• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELASVII SMP ADHYAKSA KOTAJAMBI Tianna Simanjuntak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELASVII SMP ADHYAKSA KOTAJAMBI Tianna Simanjuntak"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

114

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELASVII SMP ADHYAKSA KOTAJAMBI

Tianna Simanjuntak1

Abstract : This classroom Action research is conducted at grade VII of Private Junior High School Adhyaksa which is consist of 28 student. This research begin with the problem faced at grade VII Private Junior High School Adhyaksa, namely low learning achievement on social science, because teacher use conventional method which influence to score of student. According to the previous problem that lack of student participation on social science, and then the process of teaching and learning activity is dominated by teacher or teacher centered, otherwise student do not understand the subject, lack of asking question, only silent, and chatting each other while process of learning. By doing this research is hoped the learning through group discussion method will improve student learning achievement on social science. The objective of this research is to increase student learning achievement on social science on theme natural resources grade IV that the use group discussion method. The kind of this research is Classroom Action Research in two cycles, each cycles consist of four stages namely Planning, Action, Observation, and Reflection. The collecting of data is for namely (1) test, (2) Observation. The result of the research indicatess the successful in increasing student learning achievement on social science through group discussion method thata can be seen by average is 58,57 in first cycle and more increase in second cycle is 84,29. According to preliminary study on student learning achievement is 33,33 % increase to 58,57 % on first cycle and more high in second cycle is 84,29 %. Based on this result is hoped to get information and input for teacher, and all stake holders at Private Junior High School Adhyaksa Jambi.

Keywords :Method of Learning, Group Learning and Achievement

(2)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 115 PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk watak dan karakter anak bangsa yang berpotensi, sebagaimana dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara (Pasal 1 ayat 1).”

Masih rendahnya hasil belajar IPS Kelas VII SMP karena metode mengajar yang konvensional,hapalan,komunikasi satu arah masih didominasi oleh pengajar sehingga upaya untuk dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS dirasa sangat kurang.Kondisi pembelajaran yang menyebababkan siswa kurang aktif sehingga pembelajaran pun kurang efektif. "Sering terdengar pengajaran IPS merupakan pelajaran yang kurang populer dl kalangan anak-anak" (Djoko Suradisastra, 1999:63). Kekurang populeran pelajaran IPS di kalangan siswa antara lain disebabkan (1) hampir sebagian besar orang tua lebih mementingkan baca, tulis dan hitung saja sementara mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran kelas dua sehingga mau tidak mau sikap orang tua seperti ini akan mempengaruhi pelajaran minat siswa terhadap mata pelajaran ini., (2) sifat dari mata pelajaran baca, tulis dan hitung lebih bersifat tegas dan pasti sementara mata pelajaran IPS tidaklah demikian, (3) banyak bahan pelajarannya telah diketahui oleh para siswa di luar buku pelajaran.

Belajar secara berkelompok adalah metode mengajar dengan mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan atau membahas tugas yang dibebankan kepada kelompok tersebut.Menurut Moedjiono (Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 1999:148) disebutkan bahwa metode ini "menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama''. Belajar bersama dalam kelompok menekankan kepada lingkungan belajar untuk bekerja sama dalam mendorong interaksi antar siswa sehingga para siswa akan dapat saling memahami dan saling menghargai satu sama lain dalam hal pandangan-pandangan atau gagasan-gagasan terhadap suatu topik pembelajaran yang akan atau sedang dibelajarkan oleh guru.

(3)

bijaksana serta profesional yang didasarkan kepada : (1) fasilitas yang tersedia untuk mendukung terlaksananya belajar secara bersama dalam kelompok, (2) perbedaan individual setiap siswa dalam hal minat belajar dan kemampuan belajarnya, (3) jenis tugas dan pekerjaan yang dibebankan, (4) wilayah tempat tinggal siswa, (5) jenis kelamin, (6) memperbesar partisipasi siswa dalam kelompok, dan (7) berdasar pada random (Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 1999).

Tujuan penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok menurut Moejiono (Permana dan Sumantri, 1999) adalah untuk; (1) memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama para siswa, (2) meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan inteletual siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru dan (3) Meningkatkan perhatian kepada proses dan hasil dari kegiatan belajar mengajar secara berimbang dan profesional. Sementara itu, alasan yang melatar belakangi mengapa metode belajar secara bersama dalam kelompok perlu diterapkan dalam pembelajaran dan bahwa (1) siswa dapat bekerja secara bersama dengan anggotanya dalam satu kesatuan tugas, (2) agar siswa dapat mengembangkan kekuatan dalam mencari dan menemukan bahan untuk menyelesaikan dan melaksanakan tugas yang dibebankan tersebut, dan (3) agar siswa dapat beraktivitas secara aktif dalam belajarnya.

Dengan permasalahan yang digambarkan di atas, salah satu metode belajar mengajar yang dianggap dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS di antaranya adalah metode belajar secara berkelompok. Sebab dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS akan dirasakan berkesan dan bermakna sekaligus dapat mendorong siswa belajar lebih lanjut, melalui belajar secara berkelompok siswa dapat belajar untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara bergotong royong bahu membahu dalam mencapai tujuan.

(4)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 117 METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan refleksi dari kegiatan belajar mengajar tersebut.Upaya perbaikan terhadap kegiatan belajar mengajar berdasarkan permasalahan yang ditemui di dalam kelas merupakan tugas dan tanggung jawab guru untuk senantiasa melakukan perubahan-perubahan yang dirasakan perlu dari kegiatan belajar mengajar tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa SMP Adhyaksa yang duduk di Kelas VII semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penulis mengambil sebanyak 28 siswa Kelas VII.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini peneliti malakukan kegiatan sesuai dengan desain penelitian seperti pada gambar di bawah ini:

Siklus I

Siklus II

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Metoda belajar secara berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/Pe ngumpulan data Refleksi I

Revisi Permasalahan I

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penjajagan awal dan observasi belajar mengajar IPS di Kelas VII ini diperoleh hal-hal sebagai berikut :

1. Banyak siswa kurang memperhatikan dan memiliki motivasi terhadap

mata pelajaran IPS

2. Banyak siswa yang bercakap-cakap dengan temannya ketika guru sedang mengajar

3. Keterbukaan, kreatifitas dan rasa ingin tahu siswa dengan materi ajar IPS masih belum muncul

4. Kerjasama siswa dalam belajar secara berkelompok sangat kurang

5. Saling menghargai sesaina teman dalam belajar masih sangat belum

tampak

6. Saling hormat menghormati dan toleransi kepada teman ketika belajar juga masih rendah

7. Aktivitas dan pertisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS masih sangat kurang

8. Komukasi yang terjalin masih bersifat satu arah yaitu dari guru kepada murid, sedangkan komunikasi dari murid kepada guru masing kurang

9. Banyak siswa yang duduk, dengar dan sesekali mencatat ketika guru

sedang mengajar. Dominasi guru dalam belajar mengajar IPS masih sangat menonjol.

Bertolak dari kondisi awal kelas dan alasan-alasan yang dikemukakan di atas peneliti memandang perlu diadakan suatu perbaikan untuk sedikit mengatasi persoalan dan keadaan belajar mengajar IPS ke arah pembelajaran lebih baik dengan berupaya melibatkan siswa dengan kegiatan belajar mengajar supaya peningkatan aktivitas belajar yang diperoleh selama kegiatan belajar mengajar terus berlangsung.

A. Kegiatan Siklus

a. Siklus 1

Perencanaan pada siklus pertama dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk memetakan indikator dengan materi ajar. Langkah berikutnya menelaah silabus materi ajar sebagai pedoman penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemudian memilih media yang digunakan Kemudian melaksanakan pembelajaran berkelompok.

(6)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok Tabel 1.Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam

Pada Tindakan I Rata-rata 78,57 75,00

Selanjutnya prosentase hasil kerja kelompok pada tabel dapat digambarkan pada grafik di bawah ini:

Gambar 1. Prosentase Nilai Mengerjakan

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan pertama ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 70% yaitu dilakukan oleh kelompok 6.

0%

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS

Pada Tindakan I

Selanjutnya prosentase hasil kerja kelompok pada tabel 1 di atas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini:

Prosentase Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan I

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan pertama ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 70% yaitu dilakukan oleh kelompok 6. Sementara kelompok yang mengerjakan LKS

55%

Prosentase Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan I

Series1 Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 119

Mengerjakan LKS

Prosentas

58,57%

di atas

Hasil Kerja Kelompok dalam

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan pertama ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 70% yaitu kan LKS

(7)

dengan prosentase terendah adalah kelompok 2 dengan prosentase nilai sebesar 50%. Bila merujuk pada data di atas penerapan metoda belajar secara berkelompok rata-rata kelompok memperoleh prosentasi sebesar 58,57%. Hal ini perlu dilakukan peningkatan pada siklus II.

B. Siklus 2

Pada siklus 2, dilakukan langkah-langkah seperti siklus 1 sampai dengan evaluasi.Pelaksanaan tindakan kedua juga merupakan aktualisasi dari rencana pengajaran yang telah dirumuskan dan disiapkan sebelumnya berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pertama.

Prosentasi hasil kelompok dalam mengerjakan LKS dapat dilihat pada tabel 2 dengan didasarkan atas standar penilaian bahwa kelompok yang benar dalam menyelesaikan LKS diberi bobot 100%. Sementara yang masih belum dapat menyelesaikan dengan benar diberi bobot sesuai dengan tingkat kebenarannya, misalnya 50% apabila pengisiannya dianggap setengah (½) benar, 75% apabila pengisiannya dianggap tiga per empat (¾) benar.

Tabel 2 .Prosentasi Hasil Kerja Kelompokdalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan II

Kelompok Soal LKS Total Skor Nilai Prosentase

1 2 3 4 5

1 100 100 75 75 75 425 85 85%

2 75 100 75 75 75 400 80 80%

3 100 100 75 75 100 450 90 90%

4 100 100 100 75 50 425 85 85%

5 100 75 75 75 100 425 85 85%

6 75 100 75 75 100 425 85 85%

7 100 100 50 75 75 400 80 80%

Jumlah 650 675 525 525 575 2950 590 5,9 rata-rata 92,86 96,43 75,00 75,00 82,14 421,43 84,29 84,29%

(8)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Gambar 2. Prosentase Nilai Mengerjakan

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan kedua ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 90% yaitu dilakukan oleh kelompok 3.

dengan prosentase terendah masing-masing sebesar 8 secara berkelompok dibandingkan pada tabel

berkelompok mengalami peningkatan serta

pembelajaran tanpa didominasi guru dalam kegiatan belajar mengajamya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VII diperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1. Gambaran tentang Pemilihan Teman dalam membentuk Kelompok

Belajar

Pada siklus I, dari siswa 28 yang hadir terbentuk 7 kelompok belajar.Siswa yang sudah mendapatkan

raut muka yang berseri

belum mendapatkan teman kelompoknya tampak bingung untuk memilih teman kelompoknya.

Pada siklus II, dari siswa 28 yang hadir, juga terbentuk 7 kelompok belajar.Walaupun guru memberikan pe

dalam pemilihan dan pembentukan kelompok belajar, siswa disarankan boleh untuk membentuk kelompok yang anggotanya berlainan jenis

85%

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Prosentase Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam MengerjakanLKS Pada Tindakan II

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan kedua ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 90% yaitu dilakukan oleh kelompok 3. Sementara kelompok yang mengerjakan LKS prosentase terendah adalah kelompok 2 dan 7 dengan prosentase masing sebesar 80%.Nilai rata-rata penerapan metoda belajar secara berkelompok sebesar 84,29%. Bila menunjuk pada tabel 2 dibandingkan pada tabel 1di atas penerapan metoda belajar secara

mengalami peningkatan serta dapat mencapai tujuan pembelajaran tanpa didominasi guru dalam kegiatan belajar mengajamya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda berkelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VII diperoleh hasil temuan sebagai berikut :

Gambaran tentang Pemilihan Teman dalam membentuk Kelompok

Pada siklus I, dari siswa 28 yang hadir terbentuk 7 kelompok belajar.Siswa yang sudah mendapatkan teman kelompok belajar tampak raut muka yang berseri-seri, gembira dan senang, sedangkan mereka yang belum mendapatkan teman kelompoknya tampak bingung untuk memilih

Pada siklus II, dari siswa 28 yang hadir, juga terbentuk 7 kelompok ajar.Walaupun guru memberikan penjelasan dan pengarahan bahwa dalam pemilihan dan pembentukan kelompok belajar, siswa disarankan boleh untuk membentuk kelompok yang anggotanya berlainan jenis

85%

Prosentase Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan II

Series1

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 121

Hasil Kerja Kelompok dalam

Berdasarkan grafik hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan kedua ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS paling tinggi adalah 90% yaitu n LKS kelompok 2 dan 7 dengan prosentase enerapan metoda belajar Bila menunjuk pada tabel 2 dan a belajar secara dapat mencapai tujuan pembelajaran tanpa didominasi guru dalam kegiatan belajar mengajamya.

Dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda berkelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VII

Gambaran tentang Pemilihan Teman dalam membentuk Kelompok

Pada siklus I, dari siswa 28 yang hadir terbentuk 7 kelompok teman kelompok belajar tampak seri, gembira dan senang, sedangkan mereka yang belum mendapatkan teman kelompoknya tampak bingung untuk memilih

(9)

kelamin.Akan tetapi siswa nampaknya tidak mau memilih atau menentukan anggota kelompok yang berlainan jenis kelamin, sehingga tak satupun kelompok yang anggotanya berlainan jenis kelamin.

2. Gambaran tentang Keterampilan-keterampilan yang Dikembangkan

Siswa

Dari pelaksanaan penelitian tindakan I dan tindakan II terungkap pendapat dan sikap siswa dari daftar cek yang dibagikan dan diisi oleh seluruh siswa yang hadir, aspek-aspek yang berkenaan dengan keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan siswa ketika belajar bersama dalam kelompok. Tabel 3 di bawah ini adalah prosentasi jawaban siswa terhadap daftar cek yang di dalamnya mengandung aspek-aspek tentang keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan siswa ketika siswa belajar secara berkelompok sebagai berikut :

Tabel 3.Prosentasi Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek Pada Siklus I dan Siklus II

No Aspek Yang Dikembangkan Siklus I Siklus II

Ti

da

k

pe

rn

ah

K

ad

an

g-ka

da

ng

Se

la

lu

Ti

da

k

pe

rn

ah

K

ad

an

g-ka

da

ng

Se

la

lu

1 Menyampaikan pendapat dalam kegiatan belajar secara

berkelompok 0,00 25,00 75,00 0,00 7,14 92,86 2 Pendapat siswa yang salah

dijawab oleh teman anggota

kelompoknya 28,57 42,86 28,57 17,86 39,29 42,86 3 Berbagi pengalaman dengan

sesama anggota kelompok 7,14 25,00 67,86 0,00 17,86 82,14 4 Menyelesaikan tugas sesuai

dengan waktu yang diberikan 10,71 35,71 53,57 0,00 7,14 92,86

(10)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Prosentase Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek Pada Siklus I

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 123

Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek Pada Tidak Pernah

(11)

Gambar 4. Prosentase PadaSiklus II

Pada siklus I dari 28 orang siswa yang hadir siswa menjawab "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, prosentasinya adalah

kadang" prosentasinya

prosentasinya 0%. Dengan perolehan prosentasi sebesar ini, siswa selama belajar bersama dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Selain itu juga siswa mendapat keterampilan lain yaitu

pendapat itu salah. Karena dalam daftar cek yang dibagikan kepada siswa terdapat pertanyaan tentang "pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya". Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah "selalu" prosentasinya 2

"tidak pernah" prosentasinya 2

Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 67, "kadang-kadang" 25

Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 5

07.14

Prosentase Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek PadaSiklus II

Pada siklus I dari 28 orang siswa yang hadir siswa menjawab "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, prosentasinya adalah 25,00%. Sementara yang menjawab "kadang kadang" prosentasinya 75,00%, dan yang menjawab "tidak pernah" prosentasinya 0%. Dengan perolehan prosentasi sebesar ini, siswa selama belajar bersama dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Selain itu juga siswa mendapat keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain, walaupun pendapat itu salah. Karena dalam daftar cek yang dibagikan kepada siswa terdapat pertanyaan tentang "pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya". Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini selalu" prosentasinya 28,57%, "kadang-kadang" 42,86% dan "tidak pernah" prosentasinya 28,57%.

Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 67,

5,00% dan menjawab "tidak pernah" 7, Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 53,57% yang

17.86 "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, %. Sementara yang menjawab

"kadang-%, dan yang menjawab "tidak pernah" prosentasinya 0%. Dengan perolehan prosentasi sebesar ini, siswa selama belajar bersama dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Selain itu juga siswa mendapat menghargai pendapat orang lain, walaupun pendapat itu salah. Karena dalam daftar cek yang dibagikan kepada siswa terdapat pertanyaan tentang "pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya". Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini % dan

Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 67,86%, ,14%. Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang % yang

Tidak Pernah

(12)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 125

menjawab "kadang-kadang" 35,71% dan menjawab "tidak pernah" prosentasinya adalah 10,71 %.

Pada siklus II pendapat dari 28 orang siswa yang hadir siswa menjawab "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok.prosentasinya adalah 92,86%. Sementara yang menjawab "kadang-kadang'" prosentasiuya 7,14%, dan yang menjawab "tidak pernah" adalah nihil. Sedangkan keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat itu salah. Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah "selalu” prosentasinya 42,86%, "kadang-kadang" 39,29% dan "tidak pernah-prosentasinya 17,86%. Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 82,14%. "kadang-kadang" 17,86% dan menjawab "tidak pernah" 0%. Dan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 92,86% yang menjawab "kadang-kadang" 7,14% dan menjawab "tidak pernah" prosentasinya adalah 0%.

3. Gambaran Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Belajar

Berkelompok

Berikut adalah tabel yang menunjukan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang menerapkan metode belajar secara berkelompok selama pelaksanaan tindakan I dan II.

Tabel 4Presentase aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

No Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

Sangat tinggi (%)

Tinggi

(%) Sedang (%) Rendah (%)

Sangat tinggi (%)

Tinggi

(%) Sedang (%) Rendah (%)

1 Disiplin 0,00 78,57 21,43 0,00 25,00 75,00 0,00 0,00

2 Motivasi/Semangat

belajar 7,14 53,57 35,71 3,57 21,43 78,57 0,00 0,00

3 Perhatian Siswa 10,71 53,57 32,14 3,57 10,71 85,71 3,57 0,00

4 Komunikasi Siswa 7,14 78,57 14,29 0,00 10,71 89,29 0,00 0,00

5 Kerjasama Siswa 25,00 64,29 10,71 0,00 28,57 71,43 0,00 0,00

6 Aktivitas Belajar

Individu 17,86 42,86 39,29 0,00 32,14 64,29 3,57 0,00

7 Aktivitas Belajar

Kelompok 28,57 67,86 3,57 0,00 53,57 46,43 0,00 0,00

8 Tanggungjawab

(13)

Selanjutnya prosentase aktivitas belajar siswa pada tabel 5 di atas dapat digambarkan

Gambar 5. Presentase 0 7.14

78.57

53.57

21.43

35.71

0 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pr

os

en

tas

e

Selanjutnya prosentase aktivitas belajar siswa pada tabel 5 digambarkan pada grafik di bawah ini:

sentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I 10.71 7.14

25

17.86

28.57

7.14 53.57 53.57

78.57

64.29

42.86

67.86

82.14

35.71 32.14

14.29 10.71

39.29

3.57 10.71

3.57 3.57 0 0 0 0

Aktivitas Belajar

Siklus I

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Selanjutnya prosentase aktivitas belajar siswa pada tabel 5

Siklus I 7.14

82.14

10.71 0

(14)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Gambar 6.Presentase

Pada siklus I, dari jumlah siswa 2

prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin 78,57%, "sedang" 21

masing-masing 0,00%

belajarnya "sangat tinggi" sebesar 35,71% dan "rendah"

siswa "sangat tinggi" adalah sebesar 1

32,14% dan 3,57% pada perhatiannya "rendah". Pada komunikasi yang menunjukan "sangat tinggi" prosentasinya

78,57% dan "sedang" 1 menunjukan kerja sama yan 25,00%, "tinggi" 64,29

siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya "sangat tinggi" sebesar 17,86%, "tinggi

39,29%.Sementara prosentasinya sebesar 2

3,57%. Aktivitas belajar siswa yang bertanggung jawab "s sebesar 7,14%, "tinggi" sebesar 8

Pada Siklus II, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin "sangat tinggi" sebesar 2

siswa yang motivasi/semangat yang menunjukan "sangat tinggi" sebesar 21,43%, `'tinggi" 78,

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

sentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I

Pada siklus I, dari jumlah siswa 28 orang yang dijadikan sampel, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin “tinggi” sebesar 1,43%, dan disiplin “sangat tinggi” serta “rendah” masing 0,00%. Pada prosentasi siswa yang motivasi/semangat belajarnya "sangat tinggi" sebesar 7,14%, "tinggi" 53,57%, "sedang"

% dan "rendah" 3,57%. Aktivitas siswa yang menunjukan perhati siswa "sangat tinggi" adalah sebesar 10,71%, "tinggi" 53,57%, "sedang"

% pada perhatiannya "rendah". Pada komunikasi yang menunjukan "sangat tinggi" prosentasinya 7,14%, "tinggi" sebesar % dan "sedang" 14,29%. Sementara aktivitas belajar siswa yang menunjukan kerja sama yang "sangat tinggi" prosentasinya adalah 29%, "sedang" sebesar 10,71%, sedangkan prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya "sangat tinggi" tinggi" sebesar 42,86%, dan “sedang” sebesar aktivitas belajar kelompoknya "sangat tinggi" prosentasinya sebesar 28,57%, "tinggi" 67,86%, "sedang" hanya sebesar %. Aktivitas belajar siswa yang bertanggung jawab "sangat tinggi"

%, "tinggi" sebesar 82,14% dan "sedang" hanya 10,71%. a Siklus II, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin "sangat tinggi" sebesar 25,00%, "tinggi" sebesar 75,00%. Pada prosentasi siswa yang motivasi/semangat yang menunjukan "sangat tinggi" sebesar %, `'tinggi" 78,57%. Aktivitas siswa yang perhatian siswa "sangat Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 127

lajar Siswa Pada Siklus I

orang yang dijadikan sampel, sebesar serta “rendah” . Pada prosentasi siswa yang motivasi/semangat %, "sedang" hatian %, "sedang" % pada perhatiannya "rendah". Pada komunikasi yang ,14%, "tinggi" sebesar %. Sementara aktivitas belajar siswa yang g "sangat tinggi" prosentasinya adalah 1%, sedangkan prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya "sangat tinggi" dan “sedang” sebesar aktivitas belajar kelompoknya "sangat tinggi" %, "sedang" hanya sebesar ngat tinggi"

1%. a Siklus II, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin

(15)

tinggi" adalah sebesar 10,71%, "tinggi" 85,71%, "sedang" 3,57%. Pada komunikasi yang menunjukan "sangat tinggi" prosentasinya 10,71%, "tinggi" sebesar 89,29%. Sementara aktivitas belajar siswa yang menunjukan kerja sama yang "sangat tinggi" prosentasinya adalah 28,57%, "tinggi" 71,43%. Sedangkan prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya yang "sangat tinggi" prosentasinya adalah 32,14%, "tinggi" 64,29%, dan “sedang” sebesar 3,57%.Sementara aktivitas belajar kelompoknya "sangat tinggi" prosentasinya sebesar 53,57%, "tinggi" 46,43%. Aktivitas belajar siswa yang bertanggung jawab "sangat tinggi" sebesar 57,14%, "tinggi" sebesar 39,29%.

4. Gambaran Tentang Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran

Dari pelaksanaan tindakan I dan tindakan II yang menerapkan metoda belajar secara bersama dalam kelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VII, SMP Adhyaksa Jambi diperoleh gambaran sebagai berikut

Tabel 5.Presentasi Perolehan Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I dan Siklus II

No Soal Nilai Siklus I Siklus II

1 10 57,14% 89,29% 5 7,14% 3,57% 0 35,71% 7,14% 2 10 75,00% 85,71%

5 10,71% 7,14% 0 14,29% 7,14% 3 10 71,43% 82,14%

5 3,57% 3,57% 0 25,00% 14,29% 4 10 67,86% 89,29% 5 7,14% 3,57% 0 25,00% 7,14% 5 10 64,29% 85,71%

5 10,71% 3,57% 0 25,00% 10,71%

(16)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Selanjutnya pr 5 di atas dapat digambarkan

Gambar 7. Presentase menjawab "kurang tepat" prosentasinya mencapai 7

siswa yang mendapat nilai 0 (nol) atau "salah" prosentasinya 27, silkus II, siswa yang men

meningkat menjadi 8 atau "kurang tepat" men yang mendapat nilai

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari perbandingan siklus I dan siklus II.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara bersama dalam kelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Kelas

diambil kesimpulan :

Prosentasi Perolehan Nilai Hasil Belajar Pada

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok

Selanjutnya presentase perolehan hasil belajar siswa pada tabel digambarkan pada grafik di bawah ini:

sentase Perolehan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan tabel dan gambar di atas menunjukan bahwa pada siswa yang mendapat nilai 10 atau jawaban siswanya pada masing-masing pertanyaan mencapai 67,14% dari 28 siswa yang mengikuti tes. Sementara siswa yang mendapat nilai 5 menjawab "kurang tepat" prosentasinya mencapai 7,86%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 0 (nol) atau "salah" prosentasinya 27,0%. Pada silkus II, siswa yang mendapat nilai 10, perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 86,43%. Sementara itu siswa yang mendapat nilai atau "kurang tepat" menurun dari sebanyak 7,86% menjadi 4,29%,

nilai 0 (nol) menurun dari 25,0% menjadi 9,29%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari perbandingan siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara bersama dalam kelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Kelas VII SMP Adhyaksa Jambi, maka dap diambil kesimpulan :

Prosentasi Perolehan Nilai Hasil Belajar Pada

Siklus I dan Siklus II

10 0

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 129

sentase perolehan hasil belajar siswa pada tabel

Perolehan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

di atas menunjukan bahwa pada atau jawaban siswanya % dari 28 siswa atau %. Sedangkan %. Pada , perolehan nilai hasil belajar siswa %. Sementara itu siswa yang mendapat nilai 5 %, dan Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara bersama dalam kelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa , maka dapat

9.29%

(17)

1. Pemilihan atau penetuan teman dalam membentuk kelompok belajar adalah didasarkan atas tempat duduk yang berdekatan. Teman yang duduk satu bangku dengan sendirinya menjadi teman kelompok. Kemudian pemilihan teman anggota kelompok belajar dan pemilihan satu orang teman lainnya lagi teman yang paling berdekatan dengan siswa tersebut.

2. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan ketika siswa

belajar secara bersama-sama dalam kelompok berdasarkan pendapat dan sikap siswa yang terungkap dari daftar cek yang diisi oleh seluruh siswa berkenaan aspek-aspek seperti yang terdapat dalam tabel 4 di atas.

3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menerapkan metoda belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS menunjukan peningkatan seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.

4. Perolehan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS yang menerapkan metode belajar secara bersama dalam kelompok menunjukan peningkatan yang signifikan berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti ditunjukkan oleh tabel 6.

B. Saran

(18)

Tiana Simanjuntak, Implementasi Metode Belajar Kelompok 131 DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1999).Penyempurnaan

Penyesuaian Kurikulum1999. Jakarta: Depdikbud.

IKIP Bandung. 1997. Seminar dan Lokakarya Pedoman Pengembangan

Penelitian. Bandung: IKIP.

Kasbolah, Kasihani. 1998/1999.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud

Permana J, dan Sumantri M. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud

Rasyidin, Waini. 2000.Layanan Mutu Guru Dalam Upaya Meningkatkan

Proses Pembelajaran Siswa. Bandung: Laporan Penelitian Tidak diterbitkan

Satori, Djam'an. 1997.Penelitian Tindakan Kelas Bagi Perbaikan

Pembelajaran, Seminar dan Lokakarya Pedoman Pengembangan Penelitian. Hal 34-56

Semiawan, Conny et. Al. 1985.Pendekatan Keterampilan Proses

Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta: PT Gramedia

Sudjana, Nana dan Arifin Daeng. 1988.Cara Belajar Siswa Aktif dalam

Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Wellton DA Mallan. 1988.Children and Their World, Strategic for Teaching Social Studies. Boston Houston: Mifflin Company

Kurnidar et. AL.2002.Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa .

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS
Tabel 2 .Prosentasi Hasil Kerja Kelompokdalam Mengerjakan LKS
Gambar 2. Prosentase Nilai Prosentase Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta memberikan ketabahan, kekuatan, kemudahan dan kedamaian

Karakterisasi nanopartikel Kadmium Sulfida (CdS) pada nanokomposit CdS/Polimer dan stabilitas pola difraktogram struktur mesopori dari Al-MCM-41 pada nanokomposit

Klausul 8.5.1 berisi khusus tentang perbaikan berkesinambungan yang harus dilakukan oleh organisasi dalam merencanakan dan mengelola proses- proses yang diperlukan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Pengambilan debit rencana yang digunakan untuk perencanaan Q desain cara baru adalah Q (150-200) hari dari garis masa debit rata-rata untuk periode tertentu. Metode

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Konsentrasi penambahan whippy cream dalam pembuatan es krim soyghurt memberikan pengaruh

• Kementerian perdagangan China mengatakan pada hari Kamis (29/11) bahwa China mengharapkan hasil positif dalam penyelesaian sengketa perdagangan. dengan Amerika Serikat pada KTT G20