• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN ANAK JALANAN TERHADAP MANFAAT PROGRAM RUMAH SINGGAH CARITAS PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI (PSE) MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGAPAN ANAK JALANAN TERHADAP MANFAAT PROGRAM RUMAH SINGGAH CARITAS PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI (PSE) MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAPAN ANAK JALANAN TERHADAP MANFAAT PROGRAM

RUMAH SINGGAH CARITAS PENGEMBANGAN

SOSIAL EKONOMI (PSE) MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

ROMANTI ULI SIPANGKAR

108141025

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

TANGGAPAN ANAK JALANAN TERHADAP MANFAAT PROGRAM

RUMAH SINGGAH CARITAS PENGEMBANGAN

SOSIAL EKONOMI (PSE) MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

ROMANTI ULI SIPANGKAR

108141025

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i

ABSTRAK

Romanti Uli Sipangkar. 108141025. Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2012.

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah anak jalanan tidak banyak memanfaatkan Rumah Singgah Caritas dan program Rumah Singgah Caritas PSE Medan kurang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan anak jalanan terhadap manfaat program Rumah Singgah Caritas PSE Medan.

Teori dalam penelitian ini dikemukakan Kotler (Dalam Fitriyani, 2011:38) mengenai “Tanggapan adalah perilaku atau tindakan yang muncul dikarenakan adanya rangsangan melalui tahap kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), suka (liking), menjadikan kebijakan sebagai pilihan (preference), dan yakin dengan kebijakan”. Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan melalui Rumah Singgah (1999) mengenai “Rumah Singgah adalah suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu menyelesaikan masalah sosial dan menemukan alternatif pemenuhan kebutuhan hidupnya”.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang dibimbing oleh Rumah Singgah Caritas PSE Medan berjumlah 25 orang dan populasinya dijadikan sampel.. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus:

=

×

%

(11)

v

1.2 Identifikasi Masalah ………..….6

1.3 Batasan Masalah ………...7

2.1.1 Pengertian Tanggapan………....………..………9

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tanggapan ...………..….11

2.1.3 Jenis-jenis Tanggapan ………...……12

2.1.4 Pengertian Anak Jalanan ..………..………...13

2.1.5 Ciri-ciri Anak Jalanan ………..……….16

2.1.6 Faktor Penyebab Anak Jalanan ..………...16

2.1.7 Pengelompokan Anak Jalanan ………...17

2.1.8 Pengertian Rumah Singgah ………...19

2.1.9 Tujuan Rumah Singgah ……….………..……..20

(12)

vi

2.1.11 Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)

Medan ………22 2.1.12 Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program Rumah

Singgah Caritas PSE Medan ……….……....25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……..………...…34

4.2 Deskripsi dan Hasil Penelitian ………..35

4.2.1 Analisis Hasil Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program Rumah Singgah Caritas PSE Medan .……….……36

4.2.2 Hasil Tanggapan Terhadap Manfaat Program Rumah Singgah Caritas PSE Medan ...………45

(13)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...…...……….49

5.2 Saran ..………...50

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket ………....31

Tabel 3.2 Jadwal Waktu Penelitian ………...………....34

Tabel 4.1 Tabel Jawaban Kesadaran ……….37

Tabel 4.2 Tabel Jawaban Penilaian ………...39

Tabel 4.3 Tabel Jawaban Penerimaan ………...41

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ………27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Caritas PSE Medan ………..35

Gambar 4.2 Grafik Jawaban Kesadaran ……….………..38

Gambar 4.3 Grafik Jawaban Penilaian ……….………40

Gambar 4.4 Grafik Jawaban Penerimaan .………42

(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian ……….……….…54

Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Anak Jalanan ………….……....…...62

Lampiran 3 Daftar Nama Anak Jalanan ……….…...63

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharaan, kasih

sayang dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan,

pikiran dan kehendak tersendiri. Anak merupakan sumber daya manusia yang

sangat penting untuk diasah kemampuannya, karena mereka adalah generasi

penerus bangsa. Seorang anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu

dipenuhi untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Dewasa ini banyak sekali anak yang seharusnya mengenyam pendidikan

malah harus berkeliaran di jalanan. Survey dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun

2011 jumlah anak jalanan adalah sebanyak 230.000 anak di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan tahun

2011, tercatat sekitar 700 anak jalanan dan gelandangan di Medan.

Kondisi anak jalanan saat ini sudah terpuruk karena kehidupan anak

jalanan tidak hanya kita lihat di jalan raya saja, tetapi juga di terminal, stasiun,

bahkan tempat-tempat wisata dan tempat ibadah. Segala bentuk kegiatan mereka

lakukan untuk menghasilkan uang antara lain menjadi pengamen, pengemis,

penjual koran, penyemir sepatu, penjual minuman, penjual mainan dan

sebagainya. Adapun penyebaran anak jalanan terbesar ditemukan di perempatan

jalan sebanyak 448 anak (64%), di terminal sebanyak 112 anak (16%), stasiun

(18)

2

http://medan. tribunnews.com/2011/06/01/anjal-protes-di-balai-kota-medan. Diakses 28 Desember 2012.

Pada masyarakat perkotaan, keberadaan anak jalanan merupakan

pemandangan umum yang menyertai aktifitas sehari-hari. Keadaan kota

mengundang maraknya pertumbuhan anak jalanan. Kepadatan penduduk di kota

dan banyaknya masalah yang terjadi di dalam sebuah keluarga membuat anak

yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih sayang dan

kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat

dan hidup merdeka, mengakibatkan anak teraniaya secara batin, fisik dan seksual

oleh keluarga, teman dan orang lain yang lebih dewasa. Hal ini mengakibatkan

mereka tidak nyaman berada di lingkungan keluarga dan lebih memilih hidup di

jalanan.

Anak jalanan pada hakikatnya adalah anak-anak, sama dengan anak-anak

lainnya yang bukan anak jalanan, mereka membutuhkan pendidikan. Pemenuhan

pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental

mereka. Anak jalanan umumnya berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat

dan ekonominya lemah, sehingga anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan

latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan

hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku

negatif.

Dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak

dapat disamaratakan. Dilihat dari penyebabnya tidak semua anak jalanan berada di

jalan karena tekanan ekonomi, tetapi juga karena pergaulan, pelarian, tekanan

(19)

3

yang buruk untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya. Lingkungan

kehidupan anak jalanan yang sangat keras, buruk dan seringkali berimbas pada

perilaku negatif akan membawa dampak buruk terhadap anak jalanan itu sendiri

maupun terhadap masyarakat. Anak jalanan menjadi lebih dewasa dari umurnya

karena sering melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya

sebagai anak-anak, mereka sangat rentan terhadap perilaku menyimpang seperti

kebiasaan merokok, penggunaan narkoba, minum-minuman keras dan kebanyakan

menggunakan lem (bahan perekat untuk ban dan sandal) maupun pil obat batuk

(pil Dextroamphetamine).

Pil Dextroamphetamine atau biasa disebut pil Dextro sebenarnya

diperuntukkan bagi orang yang menderita penyakit batuk, tetapi jika dipakai

dalam dosis besar bisa berdampak memabukkan. Meski tidak termasuk kategori

narkotika dan obat-obatan terlarang, tetapi pemakaian dalam jumlah yang besar

akan berdampak negatif dan bisa mematikan. Menurut UU Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak Pasal (8) halaman 76 dinyatakan bahwa “Setiap anak

berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan

kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial”. Anak jalanan juga berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial tersebut. Pemerintah dan

Lembaga Swadaya Masyarakat memiliki banyak program untuk memberikan

pelayanan kesehatan dan jaminan sosial, salah satunya adalah dengan

menggunakan model rumah singgah.

Rumah singgah adalah suatu tempat yang dipersiapkan sebagai perantara

antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah

(20)

4

terdapat anak-anak jalanan yang biasanya diberikan pelatihan ataupun

keterampilan khusus. Salah satu rumah singgah bagi anak jalanan yang ada di

Kota Medan adalah Rumah Singgah Caritas, berdiri sejak tahun 2010 yang berada

di Jalan Sei Asahan No.36. Rumah singgah ini adalah sebuah pusat informasi dan

kegiatan (Drop In Center) yang menangani masalah-masalah sosial seperti IDU

(Injecting Drug User), ATS (Amphetamine Type Shabu), ODHA (Orang Dengan

HIV-AIDS), PSK (Pekerja Seks Komersial), warga binaan pemasyarakatan dan

anak jalanan.

Rumah Singgah Caritas ini merupakan tempat tinggal sementara bagi anak

jalanan yang berarti bahwa mereka tidak diperkenankan tinggal menetap di rumah

singgah kecuali dalam situasi darurat. Rumah Singgah Caritas juga merupakan

tempat untuk memperoleh informasi dan menambah kegiatan mereka seperti

pertemuan dalam membahas apa dampak buruk obat-obatan yang disalahgunakan

dan bagaimana upaya mencegah penularan HIV-AIDS di kalangan anak jalanan.

Pendamping juga memberikan dampingan untuk mengakses ke layanan kesehatan

yang merupakan mitra kerja Rumah Singgah Caritas. Dari keterangan yang

diperoleh dari pendamping di Rumah Singgah Caritas bahwa anak jalanan

menggunakan uang yang diperoleh dari hasil mengamen untuk membeli pil

Dextroamphetamine. Oleh karena itu, pendamping di Rumah Singgah Caritas

merasa tergerak untuk membantu anak jalanan dengan memberi bimbingan pada

anak jalanan dan mengajak mereka untuk hadir dalam pertemuan di Rumah

Singgah Caritas PSE Medan.

Anak jalanan disebabkan bukan hanya karena kondisi kemiskinan tetapi

(21)

5

anak, misalnya keluarga yang tidak harmonis (broken home), orang tua yang

terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan kebutuhan si anak, tidak ada kasih

sayang yang dirasakan anak. Ketidak kondusifan tersebut memicu anak untuk

mencari kehidupan di luar rumah yang tidak ia temukan dalam lingkungan

keluarga. Mereka hidup di jalan-jalan dengan melakukan aktifitas yang dipandang

negatif oleh norma masyarakat. Seperti yang terjadi pada anak jalanan yang dibina

oleh Rumah Singgah Caritas. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anak

jalanan di rumah singgah tersebut, mereka mengatakan alasan menjadi anak

jalanan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka,

faktor kemiskinan menyebabkan orang tua mereka tidak mampu membiayai

pendidikan, seringnya terjadi pertengkaran di dalam keluarga menjadikan mereka

tidak nyaman di rumah dan memilih menjadi anak jalanan.

Program Rumah Singah Caritas kurang sesuai dengan kebutuhan karena

rumah singgah lebih fokus memberikan pelayanan seputar narkoba dibandingkan

menangani masalah-masalah lain yang dialami anak jalanan. Sementara masalah

anak jalanan tidak hanya seputar narkoba, tetapi juga masalah keluarga, pergaulan

bebas atau seks bebas, dan masalah sekolah atau pendidikan. Keterfokusan

pendamping atau tutor rumah singgah dalam menangani masalah narkoba

menyebabkan kurangnya pelayanan rumah singgah seperti pelayanan untuk

memberikan motivasi dan keterampilan tambahan bagi anak jalanan. Di Rumah

Singgah Caritas, anak jalanan hanya diberikan pelayanan informasi mengenai

narkoba dan dampak negatif penggunaan narkoba, sementara mereka sendiri

(22)

6

berada berlama-lama di rumah singgah. Apalagi mereka tidak mendapat

keterampilan tambahan, hanya mendapatkan informasi seputar narkoba.

Rendahnya minat anak jalanan masuk ke Rumah Singgah Caritas dapat

dilihat dari banyaknya anak jalanan yang masih harus dikunjungi di jalanan

daripada yang datang langsung ke Rumah Singgah Caritas. Anak jalanan tidak

banyak memanfaatkan Rumah Singgah Caritas PSE Medan, dikarenakan program

ini kurang sesuai dengan kebutuhan anak jalanan itu sendiri, sementara anak

jalanan lebih membutuhkan pelayanan dalam menambah keterampilan mereka.

Rumah Singgah Caritas ini memiliki fasilitas dan ruang yang nyaman untuk

ditempati akan tetapi anak jalanan masih merasa kurang nyaman berada disana

karena anak jalanan itu sendiri masih lebih memilih melakukan aktifitasnya di

jalanan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti

tertarik untuk meneliti “Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program Rumah Singgah Caritas PSE Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, banyak masalah yang dapat

diidentifikasi oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Anak yang seharusnya mengenyam pendidikan malah harus berkeliaran di

jalanan dengan menjadi pengamen, pengemis, penjual koran, penyemir

(23)

7

2. Anak jalanan rentan terhadap perilaku menyimpang seperti kebiasaan

merokok, mengkonsumsi pil obat batuk (pil Dextroamphetamine),

minum-minuman keras, dan seks bebas.

3. Anak jalanan kurang nyaman berada di Rumah Singgah Caritas PSE

Medan,

4. Anak jalanan tidak banyak memanfaatkan Rumah Singgah Caritas PSE

Medan,

5. Program Rumah Singah Caritas kurang sesuai dengan kebutuhan karena

rumah singgah lebih fokus memberikan pelayanan seputar narkoba

daripada pelayanan motivasi dan keterampilan tambahan bagi anak

jalanan,

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam

penelitian ini adalah “Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program

Rumah Singgah Caritas PSE Medan”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat

(24)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui “Tanggapan Anak Jalanan Terhadap Manfaat Program Rumah

Singgah Caritas PSE Medan”.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi pendamping atau tutor di Rumah Singgah

Caritas PSE Medan dalam mengetahui tanggapan anak jalanan terhadap manfaat

program Rumah Singgah Caritas PSE Medan.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan untuk memahami Tanggapan anak jalanan

terhadap manfaat program Rumah Singgah Caritas PSE Medan

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan

penelitian yang berhubungan dengan kajian dengan judul Tanggapan anak

jalanan terhadap manfaat program Rumah Singgah Caritas PSE Medan.

c. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk menambah wawasan dan

pengalaman dalam membuat penulisan karya ilmiah yang akan datang dan

juga meningkatkan pengetahuan tentang rumah singgah.

d. Sebagai bahan masukan bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah dalam

(25)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan hasil tanggapan anak jalanan terhadap manfaat program

Rumah Singgah Caritas PSE Medan sebagai berikut:

1. Anak jalanan beranggapan bahwa program Rumah Singgah Caritas

PSE kurang bermanfaat bagi anak jalanan.

2. Dari hasil penelitian tanggapan anak jalanan terhadap manfaat program

Rumah Singgah Caritas dapat dilihat dari masing-masing indikator

hasil jawaban angket, pada indikator kesadaran diperoleh

persentasenya sebesar 8% dinyatakan kurang bermanfaat, pada

indikator penilaian sebesar 10% dinyatakan kurang bermanfaat, dan

pada indikator penerimaan diperoleh persentasenya sebesar 16%

dinyatakan kurang bermanfaat.

3. Anak jalanan beranggapan bahwa program Rumah Singgah Caritas

PSE Medan kurang sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga merasa

program Rumah Singgah Caritas PSE Medan kurang bermanfaat bagi

(26)

50

5.2 Saran

Berdasarkan data dilapangan dari kesimpulan penelitian ini, maka

saran-saran berupa rekomendasi dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Rumah Singgah diharapkan dapat lebih memfokuskan program sesuai

kebutuhan anak jalanan yaitu dengan memberikan pelatihan

keterampilan bagi anak jalanan sesuai kebutuhan mereka, sehingga

anak jalanan dapat lebih memahami manfaat Rumah Singgah Caritas

PSE Medan.

2. Rumah Singgah diharapkan lebih berperan dalam pemberdayaan

kemampuan potensial anak jalanan, sehingga tidak terfokus pada

pemberian tempat singgah sementara semata tetapi juga berupa

keterampilan agar menjadi bekal dalam bekerja sehingga pencegahan

akan bahaya narkoba dan HIV-AIDS bisa dengan mudah dipahami

3. Anak jalanan memiliki permasalahan yang kompleks baik fisik, psikis,

sosial, budaya dan pendidikan, sehingga pendamping Rumah Singgah

harusnya memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode

yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan mereka agar mereka tidak

bosan dan memiliki semangat untuk mengikuti kegiatan di Rumah

(27)

RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang Keluarga

a. Nama : Romanti Uli Sipangkar

b. Tempat/Tanggal Lahir : Pangururan, 01 September 1990

c. Agama : Kristen Protestan

d. Nama Ayah : Lesman Sipangkar e. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

f. Nama Ibu : Resti Sitanggang g. Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

h. Alamat Orang tua : Jalan Sisingamangaraja No.10 Pangururan, Kabupaten Samosir i. Status Keluarga : Anak Ke 7 Dari 7 Bersaudara

2. Riwayat Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SD NEGERI 173738 PANGURURAN

b. Sekolah Menengah Pertama : SMP SWASTA BUDI MULIA PANGURURAN

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket ……………………………………………………....31
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ………………………………………………27

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Masalah utama yang ditemukan yaitu gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif,nyeri akut, intoleransi aktivitas dan gangguan kebutuhan nutrisi, gangguan pertukaran

Dengan sistem informasi pengelolaan keuangan sekolah ini, diharapkan bisa membantu proses pengelolaan keuangan dari tahap pembuatan rencana anggaran, pencatatan dana

Pelatihan Kerajinan Mozaic Kaca pada anak Yatim di Yayasan Permata Hati,Nyuh Kuning, Ubud.. Pelatihan Cetak Sablon Pada Yayasan Bunga di Bali

Berdasarkan pengertian pendidikan kesehatan diatas tersirat unsur-unsur pendidikan kesehatan yaitu input (sasaran pendidikan yaitu individu, kelompok atau masyarakat dan

Saipudin Sopari yang telah mengetik dengan cermat naskah Kamus Dwi Bahasa Indonesia — Lampung Dialek Wai Kanan Edisi Revisi ini.. Demikian pula Tim Penyusunan

Pemberian tandem gait exercise dan ankle strategy exercise tidak ada perbedaan pengaruh, dimana selisih hasil nilai rerata kelompok I dan kelompok II yaitu 0,051

Hemoglobin dapat bergabung dengan oksigen udara yang terdapat dalam paru-paru karena mempunyai daya afinitas yang tinggi, sehingga terbentuklah oksihemoglobin yang kemudian oksigen

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan pada usia muda di masyarakat Lingkungan Nelayan II Sungailiat. Teori