• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN ... JURNAL ONLINE UM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN ... JURNAL ONLINE UM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULATION GAMES DAN METODE CERAMAH DALAM MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP NEGERI 2 GROGOL KABUPATEN KEDIRI

DIFFERENCE OF RESULT STUDY BY USING SIMULSTION GAMES METHOD AND SPEECH METHOD

ON CIVIC OF THE EIGHTH YEARS STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 2 GROGOL KEDIRI

Premita Sari Octa Elviana Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Email: premitaocta@ymail.com

ABSTRAK- Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang diajar dengan metode simulation games dan kelompok siswa yang diajar dengan metode

ceramah pada kelas VIII SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental Semu dengan menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih tidak secara acak. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti pada kelas kontrol (kelas VIII F) antara sebelum dan setelah

diterapkannya metode ceramah. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa hanya 1,59; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti pada kelas eksperimen (kelas VIII A) antara sebelum dan setelah

diterapkannya metode simulation games. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa sebesar 5,24; (3) Ada perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode simulation games dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah.

Kata Kunci: hasil belajar, simulation games, ceramah, Pendidikan Kewarganegaraan

ABSTRACT- The purpose of this research was to prove there is significant difference between result study on the student using simulation games method and speech method on 8th grade of Junior High School 2 Grogol Kediri. This research was Quasi Experimental with using two groups, that is control group and

(2)

2

(VIII F class) between before and after use the speech method. Difference

between the pretest and posttest achievement is only 1,59; (2) There is difference meaningful result study of exsperimental group (VIII A class) between before and after use the simulation games method. Difference between the pretest and

posttest achievement is 5,24; (3) There is significant difference between result study on the student using simulation games method and speech method on 8th grade of Junior High School 2 Grogol Kediri.

Key Words : result study, simulation games, speech, civics education

Dalam jalur pendidikan sekolah terdapat mata pelajaran yang wajib ada pada setiap jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah, yakni Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan juga harus ada dalam kumpulan mata kuliah di jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan Indonesia karena dengan adanya mata pelajaran ini di sekolah,

diharapkan dapat membentuk anak-anak bangsa menjadi anak-anak yang beradab. Sebagaimana yang dikemukakan Zamroni yang dikutip oleh Supandi (2010) pendidikan kewarganegaran adalah pendidikan demokrasi yang memiliki tujuan untuk menyiapkan warga masyarakat Indonesia yang dapat berpikir kritis dan bertindak demokratis.

Pendidik atau pengajar sangat berperan dalam proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah sering membuat siswa-siswa merasa bosan untuk mengikutinya. Hal ini disebabkan selain karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraan merupakan pelajaran hafalan, juga karena materi yang dimuat dalam mata

pelajaran ini adalah tentang hal-hal yang ada di lingkungan sekitar. Faktor-faktor ini juga membuat siswa tidak merasa tertantang untuk mempelajarinya karena menganggap hal tersebut adalah hal yang mudah atau malah tidak penting.

(3)

3

untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran simulasi.

Sudjana (2013: 77) mengatakan bahwa ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Selama ceramah itu berlangsung dalam kegiatan

pembelajaran guru bisa menggunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar bagan agar uraiannya lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara. (Suryosubroto, 2009: 165-166)

mengatakan bahwa prosedur pelaksanaan metode ceramah dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan alat-alat peraga dan alat-alat lain, sebelum pelajaran dimulai; (2) Mengajukan pertanyaan sebagai bahan apersepsi, guru mengungkap pelajaran yang lalu; (3) Guru berceramah (mengadakan uraian-uraian, keterangan-keterangan) mengenai bahan pokok. Disini pihak murid hanya mendengarkan baik-baik; (4) Mengontrol pemahaman murid dengan pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya; (5) Mencatat ikhtisar pelajaran, gambar-gambar, supaya dipelajari di rumah.

Wahab (2009: 108) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran simulasi adalah strategi yang meminta siapa saja ikut terlibat didalamnya untuk

menganggap dirinya sebagai orang lain, guna mempelajari bagaimana orang lain tersebut bertindak dan merasakan sesuatu hal. (Romlah, 2006: 121)

mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan simulation games, dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan peserta yang terlibat dalam permainan simulasi, dimana terdiri dari fasilitator, penulis, pemain, pemegang peran, penonton; (2) Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya; (3) Fasilitator menjelaskan tujuan permainan. Yang menjadi fasilitator adalah konselor, guru, atau wali kelas; (4) Menentukan pemain, pemegang peran, dan penulis; (5) Menjelaskan aturan permainan; (6) Bermain dan berdiskusi; (7) Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainan selesai dan menyelesaikan masalah-masalah yang belum diselesaikan pada saat itu; (8) Menutup permainan.

(4)

4

Mulyana (2012) keberhasilan belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Guru sangat berperan penting dalam pencapaian

keberhasilan belajar ini, dimana penerapan metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan belajar.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Semu (

Quasi-Experimental). Rancangan penelitian Quasi-Expermental memiliki beberapa

desain dan penelitian ini menggunakan desain The Nonequivalent Control Group

Design. Berdasarkan desain di atas, Emzir (2012: 102) menjelaskan prosedur

penelitiannya sebagai berikut: (1) Memilih dua kelompok yang bertindak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut dipilih secara purposive sample; (2) Kedua kelompok yang ada diberi pretest; (3) Kelompok eksperimen diberikan perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan; (4) Kedua kelompok yang ada diberi posttest.

Sugiyono (2013: 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto (2010: 174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Kelas VIII F berlaku sebagai kelas kontrol dan kelas VIII A berlaku sebagai kelas eksperimen.

(5)

5

siswa (selain sampel) yang telah memperoleh materi yang akan diajarkan, yaitu kelas IX C dengan jumlah 32 siswa. Untuk mengetahui kualitas butir soal objektif yang digunakan maka dilakukan uji yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda. Terdapat dua pengujian validitas soal objektif, yaitu validitas isi dan validitas butir soal. Dalam uji validitas isi yang bertindak sebagai validator adalah 1 dosen Hukum dan Kewarganegaraan dan 1 guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII A dan kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri.

Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian berupa data kuantitatif, yakni skor dari pengukuran hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui pretest dan

posttest. Dalam data kuantitatif teknik analisis datanya menggunakan metode

statistik yang sudah tersedia. Semua data yang telah diperoleh di awal maupun akhir pertemuan sebelum dianalisis dengan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varian. Data yang akan diuji adalah data pretest, posttest, dan gain score.

HASIL ANALISIS

Deskripsi Data Kelas Uji Coba Instrumen

Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa kelas IX C memiliki nilai tertinggi 100, nilai terendah 40, rata-rata hitung 70,19, dan standar deviasi sebesar 24,10. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang sebanyak 16 siswa dengan presentase 50%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 8 siswa dengan presentase 25%. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat baik sebanyak 8 siswa dengan presentase 25%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda pada kelas IX C.

Hasil Uji Kualitas Butir Soal Objektif

(6)

6

yang tidak sesuai dengan KD. Sedangkan pada penilaian yang ketiga

menunjukkan bahwa terdapat 17 butir soal yang masuk kualifikasi 2 karena tidak sesuai KD, 18 butir soal masuk kualifikasi 3 karena bahasa kurang bisa dipahami, 15 butir soal masuk kualifikasi 4 karena sesuai materi dan bahasa mudah

dipahami. Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas isi dari guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII A dan kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa terdapat 3 butir soal yang masuk

Kualifikasi 3 karena susunan kalimat kurang tepat, 47 butir soal masuk kualifikasi 4 karena sesuai materi dan bahasa mudah dipahami. Berdasarkan hasil yang telah diuraikan tersebut, peneliti melakukan perbaikan sehingga seluruh butir soal masuk dalam kualifikasi 4.

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal menunjukkan bahwa koefisien validitas butir soal pada nomor 10 menunjukkan nilai 0,166. Koefisien validitas butir soal pada nomor 28 menunjukkan nilai 0,139. Sedangkan koefisien validitas butir soal pada nomor 48 menunjukkan nilai 0,114. Nilai koefisien validitas butir soal pada ketiga butir soal di atas menunjukkan bahwa validitas ketiga butir soal tersebut sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian di atas dilakukan uji validitas kedua dan menunjukkan bahwa seluruh butir soal memiliki koefisien validitas sedang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan peneliti di kelas IX C SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri dan setelah data tersebut diuji reliabilitasnya diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal uji coba adalah 0,954. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa derajat reliabilitas soal uji coba sangat tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa soal yang digunakan untuk penelitian adalah instrumen yang baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, berdasarkan hasil penelitian

(7)

7

buah dengan presentase 48%. Butir soal yang memiliki kategori baik sebanyak 25 buah dengan presentase 50%. Butir soal yang memiliki kategori sangat baik sebanyak 1 buah dengan presentase 2%.

Deskripsi Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Setelah kualitas butir soal objektif diketahui instrumen dapat diterapkan pada kelas kontrol (kelas VIII F) dan kelas eksperimen (kelas VIII A) sehinggga dapat diketahui prestasi belajar awal, prestasi belajar akhir, dan gain score pada kedua kelas. Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar awal siswa dapat diketahui bahwa kelas kontrol (kelas VIII F) memiliki nilai tertinggi 86, nilai terendah 56, rata-rata hitung 74,71, dan standar deviasi sebesar 6,17. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang

sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 16 siswa dengan presentase 47,06%. cukup sebanyak 14 siswa dengan presentase 41,18%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar awal siswa dapat diketahui bahwa kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki nilai tertinggi 86, nilai terendah 54 rata-rata hitung 73,76, dan standar deviasi sebesar 7,06. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 18 siswa dengan presentase 52,94%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 11 siswa dengan presentase 32,35%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 3 siswa dengan presentase 8,82%.

(8)

8

Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar akhir siswa dapat diketahui bahwa kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki nilai tertinggi 88, nilai terendah 72 rata-rata hitung 79, dan standar deviasi sebesar 5,26. diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 10 siswa dengan presentase 29,41%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 15 siswa dengan presentase 44,12%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 9 siswa dengan presentase 26,47%.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap gain score dapat diketahui bahwa kelas kontrol (kelas VIII F) memiliki gain score maksimal 12, gain score minimal -4, rata-rata hitung 1,59, dan standar deviasi sebesar 3,47. Sedangkan kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki gain score maksimal 18, gain score minimal -2, rata-rata hitung 5,24, dan standar deviasi sebesar 4,46.

Hasil Uji Prasyarat Analisis

Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa data pretest berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan pada kelas kontrol nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,149 dan pada kelas

eksperimen nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,172 yang berarti kedua kelas memiliki Asymp.Sig. > 0,05. Begitu pula pada data posttest, berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa data

posttest berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan pada kelas kontrol nilai

Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,113 dan pada kelas

eksperimen nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,177 yang berarti kedua kelas memiliki Asymp.Sig. > 0,05.Berbeda dengan data gain score, berdasarkan hasil penelitian terhadap gain score diketahui bahwa data gain score dari kelas kontrol (kelas VIII F) berdistribusi tidak normal, sedangkan data gain

score dari kelas eksperimen berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan bahwa pada

(9)

9

Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,051 yang berarti memiliki Asymp.Sig. > 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 1,033 dan nilai Sig sebesar 0,329. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 0,014 dan nilai Sig sebesar 0,905. Berdasarkan hasil penelitian gain score siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 1,238 dan nilai Sig sebesar 0,270. Berdasarkan data pretest, posttest,dan gain score memiliki hasil

Asymp.Sig. > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest, posttest,dan gain

score pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tesebut homogen.

Hasil Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Sig 0,560 yang berarti Sig.> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, rata-rata prestasi belajar awal siswa, baik yang menggunakan metode ceramah (kelas VIII F) maupun siswa yang menggunakan metode simulation games (kelas VIII A) memiliki rata-rata sampel yang tidak berbeda. Berbeda dengan data posttest, Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Sig 0,042 yang berarti Sig.< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan akhir siswa, baik yang menggunakan metode ceramah (kelas VIII F) maupun siswa yang menggunakan metode simulation games (kelas VIII A) memiliki rata-rata sampel yang berbeda. Hasil ini sejalan dengan data gain score, Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai Asymp.Sig. 0,001 yang berarti Asymp.Sig. < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, rata-rata gain score siswa, baik yang

(10)

10

metode simulation games (kelas VIII A) memiliki rata-rata gain score yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian pada kelas kontrol (kelas VIII F) diperoleh bahwa db = 34-1 = 33 sehingga t(α,db) = t(0,025,33) = 2,042 dan thitung sebesar -1,165

yang berarti -2,042 < -1,165. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode ceramah pada kelas kontrol. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian pada kelas ekperimen (kelas VIII A) diperoleh bahwa db = 34-1 = 33 sehingga t(α,db) =

t(0,025,33) = 2,042 dan thitung sebesar -6,805 yang berarti -2,042 > -6,805. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode simulation games pada kelas eksperimen.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, kelas IX C memiliki nilai rata-rata 70. Nilai rata-rata ini diambil dari hasil belajar siswa kelas IX C yang terakhir setelah sebelumnya mengikuti tes uji coba sebanyak tiga kali. Nilai rata-rata tersebut masih tergolong belum maksimal mengingat nilai KKM mata pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan adalah 75. Belum maksimalnya nilai rata-rata siswa kelas IX C disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tidak adanya kesiapan siswa kelas IX C untuk mengikuti tes uji coba karena peneliti melakukan tes uji coba tersebut tanpa adanya kesepakatan dengan siswa kelas IX C. Hal ini sesuai dengan Suyono dan Hariyanto (2011: 126) yang menyatakan bahwa salah satu unsur dalam proses belajar adalah kesiapan. Selain itu tidak adanya balikan dan penguatan dari guru mengenai hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 48-49) yang menyatakan bahwa siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Siswa juga terdorong untuk belajar lebih giat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang buruk.

(11)

11

menggali hasil belajar yang telah tersimpan dikarenakan penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan pesan yang kurang baik. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 243) yang menyatakan bahwa bila proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau gagal.

Berdasarkan perhitungan dua sampel pretest dan posttest pada kelas eksperimen (kelas VIII A) diperoleh bahwa nilai rata-rata pada pretest dan

posttest terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hasil

belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikirannya sehingga cukup mempengaruhi perilaku siswa tersebut dan siswa mampu

menggali hasil belajar yang telah tersimpan dengan baik. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 243) yang menyatakan bahwa kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan,

pra-pengolahan, pra-pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Jika proses-proses tersebut baik, maka siswa mampu berprestasi dengan baik.

PENUTUP Kesimpulan

(12)

12 Saran

Berdasarkan hasil penelitian Eksperimental Semu yang dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Bagi pengajar yaitu: Pertama, diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran simulation games dengan baik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dapat

mengantarkan pada kualitas pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang selalu mengalami peningkatan. Kedua, mempersiapkan dengan matang sebelum menerapkan metode pembelajaran

ceramah dan metode pembelajaran simulation games, sehingga guru harus bisa menentukan atau memilih topik yang bisa diterapkan dengan metode tersebut dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal; (2) Bagi peserta didik yaitu: Pertama, diharapkan tidak ramai ketika mengikuti proses

pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua, bisa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, kritis dalam bertanya, serta aktif

berdiskusi dalam kelompoknya dengan atau tanpa menerapkan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran simulation games; (3) Bagi peneliti selanjutnya yaitu: Pertama, diharapkan dapat menggunakan skripsi ini dengan baik sebagai bahan acuan atau pembanding dalam penelitian yang

serumpun dengan penelitian ini. Kedua, dapat melakukan penelitian pada sekolah-sekolah yang lebih tinggi tingkatannya.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mulyana, Aina. 2012. Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya, (Online),

http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html, diakses tanggal 3 Mei 2013).

(13)

13

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supandi, Dody. 2010. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, (Online), (http://dodisupandiblog.blogspot.com/2010/05/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan.html, diakses tanggal 3 Mei 2013).

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahab, Abdul Azis. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat-alat pengukuran atau alat-alat pengambilan data secara langsung pada subyek

Untuk keperluan analisa kuantitatif dengan SSA, maka sampel harus dalam bentuk larutan. Untuk menyiapkan larutan, sampel harus diperlakukan sedemikian rupa yang

Oleh yang demikian, kajian ini dijalankan atas dasar keprihatinan penyelidik untuk mengetahui sejauhmana tahap pengetahuan dan pandangan pelajar sebagai salah satu

JAHIT CHECKING &amp; PACKING

Jika kita mendapati siswa yang terlalu sensitif dengan lelucon yang kita lontarkan, mungkin saja ia sedang mengalami beberapa masalah di rumah, misalnya :E. tidak memiliki rasa

Simulator tungku putar (Rotary Kiln) adalah alat didasarkan pada model matematika yang mendasar untuk proses reduksi langsung bijih besi atau bijih nikel oleh

Kaitannya dengan itu, Hazairin menempatkan peran pemegang otoritas ( ulul amri ) pada posisi yang strategis dan secara bersama-sama para ahli hukum Islam (ulama)

Menurut informasi yang diperoleh dari pimpinan umum pondok pesantren Musthafawiyah, pada masa Syekh Musthafa Husain, para guru atau ayah yang mengajarkan literatur kitab