• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 PENILAIAIN PENGGABUNGAN USAHA PSAK 65

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3 PENILAIAIN PENGGABUNGAN USAHA PSAK 65"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGABUNGAN

USAHA

(2)

Penggolongan Penggabungan Usaha

Penggabungan Vertikal

Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berhubungan, yaitu sebagai rekanan dan langganan, Keuntungannya :

1. Resiko terjadinya kesulitan dalam memperoleh bahan baku. 2. Mutu produksi lebih baik.

3. Biaya produksi per unit turun , karena proses produksi terintegrasi. 4. Pembayaran PPN ditunda.

Penggabungan Horizontal

Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tersebut mempunyai usaha yang sama, Keuntungannya :

1. Menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka. 2. Meningkatkan daya saing

3. Menurunkan biaya produksi

Penggabungan Konglomerasi

(3)

Masalah Dalam Penggabungan Usaha

Ditinjau dari segi akuntansinya, penggabungan

badan usaha menimbukan 2 masalah :

(4)

Penentuan Jenis Modal Saham

Untuk menentukan jenis modal saham yang akan diterbitkan sebaiknya memperhatikan tingkat

keuntungan masing-masing perusahaan yang

melakukan penggabungan badan usaha. Tingkat keuntungan masing-masing perusahaan ini ada 2 kemungkinan :

Tingkat keuntungan relatif sama.

Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan sama maka sebaiknya diterbitkan 1 jenis saham saja

Tingkat keuntungan relatif berbeda.

Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan berbeda maka sebaiknya diterbitkan lebih dari 1 jenis saham

(5)

Penentuan Jumlah Modal Saham

Untuk menentukan jumlah nilai modal saham sebaiknya memperhatikan tingkat keuntungan relatif masing-masing. Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham yang dapat dipergunakan ada 3, yaitu : 1) Kontribusi aktiva bersih, 2) Kontribusi laba, 3). Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba.

1. Kontribusi aktiva bersih.

Jumlah modal saham yang diterbitkan akan sama jumlahnya dengan jumlah aktiva bersih. Yang diterima secara proporsional dengan kontribusi aktiva bersihnya.

(6)

2. Kontribusi laba.

Nilai modal saham diterbitkan akan ditentukan dengan mengkapitalisasi laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi tertentu tingkat laba normal.

Prosedur penentuan modal sahamnya :

1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan.

2. Menentukan tingkat kapitalisasi yang dipakai. Sebaiknya tingkat kapitalisasi TIDAK melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang bergabung.

(7)

Lanjuta n

3. Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba.

Cara ini merupakan penggabungan dari cara Kontribusi Aktiva Bersih dan Kontribusi Laba, untuk menghidari kelemahan yang terdapat dari cara (1) dan (2). Jadi tujuannya adalah untuk menghilangkan terjadinya ketidakadilan pembagian laba atau pembagian kas.

Prosedur penentuan jumlah modal sahamnya :

1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan.

2. Menentukan tingkat kapitalisasi.

(8)

Agar tujuan tersebut dapat dicapai diperlukan syarat-syarat berikut :

1. Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang bergabung.

2. Diterbitkan 2 jenis saham (Saham Biasa dan Istimewa). Besarnya masing-masing jenis saham tergantung pada hak prioritas saham Istimewa, yang dalam hal ini ada 2 kemungkinan :

a. Saham Istimewa mempunyai hak prioritas di dalam pembagian laba.

(9)

Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Contoh 1 ( Kontribusi Aktiva Bersih ) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Aktiva 300 450 600 1.350 Hutang 50 100 200 350 Modal (Aktiva

bersih) 250 350 400 1.000 Kontribusi relatif 25% 35% 40% 100% Laba 50 70 80 200 Tingkat Laba 20% 20% 20% 20% Kontribusi Laba 25% 35% 40% 100%

Aktiva 1.350.000.000

Hutang 350.000.000 Modal Saham 1.000.000.0000 Jurnalnya

(10)

Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Disepakati tingkat kapitalisasi adalah 20%. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Contoh 2 ( Kontribusi Laba ) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total

Aktiva 300 450 600 1.350

Hutang 50 100 200 350

Modal (Aktiva bersih) 250 350 400 1.000 Kontribusi relatif 25% 35% 40% 100%

Laba 50 70 80 200

Tingkat Laba 20% 20% 20% 20%

(11)

Jadi sepertinya halnya contoh (1), maka PT. ABC akan

menerbitkan modal saham sebesar Rp. 1.000.000.000 yang akan dibagi sbb :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Laba 50 70 80 200 Tingkat Laba 20% 20% 20% 20% Jumlah modal saham 250 350 500 1000

(12)

Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan

penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Aktiva 250 400 700 1.350 Hutang 50 100 200 350 Modal (Aktiva

bersih) 200 300 500 1.000 Kontribusi relatif 20% 30% 50% 100% Laba 60 60 80 200 Tingkat Laba 30% 20% 16% 20% Kontribusi Laba 30% 30% 40% 100%

Dari data di atas ditentukan :

1. Perusahaan menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham istimewa 16% dan saham biasa.

2. Saham istimewa mempunyai hak prioritas dalam pembagian laba, berpartisipasi penuh dan kumulatif tidak terbatas.

3. Penentuan modal saham didasarkan pada tingkat kapitalisasi 16%.

(13)

Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sbb : Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Laba 60 60 80 200 Tingkat Kapitalisasi 16% 16% 16% 16% Jumlah modal saham 375 375 500 1.250 Jumlah modal saham biasa 200 300 500 1.000 Jumlah modal saham istimewa 175 75 0 250 Jadi PT. ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp. 1.250.000.000 yang terdiri atas :

Modal Saham Biasa sebesar Rp. 1.000.000.000

PT. A : Rp. 200.000.000 PT. B : Rp. 300.000.000 PT. C : Rp. 500.000.000

Modal Saham Biasa sebesar Rp. 250.000.000

PT. A : Rp. 175.000.000 PT. B : Rp. 75.000.000

(14)

Aktiva 1.350.000.000 Goodwill 250.000.000

Hutang 350.000.000 Modal Saham Istimewa

16% 250.000.000 Modal Saham Biasa 1.000.000.0000

Lanjuta n

(15)

Dewasa ini terdapat 2 metode akuntansi yang lazim digunakan untuk mencatat Pengabungan badan usaha yaitu :

1. Metode Kepentingan (Pooling of Interest Method) 2. Metode Pembelian (By Purchases Method)

Kedua metode ini memang bukan merupakan metode alternatif. Jadi pemilihannya harus didasarkan pada hakekat dari

penggabungan badan usaha tersebut.

(16)

Metode ini dipakai apabila :

Penggabungan merupakan penyatuan pemilikan dari 2 (dua) perusahaan

atau lebih. Jadi tidak terjadi perubahan di dalam dasar pertanggungjawaban

Aktiva, hutang dan modal tetap akan dicatat sebesar nilai bukunya,

dengan demikian tidak menimbulkan Goodwill baru

Modal juga tidak akan terjadi perubahan hanya komposisi modal

dapat berubah, sebagai berikut :

Metode Kepentingan ( Pooling of Interest Method )

1. Modal Saham

Jumlah modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan (namun boleh bertambah atau

berkurang).

2. Agio Saham

Jumlah agio modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah agio modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan. Jika jumlah mengalami perubahan (bertambah atau berkurang), maka agio saham pun akan berubah.

3. Laba Ditahan

(17)

Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :

Contoh ( Pooling of Interest ) :

Rekening PT. X PT. Z TOTAL

N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar AKTIVA

Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000 Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000 Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000 Aktiva Tetap 135.000 170.000 175.000 230.000 310.000 400.000

Total 350.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000 PASSIVA

Hutang 100.000 100.000 150.000 140.000 250.000 240.000 Modal Saham 200.000 300.000 250.000 450.000 450.000 750.000

Agio Saham 20.000 40.000 60.000

Laba Ditahan 30.000 60.000 90.000

(18)

Kondisi :

1. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah

penggabungan sama dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 250.000, sehingga modal saham menjadi Rp. 450.000.

2. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah

penggabungan Lebih Besar dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 275.000,

sehingga modal saham menjadi Rp. 475.000.

KONDISI 1

Jurnal : KasPiutang 100.00075.000

(19)

Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan menjadi :

PT. X Neraca

(20)

Kas 75.000 Piutang 100.000 Persediaan 150.000 Aktiva Tetap 175.000

Hutang 150.000 Modal Saham 275.000 Agio Saham 15.000 Laba Ditahan 60.000

KONDISI 2 Jurnal :

Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan menjadi :

(21)

PT. X Neraca

(22)

1. Metode ini dipakai jika syarat-syarat penggunaan metode

pooling of interest tidak dipenuhi.

2. Aktiva, hutang dan modal akan dicatat berdasarkan harga perolehannya (mencerminkan nilai wajar).

3. Apabila jumlah yang dibayarkan (nilai pasar modal yang diserahkan) melebihi nilai wajar atas aktiva bersih, maka kelebihannya akan diperlakukan sebagai goodwill.

4. Jika nilai pasar modal saham yang diserahkan lebih kecil dari nilai pasar aktiva bersih, maka akan dialokasikan kepada

seluruh aktiva non kas, dengan demikian, aktiva kas akan dicatat sebesar harga perolehan sebenarnya.

5. Apabila nilai pasar modal saham yang diserahkan melebihi nilai nominalnya, maka kelebihannya akan dicatat sebagai agio

saham, sebaliknya akan dicatat sebagai disagio saham.

(23)

Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :

Rekening PT. X PT. Z TOTAL

N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar AKTIVA

Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000 Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000 Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000 Aktiva Tetap 135.000 170.000 175.000 230.000 310.000 400.000

Total 350.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000 PASSIVA

Hutang 100.000 100.000 150.000 140.000 250.000 240.000 Modal Saham 200.000 300.000 250.000 450.000 450.000 750.000

Agio Saham 20.000 40.000 60.000

Laba Ditahan 30.000 60.000 90.000

Total 250.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000

(24)

Kondisi :

1. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 125%.

2. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 140%.

3. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 113,33%.

(25)

KONDISI 1

Kas 125.000 Piutang 165.000 Persediaan 300.000 Aktiva Tetap 400.000

Hutang 240.000 Modal Saham 600.000 Agio Saham 150.000

Dalam hal ini berarti tidak ada goodwill, akan tetapi terjadi agio saham sebesar 25% x Rp. 600.000 = Rp. 150.000.

Jurnal :

(26)

PT. X Neraca

Per 1 Januari 2006 AKTIVA

Kas 125.000

Piutang 165.000

Persediaan 300.000

Aktiva Tetap 400.000

Total 990.000

PASSIVA

Hutang 240.000

Modal Saham 600.000

Agio Saham 150.000

Total 990.000

(27)
(28)

KONDISI 3

Nilai Pasar Modal Saham : 113,33% x Rp. 600.000 = Rp. 680.000 Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-)

Kelebihan Aktiva Bersih diatas Harga Pasar Saham = Rp. 70.000 Kelebihan nilai pasar aktiva bersih di atas nilai pasar modal

saham atau goodwill negatif sebesar Rp. 70.000, akan

diperlakukan sebagai pengurang aktiva non moneter sebagai berikut :

Keterangan Nilai Pasar Goodwill Negatif Harga Perolehan

Kas 125.000 - 125.000

Piutang 165.000 - 165.000

Persediaan 300.000 30.000 270.000

Aktiva Tetap 400.000 40.000 360.000

Jumlah 990.000 70.000 920.000

(29)

Kas 125.000 Piutang 165.000 Persediaan 270.000 Aktiva Tetap 360.000 Goodwill 90.0000

Hutang 240.000 Modal Saham 600.000 Agio Saham 80.000

Jurnal :

Referensi

Dokumen terkait

In my capacity as the UK Director of Operations for One World Tours Limited, one of my jobs is to ensure every client has the best tour possible, so here are my top suggestions

Hasil lengkap aktivitas keping dan harga fluks neutron termal di fasilitas PRTF teras 82 dapat dilihat pada Tabel 1 sedangkan kurva pengukuran fluks neutron termal

Penurunan dalam potensi memuai ini berhubungan dengan menurunnya indeks plastis dari tanah yang diakibatkan oleh penambahan kapur pada tanah.. Dalam perawatan jangka panjang

Dalam sistem enterprise yang melibatkan banyak sistem untuk dapat saling berkomunikasi dan terintegrasi, paradigma Service Oriented Computing (SOC) dapat

Penelitian ini menggunakan data statistik perikanan tahun 2009-2016 Kabupaten Banyuasin untuk menentukan potensi lestari dan data wawancara terhadap nelayan Desa

[r]

Responden nomer 5 juga memiliki respon yang baik tehadap penyakit yang dialaminya karena saat wawancara responden mengatakan sudah bisa beraktifitas dan

Berdasarkan kebutuhan dari pemerintah kabupaten Buton Utara tersebut, tujuan dan fokus dari tugas akhir ini adalah membuat perangkat lunak untuk workflow pengelolaan