• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

SOLO FUTSAL CENTER

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

ADAM SATRIA NEGARA

I.0206023

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ADAM SATRIA NEGARA I.0206023

PEMBIMBING :

IR. AGUS HERU PURNOMO, MT Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch

ABSTRAK

Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk

mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas,

antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak

modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai,

sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.

Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini

telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang

menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di

masyarakat, khususnya para remaja.

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan

pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi

bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan

(3)

activities that can restore the vitality of activities including sport. The most popular sport in the

world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on

3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of

Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business.

A building that can reflect the function of the central building of Futsal training &

learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express

means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time.

Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal

(4)

commit to user

iii Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya,

kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas

Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir

dengan judul Solo Futsal Center.

Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk

mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan

pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan

sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio

Tugas Akhir penulis.

Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi.

2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.

3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap

desain penulis.

4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan

saran terhadap desain penulis.

(5)

commit to user

iv 7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan,

kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini.

8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai lulus kuliah.

9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada

akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin.

10.Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat.

11.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima

kasih.

Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini,

masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan

Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR SKEMA………

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan da Persoalan ... 4

1.3. Tujuan dan Sasaran ... 5

1.4. Batasan dan Lingkup Pembahasan ... 5

1.5. Metode Perancangan dan Perencanaan ... 6

1.6. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga ... 10

2.2. Tinjauan Futsal ... 18

2.3. Futsal di Era Modern ... 20

2.4. Perbedaan Futsal dan Sepakbola ... 22

2.5. Turnamen Futsal di Indonesia ... 23

2.6. Program Latihan Futsal ... 24

2.7. Tinjauan Fasilitas – Fasilitas Penginapan dan Latihan ... 27

(7)

BAB III TINJAUAN LOKASI ... 37

3.1. Tinjauan Umum Kota Surakarta ... 37

3.2. Perkembangan Futsal di Indonesia... 43

3.3. Perkembangan Futsal di SOLO ... 46

3.4. Pemilihan Kota Solo ... 47

3.5 SOLO Futsal Center yang Direncanakana ... 48

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER ... 49

4.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center ... 49

4.2. Analisa Kegiatan ... 53

4.3. Analisa Progam Ruang ... 54

4.4. Analisa Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang ... 57

4.5. Analisa Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang .. 81

4.6. Analisa Zonifikasi Ruang Makro ... 88

4.7. Analisa Pendekatan Arsitektural Bangunan ... 95

4.8. Analisa Tampilan Bangunan ... 97

4.9. Analisa Bentuk dan Pola Gubahan Massa ... 100

4.10. Analisa Penggabungan Massa Bangunan ... 101

4.11. Analisa Desain Interior ... 101

4.12. Analisa Tata Ruang Luar ... 102

4.13. Analisa Sistem Bangunan ... 102

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER... 115

5.1. Konsep Futsal Center yang Direncanakan ... 115

5.2. Konsep Pemilihan dan Pengolahan site ... 126

(8)

5.4. Konsep Arsitektural ... 131

5.5. Konsep Sistem Bangunan ... 135

5.6. Konsep Persyaratan Ruang ... 148

5.7. Konsep Penghawaan ... 151

5.8. Konsep Akustik Ruang ... 152

5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ... 153

DAFTAR PUSTAKA ...

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Latihan Teknik ... 24

GAMBAR 2.2. Latihan Teknik ... 25

GAMBAR 2.3 Latihan Sprint ... 25

GAMBAR 2.4 Latihan Lari ... 25

GAMBAR 2.5 Latihan Kerja Sama / Team work ... 26

GAMBAR 2.6 Loundry ... 27

GAMBAR 2.7 Kantin ... 28

GAMBAR 2.8 Perpustakaan ... 28

GAMBAR 2.9 Indoor Building ... 29

GAMBAR 2.10 Fasilitas Rekreasi ... 29

GAMBAR 3.1 Peta Surakarta ... 37

GAMBAR 3.2 Peta Pengembangan Wilayah Surakarta ... 38

GAMBAR 4.1 Peta Surakarta ... 50

GAMBAR 4.2 Alternatif Site 1 ... 50

GAMBAR 4.3 Alternatif Site 2 ... 51

GAMBAR 4.4 Site Terpilih ... 52

GAMBAR 4.5 Analisa Site ... 88

GAMBAR 4.6 Analisa Angin ... 91

GAMBAR 4.7 Analisa Orientasi... 92

GAMBAR 4.8 Analisa Pencapaian ... 93

GAMBAR 4.9 Analisa Noise ... 94

GAMBAR 4.10 Pondasi setempat Beton Bertulang ... 104

GAMBAR 4.11 Pemanfaatan cahaya alami Pada Bngunan ... 115

GAMBAR 4.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Bngunan ... 117

GAMBAR 4.13 Selasar, Jemabatan, Atrium ... 121

(10)

GAMBAR 4.15 Elevator ... 122

GAMBAR 5.1 Site Terpilih ... 127

GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ... 127

GAMBAR 5.3 View Lingkungan ... 128

GAMBAR 5.4 Penzoningan ... 129

GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ... 132

GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ... 132

GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ... 133

GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ... 134

GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ... 134

GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ... 136

GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan ... 148

GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ... 150

GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium... 153

GAMBAR 5.14 Eskalator ... 154

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Fungsi dan skala Pelayanan Kota Surakarta ... 40

TABEL 3.2 Fungsi Kota ... 42

TABEL 4.1 Alternatif Lokasi ... 51

TABEL 4.2 Kelompok Kegiatan ... 58

TABEL 4.3 Pengelompokan Kebutuhan Ruang ... 60

TABEL 4.4 Ruang Utama ... 65

TABEL 4.5 Ruang Pendukung ... 68

TABEL 4.6 Fasilitas Fitnes ... 69

TABEL 4.7 Retail Shop ... 71

TABEL 4.8 Souvenir Shop ... 71

TABEL 4.9 Ruang Pengelola ... 72

TABEL 4.10 Fasilitas Pendukung ... 72

TABEL 4.11 Analisis Tampilan Bangunan ... 97

TABEL 4.12 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ... 103

TABEL 4.13 Sifat dan Kesan Penampilan Material ... 106

TABEL 4.14 Alternative Pemilihan System Pengaman Bahaya Petir ... 114

TABEL 4.15 Macam-Macam Sistema AC dalam Bangunan ... 118

TABEL 5.1 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ... 135

TABEL 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material ... 139

TABEL 5.3 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir ... 147

(12)

DAFTAR SKEMA

SKEMA 4.1 Analisa Jaringan Listrik ... 108

SKEMA 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi ... 109

SKEMA 4.3 Analisa air Bersih Artesis ... 109

SKEMA 4.4 Analisa Air Bersih PDAM ... 110

SKEMA 4.5 Analisa Aliran Air Kotor Cair ... 110

SKEMA 4.6 Analisa Air Kotor Lemak ... 110

SKEMA 4.7 Analisa Air Kotor Padat ... 110

SKEMA 4.8 Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan ... 111

SKEMA 4.9 Analisa Sistem Pembuangan sampah ... 111

SKEMA 4.10 Analisa Sitem CCTV ... 112

SKEMA 5.1 Konsep Jaringan Listrik ... 140

SKEMA 5.2 Konsep Jaringan Komunikasi ... 141

SKEMA 5.3 Konsep air Bersih Artesis ... 142

SKEMA 5.4 Konsep Air Bersih PDAM ... 142

SKEMA 5.5 Konsep Air Kotor CAir ... 142

SKEMA 5.6 Konsep Air Kotor Lemak ... 143

SKEMA 5.7 KOnsep Air Kotor Padat ... 143

SKEMA 5.8 Konsep Sistem Sanitasi Air Hujan ... 143

SKEMA 5.9 Konsep Sistem Pembuangan sampah ... 144

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran

lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa

memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D.

Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141).

Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola.

Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini

sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam

olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling,

sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.

(

W.J.S.

Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka )

Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol (

FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan

Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan

bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu

beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,

dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu

juga diizinkan memiliki pemain cadangan(Justinus Laksana, 2009: 2).

Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu

masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan

suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah

merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan

(14)

berpengaruh terhadap desain bangunan yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, dapat

dikatakan arsitektur merupakan salah satu media untuk mewujudkan mimpi, terutama

dari seorang arsitek mengenai ide-ide desain yang lain daripada yang lain.

Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan

mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini

juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu

fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya

yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang

sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap

olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini.

Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung

tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan.

Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam

mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang

representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang

dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan

mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi

atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang

perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang

tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan

referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer

pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal

yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para

penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau

Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.

Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu

luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak

(15)

aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan

Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari

permainan sepak bola lapangan besar.

Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta

merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di

tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan

rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun

2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh

banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring

berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan

cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk

olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan

demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,

Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan

lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk

bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.

Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya

olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan

menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan

menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja..

B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini

menemui masalah pokok yaitu :

Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh

kegiatan didalamnya.

(16)

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka muncul beberapa persoalan

yakni sebagai berikut.

1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana

wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan

Futsal di Solo dapat tercapai.

2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang

membaur dengan kegiatan pendukung Futsal .

3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional

Solo Futsal Center yang akan didirikan.

4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo

Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para

penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan

mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk

penyaluran hobi.

5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri

kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin

kenyamanan dan keselamatannya

6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam

menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan

keselamatannya

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center,

beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan

bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih

dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk

penyaluran hobi.

(17)

Sasaran dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan fisik

Solo Futsal Center yakni sebagai berikut.

1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan

2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang

3) Konsep lokasi dan site

4) Konsep massa dan tata massa bangunan

5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan

6) Konsep sistem utilitas bangunan

D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

1. Batasan

a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,

dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada

perencanaan dan perancangan fisik bangunan.

b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu

arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai

pendukung.

2. Lingkup Pembahasan

Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk

mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan

sampai ke Sepakbola umumnya.

E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan,

mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa

prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep

(18)

1. Penelusuran Masalah

Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang

tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut

ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat

dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik.

2. Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan

cara sebagai berikut.

1) Studi Literatur

Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi

tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta

sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah,

dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para

penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga

Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo.

3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda

induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu

pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai

dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut.

1) Analisa

Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang

akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode

yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan

informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada.

(19)

dikelompokan berdasarkan program fungsional, performasi, dan arsitektural sebagai

berikut.

a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal

Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan.

b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan

site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal

Center.

c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional

dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site,

ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan

memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna

serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan

perancangan Solo Futsal Center.

2) Sintesa

Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan

pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap

ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.

4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur

Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan

kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan

menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki

(konsep diagramatik dan skematik).

Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain

berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket

(20)

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar

belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup

pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah

ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta

teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai

landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan.

BAB III TINJAUAN SURAKARTA

Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal

Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada

umumnya dan Surakarta pada khususnya..

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER

Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk

kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan

perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal

Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola

gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar,

(21)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA

1. Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan

pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas

pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L.

Brown, 1996:5 ).

Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan

yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang

terbuka atau di luar ruangan.

b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam

ruangan.

Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas

yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai

fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari

berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat.

2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

(22)

Olahraga prestasi sejatinya bisa dijadikan sebagai media dan ruang

yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Olahraga bisa menjadi ikon

peradaban untuk mengangkat marwah dan martabat bangsa ke aras yang lebih

terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga terpancar nilai-nilai

semangat kebangsaan, nasionalisme, atau patriotisme yang menyatu ke dalam

sikap dan karakter pemain. Sikap pantang menyerah, fairplay, bermental baja,

kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter positif lainnya

harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap pemain.

Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara simultan perlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara

kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu

membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang

berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal

untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.

Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen,

gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga

prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut

seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut

calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk

kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan

latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya

tahan.

Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang

masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan

(23)

psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara

sejati, bukan mental pecundang yang sombong dan angkuh dan hanya

berorientasi uang.Setelah aspek-aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan

menggunakan teknologi olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan

rohani. Harus ada keseimbangan juga antara latihan spartan dan istirahat.

Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan

sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air

minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan

perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya

lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa

konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya

menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan

pecundang pada akhirnya.

b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang

kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak

disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar

ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam

bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan

psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat

olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya

tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.

(24)

membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih

baik dari sebelumnya.

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet

bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga

kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi

meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka

merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun

menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam

pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir

mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai?

Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat

menolong tercapainya tujuan tersebut.

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat

melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek

psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus

dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk

membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan

psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian

secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan

dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu

ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet

berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan

semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin

keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali

(25)

diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang

terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari

komitmen si atlet terhadap program tersebut.

2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada

saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah

psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam

kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

a. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan

sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan

saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan

membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk

menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja

sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk

dapat memiliki.

b. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental.

Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik

sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai

dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang

lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat

agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

(26)

Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa

tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b.2. Sasaran harus dapat dicapai.

Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai

jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa

mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun.

Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka

atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran

tersebut.

b.3 Sasaran harus meningkat.

c. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi

yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan

kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang,

motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik)

dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan

pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat

memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga

dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor

ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi

motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang

mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk

(27)

mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat

besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan

diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri

sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai

hasil kerja atlet secara konsekuen.

d. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan

atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di

sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,

sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut

terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah

bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri

sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas

bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan

tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan

dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan

sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk

mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda

antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis

seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan

terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu,

sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet

(28)

pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak

dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan

dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet

tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi

yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus

berbuat apa.

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya.

terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk

mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih

dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek

yang berkaitan dengan emosi.

e. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain,

dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat

atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka

dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak

diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang

penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

f. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu

faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa

(29)

di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa

ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara

sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Syarat untuk

untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif.

g. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya

antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang

terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah

timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan

tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih

jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

h. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang

tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik

konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi.

Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan

berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi

pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat

terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan,

tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut

jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak

jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain

bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk

(30)

i. Evaluasi Diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan

yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat

mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun

saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain

dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara

mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang

telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan

terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

B. TINJAUAN FUTSAL

1. Pengertian

Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau

FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa

yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua

regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah

memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan

kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 )

2. Sejarah futsal

 Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan

Carlos

 Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina

 Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan

ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11

orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk

mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk

(31)

 Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965.

Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama

 Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada

tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil

 Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi

dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara

3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional

 Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand

 Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi

belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin

dengan Thailand

 Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com)

4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional

 Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas

kedokteran seluruh Indonesia

 Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League

), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini

terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia

C. FUTSAL di ERA MODERN

1. MANCANEGARA

Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat

(32)

dunia futsal . Adalah Negara- Negara di Amerika Latin yang sukses

melahirkan jagoan- jagoan seperti sebut saja Ronaldinho, Robinho,

Kaka dan masih banyak lagi. Yang menjadi kunci keberhasilan mereka

di lapangan hijau adalah karena futsal memberikan banyak manfaat,

yaitu :

1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap

pemainnya harus aktif bergerak;

2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga

bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya;

3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun

serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan

sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain;

Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu

banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang

yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin

banyak tiap tahunnya.

2. DALAM NEGERI

Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik

perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal

sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya

futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany

(1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau

dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal

(33)

sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris

Indonesia.

Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany

memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola

Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi

salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria

berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas.

Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia

tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981,

Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali

Perak SEA Games 1979 dan 1981.

Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM

Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level

senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub

Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982.

Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk

dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub

Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung

sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.

Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada

beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni

Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang,

Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija

Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah

(34)

beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur

dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara

Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup.

Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah

dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena

penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak

divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan

sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital

Guangzhou, China.

Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny

sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga

yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang

yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada

Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI,

kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

3. ARENA FUTSAL di SOLO

 Bengawan sport Center  Indoor soceer Solo Sehat  Rendevouz futsal

(35)

3. KLUB FUTSAL di SOLO  Pasoepati cyber futsal club  Russian roullette

 Milinisti solo futsal club  Juventini solo futsal club  Dll

D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola

Sepakbola

Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45

menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat

Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur

Futsal

Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian “layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak, Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding

tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain

yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada

goal,Tendangan Sudut terletak di sudut

(36)

Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL))merupakan kompetisi utama

futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal

Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-07 dan hingga saat ini sudah terselenggara sebanyak 3 kali.

Daftar juara

Tahun Juara Runners-Up Posisi Ketiga

2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN

2008 Electric PLN Biangbola Pelindo

2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam

2010 Harimau Rawa Electric PLNPelindo II

2011 Pelindo II Futsalicious

Bekasi Futsal Kota Bandung

2.

Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA)

LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24

Perguruan Tinggi se Jabodetabek

F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL

Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu

dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap

peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola,

seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira Data Juara LIga Futsal Indonesia

(37)

akan tetapi juga didalamnya terdapat nilai – nilai pendidikan dan latihan yang terukur

dan terprogram secara tepat sesuai porsinya. Setiap peserta dipacu untuk

mencapai/memperoleh target kemampuan yang telah diprogramkan, kemudian

peserta mendapatkan score dan tanda kecakapan tersebut kemudian sebagai sibol

kebanggaan telah mencapai target tersebut. Score setiap individu kemudian

diakumulasi sebagai score regu dimana setiap regu berkompetisi untuk memperoleh

predikat juara setiap bulannya.

Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat

menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai

berikut :

2)

Teknik

Kemampuan Teknik Individu Meliputi :

Passing Level 1 Passing Level 2 Shooting Level 1 Shooting Level 2 Dribbling Level 1 Dribbling Level 2 Heading Level 1 Heading Level 2 Ball Feeling

Receive & Controlling

Gerak Tipu ( Feinting & Keeping ) Ball Juggling

Diving

(38)

Tackling Level 1 Tackling Level 2 Stealing

Throw in

2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan

Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi :

Endurance Level 1 Endurance Level 2 Aerobic Var. 1 Aerobic Var. 2 Anaerobic Var.1 Anaerobic Var. 2 Sprint Level 1 Sprint Level 2 Sprint Level 3 Jumping Body Contac Lari Rintang Lari zig – zag

Lari Zig – zag dg Bola Cost country

Out Bound

3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience

Gambar 2.2 Latihan Teknik

(39)

Kemampuan Individual Mental, Teori, dan Pengalaman meliputi :

Motivation Konsentrasi Teknik Pernafasan Kreatifitas / steel Keberanian Agility / Respone Statistik Perkembangan Integrity / Leadership Discipline

Sejarah Futsal Peraturan Futsal Agility / Response Latih Tanding Pengalaman seleksi Study Tour

Rekreasi

4. Team Work / Kerja Sama

Kemapuan Tim/team work meliputi :

(40)

Kerja Sama One - Two

5. Kemampuan Keeper

Kemapuan keeper meliputi :

Teknik Menangkap 1 Teknik Menangkap 2 Teknik Menangkap 3 Boxing 1

Boxing 2 Throwing Flying 1 Flying 2 Respon

G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan

Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang

sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain.

Fasilitas-fasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh

atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain.

1. Asrama

Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal

bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama

biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya

(41)

1.a. Loundry

Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut

binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan

dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni

asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang

mengurus masalah laundry didalam asrama.

1.b. Kantin

Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk

menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan

yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan

menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat

melakukan latihan ataupun pertanadingan.

1.c. Perpustakaan

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat

ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki

manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai Gambar 2.7 Kantin

(42)

tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu

disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan

modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam

perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

2. Resort

Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk

berlibur. Resort juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang

dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort sendiri menyediakan banyak keinginan

pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan

perbelanjaan. Sebutan "resort" kadang kadang salah digunakan untuk mengartikan

hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort.

Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort.

a.

Fasiltas Pendukung

Restaurant

Swimming Pool

Meeting Room

Movie and TV Lounge

Internet Corner

Extensive Library

(43)

Fitnes

Gazebo

Laundry

3.

Indor Building

Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah

Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang

difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna

bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa

fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti

lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya.

(44)

4. Fasilitas Rekreatif

Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana

pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau

bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat

mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang,

Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya.

Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau

kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan

bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara

keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan

lain sebagainya.

H. Bentuk Arsitektural Bangunan

1. Arsitektur Metafora

Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana

hubungan-hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan

kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.

Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek

(45)

pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi

pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk

mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu

konsep.

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,

diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari

orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai

jika :

1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.

2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang

lain.

3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan

lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat

menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau

metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang

lain.

- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

- Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi

hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya

- Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

(46)

1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang

berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti :

individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah

satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep

simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini

diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum.

Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan

(intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora

abstrak.

2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari

hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah

rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya

arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan

kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago

Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,

Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor

burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan

bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun

dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1

dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana

mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai

(47)

Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya

Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”,

Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak

dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang

bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel

Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil,

sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang

menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah

obyek yang abstrak (intangible).

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya

arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya.

Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang

oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat

karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan

pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera

House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya

arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang

berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.

Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan

kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur

metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran

(48)

kualitas visual ruang yang unik, meliputi lantai, dinding, atap dan sebagainya.

Ruang-ruang unik inilah yang kemudian membawa makna-makna khusus sebagai ekspresi

metaforik.

2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi

Bangunan

Futsal :

- seni permainan yang indah : Amerika Latin

- industri bisnis : Inggris

- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu

- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).

- Keras

- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,

baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan

berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan

ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.

- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif, dan tangkas.

- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,

keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan

filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.

Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan

posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di

depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.

(49)

Definisi :

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai

bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana

olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal

dalam waktu yang lama.

Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik

yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan.

a. GOAL / TUJUAN

Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah

tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam

bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan

memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak

menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi

Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.

b. KERJASAMA / TEAMWORK

Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam

sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim

sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang

menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang

utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur

(50)

work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat

menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di

analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai

pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai

pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu

menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu

kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan

kerjasama / team work dalam sebuah tim.

c. SPORTIF / JUJUR

Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,

sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam

kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain

dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini

memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas

dan karakteristik dari olahraga ini.

d. KERAS

konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam

olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan

lain-lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam

desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,

kokoh dan netral.

e. KEINDAHAN

Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat

mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,

(51)

melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –

Gambar

Gambar 2.1 Latihan Teknik
Gambar 2.4. Latihan lari
Gambar 2.5 Latihan Kerja Sama / Team
Gambar 2.6. Luondry
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumah limasan atau dengan atap limasan diterpakan pada unit pemantapan sosial yang didalamnya terdapat ruang tamu rehabilitan, aula, ruang auido visual, dan ruang pamer.

ƒ Area Tertutup -Jendela dan Grill besi -Tirai -Pohon -Louvers Bervariasi Mezzanine ™ Berimajinasi -Skala Megah -Cermin -Warna Ruang Terang -Tekstur Ruang Polos

Lobby menjadi ruang transisi pada kegiatan pengelola, informasi logistic, dan hall meditasi umum, sedangkan koridor dan taman menjadi ruang transisi kelompok

Untuk memdapatkan karakteristik anak yang aktif dan tidak beraturan dalam bangunan ini dilakukan dengan Yang kemudian diaplikasikan dalam penataan ruang pada bangunan

4 Tapak Ruang luar yang mampu mewadahi semua aktivitas pengguna - Dominan tekstur kasar dikombinasikan dengan tekstur lembut (soft material), Conblock dan rerumputan

Pendekatan terhadap bentuk bangunan mengambil bentuk-bentuk dasar ruang, baik untuk ruang luarnya yang mencakup ruang latihan terbuka serta ruang dalamnya, mencakup

Terdapat 10 aspek fisik yang dikelola pada penerapan konsep ini, yaitu pencahayaan, penghawaan, aroma, taman dan ruang luar, alam pada ruang dalam, kebisingan, ketenangan

Ibu Amarena Nediari, S.Sn., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir serta selalu memberikan banyak nasehat kepada