a. Fasiltas Pendukung
KONSEP PERENCENAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER
C. Konsep Mikro
4. konsep Sistem Bangunan
1. konsep Struktur Bangunan
Dasar Pertimbangan:
Beban yang harus didukung. Kondisi tanah.
Bentuk dan dimensi vertikal bangunan. Karakter bangunan.
Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
Bentuk grid modul Karakteristik
Persegi Teratur Homogen Monoton Efektif Kurang atraktif Radial Rekreatif
Kurang efektif untuk ruang dengan kegiatan formal
Teratur menurut pola radial
Campuran Bentuk modul atraktif
Dapat di sesuaikan dengan fungsi ruang yang digunakan meliputi kegiatan formal dan rekreatif
Tabel 5.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang
Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C.
a. Analisa Sub Struktur
Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari alternatif sistem sub struktur sebagai berikut :
Pondasi Sumuran Pondasi Setempat
Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga
b) Pasangan batu kali
c) Cor beton tidak bertulang
Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.
Simetris dan sederhana
Tidak baik Baik
Tidak baik Baik
Alur pemisah
Alur pemisah
Tidak baik Baik
Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki
b. Konsep Super Struktur
Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.
c. Konsep Upper Struktur
Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk cukup luas.
d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap.
Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan
Tabel 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material
Material Sifat Penampilan Penggunaan
Beton Menahan gaya Formal, keras, kaku, kokoh
Bangunan monumental
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar
Bangunan pemerintah, bangunan utilitas
Metal Efisien Ringan, dingin Bangunan
komersial
Kaca Tembus
pandang
Dingin, dinamis,
kesan ringan Sebagai pengisi
Plastik Mudah dibentuk
Ringan, dinamis,
informal Sifat, santai
Kayu Mudah
dibentuk
Hangat, lunak,
alamiah Rumah tinggal
Batu bata
Fleksibel, bisa
untuk struktur Praktis
Perumahan, bangunan monumental,
komersil
Batu
alam proses, dapat Tidak butuh
Berat, alamiah, kasar, sederhana
Pondasi, dinding dekoratif
dibentuk/diolah
Marmer
Interior-eksterior Mewah, formal
Kekuasaan, kemewahan
Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982
Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan konstruksi.
konsep Utilitas Bangunan
a. Jaringan Listrik Dasar pertimbangan:
- Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
1) Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.
2) Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
b. Jaringan Komunikasi
Dasar pertimbangan:
Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern
Ekonomis dalam perawatan
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :
Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan.
Skema 5.1 Analisa Jaringan Listrik Sumber : Analisa Pribadi PLN Genset Panel utama Panel skunder Distribusi Distribusi Meteran Panel skunder
commit to user Jaringan internet
Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.
Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media penyampai musik di dalam bangunan.
c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)
Air bersih
1) Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan.
Skema 5.2 Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa penulis,
PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal Faks
Operator
SLJJ/SLI
Pompa
Sumur dalam
Ground Water Tank Pompa
commit to user 2) PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat.
Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.
1) Air kotor dari kamar mandi
2) Air kotor dari dapur
Skema 5.3 Analisa aliran air bersih artesis Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Bak Kontrol
Kamar Mandi
Bak Pengendapan
T. pengolahan limbah Skema 5.5 Analisa aliran air kotor cair
Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Penangkap lemak Peresapan Ground reservoir Meteran PAM Pompa Tangki atas Distribusi
Skema 5.4 Analisa aliran air bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Skema 5.8 Analisa sistem sanitasi air hujan Sumber: Analisa penulis
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Sumur Resapan Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan 3) Air kotor dari WC
4) Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan.
d. Sampah
Skema 5.6 Analisa aliran air kotor lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Riol Peresapan
septictank WC
Skema 5.9 Analisa sistem pembuangan sampah Sumber: Analisa penulis
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
e. Sistem Pengamanan Bangunan
Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang
Sampah yang dapat didaur ulang
Sampah yang tidak dapat didaur ulang
TPA Bak penampung
sampah daur ulang Shaft sampah
Bak penampung sampah non daur ulang
Skema 5.10 Analisa sistem CCTV Sumber : Analisa penulis
digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security.
Pemadam Kebakaran
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan, luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sistem yang biasa digunakan yaitu :
1) Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system.
2) Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box.
Power
Monitor
3) Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat-tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
4) Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant.
5) Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant
untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai.
6) Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan bersampingan.
Hasil analisa :
Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.
Penangkal Petir
1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan yang efektif terhadap sambaran petir.
2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan 3) Ketahanan mekanis
4) Ketahanan terhadap korosi
5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan
Tabel 5.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir
Sistem Franklin Sistem Faradday
Prinsip kerja
Bila terjadi petir akan terjadi ionisasi di awan. Loncatan ion-ion dapat ditahan oleh preventor sehingga tidak mengenai bangunan. Radius perlindungan sama dengan tinggi preventor.
Tiang-tiang faraday yang berjarak kurang lebih 20 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir.
Keuntungan Harganya lebih murah
dibandingkan sistem Faradday.
Sifat perlindungan lebih baik karena aliran listrik langsung dialirkan ke ground di tanah.
Kerugian Bila suatu saat ion-ion pada preventor tersebut habis atau berkurang, maka daya perlindungannya jadi menurun.
Lebih mahal dibandingkan sistem Franklin.
commit to user
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan adalah sistem Faradday.
Konsep Persyaratan Ruang
a. konsep Pencahayaan
Pencahayaan Alami
Dasar pertimbangan
1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.
2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari.
3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan.
Analisa :
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan lapisan kaca warna, dan sebagainya.
Interior atap yang dibentuk berlubang-lubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami
Skylight pada hall
Pada dinding yang menggunakan material kaca dan berhadapan langsung dengan arah cahaya, dapat diberi screen maupun desain
Gambar 5.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan Sumber : Analisa pribadi
Hasil analisa :
1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama. (sky light) - R.Main Hall.
2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian.
Pencahayaan Buatan
Dasar pertimbangan
1) Kebutuhan kuat penerangan. 2) Jenis penerangan.
3) Jenis ruang. Analisa :
Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan
commit to user
untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :
Fluorescence
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang pemasaran).
Lampu pijar
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.
Special lighting (spot light)
Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.
Hasil analisa :
Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan.
Penggunaan lampu down Penggunaan flourescence (neon)
b. Konsep Penghawaan
Penghawaan Buatan
Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruang-ruang show room serta ruang-ruang-ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang lain dengan skala kecil-sedang.
Tabel 5.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan
Gambar 5.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan Sumber : Analisa pribadi
Jenis
Penghawaan Kelebihan Kekurangan
AC sentral - scope pelayanannya besar
- udara segar
terdistribusi secara merata ke dalam beberapa zone yang terkontrol oleh sebuah induk/pusat
- Apabila beban kalor besar, AHU harus berkapasitas besar pula
- Jika pusat mati, keseluruhan area penghawaan terkena AC split Kondisi penghawaan
antar tiap ruang tidak akan saling tergantung
scope pelayanannya kecil
Exhaust Fan membantu pembuangan dan pergantian udara kotor
Biasa digunakan pada area servis, beban kalor besar
Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
c. Akustik Tujuan :
1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang yang dikehendaki.
2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang spesifik.
- Akustik Lapangan
Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor .
- Akustik Ruang
Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya, seperti :
Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi spons/bahan karpet.
Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer.
Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan rambatan panas, penahan bocor pada atap).
d. Sistem Sirkulasi
- Sirkulasi Horizontal
Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai 3 m atau lebih.
Kelebihan :
- Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung lainnya yang melintas.
- Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di atasnya.
2) Jembatan Kelebihan :
- Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada jarak antara 5m-10m satu sama lainnya.
- Menjadi salah satu estetika interior/eksterior. 3) Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan promosi/menyelenggarakan acara khusus.
Hasil :
Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor, jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan kemudahan dan kenyamanan.
- Transportasi Vertikal
1) Eskalator
Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan.
Bahan pertimbangan :
- Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan. - Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta
terbuka.
- Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º. - Lebar eskalator minimal 80 centimeter. - Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.
Gambar 5.13 Selasar – Jembatan - Atrium Sumber : Dok.pribadi
2) Elevator (Lift)
Ada dua jenis lift yang digunakan:
- Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton.
- Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas lantai yang dilayani dan tinggi bangunan.
3) Tangga Umum
Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal,
Syarat:
- Kecepatan memadai. - Letak mudah dilihat.
- Pengontrolan operasi mudah. - Sistem pengamanan memadai. - Syarat struktur : water proof pada
bagian bawah. Gambar 5.14 Eskalator
Sumber : Dok.pribadi
Gambar 5.15 Elevator Sumber : Dok.pribadi
dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum.
Syarat umum :
- Letak mudah dilihat/dicapai.
- Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m
- Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal 28,5 cm
- Pengaman/Border
- Kemiringan maksimum 30° 4) Tangga Darurat
Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi kebakaran juga untuk area servis
Syarat:
- Jarak capai maksimal 30 m - Konstruksi tahan api. - Ruang tahan api. - Kedap asap.
- Berhubungan ruang luar.
- Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m 5) Ramp
Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi, misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua pengguna.
Syarat:
- Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk pedestrian tidak boleh lebih dari 7°.
- Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm - Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi pengaman lebarnya 120 cm.
- Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet pengaman).
Hasil :
Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp.
Eskalator
Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak memusat di atrium setiap lantai.
Elevator
Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10 orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk menggunakannya tanpa disediakan lift khusus.