• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini ANALISA FAKTORFAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG | Stiawirawan | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini ANALISA FAKTORFAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG | Stiawirawan | 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG

ARTIKEL

HERU STIAWIRAWAN NPM. 1310018312013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

2

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG

Heru Stiawirawan¹, Zaidir², M. Nursyaifi Yulius¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

e-mail :her_seir@yahoo.co.id

ABSTRACT

Generally, in the implementation of construction projects many obstacles found both during the project until the completion of the project is done so that development of the project in accordance with the type of construction of much needed expertise, knowledge and experience, both in terms of planning, construction management and contracting itself. Implementation of the project which is not in accordance with the plan could result in delays. Construction project delays mean additional implementation time completion of projects that have been planned and included in the contract documents. Untimely completion of the work is a shortage of the level of productivity and of course all of this will result in a waste of financing.Based on these problems, then the purpose of this study was to determine with certainty the factors that influence delays in implementation completion of building projects in Padang and to determine the dominant factors that influence delays in implementation completion of building projects in Padang. The result of study found that 12 factors that influence delays in implementation completion of building projects in Padang consist of 1. Project administration; 2. Implementation planning; 3. Managerial function, equipment control, and company effect; 4. Capital resources; 5. Material resources; 6. Human resources; 7. Equipment resources; 8. Technology resources; 9. Project organization; 10. Supervisory consultant; 11. Owner; 12. Others factor. There are 4 dominant factors that influence delays in implementation completion of building projects in Padang, namely 1. Human and environment aspect; 2. Planning, Managerial, Material dan Technology aspect; 3. Financial and Equiptment aspect; 4. Project administration aspect. Human and environment aspect is the biggest factor influence delays in implementation completion of building projects in Padang, this factor can explain 43,092% variation, then Planning, Managerial, Material dan Technology aspect which can explain 12,965% variation, Financial and Equiptment aspect can explain 9,394% variation, and Project administration aspect can explain 8,474% variation. Overall, the fourth aspect is able to explain 73,925% variation.

(3)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG

Heru Stiawirawan¹, Zaidir², M. Nursyaifi Yulius¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

e-mail :her_seir@yahoo.co.id

ABSTRAK

Di dalam pelaksanaan proyek konstruksi pada umumnya banyak ditemukan kendala-kendala baik selama pengerjaan proyek hingga selesainya proyek tersebut dikerjakan sehingga pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe konstruksi sangat dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalaman, baik dari sisi perencanaan, manajemen konstruksi maupun kontraktor itu sendiri. Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana dapat mengakibatkan keterlambatan. Keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui dengan pasti faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang dan mengetahui faktor dominan penyebab yang paling mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang. Hasil penelitian terdapat 12 (dua belas) faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang yaitu administrasi proyek, perencanaan pelaksanaan, fungsi manajerial alat kendali dan pengaruh perusahaan, sumber daya modal/keuangan, sumber daya material, sumber daya manusia, sumber daya peralatan, sumber daya teknologi, organisasi proyek, owner, konsultan pengawas, dan faktor lain. Dari 12 (dua belas) faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang, terdapat 4 faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang yaitu 1. Aspek Manusia dan Lingkungan; 2. Aspek Perencanaan, Manajerial, Material dan Teknologi; 3. Aspek Keuangan dan Peralatan; dan 4. Aspek Administrasi Proyek. Aspek manusia dan lingkungan merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di kota Padang yaitu mampu menjelaskan 43,092% variasi, kemudian diiringi oleh Aspek Perencanaan, Manajerial, Material dan Teknologi yang mampu menjelaskan 12,965% variasi, aspek Aspek Keuangan dan Peralatan mampu menjelaskan 9,394% variasi, dan aspek Administrasi Proyek mampu menjelaskan 8,474% variasi. Secara keseluruhan, keempat aspek tersebut mampu menjelaskan 73,925% variasi

(4)

4

1. PENDAHULUAN

Pada umumnya setiap proyek konstruksi mempunyai rencana dan jadwal pelaksanaan tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan, bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, dan bagaimana penyediaan sumber dayanya. Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga dampak yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yang dapat juga disertai dengan meningkatnya biaya pelaksanaan proyek tersebut.

Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana dapat mengakibatkan keterlambatan. Kendala-kendala yang selalu terlihat dalam proyek-proyek konstruksi biasanya berhubungan dengan persyaratan kinerja, waktu penyelesaian, batasan biaya, kualitas pekerjaan, dan keselamatan kerja. (Putra, 2002)

pencapaian rata-rata penyelesaian proyek tepat pada waktunya oleh kontraktor menengah dan besar di Kota Padang tahun 2010 sesuai dengan ketentuan dan persyaratan kontrak hanya 89% dan yang belum tercapai sebesar 11%, pada tahun 2011 pencapaian oleh kontraktor menengah dan besar menurun menjadi 85% dan yang belum tercapai sebesar 15%, pada tahun 2012 terjadi peningkatan penyelesaian pada waktunya menjadi 86% dan tahun 2013 meningkat kembali menjadi 88% tetapi mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 76%.

Tidak semua perusahaan konstruksi berhasil dalam mengerjakan proyek tepat pada waktunya. Hal ini dikarenakan perusahaan konstruksi kualifikasi menengah dan besar masih mengalami berbagai kendala dalam menyelesaikan proyek.

Berbagai penelitian telah dilakukan berkenaan dengan faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek gedung dalam perusahaan jasa konstruksi, beberapa diantaranya Priyanto (2006), Widhiawati (2009), Alinafiah (2006), Wijanarko (2009), Wijayanthi (2000), Fahirah (2005), dll.

2. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Tahap Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan proyek merupakan bagian terpenting, karena dengan kegiatan inilah nantinya diciptakan suatu bangunan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan akhir. Alokasi sumber daya sangatlah penting, perlu diatur siapa melakukan apa, bilamana dimulai, kapan selesainya dan memerlukan biaya berapa (Reksohadiprojo, 1983).

Menurut Istimawan Dipohusodo (1996) tahapan kontruksi dibagi menjadi 5 tahapan yaitu:

(5)

konsultan, informasi mengenai iklim dll.

2. Tahap perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan adalah pengajuan proposal, survey lanjutan, pembuatan desain awal/ sketsa rencana dan perancangan detail, keempat kegiatan ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena hasil kegiatan pertama akan berpengaruh pada kegiatan kedua dan selanjutnya. Tujuan dari tahap ini sebenarnya adalah untuk mendapatkan rencana final yang memuat pengelompokkan pekerjaan dan kegiatan secara terperinci: 3. Tahap pelelangan, kegiatan yang

dilakukan adalah kegiatan administrasi untuk pelelangan sampai dengan terpilihnya pemenang lelang.

4. Tahap pelaksanaan Kontruksi, dalam tahap ini adapun kegiatan yang dilakukan antara lain persiapan lapangan, pelaksanaan kontruksi fisik pekerjaan sampai dengan selesainya kontruksi itu sendiri. Salah satu kegiatan yang cukup penting pada saat pelaksanaan kontruksi fisik adalah kegiatan pengendalian biaya dan jadwal kontruksi, untuk pengendalian biaya kontruksi hal-hal yang harus diperhatikan adalah alokasi biaya untuk sumber daya proyek mulai dari tenaga kerja, peralatan sampai dengan material kontruksi, sedangkan pengendalian jadwal diupayakan agar setiap kegiatan dalam proyek berjalan sesuai dengan yang direncanakan, dalam hal ini semua pihak yg terlibat diharapkan dapat menggunakan berbagai sumber daya yang dimilikinya agar tujuan proyek tercapai dengan baik.

5. Tahap pengoperasian, setelah kontruksi fisik selesai maka

penyedia jasa akan menyerahkannya kepada pengguna jasa untuk dioperasikan, dalam tahap ini penyedia jasa masih memiliki tanggung jawab untuk memelihara bangunan tersebut sesuai dengan perjanjian.

2.2 Keterlambatan Pelaksanaan Proyek

Menurut Kraiem dan Dickman (dalam Proboyo, 1999), penyebab-penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat dikategorikan dalam tiga (3) kelompok besar, yakni :

1. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian, atau kesalahan pemilik proyek.

2. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian, atau kesalahan kontraktor.

3. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor.

2.2.1 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Soeharto (1999) menyatakan bahwa salah satu sumber daya yang menjadi penentu keberhasilan suatu proyek konstruksi adalah tenaga kerja. Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.

(6)

6 dikarenakan pekerjaan pada proyek

konstruksi merupakan pekerjaan padat karya yang berarti banyak menggunakan tenaga kerja dan mayoritas pekerjaannya dikerjakan secara manual. Tenaga kerja yang digunakan pada proyek konstruksi mayoritas adalah tenaga kerja pada tingkat tukang yang pada umumnya mempunyai latar belakang pendidikan rendah dan berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam kondisi seperti ini kinerja tukang sering menjadi kendala, salah satunya adalah kesadaran untuk bekerja optimal sepanjang waktu kerja yang telah ditentukan.

2.2.2 Pengelolaan Sumber Daya Material

Salah satu variabel yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya penyimpangan pada biaya proyek adalah material. Pada proyek-proyek konstruksi, material dan peralatan merupakan bagaian terbesar dari proyek, yang nilainya bisa mencapai 50 – 60 % dari total biaya proyek (Soeharto, 1999)

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Peralatan (machines)

Penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan dalam suatu proyek, kondisi daerah kerja serta

kondisi peralatan perlu didefenisikan terlebih dulu. Tujuannya agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan secara efektif dan efisien

2.2.4 Pengelolaan Sumber Daya Modal/ Keuangan

Keuangan proyek perlu dikelola dengan hati-hati agar pada akhir proyek, proyeksi keuntungan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Aliran kas masuk dan kas keluar harus terlapor dengan benar dan teliti sehingga setiap laporan berkalanya dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat diaudit dengan tingkat kewajaran yang baik serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berikutnya (Husen, 2009).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan bagian yang memuat tahap-tahap pelasanakaan penelitian mulai dari studi pendahuluan, literatur yang digunakan, metode pemecahan masalah sampai dengan teknik analisis dan kesimpulan. Metodologi juga menjabarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian berikut dengan respondennya. Kerangka metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data Penelitian

Penyebaran Kuesioner Penelitian

Rekapitulasi data

Distribusi Frekuensi

Analisis dan Pembahasan

Pengolahan dan Analisis

Valid danReliabel?

Ya

Tidak

(7)

Gambar 1. Metodologi Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada perusahaan konstruksi kualifikasi menengah dan besar yang ada di Kota Padang. Kuesioner disebarkan kepada 30 perusahaan dengan tingkat pengembalian kuesioner 90%. Dari 27 kuesioner yang kembali semuanya bisa digunakan untuk data penelitian sehingga response rate dari kuesioner adalah 100%. Hasil uji validitas dan reliabilitas memperlihatkan bahwa dari 77 butir pertanyaan yang diidentifikasi di awal, 76 butir pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel, sehingga untuk penelitian ini menggunakan 76 butir pertanyaan.

4.1 Faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung

Hasil analisis korelasi untuk faktor-faktor yang mempengaruhi

keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1. Dari 76 butir pertanyaan yang valid tentang faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek berkorelasi lemah, sedang, kuat sampai sangat kuat dengan nilai korelasi berkisar antara 0,371 -0,964.

Hasil analisis korelasi, ditemukan 12 faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek di Kota Padang yaitu, Administrasi Proyek, Perencanaan Pelaksanaan, Fungsi Manajerial,Alat Kendali, Pengaruh

Perusahaan, Sumber Daya

Modal/keuangan, Sumber Daya Material, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Peralatan, Sumber Daya Teknologi, Organisasi Proyek, Owner, Konsultan Pengawas.

Tabel 1

Hasil Analisis Korelasi Faktor-Faktor

Penyebab Keterlambatan

Pertanyaan r Tingkat Korelasi

1. Pelaksanaan penandatanganan kontrak

yang terlambat 0,779 Kuat

2. Pengaruh keterlambatan SPK turun 0,856 Sangat Kuat 3. Syarat dalam kontrak yang tidak jelas 0,856 Sangat Kuat Administrasi

Proyek

4. Penetapan durasi proyek yang ditetapkan dalam kontrak terlalu singkat / pendek

0,799 Kuat

2. Pengaruh penyusunaan Rencana kerja

proyek yang terlambat 0,621 Kuat

3. Pengaruh dari data informasi/ gambar rencana yang kurang lengkap dan ketidakjelasan disain

0,588 Sedang

4. Pengaruh perencanaan waktu pelaksanaan (time schedule) yang tidak tepat

0,783 Kuat Perencanaan

Pelaksanaan

5. Pengaruh perencanaan metode

(8)

8 Faktor-Faktor

Penyebab Keterlambatan

Pertanyaan r Tingkat Korelasi

6. Pengaruh perencanaan kebutuhan

material yang tidak tepat 0,745 Kuat 7. Pengaruh perencanaan adminstrasi

pengadaan material yang kurang jelas 0,708 Kuat 8. Pengaruh perencanaan sumber daya

manusia yang kurang baik 0,725 Kuat 9. Pengaruh perencanaan kebutuhan

peralatan yang tidak tepat 0,694 Kuat 10. Pengaruh perencanaan keuangan proyek

atau cash flow yang kurang 0,692 Kuat 1. Pengaruh tidak mengunakan bart chart 0,371 Lemah 2. Pengaruh tidak menggunakan jaringan

kerja (network) 0,596 Sedang

3. Pengaruh tidak menggunakan kontrol

kemajuan pekerjaan (kurva ”S”) 0,902 Sangat Kuat

4. Pengaruh tidak menggunakan kontrol

dana pengeluaran (cash out flow) 0,870 Sangat Kuat 5. Pengaruh dari pengalaman manajer

proyek/kontraktor yang masih kurang 0,817 Sangat Kuat 6. Pengaruh kurangnya koordinasi antar

tim 0,719 Kuat

Fungsi

Manajerial,Alat Kendali, Pengaruh Prsh

7. Pengaruh tanggung jawab para tim

proyek kurang jelas 0,755 Kuat

8. Pengaruh tidak menggunakan kontrol

pemakaian bahan 0,734 Kuat

1. Pengaruh Alokasi Dana yang tidak

mencukupi 0,697 Kuat

2. Pengaruh Proses Administrasi yang kurang baik pada penagihan pembayaran (termyn)

0,782 Kuat

3. Pengaruh keterlambatan penerimaan

pembayaran termyn oleh owner 0,837 Sangat Kuat 4. Pengaruh Proses Keterlambatan

pembayaran kepada supplier/ sub kontraktor

0,694 Kuat

5. Pengaruh Kesulitan Keuangan dari

kontraktor 0,758 Kuat

6. Pengaruh kurang memperhitungkan

adanya biaya tak terduga/contigencies 0,799 Kuat Sumber Daya

Modal/keuangan

7. Pengaruh ketidaktepatan perencanaan

upah tenaga kerja 0,835 Sangat Kuat

1. Pengaruh ketersediaan jumlah material

yang tidak mencukupi di lapangan 0,509 Sedang 2. Pengaruh peningkatan harga material 0,582 Sedang 3. Pengaruh spesifikasi material yang tidak

jelas 0,627 Kuat

4. Pengaruh keterlambatan pengiriman

material oleh supplier/pemasok 0,810 Sangat Kuat 5. Penanganan keberadaan material yang

tidak baik 0,755 Kuat

6. Pengaruh kesulitan mendapatkan

material 0,789 Kuat

Sumber Daya Material

7. Pengaruh kontrol mutu dan jumlah dari

(9)

Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan

Pertanyaan r Tingkat Korelasi

1. Pengaruh supply tenaga kerja yang

lambat 0,840 Sangat Kuat

2. Pengaruh jumlah tenaga kerja/ahli

terlatih yang tidak mencukupi 0,906 Sangat Kuat 3. Pengaruh produktifitas tenaga kerja

yang kurang 0,894 Sangat Kuat

4. Pengaruh pengalaman tenaga kerja yang

kurang 0,833 Sangat Kuat

5. Pengaruh motivasi tenaga kerja dan

kedisiplinan yang kurang 0,881 Sangat Kuat 6. Pengaruh ketidaktepatan perencanaan

tenaga kerja 0,899 Sangat Kuat

Sumber Daya Manusia

7. Pengaruh pengaturan mobilisasi tenaga

kerja 0,781 Kuat

1. Pengaruh dari mobilisasi peralatan yang

lambat 0,519 Sedang

2. Pengaruh dari peralatan yang tidak

mencukupi 0,682 Kuat

3. Pengaruh dari jumlah peralatan yang

tidak sesuai/ kurang cocok 0,863 Sangat Kuat 4. Pengaruh dari manajemen peralatan

yang masih kurang 0,725 Kuat

5. Pengaruh tingginya biaya mobilisasi alat 0,745 Kuat 6. Pengaruh tingginya harga sewa alat 0,463 Sedang Sumber Daya

Peralatan

7. Pengaruh dari kemampuan mandor/operator peralatan yang masih kurang

0,599 Sedang

1. Pengaruh dari metode konstruksi yang

tidak sesuai 0,733 Kuat

2. Pengaruh dari kesalahan metode kerja 0,829 Sangat Kuat 3. Pengaruh dari tidak diperhitungkannya

faktor risiko pada lokasi proyek 0,530 Sedang 4. Pengaruh dari perkiraan waktu yang

tidak tepat 0,811 Sangat Kuat

5. Pengaruh dari pekerjaan sub kontraktor

yang tidak sesuai dengan jadwal 0,806 Sangat Kuat 6. Pengaruh dari banyak hasil pekerjaan

yang harus diperbaiki 0,515 Sedang Sumber Daya

Teknologi

7. Pengaruh dari spesifikasi/ syarat dalam

dokumen kontrak yang tidak jelas 0,703 Kuat 1. Pengaruh dari tim proyek yang tidak

sesuai/tidak solid 0,888 Sangat Kuat 2. Pengaruh dari jumlah personil tim

proyek yang kurang 0,902 Sangat Kuat 3. Pengaruh dari tim proyek yang tidak

berpengalaman 0,887 Sangat Kuat

4. Pengaruh komunikasi dan koordinasi di

lingkungan proyek yang kurang 0,925 Sangat Kuat Organisasi

Proyek

5. Pengaruh adanya perselisihan di dalam

proyek 0,938 Sangat Kuat

1. Pengaruh keputusan dari owner yang

lambat dan berubah-ubah 0,917 Sangat Kuat Owner

2. Pengaruh sering terjadi intervensi dari

(10)

10

3. Pengaruh seringnya terjadi perubahan

permintaan dari owner 0,890 Sangat Kuat 4. Pengaruh tidak adanya kerjasama yang

baik antara pemilik dengan kontraktor 0,788 Kuat 5. Pengaruh dari cara inspeksi dan kontrol

pekerjaan yang birokratis 0,790 Kuat 6. Pengaruh Ketidaktahuan/ pengalaman

owner dalam bidang konstruksi 0,888 Sangat Kuat 1. Pengaruh kurangnya pengendalian di

sekitar proyek 0,699 Kuat

2. Pengaruh Keterbatasan dari personil

supervisi 0,900 Sangat Kuat

3. Pengaruh dari kurangnya pengalaman

konsultan pengawas 0,964 Sangat Kuat 4. Pengaruh dari review disain oleh

konsultan pengawas 0,602 Kuat

Konsultan Pengawas

5. Pengaruh dari wewenang dan tanggung jawab dari konsultan pengawas yang tidak jelas

0,916 Sangat Kuat

1. Pengaruh dari lokasi proyek yang kurang baik ( keadaan tanahnya, akses ke lokasi proyek yang kurang bagus)

0,791 Kuat

2. Pengaruh Intensitas curah hujan yang

tinggi 0,946 Sangat Kuat

3. Pengaruh seringnya terjadi kecelakaan

kerja 0,896 Sangat Kuat

Faktor Lain

4. Pengaruh dengan lingkungan sekitar 0,701 Kuat

4.2 Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung

Hasil analisis dari 76 butir pertanyaan yang dianalisis dapat dilihat

pada Total Variance Explained dan

Rotated Component Matrix yang menjadikan 4 komponen seperti disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

1 5,171 43,092 43,092 5,171 43,092 43,092 3,068 25,566 25,566

2 1,556 12,965 56,057 1,556 12,965 56,057 2,849 23,741 49,307

3 1,127 9,394 65,451 1,127 9,394 65,451 1,576 13,135 62,442

4 1,017 8,474 73,925 1,017 8,474 73,925 1,378 11,483 73,925

5 0,913 7,608 81,532

6 0,767 6,392 87,924

7 0,596 4,965 92,889

8 0,344 2,870 95,760

9 0,182 1,515 97,275

10 0,142 1,180 98,455

(11)

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings Comp

onent

Total

% of Varianc

e

Cumulat ive % Total

% of Varianc

e

Cumulat ive % Total

% of Varianc

e

Cumul ative

%

12 0,075 0,623 100,000

Dari Tabel 2 diketahui bahwa dari 76 butir pertanyaan yang dianalisis ternyata hasil ekstraksi komputer menjadi empat faktor (nilai eigen value >1, menjadi faktor). Faktor 1 mampu menjelaskan 43,092% variasi, faktor 2

menjelaskan 12,965% variasi, faktor 3 menjelaskan 9,394% variasi, dan faktor 4 menjelaskan 8,474% variasi. Secara keseluruhan, keempat faktor tersebut mampu menjelaskan 73,925% variasi. Tabel 3

Rotated Component Matrix

Component

1 2 3 4

ADM PROYEK 0,063 0,069 0,147 0,878

PERENCANAAN PELAKSANAAN 0,225 0,862 0,110 -0,042

FUNGSI MANAJERIAL, ALAT,

PENGARUH PRSH 0,085 0,784 0,318 0,164

SUMBER DAYA MODAL/KEU -0,038 0,201 0,804 0,357

SUMBER DAYA MATERIAL 0,371 0,613 0,337 -0,099

SUMBER DAYA MANUSIA 0,647 0,485 0,240 0,039

SUMBER DAYA PERALATAN 0,415 0,156 0,639 -0,117

SUMBER DAYA TEKNOLOGI 0,197 0,734 -0,068 0,470

ORGANISASI PROYEK 0,697 0,409 -0,208 0,222

OWNER 0,833 0,243 0,083 0,333

KONSULTAN PENGAWAS 0,885 -0,003 0,169 -0,200

LAIN-LAIN 0,524 0,213 0,364 0,063

Dari Tabel 3 kemudian butir-butir pertanyaan tersebut dikelompokkan

menjadi 3 faktor seperti yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4

Pengelompokkan berdasarkan analisis faktor

Komponen Faktor Pembentuk

Komponen 1 Sumber Daya Manusia, Organisasi Proyek, Owner, Konsultan Pengawas, Lain-lain

Komponen 2 Perencanaan Pelaksanaan, Fungsi Manajerial Alat dan Pengaruh Perusahaan, Sumber Daya Material, Sumber Daya Teknologi

Komponen 3 Sumber Daya Modal/keuangan, Sumber Daya Peralatan Komponen 4 Administrasi Proyek

Berdasarkan Tabel 4 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 4

komponen dominan yang

mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota

(12)

12 Material dan Teknologi, komponen 3

lebih difokuskan pada Aspek Keuangan dan Peralatan, faktor 4 lebih difokuskan pada Aspek Administrasi Proyek.

Pada aspek manusia dan lingkungan, dimana aspek manusia merupakan faktor yang akan menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek disamping aspek lingkungan yang akan mempengaruhi pelaksanaan proyek.

Pada aspek perencanaan, manajerial, material dan teknologi, aspek Perencanaan dan Manajerial merupakan aspek yang akan menentukan terlaksananya suatu proyek dengan baik disamping ketersediaan material dan teknologi.

Pada aspek keuangan dan peralatan, merupakan salah satu aspek yang akan menentukan agar terlaksananya suatu proyek dengan baik dan dengan kemampuan keuangan yang baik maka perusahaan mampu memiliki peralatan konstruksi yang mutakhir sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

Pada aspek administrasi proyek, merupakan aspek yang akan menentukan bahwa proyek konstruksi gedung dapat diperoleh oleh perusahaan, tanpa administrasi yang lengkap sesuai dengan persyaratan tender, mustahil suatu proyek akan didapatkan

Hasil penelitian ini mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan Priyanto (2006) di Yogjakarta yang menyimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya keterlambatan antara lain adalah tidak tersedianya sumber daya, kenaikan harga material, terlambatnya pengiriman material oleh supplier,

pengawasan dan pengendalian proyek yang lemah, kontraktor yang

mengalami kesesusahan keuangan, kurangnya tenaga kerja, dan penundaan pekerjaan oleh owner. Penelitian Widhiawati (2009) di Denpasar yang menyebutkan faktor keterlambatan proyek disebabkan antara lain faktor tenaga kerja, lingkup dan kontrak atau dokumen pekerjaan, bahan, perencanaan dan penjadwalan, sistem inspeksi, control dan evaluasi pekerjaan, peralatan, karateristik tempat, manajerial, dan keuangan.

(13)

campur tangan pemilik yang tidak perlu, tidak memadainya pengawasan pemilik, dan penundaan pekerjaan oleh pemilik.

5. KESIMPULAN

Faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang dalam pelaksanaan proyek tahun 2010 dan 2014 diperoleh 12 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek gedung di Kota Padang yaitu administrasi proyek, perencanaan pelaksanaan, fungsi manajerial alat kendali dan pengaruh perusahaan, sumber daya modal/keuangan, sumber daya material, sumber daya manusia, sumber daya peralatan, sumber daya teknologi, organisasi proyek, owner, konsultan pengawas, dan faktor lain.

Dari 12 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksa-naan pekerjaan proyek gedung di Kota Padang ditemukan empat faktor penting yang paling signifikan menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek gedung di Kota Padang, yaitu 1. Aspek Manusia dan Lingkungan; 2. Aspek Perencanaan, Manajerial, Material dan Teknologi; 3. Aspek Keuangan dan Peralatan; dan 4. Aspek Administrasi Proyek.

Aspek manusia dan lingkungan merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di kota Padang yaitu mampu menjelaskan 43,092% variasi, kemudian diiringi oleh Aspek Perencanaan, Manajerial, Material dan Teknologi yang mampu menjelaskan 12,965% variasi, aspek Aspek Keuangan dan Peralatan mampu menjelaskan 9,394% variasi, dan aspek Administrasi Proyek mampu menjelaskan 8,474% variasi. Secara

keseluruhan, keempat aspek tersebut mampu menjelaskan 73,925% variasi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Alifen, R. S, Setiawan R. S, Sunarto A. 2000, Analisa “What If” Sebagai

Metode Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek, Teknik Sipil, Vol. 2 No. 1, Maret.

Andi, Susandi, Wijaya H. 2003. On Representing Factors Influencing Time Performance Of Shop-House Contructions In Surabaya, Dimensi

Teknik Sipil, Vol. 5 No. 2,

September

Arikunto, Suharsimi 2002, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi Revisi. Penerbit PT

Rineka Cipta, Jakarta

Dillon, W. R. and M. Goldstein, 1994.

Multivariate Analysis, methods and Application, John Wiley &

Sons, New York.

Dipohusodo, Istimawan 1996,

Manajemen Proyek dan

Konstruksi, Jilid 1 Kanisius, Yogyakarta.

Ervianto, Wulfram I. 2005, Manajemen

Proyek Konstruksi , Edisi Revisi,

Penerbit Andi, Yogyakarta

Ghozali, Imam., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, Edisi 5,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Husen, Abrar 2009, Manajemen

Proyek, Perencanaan,

penjadwalan & pengendalian proyek, Penerbit Andi. Yogyakarta

Kampey, Frangky 2010, Analisis Faktor-faktor Keterlambatan Pada Bangunan Proyek Keairan. http://www.scribd.com/doc/38946

134/Analisis-Faktor- Keterlambatan-Pada-bangunan-keairan. (9 Desember 2010)

(14)

14 2007 di Daerah Belitung, Skripsi,

Universitas Islam

Indonesia,Yogyakarta

Naoum, S.G.D. 1999. Research and Writing for Contruction Students.

Dissertation, London, Butterworth – Heinemann

Napitupulu, M 1987, Industri Jasa

Konstruksi Pemborongan,:

Inspirasiptek Matra, Kediri

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Priyanto M, Dharu Dewi, Joyosukarto 2006, Sistim Pengendalian Proyek

Konstruksi Faktor Penghambat dan Pendukung, Yogyakarta.

Proboyo, B. 1999. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat Dari Penyebab-Penyebabnya, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1 No. 1 Maret

1999.

Putra D, Praherdian 2002, Planning

and Scheduling, Bahan Pelatihan

Manajemen Konstruksi MBT, Bandung

Rai Widhiawati. IA, 2009, Analisa Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Teknik Sipil, Vol. 8 No. 2 Juli-Desember

Reksodihadiprodjo, Sukanto 1987,

Manajemen Proyek, BPFE, Yogyakarta.

Riduwan, 2009, Metode dan Teknik

Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung.

Rusdi 2009, Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Keterlambatan Proyek-Proyek Jalan di Sumatera Barat, Tesis, Universitas Bung Hatta, Padang Siegel, Sidney 1990. Terjemahan:

Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. P.T. Gramedia,

Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi 1987, Metode Penelitian

Survey,PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid I Erlangga, Jakarta

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,

Alfabeta, Bandung

Suharto, Iman 1995, Manajemen Proyek, Dari Konseptual sampai Operasional, Edisi 2, Penerbit

Erlangga, Jakarta

Suyetno 2010, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Gedung. http://eprints.undip.ac.id/23968/(9 Desember 2010)

Gambar

Tabel 1Hasil Analisis Korelasi
Tabel 2Total Variance Explained
Tabel 3Rotated Component Matrix

Referensi

Dokumen terkait

Saya mengetahui bagaimana cara menempatkan diri dalam situasi yang berbeda-beda dengan orang lain yang sedang diajak berkomunikasi8. Penerimaan

Interrelationship of corporate social responsibility index (ICSR) with return on equity (ROE) shows that corporate social responsibility (CSR) can provide economic effect for

Setelah rencana pembelajaran disusun, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam 3 siklus. Pelaksanaan pembelajaran dalam setiap

Perusa- haan dengan nilai aset lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan (Susanto, 2009) yang mendukung hasil penelitian terdahulu (Chen & Church,

correcting atau mengkoreksi penampilan temannya dalam membaca puisi, pengkoreksian dilakukan berdasarkan panduan dari media kartu kuning yang berisi teks puisi

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua buah cognition yaitu values (nilai) dan intentions (tujuan). Umumnya, manajer menerima penetapan tujuan

Untuk analisis internal bisnis menggunakan teknik Matriks Boston Consulting Group (BCG). Model analisis BCG merupakan teknik yang dapat digunakan untuk menyusun

Jika dilihat dari sudut pandang karakteristik yang dipakai untuk pengujian, pengujian yang akan dilakukan ini hanya mencakup pengujian terhadap Aplikasi Early