PENINGKATAN KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK SISWA KELAS 4-A SD NEGERI KARANG NANGKA 1 KABUPATEN
BANGKALAN DENGAN METODE PENGHARGAAN
Siti Hozaimah
SD Negeri Karang Nangka 1 Bangkalan
Abstrak:Rumusan masalah dalam PTK ini Sampai sejauh mana peningkatan pembelajaran pada materi permainan sepakbola berdasarkan mengaktifkan siswa dalam KBM dengan metode penghargaan? adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Meningkatkan keaktifan siswa dalam KBM, dengan menggunakan metode penghargaan, yang sesuai dengan kondisi psikologi siswa. Setting Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Kelas 4-A dengan jumlah siswa 30 anak SD Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten Bangkalan pada mata pelajaran Penjas Orkes Standar Kompetensi 1. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya pada pada kompetensi dasar 1.3 Mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil belajar siswa Kelas 4-A SD Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten Bangkalan pada Kompetensi Dasar 1.3 Mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui metode penghargaan, serta Aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkat sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa
Kata Kunci: Keterampilan, Sepakbola dan Penghargaan
Abstract: The problems of this PTK to what extent is the increase in learning the game of football based materials to enable students in teaching methods award? As for the purpose of this research is Improving students 'activity in teaching, using award, in accordance with students' psychological condition. Setting Action Research (PTK) is the action taken on the implementation of learning activities in Class 4-A by the number of elementary school students 30 children Karang Nangka 1 Bangkalan on subjects Penjas Orchestra Competency Standards 1. Practicing basic motion into the game simple and sport and the values contained therein on the basis of competence 1.3 Practicing basic motion big ball game simple rules are modified, and the value of teamwork, sportsmanship and honesty. In particular it can be concluded as follows: Student learning outcomes Class 4-A Elementary School Karang Nangka1 Bangkalan on Basic Competencies 1.3 Practicing basic motion ball game great simple rules are modified, and the value of teamwork, sportsmanship and honesty can be increased significantly after implementation of learning activities through methods awards, as well as the activity of students during the learning activities can be increased so that the learning activities become more student-centered
Pendahuluan
Sepakbola merupakan salah satu cabang
olahraga yang sangat populer dan digemari
oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,
baik di kota maupun di desa. Perkembangan
se-pakbola di Indonesia semakin pesat
sehingga tidak hanya laki-laki dewasa yang
bermain sepakbola, anak-anak laki-laki
maupun wanita banyak yang menyukai dan
melakukan permainan beregu yang menarik
ini.
Kebiasaan bermain salah satu permainan
dan olahraga beregu yang dimasukkan
kedalam kurikulum pendidikan di sekolah
dasar ini perlu kiranya untuk dikembangkan
dan dilestarikan kepada anak-anak didik kita
agar merekapun kelak akan mewariskan
kebiasaan berolahraga kepada anak cucu
mereka.
Proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan meng-kaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ keteram-pilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
satu permasalahan / konteks ke
perma-salahan / konteks lainnya. Kegiatan itu
dirasakan sebagai beban dari pada aktif
untuk memperoleh ilmu. Mereka tidak
mempunyai perhatian untuk menger-jakan
seluruh tugas-tugas yang diberi-kan guru.
Proses belajar mengajar berjalan dengan
lancar dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran, sebaiknya guru menentukan
pendekatan dan metode yang akan
digunakan sebelum melakukan proses
belajar mengajar. Pemilihan suatu
pendekatan dan metode tentu harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
sifat materi yang akan menjadi objek
pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan banyak metode akan
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
yang lebih bermakna.
Dalam kegiatan pembelajaran bukan
hanya menyampaikan konsep-konsep materi
agar bisa dihapal oleh siswa, tetapi juga
perlu memberikan pengalaman kepada siswa
untuk berlatih menyelesaikan berbagai
masalah yang dijumpai di sekitarnya,
termasuk dalam pelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga yang peneliti ampu
saat ini.
Salah satu syarat untuk dapat bermain
sepakbola dengan baik adalah pemain harus
dibekali dengan kemampuan dasar yang
baik karena pemain yang memiliki
kemampuan dasar yang baik pemain
dengan baik pula. Kemampuan dasar dalam
permainan epakbola ada beberapa macam,
seperti stoping (menghentikan bola),
shooting (me-nendang bola ke arah
gawang), pas-sing (mengoper), heading
(menyundul bola), dan dribbling
(menggiring bola). Dari berbagai faktor
pengham-bat munculnya pemain-pemain
se-pakbola yang berbakat tersebut salah
satunya karena kurangnya pengetahuan
pemain tentang teknik dasar yang benar
dalam permainan sepakbola apa-lagi di
jenjang-jenjang lembaga pendi-dikan
formal. Dalam permainan sepak-bola
terdapat berbagai teknik dan gerakan yang
dapat dilakukan pemain di lapangan. Di
dalam lapangan berbagai kombinasi teknik
dan gerakan yang dimiliki setiap pemain
sangatlah mendukung dalam penguasaan
bola untuk mencapai sebuah kemenangan.
Namun kurangnya latihan akan menjadi
masalah besar bagi pemain jika ingin
meningkatkan kemam-puannya.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
pada periode awal semester ganjil di bulan
Oktober 2012, diketahui bahwa masih ada
siswa yang me-ngalami kesulitan dalam
memahami pelajaran Penjas Orkes
khususnya materi pelajaran tentang
Permainan Sepak Bola dalam kompetensi
dasar 1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja
sama, sportivitas, dan kejujuran, siswa di
Kelas 4-A semester I SD Negeri Karang
Nangka 1 Kabupaten Bangkalan, kesulitan
pemahaman ini setelah didiskusikan lebih
lanjut dengan rekan-rekan guru, bisa jadi
disebabkan oleh pelaksanaan metode
pembelajaran di kelas tersebut kurang
efektif, cenderung menggu-nakan metode
klasikal / ceramah semata, oleh karena itulah
peneliti mencoba menggunakan
pembelajaran berbasiskan pendekatan kontekstual melalui ‘metode penghargaan’ yang diharapkan dapat sebagai upaya untuk
menumbuhkembangkan semangat belajar
dan memudahkan siswa dalam memahami
materi pelajaran tersebut.
Hal ini juga didasarkan pada pendapat
Sardiman (2004;25) yang mengemukakan ‘Oleh karena itu metode penghargaan bukan merupakan keharusan tetapi sebagai
pelengkap jika dipandang perlu untuk
memper-tinggi kualitas belajar dan
mengajar, yang sesuai dengan cakupan materi pembelajaran yang diberikan’.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka “Peningkatan keterampilan permainan Sepakbola untuk siswa Kelas 4-A SD Negeri
yang akan kami angkat sebagai Penelitian
Tindakan Kelas kali ini.
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa
Kelas 4-A SD Negeri Karang Nangka
1Kabupaten Bangkalan adalah kurangnya
penguasaan materi tentang Permainan Sepak
Boladalam Standar Kompetensi 1.
Mempraktikkan gerak dasar ke dalam
permainan sederhana dan olahraga serta
nilai-nilai yang terkandung didalamnya pada
kompetensi dasar 1.3 Mempraktikkan gerak
dasar permainan bola besar sederhana
dengan peraturan yang dimodifikasi, serta
nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran
pada mata pelajaran Penjas Orkes.
Berdasarkan masalah tersebut maka
rumusan masalah yang dikemukakan adalah
:
a. Apakah ada peningkatan pembe-lajaran
pada materi permainan sepakbola
melalui metode peng-hargaan ?
b. Sampai sejauh mana peningkatan
pembelajaran pada materi permainan
sepakbola berdasarkan mengaktifkan
siswa dalam KBM dengan metode
penghargaan ?
Dengan menguji coba penerapan metode
penghargaan dalam pembe-lajaran yang
dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini, maka peneliti selaku guru di SD
Negeri Karang Nangka 1Bangkalan
meng-harapkan adanya suatu jalan peme-cahan
terhadap masalah dalam pembe-lajaran,
khususnya penurunan tingkat penguasaan
materi yang mempenga-ruhi hasil belajar
siswa.
Metode penghargaan adalah sesuatu
hadiah yang diberikan pada murid yang
mencapai suatu prestasi dalam mata
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru
dengan metode-metode yang digunakannya,
metode ini sangat baik dalam dunia
pendidikan karena akan menjadikan
semangat bagi siswa untuk lebih giat dalam
belajarnya.
Tujuan penelitian ini adalah
me-ningkatkan kemampuan siswa Kelas 4-A
SD Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten
Bangkalan, dalam menja-lankan aktifitas
disekolah dan dirumah, meningkatkan
keaktifan siswa dalam KBM, dengan
menggunakan metode penghargaan, yang
sesuai dengan kondisi psikologi siswa.
Manfaat Penelitian ini Meningkat-kan
penguasaan materi Permainan Sepak
Bola pada mata pelajaran Penjas Orkes
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam
KBM melalui pembelajaran berdasarkan
b. Melatih berfikir kritis, kreatif, inovatif
dan ilmiah dalam mening-katkan
pembelajaran Penjas Orkes bagi siswa.
c. Dapat meningkatkan kemampuan dalam
memahami dan menyebutkan tata cara
1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai
kerja sama, sportivitas, dan kejujuran.
1. Bagi guru :
a. Meningkatkan kinerja guru melalui
perbaikan kualitas pembelajaran.
b. Untuk mewujudkan dan mening-katkan
pola pembelajaran yang bersifat inovatif,
responsif, dan rekreatif sesuai dengan
pengem-bangan kurikulum.
Ruang lingkup penelitian ini adalah Kelas
4-A . Materi pembelajarannya adalah
tentang Permainan Sepak Bola dalam
Standar Kompetensi 1. Mempraktikkan
gerak dasar ke dalam permainan sederhana
dan olahraga serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya pada kompetensi
dasar 1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja
sama, sportivitas, dan kejujuran pada mata
pelajaran Penjas Orkes, semester 1 SD
Negeri Karang Nangka 1Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2011/2012.
1. Pembelajaran adalah suatu kegiatan
interaksi tenaga pengajar yang
melaksanakan tugas mengajar di suatu
pihak, dengan warga belajar (siswa, anak
didik) di pihak lain.
2. Metode adalah jalan kearah suatu tujuan
yang mengatur secara praktis dalam
proses belajar mengajar dalam
lingkungan kelas atau di luar sekolah.
Untuk melancarkan tercapainya suatu
metode biasanya menggunakan buku
panduan serta perangkat-perangkatnya.
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diper-lukan
oleh guru dan penggu-nanya yang
bervariasi sesuai dengan tu-juan yang
ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.
Metode-metode dalam pengajaran
tersebut dianta-ranya adalah
penghargaan, ceramah, bercerita, tanya
jawab, hafalan, demonstrasi, kuis, diskusi
kelom-pok, curah pendapat, bermain
peran, simulasi dan penugasan.
3. Penghargaan adalah sesuatu hadiah yang
akan diberikan pada sang juara dalam
mencapai suatu prestasi. Jadi metode
penghargaan adalah sesuatu hadiah yang
diberikan pada murid yang mencapai
suatu prestasi dalam mata pelajaran yang
telah disam-paikan oleh guru dengan
metode ini sangat baik dalam dunia
pendidikan karena akan menjadikan
semangat bagi siswa untuk lebih giat
dalam belajarnya.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan
interaksi tenaga pengajar yang
melak-sanakan tugas mengajar di suatu pihak,
dengan siswa/ anak didik di pihak lain.
Dalam pengembangan pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap baru pada saat
seseorang individu berinteraksi dengan
informasi dan lingkungan. Dan
pem-belajaran terjadi di sepanjang waktu kita
belajar sesuatu pada saat berjalan-jalan,
melihat TV, berbicara dengan orang lain
atau hanya sekedar menga-mati apa yang
terjadi disekitar kita.
Tujuan pendidikan pada dasarnya
adalah mengantarkan para siswa menuju
pada perubahan-perubahan tingkah laku baik
intelektual, moral maupun sosial agar dapat
hidup mandiri sebagai individu dan mahluk
sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut
siswa berinteraksi de-ngan lingkungan
belajar yang diatur guru melalui proses
pengajaran.
Alasan yang berkenaan dengan
strategi autentik dalam sistem peni-laiannya
adalah :
a. Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
b. Pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa.
c. Metode belajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata ko-munikasi verbal
melalui penutu-ran kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak keha-bisan tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap mata pe-lajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti menga-mati, melakukan,
mende-monstrasi-kan, dan lain-lain.
Soemosasmito dan Mutohir (2008: 104)
menyebutkan, Pendidikan jasma-ni dan
kesehatan merupakan proses pendidikan
melalui aktifitas jasmani dengan tujuan
meningkatkan perilaku hidup sehat manusia
seutuhnya. Pe-ngertian hampir sama juga
dinyatakan oleh Diknas (2002 : 1) yang
menggam-barkan Pendidikan jasmani dan
kese-hatan sebagai proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik yang
secara organik, neurmuskuler, persep-tual,
kognitif dan emosional. Dalam rumusan
lain, Diknas (2002a : 1) menyebutkan :
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani yang direncanakan
secara sistematik diarahkan untuk
mengembangakan dan meningkatkan
indivudi secara organik, neuremoskuler,
perseptual, kognitif, dan emosional, dalam
kerangka sistem pendidikan nasional.
Sedangkan, olahraga (Mutohir, 2001
: 152) dapat didefinisikan sebagai proses
sistematik berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat men-dorong, membangkitkan,
mengem-bangkan dan membina
potensi-potensi jasmaniyah dan rohaniyah seseorang
sebagai perseorangan atau anggota
masyarakat. Kegiatan olahraga diwu-judkan
dalam bentuk permainan, perlombaan,
pertandingan dan prestasi puncak.
Pada dasarnya, Pendidikan jasmani
dan kesehatan memiliki tujuan yang sama.
Soemosasmito dan Mutohir (2008)
menyebut tujuan keduanya ibarat sekeping
mata uang yang memiliki dua sisi,
Pendidikan jasmani dan kesehatan mengarah
pada aspek edukatif dan pada aspek
prestatif. Oleh karena itu, kedua sisi tersebut
saling berkaitan dan me-lengkapi dalam
rangka mewujudkan pribadi pembelajar
yang sehat jasmaniyah dan rohaniyah dan
me-mungkinkan untuk berprestasi. Karena
itu, tidak salah dinyatakan bahwa tujuan
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah
membentuk manusia yang berperilaku hidup
sehat seutuhnya, hidup sehat jasmani dan
rohani.
Perilaku sehat seutuhnya tersebut
secara langsung akan dapat dicapai oleh
siswa yang mempelajari Pendidikan jasmani
dan kesehatan jika keseluruhan varian dalam
cakupan tiga ranah tersebut telah dicapainya.
Tujuan kognitif Pendidikan jasmani dan
kesehatan berkaitan dengan pengua-saan
siswa tentang materi-materi kejasmanian.
Secara kognitif, Pendidikan jasmani dan
kesehatan mengarahkan siswa untuk
memiliki pengetahuan, keterampilan
intelektual dan kemampuan intelektual
(Sukin-taka: 2004 : 45). Penguasaan yang
dimaksud adalah, kemampuan siswa
menghafal, memahami, mengap-likasikan,
menganalisis, mensistesis, dan mengevaluasi
pengetahuan yang berkenaan dengan
materi-materi pe-lajaran Pendidikan jasmani dan
kesehatan (Diknas, 2002c : 20).
Materi-materi pelajaran yang dimaksud meliputi (1)
Permainan dan olahraga, (2) Aktivitas
pengembangan, (3) Uji diri / senam, (4)
dan (6) Pendidikan luar kelas (out door
education).
Secara umum Pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai tujuan yang dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu :
1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh sese-orang.
2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan mengintrepetasikan keseluruhan pengetahuan tentang Pendidikan jasmani dan kesehatan ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan ber-kembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau ma-syarakat
Penguasaan materi adalah kemam-puan
menguasai dalam materi Per-mainan Sepak
Bola pada mata pelajaran Penjas Orkes yang
ditunjukkan dari hasil ulangan harian siswa.
Dengan demikian penguasaan materi disini
berarti prestasi hasil belajar siswa setelah
mengikuti kegia-tan belajar mengajar yang
dibimbing oleh guru.
Penghargaan adalah sesuatu hadiah yang
akan di berikan pada sang juara dalam
mencapai suatu prestasi. Jadi metode
penghargaan adalah sesuatu hadiah yang
diberikan pada murid yang mencapai suatu
prestasi dalam mata pelajaran yang telah di
sampaikan oleh guru dengan metode-metode
yang digunakannya. Dan metode ini sangat
baik dalam dunia pendidikan karena akan
menjadikan semangat bagi siswa untuk lebih
giat dalam belajarnya.
Dalam memilih penggunaan metode
penghargaan untuk kepentingan pengajaran
sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3. Tersedia waktu untuk menguna-kannya
4. Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan kriteria pemilihan di atas, guru
dapat lebih mudah menggunakan apa yang
dianggap tepat untuk membantu
mempermudah tugas-tugasnya dalam
melakukan KBM. Oleh karena itu metode
penghargaan bukan merupakan keharusan
tetapi sebagai pelengkap jika dipandang
dan mengajar, yang sesuai dengan cakupan
materi pembelajaran yang diberikan.
Metode Penelitian
Untuk mengetahui lebih jauh tentang
kondisi SD Negeri Karang Nangka 1
Kabupaten Bangkalan maka dapat diuraikan
sebagai berikut: Nama Sekolah : SD Negeri
Karang Nangka 1, Alamat : Jl. Raya Karang
Nangka 1 No.10 – Bangkalan, Kecamatan: Kabupaten : Bangkalan.
Penduduk yang merupakan orang
tua/wali siswa-siswi Kelas 4-A SD Negeri
Karang Nangka 1 Kabupaten Bangkalan
pada umumnya kondisi ekonomi mereka
tergolong menengah ke bawah. Kelas 4-A
menjadi subyek penelitian ini karena
dianggap kelas yang paling heterogen baik
dilihat dari segi kemampuan masing-masing
individu tiap siswa, orang tua siswa maupun
kedisiplinan siswa di sekolah.
Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini adalah tindakan yang dilakukan
pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
Kelas 4-A SD Negeri Karang Nangka 1
Kabupaten Bang-kalan pada mata pelajaran
Penjas Orkes Standar Kompetensi 1.
Mempraktikkan gerak dasar ke dalam
permainan sederhana dan olahraga serta
nilai-nilai yang terkandung didalamnya pada
pada kompetensi dasar 1.3 Mempraktikkan
gerak dasar permainan bola besar sederhana
dengan peraturan yang dimodifikasi, serta
nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran.
Penelitian yang dilaksanakan ini
termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas,
menurut Arikunto (2005) PTK adalah
sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelas (sekolah) nya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat dan mencapai prestasi belajar
yang maksimal.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Karang Nangka 1 Kabupaten Bangkalan,
subyek penelitian adalah siswa Kelas 4-A
dengan jumlah siswa 30 anak, kondisi
kekhususan siswa ini memungkinkan tingkat
kemampuan dan daya serap mereka sangat
bervariasi. Peneliti adalah guru Penjas Orkes
di SD Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten
Bangkalan.
Untuk menyesuaikan waktu Penelitian
Tindakan Kelas dengan program pengajaran
semester ganjil tahun 2011/2012, maka
pelaksanaan Penelitian di Kelas 4-A SD
Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten
Bangkalan disesuaikan dengan pelak-sanaan
pengajaran semester ganjil yang berjalan di
Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga)
bulan, yaitu mulai bulan September 2011
sampai dengan November 2011, melalui tiga
siklus.
Secara umum siklus penelitian ini melalui
langkah-langkah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
kegiatan. Setiap siklus berlangsung sesuai
dengan jumlah tatap muka dalam sub konsep
yang dipelajari. Ketika proses pembelajaran
berlangsung guru mengamati dan mencatat
kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar. Kemudian data yang diperoleh
dianalisis setiap akhir kegiatan belajar
mengajar.
Observasi penelitian ini dilakukan secara
langsung pada saat pembelajaran Penjas
Orkes di Kelas 4-A pada kompetensi dasar
1.3 Mempraktikkan gerak dasar permainan
bola besar sederhana dengan peraturan yang
dimodifikasi, serta nilai kerja sama,
sportivitas, dan kejujuran antara lain :
Setelah pemanasan siswa bagi dalam
kelompok, salah satu anggota
kelompok tugasnya melambungkan
bola, anggota lainnya melakukan
gerakan menyundul (cara menyundul
badan diayunkan ke belakang, tumit
agak diangkat, leher ditegangkan
sambil digerakkan ke depan,
perkenaannya di dahi) setelah itu
berlari kebelakang kelompoknya
Bermain sepak bola dengan
menggunakan peraturan yang
dimodifikasi berdasarkan nilai kerja
sama, kejujuran dan semangat
Dalam penelitian ini juga digunakan
tes setelah mendapat perlakuan (postest)
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
ketuntasan belajar siswa terhadap materi
yang telah diberikan dan diajarkan oleh
gurunya.
Indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut.
1. Apabila jumlah siswa berkategori tuntas
belajar minimal 75 % dengan kriteria
tuntas belajar apabila nilai hasil evaluasi
siswa pada siklus I, II, III minimal
mencapai nilai 70.
2. Apabila aktivitas siswa dalam
pembelajaran minimal 75% yang diukur
dengan melihat lembar observasi siswa.
Dalam penelitian ini analisis data yang
digunakan adalah analisis des-kriptif
kuantitatif. Data yang dianalisis ini adalah
nilai rata-rata tes prestasi belajar Penjas
Orkes data pengamatan aktivitas guru dan
serta pengamatan keterampilan guru dalam
pengelolaan pembelajaran dengan
menggunakan metode penghargaan.
Analisis data yang digunakan adalah data
hasil ketuntasan belajar siswa sebagai
berikut :
Secara individual siswa telah tuntas
belajar jika mencapai skor 70 % atau nilai
70 dengan perhitungan sebagai berikut
(Depdikbud, 1994) :
Skor Siswa = x 100 %
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika
terdapat > 85 % dari jumlah siswa telah
tuntas belajar. Perhitungan untuk
menyatakan ketun-tasan belajar siswa secara
klasikal :
= x 100 %
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang disajikan dalam
karya tulis ini meliputi : data utama yang
dan data pendukungnya Data utama dan data
pendukung penelitian ini meliputi : hasil
belajar siswa setelah mengikuti KBM,
frekwensi keaktifan siswa dalam KBM
diamati dalam kegiatan pembelajaran
melalui pembelajaran berdasarkan metode
penghargaan, keterampilan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Hasil belajar siswa pada materi
Permainan Sepak Bola yang berkaitan
dengan pokok bahasan permainan sepak
bola melalui pembelajaran berdasarkan
metode penghargaan. Hasil belajar siswa
diketahui dengan mengadakan test, meliputi
:
1) Post test dilaksanakan setiap akhir
siklus
2) Ulangan harian dilaksanakan setelah
siklus ke-3 selesai
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada analisis hasil evaluasi belajar sebagai
berikut : UH awal : Ulangan harian materi
Permainan Sepak Bola yang berkaitan
dengan pokok bahasan permainan sepak
bola sebelum menerapkan metode
peng-haraan yang digunakan sebagai refleksi
awal. Nilai siklus 1-3 : Nilai dari post test
setiap siklus. UH akhir : Ulangan harian
setelah siklus 3 selesai materi Permainan
Sepak Bola yang berkaitan dengan pokok
bahasan permainan sepak bola dengan
kegiatan pembela-jaran berdasarkan metode
penghar-gaan.
Tabel 2. Perbandingan Nilai dan
3 Achmad Mauludin Tabel 3. Perbandingan Nilai dan Prosentasi Ketuntasan Belajar Siklus I-III Pembelajaran dengan Metode Penghargaan
a. Aktifitas siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
Dalam Kegiatan Belajar Me-ngajar
yang menggunakan strategi
pembelajaran Metode Penghar-gaan,
siswa dapat melakukan ak-tifitas belajar
antara lain :
- Menginformasikan materi Permainan
Sepak Bola
- Membaca materi pada buku
- Menjelaskan tata cara Menjelaskan tata
cara permainan sepak bola
- Mencari artikel / informasi dari surat
kabar tentang permainan sepak bola
- Bertanya pada guru
b. Keterampilan melaksanakan Metode
Dalam pengelolaan KBM
berdasarkan metode penghargaan
diharapkan akan meningkatkan
keterampilan siswa dalam
melaksa-nakan tata tertib antara lain :
Menginformasikan materi Permai-nan
Sepak Bola, membaca materi pada buku,
Menjelaskan tata cara Menjelaskan tata
cara permainan sepak bola, Mencari
artikel / informasi dari surat kabar
tentang permainan sepak bola, bertanya
pada guru.
Deskripsi frekwensi keteram-pilan
siswa dalam melaksanakan Metode
Penghargaan dalam pene-litian ini
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4. Data Jumlah yang Menunjukkan Keterampilan Dalam Melaksanakan Metode Penghargaan Siswa Kelas 4-A
Keterampilan Siswa
Frekwensi Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Menginformasikan materi
Permainan Sepak Bola
Sedikit Sedang Sedang
Membaca materi pada buku Sedang Sedang Banyak
Menjelaskan tata cara Menjelaskan tata cara permainan sepak bola
Sedang Banyak Banyak
Mencari artikel / informasi dari surat kabar tentang permainan sepak bola
Sedang Banyak Banyak
Bertanya pada guru Sedang Banyak Banyak
Keterangan : Sedikit = Kurang dari 10 siswa Sedang= Antara 10-20 siswa Banyak= Antara 20-30 siswa
Data pendukung adalah data yang
dianggap dapat mendukung penelitian ini.
Yang digunakan sebagai data pendukung
adalah data respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran berda-sarkan Metode
Penghargaan dalam pembelajaran tersebut.
Data respon siswa ini merupakan data
pendukung dan sebagai pelengkap. Data ini
diperoleh dengan memberikan soal pada
siswa setelah siklus III berakhir.
Data respon siswa dalam KBM dapat
disajikan berikut ini :
Tabel 5. Data Respon Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Berusaha memiliki buku Penjas Orkes
Materi pelajaran Penjas Orkes mudah dipelajari
Hasil dan Pembahasan Tiap-Tiap Siklus,
keadaan awal sebelum pelak-sanaan
pembelajaran dengan Metode Penghargaan
Karang Nangka 1 Kabupaten Bangkalan,
Kelas 4-A yang membahas materi
Permainan Sepak Bola dengan pokok
bahasan 1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja
sama, sportivitas, dan kejujuran. Hasil tes
ulangan Penjas Orkes ini rata-rata nilai 68,6,
ketun-tasan secara klasikal 72 %, 7 (tujuh)
siswa yang tidak tuntas.
Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I
ini dilakukan pada materi Permainan Sepak
Bola dengan pokok bahasan 1.3
Mempraktikkan gerak dasar permainan bola
besar sederhana dengan peraturan yang
dimodifikasi, serta nilai kerja sama,
sportivitas, dan kejujuran. Perangkat
pembelajaran yang disiapkan meliputi,
Rencana Pembelajaran, Contoh Gambar tata
cara Menjelaskan tata cara permainan sepak
bola, dan Soal Evaluasi. Dalam RP
dirancang dengan kegiatan penda-huluan
yang meliputi menjelaskan TPK,
memberikan motivasi dan pelajaran dengan
buku materi, aper-sepsi kepada siswa.
Kegiatan inti yang direncanakan antara
lain : Guru menunjukkan dua gambar, yaitu
Gambar tata cara Menjelaskan tata cara
permainan sepak bola kemudian
menjelaskan tentang Permainan Sepak Bola,
Peserta didik diberi tugas (seperti dalam
buku) untuk menunjukkan gambar sesuai
dengan penjelasan tentang Permainan Sepak
Bola, Guru menunjukkan gambar tata cara
Menjelaskan tata cara permainan sepak bola,
Peserta didik diberi tugas (seperti dalam
buku) untuk menuliskan contoh tata cara
menjaga Permainan Sepak Bola sesuai
dengan pengetahuan masing-masing,
melaksanakan kegia-tan Metode
Penghargaan, mengadakan Evaluasi :
sebelum kegiatan pembe-lajaran ditutup
pada siklus I ini diada-kan kuis sebanyak 10
soal.
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat
pembelajaran antara lain Menyebutkan tata
cara Menjelaskan tata cara permainan sepak
bola, Menjelaskan materi tentang Permainan
Sepak Bola, kegiatan Metode Penghar-gaan
diarahkan untuk melatih siswa memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Dengan
harapan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru
membimbing siswa melakukan Metode
Penghar-gaan, memberikan bantuan bila
diper-lukan, dan mengawasi kegiatan siswa.
Setelah diadakan kuis guru memberi-kan
penghargaan kepada kelompok yang
poin yang dapat ditu-kar dengan hadiah
(misal : buku dan alat tulis). Kemudian
ditutup dengan membimbing memberikan
kesimpulan dan memberi tugas rumah untuk
minggu depan.
Memperhatikan hasil observasi yang
telah dilakukan, terlihat adanya kenaikan
jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya.
Nilai rata-rata yang dicapai para siswa pada
siklus I mencapai 67,5. Kemudian
ketuntasan secara klasikal pada siklus I ini
mengalami peningkatan dari UH Awal
sebesar 56,67 % menjadi sebesar 63,33 %.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan dapat di evaluasi / refleksi dengan
ditemukan hambatan seperti :
1. Sebagian siswa ada yang belum
memperhatikan betul tentang materi
pembelajaran sehingga masih belum
optimal.
2. Penjelasan guru pada materi pelajaran
dianggap cukup menyita waktu sehingga
perlu dikurangi pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pada siklus II materi yang dibahas adalah
Permainan Sepak Bola dengan pokok
bahasan 1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja
sama, sportivitas, dan kejujuran, contoh
bahan materi dan soal evaluasi dengan 10
soal. Setelah diadakan kuis guru
memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh skor atau nilai tertinggi
berupa poin yang dapat ditukar dengan
hadiah (misal : buku dan alat tulis).
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka
pada tindakan II waktu untuk memberikan
penjelasan tentang materi terkait kepada
murid dikurangi.
Tindakan guru pada siklus II ini telah
sesuai dengan yang direncanakan pada
Rencana Pembelajaran, sehingga tidak
banyak memakan waktu. Sebe-lum kegiatan
pembelajaran selesai diadakan kuis dan
pemberian penghargaan kepada siswa yang
memperoleh nilai terbaik.
Berdasarkan observasi pada siklus II
ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa
yang tuntas belajarnya. Pada siklus I
ketuntasan belajar secara klasikal 63,33 %,
siklus II naik menjadi 76,66 % dan nilai
rata-rata siklus I sebesar 67,5, siklus II
menjadi 69,67. Siswa yang tidak tuntas pada
siklus II ada 7 anak.
Refleksi pada siklus II ini ditemu-kan
permasalahan sebagai berikut :
1. Penyediaan buku bagi siswa, karena
banyak siswa yang belum memiliki buku
paket dianjurkan untuk pinjam di
2. Masih ada 7 siswa yang belum tuntas
belajarnya. Bimbingan ke-pada siswa
yang belum tuntas pada saat KBM perlu
dioptimalkan.
Siklus III
Pada siklus II materi yang diajarkan
adalah Permainan Sepak Bola pokok
bahasan 1.3 Mempraktikkan gerak dasar
permainan bola besar sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja
sama, sportivitas, dan kejujuran, contoh
bahan materi dan evaluasi dengan 10 soal.
Rencana pembelajaran, dan pelaksanaan
kuis, secara garis besar masih sama dengan
siklus I dan II. Namun berdasarkan refleksi
siklus II terdapat 7 siswa yang belum tuntas,
pada siklus III ini siswa tersebut diberikan
bimbingan yang lebih baik secara khusus.
Penyediaan buku paket Penjas Orkes dan
buku-buku yang relevan dengan materi
tersebut dapat dilengkapi dari pinjaman
perpustakaan.
Hasil observasi pada siklus III
menunjukkan ada peningkatan pada Nilai
rata-rata menjadi 74,67. Persen-tase
ketuntasan klasikal naik menjadi 100 %.
Pada siklus III ini menunjukkan adanya
peningkatan dari berbagai hal. Tetapi
berdasarkan refleksi siklus III ini masih
ditemukan permasalahan yaitu:
1. Buku referensi siswa dan guru kurang.
Oleh karena itu pengadaan buku referensi
lain selain buku paket sangat diperlukan.
2. Saat pengamatan kurangnya sarana dan
prasarana. Untuk ketercapaian tujuan,
maka perlu adanya sarana dan prasarana
pendukung agar kegiatan pembelajaran
dapat ber-langsung lebih optimal.
Dengan menguji coba penerapan metode
penghargaan dalam pembela-jaran yang
dilaksanakan dalam Pene-litian Tindakan
Kelas ini, maka pene-liti selaku guru di SD
Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten
mengha-rapkan adanya suatu jalan
pemecahan terha-dap masalah dalam
pembelajaran, khususnya penurunan tingkat
pengua-saan materi yang mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Metode penghargaan adalah sesuatu
hadiah yang diberikan pada murid yang
mencapai suatu prestasi dalam mata
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru
dengan metode-metode yang digunakannya.
Dan metode ini sangat baik dalam dunia
pendidikan karena akan menjadikan
semangat bagi siswa untuk lebih giat dalam
belajarnya.
Pembelajaran berdasarkan Metode
Penghargaan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar
siklus II dan siklus III bahkan dapat dilihat
dari hasil UH.
Dengan strategi Metode Penghar-gaan ini
mampu meningkatkan aktifi-tas siswa dalam
pembelajaran, dengan demikian startegi
Metode Penghargaan ini mampu menjawab
permasalahan yang ada dan dengan
demikian pelaksanaan KBM tidak hanya
berpu-sat kepada guru saja.
Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di SD
Negeri Karang Nangka 1 Kabupaten
Bangkalan, dapat meningkat melalui
pembelajaran berdasarkan Metode
Penghargaan.
Secara khusus dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa Kelas 4-A SD Negeri
Karang Nangka 1Kabupaten Bangkalan
pada Kompetensi Dasar 1.3
Mempraktikkan gerak dasar permainan
bola besar sederhana dengan peraturan
yang dimodi-fikasi, serta nilai kerja sama,
sportivitas, dan kejujuran dapat
mengalami peningkatan yang cukup
signifikan setelah diterapkan kegiatan
pembelajaran melalui metode
penghargaan.
b. Aktifitas siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dapat meni-ngkat
sehingga kegiatan pem-bela-jaran
menjadi lebih berpusat pada siswa
Saran yang dapat diberikan pada
Penelitian Tindakan Kelas kali ini adalah
sebagai berikut :
a. Guru Penjas Orkes dapat menggunakan
metode penghargaan atau inovasi
pembelajaran yang relevan dan menarik
lainnya ketika membahas materi
permainan sepa-kbola pada mata
pelajaran Penjas Orkes pada saat proses
belajar me-ngajar.
b. Dalam menggunakan Metode
Peng-hargaan hendaknya orang tua / sekolah
menyediakan sarana pendu-kung kegiatan
pembelajaran seperi : media belajar yang
relevan, bola karet, hadiah (reward) dan
lain-lain.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk, 2005. Penelitian
Tindakan Kelas.Bandung : Bumi
Aksara.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Soemosasmito, Soenardi dan Mutohir. 2008.
Proses dan Efektifitas Belajar
Mengajar Pendidikan Jasmani.
DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI.
Jakarta
Suherman, Andang. 2000, Dasar-dasar
Sukintaka: 2004, Penelitian Penjaskes. DEPDIKNAS. Jakarta
Sujana, Nana. 2001. Tuntunan Penyusunan
Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru
Argensindo.
Sumarno. 1996. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK), Bagian
Ketiga, Pemantau dan Evaluasi.
Yogyakarta : Ditjen Dikti,
Depdikbud, P2TA, BP3GCD,