 hari x 8 jam/hari x Rp.2500/jam = Rp.240.000

4.4.3. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang digunakan untuk membuat alat dihitung dengan rumus :Total Biaya Tenaga Kerja =Jumlah tenaga kerja x hari kerja x upah

Upah tenaga kerja = Rp.50.000/hari

(28)

Jumlah tenaga kerja = 2 orang Total Biaya Tenaga Kerja = 2 x 12 x 50.000 = Rp 1.200.000

Total Biaya

Total Biaya = Biaya bahan + biaya sewa alat + biaya tenaga

Biaya bahan = Rp. 1.650.000 Biaya Sewa Alat = Rp. 240.000

Biaya Tenaga Kerja = Rp. 1.200.000

Total = Rp.3.090.000

Maka harga pokok produksi =Rp. 3.090.000

Harga Jual

Laba yang diinginkan = 20% dari harga pokok produksi = 20% x Rp. 3.090.000

= Rp.618.000

Total Biaya = Biaya pokok produksi + Laba yang diinginkan Harga Pokok Produksi =Rp. 3.090.000

Laba yang diinginkan = Rp. 618.000

Total =Rp. 3.708.000

(29)

B/C = Rp.3.708.000 Rp.3.090.000 B/C ratio = 1,2

4.4.4. Analisa Biaya Operasi Alat Asumsi :

 Harga jual alat (p) = Rp.3.708.000  Umur ekonomis (N) = 5 tahun  Harga akhir (S) = 10 % * P  Bunga modal (I) = 12 % / tahun  Jam kerja /tahun = 2400 jam/tahun

 Jam kerja/ hari = 8 jam

 Biaya gudang = 0.5 % * p / tahun  Upah operator (Rp)/hari = Rp.40.000  Jumlah operator = 2 orang  Jumlah bahan bakar = 0.93L/Jam

 Harga per liter = Rp 4.500

BIAYA TETAP (Fixit cost)  Biaya penyusutan (P) S = 10 % * P S = 10 % * Rp. 3.708.000 D = Rp. 3.708.000 – Rp.370.800 5 D = P – S N

(30)

D = Rp.667.440

Jadi biaya penyusutan per tahun adalah Rp. 667.440  Bunga modal (I)

I = 12 % * (Rp. 3.708.000)*(5 +1) 2 * 5

I = Rp.2.669.760 10 I = Rp.266.976

Jadi bunga modal per tahun adalah = Rp. 266.976 Biaya gudang (G) = 0,5 – 1 % P

G = 0,5 * Rp. 3.708.000 100 G = Rp.18.540

Total biaya tetap = Biaya penyusutan + Biaya gudang + Bunga modal = Rp. 667.440+ Rp . 18.540 + Rp. 266.976

= Rp. 952.956/tahun Jadi total biaya tetap adalah Rp. 952.956/tahun BIAYA TIDAK TETAP (Variabel cost)

 Upah operator / jam dimana :

Upah operator /jam = Rp.40.000 x2

8

=Rp.10.000/jam

I= i(P) (n+1)

2n

Upah (Rp) / hari * Jumlah tenaga kerja Jam kerja/hari

(31)

 Biaya pemeliharaan = 1,2 % * (p-s)

100 jam

Biaya pemeliharaan = 1,2 % x (Rp. 3.708.000– Rp.370.800) 100 jam

= Rp.400,464 / jam

Maka biaya pemeliharaan adalah Rp. 400,464 / jam Komsumsi bahan bakar FC = FV

T2

Keterangan : FC =Komsumsi bahan bakar liter/jam FV = Volume bahan bakar yang dipakai

T2= Waktu operasi motor penggerak

FC = 1Liter 1,07/jam = 0,93 Liter/jam

Jadi biaya bahan bakar = 0,93 liter x Rp.4500 1jam

= Rp.3185 /jam

Total biaya tidak tetap = Upah operator + biaya pemeliharaan + biaya bahan bakar = Rp.10.000 +Rp. 400,464 + Rp. 3.185

(32)

Biaya pokok (BP)

Biaya pokok pada putaran Roller 180 RPM, Biaya pokok = 952.956 + 13.585,464 2400

= 397.065 + 13.585,464 275,7 =Rp 193,155/ kg

Biaya pokok pada putaran Roller 324 RPM Biaya pokok = 952.956 + 13.585,464 2400 = 397.065 + 13.585,464

263,9

=Rp 201,791/kg

Biayah pokok pada putaran Roller 410 RPM Biaya pokok = 952.956 + 13.585,464 2400 = 397.065 + 13.585,464 247,82 =Rp 16,570/kg Biaya pokok = 952.956+13.585,464 2400 580.6 =397.065+13.585,464 580.6 BP = RP 24/0,47 kg = Rp 51/kg

Break Even Point (BEP)

BEP =BT BEP = Biaya Tetap = Rp 952.956/tahun BP Biaya pokok 51/kg

(33)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan judul alat mesin pembuka kulit buah kakao untuk mempermudah dalam proses pendapatan hasil (biji kakao basah) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kapasitas laju mesin pembuka kulit buah kakao pada putaran roller mill 180 RPM, 324 RPM dan 410 RPM berturut-turut adalah : 275,7 kg/jam, 263,9 kg/jam dan 247,82 kg/jam.

2. Biaya pokok Mesin ini RP 51/kg, BEP adalah : 18.685, 4 kg/tahun. Berdasarkan hasil pengujian.

5.2. Saran

1. Mesin ini masih perlu untuk dimodifikasi terutama bagian diameter Roller harus besar min diameter 25 cm.dengan tujuan agar pemecah kulit buah kakao lebih mudah dalam pengeluaran hasil pemecahan.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Djinis E.M. 2012. Alat dan Mesin Pasca Panen. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh.

Hardjosentono, Mulyono, Wijato, Elon Rachlan, I. W Badra dan R. Dadang Tarmana , 1978. “Mesin-mesin pertanian”. Jakarta : Cv Yagaguna.

http://megapusva.blogspot.com/2013/pengupasan-lap-teknologi-pengolahan.html Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Melly, Sandra. 2006. BKPM Ekonomi Teknik. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh.

Pujiyanto. Panggabean R,T. Wahyudi, T. 2009. Kakao, Jakarta : Penebar Swadaya. 363hal.

Purwadi, T. 1999, Mesin dan Peralatan, Yogyakarta :Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Riyadi,S. Nuraeni,L. Tumpal H.S. 2007. Cokelat, Jakarta : Penebar Swadaya.157hal.

Smith H.P,Lambert H.W,1996, Mesin dan Peralatan Usaha Tani,Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Suryanto,H. 1990. Alat Dan Mesin Pertanian, Padang : Universitas Andalas. 25hal. Syafri, Edi.2011. BKPM Elemen Mesin. Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

Payakumbuh.

(35)

LAMPIRAN

(36)
(37)
(38)

Lampiran 4. Foto Komponen-Komponen Alat pemecah kulit buah kakao

1. kerangka utama (chasis) 2. Hopper 3. Gear

(39)

Gambar

Gambar 1. Pemecahan yang  Dipukul-pukul
Gambar 2. Membuka kulit buah kakao menggunakan pisau
Tabel 1. Alat–alat yang dibutuhkan pada Proyek Usaha Mandiri
Tabel 2. Bahan Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan  Mesin Pembuka Kulit Buah  Kakao
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan dan konseling Islami adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (enpowering) iman, akal,

Berdasarkan hasil pembahasan, terkait dengan pengertian dalam proses penelitian, diketahui bahwa pretest itu pada hakikatnya merupakan suatu proses pengujian sebuah

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan judul

Penelitian ini merupakan penelitian ekuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajarkan menggunakan media

Mahkamah Agung Republik Indonesia ( Judex Yuris ) dalam beberapa kasus juga telah membuat putusan-putusan dengan kaidah hukum : “Aset milik pihak ketiga yang menjadi jaminan

Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 5 Mei 2012 yang dilakukan di Bangsal Penyakit Dalam (Bougenvile) RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo terhadap 10 dokumentasi

Nomor 15 Tahun 2Ol2 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Hasil penelitian dan uji variansi terhadap diameter tubuh buah jamur tiram putih) menun- jukkan bahwa penambahan medium tanam de- ngan menggunakan ampas tebu dan