• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Teori Peran Lembaga Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Telaah Teori Peran Lembaga Keuangan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Telaah Teori Peran Lembaga Keuangan (Bank Sentral dan Bank Umum)

Paper ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ekonomi Moneter Islam

Prodi Keuangan dan Perbankan Syari’ah

Dosen Pengampu : Ibu Meti Astuti,SEI.,MEK

Disusun oleh:

Heni Pratiwi 12.22.256/ KPS

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM ( S T E I )

(2)

A. Pendahuluan

Banyak lembaga dalam perekonomian bertindak sebagai perantara keuangan, tetapi hanya bank yang memiliki otoritas hukum untuk menciptakan aset yang merupakan bagian dari penawaran uang, seperti rekening cek. Karena itu, bank satu-satunya lemabaga keuangan yang secara langsung mempengaruhi penawaran uang (Mankiw,2000).

Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Bank sentral

Bank sentral adalah mitra utama pemerintah dalam menggerakkan berbagai kegiatan ekonomi melalui kebijakan suku bunga dengan statusnya sebagai otoritas moneter. Sebagai otoritas moneter, bank sentral memiliki tujuan, tugas, maupun wewenang yang tidak dimiliki lembaga ekonomi lainnya. 1

Bank sentral mempunyai tiga instrumen kebijakan moneter: operasi pasar terbuka, persyaratan cadangan, dan tingkat diskonto. Tingkat diskonto (discount rate) adalah tingkat bunga yang dikenakan bank sentral ketika memberi pinjaman kepada bank-bank. Semakin kecil tingkat diskonto, semakin murah cadangan yang dipinjamkan. Maka, penurunan dalam tingkat diskonto meningkatkan basis moneterdan penawaran uang (Mankiw, 2000).

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Umumnya otoritas moneter adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga eksekutif pemerintah mempunyai hak tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter dengan cara mengendalikan bank sentral. Ada berbagai jenis otoritas moneter lainnya, seperti dibentuknya satu bank sentral untuk beberapa negara, terdapatnya suatu dewan yang mengkontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata uang lain, dan juga diperbolehkannya beberapa entitas untuk mencetak uang kertas ataupun uang logam.2

Sejak diundangkannya UU No.11/1953 tentang Bank Indonesia, maka fungsi bank sentral beralih dari Bank Negara Indonesia kepada Bank Indonesia. Bank Indonesia mempunyai tugas membantu Pemerintah dibidang moneter dan perbankan.3

1 Tomy Sujatmiko, “Melongok Kinerja Otoritas Moneter Nasional”, <

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ekonomi-bisnis/melongok-kinerja-otoritas-moneter-nas.html>, Senin, 7 April 2008. 2 http://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_moneter

(3)

Namun setelah diundangkannya UU No.13/1968 fungsi Bank Indonesia sebagai bank komersial dicabut. Dengan demikian bank sentral menurut Undang-undang ini tidak lagi berfungsi ganda (merangkap sebagai bank komersial), tetapi bank sentral masih melaksanakan tugas/peran sebagai bankir sekaligus sebagai kasir pemerintah (Pasal 34, 36, dan Pasal 38).4

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia (UU No. 23/1999 jo UU No. 3/2004)

Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: (i) menetapkan dan melaksankan kebijakan moneter; (ii) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; (iii) mengatur dan mengawasi Bank.

Setelah diundangkannya UU No.23/1999, maka sesuai dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, maka pemberian kredit program tidak lagi menjadi tugas Bank Indonesia. emudian muncul lembaga [engawas independen yang membarengi tugas dari BI yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Peran strategis Otoritas Jasa Keuangan diatur dalam Pasal 34 UU No. 3/2004. Dikatakan dalam ayat (1) bahwa ”Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang”.

Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan dibentuk melakukan pengawasan terhadap Bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat.

Dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka fungsi Bank Indonesia untuk melakukan pengawasan bank sebagaimana diatur dalam Pasal 8 huruf c jo Pasal 24 jo Pasal 27 UU No.23/1999 diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan. Namun demikian, selama Lembaga tersebut belum dibentuk maka tugas pengaturan dan pengawasan Bank dilaksanakan oleh Bank Indonesia.5

Bank umum

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Gambar . Struktur Bank Umum di Indonesia

4

(4)

Sumber : www.bi.go.id

Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional nondevisa dan bank-bank asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit (Pohan, 2008).

Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi bank umum seperti yang diuraikan di bawah ini menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern: (1) penciptaan uang, (2) mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, (3) penghimpunan dana simpanan, (4) mendukung kelancaran transaksi internasional, (5) penyimpanan barang-barang dan surat-surat berharga, (6) pemberian jasa-jasa lainnya. (Manurung dan Rahardja, 2004).

Dalam meningkatkan fungsi intermediasinya, pihak bank juga merasa perlu mengambil beberapa kebijakan. Perbankan menilai penurunan bunga kredit masih merupakan urutan utama yang perlu dilakukan dalam penyaluran kredit. Bagi perbankan, masih tingginya BI rate menyebabkan perbankan tetap mempertahankan suku bunga kredit yang tinggi. Apabila Bank Indonesia menurunkan BI rate, maka perbankan akan lebih berusaha meningkatkan penerimaan bunga kredit daripada menempatkan dana pada SBI. Isini dapat diketahui bahwa posisi dari ebijakan BI sebagai bank sentral sangat mempengaruhi kebijakan dari bank umum lain yang ada.

(5)

Urgensi Pengaturan Peranan dan Kedudukan Bank Sentral dalam Konstitusi Negara Modern, 2002, Palembang : Universitas Sriwijaya

Mankiw,N.gregory, principlseof economics (pengantar ekonomi maro edisis 3),2006, jakarta : salemba empat

www.seputar-indonesia.com

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang dianut SD Muhammadiyah, yaitu kurikulum pemerintah, dan kurikulum sekolah dan penyusunan berupa silabus

yang digunakan untuk menilai kriteria apa yang paling penting serta mengukur kinerja dari kualitas layanan elektronik dari laman ( website ) rumah sakit, yaitu

Angket yang telah disebarkan kepada 21 responden dengan 7 item pernyataan diperoleh nilai dengan rata-rata 30, 05, maka penerapan metode bermain peran ( role play )

Komposisi formulasi yang dibuat berdasarkan formulasi parfum yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya , dengan adanya modifikasi bahan dan juga variasi perbandingan

Dari tabel tersebut terlihat bahwa diantara usia, jenis kelamin serta pendidikan yang memiliki hubungan terhadap tingkat kepatuhan adalah pendidikan dengan nilai p &lt;

Jadi untuk ketiga saluran pemasaran cabai rawit di Kecamatan Kanigoro semuanya efisien karena nilai share harga yang di terima petani semuanya lebih dari

Dengan demikian kebijakan utang merupakan keputusan penting yang diambil manajer karena berpengaruh terhadap kesejahteraan pemegang saham dan nilai

g ung jawab yang berat, dalam menye l enggarakan pamerintah serta menghadapi berbagai macam masalah dan kesulitan. Juga para pembantu Presiden seperti Wakil Presiden