commit to user
SOLO FUTSAL CENTER
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
ADAM SATRIA NEGARA
I.0206023
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ADAM SATRIA NEGARA I.0206023
PEMBIMBING :
IR. AGUS HERU PURNOMO, MT Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch
ABSTRAK
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk
mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas,
antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak
modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai,
sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini
telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di
masyarakat, khususnya para remaja.
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan
pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi
bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan
activities that can restore the vitality of activities including sport. The most popular sport in the
world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on
3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of
Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business.
A building that can reflect the function of the central building of Futsal training &
learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express
means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time.
Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal
commit to user
iii Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya,
kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas
Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir
dengan judul Solo Futsal Center.
Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk
mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan
pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan
sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio
Tugas Akhir penulis.
Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi.
2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap
desain penulis.
4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan
saran terhadap desain penulis.
commit to user
iv 7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan,
kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini.
8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai lulus kuliah.
9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada
akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin.
10.Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat.
11.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima
kasih.
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR SKEMA………
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan da Persoalan ... 4
1.3. Tujuan dan Sasaran ... 5
1.4. Batasan dan Lingkup Pembahasan ... 5
1.5. Metode Perancangan dan Perencanaan ... 6
1.6. Sistematika Pembahasan ... 8
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga ... 10
2.2. Tinjauan Futsal ... 18
2.3. Futsal di Era Modern ... 20
2.4. Perbedaan Futsal dan Sepakbola ... 22
2.5. Turnamen Futsal di Indonesia ... 23
2.6. Program Latihan Futsal ... 24
2.7. Tinjauan Fasilitas – Fasilitas Penginapan dan Latihan ... 27
BAB III TINJAUAN LOKASI ... 37
3.1. Tinjauan Umum Kota Surakarta ... 37
3.2. Perkembangan Futsal di Indonesia... 43
3.3. Perkembangan Futsal di SOLO ... 46
3.4. Pemilihan Kota Solo ... 47
3.5 SOLO Futsal Center yang Direncanakana ... 48
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER ... 49
4.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center ... 49
4.2. Analisa Kegiatan ... 53
4.3. Analisa Progam Ruang ... 54
4.4. Analisa Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang ... 57
4.5. Analisa Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang .. 81
4.6. Analisa Zonifikasi Ruang Makro ... 88
4.7. Analisa Pendekatan Arsitektural Bangunan ... 95
4.8. Analisa Tampilan Bangunan ... 97
4.9. Analisa Bentuk dan Pola Gubahan Massa ... 100
4.10. Analisa Penggabungan Massa Bangunan ... 101
4.11. Analisa Desain Interior ... 101
4.12. Analisa Tata Ruang Luar ... 102
4.13. Analisa Sistem Bangunan ... 102
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER... 115
5.1. Konsep Futsal Center yang Direncanakan ... 115
5.2. Konsep Pemilihan dan Pengolahan site ... 126
5.4. Konsep Arsitektural ... 131
5.5. Konsep Sistem Bangunan ... 135
5.6. Konsep Persyaratan Ruang ... 148
5.7. Konsep Penghawaan ... 151
5.8. Konsep Akustik Ruang ... 152
5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ... 153
DAFTAR PUSTAKA ...
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Latihan Teknik ... 24
GAMBAR 2.2. Latihan Teknik ... 25
GAMBAR 2.3 Latihan Sprint ... 25
GAMBAR 2.4 Latihan Lari ... 25
GAMBAR 2.5 Latihan Kerja Sama / Team work ... 26
GAMBAR 2.6 Loundry ... 27
GAMBAR 2.7 Kantin ... 28
GAMBAR 2.8 Perpustakaan ... 28
GAMBAR 2.9 Indoor Building ... 29
GAMBAR 2.10 Fasilitas Rekreasi ... 29
GAMBAR 3.1 Peta Surakarta ... 37
GAMBAR 3.2 Peta Pengembangan Wilayah Surakarta ... 38
GAMBAR 4.1 Peta Surakarta ... 50
GAMBAR 4.2 Alternatif Site 1 ... 50
GAMBAR 4.3 Alternatif Site 2 ... 51
GAMBAR 4.4 Site Terpilih ... 52
GAMBAR 4.5 Analisa Site ... 88
GAMBAR 4.6 Analisa Angin ... 91
GAMBAR 4.7 Analisa Orientasi... 92
GAMBAR 4.8 Analisa Pencapaian ... 93
GAMBAR 4.9 Analisa Noise ... 94
GAMBAR 4.10 Pondasi setempat Beton Bertulang ... 104
GAMBAR 4.11 Pemanfaatan cahaya alami Pada Bngunan ... 115
GAMBAR 4.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Bngunan ... 117
GAMBAR 4.13 Selasar, Jemabatan, Atrium ... 121
GAMBAR 4.15 Elevator ... 122
GAMBAR 5.1 Site Terpilih ... 127
GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ... 127
GAMBAR 5.3 View Lingkungan ... 128
GAMBAR 5.4 Penzoningan ... 129
GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ... 132
GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ... 132
GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ... 133
GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ... 134
GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ... 134
GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ... 136
GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan ... 148
GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ... 150
GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium... 153
GAMBAR 5.14 Eskalator ... 154
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Fungsi dan skala Pelayanan Kota Surakarta ... 40
TABEL 3.2 Fungsi Kota ... 42
TABEL 4.1 Alternatif Lokasi ... 51
TABEL 4.2 Kelompok Kegiatan ... 58
TABEL 4.3 Pengelompokan Kebutuhan Ruang ... 60
TABEL 4.4 Ruang Utama ... 65
TABEL 4.5 Ruang Pendukung ... 68
TABEL 4.6 Fasilitas Fitnes ... 69
TABEL 4.7 Retail Shop ... 71
TABEL 4.8 Souvenir Shop ... 71
TABEL 4.9 Ruang Pengelola ... 72
TABEL 4.10 Fasilitas Pendukung ... 72
TABEL 4.11 Analisis Tampilan Bangunan ... 97
TABEL 4.12 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ... 103
TABEL 4.13 Sifat dan Kesan Penampilan Material ... 106
TABEL 4.14 Alternative Pemilihan System Pengaman Bahaya Petir ... 114
TABEL 4.15 Macam-Macam Sistema AC dalam Bangunan ... 118
TABEL 5.1 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ... 135
TABEL 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material ... 139
TABEL 5.3 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir ... 147
DAFTAR SKEMA
SKEMA 4.1 Analisa Jaringan Listrik ... 108
SKEMA 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi ... 109
SKEMA 4.3 Analisa air Bersih Artesis ... 109
SKEMA 4.4 Analisa Air Bersih PDAM ... 110
SKEMA 4.5 Analisa Aliran Air Kotor Cair ... 110
SKEMA 4.6 Analisa Air Kotor Lemak ... 110
SKEMA 4.7 Analisa Air Kotor Padat ... 110
SKEMA 4.8 Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan ... 111
SKEMA 4.9 Analisa Sistem Pembuangan sampah ... 111
SKEMA 4.10 Analisa Sitem CCTV ... 112
SKEMA 5.1 Konsep Jaringan Listrik ... 140
SKEMA 5.2 Konsep Jaringan Komunikasi ... 141
SKEMA 5.3 Konsep air Bersih Artesis ... 142
SKEMA 5.4 Konsep Air Bersih PDAM ... 142
SKEMA 5.5 Konsep Air Kotor CAir ... 142
SKEMA 5.6 Konsep Air Kotor Lemak ... 143
SKEMA 5.7 KOnsep Air Kotor Padat ... 143
SKEMA 5.8 Konsep Sistem Sanitasi Air Hujan ... 143
SKEMA 5.9 Konsep Sistem Pembuangan sampah ... 144
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran
lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa
memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D.
Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141).
Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola.
Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini
sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam
olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling,
sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.
(
W.J.S.Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka )
Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol (
FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan
Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan
bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu
beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,
dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu
juga diizinkan memiliki pemain cadangan(Justinus Laksana, 2009: 2).
Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu
masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan
suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah
merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan
berpengaruh terhadap desain bangunan yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan arsitektur merupakan salah satu media untuk mewujudkan mimpi, terutama
dari seorang arsitek mengenai ide-ide desain yang lain daripada yang lain.
Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan
mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini
juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu
fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya
yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang
sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap
olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini.
Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung
tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan.
Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam
mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang
representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang
dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi
atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang
perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang
tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan
referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer
pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal
yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para
penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau
Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.
Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu
luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak
aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan
Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari
permainan sepak bola lapangan besar.
Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta
merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di
tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan
rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun
2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh
banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring
berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan
cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk
olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan
demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,
Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan
lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk
bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya
olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan
menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan
menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja..
B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini
menemui masalah pokok yaitu :
Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh
kegiatan didalamnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka muncul beberapa persoalan
yakni sebagai berikut.
1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana
wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan
Futsal di Solo dapat tercapai.
2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang
membaur dengan kegiatan pendukung Futsal .
3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional
Solo Futsal Center yang akan didirikan.
4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo
Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para
penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri
kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin
kenyamanan dan keselamatannya
6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam
menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan
keselamatannya
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center,
beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan
bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih
dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
Sasaran dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan fisik
Solo Futsal Center yakni sebagai berikut.
1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan
2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang
3) Konsep lokasi dan site
4) Konsep massa dan tata massa bangunan
5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan
6) Konsep sistem utilitas bangunan
D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN
1. Batasan
a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,
dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada
perencanaan dan perancangan fisik bangunan.
b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu
arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai
pendukung.
2. Lingkup Pembahasan
Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk
mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan
sampai ke Sepakbola umumnya.
E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan,
mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa
prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep
1. Penelusuran Masalah
Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang
tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut
ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat
dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik.
2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan
cara sebagai berikut.
1) Studi Literatur
Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi
tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta
sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah,
dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para
penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga
Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo.
3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda
induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu
pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai
dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut.
1) Analisa
Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang
akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode
yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan
informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada.
dikelompokan berdasarkan program fungsional, performasi, dan arsitektural sebagai
berikut.
a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal
Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan.
b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan
site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal
Center.
c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional
dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site,
ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan
memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna
serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan Solo Futsal Center.
2) Sintesa
Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan
pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap
ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.
4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur
Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan
kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan
menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki
(konsep diagramatik dan skematik).
Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain
berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar
belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah
ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta
teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai
landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan.
BAB III TINJAUAN SURAKARTA
Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal
Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada
umumnya dan Surakarta pada khususnya..
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER
Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk
kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan
perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal
Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola
gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA
1. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan
pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas
pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L.
Brown, 1996:5 ).
Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan
yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang
terbuka atau di luar ruangan.
b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam
ruangan.
Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas
yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai
fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari
berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat.
2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet
Olahraga prestasi sejatinya bisa dijadikan sebagai media dan ruang
yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Olahraga bisa menjadi ikon
peradaban untuk mengangkat marwah dan martabat bangsa ke aras yang lebih
terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga terpancar nilai-nilai
semangat kebangsaan, nasionalisme, atau patriotisme yang menyatu ke dalam
sikap dan karakter pemain. Sikap pantang menyerah, fairplay, bermental baja,
kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter positif lainnya
harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap pemain.
Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara simultan perlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara
kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu
membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang
berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal
untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen,
gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga
prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut
seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut
calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk
kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan
latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya
tahan.
Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang
masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan
psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara
sejati, bukan mental pecundang yang sombong dan angkuh dan hanya
berorientasi uang.Setelah aspek-aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan
menggunakan teknologi olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan
rohani. Harus ada keseimbangan juga antara latihan spartan dan istirahat.
Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan
sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air
minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya
lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa
konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya
menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan
pecundang pada akhirnya.
b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang
kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak
disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar
ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam
bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan
psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat
olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya
tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.
membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih
baik dari sebelumnya.
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet
bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga
kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi
meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun
menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam
pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir
mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai?
Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat
menolong tercapainya tujuan tersebut.
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat
melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek
psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus
dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk
membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian
secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan
dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu
ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet
berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan
semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin
keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali
diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang
terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari
komitmen si atlet terhadap program tersebut.
2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada
saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah
psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam
kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
a. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan
sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan
saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan
membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk
dapat memiliki.
b. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental.
Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik
sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai
dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang
lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat
agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa
tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.
b.2. Sasaran harus dapat dicapai.
Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai
jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa
mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun.
Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka
atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran
tersebut.
b.3 Sasaran harus meningkat.
c. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi
yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan
kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang,
motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik)
dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan
pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat
memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor
ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi
motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang
mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk
mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat
besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan
diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri
sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai
hasil kerja atlet secara konsekuen.
d. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan
atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,
sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut
terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah
bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri
sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas
bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan
tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan
dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan
sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk
mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda
antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis
seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan
terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu,
sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet
pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak
dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan
dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet
tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi
yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus
berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya.
terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk
mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih
dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek
yang berkaitan dengan emosi.
e. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain,
dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat
atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka
dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak
diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang
penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
f. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu
faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa
di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa
ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara
sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Syarat untuk
untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif.
g. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya
antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang
terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah
timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan
tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih
jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
h. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang
tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik
konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi.
Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan
berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi
pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat
terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan,
tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut
jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak
jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain
bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk
i. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan
yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun
saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain
dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara
mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang
telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan
terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.
B. TINJAUAN FUTSAL
1. Pengertian
Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau
FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa
yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua
regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah
memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan
kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 )
2. Sejarah futsal
Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan
Carlos
Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina
Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan
ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11
orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk
mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965.
Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama
Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada
tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil
Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi
dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara
3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional
Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand
Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi
belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin
dengan Thailand
Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com)
4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional
Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas
kedokteran seluruh Indonesia
Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League
), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini
terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia
C. FUTSAL di ERA MODERN
1. MANCANEGARA
Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat
dunia futsal . Adalah Negara- Negara di Amerika Latin yang sukses
melahirkan jagoan- jagoan seperti sebut saja Ronaldinho, Robinho,
Kaka dan masih banyak lagi. Yang menjadi kunci keberhasilan mereka
di lapangan hijau adalah karena futsal memberikan banyak manfaat,
yaitu :
1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap
pemainnya harus aktif bergerak;
2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga
bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya;
3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun
serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan
sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain;
Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu
banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang
yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin
banyak tiap tahunnya.
2. DALAM NEGERI
Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik
perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal
sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya
futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany
(1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau
dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal
sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris
Indonesia.
Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany
memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola
Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi
salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria
berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas.
Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia
tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981,
Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali
Perak SEA Games 1979 dan 1981.
Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM
Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level
senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub
Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982.
Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk
dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub
Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung
sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.
Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada
beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni
Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang,
Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija
Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah
beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur
dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara
Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup.
Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah
dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena
penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak
divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan
sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital
Guangzhou, China.
Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny
sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga
yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang
yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada
Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI,
kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta
3. ARENA FUTSAL di SOLO
Bengawan sport Center Indoor soceer Solo Sehat Rendevouz futsal
3. KLUB FUTSAL di SOLO Pasoepati cyber futsal club Russian roullette
Milinisti solo futsal club Juventini solo futsal club Dll
D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola
Sepakbola
Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45
menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat
Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur
Futsal
Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian “layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak, Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding
tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain
yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada
goal,Tendangan Sudut terletak di sudut
Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL))merupakan kompetisi utama
futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal
Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-07 dan hingga saat ini sudah terselenggara sebanyak 3 kali.
Daftar juara
Tahun Juara Runners-Up Posisi Ketiga
2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN
2008 Electric PLN Biangbola Pelindo
2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam
2010 Harimau Rawa Electric PLNPelindo II
2011 Pelindo II Futsalicious
Bekasi Futsal Kota Bandung
2.
Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA)
LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24
Perguruan Tinggi se Jabodetabek
F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL
Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu
dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap
peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola,
seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira Data Juara LIga Futsal Indonesia
akan tetapi juga didalamnya terdapat nilai – nilai pendidikan dan latihan yang terukur
dan terprogram secara tepat sesuai porsinya. Setiap peserta dipacu untuk
mencapai/memperoleh target kemampuan yang telah diprogramkan, kemudian
peserta mendapatkan score dan tanda kecakapan tersebut kemudian sebagai sibol
kebanggaan telah mencapai target tersebut. Score setiap individu kemudian
diakumulasi sebagai score regu dimana setiap regu berkompetisi untuk memperoleh
predikat juara setiap bulannya.
Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat
menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai
berikut :
2)
Teknik
Kemampuan Teknik Individu Meliputi :
Passing Level 1 Passing Level 2 Shooting Level 1 Shooting Level 2 Dribbling Level 1 Dribbling Level 2 Heading Level 1 Heading Level 2 Ball Feeling
Receive & Controlling
Gerak Tipu ( Feinting & Keeping ) Ball Juggling
Diving
Tackling Level 1 Tackling Level 2 Stealing
Throw in
2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan
Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi :
Endurance Level 1 Endurance Level 2 Aerobic Var. 1 Aerobic Var. 2 Anaerobic Var.1 Anaerobic Var. 2 Sprint Level 1 Sprint Level 2 Sprint Level 3 Jumping Body Contac Lari Rintang Lari zig – zag
Lari Zig – zag dg Bola Cost country
Out Bound
3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience
Gambar 2.2 Latihan Teknik
Kemampuan Individual Mental, Teori, dan Pengalaman meliputi :
Motivation Konsentrasi Teknik Pernafasan Kreatifitas / steel Keberanian Agility / Respone Statistik Perkembangan Integrity / Leadership Discipline
Sejarah Futsal Peraturan Futsal Agility / Response Latih Tanding Pengalaman seleksi Study Tour
Rekreasi
4. Team Work / Kerja Sama
Kemapuan Tim/team work meliputi :
Kerja Sama One - Two
5. Kemampuan Keeper
Kemapuan keeper meliputi :
Teknik Menangkap 1 Teknik Menangkap 2 Teknik Menangkap 3 Boxing 1
Boxing 2 Throwing Flying 1 Flying 2 Respon
G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan
Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang
sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain.
Fasilitas-fasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh
atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain.
1. Asrama
Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal
bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama
biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya
1.a. Loundry
Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut
binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan
dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni
asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang
mengurus masalah laundry didalam asrama.
1.b. Kantin
Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk
menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan
yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan
menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat
melakukan latihan ataupun pertanadingan.
1.c. Perpustakaan
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat
ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki
manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai Gambar 2.7 Kantin
tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan
modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
2. Resort
Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk
berlibur. Resort juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang
dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort sendiri menyediakan banyak keinginan
pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan
perbelanjaan. Sebutan "resort" kadang kadang salah digunakan untuk mengartikan
hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort.
Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort.
a.
Fasiltas Pendukung
Restaurant
Swimming Pool
Meeting Room
Movie and TV Lounge
Internet Corner
Extensive Library
Fitnes
Gazebo
Laundry
3.
Indor Building
Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah
Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang
difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna
bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa
fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti
lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya.
4. Fasilitas Rekreatif
Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana
pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau
bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat
mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang,
Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya.
Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau
kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan
bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara
keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan
lain sebagainya.
H. Bentuk Arsitektural Bangunan
1. Arsitektur Metafora
Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana
hubungan-hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan
kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.
Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek
pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi
pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk
mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu
konsep.
Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari
orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai
jika :
1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang
lain.
3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan
lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat
menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau
metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain.
- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
- Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi
hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
- Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif
1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang
berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti :
individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.
Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah
satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep
simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini
diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum.
Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan
(intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora
abstrak.
2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari
hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah
rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya
arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan
kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago
Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,
Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor
burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan
bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun
dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1
dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana
mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai
Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya
Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”,
Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak
dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang
bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel
Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil,
sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang
menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah
obyek yang abstrak (intangible).
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya
arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya.
Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang
oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat
karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan
pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera
House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya
arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang
berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.
Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan
kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur
metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran
kualitas visual ruang yang unik, meliputi lantai, dinding, atap dan sebagainya.
Ruang-ruang unik inilah yang kemudian membawa makna-makna khusus sebagai ekspresi
metaforik.
2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi
Bangunan
Futsal :
- seni permainan yang indah : Amerika Latin
- industri bisnis : Inggris
- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu
- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).
- Keras
- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,
baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan
berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan
ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.
- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif, dan tangkas.
- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,
keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan
filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.
Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan
posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di
depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.
Definisi :
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai
bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana
olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal
dalam waktu yang lama.
Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik
yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan.
a. GOAL / TUJUAN
Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah
tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam
bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan
memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak
menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi
Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.
b. KERJASAMA / TEAMWORK
Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam
sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim
sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang
menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang
utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur
work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai
pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai
pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu
menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu
kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan
kerjasama / team work dalam sebuah tim.
c. SPORTIF / JUJUR
Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.
d. KERAS
konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan
lain-lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.
e. KEINDAHAN
Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat
mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,
melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –