• Tidak ada hasil yang ditemukan

11.2 Inferensi pada FOL AI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "11.2 Inferensi pada FOL AI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Inferensi pada FOL

(First Order Logic)

Kecerdasan Buatan/

Artificial Intelligence

Rekyan Regasari Mardi Putri, ST, MT Lailil Muflikhah, S.Kom, M.Sc

Imam Cholissodin, S.Si., M.Kom

(2)

Pokok Bahasan

1. Mengubah FOL inference ke PL inference

2. Unification

3. Inference Rule untuk FOL

4. Forward chaining

5. Backward chaining

6. Resolution (

The Next

)

(3)

FOL to PL

Ide tahun 60-an :

o Kita sudah melihat mekanisme inference untuk propositional logic

 Inference rule : Modus Ponens

Normal form : Horn clause

Algoritma : Forward chaining, Backward chaining

 Inference rule : Resolution

Normal form : Clause Normal Form (CNF)

Algoritma : Proof-by-contradiction

o Pendekatan-pendekatan ini sound dan complete.

o Cara mudah melakukan inference FOL :

 Jika KB dan query dalam FOL bisa diterjemahkan ke dalam

(4)

FOL to PL

Instantiation :

o Ground term : sebuah term tanpa variable, mis: Ani, Ayah(Anto), 2007

o Instantiation : kalimat di mana sebuah variable diganti dengan sebuah ground term (diperoleh dengan mengaplikasikan sebuah substitution)

o Contoh :

α = ∀ x mahasiswa(x , PTIIKUB) Genius(x )⇒

β = ∃ x mahasiswa(x , Gundar ) pintar (x )∧

σ = {x /Anto}

 SUBST(σ, α) menghasilkan instantiation :

mahasiswa(Anto, PTIIKUB) Genius(Anto)⇒

• SUBST(σ, β) menghasilkan instantiation:

(5)

FOL to PL

o untuk sembarang variable v dan ground term g

(6)

FOL to PL

Existential Instantiation :

o Untuk sembarang variable v, kalimat α dan constant k yang tidak

muncul di knowledge-base :

(7)

FOL to PL

Menghilangkan quantifier dan variable :

o Menghilangkan :∀

 Universal instantiation bisa digunakan berkali-kali untuk

menambahkan kalimat baru.

 KB yang baru logically equivalent dengan yang lama.

o Menghilangkan :∃

 Existential instantiation cukup digunakan sekali untuk

menggantikan kalimat existential.

 KB yang baru tidak logically equivalent dengan yang lama,

tetapi satisfiable iff KB yang lama juga satisfiable →

(8)

FOL to PL

Contoh :

o Andaikan KB berisi kalimat-kalimat berikut :

∀ x King(x) Greedy (x) Evil (x) y Greedy (y)∧ ⇒ ∀

King(John) Brother (Richard , John)

o Jika kita mengambil semua kemungkinan instantiation dari kalimat universal, kita dapatkan KB sbb :

King(John) Greedy (John) Evil (John)∧ ⇒

King(Richard) Greedy (Richard ) Evil (Richard)∧ ⇒

Greedy (John) Greedy (Richard)

King(John) Brother (Richard , John)

(9)

FOL to PL

Inference FOL menggunakan inference PL :

o Ide dasar : ubah KB + query dari FOL menjadi PL, lalu gunakan resolution.

o Masalah : dengan adanya function, jumlah ground term menjadi

infinite.

 Greedy (Father (John)), Greedy (Father (Father (John)))

 Greedy (Father (Father (Father (John)))), dst.

o Teorema Herbrand (1930) : jika FOL KB |= α, ada sebuah finite subset PL KB |= α.

o Ide dasar : For n = 0 to ∞

• Buat propositional KBn dengan depth-n ground term

• Periksa apakah KBn |= α

o Masalah (lagi!) : kalau α di-entail OK, kalau tidak → infinite loop.

o Teorema Church-Turing (1936) : Entailment untuk FOL bersifat

(10)

FOL to PL

Masalah dengan propositionalization :

o Propositionalization menghasilkan banyak kalimat irelevan.

o Contohnya, dari KB berikut :

 ∀ x King(x) Greedy (x) Evil (x)∧ ⇒

 ∀ y Greedy (y)

 King(John)

 Brother (Richard , John)

manusia bisa cepat mengerti kalau Evil (John), namun

propositionalization menghasilkan :

 King(Richard) Greedy(Richard) Evil (Richard)∧ ⇒

 Greedy (Richard)

yang tidak relevan.

o Dengan p buah predicate k-ary dan n constant, ada p × nk

(11)

Unification

(x) bisa “dicocokkan” dengan King(John) dan Greedy (y).

Contoh: θ = {x /John, y /John}

Definisi unification

(12)

Unification

Contoh unification :

o Standardized apart variable menghilangkan overlap, mis: Sayang(x101, Ani)

P q θ

Sayang(Anto, x ) Sayang(Anto, Ani ) {x /Ani }

Sayang(Anto, x ) Sayang(y , Ani ) {x /Ani , y /Anto}

Sayang(Anto, x ) Sayang(y , Ibu (y )) {y /Anto, x /Ibu (Anto)

(13)

Inference Rule untuk FOL

 Generalized Modus Ponens (GMP) :

o Inference rule GMP :

o GMP dengan KB yang berisi definite clauses (seperti Horn clause pada PL): p1 p∧ 2 . . . p∧ n q⇒

o Semua variable diasumsikan universally quantified

o GMP adalah hasil lifting MP : “mengangkat” inference rule PL ke FOL.

(14)

Inference Rule untuk FOL

Contoh knowledge base

:

o Kalimat : “The law says that, it is a crime for an American to sell weapons to hostile nations. The country Nono, an enemy of America, has some missiles, and all of its missiles were sold to it by Colonel West, who is American.”

o Kalimat : “Hukum mengatakan bahwa, suatu kejahatan bagi orang Amerika yang menjual senjata ke negara-negara yang bermusuhan. Negara Nono dalah musuh Amerika, yang memiliki beberapa rudal, dan semua rudalnya dari yang dijual oleh Kolonel West, yang merupakan orang Amerika.

Buktikan bahwa Col. West adalah criminal!

o Penyelesaian :

o . . . it is a crime for an American to sell weapons to hostile nations :

(15)

Inference Rule untuk FOL

 Contoh knowledge base :

o Kalimat : “The law says that, it is a crime for an American to sell weapons to hostile nations. The country Nono, an enemy of America, has some missiles, and all of its missiles were sold to it by Colonel West, who is American.”

Buktikan bahwa Col. West adalah criminal!

o Penyelesaian :

o An enemy of America counts as “hostile” : Enemy (x , America) Hostile(x )⇒

(16)

Forward Chaining

 Forward chaining pada FOL dengan GMP :

o Mirip dengan forward chaining pada PL.

o Mulai dari fakta yang diketahui (clause tanpa premise), mis :

Owns(Nono, M1), Missile(M1)

o “Aktifkan” (trigger) rule yang premise-nya diketahui (satisfied) → tambahkan kesimpulan rule ke KB, mis :

Missile(x ) Owns(Nono, x ) Sells(West, x , Nono)∧

o Ulangi sampai query terbukti, atau tidak ada fakta baru yang bisa ditambahkan ke KB.

(17)

Forward Chaining

(18)

Forward Chaining

 Contoh Forward Chaining FOL :

o. . . it is a crime for an American to sell weapons to hostile nations :

oAn enemy of America counts as “hostile” : Enemy (x , America) Hostile(x )⇒

oWest, who is American . . . :

American(West)

(19)

Forward Chaining

 Contoh Forward Chaining FOL :

o. . . it is a crime for an American to sell weapons to hostile nations : oAn enemy of America counts as “hostile” :

Enemy (x , America) Hostile(x )

oWest, who is American . . . :

American(West)

(20)

Forward Chaining

(21)

Forward Chaining

 Sifat Forward Chaining :

o Sound dan complete untuk first-order definite clause.

o Datalog= first-order definite clause tanpa function. Time complexity FC pada Datalog → polynomial

o Tapi pada kasus umum, bisa infinite loop kalau α tidak di-entail. (Konsekuensi dari teorema Church-Turing : entailment adalah semidecidable)

o Proses pattern matching pada premise NP-hard.

Pattern matching premise NP-hard(Non-deterministic Polynomial-time hard)?

o Query ASK(KB,Colorable()) jhj CSP-nya menemui solusi!

o Terdapat kasus CSP 3SAT (satisfiability pada CNF dengan clause berukuran 3 literal) yang diketahui NP-hard.

(22)

Backward chaining

(23)

Backward chaining

(24)

Backward chaining

(25)

Backward chaining

(26)

Backward chaining

(27)

Backward chaining

(28)

Backward chaining

(29)

Backward chaining

(30)

Backward chaining

 Sifat Backward Chaining :

o Depth-first search :

 linear space complexity   incomplete (infinite loop)   repeated state 

(31)

Resolution

 Resolution pada FOL :

o Resolution inference rule pada FOL (lifting resolution PL) :

di mana

o Contoh :

di mana θ = {x /Anto}

(32)

Resolution

 Mengubah FOL ke CNF :

“Everyone who loves all animals is loved by someone:”

x [ y Animal (y ) = Loves(x , y )] = [ y Loves(y , x )]∀ ⇒ ∃

oStandardize variables: setiap quantifier variable-nya beda

x [ y Animal (y ) ¬Loves(x , y )] [ z Loves(z , x )]∃ ∨ ∃

oSkolemize: generalisasi existential instantiation. x diganti Skolem function universal ∃

(33)

Resolution

 Contoh pembuktian dengan resolution :

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam, dimana vektor malaria bersifat eksofilik dan eksofagik akan memudahkan gigitan nyamuk 4. Dari hasil tabulasi

modifikasi dari graf Dutch Windmill yang ditambahkan satu simpul dan sebuah busur yang bertetangga dengan titik pusat kincir serta diberi orientasi yaitu untuk semua

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi objek dan daya tarik Pulau Balai secara ekologi adalah pasir putih dengan perairan yang jernih dan terumbu karang yang memiliki

Apabila pengertian motivasi dikaitkan dengan judul penelitian dan subjek penelitian ini maka pengertian motivasi menjadi suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang

Kelas VII.1 merupakan objek penelitian, alasan dipilihnya kelas VII.1 karena antusias siswa di kelas ini dalam bidang seni tari cukup tinggi, dapat dilihat dari jumlah siswa

Perkara hukum yang langsung mendiskusikan legitimasi pidana mati di dalam konteks hukum Indonesia tentu saja adalah landmark case yang diputus oleh Mahkamah

Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja penempatan pencari kerja maupun pengembangan jejaring informasi lowongan kerja telah melebihi target Renstra : Untuk