• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA AL-ADABIY PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA AL-ADABIY PONTIANAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI MELALUI

MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

AL-ADABIY PONTIANAK

Intan Permata Sari, Ismunandar, Imma Fretisari

Program Studi Pendidikan Seni dan Musik FKIP Untan, Potianak Email : intan.afdhal@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untu meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation pada siswa kelas X MA. Al-Adabiy Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan/action resererch, dan Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan minat siswa dari prasiklus hingga siklus II. Setelah semua siklus dilaksanakan siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran seni tari. peningkatan minat siswa tidak dilihat dari hasil observasi, tetapi dibuktikan dengan wawancara dengan siswa dan angket. Peningkatan minat siswa dinilai dari indikator perhatian, indikator kesenangan, dan indikator ketertarikan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation dapat meningkatkan minat siswa kelas X B MA. Adabiy Pontianak.

Kata kunci : minat, pembelajaan, model Group Investigation

Abstract: This study aims untu increase students' interest towards learning the art of dance through a model of Group Investigation in class X MA. Al-Adabiy Pontianak. The method used in this research is descriptive method, Form of research is action / action resererch, and the research approach used is qualitative. Results from the study showed that an increase in interest in students from prasiklus until the second cycle. After all cycles carried out the students seemed enthusiastic and excited in participating in learning the art of dance. increase student interest is not seen from the observation, but evidenced by interviews with students and questionnaires. Increased student interest assessed from the attention indicator, the indicator pleasure, and indicators of interest. The conclusion of this research is learning the art of dance through Group Investigation model can increase student interest in class X B MA. Adabiy Pontianak.

(2)

roses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan hal terpenting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Perkembangan seni tari saat ini sudah masuk dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, seni tari merupakan satu di antara pembelajaran yang diajarkan kepada siswa. Dalam pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang barbasis budaya karena seni adalah salah satu dari berbagai unsur budaya. Pada pembelajaran seni budaya yang dirangkum dalam kurikulum yakni dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater/drama.

Seni tari adalah serangkaian gerak yang berirama sebagai ungkapan jiwa seseorang dimana pada gerak terdapat unsur elemen utama tari. Dan unsur elemen utama tari itu terdiri dari ruang waktu dan tenaga. Berdasarkan observasi awal terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya proses pembelajaran seni tari baik teori maupun praktek belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan terlebih pada praktik tari. Hal ini dapat dilihat dari tidak sedikit siswa yang tidak mau untuk mencoba melakukan gerak tari, terbukti latihan belajar seni siswa kelas X B tentang kreativitas tari di MA. Al-Adabiy Pontianak belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Kemampuan siswa dalam belajar seni tari berkaitan dengan gerak tari masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran seni tari.

Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari sering dianggap sebagai mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa. Kurangnya minat sebagian siswa terhadap pelajaran seni tari ini didapatkan dari hasil peneliti observasi awal terdapat sebagian siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik, terdapat siswa yang tidak mendengar dan mengamati materi yang disampaikan oleh guru serta hanya sedikit siswa yang memberi tanggapan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara langsung oleh guru.. Dan hal ini yang mengakibatkan pembelajaran seni tari tidak tersampaikan kepada siswa secara utuh karena kurangnya minat siswa terhadap materi seni tari.

Berdasarkan fenomena di atas banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Dalam pelaksanaannya menggunakan model pembelajaran Group Investigation dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama serta mengajarkan siswa berketerampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik dalam mengikuti pelajaran seni tari. Dalam hal ini peneliti menerapkan model Group Investigation ini belum pernah digunakan oleh

(3)

guru dalam pembelajaran seni tari pada kelas tersebut sebelumnya. Peneliti akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembelajaran ini. Peneliti juga menyampaikan dengan semenarik mungkin materi pembelajaran, sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk berusaha mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Kartono (1995:29) “minat dapat diekspresikan melalui suaatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.” Sedangkan menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat adalah bentuk perhatian yang dapat dilihat dari ekspresi memperhatikan beberapa kegiatan.

Menurut Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Syah (2010:104) “belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri seseorang.” Namun, tidak semua perubahan prilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi siswa menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.

Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa. Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.

(4)

gerakan sehari-hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif dan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung atau pun bersambungan.

Eggen & Kauchak (Maimunah, 2005: 21) mengemukakan model Groaup Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model Group Investigation mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

Berdasarkan latar brrlakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul Peningkatan “Peningkatan Minat Belajar Seni Tari Melalui Model Group Investigation Pada Siswa Kelas X B MA. Adabiy Pontianak”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diupayakan untuk mengamati atau memecahkan permasalahan secaa sistimatis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini beusaha menggambarkan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, poses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi. oleh Karena itu, peneliti berupaya mendeskripsikan sekaligus menganalisis peningkatan minat siswa pada materi seni tari melalui model Group Investigation pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak yang jumlah siswanya 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas X B dikarenakan siswa banyak yang tidak berminat untuk mengikuti pelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain yang masih berminat dalam pembelajaran seni tari.

(5)

Prosedur dalam penelitiuan ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus 2 dimana setiap siklus dalam pelaksanaannya terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1) tahap perencanaan. 2) tahap tindakan 3) tahap observasi 4) tahap refleksi.

Siklus I

Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut : (1) Diskusi dengan guru Seni Budaya dan Keterampilan Kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. (2) Menyusun RPP (3) Menentukan topik pembelajaran (4) Memilih materi seni tari yaitu pengertian tari dan proses kreativitas tari. Waktu proses pembelajaran seni tari 4X40 menit. (5) Menyiapkan sumber belajar materi tari yaitu buku seni budaya SMA kelas X Penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tahap Tindakan

Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Tindakan pada Petemuan pertama sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apersepsi, peneliti mendorong siswa agar dapat menggali infomasi yang berkaitan dengan tari. (2) Peneliti menjelaskan tujuan belajar yaitu mempelajari karya tari. (3) Peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan menjelaskan langkah model pembelajaran Group Investigation. (4) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran dan peneliti mendemonstrasikan gerak tari di depan kelas. (5) Peneliti membagi siswa dalam kelompok dengan anggota 5-7 siswa. (6) Siswa berdiskusi dalam kelompok. (7) Ketua kelompok memaparkan hasil diskusi. Tahap tindakan pertemuan ke dua sebagai berikut : (1) Peneliti memberikan salam, mengabsen siswa dan menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Peneliti mengulang materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. (2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran yaitu proses kreativitas. (3) Peneliti mengelompokan siswa pada kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan pertama. (4) Peneliti mengarahkan siswa untuk melakukan eksplorasi dan improvisasi.

Tahap Observasi

Merupakan mengamati kegiatan sswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tahap Refleksi

 Memperhatikan kelancaran dan partisipasi pada siklus I

 Melihat ada kesulitan atau tidak dalam penerapan model Group Investigation  Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

(6)

Siklus II

Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini perencanaan sebagai berikut : (1) Menyusun RPP (2) Menentukan topik pembelajaran (3) Memilih materi seni tari yaitu menyusun dan menampilkan karya tari. Waktu proses pembelajaran seni tari 4X45 menit.

Tahap Tindakan

Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan pertemuan ke tiga dan pertemuan ke empat. Tindakan pada pertemuan ke tiga sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, motivasi siswa untuk kreatif dalam membuat gerak tari. (2) Peneliti menyiapkan ruangan dan media pendukung. (3) Siswa secara individu membuat gerak tari sesuai imajinasi yang diinginkan sesuai dengan tema tari yang ingin dibuat. (4) Siswa mendemonstrasikan gerak yang dibuat kepada teman sesama kelompok. (5) Siswa menyusung gerak menjadi sebuah harya tari. (6) Peneliti memberikan saran kepada tiap kelompok agar hasil karyanya lebih baik. Tindakan pada pertemuan ke empat sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, memotivasi siswa agar dapat dengan semangat dalam menampilkan hasil karya tari yang dibuatnya. (2) Siswa diminta untuk melakukan latihan bersama sebelum mempresentasikan hasil dari proses pembelajaran. (3) Siswa diminta untuk mempresentasikan karya tari yang dibuatnya yang dipimpin oleh ketua kelompok. (4) Evaluasi dan penilaian.

Tahap Observasi

Mengamati proses dan hasil observasi karya yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model Group Investigation yang dilakukan pada pertemuan ke tiga dan keempat. Peneliti mengamati keaktifan, perhatian kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari.

Tahap Refleksi

(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada bab IV ini akan dipaparkan keseluruh temuan yang diperoleh peneliti dilapangan. temuan yang dipaparkan merupakan kondisi nyata hasil pengamatan peneliti di MA. Al-Adabiy Pontianak Pada siswa kelas X B, yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran minat erat kaitannya dengan kesuksesan pembelajaran. siswa yang tidak berminat akan sangat sulit menerima pelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran akan berhasil apabila siswa berminat dengan pelajaran tersebut. Seperti yang terjadi pada kelas X B, solusi yang peneliti gunakan untuk kelas ini adalah dengan menggunakan model Group Investigation pada kelas ini minat belajar seni tari bagi sebagian siswa masih kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, jadi perlu solusi untuk menyelesaikan masalah kelas ini. Dengan menggunakan model Group Investigation siswa dapat saling bekerja sama serta saling bertukar pendapat.

Pada pelaksanaan siklus I model pembelajaran Group Investigation pada materi kreativitas dan proses kreativitas berupa teori dan praktek dimana pada saat materi teori siswa siswa dilatih untuk berani berpendapat, mengungkapkan pendapatnya tentang seni tari. Dan pada saat praktek, siswa dilatih untuk mengembangkan imajinasi yang mereka miliki, dan kegiatan ini menimbulkan suasana pembelajaran yang menarik, menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa aktif dan besemangat pada saat proses kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan sikus ke II, model pembelajaran Group Investigation digunakan untuk menciptakan kelas yang aktif, serta menciptakan suasana yang gembira sehingga siswa tidak malu untuk bergerak tari. Pada siklus ini membuat siswa saling berkomunikasi, menyatukan ide-ide kreatifnya serta pada siklus ini juga siswa terlihat lebih percaya diri yakin dengan kemampuan yang dimiliki, terlihat pada saat setiap kelompok mendemonstrasikan hasil karya yang mereka ciptakan.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa kelas X madrasah Aliyah Al-Adabiy Pontianak dengan menggunakan model Group Investigation dilakukan dengan 3 tahap. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terdiri dari pra siklus, siklus 1 dan silklus 2 penelitian ini dimulai dari observasi, indentifikasi masalah, mencari solusi hingga melakukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

(8)

seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Seluruh rangkaian dari observasi ini disebut prasiklus.

Peneliti melaksanakan observasi awal dimulai pada tanggal 5 Januari 2016. Pada saat proses pelaksanaan observasi, peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran seni budaya, pada MA. Al-Adabiy Pontianak. Pada saat pertemuan awal, guru menyampaikan kepada siswa kelas X B tentang pembelajaran seni tari dan akan di tampilkan pada pertemuan berikutnya. Pada saat penelitu membagikan angket kepada siswa, tidak sedikit siswa laki-laki yang tidak berminat untu menari. siswa laki-laki tidak mau menari karena mereka beranggapan bahwa menari itu untuk perempuan. Pada siswa perempuan tidak sedikit pula yang tidak yakin atau kurang percaya pada diri sendiri dan mereka masih malu untuk berlatih tari.

Dalam hal ini peneliti merasa perlu memecahkan masalah minat siswa dalam mata pelajaran seni tari pada kelas X B. Pada saat pelaksanaan observasi peneliti melaksanakan pembelajaran dikelas dengan tahapan pembuka, inti dan penutup. Dari hasil observasi awal, tidak semua siswa fokus dengan materi pembelajaran, banyak siswa yang tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan lisan atau langsung yang diberikan oleh peneliti. Antusias dan minat siswa pada pembelajaran seni tari sangat jauh dari harapan. Atas dasar permasalahan inilah perlu dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari.

Pada siklus I peneliti memberikan apresiasi materi kreativitas, eksporasi gerak dan improvisasi yang merupakan proses kreativitas. Pada sikus ini ada beberapa tahapan sebagai berikut : Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan keperluan untuk melaksanakan tindakan didalam penelitian siklus pertama. Dalam penelitian ini hal yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi menyusun RPP, menentukan topik pembelajaran, dan memilih materi seni tari yaitu pengertian kreativitas dan proses kreativitas tari.

Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23 Januari 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti pada siklus I ini membahas tentang kreativitas tari. Dimana pada dasarnya setiap orang memiliki potensi kreatif, tetapi dalam kadar yang berbeda-beda. Potensi tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran dan latihan-latihan.

(9)

gerak, yang meliputi ruang, waktu dan tenaga. Dengan mengetahui unsur utama tari inilah sebagai dasar siswa untuk menciptakan gerak sesuai imajinasinya. Pada proses pembelajaran ini siswa diharapkan termotifasi utuk berfikir kreatif dalam membuat karya seni tari, mengembangkan karya seni yang ada menjadikan hal yang baru tanpa merubah bentuk aslinya.

Peneliti dalam pemberian materi juga mempraktekkan gerakan-gerakan tari didepan kelas, sehingga siswa dapat lebih mengerti apa yang dijelaskan oleh peneliti. Peneliti meminta siswa untuk berfikir tentang 1 gerakan diam lalu mencontohkan gerakan tersebut didepan kelas. Tidak terlihat siswa yang mau maju kedepan untuk mempraktekkan 1 gerak yang di pikirkannya. Setelah peneliti mencoba meminta siswa untuk maju ke depan yang ke 2 kalinya, terdapat 2 siswa yang mau memperlihatkan gerak yang dipikirkannya. Dan pada saat itu, peneliti kembali menjelaskan kepada siswa unsur-unsur yang terdapat pada gerak yang dicontohkan oleh temannnya.

Setelah materi pembelajaran di sampaikan oleh peneliti, peneliti membagi siswa menjadi 3 kelompok. dan masing-masing kelompok terdapat ketua kelompok yang dipilih oleh masing-masing anggota kelompok tersebut. Kemudian masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah karya tari. Pada pertemuan pertama ini, siswa diminta untuk berdiskusi tari dengan tema apa yang ingin dibuat, alasan memilih tema dan bagaimana gambaran tentang tari yang akan dibuat. Pada saat siswa berdiskusi, peneliti membimbing siswa dan memberikan saran-saran sesuai tema masing kelompok. Setelah masing-masing siswa berdiskusi, hasil diskusi dibacakan di depan kelas oleh ketua kelompok.

Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Dan peneliti memberika kesimpulan dan evaluasi pembelajaran. Serta peneliti memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok terhadap diskusi yang berlangsung dengan tenang.

(10)

Setelah itu, peneliti mengelompokkan kembali siswa pada kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke dua ini peneliti memberi materi tentang proses kreativitas dimana tahapan proses kreativitas ini mulai dari eksplorasi, improvisasi sampai dengan komposisi tari. Peneliti menugaskan masing-masing siswa membuat 4X8 gerakan tari. Gerakan ini harus berkaitan dengan tema yang telah ditentukan masing-masing kelompok. Pada pertemuan sebelumnya, telah dipilih oleh masing-masing kelompok tentang tema yang ingin diangkat pada sebuah karya tarinya yaitu kelompok 1 tema tari silat, kelompok 2 tema tarinya adalah tari mandi dan kelompok terakhir yaitu kelompok 3 tema tarinya adalah tema menyapu. ketiga kelompok ini berakar dari tema kegiatan sehari-hari.

Sebelum memulai eksplorasi gerak, siswa diminta bantuan untuk menggeser kursi belajar mereka dan mengeser meja dan kursi peneliti agar ruang kelas dapat digunakan lebih leluasa. Setelah itu siswa diminta untuk membuat gerakan 4X8 terlihat banyak siswa yang tidak mau bergerak, malas bergerak, takut bergerak serta malu bergerak tari. Terlihat siswa saling pandang memandang siswa lainnya, dan ada juga yang bergurau.

Melihat kondisi kelas yang mulai ribut dan siswa pun kelihatannya kurang berminat dalam proses pembelajaran ini, peneliti meminta siswa kembali merapikan kursi dan meja yang telah digeserkan kembali ke tempat semula. peneliti meminta siswa perkelompok maju ke depan, satu persatu menunjukan hasil gerak yang dibuatnya. Dari hasil tersebut terdapat siswa yang tidak mau tampil didepan kelas dan hanya sebagian siswa yang mau untuk memperagakan didepan kelas.

Untuk mengakhiri pembelajaran, peneliti memberikan bimbingan dan saran terhadap minat siswa yang dirasa belum mencapai target yang ingin dicapai. Kemudian penelti memberi salam dan memimpin siswa untuk membaca hamdalah sebagai penutup pembelajaran.

(11)

bekerja sama dengan teman kelompoknya. Kekurangan pada siklus I antara lain gerak badan siswa masih kaku dalam bergerak tari, masih ada siswa yang kelihatan malu-malu dalam bergerak tari. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti melaksanakan perbaikan pada siklus II.

Pada siklus II peneliti memberikan materi komposisi tari dan demonstrasi karya tari. Dalam merencanakan pelaksanaan siklus ke II, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran serta merancang pengembangan model Group Investigation. kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki agar pelaksanaan pada siklus II lebih baik dan efektif. Perencanaan untuk memperbaiki pada siklus I adalah peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model Group Investigation.

Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Januari dan 6 Februari 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti pada siklus I ini membahas tentang menyusun karya tari dan menampilkan karya tari. Pada siklus ini akan dilakukan praktek menyusun gerak tari yang merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya. Karya dapat beragam bergantuk dari ide yang disepakati pada kelompok masing-masing kelompok.

Pada pertemuan ke tiga seperti biasanya pada tindakan awal atau pembuka, peneliti memberi salam pada siswa, memimpin doa dan mengabsen kehadiran siswa disertai dengan memberikan motifasi agar siswa lebih kreatif pada saat kegiatan eksplorasi.

Memasuki tindakan inti, peneliti mengelompokan kembali kepada siswa untuk bergabung pada kelompok yang sudah ditentukan. peneliti memberi tugas kepada siswa untuk memngajarkan gerak tari yang telah dibuat kepada teman satu kelompoknya, merangkai dengan indah tiap-tiap perubahan gerak. Peneliti juga mamantau kegiatan-kegiatan siswa, peneliti ikut berperan memberikan saran-saran pada siswa agar karya tari yang dibuatnya lebih baik. peneliti memberisaran-saran kepada siswa untuk mengatur posisi atau pola lantai siswa agar lebih menarik dan tidak terlihat monoton. Peneliti juga memberikan saran kepada siswa untuk mengatur level, tinggi rendah bentuk tubuh. dan Peneliti memberi saran kepada siswa agar menggunakan tempo yang berfariasi.

(12)

dimengerti mengenai eksplor gerak tari. Setelah itu pembelajaran ditutup dengan bersama-sama membaca hamdalah dan peneliti mengucapkan salam sebagai penutup.

Pertemuan ke empat merupakan proses pembelajaran akhir. Dimana pada proses pembelajaran ini siswa diharapkan lebih berminat dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran pertemuan-pertemuan ke empat ini, materi yang diajarkan adalah menampilkan hasil karya tari yang telah dibuat oleh siswa.

Peneliti memberikan salam kepada siswa, memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa serta memotifasi siswa agar semangat dalam mempersentasikan hasil karyanya di depan kelas. Peneliti membagi siswa pada kelompok yang sudah ditentukan. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih sebelum mempersentasikan hasil karyanya di depan kelas. Pada saat ini, siswa laki-laki mencoba mengiringi gerak tari yang dilakukan oleh kelompok lain (kelompok perempuan) dengan menggunakan alat musik yang tersedia di sekolah (jimbe dan tamborin), melalui komunikasi antara ketua kelompok dan pemusik yang singkat, terciptalah nada sederhana untuk mengiringi tarian. Disinilah terjadi kerjasama yang baik antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.

Setelah dirasakan siap, siswa diminta untuk menampilkan sebuah karya tari yang telah dibuatnya di depan kelas. Urutan penampilan yang telah disepakati adalah yang pertama kelompok silat, kemudian kelompok mandi dan terakhir adalah kelompok menyapu. Setelah siswa menampilkan di depan kelas, ketua kelompok bertugas menjelaskan unsur utama yang ada pada gerak tari secara keseluruhan.

Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti penggunaan model Group Investigation pada siklus II telah berjalan dengan baik, siswa jadi lebih bersemangat didalam mengikuti pelajaran seni tari. Pelaksanaan siklus ke II ini terdapat kendala pada sarana ruangan, Di MA. Al-Adabiy Pontianak tidak ada ruang praktek tari, sehingga siswa latihan menggunakan ruang kelas. Siswa menjadi kurang leluasa untuk bergerak karena ruang terlalu sempit. Sehingga apabila akan praktek menari, kursi dan meja dipinggirkan. Masing-masing kelompok telah memperagakan tari dengan sangat baik. Siswa tidak malu lagi untuk menari, semua siswa saling bekerjasama dengan baik untuk mensukseskan penampilan mereka.

(13)

seni tari. Sedangkan kekurangannya adalah Siswa kurang leluasa berlatih tari karena ruangan yang tidak luas.

Pembahasan

Pada awal penelitian, peneliti menyebarkan pertanyaan kepada siswa dalam bentuk angket. angket ini merupakan tes keterampilan terdiri dari 5 pertanyaan, untuk mengetahui minat dan antusiasme siswa per individu dalam pembelajaran seni tari. adapun pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai seberapa suka mereka dengan pelajaran seni tari, apakah mereka berminat untuk latihan menari, apakah mereka menyukai proses pembuatan gerak tari, apakah mereka menyukai belajar tari secara berkelompok, dan apakah mereka berminat menampilkan karya seni tari di depan kelas.

Sebagian siswa mengatakan suka dengan pelajaran seni tari tetapi mereka tidak bisa menari. Adapula beberapa siswa yang berminat untuk latihan menari, namun tidak ada yang dapat melatih mereka menari. Dari pendapat siswa mereka sebenarnya berminat dan tertarik pada pembelajran seni tari, namun mereka masih belum paham bagaimana proses pembuatan sebuah karya tari, mereka juga merasa malu untuk tampil menari di depan teman0temannya.

Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, hasilnya cukup memuaskan peneliti. untuk lebih jelasnya peneliti akan membahas satu persatu pertanyaan yang diajukan dan direspon siswa :

Soal 1 Apakah kamu menyukai pelajaran seni tari ? a. Iya b. Tidak

Berdasarkan soal nomor satu yang diajukan oleh peneliti, 10 orang dari 17 siswa menjawab “ya”. Mereka berpendapat mereka menyukai pelajaran seni tari karena mereka memiliki hooby menari dan pelajaran seni tari menyenangkan. selanjutnya 7 orang dari 17 siswa menjawab “tidak” mengungkapkan bahwa mereka takut jika disuruh menari, terdapat pula yang tidak hobi menari dan menari itu sulit.

Soal 2 Apakah kamu berminat untuk latihan menari ? a. Ya b. Tidak

Untuk soal nomor dua yang diajukan oleh penelti, 5 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan berminat untuk latihan menari, ada rasa ingin belajar menari dan agar bisa menari. Selanjutnya terdapat 15 orang dari 17 siswa yang menjawab “tidak” berminat untuk latiha menari dengan alasan tidak dapat menari, tidak memiliki hobbi menari, menari harusnya dilakukan oleh siswa perempuan.

(14)

Untuk soal nomor tiga yang diajukan peneliti, 7 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan menyukai proses pembuatan tari karena sebelumnya pernah menari, selain itu mereka merasa diberikan kebebasan untuk bergerak tari. Selanjutnya 10 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”. Mereka mengungkapkan belum mengetahui bagaimana cara membuat gerak tari, malu untuk bergerak tari karena merasa kaku.

Soal 4 Apakah kamu menyukai belajar tari secara berkelompok ? a. Ya b. Tidak

Soal untuk nomor empat, 15 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan menyukai belajar secara kelompok karena dapat kerja sama dalam proses belajar, dengan berkelompok membuat saya lebih senang, tidak malu untuk bergerak tari. Selanjutnya 2 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”. Mereka mengungkapkan bahwa belajar menari secara berkelompok membuat kelas ribut sehingga proses belajar terasa singkat dan tidak fokus. Soal 5 Apakah kamu berminat menampilkan karya seni tari didepan kelas ?

a. Ya b. Tidak

Soal 5 untuk nomor lima, 16 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan berminat menampilkan karya seni yang dibuat didepan kelas karena belum pernah tampil menari didepan kelas, ada pula yang bangga dengan hasil karyanya, mereka juga menjawab tampil didepan kelas akan membuat suasana kelas yang ceria, melatih diri untuk tidak grogi tampil didepan orang banyak. Selanjutnya 1 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”. Mereka mengungkapkan bahwa merasa malu untuk bergerak tari didepan kelas dan diperhatikan oleh teman-teman.Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui apakah siswa berminat belajar seni tari.

Peneliti telah melakukan serangkaian penelitian sebagai upaya untuk peningkatan minat dalam pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.

Dalam proses pembelajaran materi yang disampaikan pada siswa yaitu pengertian kreativitas, proses kreativitas, menyusun karya tari serta menampilkan karya tari. Adapun hasil dari penelitian ini terlihat hasil akhir pembelajaran seni tari pada siklus I dan siklus II.

(15)

Pada siklus II, materi yang disampaikan adalah menyusun karya tari dan demonstrasi karya tari. Siswa yang ada pertemuan sebelumnya sudah dibuat beberapa kelompok, pada siklus II ini siswa kembali disatukan pada kelompok yang sudah ditentukan. Masing-masing siswa ditugaskan untuk membuat gerakan dan gerak yang sudah didapat dirangkai dengan gerakan yang telah dibuat siswa lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk karya tari yang utuh, pada saat ini guru memberi saran dan bimbingan kepada siswa agar dapat membuat karya yang kreatif. Pada saat siklus ke II ini, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran dengan model Group Investigation, terlihat siswa sangat antusias berlatih dengan ekspresi wajah yang senang dan ceria. pada proses ini pula terjalin komunikasi yang baik sesama kelompok. Hasil siswa memperagakan karya tari dengan menggunakan model Group Investigation mendapatkan nilai rata-rata diatas KKM. Manfaat model Group Investigation dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.

Dari hasil-hasil yang didapat oleh peneliti, dapat disimpulkan pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation telah berhasil meningkatkan minat belajar pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. Minat belajar harus tumbuh sendiri oleh masing-masing siswa. terdapat beberapa indikator-indikator minat belajar siswa dalam belajar antara lain :

1. Indkator perhatian

Siswa yang berminat terhadap sesuatu pembelajaran pasti perhatiannya akan terfokus pada pelajaran, memahami materi yang diajarkan dan menyelesaikan tugas-tugas pelajaran sehingga seluruh rangkaian pembelajaran dengan seksama.

2. Indikator kesenangan

Adanya rasa senang ingin mengetahui bahan pelajaran, memahami bahan pelajaran dan kemamouan menyelesaikan tugas-tugas. Siswa yang merasa senang dengan kegiatan pembelajaran akan timbul rasa ingin untuk mengikuti rangkaian pembelajaran tersebut.

3. Indikator ketertarikan

Adanya ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan ketertarikan untuk menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.

Demikianlah beberapa hal cara mengembangkan minat belajar siswa yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti dalam membangun dan menumbuhkan minat serta perhatian siswa dalam proses belajar.

KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

Adabiy Pontianak, yang dilakukan meliputi kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II.

Peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari dibuktikan dari indikator minat siswa terhadap pembelajaran yang dibuktikan dari indikator minat siswa terhadap pembelajaran serta kesenangan siswa dalam mengerjakan tugas untuk indikator minat ketertarikan dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas.

DAFTAR RUJUKAN

Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta : Medina Pressindo

Burhanuddin. 2008 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Moejosari. Mojokerto :

Dibia, Wayan I.Fx.Dkk. 2006. Tari Komunial. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni Nusantara

Martono. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Untan.

Mustari, Mohamad.2012. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Laksbang Pressindo

Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial. Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta : ISI

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian tindakan kelas : Bandung

Slameto. 1995. Minat Sebagai Salah Satu Aspek Psikologis. Jakarta : Insan Cendikia

Smith,Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Yogyakarta : Ikalasti

Soedarsono.1978. Pengantar Pengantar Tari dan Komposisi Tari. Yogyakarta : Akademi Tari Indonesia

Sudarsono.1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Depdiknas

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta

Sujana, Nana.2014. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Agensindo

Referensi

Dokumen terkait

( ix + 32 + Lampiran) Sekarang ini banyak sekali lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang menggunakan teknologi komputer untuk mempercepat dan mempermudah suatu kasus

[r]

Dan ini, akan menghasilkan calon pembeli mobil merasa sulit untuk memilih mobil yang tepat dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan karena calon pembeli

[r]

Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa mampu menerapkan hasil belajar desain tekstil dengan baik pada praktek pembuatan anyaman

Keterangan Hak Mewaris yang Dibuat Oleh Notaris, Program Spesialis Notariat dan Pertanahan, Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999.. Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum

Penerapan Simbol Jari Tangan Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Akor Lagu Dalam Pembelajaran Angklung Di Smp Mutiara 5 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek .Cetakan pertama.. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses