• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper UTS Social Marketing docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper UTS Social Marketing docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Social Marketing

“Gerakan Sapu Tangan di Sakumu”

Ditulis Oleh :

Benno Silalahi

115120207111042

Doli Satrio

115120200111061

Lucky Landono

115120207111056

Lalu Imadudin Arifin

115120207111017

Oke Bobby Putra Santosa

Satriyo Utomo

115120207111082

Sambadha Wahyawidyatmika

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

Latar Belakang

Kebersihan adalah kebutuhan dasar manusia, tetapi kita seringkali menemui beberapa pengguna tisu yang kurang perhatian terhadap sampah tisu di lingkungannya. Selain itu, jika kita menggunakan sapu tangan, otomatis kita juga akan melakukan penghematan. Cukup dengan membeli 2 saputangan untuk penggunaan jangka panjang. Ketika yang satu kotor, kita gunakan yang satunya, tidak seperti tisu yang tidak dapat digunakan kembali apabila sudah terpakai. Untuk itu, kami memiliki ide untuk bergerak melawan “pemborosan tisu” yaitu dengan gerakan “sapu tangan di sakumu”. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi sampah tisu terutama di lingkungan FISIP sebagai target segmentasi kami. Kami percaya dengan dimulainya gerakan ini di lingkungan FISIP nantinya akan menular ke masyarakat.

Gerakan sapu tangan di sakumu merupakan suatu gerakan sosial yang bertujuan untuk mengurangi pemakaian tissue yang berbahan dasar dari kayu. Pengeksplotasian hutan secara berlebih menyebabkan banyak kerugian seperti seringnya terjadi illegal logging, merusak habitat lingkungan sekitar, dan juga menambah permasalahan global warming yang sering dikampanyekan sekelompok orang dan organisasi-organisasi tertentu. Global warming sudah menjadi salah satu maslah global karena sangat berdampak buruk bagi habitat semua makhluk hidup yang ada di bumi seperti perubahan iklim yang ekstrem, penipisan ozon, pencairan es di kutub selatan, dll.

(3)

Gerakan Sapu Tangan di Sakumu

1. Stage of change theory

Gerakan ini tidak dapat langsung diaplikasikan kedalam segmen yang akan dituju terutama pada perilaku yang kompleks. Penerapan gerakan sosial ini dalam stage of change theory mempuyai tahapan-tahapan dan membutuhkan proses agar segmentasi yang dituju dapat menerima dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan ini dapat dijabarkan kedalam stage of change theory sebagai berikut:

 Pra Kontemplasi

Mengenalkan untuk membawa sapu tangan

 Kontemplasi

Mengalihkan penggunaaan tisu dengan sapu tangan

 Persiapan

Sosialisasi dan doktrinisasi untuk memberikan kepastian untung rugi sapu tangan

 Action

Mulai mencoba membiasakan menggunakan sapu tangan

 Konfirmasi

Sapu tangan berhasil menggeser posisi tisu

Stage of change theory dapat membantu gerakan ini dalam untuk mengidentifikasi dan memetakan segmen yang akan di tuju terkait dengan perilaku yang akan diubah. Segmen yang akan dituju pada saat ini pada tahap pra kontemplasi yaitu segmen kurang

(4)

faktor-faktor kognitif dan behavioral yang memengaruhi seseorang dalam proses belajar sosial. Teori ini sangat berperan dalam mempelajari efek dari isi media massa pada khalayak media di level individu.

Aplikasi teori social cognitive pada “Gerakan Sapu Tangan di Sakumu” a. Sampah dari pengguna tisu

b. Mengalihkan penggunaan tisu menjadi sapu tangan untuk meminimalisir sampah dari tisu

c. Alasan lebih memilih tisu

3. Exchange theory

Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) adalah teori yang termasuk dalam paradigma perilaku sosial, yaitu paradigma yang mempelajari perilaku mausia secara terus-menerus di dalam hidupnya. Teori pertukaran sosial merupakan satu teori yang telah dikembangkan oleh pakar psikologi John Thibaut dan Harlod Kelley (1959),ahli sosiologi seperti George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori ini, kita memasuki dalam hubungan pertukaran dengan orang lain kerana daripadanya kita dapat memperolehi sesuatu ganjaran Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan sesuatu ganjaran.Bagi kita teori pertukaran sosial melihat antara perilaku dengan lingkungan hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Pada umumnya,hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi dalam hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).

(5)

lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperloleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.

Teori pertukaran sosial melihat antara perilaku dengan lngkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi ( reciprocal), karena lingkungan kita umumnya erdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang –orang lain tersebut dipandang mempnyai perilaku yang saling mempengaruhi. Hubungan pertukara dengan orag lain akan menghasilkan suatu imbalan kepada kita.

Jadi aplikasi teori social exchange terhadap “Gerakan Sapu Tangan di Sakumu” adalah adanya kebutuhan masyarakat terhadap lingkungan yang baik, juga tanggung jawab masyarakat untuk membentuk dan menjaga lingkungan yang baik tersebut.

ANALISIS SWOT GERAKAN SAPU TANGAN DI SAKUMU

STRENGTH

(6)

berlebih yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia seperti tissue dapat dikurangi dengan alternative lain seperti tissue. Proses penghijaun kembali hutan kembali yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi yang bergerak di lingkungan hidup akan terasa sia-sia apabila kita tetap sebagai konsumen aktif dalam produk-produk yang berbahan dasar kayu ini karena proses penghijauan hutan kembali seperti penanaman seribu pohon akan memakan waktu yang cukup lama agar dapat berfungsi dengan baik.

WEAKNESS

Gerakan sosial sapu tangan di sakumu sangat sulit untuk di jalankan dengan waktu yang singkat. Gerakan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk sosialisasi dan mengaplikasikannya ke dalam masyarakat karena awareness masyarakat lebih cenderung memakai tissue sebagai sarana kebersihan yang dianggap lebih efisien dan praktis. Masyarakat pada umumnya dan mahasiswa FISIP UB pada khususnya yang menjadi target dari gerakan ini rata-rata masih dalam tahap kontemplasi.

OPPORTUNITY

Gerakan sapu tangan di sakumu ini mempunyai pada dasarnya di buat untuk mengurangi konsumsi berlebihan terhadap produk-produk berbahan dasar kayu yang banyak membuat dampak untuk kelangsungan hidup di lingkungan sekitar. Gerakan ini secara tidak langsung terkait dengan gerakan-gerakan sosial yang lain seperti gerakan dari WWF tentang Earth Hour yaitu gerakan sosial dengan menghemat energy yang di selenggarakan pada tanggal 30 Maret 2012di Malang yang bertujuan untuk mengurangi dampak pemanasan global di bumi. Gerakan sosial seperti earth hour sebenarnya mempunyai tujuan yang sama dengan gerakan sapu tangan di sakumu, hanya saja pengemasan dan cara penyampaiannya yang berbeda namun tetap mempunyai tujuan yang sama. Banyaknya gerakan-gerakan sosial yang bertujuan untuk mengurangi dampak pemanasan global, mendukung gerakan sapu tangan di sakumu untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.

THREAT

(7)

cenderung memilih tissue. Masyarakat pada era ini cenderung menginginkan serba instan dan cepat sehingga sapu tangan dianggap terlalu sulit penggunaannya karena harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai kembali. Tissue yang menjadi pilihan utama masyarakat pada saat ini, telah digunakan secara terus menerus dan menjadi kebiasaan sehingga awareness yang ada dalam benak masyarakat lebih condong ke tissue.

Target

Referensi

Dokumen terkait

Tanah vertisol dan mineral zeolit yang memiliki kelengasan sesuai dengan ekologi nematoda entomopatogen Steinernema carpocapsae sehingga dapat hidup pada jangka

Sedangkan yang menjadi isu permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1).Apakah yang menjadi faktor penyebab kekerasan dalam Rumah Tangga yang Dilakukan oleh suami Terhadap

Terbukti, dengan akuisisi yang dilakukan oleh BAT terhadap Bentoel Internasional, selain pangsa pasar serta demand rokok termasuk harga jual yang semakin melemah di Amerika

Permasalahan yang dihadapi Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi Hasil brainstorming dalam kelompok mengidentifikasi penyebab kesulitan- kesulitan dalam penyusunan skripsi adalah :

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI... PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang pengaruh komplekitas tugas, kerjasama tim dan tipe kepribadian auditor terhadap audit judgment pada Auditor

Luaran yang diharapkan dari pembuatan “Poucowpants” ini yaitu terciptanya suatu desain dan produk untuk membantu menampung feses yang dapat mempermudah peneliti

Menurut Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 09 Tahun 2010 Tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas