• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan dan Klasifikasi Kebijakan Publ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan dan Klasifikasi Kebijakan Publ"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan dan Klasifikasi Kebijakan Publik

Bunga Chintia Utami, S.IP., ME

Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Indonesia, 28 265 Tel: (0761) 53108-53236; Fax (0761) 52 248 E-mail: bunga.chintiautami@unilak.ac.id

1. Tidak elakuka sesuatu adalah kebijaka buktika !

Sebagai contoh, Pemerintah memiliki kesempatan untuk menentukan/mempengaruhi harga BBM sesuai dengan harga pasar dan pemerintah juga memiliki pilihan lain untuk membiarkan Harga BBM sebagaimana sebelumnya. Kedua pilihan pemerintah tersebut memiliki pengaruh terhadap beban APBN.

Apabila pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM maka subsidi berkurang dan dapat digunakan untuk sektor lain yang lebih bermanfaat, namun hal ini secara langsung dapat menimbulkan efek inflasi karena sektor ekonomi yang erat kaitannya dengan penggunaan BBM akan merespon dengan menaikkan harga jual barang/jasa.

Keputusan dalam menaikan BBM yang merupakan bahan baku bagi berbagai kegiatan yang berkaitan langsung dengan biaya transportasi memiliki pengaruh terhadap kenaikan harga harga. Contoh pada kenaikan bahan bakar premium menyebabkan naiknya tarif angkutan dan akan mendorong kenaikan harga barang-barang yang menggunakan jasa transportasi dalam mendistribusikan barangnya ke pasar, ini merupakan salah satu beban biaya yang akan ditanggung oleh hampir seluruh pelaku ekonomi.

Sebaliknya apabila pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM maka implikasinya adalah beban subsidi BBM akan semakin memberatkan APBN dan alokasi terhadap sektor lain akan semakin berkurang.

Jadi dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan tidak melakukan sesuatu pun (tidak membuat kebijakan menaikkan harga BBM) tetap memiliki efek kebijakan.

2. Klasifikasikanlah Kebijakan berikut: a) Kebijakan energi di Indonesia

Berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 yang mengamanatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional, maka tujuan

kenaikan harga BBM

Peningkatan harga produk Peningkatan biaya

produksi dan operasional

(2)

sebaran sumber energi yang diharapkan dapat dicapai pemerintah Indonesia dalam periode 2005 – 2025 adalah

- Minyak Bumi maksimum 20% - Gas Bumi Maksimum 30% - Batubara maksimum 33%

- Panas Bumi dan Biofuel meningkat menjadi 5%

- Energi Baru dan Terbarukan lain meningkat menjadi 5%

Dari uraian tersebut dapat di ungkapkan bahwa Kebijakan Energi di Indonesia pada dasarnya termasuk dalam kategori Substantive Policy karena kebijakan tersebut diambil berdasarkan substansi masalahnya yaitu energi. Namun dalam pelaksanaannya yang melibatkan pemerintah, swasta dan peran serta masyarakat maka dapat dimasukkan dalam kategori procedural policy.

Dalam pelaksanaannya kebijakan energy ini dapat juga bersifat regulatory policy apabila terdapat unsur pelarangan/pembatasan seperti pembatasan penggunaan energy nuklir, premium, dsb. Dapat juga bersifat distributive policy apabila terdapat kebijakan yang dibuat memiliki unsur memberi pelayanan keuntungan kepada pihak tertentu seperti memberikan insentive fiscal bagi pihak-pihak yang bergerak dibidang energy alternative terbarukan, dsb.

b) UU No 22 tahun 2009

Undang undang Nomor 22 tahun 2009 mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan raya. Memuat asas dan tujuan, ruang lingkup, pembinaan, penyelenggaraan, jaringan, kendaraan, pengemudi, lalu lintas, angkutan, keamanan dan keselamatan, dampak lingkungan, pengembangan industry dan teknologi sarana dan prasarana, kecelakaan lalu lintas, perlakuan khusus bagi penyandang cacat, manula, anak-anak, ibu hamil dan orang sakit, system informasi dan komunikasi, sumber daya manusia, peran serta masyarakat, penyidikan dan penindakan pelanggaran, ketentuan pidana.

Dari uraian tersebut dapat di ungkapkan bahwa Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tersebut pada dasarnya termasuk dalam kategori Substantive Policy karena kebijakan tersebut diambil berdasarkan substansi masalahnya yaitu lalu lintas. Namun dalam pelaksanaannya yang melibatkan pemerintah, swasta dan peran serta masyarakat maka dapat dimasukkan dalam kategori procedural policy.

(3)

c) Pemotongan pajak bagi ekspor barang jadi

Pada dasarnya PPN atas ekspor BKP/JKP ke luar daerah pabean dikenakan tariff 0%, sedangkan bea ekspor atas produk mentah mematuhi peraturan menteri ESDM nomor 11 tahun 2012. Bea ekspor 0% dikenakan atas produk barang jadi. Tujuan dasar dari peraturan ini adalah meningkatkan nilai tambah dan menambah daya saing produk dari Indonesia.

Dari uraian tersebut dapat di ungkapkan bahwa kebijakan fiscal dalam bentuk fasilitas pemajakan yang lebih rendah atas ekspor produk barang jadi dari Indonesia pada dasarnya termasuk dalam kategori Substantive Policy karena kebijakan tersebut diambil berdasarkan substansi masalahnya yaitu ekspor produk barang jadi. Namun dalam pelaksanaannya yang melibatkan pemerintah dan swasta maka dapat juga dimasukkan dalam kategori procedural policy.

Dalam pelaksanaannya kebijakan ini dapat juga bersifat regulatory policy apabila terdapat unsur pelarangan/pembatasan seperti pembatasan ekspor barang (tambang) mentah dsb. Dapat juga bersifat distributive policy apabila terdapat kebijakan yang dibuat memiliki unsur memberi pelayanan keuntungan kepada pihak tertentu seperti memberikan insentive fiscal bagi pihak-pihak yang bergerak dibidang ekspor produk barang jadi.

d) Kebijakan Moratorium PNS

Moratorium merupakan suatu kebijakan penghentian sementara penerimaan pegawai yang disebabkan distribusi dan komposisi PNS yang tidak merata merupakan. Namun penerimaan kebutuhan tenaga tertentu yang merupakan pengecualian dalam moratorium, misalnya tenaga pendidik, tenaga kesehatan, tenaga khusus yang sangat mendesak bahkan termasuk pengangkatan honorer sesuai dengan perhitungan kebutuhan pegawai, analisis jabatan serta analisis beban kerja yang tertuang didalam Permenpan-RB No. 26 Tahun 2011 tentang Pedoman.

(4)

Tujuan moratorium ini bukanlah sekedar penghentian sementara rekrutmen pegawai, melainkan bagian tak terpisahkan dari Program Refoemasi Birokrasi secara nasional. Dengan dukungan regulasi dan kontrol yang baik melalui pengembangan e-government, potensi i efisie si ki erja birokrasi, politisasi birokrasi , da pe yalahgu aa wewe a g te tu dapat diminimalkan. Maka, kebijakan moratorium perekrutan PNS diharapkan benar-benar jadi titik awal menuju agenda reformasi birokrasi secara total.

e) Penataan pembangunan irigasi

Sesuai Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek). Dalam hal ini termasuk Public goods policy, karena mengatur penyediaan barang oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat banyak dan sebagai material policy mengatur tentang pengalokasian/penyediaan sumber2 material yang nyata dan bukan simbolis, bagi masyarakat sebagai penerimanya

Irigasi bertujuan untuk membantu para petani dalam mengolah lahan pertaniannya, terutama bagi para petani di pedesaan yang sering kekurangan air.

1. Meningkatkan Produksi Pangan terutama beras

2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi 3. Meningkatkan intensitas tanam

4. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasi perdesaan

f) Kebijakan Pengarusutamaan Pemuda dan Olahraga

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut prinsip umum yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk mendorong diversifikasi pangan adalah: (1) dari sisi konsumsi, diversifikasi pangan

Embrio adalah suatu perkembangan yang mencerminkan interaksi luar biasa dari suatu fenomena semakin kompleks, dari waktu pembuahan sampai akhir minggu

Autori smatraju da, unatoč tome što većina promatranih parametara ne pokazuje značajan učinak, unos voća i povrća može imati protektivni učinak na nastanak karcinoma

Sagala (2012: 223) berpendapat bahwa memilih cara pendekatan belajar mengajar, prosedur, metode, dan teknik mengajar akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Maka

Semenjak peristiwa penutupan wilayah lokalisasi, penghasilan warga Jarak mengalami perununan yang dratis (Humas Pemkot Surabaya, 2015: 57). Penutupan daerah

Pengobatan yang dianjurkan pada pasien glaukoma primer sudut tertutup ini adalah beta adrenergik antagonis untuk menurunkan tekanan intra okuler dengan cara menekan produksi

Perubahan fundamental pada sistem ketatanegaraan di Indonesia dimulai dengan keberhasilan lembaga MPR melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Langkah-langkah

Data sekunder yaitu hasil belajar siswa yang didapat dari hasil ulangan harian atau.. hasil tes baik tes tengah semester atau tes