BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
43
Lokasi penelitian adalah SMK Muhammadiyah di Jl. K. H.
Ahmad Dahlan, Salatiga.
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
a.
Populasi Penelitian
Penelitian memerlukan populasi sebagai sumber data.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan
diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun
ajaran 2014/2015 yang berjumlah 134 orang siswa yang
diasuh oleh pola asuh otoritatif orangtua.
b.
Sampel Penelitian
C.
Model Penelitian
Model penelitian digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Penelitian
D.
Instrumen Penelitian
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi
Belajar Siswa. Untuk mengukur motivasi belajar siswa,
peneliti menggunakan
The Motivated Strategies for
Learning Questionnaire—MSLQ (Pintrich et al., 1992)
untuk mengetahui jawaban responden terhadap dua
variabel bebas yaitu Pandangan Siswa Tentang
Keterampilan Mengajar Guru (X1)
dan Pola Asuh Otoritatif
Orangtua (X2).
a. Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa
Instrumen motivasi belajar siswa terdisi dari 31 item
pernyataan yang harus dijawab oleh responden (siswa)
berhubungan dengan motivasi siswa dalam belajar.
Batasan konsep dan indikator layanan empirik motivasi
belajar siswa dirangkum dalam Tabel 4.1 berikut ini:
Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1)
Pola Asuh Otoritatif Orangtua (X2)
45
Tabel 3.1
Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel Motivasi
Belajar Siswa
Konsep Sub Konsep Indikator Empirik No Item Motivasi
belajar adalah dorongan dalam diri individu yang mengarahkan tujuan belajar yang
diinginkan. (Pintrich & Schunk, 2002).
1.Perilaku individu dalam dirinya untuk belajar. 1.2. Siswa
tergerak untuk mengerjakan tugas belajar yang
menantang dan sulit. 1.3. Siswa lebih
termotivasi untuk belajar dengan untuk belajar dengan
adanya
kontrol dan kehangatan dari orangtua. 1.5. Siswa tekun mengerjakan tugas belajar yang
diberikan
guru di
sekolah.
1.1. Saya ingin belajar dan menguasai materi yang diajarkan guru. 1.2. Semakin sulit tugas
yang diberikan guru, maka saya semakin tertantang untuk
mengerjakannya. 1.3. Guru memberikan
pujian pada saya ketika saya berhasil meraih nilai tertinggi di kelas. 1.4. Orangtua
menanyakan
kegiatan belajar saya selama di sekolah.
1.5. Saya selalu mengerjakan PR dan tugas-tugas praktikum yang diberikan guru.
2.Self-efficacy Self-efficacy siswa
menantang supaya
saya dapat
mempelajari hal baru.
2.2. Saya rasa bahwa saya mampu untuk menerapkan apa yang saya pelajari di kelas.
2.3. Saya yakin bahwa
saya dapat
memahami materi pelajaran yang paling sulit yang diajarkan guru. 2.4. Hal yang paling
memuaskan saya adalah jika saya berhasil meraih nilai baik.
2.5. Ketika saya mengerjakan soal ulangan, saya memikirkan
pertanyaan yang tidak dapat saya jawab.
2.6. Jika saya tidak mampu menjawab soal ulangan, itu adalah kesalahan saya sendiri yang tidak belajar.
2.7. Hal terpenting bagi saya saat ini adalah meningkatkan belajar saya agar saya dapat meraih nilai yang terbaik. 2.8. Saya berharap saya
bisa melakukan yang terbaik di kelas.
47
berusaha untuk mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru dengan sebaik mungkin.
3.0. Saya merasa bahwa materi pelajaran yang diajarkan guru akan berguna jika saya pelajari dengan baik.
3.1. Jika saya tidak memahami materi pelajaran yang diajarkan guru, hal itu dikarenakan saya yang tidak belajar dengan sungguh.
3.2. Saya menyukai pelajaran yang diajarkan guru. 3.3. Memahami
pelajaran adalah hal terpenting bagi saya.
3.4. Saya yakin bahwa
saya dapat
menguasai keterampilan
(praktek) yang diajarkan guru. 3.5. Penting bagi saya
untuk melakukan yang terbaik di kelas karena saya ingin menunjukkan kemampuan saya pada orangtua saya.
3.6. Menyadari pentingnya
semampu saya untuk belajar sungguh.
pelajaran dengan baik.
3.8. Jika saya bisa, saya ingin meraih nilai terbaik di kelas. 3.Penerapan
Keterampi-jika prestasi siswa 3.6. Antusiasme
guru dalam mengajar. 3.7. Keterampilan
dasar mengajar
3.1a.Guru memberikan kata-kata positif
yang dapat
memotivasi belajar saya jika saya memperoleh nilai ulangan yang buruk.
3.1b.Guru mengatakan “kamu pasti bisa” untuk
menyemangati saya
agar saya
termotivasi untuk belajar.
3.2. Jika saya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, maka guru akan memberikan pujian. 3.3. Jika nilai saya kurang memuaskan maka guru akan memberikan
remedial.
49
guru. kelompok.
3.5. Setiap tugas yang diberikan guru membuat saya tertarik untuk melakukan
percobaan sendiri dan kemudian mempresentasikan hasilnya di kelas. 3.6. Guru mengajar
dengan serius namun santai dengan diselingi humor sehingga pembelajaran menjadi
mengasyikkan. 3.7. Saya senang
mengikuti pelajaran di kelas karena guru memberikan pembelajaran yang bervariatif.
1.
Skala Sikap Pandangan Siswa Tentang Keterampilan
Mengajar Guru
Skala sikap pandangan siswa tentang keterampilan
mengajar guru yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh
berdasarkan teori Pintrich & Schunk (2002) dalam buku
mereka yang berjudul
Motivation in Education: Theory,
Research, and Applications
dan item pernyataannya
Tabel 3.2
Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel
Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar
Guru
Konsep Sub Konsep Indikator Item
Pintrich & Schunk (2002) menyatakan bahwa guru yang memiliki keterampilan dasar
mengajar akan menerapkan strategi/ metode pengajaran yang bervariasi dalam kelas guru mau menerima masukan dari saya. 1.2. Jika saya
mengala-mi kesulitan dalam belajar maka guru menyemangati saya dengan mengatakan “kamu pasti bisa” agar saya termotiva-si untuk belajar. 1.3. Guru menunjukkan
rasa puas dan bangga jika saya berhasil
meningkatkan nilai ulangan saya. 1.4. Guru
memperhati-kan kemajuan bela-jar saya.
1.5. Jika siswa merasa belum paham akan penjelasan guru maka guru dengan
senang hati
mengulang kembali menerangkan
pelajaran.
2. Rewards
2.1a.Saya bersemangat dalam belajar dan mengerjakan tugas
karena guru
menghargai saya. 2.1b.Guru memajang
hasil karya terbaik di kelas.
51
saat ulangan.
2.1d.Guru memberikan pujian bila nilai ulangan saya meningkat.
2.1e.Jika saya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, maka guru akan memberikan pujian. 2.2a.Guru memberikan
hukuman bagi siswa yang mengalami kemunduran
prestasi belajar. 2.2b.Guru memberikan
latihan mandiri agar
siswa bisa
memperbaiki hasil belajarnya.
2.2c.Guru memberikan remedial bagi siswa yang mendapat nilai kurang
3.1. Antusias-me guru
3.1a.Saya bersemangat mengikuti pelajaran karena guru bersikap ramah. 3.1b.Ketika saya
menja-wab pertanyaan dengan benar, guru mengacungkan ibu jarinya.
3.1c.Saya merasa dihar-gai ketika guru mendengarkan dengan baik dan mengangguk tanda setuju jika saya sedang berbicara. 3.1d.Saya tidak
yang tidak bersahabat.
3.1e.Saya malas meng-ikuti pelajaran karena sikap guru yang tidak pernah mengggunakan humor saat di kelas. 3.2. Suasana pembelaja-ran lebih menye-nangkan dengan adanya diskusi kelompok.
3.3a.Saya senang meng-ikuti pelajaran di kelas karena metode pembelajaran guru yang bervariatif. 3.3b.Saya mulai
me-nyukai pelajaran yang tidak saya minati karena penyampaian guru yang berkesan dan menyenangkan. 3.3c.Metode mengajar
guru yang monoton dan membosankan membuat saya tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran. 3.3d.Saat pelajaran
ber-langsung, saya lebih
suka untuk
bersikap pasif di kelas.
3.3e.Guru tidak meng-ajak siswa untuk aktif pada saat kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di kelas.
53
menerangkan saja tanpa melibatkan tanya-jawab pada siswa di kelas. 4. Guru
4.1. Saya mempunyai target nilai yang sekolah tepat waktu. 4.3. Setiap semester nilai rata-rata saya harus di atas 7,00.
4.4. Saya malas untuk menyelesaikan
tugas yang
diberikan olah guru. 4.5. Saya terbiasa
menunda-nunda mengerjakan tugas dari guru.
4.6. Saya merasa tertantang untuk menjadi siswa yang aktif di kelas.
4.7. Saya senang mengikuti studi lapangan. tentang keadaan keluarga saya. 5.2. Orangtua saya
mengenal guru-guru yang mengajar saya di sekolah.
5.3. Guru aktif berkomunikasi dengan orangtua saya melalui buku penghubung siswa. 5.4. Orangtua tidak
saya lakukan selama di sekolah. 5.5. Orangtua tidak
pernah mengetahui bahwa saya sering membolos saat pelajaran
berlangsung.
5.6. Orangtua tidak pernah memenuhi panggilan guru untuk datang ke sekolah.
5.7. Guru pernah melakukan home visit untuk bertemu dengan orangtua saya.
5.8. Orangtua saya selalu menghadiri acara pertemuan antara orangtua dengan guru di sekolah.
2.
Skala sikap Pola Asuh Otoritatif Orang Tua
55
jawaban yang diberi bobot berdasarkan skala Likert
sebagai berikut:
1.
Sangat Setuju, dengan skor = 4
2.
Setuju, dengan skor = 3
3.
Tidak Setuju, dengan skor = 2
4.
Sangat Tidak Setuju, dengan skor = 1
Item pernyataan dikelompokkan menjadi 2 (dua) item
yaitu item
favorable dengan skor bergerak antara 4
sampai 1, sedangkan item
unfavorable dengan skor
bergerak antara 1 sampai 4.
Dalam penelitian ini penulis meneliti pola asuh
otoritatif orang tua dengan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.3
Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel Pola Asuh
Otoritatif Orangtua
Konsep Sub Konsep Indikator Item
Pola asuh otoritatif yaitu penerapan kehangatan dan kontrol yang tinggi oleh orangtua. Orangtua memberikan batasan dan mengendali-kan perilaku anak. Pola
1. Orangtua memberi peringatan jika saya melakukan kesalahan.
2. Orangtua
mengingatkan saya jika kamar tidur saya berantakan. 3. Walau
mengecewakan hati, orangtua memaksa saya untuk melakukan nasehat dan saran yang mereka berikan.
tingkat keketatan dan
pengontrolan yang tinggi pada anak dan
memberikan kontrol pada kebebasan anak, tetapi tetap
memberikan batasan dan mengendalik an tindakan-tindakan mereka. Adanya sikap orangtua yang hangat dan bersifat membesar-kan hati anak, berkomuni-kasi dua arah secara demokratis jawab secara sosial
(Baumrind, 1991).
masalah.
5. Orangtua jarang mengajak saya
berbincang-bincang.
6. Orangtua tidak membatasi
kegiatan saya. 7. Orangtua
membatasi tingkah laku saya.
8. Orangtua memberikan kesempatan untuk memilih apa yang saya inginkan secara bertanggung jawab.
9. Orangtua memberi kebebasan pada
saya tanpa
memberikan pengawasan. 10.Peraturan yang
dibuat orangtua melibatkan semua anggota keluarga. 11.Peraturan yang
dibuat orangtua tidak melibatkan saya.
12.Orangtua tidak segan memberi hukuman jika saya melanggar
57
orangtua mengingatkan baik-buruknya. 15.Saya merasa
bahwa orangtua tidak peduli jika saya bersikap apapun.
16.Orangtua mendispilinkan saya dengan sikap baik dan tidak kasar.
17.Orangtua saya bisa diajak bertukar pikiran.
18.Orangtua saya tidak bisa diajak bertukar pikiran. 19.Orangtua bisa
membuat suasana hangat, penuh keceriaan di rumah.
20.Orangtua saya terlalu asyik dengan dunianya sendiri.
21.Orangtua mau menerima
pendapat saya. 1.3. Adanya
pengarahan dari
orangtua
22.Saya merasa keinginan saya tidak pernah direalisasikan. 23.Orangtua tidak
menuntut hal yang berlebihan, namun orangtua dapat memahami saya. 24.Orangtua selalu
memaksakan kehendaknya pada saya.
25.Peraturan
saya mengerti dan pahami.
26.Orangtua membuat
peraturan tanpa meminta
kesepakatan anggota keluarga yang lain.
27.Saya merasa orangtua saya adil dalam menegakkan disiplin dan peraturan di rumah.
28.Peraturan yang dibuat orangtua terlalu banyak mengekang dan tidak bisa diterima. 29.Saya merasa
mendapat dukungan
orangtua pada setiap kegiatan yang saya lakukan. 30.Jika terdapat kesulitan, orangtua
tidak mau
membantu. 2. Aspek
tanggapan pola asuh otoritatif
2.1. Bimbingan dan perhatian dari orangtua
31.Orangtua dengan lemah lembut mengajari dan menasehati saya. 32.Orangtua tidak
sabaran dalam mengajari saya. 33.Saya senang
dengan sikap orang tua yang hangat dan perhatian. 34.Saya memahami
59
dengan sikap orangtua yang selalu marah-marah.
36.Saya merasa nyaman di dalam rumah.
37.Saya lebih suka bercerita ke teman daripada ke orangtua.
38.Orangtua
mengajak bertukar pikiran apabila terdapat masalah keluarga yang harus diselesaikan. 39.Saya bahagia
orangtua memberikan kebebasan pada
saya untuk
beraktivitas mengembangkan potensi saya. 2.2. Adanya
komunikasi dua arah
40.Saya takut mengemukakan pendapat karena orangtua
cenderung otoriter. 41.Orangtua selalu
memberikan apa
yang saya
butuhkan
walaupun tidak semua hal yang saya inginkan. 42.Saya tidak suka
jika orangtua mengekang dan melarang saya untuk melakukan apapun.
saya.
44.Saya memahami setiap hal yang diajarkan orangtua saya.
45.Saya tidak senang dengan sikap orangtua yang mengabaikan.
E.
Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian
Pada
tanggal
11
September
2014,
peneliti
mengadakan uji validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian di kelas X Teknik Permesinan 1 dan X Teknik
Permesinan 2 di SMK Muhammadiyah Salatiga. Sejumlah
37 siswa mengisi kuesioner. Peneliti menjelaskan terlebih
dahulu petunjuk pengisian kuesioner dan menjawab
pertanyaan siswa tentang item pernyataan yang ada
dalam kuesioner. Pengisian kuesioner berlangsung dari
pukul 11.45-12.30 WIB di kelas X Teknik Permesinan 2,
dan pukul 13.40-14.20 WIB di kelas X Teknik Permesinan
1.
61
2011). Kriteria tinggi-rendahnya validitas butir instrumen
menggunakan ketentuan sebagai berikut:
0,00 s/d 0,20 : item tidak valid
0,21 s/d 0,40 : validitas item rendah
0,41 s/d 0,60 : validitas item sedang
0,61 s/d 0,80 : validitas item tinggi
0,81 s/d 1,00 : korelasi sempurna (validitas item
sempurna) (Ali, 1995).
Dari hasil uji validitas item Pandangan Siswa Tentang
Keterampilan Mengajar Guru diperoleh hasil:
Tabel
3.4
Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pandangan Siswa
Tentang Keterampilan Mengajar Guru
Item Corrected Item – Total
Correlation Keterangan
PSTKMG1 0,314 Valid
PSTKMG2 0,328 Valid
PSTKMG3 0,269 Valid
PSTKMG4 0,414 Valid
PSTKMG5 0,416 Valid
PSTKMG6 0,398 Valid
PSTKMG7 0,444 Valid
PSTKMG8 0,511 Valid
PSTKMG9 0,472 Valid
PSTKMG10 0,508 Valid
PSTKMG11 0,351 Valid
PSTKMG12 0,293 Valid
PSTKMG13 0,317 Valid
PSTKMG14 0,519 Valid
PSTKMG15 0,297 Valid
PSTKMG16 0,295 Valid
PSTKMG17 0,290 Valid
PSTKMG18 0,412 Valid
PSTKMG19 0,460 Valid
PSTKMG20 0,356 Valid
PSTKMG21 0,416 Valid
PSTKMG22 0,312 Valid
PSTKMG24 0,464 Valid
PSTKMG25 0,433 Valid
PSTKMG26 0,492 Valid
PSTKMG27 0,413 Valid
PSTKMG28 0,281 Valid
PSTKMG29 0,298 Valid
PSTKMG30 0,274 Valid
PSTKMG31 0,282 Valid
PSTKMG32 0,394 Valid
PSTKMG33 0,434 Valid
PSTKMG34 0,465 Valid
PSTKMG35 0,506 Valid
PSTKMG36 0,389 Valid
PSTKMG37 0,507 Valid
PSTKMG38 0,493 Valid
PSTKMG39 0,317 Valid
PSTKMG40 0,442 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2014
Dari Tabel 3.4,
corrected item – total correlation item
kuesioner Pandangan Siswa Tentang Keterampilan
Mengajar Guru terendah adalah 0,269 dan tertinggi
adalah 0,519 dan semua item mempunyai corrected item –
total correlation
≥ 0,20 sehingga 40 item kuesioner
Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru
dinyatakan valid.
Dari hasil uji validitas item Pola Asuh Otoritatif
Orangtua diperoleh hasil:
Tabel
3.5
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Pola Asuh Otoritatif Orangtua
Item Corrected Item – Total
Correlation Keterangan
PAO1 0,265 Valid
PAO2 0,488 Valid
63
PAO4 0,336 Valid
PAO5 0,254 Valid
PAO6 0,281 Valid
PAO7 0,346 Valid
PAO8 0,547 Valid
PAO9 0,361 Valid
PAO10 0,283 Valid
PAO11 0,340 Valid
PAO12 0,370 Valid
PAO13 0,326 Valid
PAO14 0,238 Valid
PAO15 0,276 Valid
PAO16 0,482 Valid
PAO17 0,326 Valid
PAO18 0,356 Valid
PAO19 0,266 Valid
PAO20 0,341 Valid
PAO21 0,460 Valid
PAO22 0,375 Valid
PAO23 0,346 Valid
PAO24 0,397 Valid
PAO25 0,526 Valid
PAO26 0,235 Valid
PAO27 0,248 Valid
PAO28 0,241 Valid
PAO29 0,414 Valid
PAO30 0,384 Valid
PAO31 0,259 Valid
PAO32 0,391 Valid
PAO33 0,618 Valid
PAO34 0,408 Valid
PAO35 0,323 Valid
PAO36 0,298 Valid
PAO37 0,232 Valid
PAO38 0,228 Valid
PAO39 0,315 Valid
PAO40 0,394 Valid
PAO41 0,372 Valid
PAO42 0,359 Valid
PAO43 0,316 Valid
PAO44 0,286 Valid
PAO45 0,349 Valid
Dari Tabel 3.5,
corrected item – total correlation item
kuesioner Pola Asuh Otoritatif Orangtua terendah adalah
0,232 dan tertinggi adalah 0,618 dan semua item
mempunyai
corrected item – total correlation
≥ 0,20
sehingga 45 item Pola Asuh Otoritatif Orangtua
dinyatakan valid.
Dari hasil uji validitas item Motivasi Belajar Siswa
diperoleh hasil:
Tabel
3.6
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Motivasi Belajar Siswa
Item Corrected Item – Total
Correlation Keterangan
MBS1 0,518 Valid
MBS2 0,530 Valid
MBS3 0,379 Valid
MBS4 0,472 Valid
MBS5 0,702 Valid
MBS6 0,284 Valid
MBS7 0,385 Valid
MBS8 0,289 Valid
MBS9 0,452 Valid
MBS10 0,389 Valid
MBS11 0,477 Valid
MBS12 0,600 Valid
MBS13 0,354 Valid
MBS14 0,312 Valid
MBS15 0,371 Valid
MBS16 0,473 Valid
MBS17 0,616 Valid
MBS18 0,618 Valid
MBS19 0,674 Valid
MBS20 0,619 Valid
MBS21 0,570 Valid
MBS22 0,496 Valid
MBS23 0,569 Valid
MBS24 0,392 Valid
65
MBS26 0,439 Valid
MBS27 0,525 Valid
MBS28 0,469 Valid
MBS29 0,632 Valid
MBS30 0,487 Valid
MBS31 0,312 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2014
Dari Tabel 3.6,
corrected item – total correlation item
kuesioner Motivasi Belajar Siswa terendah adalah 0,284
dan tertinggi adalah 0,702 dan semua item mempunyai
corrected item – total correlation
≥ 0,20 sehingga 31 item
kuesioner Motivasi Belajar Siswa dinyatakan valid.
2. Uji reliabilitas atau keandalan
George dan Mallery (1995) menginterpretasikan bahwa
jika hasil uji coba diperoleh Alpha Cronbach > 0,8 maka
dinyatakan bagus (good), dengan pedoman koefisien Alpha
untuk reliabilitas didasarkan pada interpretasi nilai
α
sebagai berikut:
α > 0,9 sangat bagus (excellent)
α > 0,8 bagus (good)
α > 0,7 diterima (acceptable)
α > 0,6 dipertanyakan (questionable)
α > 0,5 buruk (poor)
α < 0,5 tak dapat diterima (unacceptable)
Hasil uji reliabilitas kuesioner Pandangan Siswa
Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh
Otoritatif Orangtua, dan Motivasi Belajar Siswa
dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Pandangan
Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru
Instrumen Alpha Cronbach Keterangan
Kuesioner Pandangan Siswa Tentang Keterampilan
Mengajar Guru
0,873 Reliabilitas bagus
(good)
67
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen
Pola Asuh Otoritatif Orangtua
Instrumen Alpha Cronbach Keterangan
Kuesioner Pola Asuh
Otoritatif Orangtua 0,735 Reliabilitas diterima (acceptable)
Sumber: Data primer diolah, 2014
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen
Motivasi Belajar Siswa
Instrumen Alpha Cronbach Keterangan
Kuesioner Motivasi
Belajar Siswa 0,891 Reliabilitas (good) bagus
Sumber: Data primer diolah, 2014