• Tidak ada hasil yang ditemukan

47883527 Balans Roda dan Ban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "47883527 Balans Roda dan Ban"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N

PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

BALAN S RODA / BAN

I I . DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DI REKTORAT JENDERALMANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL

2005

Milik Negara Tidak Diperdagangkan

(2)

Modul_OPKR-40-016B

2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N

PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

BALANS RODA / BAN

Penyusun:

1. Budi Santoso

2. Suharto, S.Pd

3. Djoko Sumaryanto

Fasilitator:

1. Drs. Abdulla

2. Suryana I skandar

DIREKTORAT PEMBINAAN SEOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

KODE MODUL

OPKR- 40- 016B

(3)

2005

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami

dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi

maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9

(sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni

Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

berbasis kompetensi ( Com petency Based Training/ CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK

dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK,

para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara

sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi

(BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan

baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi

dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan

unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami

sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama

tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan

(4)

Modul_OPKR-40-016B

4

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang

sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah

Direktur Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM

(5)

DAFTAR I SI MODUL

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR I SI ……….……… ii

PETA KEDUDUKAN MODUL ……….……… iv

MEKANI SME PEMELAJARAN ……….. v

DI AGRAM PENCAPAI AN KOMPETENSI ……….. vi

PERI STI LAHAN/GLOSSARI UM…..……….. viii

I . PENDAHULUAN ……… 1 ETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………. 1

ENCANA BELAJAR SISWA ………

7 B. EGIATAN BELAJAR ……..……… 7 Kegiatan Belajar 1: Mengidentifikasi gangguan pada roda ... 7

a.

Tujuan kegiatan belajar ……….………... 7

b.

Uraian materi …….……… 8

c.

Rangkuman …….……… 16

d.

Tugas …….……… 20

e.

Tes formatif ……..……….. 20

f.

Kunci jawaban formatif ……..……….. 20

(6)

Modul_OPKR-40-016B

6

Kegiatan Belajar 2 : Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik

………

23

a.

Tujuan kegiatan belajar ……..……….. 23

b.

Uraian materi ……..……….. 23

c.

Rangkuman ……..……….. 29

d.

Tugas ……..……… 31

e.

Tes formatif ……..………. 31

f.

Kunci jawaban formatif ………. 31

g.

Lembar kerja ……… 33

Kegiatan Belajar : Membalans roda pada mesin balans... 35

a. Tujuan kegiatan belajar ………. 35

b. Uraian materi ……..……….. 35

c. Rangkuman ……….. 39

d. Tugas ……..……… 40

e. Tes formatif ………... 40

f. Kunci jawaban formatif ……..……….. 40

g. Lembar kerja ……..……… 41

I I I . EVALUASI ……….. 43

A. PERTANYAAN …….………... 43

B. KUNCI JAWABAN ……….... 43

C. KRITERIA KELULUSAN ……..……….. 45

I V. PENUTUP …….……… 47

(7)

PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan

pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit

(8)

Modul/ Balans roda/ ban

8

MEKANI SME PEMELAJARAN

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai

berikut:

Y

Y

T START

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Lihat Kedudukan Modul

Nilai ≥ 7

Modul berikutnya/ Uji

Kompetensi Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan Evaluasi

Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan

(9)

PENCAPAI AN KOMPETENSI

Kode Kompetensi Judul Modul

OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen

Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen

OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem

hidrolik

Pemeliharaan/servis sistem hidrolik

OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur

penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan

Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan

OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja

Konstribusi komunikasi di tempat kerja

OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual

Pelaksanaan operasi penanganan secara manual OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan

komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem

pendingin dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya

Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem

pendingin

Overhaul komponen sistem pendingin

OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel

Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan

komponen-komponennya sistem pengoperasian

Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian

OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya

Perbaikan kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-003B Overhaul kopling dan

komponen-komponennya

Overhaul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis transmisi

manual

(10)

Modul/ Balans roda/ ban

10

Kode Kompetensi Judul Modul

OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

Pemeliharaan/servis unit final drive/ gardan

OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda

OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem

OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem

suspensi

Pemeliharaan/servis sistem suspensi

OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban

OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me-nyetel roda

Melepas, memasang dan menyetel roda

OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam

Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam

OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan

Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan

OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya

Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan

kelistrikan tambahan (assesoris)

Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)

OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air

Conditioner)

Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)

B. Kedudukan Modul

(11)

PERI STI LAHAN/

GLOSSARY

Static balance yaitu bahwa distribusi berat yang mengelilingi roda adalah sama besar, sehingga

gaya sentrifugal yang timbul ketika roda berputar adalah sama besar pula.

Dynamic balance yaitu bahwa distribusi berat pada setiap sisi garis tengah ban adalah sama besar,

sehingga tidak ada kecenderungan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain.

Spot w ear cupping, Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian

tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam

ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur

Shimmy,adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan dan / atau rigiditas ban yang tidak seragam. Body shake, adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda

kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.

Balance on- the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan tanpa melepas roda ( roda

tetap terpasang pada mobil)

Balance off- the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan dalam keadaan roda harus

(12)

Modul/ Balans roda/ ban

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRI PSI

Modul Balans roda / ban ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu

diketahui agar dapat mengatasi gangguan ban akibat roda yang tidak balans.

Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliput: (a)

mengidentifikasi gangguan pada roda/ ban, (b) memahami pengertian balans

static dan balans dinamik, dan (c) membalans roda pada mesin balans.

Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang

identifikasi gangguan pada roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang

pengertian balans static dan balans dinamik, dan kegiatan belajar 3 membahas

tentang membalans roda pada mesin balans. Setelah mempelajari modul ini

peserta diklat diharapkan dapat memahami cara membalans roda / ban.

B. PRASYARAT

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik

Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti

terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.

Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-016B antara lain adalah OPKR-10-017B

dan OPKR-10-019B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Peserta diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul

ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada

masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya

(13)

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap

kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini

:

1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.

2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang

diperlukan dengan cermat.

4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau

instruktur terlebih dahulu.

6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar

sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan

pembelajaran yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :

a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap

belajar

c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab

pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat

d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang

diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan

f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

D. TUJUAN AKHI R

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat

diharapkan :

1. Mampu mengidentifikasi gangguan roda dengan baik.

2. Memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.

(14)

Balans roda/ ban

14

E. KOMPETENSI

Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

KOMPETENSI : Balans roda / ban

KODE : OPKR-40-016B

DURASI PEMELAJARAN : 20 Jam @ 45 menit

A B C D E F G

LEVEL KOMPETENSI KUNCI

1 1 - 1 - 1 1

KONDISI KERJA 1. Batasan konteks

Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan di bidang perbengkelan

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :

 Spesialisasi pabrik kendaraan

 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan

 Kebutuhan pelanggan

 Kode area tempat kerja

 Spesifikasi produk/komponen pabrik 3. Pelaksanan K3 harus memenuhi :

 Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

 Penghargaan di bidang industri 4. Sumber-sumber dapat termasuk :

 Peralatan tangan/hand tools, balans roda/ban 5. Kegiatan

Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:

 Penilaian, visual, balans statik, dinamik dan kombinasi

Materi Pokok Pembelajaran

Sub

Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Lingkup

(15)

1. Membalans

roda/ban. 1. Roda dibalans tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi

pabrik dan dipahami

3. Balans dilaksanakan sesuai panduan industri yang telah ditetapkan.

4. Seluruh kegiatan membalans roda/ban dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure), Undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangan dan

prosedur/kebijakan perusahaan. 5. Identifikasi balans statis dan dinamis

(16)

Modul/ Balans roda/ ban

16

Sebelum mempelajari modul

OPKR- 40- 016B

, isilah dengan cek list (

) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat

dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Jaw aban

Sub Kompetensi Pernyataan

Ya Tidak Bila jaw aban ‘Ya’, kerjakan 1. Saya mampu mengidentifikasi gangguan roda/ ban

dengan baik.

Soal Tes Formatif 1

2. Saya dapat memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.

Soal Tes Formatif 2 1. Membalans

roda / ban.

3. Saya mampu membalans roda pada mesin pembalans dengan baik.

Soal Tes Formatif 3

(17)

BAB I I

PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini

dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap

kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru 1. Mengidentifikasi

ganguan ban/ roda.

2. Memahami balans static dan balans dinamik

3. Membalans ban/ roda.

B. KEGI ATAN BELAJAR

KEGI ATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi gangguan pada roda / ban yang diakbatkan oleh roda / ban tidak balans

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Pada akhir kegiatan belajar, Peserta diklat memiliki kemampuan :

1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya ganguan pada roda / ban

2. Menjelaskan jenis keausan ban yang tidak wajar

3. Menjelaskan terjadinya getaran pada ban / roda.

(18)

Modul/ Balans roda/ ban

18

b. Uraian Materi

1. GANGGUAN PADA RODA / BAN

Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini rnenunjukkan bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah

arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa

ban merupakan bagian dari system kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang

berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga merupakan bagian dari

system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada masalah ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga

diperhatikan. Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan

gangguan pada ban dan system lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah

pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa apakah ban dipakai dan dirawat

dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau

getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan

tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas

rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada

ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans

dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan

(19)

2. KEAUSAN YANG TI DAK WAJAR

KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR ( CUPPI NG) ]

Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan

kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

(20)

Modul/ Balans roda/ ban

20

Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. a) . BODY SHAKE ( Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang

Ganti atau setel Periksa bantalan roda

Periksa ball joint & tie rod

end Ganti

Periksa wheel alignment

Periksa rem

Periksa run-out roda Periksa spindle

Periksa balans roda

Perbaiki atau ganti

Setel kelurusan roda

Ganti

Lakukan balans static dan dinamik

Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban

PENTI NG !

Kanvas yang dipasang pada

tread

ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan

akan menyebabkan terjadinya keausan spot.

Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan

keausan spot.

Roda yang tidak balans berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.

(21)

terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang.

Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

b) . STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah

steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.

Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.

Gambar 3. Steering shimmy

Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;

Tidak rata

baik

Terlalu tinggi atau terlalu rendah

baik

Periksa ball joint & bantalan

Periksa peredam kejut

Periksa hub-to-wheel centering

Periksa run-out ban

Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa

(22)

Modul/ Balans roda/ ban

22

Adapun rincian langkah analisa trouble-shooting dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Bicarakan gejalanya

Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat ganggungan dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa getaran terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun mobil sudah diperbaiki dan roda sudah dibalans ?

2) Lakukan test jalan untuk diagnosa.

Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang dipakai test jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat dipertahankan. Jalankan kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga tercapai temperatur kerja dan menghilangkan "standing flats", dan kemudian catat gejala yang disampaikan oleh pengemudi (misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada saat getaran maksimum terjadi, biarkan kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata pada saat meluncur dengan kecepatan kritis, kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila getarannya berlangsung pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus pada kecepatan kritis sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau tidak ada getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk, maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga.

3) Memeriksa Hub- to- w heel centering

(23)

1) . Periksa hub-to-wheel centering clearance. Periksalah clearance disepanjang keliling hub. Nilainya tidak boleh melebihi batas maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04 in).

Gambar 4. Memeriksa clearance hub

4) Perbaiki hub- to- w heel centering clearance

a). Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil perbedaan sekelilingnya.

b). Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi pemasangannya telah dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau tidak.

c). Periksa Run-out ban d). Periksa Run-out pelek e). Periksa Run-out hub

Nilai batas :

Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang

Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang

Gambar 5. Mengukur run-out hub

f). Perbaiki Run-out ban g). Periksa balance off-the-car

1). Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram. 2). Gunakan balancing weight yang sesuai dengan pelek, dan tempelkan dengan kuat agar

tidak jatuh pada saat berjalan. h). Perbaiki kembali Run-out Ban

1) Periksa run-out ban

▪ Pasangkan ban pada mobil sesuai dengan tanda pemasangannya ▪ Ukur radial run-out ban dengan menggunakan dial gauge

2) Perbaiki run-out ban

▪ Pasangkan mur hub untuk sementara (kencangkan dengan tangan) dan tempatkan bagian yang mempunyai radial run-out lebih besar di bagian bawah.

▪ Turunkan kendaraan sampai ban sedikit menyentuh tanah, dan kencangkan kembali mur hub secara merata dengan menggunakan kunci mur hub. (Lakukan penyetelan yang teliti pada hub dan wheel centering clearance).

(24)

Modul/ Balans roda/ ban

24

▪ Ukur vertical run-out pada ban sekali lagi, dan cocokan hasilnya.

Largest run-out

i). Periksa balance on-the-car

1) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan petunjuk untuk balancer.

2) Pemeriksaan balance off-the-car dan perbaikannya harus sudah dilakukan sebelum pemeriksaan balance on-the-car. 3) Pemeriksaan dilakukan dengan wheel

cap, valve cap, center ornament dan

magnet lock-nut terpasang. Gambar 6 Memeriksa run-out ban

4) Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai.

5) Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah kecepatan secara bertahap.

Gambar 7. Mengukur balance on-the-car

(25)

c. Rangkuman:

GANGGUAN PADA RODA / BAN

1. KEAUSAN YANG TI DAK WAJAR : KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR ( CUPPI NG) ]

Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan

kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di

Periksa ball joint & tie rod end

Ganti PENTI NG !

 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot.

 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot.

(26)

Modul/ Balans roda/ ban

26

Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. BODY SHAKE ( Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang.

Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

Periksa wheel alignment

Periksa rem

Periksa run-out roda Periksa spindle

Periksa balans roda

Perbaiki atau ganti

Setel kelurusan roda

Ganti

Lakukan balans static dan dinamik

Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban

(27)

STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.

Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam.

Gambar 10. Steering shimmy

Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;

Tidak rata

baik

Terlalu tinggi atau terlalu rendah

baik

Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan

baik

Periksa ball joint & bantalan

Periksa peredam kejut Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa

(28)

Modul/ Balans roda/ ban

28

Tiak balans

Tidak balans

d. Tugas :

Analisalah kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?

e. Tes Formatif :

1). Jelaskan jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?

2). Jelaskan keausan ban yang tidak wajar, yang diakibatkan oleh ban / roda tidak balans? 3). Jelaskan macam-macam getaran ban yang diakibatkan oleh roda/ ban tidak balans?

f. Kunci Jaw aban Formatif :

1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). Pegas rusak / patah

b). Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). Bantalan roda rusak

d). Kerusakan pada ball joint

e). Keausan ban tidak wajar.

2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:

Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 11. Keausan Spot

3. Getaran pada kendaraan akibat ban/roda tidak balans :

a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan dteini adalah getaran ฀ertical atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan

(29)

rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).

Gambar 12. Bodi bergoncang

b). STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy

adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.

Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.

Gambar 13. Steering shimmy

g. Lembar Kerja :

1. Alat dan Bahan

(30)

Modul/ Balans roda/ ban

30

d). Lap/majun

2. Keselamatan Kerja

a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.

b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera

pada lembar kerja.

d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.

3. Langkah Kerja

a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan pemeriksaan komponen yang rusak akibat ban / roda tidak balans d). Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas.

e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.

f). Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas.

4. Tugas

a). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas !

(31)

KEGI ATAN BELAJAR 2 :

Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik

a.

Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah melaksanakan kegiatan belajar ini peserta diklat memiliki kemampuan: 1). Menjelaskan definisi keseragaman ban

2). Menjelaskan balans statik dan balans dinamik

3). Menjelaskan akibat yang ditimbulkan ban / roda tidak balans

b.

Uraian Materi :

1. KESERAGAMAN BAN

Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas

.

wheel balance

run-out

keseragaman

Apabila roda tidak seimbang putarannya, maka dapat menimbulkan ketidak seimbangan pada roda. Ketidak seimbangan roda yang berlebihan dapat mengakibatkan getaran yang dapat mempengaruhi kontrol terhadap kemudi kendaraan. Oleh karena itu, roda dan ban biasanya diperiksa terhadap keseimbangannya sebelum meninggalkan pabrik. Akan tetapi keseimbangan roda dapat berubah karena kerusakan atau karena keausan, terutama pada mobil berkecepatan tinggi.

Roda dan ban yang tidak seimbang disamping membuat kendaraan tidak

nyaman, juga menimbulkan keausan-keausan tidak normal pada ban (

flat

sporwear)

dan sistem suspensi. Dua efek penting dari keadaan tidak

seimbang adalah "

wheel tramp

" (roda bergetar pada arah vertikal) dan

"

wheel shimmy

" (getaran pada arah samping).

(32)

Modul/ Balans roda/ ban

32

2. WHEEL BALANCE

Dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan pengereman, juga aerodinamik body, ini memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly (ban dan peiek) yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu, wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini disebut dengan wheel balancing. Wheel balancing dilakukan dengan menggunakan balancing weight bagi keseluruhan wheel assembly, yaitu pelek dengan ban yang terpasang. Wheel balance dibagi menjadi dua :

static balance (jika roda diam ditempat) dan dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3. STATI C BALANCE

Untuk mengetahui static balance, gambarkan sebuah roda yang setimbang berputar bebas pada porosnya. Kalau berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini roda dikatakan

static balance.

Gambar 14. Roda dalam keadaan balans statik

Gambar 15. Roda tidak Balans Statik Berat A = berat B

Weight heavy Heavy spot

(33)

Gamba 16. Membalans statik

Gambar 17. Gaya sentrifugal pada roda yang tidak balans statik

Akan tetapi, kalau ban selalu berhenti dengan titik (A) berada di bawah, berarti bagian tersebut jelas-jelas lebih berat dari sisi lawannya, yaitu titik (B). Jika berat ban tidak terbagi secara merata pada poros roda, berarti roda dapat dikatakan static yang tidak balance (statically unbalanced). Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar. Pada kendaraan yang sebenarnya, getaran radial ini diubah menjadi getaran vertikal oleh suspensi, dan diteruskan melalui body ke steering wheel.

Dengan menempelkan bobot (W,) yang sama dengan bobot ekstra A (W,) pada titik B yang posisinya 1800 berhadapan dengan A dan jaraknya sama dan poros, maka getaran ini akan dapat dihilangkan karena W akan bekerja sebagai bobot lawan dari W, Gaya centrifugal yang bekerja pada titik B akan mencegah aksi pada A, sehingga getaran poros dan roda dapat dicegah pada saat roda berputar. Dengan kata lain, static balance disebut sebagai centrifugal balance pada saat roda berputar. Karena penempelan bobot pada tread ban tidaklah memungkinkan, maka dipakai dua counter balance weight dengan ukuran yang sama pada

Add balance weights here

Corrective weights

Centrifugal force

Radial vibration

Balance weight Balance

(34)

Modul/ Balans roda/ ban

34

pelek sebelah dalam dan luar dengan posisi berhadapan dengan titik A.

Gambar 18. Membalans gaya sentrifugal

DYNAMI C BALANCE

Kalau static balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah radial pada kondisi statis,

dynamic balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti.

Gambar 19. Roda yang balans statik dan dinamik

Sebagai umpama, bobot ekstra A dan B yang sama ditempel pada roda seperti gambar di bawah. Bobot ini akan menyebabkan roda menjadi static balance.

A = B

Gambar 20 Roda dengan bobot A dan B dalam keadaan balans statik

Static balance Dynamic balance

(35)

Akan tetapi, garis yang menghubungkan pusat bobot dari gaya berat G1, dan G2, tidak berada pada sekeliling garis pusat roda. Akibatnya, pada saat roda berputar titik G1, dan G2 cenderung mendekati garis pusat roda karena momen FA dan FB yang bekerja di sekitar titik pusat gaya berat roda (Go). Momen ini terbentuk oleh gaya centrifugal (FA, dan FB;) yang bekerja pada G1, dan G2,

Gambar 21. Roda dengan bobot G1 dan G2 tidak balans dinamik

(36)

Modul/ Balans roda/ ban

36

Setiap roda berputar 180°, seluruh momen gaya yang ditimbulkan oleh perubahan arah ini membuat getaran lateral mengikuti ayunan putaran roda. Getaran lateral ini mengakibatkan kondisi pada steering wheel yang disebut shimmy yaitu ayunan melingkar dari steering wheel. Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Gambar 23. Balance weight menjadikan balans dinamik

c. Rangkuman :

1. Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut

run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas

.

2. Ban dan pelek yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu,

wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan

dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3. Balans statik, roda / ban dalam keadaan balans statik bila : a) Semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.

b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c) Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.

Balance weight

(37)

Gambar 24. Roda dalam keadaan balans statik

Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar.

4. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar.

Gambar 25. Roda yang balans statik dan dinamik

Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclen bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Static balance Dynamic balance

balance

Berat A = berat B

(38)

Modul/ Balans roda/ ban

38

Gambar 26. Balance weight menjadikan balans dinamik

d. Tugas

Amati akibat yang terjadi pada kendaraan bila roda / ban tidak balans statik dan dinamik?

e. Tes Formatif

1. Jelaskan pengertian balans statik pada ban / roda?

2. Apa yang dimaksud dengan balans dinamik dan jelaskan bagaimana caranya mengatasi roda yang tidak balans dinamik ?

f. Kunci Jaw aban Formatif 2

1. Roda / ban dikatakan dalam keadaan balans statik bila : a) semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.

b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c)Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.

Balance weight

Balance weight

Berat A = berat B

Weight heavy Heavy spot

(39)

Gambar 27. Roda dalam keadaan balans statik

2. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti.

Gambar 28 . Balans statik dan dinamik pada sebuah roda

Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Gambar 29. Balance weight untuk mengatasi balans dinamik

Static balance Dynamic balance

Balance weight

(40)

Modul/ Balans roda/ ban

40

g. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahan a). Dongkrak b). Jack Stand c). Kunci Roda d). Lap / majun

e). Alat pengukur tekanan udara ban f). Satu unit mobil praktek

2. Keselamatan Kerja

a). Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

b). Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera

pada lembar kerja.

d). Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand. 3. Langkah Kerja:

a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru.

c). Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif! d). Identifikasi roda / ban yang tidak balans statik dan dinamik

e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.

f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4. Tugas :

a). Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas!

(41)

KEGI ATAN BELAJAR 3 :

Membalans ban/ roda dengan alat pembalans

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Peserta diklat memiliki kemampuan :

1. Menjelaskan penggunaan peralatan pembalans roda / ban. 2. Melaksanakan pekerjaan membalans statik roda sesuai spesifikasi. 3. Melaksanakan pekerjaan membalans dinamik roda sesuai spesifikasi. 4. Membalans roda secara off-the-car balancer

b. Uraian Materi 3.

1. Penggunaan peralatan pembalans roda / ban

Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan.

Kedua balancer tersebut mempunyai keistimewaan sebagai berikut:

I tem

Tipe

Off- the- car

balance

On- the- car balance

Static balance

Tinggi

Tinggi

Ketelitian

Dynamic balance

Tinggi

Tidak terlalu tinggi

Static balance

Mudah

Cukup mudah

Kemudahan

(42)

Modul/ Balans roda/ ban

42

Gambar 30.

Wheel balancer OFF-THE-CAR TYPE

Gambar 31.

Wheel balancer ON-THE-CAR TYPE

Dahulu, off-the-car type balancer dan on-the-car type balancer dipakai sendiri-sendiri untuk memperbaiki balance roda. Tetapi sekarang, untuk memperbaiki getaran yang keras (goncangan body, getaran kemudi, dan lain-lain) yang terjadi pada kecepatan tinggi, yang tidak dapat diperbaiki dengan cara terdahulu ; pertama, lakukan static balance secara tersendiri dengan menggunakan off-the-car balancer, dan kemudian lakukan dynamic balance dengan ban terpasang pada kendaraan (on-the-car balancer). Pada akhirnya, ban diperiksa deviasinya dari tengah ban dan masalah lain yang mungkin muncul sebagai deviasi pada static balance, serta yang lain-lain diperbaiki dengan menggunakan on-the-car balancer.

2. Perhatian Pada Saat Membalans Roda

a. Perhatian sebelum membalans roda

Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :

1). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak. 2). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. 3). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.

4). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).

b. Perhatian untuk off- t he- car balancing

1). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. 2). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.

3). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.

c. Perhatian untuk on- the- car balancing

1). Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.

(43)

3). Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.

d. Membalans statik

1). Melepaskan roda dari kendaraan

2). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan

3). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.

4). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan 5). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak

baik.

e. Membalans dinamik

1). Mengangkat mobil pada bagian yang akan dilepas rodanya 2). Menyangga dengan jack stand untuk pengaman

3). Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang 4). Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit

khusus)

5). Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi 6). Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus) 7). Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek

8). Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur pengikat

9). Setellah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari roda (misalnya : 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan)

10) Menempatkan adaptor pada penyanggah roda

11) Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar

12) Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda Catatan : Bila lubang baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan selongsong yang tersedia.

13) Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/plastik 14) Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan "O". 15) Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan "0"

16) Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin penyeimbang

17) Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan

18) Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat pada poros utama

19) Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda 20) Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda 21) Mengatur plane selector untuk menentukan pembebanan.

Catatan : Pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar Pada angka 2 untuk penyeimbang roda bagian dalam.

22) Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan 23) Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter 24) Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter

(44)

Modul/ Balans roda/ ban

44

26). Mencocokkan angka dari phase meter dengan angka pada sumbu utama, roda diputar

dengan tangan.

(aa) Memasang bobot penyeimbang pada roda sesuai dengan berat dan tempat dari pembacaan gram meter/phase meter. Setellah adaptor dan roda dilepas dari poros utama.

(ab) Mengecek pembebanan balancing dengan menghidupkan kembali pesawat penyeimbang, sampai jarum gram meter harus berada pada daerah hijau.

Catatan : Apabila jarum gram meter tidak berada pada daerah hijau maka pengukuran harus dimulai kembali seperti semula.

(ac) Melepaskan adaptor dari poros utama pesawat penyeimbang roda

(ad) Melepaskan roda dari adaptor dengan meletakkan di atas penyangga roda/standart (ae) Memasang kembali roda pada mobil

c. Rangkuman :

1. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ ban Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :

a). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-lain yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.

b). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.

d). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).

2. Perhatian untuk off- t he- car balancing

a). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.

c). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu. 3. Perhatian untuk on- the- car balancing

a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.

b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.

c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.

4. Prosedur membalans static

Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer

yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan. a). Melepaskan roda dari kendaraan

b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada

pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.

(45)

e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

d. Tugas

Lakukan balans roda / ban menggunakan off-the car balancer?

e. Tes Formatif

1. Jelaskan prosedur yang perlu dilakukan sebelum membalans roda/ban ? 2. Jelaskan langkah-langkah membalans statik pada ban/roda ?

f. Kunci Jaw aban Formatif

1. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ ban Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :

a) Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.

b) Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c) Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.

d) Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban).

2. Perhatian untuk off- t he- car balancing

a) Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b) Membalans roda sampai diperoleh harga o g.

c) Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.

3. Perhatian untuk on- the- car balancing

a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan.

b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.

c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi.

4. Membalans statik

a)

.

Melepaskan roda dari kendaraan

b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada

peiek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.

d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

g. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahan

a). Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya b). Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans c). Kunci ban

d). Dongkrak

(46)

Modul/ Balans roda/ ban

46

2. Keselamatan Kerja

a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.

b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada

lembar kerja.

d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.

e). Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object.

(47)

3. Langkah Kerja

a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien.

b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan balans ban/ roda sesuai prosedur yang benar!

d). Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.

4. Tugas

a). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 3!

b). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas!

BAB I I I

(48)

Modul/ Balans roda/ ban

48

A. PERTANYAAN

1. Jelaskan gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans? 2. Jelaskan pengertian roda/ban yang tidak balans dinamik dan akibat yang ditimbulkannya? 3. Lakukan balans roda secara off-the-car balancer pada sebuah mobil!

B. KUNCI JAWABAN

Gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ ban yang tidak balans :

1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). Pegas rusak / patah

b). Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). Bantalan roda rusak

d). Kerusakan pada ball joint

e). Keausan ban tidak wajar.

2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:

Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 32. Keausan Spot

Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.

3. Getaran

Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy. a) . BODY SHAKE ( Body Bergoncang)

(49)

40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).

Gambar 33. Bodi bergoncang akibat roda tida balans

b) . STEERI NG SHI MMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy

adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.

Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam.

Gambar 34. Goncangan shimmy akibat roda tidak balans

c) Pengertian tidak balans dinamik

1) Roda tidak sama berat disekeliling penampang lingkaran ban/roda

2) Titik-titik yang lebih berat terletak tidak ditengah-tengah penampang ban/roda Akibat yang ditimbulkan pada kendaraan :

1) Saat roda berputar, titik-titik yang lebih berat akan tertarik ke garis tengah roda. 2) Akibat pada roda, roda akan bergetar kearah samping

(50)

Modul/ Balans roda/ ban

50

C. KRI TERI A KELULUSAN

Aspek

Skor

( 1- 10)

Bobot

Nilai

Keterangan

Kognitif (soal no 1 dan 2)

3

Ketelitian

pemeriksaan

gangguan tidak balans

2

Ketepatan

prosedur

membalans ban/ roda

3

Ketepatan waktu

1

Keselamatan kerja

1

Nilai Akhir

Syarat

lulus,

nilai minimal 70

dengan

skor

setiap

aspek

minimal 7

Kriteria Kelulusan :

70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

(51)

BAB I V

PENUTUP

Modul ini hanyalah salah satu pengantar agar peserta diklat memiliki kemampuan membalans

roda. Agar peserta diklat menguasai ketrampilan ini dengan baik, disarankan membaca buku

manual tentang alat pembalans roda dan juga buku-buku referensi tentang balans roda serta

mengikuti latihan dengan disiplin dan tekun.

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul

berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus

mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.

Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh

(52)

Modul/ Balans roda/ ban

52

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1995).

Materi Pelajaran Chassis Group Step 2

. Jakarta : PT. Toyota – Astra

Motor.

Anonim. (1995).

New Step 1 Training Manual

. Jakarta : PT. Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1995).

Wheel alignment and tires Step 2

. Jakarta : PT. Toyota Service

Training

Crouse, William Harry and Donald L. Anglin. (1993).

Automotive mechanics.

Singapore :

McGraw-Hill

Gambar

Gambar 1  Keausan Spotterjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini
Gambar 3. Steering shimmy
Gambar 4. Memeriksa clearance hub4) Perbaiki hub-to-wheel centering clearance
Gambar 7. Mengukur balance on-the-car
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Guru membagi anak menjadi dua kelompok kecil. 2) Masing-masing anak berjalan jinjit melewati simpai, kemudian berjalan diatas tali dan berlari zigzag dengan rintangan

Tidak kesulitan bekeIja bersama-sama rekan unit keIjafbagian lain Memberikan kontribusi kepada tim melalui saran.kritik, dan usaha yang membangun Meniadi motivator dalam tim

Statistik Angkutan Laut meliputi arus kunjungan kapal yang melayani arus penumpang, bongkar muat barang yang melayani pelayaran antar pulau (dalam negeri) maupun

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X Pda Konsep Insekta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bulan Januari - Desember 2012 ( dalam rupiah

Untuk semakin memperkuat dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan pidana penjara terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian, maka Hakim juga

Pengembangan berpikir kritis dalam PKn menggunakan project citizen lebih baik di- dahului dengan memberikan pemahaman me- ngenai elemen-elemen berpikir kritis dan

Di Sub Blok Perhutanan Sosial Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura WAR ditemukan tiga jenis kelelawar pemakan buah dari famili Pteropodidae yaitu