• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep tugas analisis sejarah dakwah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep tugas analisis sejarah dakwah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

fundamental ummat manusia sebelum mengetahui agama, tetapi sudah mempunyai sesembahan yang dianggap tuhan, jadi dengan kata lain adanya pemikiran teologi untuk mencari eksistensi tuhan, melalui nalar atau akal yang tidak dibekali ilmu pengetahuan dan bimbingan wahyu, sehingga terjadi kesesatan. Hal ini karena primitifitas yang percaya sebuah kekuatan2 ghaib maupun benda benda yang mempunyai kekuatan magis atau ruh. Kekaguman akan alam semesta yaitu hewan, tumbuhan, dan elemen pendukung seperti tanah, air udara, dan lain sebagainya. Sehingga terjadi pemikiran tentang asal mula alam semesta, penelitian-penelitian, dsb. Semua itu berasal dari rasa penasaran (curious).

Seperti yang kita ketahui, tidak semua manusia mendapatkan wahyu. Wahyu hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu ( nabi ). Dan manusia yang mencari eksistensi Tuhan, hakikat manusia dan alam semesta, menggunakan akal dan pemikiran filsafat ( seperti filosof romawi Socrates, Aristotelles, Plato, dll ), walaupun tidak semua manusia dianugerahi wahyu dari Tuhan, tetapi Tuhan menganugerahi manusia akal pikiran, berguna untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mencari hakikat dan kebenaran.

Dengan turunya wahyu kepada para nabi dan rasul, berarti Tuhan menunjukkan eksistensinya kepada manusia, yang membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Membantah hasil buah pemikiran para filosof barat yang menggambarkan Tuhan itu Dewa-dewa, mereka hanya menggunakan akal yang terbatas tanpa penguatan wahyu. Setidaknya, mereka termasuk jenius karena mengetahui konsep Tuhan, mereka mencari dan meneliti, bukan diam saja meratapi hidup.

Wahyu turun di tengah-tengah orang-orang jahiliyah yang sudah sangat keterlaluan dalam limbah kesesatan dan kemaksiatan. Inilah tugas-tugas para nabi untuk berdakwah, membimbing mereka ke jalan yang benar, Allah menurunkan para nabi Wahyu dan Mukzizat untuk membuktikan bahwa mereka utusan Tuhan. Sebetulnya orang-orang kafir mempunyai akal, tetapi mereka tidak menggunakanya untuk mencari kebenaran, mereka hanya ingin kesenangan. Setiap hari hidup dalam kegelapan, pagi, siang, petang, malam, sama saja tidak ada azan, shalat, ibadah, aturan, dll. Saya tak dapat membayangkan hidup yang seperti itu, untuk itu manusia membutuhkan bimbingan Tuhan melalui para nabi.

(2)

terdahulu menurut saya, mereka lahir di bumi ini tetapi mereka berpikir, mereka penasaran dan mencari tahu dunia ini yang begitu luas, dibuat kecil dan dapat dijangkau dengan instrumen globe dan peta. Menaklukkan dunia yang liar dan berbahaya, samudera, luar angkasa, hutan, hewan buas, dll. Yang menurut saya begitu mengerikan dan membuat saya trauma. Menurut saya itulah arti manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk menaklukkan dunia, mengelola bumi, membuat peradaban manusia.

Pembahasan

1. Faham Ketuhanan Dalam Masyarakat Arab Jahiliyah

Sejarah menyebutkan kebiasaan orang-orang arab membawa batu-batu yang akan menjadi teman dalam perjalanan. Mungkin batu serupa itu dipandang mempunyai tuah, dan dengan demikian mereka percaya dengan Dinamisme. Yang jelas masyarakat jahiliyah percaya pada animisme. Mereka memang berpendapat bahwa segala yang ada di sekeliling mereka mempunyai roh. Pohon-pohon, batu padang pasir, gua, matahari, dan sebagainya mempunyai roh. saffa dan Al-marwah di zaman jahiliyah adalah dua bukit yang dimuliakan dan dijadikan tempat beribadat. Batu-batu yang menarik rupanya dimuliakan dan disembah, terlebih-lebih batu yang berasal dari tanah haram di Mekkah. Batu-batu serupa itu oleh setiap kabilah dibawa turut serta dalam peperangan dengan kabilah lain.

Kemudian roh-roh ini meningkat menjadi dewa-dewa. Untuk dewa-dewa itu dibuat patung-patung. Tiap kabilah mempunyai dewanya sendiri, dan menurut Ibn Hisyam patung-patung jahiliyah berjumlah 360. Selain di patung-patung, dewa-dewa juga tinggal di batu besar, bukit, padang pasir, dan sebagainya. Dewa-dewa itu mempunyai tugas-tugas tertentu seperti tugas mengobati, tugas memberi keturunan, tugas menjauhkan kelaparan, tugas menjauhkan penyakit menular, menurunkan hujan, memberi kemenangan dalam peperangan, dan sebagainya.

Bagi quraisy patung Hubal adalah salah satu patung yang dimuliakan dan bertempat di Ka’bah. Dewa yang ada dalamnya dipandang sebagai dewa yang menurunkan rezeki bagi manusia. Patung ini diperbuat dari batu akik dan mempunyai bentuk manusia.

(3)

Al ‘Uzza menurut riwayat adalah 3 pohon kayu dan merupakan dewa musim dingin: “Tuhan kamu bermusim dingin dengan ‘Uzza terhadap panas Tahamah.” (Syair tentang ‘Uzza).

Manata : patung yang paling tua, dikabarkan batu, adalah dewa nasib atau kada dan kadar. Selain dari ini ada lagi wadd dewa cinta, Yaghut (dalam bentuk singa), Ya’uq (dalam bentuk kuda), Nasr (elang) dan Sua’ (perempuan) yang tersebut dalam surah 71 (Nuh) ayat 23: “Dan mereka berkata: ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan nasr”.

Seterusnya ada al-Jalsad (batu putih dalam bentuk muka manusia) di Hadramaut, Manaf (batu hitam, nama orang. ‘Abd Manaf =nenek moyang nabi Muhammad) Marhab dsb. Diantara patung-patung yang banyak itu tigalah yang kemudian meningkat dan dipandang lebih berkuasa dari yang lainya, yaitu al-Lata, al-Uzza, dan Manah, sebagai ternyata dari surah 53 Al-Najm: 19-21: “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap lata dan al-uzza(19) dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?(20) apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?(21).

Dan ketika tawaf di Ka’bah orang-orang Arab jahiliyah membaca: “Demi Lata, ‘Uzza dan Manah dewa ketiga. Mereka adalah dewi-dewi mulia dan syafa’at mereka dapat diharapkan.”(bacaan jahiliyah sewaktu tawaf).

Menurut sejarahnya, di antara yang tiga ini dua patung yang kemudian yang meningkat ke tempat yang lebih tinggi, yaitu al-Lata dan al-Uzza sebagai ternyata dari hadis Muslim: “Manusia bergegas menyembah Lata dan ‘Uzza demi malam berganti dengan siang.” (hadis).

Selanjutnya ialah: apakah pernah salah satu dari yang dua ini kedudukanya meningkat lebih tinggi dari yang lain, seperti halnya dengan Zeus dalam agama Yunani, Yupiter dalam agama Roma, Agni dalam Veda dan Yahwe dalam agama Yahudi ? Kelihatanya tidak, al Lata dan al-‘Uzza ataupun Manah tidak pernah salah satu dari mereka mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang lain, agar ia kemudian menjadi tuhan nasional atau tuhan internasional.

(4)

“Janganlah sembunyikan dari Allah apa yang ada dalam hatimu. Bagaimanapun Allah pasti tahu”.(Zubair ibn salma).

Selain dari itu, nama Abd Allah yang dikenal di zaman jahiliyah juga menunjukan bahwa konsep Allah telah ada pada mereka. Sebagai diketahui bapak nabi Muhammad Saw juga bernama Abd Allah (Abdullah).

Bahwa Allah berkedudukan lebih tinggi dari dewa-dewa lainya ternyata dari syair berikut: “Demi Lata serta ‘Uzza dan orang-orang yang percaya padanya, dan demi Allah, sesungguhnya Allah lebih besar dari mereka.”(Qus ibn hajar). Dalam Al-quran, keterangan serupa ini juga terdapat Q.S. Az-Zumar (39): 3: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):”Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Faham Allah ini kemudian ditonjolkan kembali ke atas oleh kaum Hanif. Kaum hanif adalah orang-orang yang tak puas dengan agama politeisme1 arab meninggalkan penyembahan patung-patung dan dewa-dewa dan mencari agama yang sesuai dengan akal mereka, yang lebih terbuka dari akal Arab jahiliyah pada umumnya. Diantara mereka ada yang pergi menganut agama kristen , seperti Waraqah bin naufal dan Usman bin Huwairith (pergi ke Bizantium). Yang lainya kembali ke al-Hanifah (agama nabi Ibrahim) seperti Zaid bin Amr bin Naufal: “Satu tuhankah atau seribu tuhan yang kupuja setelah keadaan menjadi jelas?” “Saya tinggalkan Lata dan ‘Uzza semuanya, demikianlah sikap orang kuat lagi sabar.”(Zaid Ibn Amr). Juga Umaiyyah bin Abi al-Salt: “Tiap agama di hari kiamat bagi Allah akan hancur kecuali agama Hanif.”

Menurut riwayatnya Umaiyyah bin Abi al-Salt mengharap akan menjadi Nabi tetapi ketika nabi Muhammad yang mendapat wahyu, ia tak mau mengakuinya, sebagai tersebut dalam syairnya: “Penyakit ini telah menjadi nasibku dan aku tahu bahwa agama Hanif benar, tetapi terhadap agama Muhammad aku ragu.”

Allah dalam faham kaum Hanif ini adalah Tuhan tunggal dan Tuhan seluruh manusia dan Tuhan seluruh alam. Jadi berlainan dengan perkembangan faham ketuhanan dalam bangsa yahudi perkembangan faham ketuhanan dalam

(5)

masyarakat Arab jahili tidak meningkat dari politeisme kepada henoteisme2, tetapi langsung kepada monoteisme.

Faham monoteisme yang dibawa agama Hanifiah atau nabi Ibrahim inilah yang disempurnakan dan disucikan kembali dari segala kesamaran-kesamaran yang ada padanya oleh wahyu yang turun kepada nabi Muhammad Saw.3

2. Singkat Tentang Peninggalan Nabi Ibrahim

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kira-kira seperti itulah gambaran masyarakat jahiliyah sebelum islam datang, bahkan awalnya sudah sangat parah layaknya orang gila, tapi bukan satu orang tetapi satu populasi. Ummat yang dihadapi nabi Muhammad seperti penjelasan di atas adalah seperti ummat nabi Ibrahim yang masih melestarikan penyembahan berhala. Sejarah nabi Ibrahim, yang sering menghadapi orang-orang penyembah berhala, bahkan menghancurkan 3 berhala besar mereka kecuali yang paling ditinggikan kaum jahiliyah, beliau menaruh kapak di tangan patung tersebut untuk menimbulkan kesan bahwa yang menghancurkan 2 patung lainya adalah patung tertinggi (al-Lata).

Agama islam yang diajarkan nabi Ibrahim adalah agama Hanifiah dan penganutnya disebut kaum Hanif. Kaum Hanif sudah menganut pemahaman monoteisme, dan mengenal Allah Swt sebagai Tuhan, tetapi tetap masih sulit meninggalkan tradisi menyembah berhala. Dan tradisi ini dilestarikan sampai pada kaum Quraisy di Makkah.

Sejarah membuktikan bahwa yang membangun Ka’bah pertama kali adalah nabi Ibrahim A.S dan nabi Ismail A.S dan tradisi naik haji ke Makkah sudah dijalankan sebelum Rasulullah berdakwah. Para kafir quraisy meletakkan patung-patung berhala mereka di pinggiran Ka’bah.

Al-saffa dan Al-marwah di zaman jahiliyah adalah dua bukit yang dimuliakan dan dijadikan tempat beribadat. Batu-batu yang menarik rupanya dimuliakan dan disembah, terlebih-lebih batu yang berasal dari tanah haram di Mekkah. Batu-batu serupa itu oleh setiap kabilah dibawa turut serta dalam peperangan dengan kabilah lain. Kabilah adalah raja2 dari negeri lain seperti Yatsrib, yang datang ke Makkah untuk naik haji ataupun jiarah, dan banyak patung – patung yang disandarkan di dinding Ka’bah oleh penduduk Makkah yaitu kafir quraisy.

3. Sosok Rasulullah Saw

2 Banyak dewa, satu yang tertinggi

(6)

Nabi Muhammad Saw, lahir pada tahun 570 M di Makkah. Ayahnya meninggal 6 bulan sebelum nabi Muhammad saw lahir menyebabkan Muhammad saw lahir sebagai seorang yatim dan akhirnya dikirim untuk tinggal bersama Halimah binti Abi dhuayb dan suaminya hingga Muhammad menginjak umur 2 tahun. Ketika berumur 6 tahun, Muhammad kehilangan ibunya dan menjadi yatim piatu, dimana akhirnya Muhammad tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib. 2 tahun setelah tinggal bersama kakeknya, kakeknya pun meninggal dan membuat Muhammad dirawat oleh Abu thalib pamanya.

Ketika menginjak remaja, Muhammad sering menemani pamanya dalam perjalanan ke Syria demi melakukan perdagangan dan mendapatkan pengalaman dalam perdagangan komersil, satu-satunya gerbang karir yang terbuka untuk Muhammad sebagai yatim piatu.4 Nabi Muhammad saw menikah dengan Khadijah pada umur 25 tahun, dan umur Kadijah 40 tahun.

Sejak beranjak remaja, pada sosok Muhammad telah terpancar tanda-tanda kejujuran dan kebersihan perilakunya. Kenyataan ini telah diakui oleh kalangan kaum Quraisy sendiri, sebelum beliau menerima wahyu dari Tuhan, sebagai nabi penyeru kebenaran. Saat itu, dia telah dikepung oleh suatu perilaku ketidaksetiaan, kemabukan, ketunasusilaan, penindasan, kekufuran, dan pembunuhan anak perempuan. Agama yang benar yang telah diajarkan oleh nabi-nabi terdahulu, telah luntur diguyur oleh derasnya kebejatan. Muhammad saw lahir dengan segala kejernihan dan kejujuran moral.

Jatuhnya Hajar Aswad dari tempatnya karena didera banjir adalah sepenggal kisah menarik yang menjadi satu bukti dan yang banyak dikutip para sejarawan. Ketika itu Hajar Aswad terlepas dari tempatnya akibat dari banjir yang melanda wilayah Makkah, dimana Ka’bah berada telah mengoyak batu yang berharga itu. Muhammad dipercaya oleh klan-klan yang ada di sekitar kota Makkah pada saat itu sebagai orang yang berhak untuk meletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Padahal saat itu mereka saling rebut, kesepakatan itu terjadi ketika satu tawaran disepakati, “Siapa yang pertama kali datang di kompleks Ka’bah, dialah yang berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad”. Muhammadlah yang ternyata saat itu tiba pertama kali.

Tapi muhammad Saw bukanlah orang yang gila publikasi dan kehormatan. Dia tidak ingin menikmati hak istimewa itu sendirian. Direntangkanlah surbanya, wakil dari berbagai klan-klan yang ada dimintanya untuk memegang empat sudut

4 Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-muhammad-saw-

(7)

surban itu, lalu Hajar aswad ditaruhnya di tengah. Sesampainya didepan Ka’bah, Muhammad lalu meletakan Hajar aswad ketempat semula. Masyarakat Arab mengakui bahwa Muhammad adalah pemuda yang dapat dipercaya, oleh karena itu, dikemudian hari dia memperoleh gelar “Al-Amin”.

Taha Husain dengan bahasa yang romantik melukiskan keluhuran akhlak Muhammad Saw. Sejak di usia remaja, tidak seperti anak-anak sebayanya, dia suka menyendiri, jauh dari arena judi, pesta mabuk-mabukan dengan perbuatan mesum dan berbagai kenakalan remaja pada zamanya. Pada usia 20 tahun, Muhammad telah ikut terlibat didalam majelis sesepuh Quraisy, yang kelak melahirkan perjanjian kebulatan tekad yang diberi nama Hilful Fudul. Muhammad hadir bukan sekedar jadi peserta, lebih dari itu, dia tampil sebagai bintang perdebatan, karena kecerdasan dan kebijaksanaanya di forum itu mengalahkan pikiran-pikiran orang lainya yang lebih tua usianya. Suatu pribadi yang teramat sulit untuk ditemukan bandinganya pada saat itu.

Oleh karena itu, orang Quraisy memusuhi Muhammad bukan karena akhlaknya, tetapi ajaran Islam yang dibawanya yang (menurutnya) telah mengganggu kekuasaan dan otoritas yang selama itu berada di genggaman para pembesar Quraisy.

4. Sosok Khadijah binti Khuwaylid dan fenomena wahyu pertama

Kredibilitas kedirian Muhammad Saw seperti yang disebutkan diataslah yang kemudian membuat Khadijah jatuh hati. Siapakah Khadijah? Dia adalah pedagang sukses di Makkah. Kelak, dia akan menjadi perempuan pertama yang masuk Islam. Nama lengkapnya, Khadijah binti Khuwaylid bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza bin Qushay bin Kilab al-Qurasyiyyah al-Asadiyyah. Ia lahir dari keluarga terhormat, kira-kira lima belas tahun sebelum tahun gajah. Ibunya bernama Fathimah binti Za’idah bin Asamm.

(8)

Setelah cerai, janda cantik dan kaya ini telah menampik berpuluh-puluh laki-laki yang meminangnya, semuanya dia tolak. Ia tampaknya ingin berkonsentrasi mengasuh anak-anaknya dan mengurus bisnisnya. Namun, saat dia menyaksikan Muhammad, laki-laki Quraisy yang jujur dan berwibawa, hatinya menjadi bergetar. Hasratnya untuk menikah lagi mulai terusik. Kejujuran Muhammad memang tidak diragukan, bukan hanya dimata Khadijah, tetapi juga masyarakat Quraisy pada saat itu. Atas dasar kejujuran itulah, Khadijah berani membayar tinggi Muhammad saat menjalankan bisnisnya, memberi komisi 40%, sebelumnya kepada orang lain dia hanya memberi komisi 20%.

Saat cintanya tidak lagi mampu dibendung, Khadijah meminta Nafisah binti Munabbih, teman dekatnya, untuk menemui Muhammad Saw mengabarkan perihal keinginanya menikah dengan dirinya. “wahai Muhammad apa yang menghalangimu untuk menikah?” “aku tidak mempunyai apa-apa untuk menikah.” Jawab Muhammad.

Nafisah tersenyum lalu berkata, “seandainya ada yang mau mencukupimu dan engkau diminta untuk menikahi seorang wanita yang kaya, cantik, terhormat, apakah kamu mau?” “tetapi siapa dia?” tanya Muhammad. “Khadijah binti Khuwaylid” jawab Nafisah. “jika ia setuju, aku akan menerima” jawab Muhammad.

Nafisah lalu bergegas menemui Khadijah untuk menyampaikan kabar gembira tersebut. Muhammad juga memberitahukan paman-pamanya perihal keinginanya menikahi Khadijah. Selanjutnya, Abu Thalib, Hamzah, dan paman-paman Muhammad yang lain menemui paman-paman Khadijah, ‘Amr bin Asad, untuk meminang Khadijah dan menyerahkan maharnya. Pada acara akad pernikahan, Khadijah menyembelih beberapa ekor ternak untuk dibagikan kepada fakir miskin. Halimah al-Sa’diyah (ibu susuan Muhammad Saw) dan beberapa kerabatnya, juga hadir dalam acara itu. Saat mereka pulang, Khadijah menghadiahinya empat ekor kambing, pernikahan itu dilakukan dengan sangat meriah.

Perkawinan itu terjadi pada saat Khadijah berusia 40 tahun, sedangkan Muhammad berusia 25 tahun. Usia mereka erpaut lama, namun keduanya menemukan apa yang mereka cita-citakan. Dari pernikahanya dengan Khadijah ini, nabi Muhammad Saw dianugerahi dua putera yaitu, Al-Qasim dan ‘Abdullah al-Thahir al-Muthahhar (keduanya meninggal sewaktu masih kecil), dan empat puteri (Zainab, Ruqayyah, Umm Kultsum, dan Fatimah).

(9)

suatu zaman yang membenarkan anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup. Dan menjaga keturunan laki-laki sama dengan menjaga suatu keharusan hidup. Oleh karena itu, ketika seorang budak bernama Zayd bin Haritsah didatangkan, beliau meminta kepada Khadijah agar membelinya untuk kemudian dimerdekakan. Namanya pun berubah, orang-orang menyebutnya Zayd bin Muhammad (dia kelak menjadi sahabat nabi). Dalam situasi dan tradisi Arab yang demikian, Muhammad Saw tetap memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh kepada anak-anaknya yang perempuan.5

5. Turunya wahyu pertama

Pada saat pernikahan yang ke 15 tahun, tepatnya pada saat nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun, dan usia Khadijah kurang lebih 55 tahun. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya sendirian untuk berdoa dan berspekulasi tentang aspek penciptaan. Ia mulai prihatin terhadap kesenjangan sosial, ketidak adilan, diskriminasi, perang antar suku, dan penyalahgunaan kekuasaan. Degenarasi moral orang-orang yang ada disekitarnya dan petualanganya untuk mencari agama yang sesungguhnya menjadi motor penggerak untuk Muhammad mulai mengasingkan diri ke gua Hira, tiga mil jauhnya dari Mekkah untuk berkontemplasi dan berefleksi diri. pada sast berkontemplasi inilah dipercaya malaikat Jibril muncul di hadapan Muhammad pada sekitar tahun 610 M dan berkata “bacalah!”, namun ternyata Muhammad berkata bahwa ia tidak tahu cara membaca. Karena itulah Jibril memeluknya erat sebanyak dua kali dan setelahnya, menyuruh Muhammad membaca ayat yang kemudian menjadi wahyu pertama Muhammad Saw. Sebuah potongan dari surah al-Alaq ayat 1-5.

Bingung akan pengalaman yang baru saja ia alami, Muhammad pun pulang ke rumah dimana ia kemudian ditenangkan oleh Khadijah istrinya yang kemudian membawanya pada sepupunya Waraqah ibnu Naufal. Waraqah tidak asing dengan skriptur kristen dan yahudi, dimana kemudian Waraqah bertestifikasi tentang kenabian Muhammad. Waraqah kemudian menyatakan bahwa yang dilihat oleh Muhammad adalah Namus yang dikirim oleh Allah pada Musa. Waraqah juga meramalkan bahwa Muhammad akan diusir dari tempat ia tinggal sekarang dan bersumpah jika ia memiliki umur panjang ia akan menyokong Muhammad sekuat tenaga.6

5 Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta: Pustaka Marwa 6 Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-muhammad-saw-

(10)

Namun beberapa bulan setelah kejadian di Jabal Nur itu, Muhammad tidak pernah lagi didatangi sosok bernama Jibril itu lagi. Muhammad sempat kecewa dan merasa bahwa ia ditinggalkan Tuhanya. Tampaknya Allah sedang menguji kesabaran calon utusan-NYA ini.

Hingga pada suatu saat, Muhammad kembali melihat sosok tersebut berada diantara langit dan bumi seraya berkata: “wahai Muhammad, kamu adalah utusan Allah kepada manusia”. Muhammad sangat terkejut dan lari ketakutan. Ia segera pulang dan meminta istrinya menyelimuti dirinya. Namun kali ini, makhluk asing itu terus mengejarnya dan berkata: “Hai orang yang berkemul (berselimut) bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah dan pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah”.(Q.S.Al-Mudatsir(74): 1-7).

Sejak itulah Muhammad menyadari bahwa dirinya adalah utusan Allah Swt. Dan melalui perantaraan malaikat Jibril, beliau menerima perintah, larangan dan tugas dari Allah Swt. Itulah kumpulan wahyu Al-Qur’anulkarim, yang diterimanya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari hingga ajal menjemputnya di usianya yang ke-63 tahun.

6. Dakwah Rasulullah Saw

Dari turunya wahyu kedua diatas, menandakan bahwa rasul harus memulai tugasnya sebagai nabi, yaitu berdakwah. Orang yang pertama mengakui kerasulan ini yaitu istrinya Khadijah dan ponakanya yang memang tinggal satu rumah dengan Rasullulah yaitu Ali bin Abu Thalib anak pamanya sendiri. Ketika itu, Ali baru berusia 10 tahun. Kemudian disusul orang-orang dekatnya seperti karibnya sejak kanak-kanak yaitu Abu Bakar, bekas budaknya yang diperlakukan bagai anaknya sendiri, Zaid bin Haritsah dan Ummu Aiman, pengasuhnya ketika kecil.

Rasulullah memulai dakwah di lingkungan keluarganya sendiri dan secara sembunyi-sembunyi pula. Kedua paman rasulullah yaitu Abbas bin Abdul Muthalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib memeluk Islam pada era tersebut. setelah keluarga dekat yang kemudian tertarik mengikuti ajaran baru ini adalah orang-orang dari golongan lemah, fakir, dan kaum budak.

(11)

Ketika Rasulullah Saw merasa bahwa rumahnya tidak lagi cukup untuk menampung para sahabat maka rasulpun memutuskan untuk menggunakan rumah milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Madrasah pertama ini terletak tersembunyi di bukit Shafa. Di tempat inilah rasulullah secara sembunyi-sembunyi menerangkan, mengajarkan, dan mempraktekkan ayat-ayat yang diturunkan kepada beliau.

Ayat-ayat yang turun dengan berbagai cara. Ada yang langsung masuk kedalam hati beliau, kadang malaikat Jibril datang dengan menyamar sebagai tamu laki-laki dan yang paling berat adalah ketika ayat turun dengan diawali bunyi lonceng yang berdentang nyaring di telinga Rasulullah. Para sahabat menuturkan ketika ayat turun dalam keadaan ini, wajah Rasulullah terlihat berpeluh sekalipun saat itu adalah musim dingin. Bahkan tidak jarang unta Rasulullah jatuh terduduk saking beratnya menanggung tubuh Rasulullah ketika itu. Ini terjadi ketika ayat turun di tengah perjalanan.

Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata”.

Rasulullah memberitahukan dengan jelas mana ayat-ayat al-Qur’an, mana hadis Qudsi dan mana hadis nabawiyah. Rasulullah menyuruh para sahabat agar segera menghafal ayat-ayat Al-Qur’an tersebut begitu ayat-ayat tersebut turun. Para sahabat yang mampu menulis kemudian mencatatnya di berbagai media yang memungkinkan, seperti daun-daunan, pelepah, bebatuan, dsb.

Sebaliknya, demi menghindari kesalahan dan kerancuan, Rasulullah melarang para sahabat menuliskan hadist, yaitu apa yang dikatakan, dilakukan, ataupun diamnya nabi. Namun beliau tidak melarang menghafalnya. Hafalan tentang hal tersebut kemudian disampaikan secara turun-temurun kepada anak cucu para sahabat. Di kemudian hari pengetahuan dan ilmu tersebut oleh diantaranya Bukhari dan Muslim, dikumpulkan dan dicatat hingga menjadi hadis Nabawiyah yang sampai kepada kita sekarang ini.7

7. Dakwah terang-terangan

Rasulullah baru mulai berdakwah secara terbuka setelah turun ayat yang memerintahkan beliau untuk itu. “Maka sampaikanlah olehmu secara

terang-7 Googleweblight.com/?lite_url=http://suhefriandi.blogspot.com/2015/04/rasulullah-saw-

(12)

terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik (Q.S.Al-Hijr: 94)” . Ini terjadi setelah beliau berdakwah secara diam-diam selama 3 tahun lamanya dan pengikutnya ada sekitar 40 orang.8

Dakwah secara terbuka bukan hanya dilakukan pada periode Madinah tetapi juga di periode Makkah. Selain dari turunya ayat yang memerintahkan untuk berdakwah secara terbuka, karena dakwah secara diam-diam sudah bocor di telinga kaum musrikin, sehingga mereka sudah mengetahui aktivitas dakwah sirr tersebut, sehingga timbul kemarahan dan kedengkian orang-orang kafir Quraisy. Dan merupakan ujian yang sangat berat menghadapi watak dan perilaku para kafir Quraisy saat itu yang tidak menerima suatu hal yang baru. Terutama pamanya sendiri Abu Lahab dan istrinya yang benci dan memusuhi keponakanya sendiri, Rasulullah Saw. Sedangkan Abu Thalib selalu mendukung dan membela Muhammad Saw walaupun dia tidak masuk Islam, tetapi Abu Lahab dan orang-orang kafir Quraisy sering menghasutnya dan menjelek-jelekan Muhammad Saw, tetapi beliau tidak percaya dan tetap menyayangi keponakanya yang tinggal bersamanya sejak kecil itu.

Langkah pertama yang dilakukan nabi Muhammad Saw dalam berdakwah secara terbuka adalah mengundang dan menyeru kerabat dekatnya dari Bani Muthalib. Ia mengatakan kepada mereka, “Saya tidak melihat seorangpun dari kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Saya bawakan padamu dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya untuk mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?” mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.9

Kemudian Muhammad Saw naik ke bukit Shafa dan mengumpulkan orang-orang dengan berteriak Ya Sabakha! Ya Sabakha!. Panggilan ini dipakai bangsa Arab jika ada sesuatu yang penting. Karena itulah kaum Quraisy yang mendengar panggilan tersebut segera berkumpul dan tidak dapat terpakasa mengirimkan orang untuk mendengarkan apa yang dikatakan Rasul. Setelah semua berkumpul, Rasul berkata: ”Hai Banu Abdul Muthalib, Banu Fihr, Banu Kaab!, bagaimanakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa dibelakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang untuk membinasakan kamu, apakah kamu percaya apa yang aku katakan?” jawab mereka: “ Ya, kami akan percaya karena tidak ada keraguan bagi kami untuk tidak mempercayaimu” kata Rasul:

8 Ibid

(13)

“ketahuilah oleh kamu bahwa aku adalah seorang pemberi peringatan kepadamu tentang datangnya siksa Allah Swt”.

Semua orang yang hadir di tempat itu diam saja, kecuali Abu lahab, setelah ia mendengar perkataan Rasul, ia memprotes: “Sesungguhnya celakalah kamu sepanjang hari ini, hanya inikah kamu mengumpulkan kami?”10 kemudian

Abu Lahab mengambil batu dan melemparkanya ke nabi Muhammad Saw. Dalam menghadapi hal itu, Rasulullah bersikap tenang dan berjiwa besar, ia menghadapi semuanya dengan kesabaran dan tawakkal kepada Allah Swt. Dari peristiwa itu, turunlah ayat yang mengutuk Abu Lahab dan istrinya (Q.S.Al-lahab: 1-5).

Dengan seruan terbuka itu, nabi Muhammad dan Islam menjadi perhatian dan perbincangan di kalangan masyarakat kota Makkah, ada yang setuju dan ada yang membangkang yaitu kaum kafir Quraisy. Mereka selalu mengatur strategi untuk mengacaukan kegiatan dakwah islam dan berusaha menghambat gerak laju perkembangan agama islam di kota Makkah dan masyarakat Arab lainya.

Meskipun begitu, Rasulullah Saw terus berdakwah tanpa mengenal lelah, tidak mempedulikan ejekan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para sahabatnya yang lain. Bahkan beliau terus berusaha dan berjuang untuk menegakkan risalah Allah Swt di tengah-tengah kehidupan masyarakat Arab yang tidak baik itu.11

8. Pra Hijrah ke Madina

Makkah merupakan pusat ziarah sejak zaman nabi Ibrahim hingga sekarang. Baik pada masa pra islam hingga sekarang. Salah satu pendekatan dakwah nabi adalah menawarkan agama islam kepada kabilah-kabilah yang menziarahi Ka’bah. Meskipun tidak ada seorangpun yang mengikuti dakwah nabi akibat teror dari kafir Quraisy, nabi tetap menjalankan tugas dakwaah itu. Setiap musim haji dari tahun keempat sampai tahun kesepuluh dari kenabian beliau. Baru pada tahun kesebelas kabilah Khajraj dari Yatsrib menyatakan memeluk agama Islam berlanjut pada baiat Aqobah pertama dan kedua. Masuk islamnya kabilah dari Yatsrib merupakan wasilah hijirahnya nabi ke Yatsrib atau kemudian lebih dikenal Madina.12

Perkawinan Muhammad Saw dengan Khadijah berlangsung selama 25 tahun, setelah Khadijah wafat pada hari kedua puluh bulan ramadhan, tiga tahun

10 www.m.kompasiana.com/indahfajarrosalina/metode-dakwah-rasul5517d45b813311a0669deb2b

(14)

sebelum hijrah (619 M) dalam usia 65 tahun usia rasulullah pada saat itu sekitar 50 tahun. Meninggalnya Khadijah merupakan peristiwa yang sangat berat bagi nabi Muhammad Saw, apalagi 3 hari sebelumnya Abu Thalib paman beliau juga baru saja meninggal dunia. Berat, karena Khadijah demikian juga Abu Thalib adalah orang yang dengan terbuka menyokong sepenuh hati perjuangan beliau dalam mendakwahkan islam di dataran Arabia. Itulah sebabnya pada tahun itu dikenal dengan ‘amul khusni, tahun duka.13 Khadijah dimakamkan di dataran tinggi Makkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun/Ma’la. Selisih waktu kematian Khadijah dan Abu Thalib hanya satu bulan lima hari.

Abu Thalib wafat dalam usia 80 tahun . berkata Ibnu Hisyam: “Setelah Abu Thalib wafat, kaum Quraisy bertambah leluasa melancarkan penyiksaan kepada Rasulullah Saw, sampai orang awam Quraisy pun berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah. Sehingga pernah Rasulullah pulang ke rumah berlumuran tanah. Melihat ini, salah seorang puteri beliau bangkit dan membersihkan kotoran di rambut beliau sambil menangis. Tetapi Rasul berkata: “janganlah engkau menangis wahai anakku, sesungguhnya Allah akan menolong bapakmu”.14

Kepergian Abu Thalib memberikan peluang kepada kaum kafir Quraisy untuk melakukan tindakan yang menjadi-jadi kepada nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya. Kaum Quraisy semakin gila melancarkan intimidasi kepada kaum muslimin.

Seperti yang disebutkan pada paragrap pertama pada sub bab ini, karena masuk Islamnya kabilah dari Yatsrib, berdampak pada masyarakat Yatsrib pula mengikuti pemimpinya. Terdiri dari beberapa fase yaitu:

 Bai’at Aqabah I

Tahun 621 masehi, datanglah 13 orang yakni penduduk Madina yang menemui Rasulullah di bukit Aqaba. Mereka berikrar untuk memeluk agama Islam.

 Bai’at Aqabah II

Di tahun 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madina ke Makkah yang terdiri dari suku Aus dan suku Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk menunaikan ibadah haji, akan tetapi kemudian menjumpai Rasulullah dan mengajak beliau agar hijriah ke Madina. Mereka berjanji untuk membela dan

(15)

mempertahankan Rasulullah dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka sendiri.

 Peristiwa pemboikotan dari kaum Quraisy

Pemboikotan yang dilakukan kaum kafir Quraisy kepada rasulullah dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Muthalib). Pemboikotan yang dilakukan kepada mereka diantaranya:

 Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung nabi.

 Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.

 Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.

 Musuh nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan bagaimanapun.15

 Memutuskan ziarah menziarah.

Dan pada fase ini, Rasulullah mendapatkan sebuah mukzizat yaitu Isra’ dan Mi’raj. Turunya perintah sholat.

9. Hijrah ke Madina

Sebelum memasuki Yatsrib, nabi Saw singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, nabi mendirikan sebuah masjid Quba. Tepat hari Jum’at 12 rabiul awal tahun 1 hijiriah bertepatan 24 september 6 M. Nabi Saw mengadakan shalat Jum’at yang pertama kali dalam sejarah Islam dan beliaupun berkhotbah di hadapan muslimin muhajirin dan anshar.

Ummat Islam di Madina siap menyambut kedatangan nabi Muhammad saat baiat Aqabah kedua telah dilaksanakan. Pada saat itu harapan dan optimisme tumbuh disetiap diri mereka karena jumlah ummat islam semakin banyak. Kaum muslimin di Madina yang menyambut kedatangan Rasulullah dan para sahabat Muhajirin disebut kaum Anshar. Islam di Madina saat itu begitu bersemangat, iman yang begitu bergelora di dalam jiwa mereka. Berbeda dengan kondisi Makkah waktu itu yang begitu mencekam karena konflik dengan kaum Quraisy. Allah lah yang menentukan waktu yang tepat untuk rasulullah beserta para pengikutnya untuk memulai fase baru di kota Madina.

Pada saat itu, semua sahabat yang mampu untuk berhijrah maka diwajibkan bagi mereka untuk berhijrah. Sebelum peristiwa hijrah kali ini, sebenarnya ummat islam sudah pernah mengalami beberapa kali hijrah, yakni ke negeri Habsyah sebanyak dua kali. Jadi hal ini bukanlah yang pertama dialami

(16)

ummat islam. Alasan mengapa ummat islam memutuskan hijrah ke Madina karena kesempatan yang mereka miliki di Makkah sangat kecil.

Dakwah Rasulullah Saw periode Madina berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari 12 rabiul awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya rasulullah Saw. Di sana, turun wahyu periode Madina, dan Rasul berdakwah kepada ummat muslim, dan non muslim. Disini juga ada peristiwa piagam Madina, dan Rasulullah mendirikan negara Islam dan diangkat menjadi Khalifah.

Setelah ada izin Allah Swt untuk berperang, sebagaimana firmanya dalam surah al-Hajj(22): 29 dan al-Baqarah(2): 190, maka kemudian rasulullah dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan para kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi. “Dan perangilah orang-orang yang memerangimu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. Q.S.al-Baqarah(2): 190. Terjadi beberapa peperangan yaitu, perang Mut’ah, perang Tabuk, perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq.

10. Penaklukan kota Makkah

Pada saat rasul dan kaum muslim hijrah ke Madina, para kafir Quraisy merajalela di kota Makkah, itu seperti bangkitnya kembali zaman jahiliyah. Tentu saja itu tidak boleh dibiarkan. Tetapi cobaan yang dihadapi Rasulullah dan kaum muslimin tidak cukup disitu saja, ternyata kafir Quraisy terus saja mengusik ummat islam walaupun di kota Madina sekalipun, dan bekerjasama dengan orang yahudi di Madinah, sehingga ummat islam tidak boleh tinggal diam.

Setelah perang Khandaq, ummat islam dan kaum Quraisy mengadakan perjanjian perdamaian, yaitu perjanjian Ubaidiyah. Ummat Islam dapat hidup damai berdampingan dengan kaum Quraisy. Namun setelah beberapa lama kaum Quraisy melanggar perjanjian tersebut dengan menyeraang sekutu ummat islam.

(17)

Akhirnya rasulullah dan tentara muslim tiba di Makkah. Rasulullah mencium batu Hajarul Aswad. Kemudian, rasulullah dan tentara muslim menghancurkan 360 berhala disekitar Ka’bah. Ia juga bertawaf sebanyak 7 kali. Lukisan nabi Ibrahim dan patung berhala di dalam Ka’bah dihancurkan oleh rasulullah.

Rasulullah mengatakan siapa saja yang bersembunyi di rumah masing-masing, di masjidil haram, atau dirumah Abu Sufyan akan dimaafkan. Penduduk Makkah sangat senang dan banyak diantara mereka yang memeluk agama islam.

Banyak penduduk Makkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk islam. Ketika Rasulullah Saw wafat, hampir seluruh zajirah Arab telah memeluk agama islam. Banyak rintangan dihadapi oleh nabi Muhammad Saw selama berdakwah. Namun, tidak sedikitpun beliau putus asa.

Nabi Muhammad diutus Allah bagi seluruh ummat manusia. Hal ini sesuai dengan Al-qur’an,”Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada ummat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” Q.S. Saba:28.

Hal ini berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya. Mereka diutus Allah untuk suatu kaum. Misalnya Allah mengutus nabi Shaleh kepada kaum Tsamud, nabi hud kepada kaum ‘Ad, dan nabi Musa kepada kaum Bani Israil.16

Penutup

Inti dari analisis ini adalah sejarah islam pada masa nabi terakhir dan dakwahnya. Dalam analisis ini saya lebih menekankan pada filosofi Ka’bah, dan ajaran menyembah kepada Allah Swt yang diajarkan nabi terdahulu telah luntur. Dan Abu Thalib paman nabi yang setia merawat nabi sejak kecil menggantikan ayah, ibu, dan kakek beliau. Dan Khadijah istri yang selalu setia mendampingi rasul terutama sejak wahyu pertama, Khadijah yang selalu merawat rasul.

16 Googleweblight.com/?lite_url=http://dunia-nabi.blogspot.com/2015/07/kisah-penaklukan-

(18)

Tapi perlu digaris bawahi bahwasanya, setelah 2 tahun menduda Rasul menikah lagi dengan Saudah janda tua banyak anak. Tapi niat rasul menikahinya adalah untuk melindunginya, bukan karena hal lain. Yang paling dicintainya hanya Khadijah, niat rasul menikah lagi hanya untuk melindungi atau menyelamatkan mereka dari kekafiran. Kemudian rasul menikahi Aisyah puteri dari Abu Bakar setelah perang badar, untuk mempererat tali persaudaraan antara mereka. Kemudian Hafshah Puteri Umar. kemudian dengan Zainab binti Khuzaimah, janda dengan banyak anak. Keenam adalah Ummu Salamah (Hindun), suaminya Abu Salamah yang wafat ketika berjuang dalam perang Uhud. Ketujuh adalah Ummu habibah (Ramlah) ibunya adalah bibi dari Utsman bin Affan. Ayahnya Abu Sufyan pemuka kafir Quraisy sebelum penaklukan kota Makkah, suaminya Ubaidillah bin Jahsy, yang murtad dan mengajak habibah untuk murtad tetapi dia tidak mau.. kemudian Zainab binti jahsy janda yang dinikahi rasul berdasarkan wahyu. Kesepuluh adalah Juwairiyah binti al-Harits budak dan tawanan perang yang dibebaskan nabi. Kesebelas adalah Maimuah binti al-Harits janda yang menyerahkan jiwa raganya kepada nabi.

Demikianlah rasulullah menikahi menikahi sederet perempuan dalam satu waktu dengan tujuan dakwah. Menolong perempuan dari gangguan orang-orang kafir, setelah beliau menjalani dan memilih monogami dengan Khadijah selama 25 tahun.17

(19)

Referensi

Nasution Harun, Dr. Prof. “Falsafat Agama”. Jakarta: Bulan Binang(1973) Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-

muhammad-saw-menerima-wahyu-pertama.html&ei=ghwquZIU&Ic=id-ID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480597063&sig=AF9NedmtAwr _t_5Z9nj3dG4a0aSWYuHaFw

Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta: Pustaka Marwa

Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-

muhammad-saw-menerima-wahyu-pertama.html&ei=gHwquZIU&lc=id=ID&s=1&m=506&host=www.google.co.id &ts=1480597063&sig=AF9NedmtAwr_t_5Z9nj3dG4a0aSWYuHaFw

Googleweblight.com/? lite_url=http://suhefriandi.blogspot.com/2015/04/rasulullah-saw-berdakwah-

secara.html?m%3D1&ei=5dDN5Svl&lc=id-ID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480521993&sig=AF9NedlRkaB 5cLYKRNtNIk96yuCgAeCViA

https://www.islampos.com/dakwah-nabi-muhammad-saw-pada-periode-mekkah-2-115795/

www.m.kompasiana.com/indahfajarrosalina/metode-dakwah-rasul5517d45b813311a0669deb2b

www.pokjaluhkotabekasi.blogspot.com/2009/11/pendekatan-dakwah-nabi-muhammad-saw.html?m=1

https://m.facebook.com/permalink.php?

story_fbid=520446064664802&id=491028657606543

www.habibullahurl.com/2015/06/alasan-nabi-muhammad-saw-hijiriah-ke-madinah.html?m=1

Googleweblight.com/?lite_url=http://dunia-nabi.blogspot.com/2015/07/kisah-

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, belum semuanya dapat tertampung, sebagai akibatnya masih banyak tenaga kerja yang pada umumnya kurang trampil mau dan bersedia bekerja apa saja, asal mendapat upah

Buat program Java untuk menghitung nilai faktorial sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. pemisahan antara harta suami atau harta istri

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT serta atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang

pelaksanaan promosi Objek Wisata Istana Siak Provinsi Riau yang telah dilakukan oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Pariwisata dari Dinas Pariwisata,

KELIMA Susunan keanggotaan Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid- 19) sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA ditetapkan lebih

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya siswa yang kurang memahami nilai- nilai sejarah dikarenakan guru mata pelajaran sejarah masih kurang menekankan pembelajaran

Dalam hal ini setelah penulis melakukan analisis dari bentuk akad dan jaminan yang diterima nasabah, maka dapat disimpulkan bahwa produk takaful al-Khairat pada Takaful