BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan Research and Development (R & D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian jenis ini berbeda dengan penelitian pendidikan lainnya karena tujuannya adalah mengembangkan produk berdasarkan uji coba untuk kemudian direvisi sampai menghasilkan produk yang layak pakai. Dalam penelitian dan pengembangan ini penulis menggunakan model pendekatan system yamg dirancang dan dikembangkan oleh Borg & Gall pada tahun 1983 (dalam Punaji, 2013: 237) meliputi:
1. Penelitian dan pengembangan informasi awal.
Penelitian dan pengumpulan infomasi, yang meliputi kajian pustaka pengamatan atau observasi kelas, dan persiapan laporan awal.
2. Perencanaan.
Perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menetapkan urutan bahan, dan uji coba skala kecil.
3. Pengembangan format produk awal.
Pengembangan format produk awal, atau draf awal, yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbooks, dan alat evaluasi.
4. Uji coba awal.
Uji coba awal, yang dilakukan 1-3 sekolah yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis. 5. Revisi produk.
Produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian di uji cobakan lagi kepada unit atau subjek uji coba yang lebih besar. Uji coba lapangan dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek. 7. Revisi produk.
Revisi produk, yang dikerjakan, berdasarkan hasil uji coba lapangan. 8. Uji lapangan.
Setelah produk direvisi, apabila pengembang menginginkan produk yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan.
9. Revisi produk akhir.
Revisi produk akhir, yaitu revisi yng dikerjakan berdasarkan uji lapangan yang lebih luas (fild testing). Revisi produk akhir inilah yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut benar-benar dikatakan valid karena telah melewati serangkaian uji coba secara bertahap.
10.Desimilasi dan implementasi.
Desimilasi dan implementasi, yaitu menyampaikan hasil pengembangan (proses, prosedur, progam, atau produk) kepada para pengguna dan professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook.
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ini, langkah penelitian desain pengembangan yang disampaikan Borg dan Gall disederhanakan dan hanya digunakan lima langkah. Lima langkah tersebut diantaranya: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, dan 5) revisi produk (penyempurnaan produk).
Dari lima langkah yang diadopsi dari Borg dan Gall tersebut lalu dikombinasikan dengan prosedur penyusunan modul pembelajaran. Prosedur penyusunan modul pembelajaran diantaranya: 1) analisis kebutuhan modul, 2) desain modul, 3) implementasi, 4) penilaian, 5) evaluasi dan validasi, dan 6) jaminan kwalitas.
kedua prosedur tersebut. Dengan demikian, langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) evaluasi dan validasi, 5) uji coba awal, dan 6) revisi produk (penyempurnaan produk).
Dengan enam langkah ini diharapkan peneliti dapat mengembangkan modul pembelajaran matematika dengan maksimal dan menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran.
3.2Definisi Konsep
Modul pembelajaran yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Modul akan dikembangkan berdasarkan proses pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba dalam rangka mengumpulkan data, mengasosiasi dengan menalar, dan membentuk jejaring (mengomunikasikan), di mana kelima langkah akan dikembangkan dalam bentuk kegiatan untuk mempelajari materi meskipun sistematika sajiannya tidak berurutan.
Modul pembelajaran dikembangkan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Artinya, modul dikembangkan berdasarkan buku materi siswa yang diterbitkan pemerintah. Isi modul pembelajaran diadopsi dari buku materi siswa dan disesuaikan dengan kondisi siswa, sehingga lebih konstekstual dengan kebutuhan peserta didik. Materi yang terdapat dalam buku materi siswa sebagian masih dimuat dalam modul yang dikembangkan. Adapun materi yang kurang sesuai dengan kondisi siswa akan diganti dengan materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dan kebutuhan siswa.
kata lain, modul yang efektif dalam pembelajaran mampu memberikan dampak terhadap penguasaan materi sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik menjadi lebih baik.
3.3Prosedur Pengembangan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan prosedur penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari prosedur modul pembelajaran dengan model pengembangan Borg dan Gall tahun 1989, langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) evaluasi dan validasi, 5) uji coba awal, dan 6) revisi produk (penyempurnaan produk). Secara sistematis, kelima langkah tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan 5.
Bagan 5
Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran.
3.3.1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Langkah awal yang dilakukan dalam proses penelitian dan pengembangan adalah penelitian dan pengumpulan data yang digunakan untuk studi pendahuluan. Studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi pustaka dan studi lapangan.
Penelitian dan pengumpulan informasi awal
perencanaan
evaluasi dan validasi revisi produk
akhir uji coba awal
pengembangan format produk
Untuk mengembangkan sebuah produk berupa modul pembelajaran, perlu dilakukan studi pustaka sebagai bekal pengembangan yang akan dilakukan. Adapun dalam penelitian ini, kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi tentang modul pembelajaran, pendekatan saintifik dan kajian terhadap efektivitas pembelajaran. Studi pustaka ini dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai sumber. Langkah selanjutnya, informasi yang telah diperoleh diolah agar diperoleh batasan dalam pengembangan modul, sehingga modul yang dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan yakni modul pembelajaran yang akan digunakan sebagai penunjang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Selain dilakukan studi pustaka, untuk mengembangkan draft produk dilakukan juga studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan mencari informasi terkait tentang kebutuhan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas 5 SD N Jumo 01 Kec. Kedungjati, Kab. Grobogan menjadi masukan dalam pengembangan draft produk. Draft produk akan dikembangkan dengan muatan materi yang lebih kontekstual dengan kebutuhan siswa untuk dapat belajar mandiri.
3.3.2. Pengembangan Format Produk Awal
3.3.3. Validasi Ahli Dan Revisi
Hasil rancangan awal produk selanjutnya diuji validasi oleh pakar yang kompeten dalam bidangnya. Uji validasi yang dilakukan berupa komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan komponen grafik. Rancangan awal produk dinilai oleh ahli dalam bidangnya yang terdiri dari ahli kelayakan modul, siswa kelas 6 sebanyak 5 siswa dan guru kelas 5 melalui angket penilaian. Dalam angket tersebut, berisi kolom tambahan untuk catatan atau saran terhadap hasil rancangan produk awal. Produk yang layak diuji cobakan minimal mendapat jumlah skor dengan kategori cukup sesuai dengan kategori masing-masing angket. Kemudian hasil dari penilaian dan saran dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan pengembangan produk yang siap uji coba. 3.3.4. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan dalam skala kecil (uji coba terbatas). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap modul pembelajaran matematika khususnya pada Kompetensi Dasar menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Respon guru dan peserta didik, dapat dilihat dari hasil angket yang diperoleh setelah uji coba lapangan. Selain dari hasil angket, respon peserta didik juga dilihat dari observasi pada saat proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung. Uji coba produk terbatas dilakukan pada guru kelas dan peserta didik kelas 5 SD N Jumo 01 Kec. Kedungjati, Kab. Grobogan.
3.3.5 Revisi Produk Akhir
3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yang dalam penelitian ini adala uji pakar, tes dan non tes. Teknik uji pakar, Teknik uji pakar digunakan untuk mengetahui kevalitan dari isi modul. Teknik tes digunakan untuk menilai keefektivan modul. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Teknik non tes yang diunakan adalah angket dan observasi. Angket diberikan kepada guru dan siswa kelas 5 SD. Angket digunakan untuk menilai keaktifan penggunaan produk berupa modul yang dinilai adala respon siswa dan respon guru. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran matematika.
3.4.2. Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi yang diberikan kepada pakar, guru kelas dan siswa. angket respons siswa, angket respons guru, dan lembar observasi.
3.4.2.1. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Data hasil wawancara digunakan untuk acuan penusunan draf produk. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru
No. Pernyataan Nomor
butir soal 1 Apakah sekolah juga mengalami keterlambatan kedatangan
buku? 1
2 Apa yang dilakukan pihak sekolah jika buku terlambat
datang? 2
kurang kontekstual dengan peserta didik? 5 Adakah kesulitan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung? 5
Selain wawancara dengan guru kelas, dilakukan pula wawancara dengan perwakilan siswa kelas lima SD N 01 Jumo. Berikut pedoman wawan cara siswa terdapat pada tabel 7.
Tabel 7
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa
No. Pertanyaan Nomor
Butir Soal 1 Apakah buku yang ada dapat menarik minat mu untuk
belajar? 1
2 Adakah kesulitan yang ditemui selama proses
pembelajaran? 2
3 Bahan ajar yang seperti apa yang kamu inginkan? 3
4 Materi apakah yang belum kamu kuasai? 4
3.4.2.2.Lembar Observasi
Lembar obserfasi digunakan untuk mencari data awal yang akan digunakan sebagai acuhan dalam pengembangan produk. Observasi ini dilakukan selama satu hari dengan melihat kondisi sekolah dan proses pembelajaran. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8
Kisi-kisi Lembar Observasi
No Instrumen No Item
1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 1
2 Memeriksa kesiapan siswa, memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa
2
3 Melakukan kegiatan apersepsi 3
4 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan
4
5 Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan materi yang terdapat dalam modul pembelajaran
5
terdapat dalam modul pembelajaran
7 Melaksanankan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
7
8 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 8
9 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 9
10 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 10
11 Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran 11
12 Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan yang ada di dalam modul pembelajaran
12
13 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
13
14 Guru meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi 14
15 Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias 15
16 Guru memberikan umpan balik 16
17 Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
17
18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 18
19 Melaksanakan tindak lanjut 19
20 Melakukan penilain akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 20
21 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 21
3.4.2.3.Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon dari siswa dan guru atas pengguna produk modul pembelajaran matematika dengan pendekatan saitifik. Berikut lembar kisi-kisi angket respons guru dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9
Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
No Pernyataan No Item
Komponen Kelayakan Isi
1 Materi dapat dipahami 1
2 Contoh soal membantu untuk dapat menguasai materi 2
dengan bantuan modul pembelakaran
4 Bahasa lebih mudah difahami 4
Komponen Penyajian
5 Kemenarikan modul pembelajaran 5
Komponen Kebahasaan
6 Materi dapat dibaca dengan jelas 6
7 Simbol/lambing dapat dipahami 7
8 Meningkatkan motivasi 8
Komponen Grafik
9 Ukuran modul 9
10 Desain sampul modul 10
11 Ketepatan ilustrasi 11
12 Pemakaian warna 12
13 Desain tata letak 13
14 Kejelasan cetakan 14
Aspek Kemanfaatan
15 Mendapat sesuatu yang menarik dan bermanfaat 15
16 Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan 16
17 Terdapat hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu 17
18 Meningkatkan semangat semangat dalam belajar 18
Selain angket respon guru, peneliti juga mempersiapkan angket erspon siswa. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa atas modul pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil respon siswa akan dihitung dan digunakan sebagai bahan untuk revisi produk akhir. Berikut ini adalah kisi-kisi angket respon siswa terdapat pada tabel 10.
Tabel 10
Kisi-Kisi Angket Respon Guru
No. Pernyataan butir soal
Komponen kelayakan isi
1 Pembelajaran dengan menggunakan modul lebih mudah 1 2 Modul pembelajaran sangat membantu pada saat proses
belajar mengajar
2
3 Pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi
3
4 Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran membuat siswa lebih mandiri
4
memfasilitasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif
6 Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa
6
7 Penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengajar
7
8 Soal yang terdapat dalam modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk penguasaan materi
8
9 Penggunaan modul pembelajaran cocok digunakan dalam pembelajaran matematika
9
10 Desain dalam modul pembelajaran menarik bagi siswa 10
3.4.2.4.Validasi Pakar
Lembar validasi diisi oleh pakar materi, soal, dan pakar desain. Lembar validasi pakar materi digunakan untuk menilai kesesuaian materi yang terdapat pada modul pembelajaran matematika. Lembar validasi pakar soal digunakan untuk memvalidasi soal yang ditulis dalam modul pembelajaran matematika. Lembar validasi desain modul digunakan untuk mengetaui kesesuaian animasi, dan tata letak yang terdapat dalam modul pembelajaran matematika. Kisi-kisi lembar validasi pakar modul pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut 7 dan kisi-kisi materi dapat dilihat pada tabel 8 serta kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11
Kisi-Kisi Validasi Modul Pembelajaran
No. Pernyataan
Nomor butir
soal Komponen kelayakan isi
1 Kesesuaian materi dengan SK dan KD 1
2 Ketepatan urutan penyajian materi 2
3 Keaktualan materi 3
4 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4
5 Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan siswa 5
6 Kejelasan uraian materi 6
8 Kemudahan untuk dipahami 8
9 Keterkaitan dengan pendekatan saintifik 9
Komponen penyajian
10 Teknik penyajian 10
11 Pendukung penyajian materi 11
12 Penyajian pembelajaran 12
13 Kelengakapan penyajian 13
Komponen kebahasaan
14 Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik 14
15 Keterbacaan 15
16 Kemampuan memotivasi 16
17 Kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia 17
18 Penggunaan istilah 18
19 symbol/lambang 19
Komponen grafik
20 Ukuran modul 20
21 Desain sampul modul 21
22 Tipografi 22
23 Ketepatan ilustrasi 23
24 Pemakaian warna 24
25 Desain tata letak 25
26 Kejelasan cetakan 26
27 Tipografi 27
Aspek Kemanfaatan
28 Mendapat sesuatu yang menarik dan bermanfaat 28
29 Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan 29
30 Terdapat hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu 30
31 Meningkatkan semangat semangat dalam belajar 31
Tabel 12
Kisi-kisi Materi Pembelajaran Matematika
Standar Kompetensi: Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah STANDAR
Pengertian pecahan desimal dan persen. Menyatakan pecahan biasa dalam bentuk desimal dan persen begitu pula
sebakiknya
Menyatakan pecahan campuran kebentuk persen dan decimal serta sebaliknya Menyatakan pecahan desimal dalam bentuk persen begitu pula sebaliknya Membandingkan dan mengurutkan beberapa bilangan pecahan desimal dan persen
5.2.Menjumplahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Melakukan oprasi hitung pecahan biasa dengan pecahan biasa
Melakukan oprasi hitung pecahan campuran dengan pecahan campuran Melakukan oprasi hitung pecahan desimal Melakukan oprasi pecahan dalam bentuk persen
Menjumplahkan berbagai bentuk operasi hitung pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan pecahan Mengurangkan pecahan campuran Mengurangkan pecahan desimal
Mengurangan bilangan dalam bentuk persen
Mengurangkan berbagai bentuk operasi hitung
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan
5.3.Mengaitkan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Melakukan oprasi hitung pecahan desimal Melakukan oprasi pecahan dalam bentuk persen
Menjumplahkan berbagai bentuk operasi hitung pecahan
Mengurangkan pecahan campuran Mengurangkan pecahan desimal
Mengurangan bilangan dalam bentuk persen
Mengurangkan berbagai bentuk operasi hitung
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan Melakukan operasi perkalian pecahan dengan penyebut sama
Melakukan operasi perkalian pecahan dengan penyebut berbeda
Melakukan operasi perkalian pecahan campuran
Melakukan operasi perkalian pecahan dengan desimal
Melakukan operasi perkalian dalam bentuk persen
Melakukan operasi perkalian berbagai bentuk pecahan
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian pecahan
Melakukan operasi hitung pembagian pecahan dengan penyebut sama Melakukan operasi hitung pembagian pecahan dengan penyebut berbeda Melakukan operasi hitung pembagian pecahan campuran
Melakukan operasi hitung pembagian pecahan desimal
Melakukan operasi pembagian berbagai bentuk pecahan
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian pecahan
Tabel 13
Kriteria Penilaian Kelayakan Modul Pembelajaran
No. Rentang Skor Keterangan
1 Skor 1 - 17 Sangat tidak setuju
2 Skor 18 - 34 Tidak setuju
3 Skor 35 - 51 Kurang setuju
4 Skor 52 - 68 Setuju
5 Skor 69 - 85 Sangat setuju
3.4.2.5.Lembar Soal Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif sebagai bentuk respon peserta didik terhadap materi yang disampaikan melalui modul pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tes tertulis dilakukan dua kali yaitu yang pertama sebelum uji coba (dengan soal pre-test) untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif sebelum menggunakan modul pembelajaran yang dikembangkan dan yang kedua setelah uji coba (dengan soal post-test) untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif setelah menggunakan modul pembelajaran yang dikembangkan. Materi yang digunakan dalam tes sebelum uji coba adalah mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya sedangkan untuk materi post-test menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan dan mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Untuk kisi-kisi soal pre-test dapat dilihat pada Tabel 14 sedangkan soal post-test dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 14 Kisi-kisi Soal Pre-test
Kompetensi Dasar Indikator No. Butir
Soal
Jumlah Soal Menggunakan
pecahan dalam pemecahan
masalah
Mengurutkan pecahan urutannya 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7 7
Menyederhanakan berbaagai bentuk pecahan
8, 9, 10,
Menjumlahkan pecahan 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
8
Mengurangkan pecahan 21, 22, 23,
24, 25, 26 6
Kompetensi Dasar Indikator No. Butir
Soal dalam bentuk desimal dan persen begitu pula sebakiknya
1, 2, 3, 4,
5, 7 6
Membandingkan dan
mengurutkan beberapa bilangan pecahan desimal dan persen
6 pecahan biasa dengan pecahan campuran campuran dengan persen
10
1
Memecahkan masalah
sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan pecahan
23, 24, 25,
26, 27 5
Mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan biasa
15
1
Mengurangkan pecahan
campuran dengan pecahan biasa 12
Mengurangan pecahan desimal dalam bentuk persen
13
1
operasi hitung
Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Melakukan operasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran
16
1
Melakukan operasi perkalian desimal dengan persen
17
1
Melakukan operasi pembagian persen dengan pecahan biasa
18, 19
2
Melakukan operasi pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal
20
1
Melakukan operasi perkalian dalam berbagai bentuk pecahan
21,22
2
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mendapatkan soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan tingkat kevalitan soal yang dapat digunakan untuk mengukur hsil belajar siswa. Untuk mempermudah pengolahan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan program pengolah data SPSS 16.0 for Windows.
3.4.3.1.Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat valid atau tidaknya setiap butir soal. Sugiono (2012:121) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk penyederhanaan langkah, uji validitas dan reliabilitas tes tertulis dilakukan pada peserta didik kelas 6 SD N 01 Jumo dengan jumlah peserta didik 24 karena mereka telah mendapatkan pembelajaran materi pecahan sesuai Buku Pegangan Siswa. Berikut hasil validitas butir soal tes tertulis (pre-test) terdapat pada tabel 16.
Tabel 16
Hasil Validasi Tes Tertulis (Post test)
Indikator No. Butir Soal
Tabel 17
Hasil Validasi Tes Tertulis (Post test)
Indikator dalam bentuk desimal dan persen begitu pula sebakiknya
1, 2, pecahan desimal dan persen
6 6 - 6
Melakukan oprasi hitung pecahan biasa dengan pecahan campuran
Memecahkan masalah
sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan pecahan
Mengurangkan pecahan biasa
dengan pecahan biasa 14 14 - 14
Mengurangkan pecahan
campuran dengan pecahan biasa 12 12 - -
Mengurangkan pecahan desimal
dengan pecahan desimal 11 11 - -
Mengurangan pecahan desimal
dalam bentuk persen 13 13 - 13
Menghitung berbagai bentuk
operasi hitung 15 15 - -
Melakukan operasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran
16 16 - 17
Melakukan operasi perkalian
desimal dengan persen 17 17 -
Melakukan operasi pembagian persen dengan pecahan biasa
18,
19 18, 19 - 18, 19
Melakukan operasi pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal
Melakukan operasi perkalian
dalam berbagai bentuk pecahan 21,22 21,22 - 21
Berdasarkan Tabel 15, tiga indikator yang tidak memiliki soal valid digugurkan dalam instrumen. Dari 30 butir soal hanya akan digunakan 20 soal yang valid dalam pelaksanaan tes tertulis pre-test.
3.4.3.2.Uji Reliabilitas Instrumen
Sugiono (2012:121) menyatakan bahwa Reliabilitas adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Wardani, S, W. dkk, (2012: 344) rentang indeks reliabilitas soal dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 18
Rentang Indeks Reliabilitas
No. Indeks Interprestasi
1 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
2 < 0,80 – 0,60 Reliabel
3 <0,60 – 0,40 Cukup Reliabel
4 <0,40 – 0,20 Agak Reliabel
5 <0,20 Kurang Reliabel
Tabel 19
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pre-test dan Pos-ttest Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
Pretest .875 .874 30
Posttest .916 .917 30
3.4.4. Tingkat Kesukran Butir Soal
Menurut Slameto (Wardani, 2012:338) Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin mudah suatu soal maka semakin besar tingkat kesukarannya, sebaliknya jika semakin sukar suatu soal maka tingkat kesukarannya rendah.
Indeks kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑃 =
𝑁𝐵Keterangan:
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul
N = jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta didik
P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 20
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0.0 – 0.25
0.26 – 0.75
0.76 – 1.00 Mudah
Berdasarkan rentang nilai tingkat kesukaran yang telah dijelaskan diatas, maka dari hasil uji tingkat kesukaran yang dilakukan pada soal evaluasi hasil belajar pretest dan posttest diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 21
Tingkat Kesukaran Kesukaran Soal Evaluasi Pretest dan Posttest Kreteria Pretest Posttest
Sukar 0 0
Sedang
1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Mudah
3.5Teknik Analisis Data
3.5.1. Analisis Data Validitas Pakar
Berdasarkan angket yang digunakan dalam penelitian ini, data yang terkumpul berupa skor dengan skala 1 – 5. Untuk keperluan analisis dari masing-masing indikator, perlu dilakukan konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif terhadap skor angket yang diperoleh. Konversi terhadap data kuantitatif hasil angket dilakukan dengan pedoman rumus konversi yang diadopsi dari rumus konversi yang dikemukakan oleh S. Eko Putro Widoyoko, 2009: 238). Untuk menghitung rata-rata hasil validitas pakar dapat menggunakan rumus:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 20.
Pedoman Kriteria Penilaian Data Kuantitas Skala 5
No. Interval Skor Kategori Skor
1 𝑥̅ > 𝑀𝑖 + 1.8 𝑆𝑏𝑖 Sangat baik 5
2 𝑀𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑥̅ ≤ 𝑀𝑖 + 1.8 𝑆𝑏𝑖 Baik 4
3 𝑀𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑥̅ ≤ 𝑀𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 Cukup 3
4 𝑀𝑖 + 1,5 𝑆𝑏𝑖 < 𝑥̅ ≤ 𝑀𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 Kurang 2
5 𝑥̅ ≤ 𝑀𝑖 + 1,5 𝑆𝑏𝑖 Sangat Kurang 1
Keterangan :
𝑀𝑖 = Rata-rata ideal =1⁄2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
𝑆𝑏𝑖 = simpangan baku = 1⁄6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Setelah diperoleh hasil perhitungan kualitatif selanjutnya dikonversikan menjadi data kuantitatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 23
Pedoman perubahan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Menjadi Data Kwaliatif
Rentang Skor Kriteria
𝑥̅ > 4,2 Sangat baik
3,4 < 𝑥̅ ≤ 4,2 Baik
2,6 < 𝑥̅ ≤ 3,4 Cukup
1,8 < 𝑥̅ ≤ 2,6 Kurang baik
𝑥̅ ≤ 1,8 Sangat kurang baik
3.5.2. Analisis Data Hasil Observasi
Untuk menghitung data hasil observasi pembelajaran dengan memberikan skor 1 untu “Ya” dan 0 untuk “Tidak”. Dapat dihitung dengan rumus:
𝑘 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 × 100𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Untuk mengkorversikan hasil presentase ketekaitan pembelajaran (k) menjadi nili kwalitatif berdsrkan kriteria penilaian skala 5 yang diadaptasi dari Nana Sydjana (2005: 118) seperti ditunjukkan pada tabel 21.
Kwalifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Presentase Keterkaitan Kategori
𝑘 ≥ 90 Sangat baik
80 ≤ 𝑘 < 90 Baik
70 ≤ 𝑘 < 80 Cukup
60 ≤ 𝑘 < 70 Kurang
𝑘 < 60 Sangat kurang
3.5.3 Analisis Perbedaan Hasil Pretest dan Postest
Hasil pretest dan posttest diuji dengan Uji T sampel berpasangan (Paired Sample T-Test). Menurut Sugiyono (2010:31) pengujian hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan berarti menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan/berkorelasi. Sebelum dilakukan uji T sampel berpasangan harus dilakukan uji normalitas. Jika data terbukti berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji T sampel berpasangan (Paired-Samples T Test). Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji nonparametris yakni dengan uji Wilcoxon.
3.5.4. Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif
Dalam rangka mengetahui efektivitas pembelajaran sebagai dampak efektivitas modul pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik, data hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh peserta didik sebagai salah satu indikator efektivitas pembelajaran harus dianalisis terlebih dahulu.
Teknik analisis yang digunakan terhadap hasil belajar adalah teknik analisis kuantitatif. Untuk melakukan analisis terhadap hasil belajar digunakan teknik analisis uji hipotesis komparatif untuk beda rerata atau bisa disebut dengan uji beda. Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji T berpasangan karena kelompok sampel mengalami dua perlakuan yaitu pre-test dan post-test.
berdistribusi normal. Lebih lanjut, Setiawan (2012) menyebutkan bahwa “apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka menggunakan statistik non parametrik. Untuk kasus uji T berpasangan menggunakan uji Wilcoxon apabila datanya tidak berdistribusi normal yang mana menggunakan statistik non-parametrik”.