SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F
BALAN S RODA / BAN
I I . DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DI REKTORAT JENDERALMANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL
2005
Milik Negara Tidak Diperdagangkan
Modul_OPKR-40-016B
2
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F
BALANS RODA / BAN
Penyusun:
1. Budi Santoso
2. Suharto, S.Pd
3. Djoko Sumaryanto
Fasilitator:
1. Drs. Abdulla
2. Suryana I skandar
DIREKTORAT PEMBINAAN SEOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KODE MODUL
OPKR- 40- 016B
2005
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami
dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi
maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9
(sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni
Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi ( Com petency Based Training/ CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK,
para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara
sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi
(BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan
baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi
dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan
unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama
tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan
Modul_OPKR-40-016B
4
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yangsedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005
a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM
DAFTAR I SI MODUL
Halaman
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR I SI ……….……… ii
PETA KEDUDUKAN MODUL ……….……… iv
MEKANI SME PEMELAJARAN ……….. v
DI AGRAM PENCAPAI AN KOMPETENSI ……….. vi
PERI STI LAHAN/GLOSSARI UM…..……….. viii
I . PENDAHULUAN ……… 1 ETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………. 1
ENCANA BELAJAR SISWA ………
7 B. EGIATAN BELAJAR ……..……… 7 Kegiatan Belajar 1: Mengidentifikasi gangguan pada roda ... 7a.
Tujuan kegiatan belajar ……….………... 7b.
Uraian materi …….……… 8c.
Rangkuman …….……… 16d.
Tugas …….……… 20e.
Tes formatif ……..……….. 20f.
Kunci jawaban formatif ……..……….. 20Modul_OPKR-40-016B
6
Kegiatan Belajar 2 : Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik………
23
a.
Tujuan kegiatan belajar ……..……….. 23b.
Uraian materi ……..……….. 23c.
Rangkuman ……..……….. 29d.
Tugas ……..……… 31e.
Tes formatif ……..………. 31f.
Kunci jawaban formatif ………. 31g.
Lembar kerja ……… 33Kegiatan Belajar : Membalans roda pada mesin balans... 35
a. Tujuan kegiatan belajar ………. 35
b. Uraian materi ……..……….. 35
c. Rangkuman ……….. 39
d. Tugas ……..……… 40
e. Tes formatif ………... 40
f. Kunci jawaban formatif ……..……….. 40
g. Lembar kerja ……..……… 41
I I I . EVALUASI ……….. 43
A. PERTANYAAN …….………... 43
B. KUNCI JAWABAN ……….... 43
C. KRITERIA KELULUSAN ……..……….. 45
I V. PENUTUP …….……… 47
PETA KEDUDUKAN MODUL
A. Diagram Pencapaian Kompetensi
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan
pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit
Modul/ Balans roda/ ban
8
MEKANI SME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai
berikut:
Y
Y
T START
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Lihat Kedudukan Modul
Nilai ≥ 7
Modul berikutnya/ Uji
Kompetensi Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan Evaluasi
Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan
PENCAPAI AN KOMPETENSI
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen
Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen
OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis sistem hidrolik
OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur
penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan
Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja
Konstribusi komunikasi di tempat kerja
OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual
Pelaksanaan operasi penanganan secara manual OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem
pendingin dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya
OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya
Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem
pendingin
Overhaul komponen sistem pendingin
OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel
Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan
komponen-komponennya sistem pengoperasian
Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian
OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya
Perbaikan kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-003B Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis transmisi
manual
Modul/ Balans roda/ ban
10
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan
Pemeliharaan/servis unit final drive/ gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda
OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem
OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem
suspensi
Pemeliharaan/servis sistem suspensi
OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban
OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me-nyetel roda
Melepas, memasang dan menyetel roda
OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam
Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam
OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan
Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan
OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan (assesoris)
Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)
OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air
Conditioner)
Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
B. Kedudukan Modul
PERI STI LAHAN/
GLOSSARY
Static balance yaitu bahwa distribusi berat yang mengelilingi roda adalah sama besar, sehingga
gaya sentrifugal yang timbul ketika roda berputar adalah sama besar pula.
Dynamic balance yaitu bahwa distribusi berat pada setiap sisi garis tengah ban adalah sama besar,
sehingga tidak ada kecenderungan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain.
Spot w ear cupping, Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian
tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam
ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur
Shimmy,adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan dan / atau rigiditas ban yang tidak seragam. Body shake, adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda
kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.
Balance on- the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan tanpa melepas roda ( roda
tetap terpasang pada mobil)
Balance off- the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan dalam keadaan roda harus
Modul/ Balans roda/ ban
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRI PSI
Modul Balans roda / ban ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu
diketahui agar dapat mengatasi gangguan ban akibat roda yang tidak balans.
Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliput: (a)
mengidentifikasi gangguan pada roda/ ban, (b) memahami pengertian balans
static dan balans dinamik, dan (c) membalans roda pada mesin balans.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang
identifikasi gangguan pada roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang
pengertian balans static dan balans dinamik, dan kegiatan belajar 3 membahas
tentang membalans roda pada mesin balans. Setelah mempelajari modul ini
peserta diklat diharapkan dapat memahami cara membalans roda / ban.
B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.
Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-016B antara lain adalah OPKR-10-017B
dan OPKR-10-019B.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul
ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini
:
1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau
instruktur terlebih dahulu.
6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan
D. TUJUAN AKHI R
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat
diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi gangguan roda dengan baik.
2. Memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.
Balans roda/ ban
14
E. KOMPETENSI
Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
KOMPETENSI : Balans roda / ban
KODE : OPKR-40-016B
DURASI PEMELAJARAN : 20 Jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 1 - 1 - 1 1
KONDISI KERJA 1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan di bidang perbengkelan
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
Spesialisasi pabrik kendaraan
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
Kebutuhan pelanggan
Kode area tempat kerja
Spesifikasi produk/komponen pabrik 3. Pelaksanan K3 harus memenuhi :
Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penghargaan di bidang industri 4. Sumber-sumber dapat termasuk :
Peralatan tangan/hand tools, balans roda/ban 5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
Penilaian, visual, balans statik, dinamik dan kombinasi
Materi Pokok Pembelajaran
Sub
Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Lingkup
1. Membalans
roda/ban. 1. Roda dibalans tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi
pabrik dan dipahami
3. Balans dilaksanakan sesuai panduan industri yang telah ditetapkan.
4. Seluruh kegiatan membalans roda/ban dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure), Undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangan dan
prosedur/kebijakan perusahaan. 5. Identifikasi balans statis dan dinamis
Modul/ Balans roda/ ban
16
Sebelum mempelajari modul
OPKR- 40- 016B
, isilah dengan cek list (
) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat
dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Jaw aban
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tidak Bila jaw aban ‘Ya’, kerjakan 1. Saya mampu mengidentifikasi gangguan roda/ ban
dengan baik.
Soal Tes Formatif 1
2. Saya dapat memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.
Soal Tes Formatif 2 1. Membalans
roda / ban.
3. Saya mampu membalans roda pada mesin pembalans dengan baik.
Soal Tes Formatif 3
BAB I I
PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini
dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap
kegiatan belajar.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Guru 1. Mengidentifikasi
ganguan ban/ roda.
2. Memahami balans static dan balans dinamik
3. Membalans ban/ roda.
B. KEGI ATAN BELAJAR
KEGI ATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi gangguan pada roda / ban yang diakbatkan oleh roda / ban tidak balans
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Pada akhir kegiatan belajar, Peserta diklat memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya ganguan pada roda / ban
2. Menjelaskan jenis keausan ban yang tidak wajar
3. Menjelaskan terjadinya getaran pada ban / roda.
Modul/ Balans roda/ ban
18
b. Uraian Materi1. GANGGUAN PADA RODA / BAN
Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini rnenunjukkan bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah
arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa
ban merupakan bagian dari system kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang
berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga merupakan bagian dari
system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada masalah ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga
diperhatikan. Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan
gangguan pada ban dan system lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah
pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa apakah ban dipakai dan dirawat
dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau
getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan
tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas
rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada
ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans
dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan
2. KEAUSAN YANG TI DAK WAJAR
KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR ( CUPPI NG) ]
Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Modul/ Balans roda/ ban
20
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. a) . BODY SHAKE ( Body Bergoncang)
Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang
Ganti atau setel Periksa bantalan roda
Periksa ball joint & tie rod
end Ganti
Periksa wheel alignment
Periksa rem
Periksa run-out roda Periksa spindle
Periksa balans roda
Perbaiki atau ganti
Setel kelurusan roda
Ganti
Lakukan balans static dan dinamik
Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban
PENTI NG !
Kanvas yang dipasang pada
tread
ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan
akan menyebabkan terjadinya keausan spot.
Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan
keausan spot.
Roda yang tidak balans berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.
terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang.
Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.
b) . STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.
Gambar 3. Steering shimmy
Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;
Tidak rata
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
baik
Periksa ball joint & bantalan
Periksa peredam kejut
Periksa hub-to-wheel centering
Periksa run-out ban
Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa
Modul/ Balans roda/ ban
22
Adapun rincian langkah analisa trouble-shooting dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Bicarakan gejalanya
Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat ganggungan dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa getaran terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun mobil sudah diperbaiki dan roda sudah dibalans ?
2) Lakukan test jalan untuk diagnosa.
Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang dipakai test jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat dipertahankan. Jalankan kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga tercapai temperatur kerja dan menghilangkan "standing flats", dan kemudian catat gejala yang disampaikan oleh pengemudi (misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada saat getaran maksimum terjadi, biarkan kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata pada saat meluncur dengan kecepatan kritis, kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila getarannya berlangsung pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus pada kecepatan kritis sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau tidak ada getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk, maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga.
3) Memeriksa Hub- to- w heel centering
1) . Periksa hub-to-wheel centering clearance. Periksalah clearance disepanjang keliling hub. Nilainya tidak boleh melebihi batas maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04 in).
Gambar 4. Memeriksa clearance hub
4) Perbaiki hub- to- w heel centering clearance
a). Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil perbedaan sekelilingnya.
b). Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi pemasangannya telah dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau tidak.
c). Periksa Run-out ban d). Periksa Run-out pelek e). Periksa Run-out hub
Nilai batas :
Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Gambar 5. Mengukur run-out hub
f). Perbaiki Run-out ban g). Periksa balance off-the-car
1). Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram. 2). Gunakan balancing weight yang sesuai dengan pelek, dan tempelkan dengan kuat agar
tidak jatuh pada saat berjalan. h). Perbaiki kembali Run-out Ban
1) Periksa run-out ban
▪ Pasangkan ban pada mobil sesuai dengan tanda pemasangannya ▪ Ukur radial run-out ban dengan menggunakan dial gauge
2) Perbaiki run-out ban
▪ Pasangkan mur hub untuk sementara (kencangkan dengan tangan) dan tempatkan bagian yang mempunyai radial run-out lebih besar di bagian bawah.
▪ Turunkan kendaraan sampai ban sedikit menyentuh tanah, dan kencangkan kembali mur hub secara merata dengan menggunakan kunci mur hub. (Lakukan penyetelan yang teliti pada hub dan wheel centering clearance).
Modul/ Balans roda/ ban
24
▪ Ukur vertical run-out pada ban sekali lagi, dan cocokan hasilnya.Largest run-out
i). Periksa balance on-the-car
1) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan petunjuk untuk balancer.
2) Pemeriksaan balance off-the-car dan perbaikannya harus sudah dilakukan sebelum pemeriksaan balance on-the-car. 3) Pemeriksaan dilakukan dengan wheel
cap, valve cap, center ornament dan
magnet lock-nut terpasang. Gambar 6 Memeriksa run-out ban
4) Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai.
5) Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah kecepatan secara bertahap.
Gambar 7. Mengukur balance on-the-car
c. Rangkuman:
GANGGUAN PADA RODA / BAN
1. KEAUSAN YANG TI DAK WAJAR : KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR ( CUPPI NG) ]
Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di
Periksa ball joint & tie rod end
Ganti PENTI NG !
Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot.
Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot.
Modul/ Balans roda/ ban
26
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. BODY SHAKE ( Body Bergoncang)
Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang.
Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.
Periksa wheel alignment
Periksa rem
Periksa run-out roda Periksa spindle
Periksa balans roda
Perbaiki atau ganti
Setel kelurusan roda
Ganti
Lakukan balans static dan dinamik
Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban
STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam.
Gambar 10. Steering shimmy
Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;
Tidak rata
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
baik
Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan
baik
Periksa ball joint & bantalan
Periksa peredam kejut Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa
Modul/ Balans roda/ ban
28
Tiak balansTidak balans
d. Tugas :
Analisalah kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?e. Tes Formatif :
1). Jelaskan jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?2). Jelaskan keausan ban yang tidak wajar, yang diakibatkan oleh ban / roda tidak balans? 3). Jelaskan macam-macam getaran ban yang diakibatkan oleh roda/ ban tidak balans?
f. Kunci Jaw aban Formatif :
1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). Pegas rusak / patah
b). Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). Bantalan roda rusak
d). Kerusakan pada ball joint
e). Keausan ban tidak wajar.
2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:
Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Gambar 11. Keausan Spot
3. Getaran pada kendaraan akibat ban/roda tidak balans :
a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)
Yang dimaksud dengan goncangan dteini adalah getaran ertical atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan
rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).
Gambar 12. Bodi bergoncang
b). STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy
adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.
Gambar 13. Steering shimmy
g. Lembar Kerja :
1. Alat dan Bahan
Modul/ Balans roda/ ban
30
d). Lap/majun2. Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.
3. Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan pemeriksaan komponen yang rusak akibat ban / roda tidak balans d). Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas.
e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
f). Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas.
4. Tugas
a). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas !
KEGI ATAN BELAJAR 2 :
Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik
a.
Tujuan Kegiatan BelajarSetelah melaksanakan kegiatan belajar ini peserta diklat memiliki kemampuan: 1). Menjelaskan definisi keseragaman ban
2). Menjelaskan balans statik dan balans dinamik
3). Menjelaskan akibat yang ditimbulkan ban / roda tidak balans
b.
Uraian Materi :1. KESERAGAMAN BAN
Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas
.
wheel balance
run-out
keseragaman
Apabila roda tidak seimbang putarannya, maka dapat menimbulkan ketidak seimbangan pada roda. Ketidak seimbangan roda yang berlebihan dapat mengakibatkan getaran yang dapat mempengaruhi kontrol terhadap kemudi kendaraan. Oleh karena itu, roda dan ban biasanya diperiksa terhadap keseimbangannya sebelum meninggalkan pabrik. Akan tetapi keseimbangan roda dapat berubah karena kerusakan atau karena keausan, terutama pada mobil berkecepatan tinggi.
Roda dan ban yang tidak seimbang disamping membuat kendaraan tidak
nyaman, juga menimbulkan keausan-keausan tidak normal pada ban (
flat
sporwear)
dan sistem suspensi. Dua efek penting dari keadaan tidak
seimbang adalah "
wheel tramp
" (roda bergetar pada arah vertikal) dan
"
wheel shimmy
" (getaran pada arah samping).
Modul/ Balans roda/ ban
32
2. WHEEL BALANCEDilakukan untuk meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan pengereman, juga aerodinamik body, ini memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly (ban dan peiek) yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu, wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini disebut dengan wheel balancing. Wheel balancing dilakukan dengan menggunakan balancing weight bagi keseluruhan wheel assembly, yaitu pelek dengan ban yang terpasang. Wheel balance dibagi menjadi dua :
static balance (jika roda diam ditempat) dan dynamic balance (pada saat roda berputar) .
3. STATI C BALANCE
Untuk mengetahui static balance, gambarkan sebuah roda yang setimbang berputar bebas pada porosnya. Kalau berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini roda dikatakan
static balance.
Gambar 14. Roda dalam keadaan balans statik
Gambar 15. Roda tidak Balans Statik Berat A = berat B
Weight heavy Heavy spot
Gamba 16. Membalans statik
Gambar 17. Gaya sentrifugal pada roda yang tidak balans statik
Akan tetapi, kalau ban selalu berhenti dengan titik (A) berada di bawah, berarti bagian tersebut jelas-jelas lebih berat dari sisi lawannya, yaitu titik (B). Jika berat ban tidak terbagi secara merata pada poros roda, berarti roda dapat dikatakan static yang tidak balance (statically unbalanced). Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar. Pada kendaraan yang sebenarnya, getaran radial ini diubah menjadi getaran vertikal oleh suspensi, dan diteruskan melalui body ke steering wheel.
Dengan menempelkan bobot (W,) yang sama dengan bobot ekstra A (W,) pada titik B yang posisinya 1800 berhadapan dengan A dan jaraknya sama dan poros, maka getaran ini akan dapat dihilangkan karena W akan bekerja sebagai bobot lawan dari W, Gaya centrifugal yang bekerja pada titik B akan mencegah aksi pada A, sehingga getaran poros dan roda dapat dicegah pada saat roda berputar. Dengan kata lain, static balance disebut sebagai centrifugal balance pada saat roda berputar. Karena penempelan bobot pada tread ban tidaklah memungkinkan, maka dipakai dua counter balance weight dengan ukuran yang sama pada
Add balance weights here
Corrective weights
Centrifugal force
Radial vibration
Balance weight Balance
Modul/ Balans roda/ ban
34
pelek sebelah dalam dan luar dengan posisi berhadapan dengan titik A.Gambar 18. Membalans gaya sentrifugal
DYNAMI C BALANCE
Kalau static balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah radial pada kondisi statis,
dynamic balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti.
Gambar 19. Roda yang balans statik dan dinamik
Sebagai umpama, bobot ekstra A dan B yang sama ditempel pada roda seperti gambar di bawah. Bobot ini akan menyebabkan roda menjadi static balance.
A = B
Gambar 20 Roda dengan bobot A dan B dalam keadaan balans statik
Static balance Dynamic balance
Akan tetapi, garis yang menghubungkan pusat bobot dari gaya berat G1, dan G2, tidak berada pada sekeliling garis pusat roda. Akibatnya, pada saat roda berputar titik G1, dan G2 cenderung mendekati garis pusat roda karena momen FA dan FB yang bekerja di sekitar titik pusat gaya berat roda (Go). Momen ini terbentuk oleh gaya centrifugal (FA, dan FB;) yang bekerja pada G1, dan G2,
Gambar 21. Roda dengan bobot G1 dan G2 tidak balans dinamik
Modul/ Balans roda/ ban
36
Setiap roda berputar 180°, seluruh momen gaya yang ditimbulkan oleh perubahan arah ini membuat getaran lateral mengikuti ayunan putaran roda. Getaran lateral ini mengakibatkan kondisi pada steering wheel yang disebut shimmy yaitu ayunan melingkar dari steering wheel. Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'Gambar 23. Balance weight menjadikan balans dinamik
c. Rangkuman :
1. Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut
run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas
.
2. Ban dan pelek yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu,
wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan
dynamic balance (pada saat roda berputar) .
3. Balans statik, roda / ban dalam keadaan balans statik bila : a) Semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.
b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c) Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.
Balance weight
Gambar 24. Roda dalam keadaan balans statik
Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar.
4. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar.
Gambar 25. Roda yang balans statik dan dinamik
Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclen bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'
Static balance Dynamic balance
balance
Berat A = berat B
Modul/ Balans roda/ ban
38
Gambar 26. Balance weight menjadikan balans dinamikd. Tugas
Amati akibat yang terjadi pada kendaraan bila roda / ban tidak balans statik dan dinamik?
e. Tes Formatif
1. Jelaskan pengertian balans statik pada ban / roda?
2. Apa yang dimaksud dengan balans dinamik dan jelaskan bagaimana caranya mengatasi roda yang tidak balans dinamik ?
f. Kunci Jaw aban Formatif 2
1. Roda / ban dikatakan dalam keadaan balans statik bila : a) semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.
b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c)Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.
Balance weight
Balance weight
Berat A = berat B
Weight heavy Heavy spot
Gambar 27. Roda dalam keadaan balans statik
2. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti.
Gambar 28 . Balans statik dan dinamik pada sebuah roda
Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'
Gambar 29. Balance weight untuk mengatasi balans dinamik
Static balance Dynamic balance
Balance weight
Modul/ Balans roda/ ban
40
g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan a). Dongkrak b). Jack Stand c). Kunci Roda d). Lap / majun
e). Alat pengukur tekanan udara ban f). Satu unit mobil praktek
2. Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand. 3. Langkah Kerja:
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru.
c). Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif! d). Identifikasi roda / ban yang tidak balans statik dan dinamik
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4. Tugas :
a). Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas!
KEGI ATAN BELAJAR 3 :
Membalans ban/ roda dengan alat pembalans
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Peserta diklat memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan penggunaan peralatan pembalans roda / ban. 2. Melaksanakan pekerjaan membalans statik roda sesuai spesifikasi. 3. Melaksanakan pekerjaan membalans dinamik roda sesuai spesifikasi. 4. Membalans roda secara off-the-car balancer
b. Uraian Materi 3.
1. Penggunaan peralatan pembalans roda / ban
Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan.
Kedua balancer tersebut mempunyai keistimewaan sebagai berikut:
I tem
Tipe
Off- the- car
balance
On- the- car balance
Static balance
Tinggi
Tinggi
Ketelitian
Dynamic balance
Tinggi
Tidak terlalu tinggi
Static balance
Mudah
Cukup mudah
Kemudahan
Modul/ Balans roda/ ban
42
Gambar 30.
Wheel balancer OFF-THE-CAR TYPE
Gambar 31.
Wheel balancer ON-THE-CAR TYPE
Dahulu, off-the-car type balancer dan on-the-car type balancer dipakai sendiri-sendiri untuk memperbaiki balance roda. Tetapi sekarang, untuk memperbaiki getaran yang keras (goncangan body, getaran kemudi, dan lain-lain) yang terjadi pada kecepatan tinggi, yang tidak dapat diperbaiki dengan cara terdahulu ; pertama, lakukan static balance secara tersendiri dengan menggunakan off-the-car balancer, dan kemudian lakukan dynamic balance dengan ban terpasang pada kendaraan (on-the-car balancer). Pada akhirnya, ban diperiksa deviasinya dari tengah ban dan masalah lain yang mungkin muncul sebagai deviasi pada static balance, serta yang lain-lain diperbaiki dengan menggunakan on-the-car balancer.
2. Perhatian Pada Saat Membalans Roda
a. Perhatian sebelum membalans roda
Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :
1). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak. 2). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. 3). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
4). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).
b. Perhatian untuk off- t he- car balancing
1). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. 2). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.
3). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.
c. Perhatian untuk on- the- car balancing
1). Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.
3). Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.
d. Membalans statik
1). Melepaskan roda dari kendaraan
2). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan
3). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
4). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan 5). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak
baik.
e. Membalans dinamik
1). Mengangkat mobil pada bagian yang akan dilepas rodanya 2). Menyangga dengan jack stand untuk pengaman
3). Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang 4). Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit
khusus)
5). Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi 6). Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus) 7). Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek
8). Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur pengikat
9). Setellah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari roda (misalnya : 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan)
10) Menempatkan adaptor pada penyanggah roda
11) Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar
12) Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda Catatan : Bila lubang baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan selongsong yang tersedia.
13) Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/plastik 14) Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan "O". 15) Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan "0"
16) Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin penyeimbang
17) Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan
18) Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat pada poros utama
19) Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda 20) Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda 21) Mengatur plane selector untuk menentukan pembebanan.
Catatan : Pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar Pada angka 2 untuk penyeimbang roda bagian dalam.
22) Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan 23) Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter 24) Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter
Modul/ Balans roda/ ban
44
26). Mencocokkan angka dari phase meter dengan angka pada sumbu utama, roda diputardengan tangan.
(aa) Memasang bobot penyeimbang pada roda sesuai dengan berat dan tempat dari pembacaan gram meter/phase meter. Setellah adaptor dan roda dilepas dari poros utama.
(ab) Mengecek pembebanan balancing dengan menghidupkan kembali pesawat penyeimbang, sampai jarum gram meter harus berada pada daerah hijau.
Catatan : Apabila jarum gram meter tidak berada pada daerah hijau maka pengukuran harus dimulai kembali seperti semula.
(ac) Melepaskan adaptor dari poros utama pesawat penyeimbang roda
(ad) Melepaskan roda dari adaptor dengan meletakkan di atas penyangga roda/standart (ae) Memasang kembali roda pada mobil
c. Rangkuman :
1. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ ban Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :
a). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-lain yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
b). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
d). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).
2. Perhatian untuk off- t he- car balancing
a). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.
c). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu. 3. Perhatian untuk on- the- car balancing
a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.
b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.
c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.
4. Prosedur membalans static
Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer
yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan. a). Melepaskan roda dari kendaraan
b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.
d. Tugas
Lakukan balans roda / ban menggunakan off-the car balancer?
e. Tes Formatif
1. Jelaskan prosedur yang perlu dilakukan sebelum membalans roda/ban ? 2. Jelaskan langkah-langkah membalans statik pada ban/roda ?
f. Kunci Jaw aban Formatif
1. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ ban Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :
a) Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
b) Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c) Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
d) Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).
2. Perhatian untuk off- t he- car balancing
a) Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b) Membalans roda sampai diperoleh harga o g.
c) Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.
3. Perhatian untuk on- the- car balancing
a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.
b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.
c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.
4. Membalans statik
a)
.
Melepaskan roda dari kendaraanb). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
peiek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahana). Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya b). Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans c). Kunci ban
d). Dongkrak
Modul/ Balans roda/ ban
46
2. Keselamatan Kerjaa). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja.
d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.
e). Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object.
3. Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien.
b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan balans ban/ roda sesuai prosedur yang benar!
d). Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
4. Tugas
a). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 3!
b). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas!
BAB I I I
Modul/ Balans roda/ ban
48
A. PERTANYAAN
1. Jelaskan gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans? 2. Jelaskan pengertian roda/ban yang tidak balans dinamik dan akibat yang ditimbulkannya? 3. Lakukan balans roda secara off-the-car balancer pada sebuah mobil!
B. KUNCI JAWABAN
Gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ ban yang tidak balans :
1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). Pegas rusak / patah
b). Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). Bantalan roda rusak
d). Kerusakan pada ball joint
e). Keausan ban tidak wajar.
2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:
Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Gambar 32. Keausan Spot
Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.
3. Getaran
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy. a) . BODY SHAKE ( Body Bergoncang)
40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).
Gambar 33. Bodi bergoncang akibat roda tida balans
b) . STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy
adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam.
Gambar 34. Goncangan shimmy akibat roda tidak balans
c) Pengertian tidak balans dinamik
1) Roda tidak sama berat disekeliling penampang lingkaran ban/roda
2) Titik-titik yang lebih berat terletak tidak ditengah-tengah penampang ban/roda Akibat yang ditimbulkan pada kendaraan :
1) Saat roda berputar, titik-titik yang lebih berat akan tertarik ke garis tengah roda. 2) Akibat pada roda, roda akan bergetar kearah samping
Modul/ Balans roda/ ban
50
C. KRI TERI A KELULUSAN
Aspek
Skor
( 1- 10)
Bobot
Nilai
Keterangan
Kognitif (soal no 1 dan 2)
3
Ketelitian
pemeriksaan
gangguan tidak balans
2
Ketepatan
prosedur
membalans ban/ roda
3
Ketepatan waktu
1
Keselamatan kerja
1
Nilai Akhir
Syarat
lulus,
nilai minimal 70
dengan
skor
setiap
aspek
minimal 7
Kriteria Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
BAB I V
PENUTUP
Modul ini hanyalah salah satu pengantar agar peserta diklat memiliki kemampuan membalans
roda. Agar peserta diklat menguasai ketrampilan ini dengan baik, disarankan membaca buku
manual tentang alat pembalans roda dan juga buku-buku referensi tentang balans roda serta
mengikuti latihan dengan disiplin dan tekun.
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul
berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus
mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh
Modul/ Balans roda/ ban