• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR - Perancangan Buku Kuliner Sebagai Bagian Dari Promosi Wisata Kuliner Khas Solo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR - Perancangan Buku Kuliner Sebagai Bagian Dari Promosi Wisata Kuliner Khas Solo"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU KULINER SEBAGAI

BAGIAN DARI PROMOSI WISATA

KULINER KHAS SOLO

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:

NADA KARIMAH

NIM C0707031

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(5)

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Pengantar Karya Tugas Akhir ini dengan judul “Perancangan Buku Kuliner Sebagai Bagian dari Promosi Wisata Kuliner Khas Solo”

.

Dengan terselesainya Pengantar Karya Tugas Akhir ini penulis dapat memenuhi persyaratan guna mencapai syarat mendapatkan gelar Sarjana Seni jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Pengantar Karya Tugas Akhir ini tentu saja tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan segala bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung dari awal hingga terselesainya Pengantar Karya Tugas Akhir ini. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan seluruh jajaran ruang lingkup Fakultas Sastra dan Seni Rupa;

2. Drs. M. Suharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa;

(7)

commit to user

vii

masukan serta kritik yang membangun, juga yang telah mengkoreksi tugas akhir saya dengan sangat teliti;

4. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku pembimbing II dan juga sebagai koordinator tugas akhir yang telah banyak memberikan saran, kritik dan ide-ide yang membangun dan memotivasi;

5. Teman-teman DKV 2007, terimakasih banyak atas dukungan, persahabatan dan kebersamaanya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap semoga Konsep Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, 1 Januari 2012 Penulis,

(8)

commit to user

D. Target Market dan Target Audience………..3

E. Target Visual ………...3

F. Metode Pengumpulan dan Analisa Data………...4

BAB II KAJIAN TEORI ……….5

A. Tinjauan Kota Solo ………5

B. Tinjauan Buku ………...10

C. Tinjauan Makanan Tradisional ………..28

D. Tinjauan Wisata Kuliner ………33

E. Tinjauan Promosi ………...42

BAB III IDENTIFIKASI DATA ………51

(9)

commit to user

ix

B. Kompetitor………..………68

C. Analisis SWOT ………..72

D. Positioning ……….76

E. USP (Unique Selling Preposition) ………77

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN ………...78

A. Metode Perancangan ……….78

B. Konsep Kreatif ………..79

C. Standar Visual ………...80

D. Konsep Perancangan Buku………85

E. Pemilihan Media dan Media Placement………88

F. Prediksi Biaya………95

G. Alternatif Pembiayaan………...98

BAB V VISUALISASI KARYA ………...99

BAB VI PENUTUP ………..131

A. Kesimpulan ……….131

B. Saran ………...131

DAFTAR PUSTAKA

(10)

commit to user

x ABSTRAK

(11)

commit to user

xi ABSTRACT

(12)

“PERANCANGAN BUKU KULINER SEBAGAI BAGIAN DARI PROMOSI WISATA KULINER KHAS SOLO”

Nada Karimah1

Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn2

Arif Iman Santoso, S.Sn 3

ABSTRAK

2011. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan

Buku Kuliner Sebagai Bagian dari Promosi Wisata Kuliner Khas

Solo”. Adapun Permasalahan yang dikaji adalah : (1) Bagaimana

merancang buku yang memuat tentang kuliner khas Solo sebagai bagian dari promosi tujuan wisata kuliner di Solo? (2) Bagaimana merancang promosi yang efektif pada media yang tepat untuk mendukung promosi buku Kuliner Khas Solo? Tujuan dari perancangan buku kuliner sebagai bagian dari promosi wisata kuliner khas Solo ini adalah untuk mempromosikan wisata kuliner khas Solo kepada masyarakat Indonesia dan juga mancanegara. Makanan adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat Solo. Di kota ini juga banyak dijumpai tempat-tempat kuliner khas, dari makanan basah, ringan dan juga berat. Sayangnya informasi tentang tempat-tempat kuliner di Solo belum banyak dan lengkap. Maka dari itu perlu perancangan informasi tentang kuliner di Solo yang dapat diakses oleh wisatawan yang sedang dan akan berkunjung ke Solo. Keinginan membangkitkan kembali kuliner asli Indonesia menumbuhkan usaha untuk mempromosikan dan mempopulerkan makanan tradisional khas Solo. Hal itu menjadi alasan dibuatnya sebuah pendekatan promosi melalui sebuah buku. Pemilihan promosi melalui sebuah buku dikarenakan buku adalah media yang sangat efektif untuk semua kalangan. Melalui buku pesan secara visual maupun verbal dapat tersampaikan dengan baik. Buku juga praktis untuk dibawa kemana saja sehingga

1

Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM C0707031

2

Dosen Pembimbing I

3

Dosen Pembimbing II

(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Solo merupakan Daerah Tingkat II yang berada di propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Solo sering disebut juga dengan nama Surakarta. Perkembangan kota Solo sampai saat ini dapat dikatakan cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan sejak tahun 2008 pariwisata di Solo semakin menggembirakan. Mulai dari wisata sejarah, wisata budaya, bahkan wisata kuliner pun tak ketinggalan. Hal ini membuat banyak wisatawan datang berkunjung ke Solo. Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Solo tanpa mencicipi aneka kuliner khas Solo yang memang terkenal lezat dan beraneka ragam.

Berbagai makanan khas Solo memang menciptakan sensasi tersendiri di lidah para penikmat kuliner. Ciri khas makanan Solo yaitu rasanya yang manis. Memang ada beberapa makanan khas Solo yang rasanya tidak manis, tetapi tetap saja orang menyebut makanan Solo itu didominasi oleh rasa manis.

Makanan adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat Solo. Di kota ini juga banyak dijumpai tempat-tempat kuliner khas, dari makanan basah, ringan dan juga berat. Sayangnya informasi tentang tempat-tempat kuliner di Solo belum banyak dan lengkap. Maka dari itu perlu perancangan informasi tentang kuliner di Solo yang dapat diakses oleh wisatawan yang sedang dan akan berkunjung ke Solo.

Keinginan membangkitkan kembali kuliner asli Indonesia menumbuhkan usaha untuk mempromosikan dan mempopulerkan makanan tradisional khas Solo.

(14)

commit to user

Hal itu menjadi alasan dibuatnya sebuah pendekatan promosi melalui sebuah buku.

Pemilihan promosi melalui sebuah buku dikarenakan buku adalah media yang sangat efektif untuk semua kalangan. Melalui buku pesan secara visual maupun verbal dapat tersampaikan dengan baik. Buku juga praktis untuk dibawa kemana saja sehingga pembaca tidak perlu menyediakan tempat khusus untuk menikmatinya.

Melalui sebuah buku yang akan dirancang ini, wisatawan dapat mengetahui apa saja makanan khas Solo sehingga akan memudahkan mereka saat menentukan kuliner apa yang akan mereka nikmati di Solo.

B.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis merumuskannya sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang buku yang memuat tentang kuliner khas Solo sebagai bagian dari promosi tujuan wisata kuliner di Solo?

2. Bagaimana merancang promosi yang efektif pada media yang tepat untuk mendukung promosi buku kuliner khas Solo?

C.

Tujuan Perancangan

1. Merancang buku yang memuat tentang kuliner khas Solo sebagai bagian dari promosi tujuan wisata kuliner di Solo.

(15)

commit to user

D.

Target Market dan Target Audience

Target market adalah orang yang menjadi core customer dari produk yang dijual. Target market merupakan kelompok yang mempunyai kekuatan untuk membeli (dalam segi ekonomi).

Sedangkan Target audience adalah kelompok yang ingin difokuskan untuk diajak berkomunikasi mengenai suatu produk. Dalam perancangan buku ini, target market dan audience-nya adalah sebagai berikut :

1. Segmen Demografi

Seseorang atau bisa disebut juga wisatawan, yang gemar bepergian untuk berwisata ataupun untuk urusan pekerjaan dan membutuhkan informasi tentang kuliner khas Solo, serta seseorang yang ingin serba praktis dan tidak mau repot dalam mencari informasi tentang kuliner khas saat berkunjung ke Solo.

E.

Target Visual

(16)

commit to user 1. Media Utama : Buku

2. Material Promosi : a. Poster

b. Iklan koran c. Iklan majalah d. X - Banner 3. Merchandise :

a. Agenda b. Kalender meja c. Kartu pos d. Pembatas buku

F.

Metode Pengumpulan dan Analisa Data

1. Literatur

Data diperoleh dari studi kepustakaan dan buku-buku ilmiah yang menunjang proses pelaksanaan karya tulis

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan narasumber langsung, yaitu para penjual makanan khas Solo dan juga pihak-pihak lain yang bersangkutan.

3. Dokumentasi

(17)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Tinjauan Kota Solo

1. Sejarah Kota Solo

Surakarta adalah sebuah kota besar dan kota terpadat di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak pada jalur strategis, yaitu pertemuan jalur dari Semarang dan dari Yogyakarta menuju Surabaya dan Bali. Wilayah di sekitar kota ini juga sering pula disebut sebagai Surakarta, yaitu bekas wilayah Karesidenan, pada awal masa Republik. Nama lainnya adalah Solo atau Sala. Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala. Bersamaan dengan pindahnya Keraton Surakarta ke desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi, Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta.

Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo.

Dalam perkembangannya, Solo menjadi kota dagang penting dengan berdirinya Syarikat Dagang Islam pada tahun 1905. Solo juga merupakan kota wisata, dijuluki "kota pelesir", dengan konotasi agak negatif, serta kota budaya. Bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan mudah dijumpai di tempat ini dan di titik-titik di sekitar kota ini.

Kota Solo didirikan pada tahun 1745. Eksistensi kota ini dimulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di

(18)

commit to user

Solo berdiri dua keraton, menjadikan kota ini pernah menjadi kota dengan dua administrasi. Situasi ini berakhir setelah kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia. Selanjutnya, Solo menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta hingga tahun 1950-an. Setelah karesidenan dihapuskan, Surakarta menjadi kota dengan kedudukan setara kabupaten (Daerah Tingkat II). Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus Kota.

Surakarta memiliki semboyan “Berseri”, akronim dari “Bersih, Sehat,

Rapi, dan Indah”, sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk

kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa (Wikipedia).

2. Geografis Kota Solo

(19)

commit to user

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, sedang batas wilayah Selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah kecamatan, yaitu Banjarsari, Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon dan Jebres.

Suhu udara maksimum Kota Surakarta adatah 32,5 derajat Celcius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajat Celcius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembapan udara 75%. Kecepatan angin 4 knot dengan arah angin 240 derajat. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau sepanjang 6 bulan tiap tahunnya (Wikipedia).

3. Pariwisata Kota Solo

Solo juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi oleh wisatawan dari kota-kota besar. Biasanya wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta dan candi Borobudur/Prambanan juga akan singgah di Solo, atau sebaliknya. Tujuan wisata utama kota Solo adalah Keraton Surakarta, Keraton Mangkunegaran, dan pasar-pasar tradisionalnya.

(20)

commit to user

Kota solo yang resmi berdiri pada 18 Februari 1745 ini, pada tahun 2010 mengadakan banyak kegiatan kebudayan dan pariwisata yang membawa dampak kepada naiknya jumlah wisatawan. Hal itu juga meningkatkan jumlah usaha wisata, seperti counter batik bertambah secara pesat di pusat-pusat batik, baik di Laweyan, Kauman maupun pusat batik lainnya di kota Solo.

Di tahun 2011 ini, berbagai inovasi baru akan diluncurkan untuk mengembangkan kepariwisataan di kota Solo. Kerja sama dengan kabupaten di sekitar Kota Solo yang dikenal dengan sebutan Solo Raya juga akan ditingkatkan. Kabupaten Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri dan kabupaten Klaten dan Boyolali memiliki unggulan obyek-obyek wisata. Hal ini akan disinergikan dengan paket-paket wisata di Kota Solo.

Selain itu akan dikembangkan berbagai fasilitas wisata, salah satunya akan diluncurkan bis wisata berbentuk bis tingkat dan kereta kencana. Pemerintah Kota Surakarta terus mencari hal baru agar Solo terus menjadi pilihan masyarakat dalam berwisata.

4. Kebudayaan Solo

Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan. Sampai sekarang pun, tradisi masyarakat kuno masih tetap dilakukan di tengah-tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat. Masyarakat banyak yang percaya bahwa suatu tradisi memiliki kekuatan yang luar biasa.

(21)

commit to user

Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya.

Setiap satu tahun sekali, Pemkot Surakarta menyelenggarakan berbagai acara kesenian dalam rangka menyambut hari jadi Kota Surakarta. Acara ini dimeriahkan dengan pameran, pentas kesenian, sarasehan, dan city tour. Salah satu acara yang menjadi budaya di kota Solo adalah Kirab, yaitu berjalan kaki menuju ke rumah kerbau Kyai Slamet yang berada di Alun Alun Kidul Keraton Surakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 20 orang yang berbekal rasa peduli terhadap kebudayaan melakukan kunjungan dan beberapa ritual. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada diri sendiri bahwa kita harus belajar untuk bisa kembali mempelajari budi pekerti dalam hidup kita, pola perilaku yang ditunjukkan adalah pola perilaku yang mengutamakan keseimbangan, sehingga apabila terjadi gangguan kelangsungan kehidupan manusia di dunia, dianggap sebagai adanya gangguan keseimbangan. Saat itulah manusia harus dengan segera memperbaiki gangguan itu, sehingga keseimbangan kembali akan dapat dirasakan.

(22)

commit to user

B.

Tinjauan Buku

1. Definisi Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah barang cetakan berupa lembar-lembar kertas yang dijilid; kitab. Sedangkan buku bacaan adalah buku yang berisi materi bacaan dan dibaca sebagai pengisi waktu luang (KBBI 1994: 152).

Buku terdiri dari beberapa helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman-halaman kosong untuk ditulisi (Purwadarminta 1985: 161).

Buku merupakan kertas berlembar-lembar yang sama ukuran panjang lebarnya yang dijilid baik bertulisan maupun tidak (Badudu 1996: 217).

Dalam Wikipedia, buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.

Unesco mendefinisikan buku sebagai terbitan nonberkala yang berupa cetakan minimal 49 halaman tidak termasuk cover dan dipublikasikan.

2. Sejarah Kelahiran Buku

(23)

commit to user

Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.

Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun Papyrus.

Buku pada awalnya hanya berupa tanah liat yang dibakar, mirip dengan proses pembuatan batu bata di masa kini. Buku tersebut digunakan oleh penduduk yang mendiami pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM.

Penduduk sungai Nil, memanfaatkan batang papyrus yang banyak tumbuh di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil untuk membuat buku. Gulungan batang papyrus inilah yang melatarbelakangi adanya gagasan kertas gulungan seperti yang kita kenal sekarang ini. Orang Romawi juga menggunakan model gulungan dengan kulit domba. Model dengan kulit domba ini disebut parchment (perkamen).

Bentuk buku berupa gulungan ini masih dipakai hingga sekitar tahun 300 Masehi. Kemudian bentuk buku berubah menjadi lenbar-lembar yang disatukan dengan sistem jahit. Model ini disebut codex, yang merupakan cikal bakal lahirnya buku modern seperti sekarang ini.

Pada tahun 105 Masehi, Ts‟ai Lun, seorang Cina di Tiongkok telah

(24)

commit to user

dimasukkan ke dalam cetakan, buku di jemur hingga mengering. Setelah mengering, bubur berubah menjadi kertas.

Pada tahun 751, pembuatan kertas telah menyebar hingga ke Samarkand, Asia tengah, dimana beberapa pembuat kertas bangsa Cina diambil sebagai tawanan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab, setelah kembali ke negrinya, memperkenalkan kerajinan pembuatan kertas ini kepada bangsa Morris di Spanyol. Tahun 1150, dari Spanyol, kerajinan ini menyebar ke Eropa. Pabrik kertas pertama di Eropa dibangun di Perancis, tahun 1189, lalu di Fabriano, Italia tahun 1276 dan di Jerman tahun 1391. Berkat ditemukannya pembuatan kertas inilah maka pembuatan buku di beberapa belahan dunia semakin berkembang (Wikipedia).

Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih. Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan layout (tata letak halaman). Diikuti pula penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas, scanner, dan juga printer laser.

3. Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

(25)

commit to user

Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.

Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda.

Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.

(26)

commit to user

Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.

Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat dengan cepat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.

Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi perbukuan mengalami kemunduran.

(27)

commit to user

Hal lain yang menonjol dalam masalah perbukuan selama Orde Baru adalah penerbitan buku yang harus melalui sensor dan persetujuan kejaksaan agung. Tercatat buku-buku karya Pramudya Ananta Toer, Utuj Tatang Sontani dan beberapa pengarang lainnya, tidak dapat dipasarkan karena mereka dinyatakan terlibat G30S/PKI. Sementara buku-buku “Siapa Menabur Angin

Akan Menuai Badai”, kemudian “Era Baru, Pemimpin Baru” tidak bisa

dipasarkan karena dianggap menyesatkan, terutama mengenai cerita-cerita seputar pergantian kekuasaan pada tahun 1966.

Menurut Surianto Rustan fungsi buku yaitu menyampaikan informasi, berupa cerita, pengetahuan, laporan, dan lain-lain. Buku dapat menampung banyak sekali informasi, tergantung jumlah halaman yang dimilikinya.

4. Jenis-Jenis Buku

Menurut Sabdan Badio jenis-jenis buku meliputi : a. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong

berita”.

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

(28)

commit to user

Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain.

c. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

d. Ensiklopedi

Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

e. Nomik

Nomik adalah singkatan dari novel komik. Nomik merupakan buku fiksi yang memadukan novel dengan komik dalam satu buku. Dengan kata lain, komik yang ditampilkan bukan sekadar komik biasa, melainkan bagian dari alur cerita. Dalam nomik diantara halamannya diselingi komik atau gambar yang mengggambarkan emosi dari si pelaku novel.

f. Antologi (kumpulan)

Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang

(29)

commit to user

kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula disebut bunga rampai.

g. Dongeng

Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan saduran dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.

h. Biografi

(30)

commit to user i. Catatan harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.

j. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkiran berada di antara 40-50 halaman. Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak. k. Karya ilmiah

Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya. l. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk menguraikan arti mimpi. Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.

m. Kamus

(31)

commit to user

Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.

n. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya.

o. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk buku, atasl juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

p. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.

q. Teks

(32)

commit to user

siswa, untuk diasimilasikan. Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul.

5. Layout Buku

Peranan layout dalam suatu buku dapat meningkatkan daya tarik tersendiri bagi orang – orang dan kulitas buku itu sendiri. Dengan layout yang baik dan dinamis, suatu buku dapat menjadi buku yang menarik dan berkualitas baik, karena hubungan buku dengan layout sangat erat kaitanya, jika buku itu memiliki layout yang kurang baik, maka sudah pasti orang – orang tidak akan tertarik dengan buku tersebut, sebaliknya jika buku tersebut memiliki layout yang baik, maka orang – orang akan tertarik untuk melihatnya atau membacanya, sehingga buku tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang baik bagi pembacanya (Surianto Rustan, 2009).

Desain yang baik sanggup meningkatkan penjualan produk, mengangkat citra perusahaan, mempengaruhi keberhasilan suatu event dan apapun tujuan yang ingin dicapai. Namun kesadaran akan manfaat desain tersebut belum menyebar luas di masyarakat. Hal itu banyak disebabkan oleh desainer sendiri dan siapapun yang bekerja dalam bidang ini yang tidak terlalu peduli dengan pentingnya proses/langkah – langkah mendesain dan me-layout dengan benar, sehingga desain yang dihasilkan tidak maksimal (Surianto Rustan, 2009).

a. Prinsip – Prinsip Layout

(33)

commit to user

Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela). Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang secara keseluruhan. Konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan keseluruhan. Konsistensi kian terasa pada penerbitan berkala. Konsistensi selain sebagai kontrol estetik terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang dilayout.

Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip tersebut

yaitu konstanta dan variabel. “Konstanta adalah elemen-elemen yang

konstan, elemen yang selalu dipertahankan… sedangkan variabel adalah elemen-elemen yang berubah.” (Koskow, Merupa Buku, pp. 171-172).

Konstanta dan variabel memperjelas prinsip konsistensi. Penerapan konstanta dan variabel yang konsisten bisa dipahami sebagai gaya selingkung sebuah penerbitan. Dalam pemahaman yang demikian gaya selingkung tidak sebatas tata bahasa, namun juga tata visual.

b. Tipografi

(34)

commit to user

jenis huruf juga dengan memerhatikan kelengkapan seri huruf seperti regular, bold, bold italic, italic. Tipografi pun termasuk ke dalam prinsip konstanta dan variabel. Misalkan, body text surat kabar atau jurnal umumnya merupakan konstanta, baik jenis maupun ukuran. Sedangkan untuk headline selain memiliki konstanta pada jenis huruf biasanya memiliki variabel ukuran dengan alasan pertimbangan keseimbangan ruang. Disamping itu, body text yang konstan berkaitan dengan hitungan jumlah karakter yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang/kolom. c. Elemen Teks pada Layout

Dalam buku Surianto Rustan, Layout Dasar dan Penerapannya, elemen teks pada layout terdiri dari :

1) Judul

Suatu artikel biasanya diawali oleh beberapa kata singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran besr untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya.

2) Deck

Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan bodytext. Fungsi deck yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext.

3) Byline

(35)

commit to user 4) Bodytext

Bodytext adalah isi bacaan yang ada pada topik bacaan utama maupun pada suplemen/artikel tambahan pada box atau sidebar. 5) Subjudul

Subjudul berfungsi sebagai judul segmen-segmen tersebut. (Segmen yang dimaksud disini bukan paragraf melainkan satu topik/pokok pikiran yang sama. Satu segmen bisa saja terdiri dari beberapa paragraf).

6) Pull Quotes

Pada suatu karya publikasi dapat berarti satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. Pull Quotes dibuka dan ditutp dengan tanda petik (“) dan ada juga yang diberi box.

7) Caption

Caption adalah keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet.

8) Callouts

Callouts biasanya memiliki garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya. Ballon adalah salah satu bentuk callouts.

9) Kickers

(36)

commit to user

yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut.

10) Initial Caps

Initial Caps adalah huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Berfungsi sebagai penyeimbang komposisi suatu layout.

11) Indent

Indent adalah baris pertama paragraf menjorok masuk ke dalam. 12) Lead Line

Lead Line adalah beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. 13) Spasi

Berfungsi untuk membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya, antar paragraf diberi spasi.

14) Header dan Footer

Header adalah area diantara sisi atas kertas dan margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. 15) Running Head

Running Head yaitu judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah.

(37)

commit to user

Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu di dalam naskah. Informasi tersebut bisa berupa : referensi atau bahan acuan tulisan tersebut. Catatan kaki letaknya di footer.

17) Nomor Halaman

Nomor halaman ini untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel. Lebih baik lagi bila disertai dengan daftar isi/index di halaman depan.

18) Jumps

Berfungsi untuk mengingatkan pembaca akan naskah yang bersambung. Jumps biasanya berbunyi: “bersambung ke halaman 8”,

sedangkan sambungannya berbunyi: “sambungan dari halaman 1”.

Sambungan ini disebut dengan Continuation Lines. 19) Signature dalam ukuran yang besar diletakkan pada bagian atas halaman depan. 21) Masthead

Kebanyakan masthead ditempatkan pada halaman kedua, ketiga atau lebih, dan letaknya biasanya berdekatan dengan kata pengantar dari redaksi.

(38)

commit to user

Buku berisi lembaran halaman yang cukup banyak, sehingga lebih tebal daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang bisa dijilid hanya dengan steples atau bisa juga tidak dijilid karena hanya terdiri dari beberapa lembar, pada buku penjilidan yang baik merupakan keharusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai-berai.

Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum. Sehingga ada begitu banyak jenis-jenis buku.

Karena memiliki halaman-halaman seperti pada booklet, praktis prinsip-prinsip layout yang berlaku pada bokklet juga diterapkan dalam buku. Sebagai tambahan, karena halaman buku lebih banyak daripada booklet, maka perlu ekstra kerja dalam mendesain buku untuk menjamin penyampaiannya informasi yang berhasil. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: desain cover, desain navigasi, kejelasan informasi, kenyamanan membaca, pembedan yang jelas antar bagian/bab, dan lain-lain.

Sistem navigasi dalam sebuah buku amatlah penting untuk memberi informaasi kepada pembaca dimana dia berada maupun untuk mencari topik tertentu di dalam buku. Daftar isi, nomor halaman, running text merupakan beberapa sistem navigasi yang terdapat di dalam buku. Tiap halaman ditandai dengan nomor dan running text, sedangkan daftar isi menjadi semacam peta perjalanan.

Pada umumnya buku dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing terbagi lagi berdasarkan fungsinya masing-masing-masing-masing:

(39)

commit to user

a) Cover depan berisi judul buku, nama pengarang, nama atau logo penerbit, testimonial, elemen visual atau teks lainnya.

b) Judul bagian dalam.

c) Informasi penerbitan dan perijinan.

d) Dedication, pesan atau ucapan terimakasih yang ditujukan oleh pengarang untuk orang/pihak lain.

e) Kata pengantar dari pengarang.

f) Kata sambutan dari pihak lain, misalnya editor atau pihak ahli. g) Daftar isi.

2) Bagian Isi :

Isi buku yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab, dan tiap bab membicarakan topik yang berbeda.

3) Bagian Belakang : a) Daftar pustaka b) Daftar istilah c) Daftar gambar

(40)

commit to user

Contoh Urutan Halaman Buku

C.

Tinjauan Makanan Tradisional

1. Definisi Makanan Tradisional

Makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan (seperti penganan, lauk-pauk, kue). Makanan merupakan segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh.

Makanan adalah hasil dari proses pengolahan suatu bahan pangan yang

dapat diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan adanya teknologi

(Moertjipto, 1993). Makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang

dapat dipergunakan untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun

dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel tubuh (Irianto, 2004).

(41)

commit to user

Maka dapat disimpulkan makanan tradisional adalah makanan yang bahannya berasal dari lingkungan kita sendiri. Memiliki dua fungsi, yaitu sebagai ketahanan pangan dan sebagai budaya. Untuk masalah kuliner, memang cenderung terkait dengan manufaktur, yaitu terkait dengan bagaimana menghasilkan bentuk yang sama, dalam jumlah banyak dan secara cepat. Di luar manufaktur, ada banyak mulut yang harus menikmati hasil-hasil kuliner. Ilmu pangan dalam bidang kuliner memang belum banyak. Makanan tradisional adalah kajian dari kulinologi sehingga sekarang berkembang apa yang disebut dengan kuliner. Kajian ini meliputi masalah cita rasa, aroma, tekstur, dan seni memasak (Murdijati Gardjito, 2010).

Secara harfiah, pengertian makanan tradisional adalah makanan, minuman, dan bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat lokal dengan bahan-bahan yang juga diperoleh dari sumber lokal. Serta memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat (Harjoko Sangganagara, 2010).

(42)

commit to user

aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan.

Makanan tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan asli Indonesia, khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti : dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis.

Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistim social budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.

2. Perkembangan Makanan Tradisional di Dunia

(43)

commit to user

dulunya merupakan makanan tradisional di daerah pedesaan, kini juga dikonsumsi oleh penduduk di perkotaan bahkan menembus ke sejumlah negara lainya seperti Amerika Serikat. Teknologi dan pengelolaan yang lebih

baik merubah citra tortila dari makanan ”orang kampung” menjadi ”makanan

modern”.

Penduduk di negara-negara maju kini lebih hati-hati untuk menentukan jenis makanan apa yang akan dikonsumsinya. Selain cita rasa, mereka juga mulai mempertimbangkan efek dari makanan tersebut untuk kesehatan dalam jangka panjang, serta dampak dari proses produksi makanan tersebut terhadap kelestarian lingkungan. Secara berangsur-angsur mereka mulai meninggalkan makanan konvensional seperti fast food dan berusaha untuk kembali ke makanan tradisional. Sebagian memilih untuk menjadi vegetarian dengan pertimbangan sumberdaya yang diperlukan untuk memproduksi bahan pangan hewani jauh lebih besar daripada bahan pangan nabati. Down to Earth, salah satu lembaga pendukung gaya hidup vegetarian, menyebutkan bahwa untuk menghasilkan satu kalori daging sapi membutuhkan 78 kali lipat energi yang diperlukan untuk memproduksi satu kalori kedelai.

(44)

commit to user

memenuhi kebutuhan perut, tetapi juga merupakan suatu prestise. Apalagi restoran semacam ini biasanya dilengkapi dengan beberapa fasilitas lainya seperti arena permainan anak-anak serta penataan ruangan yang lebih menarik, sehingga mengundang masyarakat untuk lebih sering mendatangi restoran seperti ini. Tidak salah bila anak-anak sekarang pun lebih terbiasa dengan

makanan “introduksi” seperti donat, pizza, dan fried chicken, dibandingkan

dengan makanan lokal seperti kaledo dan pepeda di atas. Bila kecendrungan ini terus berlanjut, tidak dapat dipungkiri pada saatnya nanti makanan lokal akan menjadi asing di negerinya sendiri.

3. Perkembangan Makanan Tradisional di Indonesia

Indonesia sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia menyimpan kekayaan flora dan fauna yang melimpah, sebagian diantaranya berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan pangan. Disamping itu, berbagai kelompok masyarakat (kelompok etnik) yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara juga memiliki beraneka-ragam makanan tradisional, terutama yang bahan dasarnya non-beras. Akan tetapi, sebagian besar dari makanan tradisional tersebut hanya dikenal dan dikonsumsi secara lokal.

Misalnya saja kaledo, sop tulang kaki sapi khas Sulawesi Tengah ini biasanya disajikan panas-panas dan dimakan dengan ubi kayu yang direbus. Lain lagi dengan Papua, masyarakat di daerah ini memiliki papeda. Makanan yang bahan dasarnya sagu ini bisanya dimakan dengan kuah ikan (Bambang Hariyadi, 2007).

(45)

commit to user

lebih lanjut, selain untuk memperbaiki kandungan gizinya, juga untuk menjangkau pasar yang lebih luas di luar konsumen tradisionalnya. Sehingga makanan tradisional seperti kaledo dan pepeda juga tersedia di daerah-daerah

yang lain. “Pengayaan” makanan tradisional seperti kaledo tidak hanya

mempromosikan makanan asli Indonesia, yang lebih penting lagi adalah meningkatkan ketahanan pangan dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap beras (Bambang Hariyadi, 2007).

D.

Tinjauan Wisata Kuliner

1. Tinjauan Pariwisata

a. Definisi Pariwisata

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb); bertamasya; piknik. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi (Wikipedia.org).

(46)

commit to user

untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau melakukan pekerjaan untuk mendapatkan upah.

Menurut UU No.9/1990 wisata/kepariwisataan didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara, serta perjalanan itu sebagian / seluruhnya bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

b. Jenis - Jenis Pariwisata

Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.

1) Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

(47)

commit to user

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.

3) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

(48)

commit to user

langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya.

4) Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.

5) Wisata Pertanian (Agrowisata)

(49)

commit to user

pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6) Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.

7) Wisata Ziarah

(50)

commit to user

niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.

c. Tipologi Wisatawan

Menurut Plog (1972) dan Pitana (2005), menjelaskan konsep sosiologi tentang wisatawan menjadi sangat penting, kemudian Plog mengelompokkan tipologi wisatawan sebagai berikut:

1) Allocentris

Yaitu wisatawan hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal.

(51)

commit to user

Yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya.

3) Mid-Centris

Yaitu terletak diantara tipologi Allocentris dan Psycocentris d. Motivasi Berwisata

Adapun faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut Pitana (2005) dalam Utama (2006) adalah sebagai berikut:

1) Escape

Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2) Relaxtion

Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.

3) Play

Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4) Strengthening family bond

Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks (visiting, friends and relatives). Biasanya wisata ini dilakukan bersama-sama (group tour) .

(52)

commit to user

Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau Social Standing.

6) Social interaction

Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

7) Romance

Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis.

8) Educational opportunity

Keinginan untuk melihat suatu yang baru, mempelajari orang lain dan daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.

9) Self-fulfilment

Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

10) Wish-fulfilment

Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan perjalanan (Utama, 2006).

e. Manfaat Pariwisata :

(53)

commit to user 3) Peningkatan kesehatan dan kesegaran

4) Terjaganya sumber daya alam dan lingkungan lestari 5) Terpeliharanya peninggalan kuno dan warisan masa lalu 2. Tinjauan Kuliner

a. Definisi Kuliner

Kata kuliner berasal dari bahasa inggris yaitu culinary yang berarti sesuatu hal yang terkait dengan atau yang digunakan dalam memasak. Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari.

Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.

b. Seni Kuliner

(54)

commit to user

Seni kuliner, sebagaimana didefinisikan oleh RCA (Research Chef Association), adalah suatu disiplin ilmu dan kebiasaan (practices) tentang seni dan keterampilan menyiapkan dan menyajikan pangan.

c. Wisata Kuliner

Secara sepintas, pengertian wisata kuliner yaitu jalan-jalan yang tujuannya untuk makan. Meski konteks wisata kuliner menimbulkan

beberapa pro dan kontra karena penggunaan kata „wisata‟ yang digunakan

bersamaan dengan kata kuliner dirasa kurang tepat, bagi beberapa pihak yang bergelut di bidang bahasa. Terlepas dari itu, masyarakat sudah sangat familiar dengan istilah ini dalam kehidupan mereka (Anne Ahira, 2011).

Berdasarkan pengertian wisata kuliner tersebut, orang yang memiliki hobi jalan-jalan dan makan sangat cocok untuk melakukan kegiatan ini. Bila seseorang hobi makan, pasti dia akan berusaha mencicipi makanan yang baru. Entah rasa makanan yang lebih sedap,

inovasi makanan yang jadi baru, mencicipi cita rasa yang masih „perawan‟

di lidah, atau makan sambil menikmati city view dari restoran yang dikujungi, bisa menjadi kesenangan tersendiri (Anne Ahira, 2011).

E.

Tinjauan Promosi

1. Definisi Promosi

(55)

commit to user

merupakan salah satu bagian yang penting dalam pemasaran. dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan, terutama sebagai pendorong terbentuknya keinginan dari masyarakat untuk membeli barang atau jasa tertentu dari perusahaan tersebut.

Promosi didefinisikan sebagai upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

Promosi merupakan salah satu komponen bauran pemasaran. Pemasaran merupakan suatu proses sosial suatu individu atau kelompok dengan tujuan mendapatkan yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan atau menukarkan suatu yang bernilai dengan pihak lain.

"We define marketing as a social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating and exchanging products and value with others" (Kotler, Amstrong 3).

Hal-hal yang mendasari terciptanya pemasaran adalah: a. Needs (kebutuhan)

Segala sesuatu yang harus dipenuhi unluk menjaga keseimbangan hidup manusia.

b. Wants (keinginan)

(56)

commit to user c. Demand (permintaan)

Untuk memenuhi keinginan konsumen muncul permintaan terhadap pasar. d. Product and services (produk dan jasa)

Segala sesuatu yang memiliki nilai atau manfaat yang dapat ditawarkan dari suatu pihak ke pihak lain, secara umum produk terbagi menjadi dua, tangible yaitu semua produk yang dapat dilihat oleh mata dan dapat dirasakan oleh indra yang biasa disebut dengan barang. Intangible yaitu semua barang yang tidak dapat dilihat oleh mata yang berupa jasa.

e. Value, satisfaction and quality (nilai, kepuasan dan kualitas) Yang didapat oleh konsumen terhadap suatu barang.

f. Exchange, transactions and relationships (pertukaran. transaksi dan hubungan kerjasama)

Yang terjadi jika terdapat permintaan terhadap produk maka akan terjadi pertukaran. Hal ini dapat terjadi jika dari kedua pihak mau menerima dan tidak terjadi unsur paksaan, menyangkut juga nilai yang diperoleh sesuai biaya yang diperlukan oleh pihak lain sehingga terjadi pemasaran.

g. Market (pasar)

Terjadi tidak selalu merujuk pada suatu tempat melainkan pada kegiatan transaksinya.

(57)

commit to user

dilakukan dapat berhasil dan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi marketing mix dari suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya dikenal dengan "4P" yaitu:

a. Product

Berkaitan dengan kualitas, kuantitas, ukuran, dan bentuk dan merek suatu barang yang ditawarkan. Produk dapat berupa barang atau jasa.

b. Price

Merupakan inti dari pemasaran, bagaimana seserorang dengan keuntungan yang banyak dapat memuaskan konsumen sehingga produk yang diluncurkan dapat diterima oleh konsumen.

c. Placement

Berkaitan dengan sistem distribusi yang lancar dan baik serta lokasinya harus sesuai dengan produk yang dipasarkan sehingga mudah dijangkau oleh target audience.

d. Promotion

Promosi merupakan salah satu bagian penting dari pemasaran.

William J. Stanton memberikan definisi, “Promotion is an exercise in information, persuasion, and communication” (Buchari Alma, 2002 : 135). Kegiatan yang tidak menyampaikan informasi, membujuk, dan komunikasi adalah bukan promosi.

(58)

commit to user

kinerja laba perusahaan (2000 : 65). Berdasarkan pendapat tersebut, promosi menunjukkan adanya lalu lintas informasi dua arah yang meliputi informasi mengenai produk dan segenap aspek informasi organisasi yang memerlukan pengelolaan dalam keberadaannya.

Terence A. Shimp (2000:6) menyebutkan bahwa kegiatan promosi terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat.

2. Fungsi Promosi

Menurut Terence A. Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Informing (Memberikan Informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.

b. Persuading (Membujuk)

(59)

commit to user

berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permingtaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

c. Reminding (Mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.

d. Adding Value (Menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

e. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)

(60)

commit to user

tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.

Jika fungsi di atas ditujukan lebih kepada konsumen, maka sebenarnya fungsi promosi juga memiliki tujuan untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor.

3. Tujuan Promosi

Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). 4. Promosi dalam Pariwisata

(61)

commit to user

Kata promosi memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam- macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk memberitahukan, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi (Yoety 1990:141).

Promosi merupakan suatu proses menyampaikan informasi kepada target pasar, tentang hal-hal yang menyangkut produk¸ harga, tempat produk dijual dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety : 1990).

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau pengguanaan jasa sesuai dengan kebutuhannya (Lupiyoadi 2001:108).

(62)

commit to user

yang mampu menciptakan pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk pariwisata.

(63)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Identifikasi Objek Perancangan

Selain terkenal dengan wisata sejarah dan budayanya, Solo juga terkenal akan wisata kulinernya. Sebagai salah satu bentuk promosi wisata kuliner khas Solo, maka dalam perancangan ini akan dibuat buku tentang kuliner khas Solo, baik makanan maupun minuman. Berbagai macam kuliner tradisional khas Solo tersebut akan dijabarkan berdasarkan lokasinya sebagai berikut :

1. GALABO

Galabo atau Gladag Langen Bogan adalah sentra kuliner malam hari di Surakarta. Arti dari kata-kata Gladag Langen Bogan itu sendiri yaitu :

- Gladag = Suatu perempatan di kota Solo dekat dengan Alun-Alun Utara - Langen = Kesukaan, Kenikmatan, Favorit

- Bogan = Kuliner, Masakan

Kehadiran Gladag Langen Bogan yang diresmikan pada 13 April 2008 oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia Mari Elka Pangestu ini semakin memperkuat citra Solo sebagai kota yang tidak pernah tidur. Gladag Langen Bogan menjadi tujuan pengunjung, baik masyarakat Solo maupun yang datang dari luar kota, karena pusat jajanan ini memang membuat penasaran bagi orang yang belum pernah kesana. Gladag Langen Bogan menawarkan berbagai macam makanan dan minuman tradisional Surakarta yang legendaris.

(64)

commit to user

Galabo terletak di Jl. Mayor Sunarso, dekat dengan Jl. Slamet Riyadi. Di sepanjang jalan, berjajar rapi gerobak-gerobak yang menawarkan aneka ragam makanan khas Kota Solo. Pada siang hari, lokasi Gladag Langen Bogan ini digunakan sebagai jalan umum, tepatnya di sepanjang jalan utama depan Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC) Gladag. Wisatawan yang berkunjung ke Solo tidak perlu repot-repot untuk berkeliling Kota Solo mencari kuliner khas kota bengawan, karena lokasi Gladag Langen Bogan sangat mudah dijangkau.

Selain menjadi pusat wisata kuliner, Galabo juga cocok sebagai tempat nongkrong sambil menikmati suasana malam hari yang nyaman, apalagi lokasinya dekat dengan pusat perbelanjaan. Masyarakat dan wisatawan dapat menemukan dengan mudah berbagai makanan dan minuman khas Solo seperti tengkleng, sate kere, mie thoprak, wedang ronde, wedang dongo, dan masih banyak lagi. Di pusat jajanan malam Gladag Langen Bogan, wisatawan bisa menikmati sajian kuliner sambil merasakan kehangatan suasana Kota Solo. Pada akhir pekan, tidak hanya makanan dan minuman khas saja yang ditawarkan karena pengunjung juga akan dihibur dengan penampilan musik live. Selain itu, fasilitas hotspot pun disediakan agar pengunjung semakin betah berlama-lama di tempat ini.

(65)

commit to user

muda yang datang ke Gladag Langen Bogan hanya untuk nongkrong dan menikmati suasana kota Solo.

Gladag Langen Bogan berada di sebelah timur bundaran Gladag, tepatnya di Jalan Mayor Sunaryo, depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Kawasan Gladag Langen Bogan terletak tepat di tengah-tengah Kota Solo, jadi sangat mudah untuk dijangkau. Langsung menuju Pusat Grosir Solo yang berada di ujung Jalan Slamet Riyadi. Lebih mudahnya, jika hendak ke Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, pasti akan melewati air mancur di tengah-tengah jalan. Tempat jajanan malam itu berada di sepanjang jalan dari air mancur itu ke arah timur.

Harga makanan di Solo memang rata-rata murah. Namun, ada juga orang asli Solo yang menganggap makanan di Gladag Langen Bogan dijual sedikit agak mahal. Itu bisa dimaklumi karena Gladag Langen Bogan tidak hanya menjual makanan saja, tetapi juga menawarkan suasana yang nyaman. Makanan dan minuman yang dijajakan di Gladag Langen Bogan berkisar antara Rp. 1.000,00 hingga Rp. 15.000,00.

Selain dapat menikmati berbagai macam jenis makanan dan minuman, pengunjung Gladag Langen Bogan juga dapat menikmati fasilitas yang ada di kawasan ini seperti duduk lesehan, hotspot, live music, area parkir, kursi dan meja makan, serta pusat perbelanjaan dan grosir. Pusat wisata kuliner Gladag Langen Bogan ini buka mulai pukul 17.00-24.00 WIB.

Gambar

gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah
gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga
gambar merupakan salah satu bagian dari proses layout.
gambar menarik dan juga fullcolor. Selain itu pada majalah pasti terdapat

Referensi

Dokumen terkait

I would like to certify that the thesis entitled “The Effectiveness of Clustering Technique and Direct Instruction in Teaching Writing Skill Viewed from

Gambar 4.5 menunjukkan hasil implementasi dari sistem pengendalian robot jarak jauh menggunakan sinyal DTMF pada layanan video call dengan aplikasi skype.. Hasil Pengujian

Implementasi dari upaya pemberdayaan usaha mikro emping ketan khas Kendal Azh-Zahrah dan Ahdi Makmur adalah pemenuhan kebutuhan berupa bantuan alat/mesin untuk

Adapula cara lain masuk ke dalam ruang kelas adalah pada halaman awal, pengguna dapat memilih kelas dengan masuk ke Halaman Fakultas tempat mata kuliah yang dituju

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan tutor sudah memenuhi standar (D-IV/S1) tetapi masih terjadi ketidaksesuaian (miss-macth) antara keahlian dengan

Kondisi obesitas informasi dan tsunami informasi membuat pustakawan harus upgrade terhadap teknologi yang terjadi untuk membuat diri kita menjadi lebih baik. Pustakawan tidak bisa

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya perubahan yang dilakukan oleh pustakawan perguruan tinggi agar profesi pustakawan tidak punah di

Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya tentang topik yang berkaitan dengan :  Jenis dan klassifikasi  Proses pembuatan  Pemeriksaan fisik dan. mekanik