HaKI - 13
Lisensi
1
R
on
y A
rif
ia
n
dy
, S
.S
LISENSI ATAS HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Secara substansif lisensi telah diatur dalam antrian yang sama dalam tujuh perundang-undangan HaKI Indonesia yang terdiri dari
Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas
tanaman.
Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang. Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang desain industri.
Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang desain tata letak sirkuit
terpadu.
Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang paten. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang merk. Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
lisensi merupakan bentuk pemberian izin oleh pemilik lisensi kepada penerima lisensi untuk memanfaatkan atau menggunakan (bukan mengalihkan hak) suatu kekayaan intelektual yang dipunyai pemilik lisensi berdasarkan syarat-syarat tertentu dalam jangka waktu tertentu yang umumnya disertai dengan imbalan berupa royalty.
2
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
LISENSI ATAS HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Pasal 1 ayat (14) UUHC menyebutkan pengertian lisensi adalah: ”Izin yang diberikan oleh pemegang Hak cipta atau pemegang
hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk Hak Terkait lainnya dengan persyaratan tertentu.”
Dengan pengertian tersebut, maka penyalahgunaan lisensi
merupakan pelanggaran, seperti perbanyakan/penggandaan, pendistribusian tanpa izin, sampai pada pembajakan program komputer.
Undang-undang memberikan tempat terhadap asset intelektual
kepada pihak lain untuk memaanfaatkan sebuah karya melalui lisensi.
Secara umum lisensi dapat diartikan sebagai pemberian izin
terhadap pihak tertentu/penerima lisensi dalam jangka waktu
tertentu dengan menggunakan syarat tertentu 3
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
LISENSI ATAS HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Lisensi dalam Hak kekayaan Intelektual dikelompokkan
dalam tiga bagian yaitu:
1. lisensi teknologi; dapat mencakup lisensi paten,
penemuan yang dapat dimintakan paten, rahasia dagang,
know how, informasi rahasia, hak cipta dalam bentuk teknik (software, database).
2. lisensi penerbitan dan pertunjukkan; meliputi hak cipta
buku, sandiwara, film, video tape, produksi untuk televisi, musik dan multimedia.
3. lisensi merek dagang dan penjualan (trademarks and
merchandising licneses); contohya merek dagang, merek nama, merek baju, merek produk, dan hak publisitas.5
4
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
i
PERJANJIAN LISENSI
Perjanjian lisensi terbagi dua yaitu voluntary lisence dan
compulsary lisence.
Voluntary lisence merupakan perjanjian lisensi yang dibuat
secara eksklusif (dibuatsecara khusus) dan non eksklusif (tidak dibuat khusus) dengan berdasarkan prinsip kebebasan para pihak yang membuatnya. Lisensi yang dibuat secara
khusus/eksklusif artinya hanya diberikan kepada seorang penerima lisensi saja. Sedang lisensi yang dibuat secara tidak khusus/non eksklusif pemegang hak cipta tetap dapat
memberikan lisensi yang sama kepada pihak lainnya.
Compulsory lisence adalah perjanjian lisensi yang dibuat
berdasarkan wewenang yang diberikan oleh undang-undang, biasanya pencipta memberikan lisensi tersebut kepada Negara. Lisensi ini adalah untuk kepentingan pendidikan, ilmu
pengetahuan serta kegiatan penelitian dan pengembangan
terhadap ciptaan 5
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
MACAM MACAM LISENSI
Berbicara mengenai macam macam lisensi, dalam praktek
pemberian lisensi terdapat dua macam lisensi yaitu :
lisensi umum
lisensi paksa, lisensi wajib, (lisensi wajib, lisensi non sukarela,
penggunaan lain tanpa otorisasi dari pemegang hak).
Yang dimaksud dengan lisensi (umum) adalah lisensi yang
dikenal secara luas dalam praktek, yang melibatkan suatu bentuk negosiasi antara pembeli lisensi dan penerima
lisensi.
Lisensi wajib adalah lisensi untuk melaksanakan HaKI
tertentu yang diberikan berdasarkan keputusan DJHKI , atas dasar permohonan .
6
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA (FRANCHISING)
Waralaba berarti hak untuk menjalankan usaha/bisnis
didaerah yang telah ditentukan.
Secara historis, waralaba didefinisikan sebagai penjualan
khusus suatu produk disuatu daerah tertentu dimana produsen memberikan latihan kepada perwakilan
penjualan dan menyediakan produk informasi dan iklan, sementara ia mengontrol perwakilan yang menjual produk didaerah yang telah ditentukan.
7
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA (FRANCHISING)
Terdapat 4 unsur hak kebendaan yang terdapat dalam hak
kebendaan yang terdapat dalam hukum waralaba;
Hak untuk berusaha dalam bisnis tententu
Adanga hak berupa penggunaan tanda pengenal usaha sekaligus
menjadi ciri pengenal, berupa merek dagang atau merek jasa.
Hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain dengan lisensi
yang berupa penggunaan rencana pemasaran dan bantuan manajeman dan lain-lain secara luas.
Adanya hak bagi franchisor untuk mendapatkan prestasi dalam
perjanjian lisensi tersebut.
Hak-hak tersebut merupakan hak kebendaaan yang memiliki ciri-ciri hak multak (absolute) tidak dapat diganggu gugat. Dalam hak tersebut terdapat pula rahasia dagang/jasa, rahasia dalam
pengoahan barang/jasa dll. dalam figure hukum waralaba ini tidak hanya terdapat hak cipta, hak paten, hak merek, hak desain
industri, tetapi lebih jauh terdapat pula hak immaterial lainnya seperti hak atas keahlian dan keterampilam.
8
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA (FRANCHISING)
Di indonesia pengaturan tentang waralaba terdapat pada
peraturan pemerintah R.I. No.16 Tahun 1997 yang merumuskan tentang arti;
Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan.
Pemberi waralaba (Franchisor) adalah badan usaha atau
perorangan yang member hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
Penerima waraba (franchisee) adalah badan usaha atau
perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atas penemuan
atau cirri khas yang dimiliki pemberi waralaba. 9
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA, BUSSINESS
OPPORTUNITY DAN LISENSI
ada perbedaan antara Waralaba, Bussiness Opportunity
(BO) dan Lisensi yang sangat prinsipil dari masing-masing konsep. Tapi, sekarang ini agak sulit untuk kita tahu
mana yang waralaba, mana yang lisensi dan mana yang sebenarnya BO. Menurut Utomo Njoto, pakar Franchising, ada 6 (enam) hal untuk bisa membedakan ketiganya :
Pertama, dari aspek merek; waralaba dan lisensi itu menggunakan merek
milik franchisor atau lisensor. Tapi kalau BO tidak harus menggunakan merek milik yang jual BO.
Kedua, fokusnya. Waralaba fokusnya pada sistem bisnis. Lisensi lebih
fokus pada hak kekayaan intelektual (HKI). Sedangkan BO seharusnya bicara tentang paket usaha (start up package) seperti ada mesin-mesin, bahan baku supply-nya, dan seseorang diajar untuk memulai sebuah bisnis tetapi mereknya boleh merek sendiri. Jadi lebih sederhana sebenarnya.
Di waralaba harus ada sistem support, ada pra operasional, pra launching,
ada supervise launching dan ada pasca launching. 10
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA, BUSSINESS
OPPORTUNITY DAN LISENSI
ada perbedaan antara Waralaba, Bussiness Opportunity
(BO) dan Lisensi yang sangat prinsipil dari masing-masing konsep. Tapi, sekarang ini agak sulit untuk kita tahu
mana yang waralaba, mana yang lisensi dan mana yang sebenarnya BO. Menurut Utomo Njoto, pakar Franchising, ada 6 (enam) hal untuk bisa membedakan ketiganya :
Pertama, dari aspek merek; waralaba dan lisensi itu menggunakan merek
milik franchisor atau lisensor. Tapi kalau BO tidak harus menggunakan merek milik yang jual BO.
Kedua, fokusnya. Waralaba fokusnya pada sistem bisnis. Lisensi lebih
fokus pada hak kekayaan intelektual (HKI). Sedangkan BO seharusnya bicara tentang paket usaha (start up package) seperti ada mesin-mesin, bahan baku supply-nya, dan seseorang diajar untuk memulai sebuah bisnis tetapi mereknya boleh merek sendiri. Jadi lebih sederhana sebenarnya.
Di waralaba harus ada sistem support, ada pra operasional, pra launching,
ada supervise launching dan ada pasca launching. 11
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA, BUSSINESS
OPPORTUNITY (BO) DAN
LISENSI
Ketiga, marketing communication. Nah di waralaba ada
unsur yang terpusat. Full advertising fund dan national level sepending yang berasal dari franchisor. Tapi kalau Lisensi dan BO tidak harus terpusat. Malah sebetulnya mereka tidak berhak mengambil full advertising.
Keempat, terkait dokumen HKI. Di Indonesia waralaba itu
boleh dalam bentuk surat permohonan pendaftaran merek. Seharusnya dan sebetulnya sudah menjadi sertifikat, tapi karena di Indonesia prosesnya panjang maka boleh dalam bentuk surat permohonan pendaftaran merek. Sedangkan untuk lisensi merek itu harus sertifikat merek.
12
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
WARALABA, BUSSINESS
OPPORTUNITY DAN LISENSI
Kelima, terkait regulasi. Di waralaba ada PP dan
Permendag yang mana mengatur harus ada pendaftaran STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba) penerima dan pemberi waralaba. Di lisensi itu ada UU No. 15
mengenai merek dan lisensinya ada di pasal 43 sampai 49 yang isinya dalam hal lisensi harus ada pencatatan
perjanjian lisensi.
Keenam, masalah sanksi. Di waralaba ada peringatan
tertulis tiga kali dan denda paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan di lisensi merek tidak terlalu ketat saat ini karena Departemen Hukum dan HAM sedang
merumuskan PPnya. Di BO peraturannya belum jelas.
13
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
COPY LEFT
14
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
COPY LEFT
Copyleft
adalah permainan kata dari
copyright
(hak
cipta) dan seperti halnya makna berlawanan yang
dikandung masing-masing (
right vs left
), begitu
pula arti dari kedua istilah tersebut berlawanan.
Copyleft
merupakan praktik penggunaan
undang-undang
hak cipta
untuk meniadakan larangan
dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah
dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain
dan mengharuskan kebebasan yang sama
diterapkan dalam versi-versi selanjutnya
kemudian.
Copyleft
diterapkan pada hasil karya seperti
perangkat lunak
, dokumen, musik, dan seni.
15R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
COPY LEFT
Jika hak cipta dianggap sebagai suatu cara untuk
membatasi hak untuk membuat dan mendistribusikan kembali salinan suatu karya, maka lisensi copyleft
digunakan untuk memastikan bahwa semua orang yang menerima salinan atau versi turunan dari suatu karya dapat menggunakan, memodifikasi, dan juga
mendistribusikan ulang baik karya, maupun versi turunannya.
Dalam pengertian awam, copyleft adalah lawan dari hak
cipta.
Pengarang dan pengembang yang menggunakan copyleft
untuk karya mereka dapat melibatkan orang lain untuk mengembangkan karyanya sebagai suatu bagian dari proses yang berkelanjutan. Salah satu contoh lisensi
copyleft adalah GNU General Public License. 16
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
BSA
Business Software Alliance (BSA) adalah asosiasi
perdagangan nirlaba yang didirikan untuk
memajukan sasaran industri piranti lunak dan
mitra peranti kerasnya. Organisasi ini adalah
organisasi terkemuka yang didedikasikan untuk
mendukung dunia digital yang legal dan aman.
Dengan berkantor pusat di Washington, DC,
BSA aktif di 80 negara lebih, dengan staf yang
berdedikasi di 11 kantor di seluruh dunia:
Brussels, London, Munich, Beijing, Delhi,
Jakarta, Kuala Lumpur, Taipei, Tokyo,
Singapura, dan São Paulo.
17R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
BSA
BSA | The Software Alliance (www.bsa.org) adalah
penasihat utama bagi industri software global di hadapan pemerintah-pemerintah dan pasar internasional. Para anggotanya termasuk sejumlah perusahaan yang paling inovatif di dunia, menciptakan solusi software yang
menggerakkan perekonomian dan meningkatkan
kehidupan modern. Dengan kantor pusat di Washington, DC dan beroperasi di lebih dari 60 negara di seluruh
dunia, BSA menjadi pelopor program-program kepatuhan yang mempromosikan penggunaan software secara legal, serta mendorong berbagai kebijakan public yang memupuk inovasi teknologi dan memacu pertumbuhan dalam
perekonomian digital.
18
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
BSA
Misi global BSA adalah untuk mempromosikan
lingkungan legislatif dan legal jangka panjang di
mana industri perangkat lunak bisa maju dan
memberikan suara bulat untuk para anggotanya
di seluruh dunia. Program-program BSA
mencanangkan pengembangan inovasi,
pertumbuhan, dan pasar yang kompetitif
untuk piranti lunak komersial dan teknologi
yang terkait.
19
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
INISIATIF KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan publik BSA memiliki satu tujuan sederhana:
untuk menciptakan pasar internasional yang dinamis, terbuka, dan bebas hambatan, di mana industri piranti lunak dan piranti keras dapat terus berkembang dan
sukses. Upaya BSA untuk membuka pasar—dan menjaga keberadaannya—pada akhirnya akan memberi dampak yang nyata dan dapat dihitung bagi perusahaan. Upaya advokasi BSA mencerminkan prioritas industri ini untuk memastikan kelangsungan pertumbuhan dan inovasi
ekonomi, baik dengan menghapus hambatan non-tarif untuk memasuki pasar, mencegah pembebanan pajak internet yang menyimpang, atau menegakkan hukum yang menekan pembajakan piranti lunak secara global.
20
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PROGRAM ANTI-PEMBAJAKAN DAN
KEPATUHAN
Pembajakan piranti lunak berpengaruh negatif
pada penerbit piranti lunak, menciptakan
persaingan yang tidak adil untuk perusahaan
yang sah, merusak merek melalui distribusi
produk di bawah standar, dan menghadapkan
pelanggan pada berbagai risiko TI termasuk
pembobolan keamanan dan kehilangan data.
21
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
BSA menyadari bahwa salah satu jalan keluar
terpenting untuk meningkatkan kepatuhan
terhadap lisensi piranti lunak adalah
meningkatkan kesadaran mengenai dampak
negatif secara finansial dan operasional yang
dihadapi oleh perusahaan yang
menggunakan piranti lunak tak berlisensi.
Program kepatuhan lisensi BSA yang mendunia
dirancang untuk menjangkau organisasi
pengguna akhir dan kesatuan lain untuk
mendidik mereka mengenai pentingnya
manajemen aset piranti lunak dan nilai piranti
lunak legal.
22R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
AKSI BSA
Business Software Alliance dan Polda Sulawesi
Selatan Siap Memberantas Pembajakan
Software
BSA Melaporkan Hampir Setengah Pengguna
Komputer Pribadi di Dunia Menggunakan
Perangkat Lunak Tanpa Lisensi
Piagam HKI Diluncurkan Kembali Sebagai
Penghargaan Bagi Perusahaan Yang
Menggunakan Software Berlisensi
23
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PERAN BSA
Konsultan
Auditor
Korban
24
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S