• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL PENYAKIT AKIBAT KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGENAL PENYAKIT AKIBAT KERJA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

• Dalam melakukan pekerjaan apapun , sebenarnya kita

berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau

penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

• Oleh karena itu , penyakit akibat kerja adalah penyakit

yang disebabkan oleh pekerjaan,alat kerja , bahan ,

proses maupun lingkungan kerja.

• Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan

penyakit yang artifisial atau man made disease .

Hal ini merupakan problem bagi para pekerja di berbagai

sektor . Sebagian orang menyadari bahwa penyakit yang

diderita besar kemungkinan karena pekerjaannya ,tetapi

banyak yang tidak menyadari bahwa pekerjaan yang

(4)

• Banyak definisi tentang penyakit akibat kerja ,, yang

semuanya terkait dengan alat kerja dan pekerjaan .

• Beberapa di antaranya antara lain ,

“ An occupational

disease may

be defined simply as one that is caused , or

made worse , by exposure at work ” ( Cherry,

1999 )

.

• Di sini menggambarkan bahwa secara sederhana sesuatu

yang disebabkan , atau diperburuk , oleh pajanan di tempay

kerja .

• Atau , “ An occupational disease is health problem caused

by exposure to a workplace hazard ” ( Workplace Safety

and Insurance Board –a, 2005 ) , sedangkan dari definisi

kedua tersebut , penyakit akibat kerja adalah suatu

(5)

Dalam hal ini , pajanan berbahaya yang

dimaksud oleh

Work place Safety and

Insurance Board ( 2005 ) antara lain :

• Debu , gas , atau asap

• Suara / kebisingan ( noise )

• Bahan toksik ( racun )

• Getaran ( vibration )

• Radiasi

• Infeksi kuman atau dingin yang ekstrem

• Tekanan udara tinggi atau rendah yang

(6)

• Sebenarnya penyakit akibat kerja telah ada

seusia peradapan manusia . Namun , publikasi

akibat kerja baru ditulis oleh

Bernardino

Ramazzini ( 1633 – 1714 ) , seorang

dokter

keluarga D’Este di Modena .

• Bukunya yang berjudul De Morbis Artificium

sangat dikenal dan dianggap sebagai pelopor

dalam kedokteran kerja .

• Waktu itu karyanya tidak banyak dibaca orang ,

bahkan nyaris diabaikan. Barulah pada masa

Revolusi Industri di Inggris , setelah penyakit

(7)

• Penyakit akibat kerja merupakan manifestasi dari

kesehatan kerja, atau kondisi kesehatan dari tenaga kerja

atau pekerja.

• Kesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyerasian

antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya

baik fisik maupun psikis dalam hal cara/ metode kerja,

proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

– Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik,

mental maupun kesejahteraan sosialnya.

– Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerjanya.

– Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya darikemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

(8)

• Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi,

menganalisa serta mengatasi penyakit akibat kerja,

adalah :

– kapasitas kerja, – beban kerja dan – lingkungan kerja.

• Ketiga nya memberikan andil yang sangat besar bagi

timbulnya penyakit akibat kerja.

• Kapasitas kerja , beban kerja dan lingkungan kerja

merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan

kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara

ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan

kerja yang baik dan optimal.

• Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja

dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang

(9)

• Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal

awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula

mendapat perhatian.

• Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi

oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain- lain.

• Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental.

Akibat beban kerja terlalu berat atau kemampuan fisik

yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang

pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

• Kondisi lingkungan kerja ( misalnya , panas , bising ,

debu , zat –zat kimia dan lain – lain ) dapat merupakan

beban tambahan terhadap pekerja .

(10)

• Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan

oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan

maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan .

• Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status

kesehatan masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya

oleh bahaya kesehatan di tempat kerja dan lingkungan

kerja tetapi juga oleh faktor – faktor pelayanan

kesehatan kerja , perilaku kerja serta faktor lainnya.

• Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan

pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di

lingkungan kerja . Dewasa ini terdapat kesenjangan

antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya –

bahaya kesehatan berperan dan usaha – usaha untuk

mencegahnya .

(11)

• Untuk mengantisipasi hal ini , maka langkah awal yang penting adalah

pengenalan / identifikasi bahaya yang bisa timbul dan dievaluasi , kemudian dilakukan pengendalian .Karena itu ,untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di lingkungan kerja ditempuh tiga langkah utama ( WHO ,1997 ) ,yakni :

1) Pengenalan lingkungan kerja

Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal

( walk through inspection ) , dan ini merupakan langkah dasar yang pertama –tama

dilakukan dalam upaya kesehatan kerja .

2) Evaluasi lingkungan kerja

Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi –potensi bahaya yang mungkin timbul , sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan .

3) Pengendalian lingkungan kerja

Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap agen berbahaya di lingkungan

kerja .Kedua tahapan sebelumnya , pengenalan dan evaluasi , tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat . Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang memadai untuk mencegah efek

(12)

KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PEKERJAAN

• Setiap pekerja akan mampu melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya apabila kondisi Kesehatannya dalam keadaan prima. Agar kondisi Kesehatan kita tetap prima, tentunya kita harus faham tentang faktor-faktor yang dapat mengganggu Kesehatan.

Status Kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh 4 factor yakni :

1. Genetik,

Yang merupakan faktor bawaan manusia.

2. Pelayanan Kesehatan

Meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

3. Perilaku

Yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.

4. Lingkungan

(13)

• Interaksi dari berbagai faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat Kesehatan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja. Dengan demikian, dalam pengelolaan Kesehatan,

keempat factor tersebut perlu diperhatikan, khususnya dalam ketiga aspek terakhir yaitu pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan.

Hubungan antara kesehatan dan pekerjaan seseorang mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing atau gejala sesak nafas akibat timbunan debu dalam paru pada pekerja pertambangan.

• Kaitan timbal balik pekerjaan yang dilakukan dan kesehatan pekerja semakin banyak dipelajari dan terus berkembang sejak terjadinya revolusi industri.

• Pekerjaan mungkin berdampak negative bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan

dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik.

Demikian pula status Kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan

(14)

Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan

agar yang sehat tetap sehat

dan bukan sekedar

mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan

kesehatan atau

penyakit.

• Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan

lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap

kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan

kesehatan seoptimal mungkin. Ditempat kerja,

kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

• Beban kerja , berupa beban fisik, mental dan sosial,

sehingga upaya penempatanpekerja yang sesuai

dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

• Kapasitas kerja yang banyak terga ntung pada

pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran

tubuh, keadaan gizi dsb.

(15)

• Ketiga faktor tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap

produktifitas seorang pekerja. Sebagai contoh, apabila seorang

pekerja mendapatkan tugas yang biasanya harus diselesaikan oleh dua orang namun saat ini ia harus menyelesaikannya sendiri, maka hal ini akan mempengaruhi kondisi kesehatannya dan juga pada gilirannya akan menurunkan produktifitas pekerja yang

bersangkutan.

Kapasitas kerja seseorang dapat dibedakan dengan seseorang lainnya dengan

melihat dari beberapa hal diantaranya yaitu : • · Status kesehatannya

• · Status Gizi

• · Kesegaran Jasmani

• · KSA ( knowledge, skill & attitute ) • · Motivasi

• · Ukuran tubuh

• Semakin baik faktor- faktor tersebut diatas , maka akan sebakin baik kapasitas seseorang dan semakin baik pula produktifitas kerja

(16)

Safety in The Process

Safety

atau keselamatan kerja merupakan salah

satu faktor utama yang sering

didengung-dengungkan oleh industri-industri beberapa

tahun terakhir ini.

• Kesadaran akan pentingnya

safety

ini didasari

oleh keadaan di mana suatu investasi yang telah

dilakukan, yang umumnya bernilai besar pada

suatu pabrik/

plant

, dapat hilang atau rusak

akibat adanya kelalaian dalam pengoperasian

atau kelalaian terhadap

safety procedure

yang

ada yang juga dapat membahayakan para

(17)

Safety dapat ditinjau dari dua sisi: 1) sisi teknikal dan 2) sisi manajemen.

• Dari sisi teknikal, topik bahasan tentunya akan menjadi sangat beragam. Sebagai contoh, sudut pandang safety dari sisi Teknik Kimia tentu saja akan berbeda jika diihat dari sudut pandang Teknik Industri.

• Teknik Kimia yang lebih banyak bergelut dengan industri proses tentu saja akan lebih banyak bersinggungan dengan faktor safety dari alat-alat (pressured vessel, flare stack, dan lain sebagainya).

• Dalam hal ini tentunya akan ada parameter-parameter standar yang harus dipatuhi seperti (GPSA, API, ASME, ASTM, dan lain-lain) serta mungkin teman-teman akan sering mendengar istilah MAWP

(Maximum Allowable Working Pressure), Mach number (relativitas kecepatan linier fluida terhadap kecepatan suara) dan istilah-istilah lainnya.

• Sedangkan dari sisi Teknik Industri yang lebih banyak berhubungan dengan industri manufaktur, tentunya istilah dan acuan yang

digunakan akan berbeda.

• Walaupun demikian, akan terdapat beberapa kesamaan prosedur

apabila dilihat sisi manajemen. Hal ini didasari akan tujuan safety tiap industri yang tidak terlalu jauh berbeda. Berikut akan dibahas tentang

(18)

Safe from the start

“Safe from the start” ialah suatu jargon yang diharapkan terjadi pada tiap proyek yang dilakukan mulai dari tahapan definition, planning,

preliminary design, detailed design, construction, commissioning , dan hingga ke tahap production operation.

• Banyak parameter yang digunakan dalam menyatakan seberapa patuh dan aware sebuah perusahaan terhadap perihal keselamatan kerja.

• Salah satu parameter yang digunakan di Amerika Serikat adalah

Total Case Incident Rate (TCIR) dimana nilai TCIR ini harus lebih kecil dari 1.0, parameter TCIR ini dikeluarkan oleh US. Occupational Safety and Health Admininstration dan dinyatakan sebagai standar pada tahun 2002.

• TCIR sendiri dihitung berdasarkan kasus injury/illness yang terjadi selama 200,000 man-hour period (1 man-hour dapat didefinisikan sebagai 1 orang dikalikan dengan 1 jam). Pada konteks 200,000

man-hour period ini dianggap ada 100 orang pekerja dengan waktu kerja 50 minggu pertahunnya dan 40 jam perminggunya.

(19)

• Untuk mencapai angka kecelakaan kerja yang

kecil, sebagaimana dinyatakan dalam syarat

TCIR diperlukan suatu

safety procedure

yang

baik. Adapun tujuan dari prosedur

safety

ini

antara lain:

• Menghindari kecelakaan, luka, atau penyakit

akibat kelalaian dalam bekerja

• Menghindari adanya dampak buruk terhadap

lingkungan

• Menghindari adanya pelanggaran terhadap

undang – undang keselamatan kerja yang

berlaku

(20)

The Safest Company Year 2003

• Salah satu perusahaan yang mempunyai record TCIR yang baik

adalah Honeywell Process Solution (HPS). Perusahaan ini dilaporkan memiliki nilai TCIR sebesar 0.29 dan 0.05 untuk Project Operation Group (bagian dari perusahaan tersebut yang khusus menangani proyek) pada tahun 2003. Berikut beberapa tahapan penerapan

safety yang disadur dari Honeywell Process Solution (HPS):

1. Project Safety Assessment (PSA)

Pada tahapan ini, perusahaan akan membentuk suatu tim khusus untuk meninjau dan mengevaluasi setiap faktor atau kejadian yang mungkin terjadi dan menyebabkan terjadinya hazard. Pada tahapan ini biasanya akan menghasilkan beberapa checklist yang akan

ditinjau lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait dalam proyek.

2. Data Gathering and Scope

Checklist yang telah dihasilkan dari tahapan pertama selanjutnya akan diberikan kepada pihak terkait dalam proyek (construction manager) sebagai langkah awal dalam pengumpulan data. Pada tahap ini biasanya akan ada interview dari tim PSA untuk

(21)

3. Defining The Action Plan

Setelah semua data terkumpul tim PSA akan membandingkan

hazard yang mungkin terjadi dengan regulasi dan standar operasi yang telah ada untuk mengembangkan safety action plan yang bersifat spesifik terhadap tiap bahaya. Dalam tahapan ini ada 4 langkah yang harus dilakukan :

Executive overview and project description

Administrative issues

Policies and procedures

– Forms

4. Management Sign-Off

Rencana yang telah ditetapkan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari pihak manajemen. Untuk itu perlu adanya komitmen dari pihak manajeman, kontraktor, dan

pelanggan (customer) dalam mengimplementasikan safety

didalam proyek tersebut. Salah satu cara adalah dengan

(22)

5.

Safety Program Kickoff and Training

Salah satu bentuk nyata dari komitmen perusahaan

adalah dengan mengirimkan para pekerjanya ke dalam

suatu bentuk

safety training

. Para pekerja diwajibkan

untuk mengikuti pelatihan tersebut dan harus lulus

dengan nilai memuaskan untuk memastikan bahwa

safety knowledge

telah diterima dengan baik oleh para

pekerja tersebut. Daftar pihak – pihak yang terkait

dalam pelatihan beserta jenis pelatihan dapat dilihat

pada

Figure 1

.

6.

Project Execution

Tibalah saatnya untuk menjalankan proyek yang

disepakati. Pada tahapan ini akan dilakukan

pengontrolan terhadap proyek yang telah berjalan

untuk memastikan apakah

safety procedure

yang telah

ditetapkan dipatuhi atau tidak. Berikut salah satu

(23)

7.

Reward and Recognition

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memberikan

‘contoh’ kepada pekerja lain. Dimana pada tahapan ini

akan dicari pekerja/tim yang ‘paling’ mematuhi

safety

procedure

yang telah ditetapkan. Penghargaan akan

diberikan untuk memicu prestasi dari tim/pekerja lain.

Dalam tahapan ini

reward

juga dapat diberikan oleh

project owner

kepada

contractor

.

8.

Project Review and Close

Setelah proyek selesai akan ada evaluasi oleh tim

PSA dengan pihak terkait dalam (konstruksi dan

perancangan) proyek. Dalam evaluasi akan dibahas

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan

atau keberhasilan dalam menjalankan

safety

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh opini audit tahun sebelumnya, financial distress, audit tenure, dan auditor switching terhadap waktu

Teknik pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor1. Nilai

Saya Rosiani. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Beban Kerja Fisik dan Tingkat Stress Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Gunung

Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu dilakukan pada wanita hamil yang mempunyai riwayat kelainan jantung, gejala yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya formalin pada tahu cina yang dijual di pasar tradisional sekitar Darmaga, Kabupaten Bogor; menentukan kadar fotmalin

Penulisan hukum ini memaparkan bentuk pertanggungjawaban Uni Eropa untuk memulihkan kondisi krisis ekonomi negara anggota sesuai dengan ketentuan dalam Maastricht

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peningkatan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media kubus suku kata,