• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Kota Surakarta 1. Letak Geografis

a. Fasiltas Pendukung

TINJAUAN LOKASI

A. Tinjauan Umum Kota Surakarta 1. Letak Geografis

Letak geografis kota Surakarta berada diantara kota Surakarta berada di antara 11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :

 Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali  Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo  Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo

 Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m diatas permukan air laut. Kondisi Topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-rata (0-3)°. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang lebih 5°. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu

commit to user Wilayah Pengembangan Utara : Colomadu Wilayah Pengembangan Barat : Pabelan, Kartasura Wilayah Pengembangan Timur : Palur, Jaten Wilayah Pengembangan Selatan: Grogol, Baki, Kota Surakarta berada diadataran rendah antara kaki gunung lawu dan gunung merapi, dua buah sungai, kali pepe dan kali jenes membelah tengah kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah kota Surakarta adalah 44.04km2 .

Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata 2.200 % mm/tahun. Suhu udara rata-rata 260°, suhu udara maksimum 32,30° C, dan suhu udara minimum 21,70° C.

Luas wilayah Kota Surakarta adalah 440,040 km ( 4404ha ), terdiri dari 5 kecamatan; Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan SErengan.dan 51 kelurahan. Secara administrasi kota Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan Perda no.1 tahun 1989, wilayah kota Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu Wilayah Pengembangan Utara, Barat, Timur, dan Selatan.

Gambar 3.2 Peta Wilayah pengembangan Surakarta

2. Kondisi Kota Surakarta

 Potensi iklim dan cuaca

Suhu Udara kota

Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah equator 7,50LS, 1110 BT. Perbedaan temperatur pada wilayah equator pada umumnya berkisar antara 80 C dengan maksimal temperatur pada siang hari berkisar 300 C dan malam hari 240 C. suhu rata-rata tercatat pada tahun 1995 maksimal 32,64 0 C dan minimal 19,820 C.

Curah Hujan

Curah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya antara 2000 – 5000 mm/th dengan maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada tahun 1994 di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan minimal 30 mm/ bulan.

Kelembaban Udara

Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi antara 55 – 100 % yang relatif basah. Pada tahun 1995 kelembaban udara yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %.

a. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta

Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun (sumber: Biro Pusat Statistik), sedang perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada konsep metropolitan.

b. Peningkatan Perekonomian Kota

Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang. Selain dengan hal tersebut bidang perekonomian di Surakarta juga turut berkembang.

Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi, dimana peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai 6,4 % lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa tengah. Sektor- sektor yang mendominasi dan memiliki prosentase distribusi yang besar bagi Produk Domestik Regional Bruto adalah sektok perdagangan, industri, perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam.

c. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta

Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya.

Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Fungsi dan skala pelayanan Kota Surakarta

No Fungsi kota Skala pelayanan

1. Pemerintahan Lokal dan Regional

2. Industri Lokal, Regional dan Nasional

3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional

4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional

5. Perdagangan Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional

4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta

Menurut Permendagri no.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampaiu akhir tahun perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP), untuk kegiatan primer maupun sekunder.

Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang

kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :

1. Ketersediaan lahan kota. 2. Keterkaitan antar kegiatan 3. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.

4. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota. 5. Karakteristik budaya masyarakat.

6. Peninggalan budaya dan sejarah kota.

Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa mendatang (2013), yakni :

1. Penyediaan areal pusat pariwisata.

2. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan. 3. Penyediaan areal olahraga.

4. Penyediaan areal relokasi industri.

5. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.

6. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan. 7. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.

8. Penyediaan areal lingkungan perumahan.

Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun 2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan, kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini:

SWP

FUNGSI KOTA

LOKASI wisata budaya OR Industri Pend. Dagang Kantor Rmh

Tabel 3.2. Fungsi Kota I x Pucang Sawit II x x x Mangkunegaran Balaikota kaw. Komersial

III x x x Kraton kaw.

komersil IV x x Sriwedari Balaikambang Manahan V x Sondakan Laweyan VI x x Jajar VII x Sumber Banyuanyar VIII x x x Jurug,UNS Kaw.komersial IX x x Kadipiro X x Mojosongo

Dokumen terkait