• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILU – Badan Penyelenggara Pemilu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMILU – Badan Penyelenggara Pemilu"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENYELENGGARA PEMILU

BADAN PENYELENGGARA PEMILU

(2)
(3)

Independent agencies as

Independent agencies as

the fourth branch of government

the fourth branch of government

Regulatory and monitoring bodies are a new type of autonomous

administration which has been most widely developed in the United

States (where it is sometimes referred to as the ‘headless fourth

branch’ of the government). It takes the form of what are generally

known as Independent regulatory Commissions.

(4)

Di berbagai negara, lembaga penyelenggara pemilu dikenal dengan berbagai

sebutan seperti:

Election Commission;

Department of Election;

Electoral Council;

(5)

Electoral Management Design

Electoral Management Design

Within the government.

Penyelenggaraan pemilu diselenggarakan oleh birokrasi yang memiliki reputasi baik dan imparsial. Sistem ini banyak digunakan di Eropa Barat dan Amerika Serikat

Within a government ministry but supervised by a judicial body. Komisi independen terdiri dari

hakim yang bertugas mengawasi pemerintah yang menyelenggarakan pemilu

 An independent election commission.

Terdiri dari para ahli yang dipilih oleh dan bertanggungjawab pada parlemen. Di saat parlemen terdiri dari lebih dari satu faksi, maka lembaga ini akan menjadi sangat kredibel.

A multiparty election commission. Jika terlalu banyak partai politik yang eksis, bentuk lembaga

semacam ini akan mandul. Sistem ini pernah digunakan Indonesia pada Pemilu 1999.

(6)

Core Element of EMB

Berbagai tugas utama yang harus dilakukan oleh sebuah Election

Managemen Body:

determining who is eligible to vote;

 receiving and validating the nominations of electoral participants (for elections, political

parties and/or candidates);

 conducting polling;

(7)

State Auxiliary Agencies

State Auxiliary Agencies

Saat ini terdapat 13 Komisi Negara independen dan 40 Komisi Negara di lingkungan

eksekutif.

Dasar pembentukan komisi negara tersebut berbeda-beda. Ada yang dibentuk oleh

UUD,UU, maupun Keppres.

Di satu sisi, keberadaan komisi negara sengaja dibentuk dengan beberapa dasar

pertimbangan. Pertama, alasan untuk lebih memberikan kepercayaan publik dalam hal penyelenggaraan kewenangan tertentu seperti pemilu yang harus dilaksanakan secara imparsial. Kedua, ada pula komisi negara yang sengaja dibentuk untuk menjadi pengawas pelaksanaan UU tertentu, seperti UU KIP yang melahirkan Komisi Informasi.

Terbentuknya KPU dan Bawaslu sebagai lembaga yang berperan dalam penyelenggaraan

(8)

KONSEPSI LEMBAGA NEGARA

(9)

Konsepsi Lembaga Negara

Konsepsi Lembaga Negara

dalam pengertian luas

Hans Kelsen menguraikan bahwa “Whoever fulfills a function determined by the legal order is an organ”. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, (New York: Russell & Russell, 1961), hal.192.

Organ negara tidak selalu berbentuk organik, tetapi setiap jabatan yang ditentukan oleh hukum dapat pula disebut organ asal fungsi-fungsinya itu bersifat menciptakan norma (normcreating) dan/atau bersifat menjalankan norma (norm applying).

(10)

 Bahkan Hans Kelsen yang menyatakan bahwa semua organ yang menjalankan

fungsi-fungsi ‘law-creating function and law-applying function’ adalah merupakan organ atau lembaga negara. Menurut Kelsen, setiap warga negara yang sedang berada dalam keadaan menjalankan suatu ketentuan undang-undang juga dapat disebut sebagai organ negara dalam arti luas, misalnya, ketika warga negara yang bersangkutan sedang melaksanakan hak politiknya untuk memilih dalam pemilihan umum, dianggap sedang menjalankan undang-undang (law applying function) dan juga sedang melakukan perbuatan hukum untuk membentuk lembaga perwakilan rakyat (law creating function)

(11)

William G. Andrews, “

Under constitutionalism, two types of limitations

impinge on govern ment

.

Power proscribe and procedures prescribed”

.

Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan

satu sama lain, yaitu:

Pertama

, hubungan antara pemerintahan

dengan warga negara; dan

Kedua

, hubungan antara lem baga

pemerintahan yang satu dengan lembaga pemerintahan yang lain.

isi konstitusi dimaksudkan untuk mengatur mengenai tiga hal penting,

(12)

Organ Negara

Organ Negara

Dalam ketentuan UUD 1945, terdapat lebih dari 35 subjek jabatan atau subjek hukum kelembagaan yang dapat dikaitkan dengan pengertian lembaga atau organ negara dalam arti yang luas:

1) Presiden; 2) Wakil Presiden; 3) Dewan pertimbangan presiden; 4) Kementerian Negara; 5) Menteri Luar Negeri; 6) Menteri Dalam Negeri; 7) Menteri Pertahanan; 8) Duta; 9) Konsul; 10) Pemerintahan Daerah Provinsi; 11) Gubernur/Kepala Pemerintah Daerah Provinsi; 12) DPRD Provinsi; 13) Pemerintahan Daerah Kabupten; 14) Bupati/Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten; 15) DPRD Kabupaten; 16) Pemerintahan Daerah Kota; 17) Walikota/Kepala Pemerintah Daerah Kota; 18) DPRD Kota; 19) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); 20) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 21) Dewan Perwakilan Daerah (DPD); 22) Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri, yang diatur lebih lanjut dengan undang-undang; 23) Bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab, dan independensinya diatur lebih lanjut dengan undang-undang; 24) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); 25) Mahkamah Agung (MA); 26) Mahkamah Konstitusi (MK); 27) Komisi Yudisial (KY); 28) Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan 29) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI); 30) Angkatan Darat (AD); 31) Angkatan Laut (AL); 32) Angkatan Udara (AU); 33) Satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa; 34) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, seperti Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan sebagainya; 35) Kesatuan Masyarakat Hukum Adat.

(13)

KONSEPSI ORGAN NEGARA

KONSEPSI ORGAN NEGARA

dalam pengertian sempit

Ciri-ciri penting organ negara dalam arti sempit :

Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabatan atau

fungsi tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan;

Dalam menjalankan fungsinya tersebut, yang bersangkutan berhak

untuk mendapatkan perlakuan khusus dari segi keprotokoleran,

anggaran untuk menjalankan fungsinya dan imbalan gaji dari negara.

Lembaga atau organ negara dalam arti sempit dapat dikaitkan

dengan jabatan dan pejabat

public office

dan

public officials

(14)

Lembaga Negara

Lembaga Negara

1.

Penafsiran Luas, sehingga mencakup semua lembaga negara

yang nama dan kewenangannya disebut/tercantum dalam UUD

2.

Penafsiran Moderat, yakni yg hanya membatasi pada apa yang

dulu dikenal sebagai lembaga tertinggi dan tinggi negara

3.

Penafsiran Sempit, yakni penafsiran yang merujuk secara implisit

dari ketentuan Pasal 67 UU ttg Mahkamah Konstitusi

(15)

DASAR HUKUM BADAN PENYELENGGARA PEMILU

DASAR HUKUM BADAN PENYELENGGARA PEMILU

UNDANG-UNDANG DASAR NRI 1945

Pasal 22E

(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum

yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan

undang-undang.

(16)

BADAN PENYELENGGARA PEMILU

Sebagaimana diatur dalam

(17)

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap,

dan mandiri.

Komisi Pemilihan Umum Provinsi (KPU Provinsi) adalah

Penyelenggara Pemilu di provinsi

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (KPU

(18)

Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

a. merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal;

b. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN;

c. menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah;

d. mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan; e. menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi;

f. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

g. menetapkan peserta Pemilu;

(19)

i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu;

j. menerbitkan Keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya;

k. menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota untuk setiap partai politik peserta Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

l. mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah terpilih dan membuat berita acaranya;

(20)

o. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Bawaslu; p. menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif kepada anggota

KPU, KPU Provinsi, PPLN, dan KPPSLN, Sekretaris Jenderal KPU, dan pegawai Sekretariat Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

q. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat;

r. menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye;

s. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan

(21)

Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu

Pasangan Presiden dan Wakil Presiden

Idem…kecuali:

g. menetapkan pasangan calon presiden dan calon

wakil presiden yang telah memenuhi persyaratan;

k. mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil

(22)

Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah

 menyusun dan menetapkan pedoman tata cara penyelenggaraan sesuai

dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

 mengoordinasikan dan memantau tahapan;

 melakukan evaluasi tahunan penyelenggaraan Pemilu;

 menerima laporan hasil Pemilu dari KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota;

 menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif

kepada anggota KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaran Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh

(23)

KPU dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berkewajiban:

a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan

Pemilu secara tepat waktu;

b. memperlakukan peserta Pemilu dan pasangan calon

secara adil dan setara;

c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan

Pemilu kepada masyarakat;

(24)

e.

memelihara arsip dan dokumen Pemilu serta mengelola barang

inventaris KPU berdasarkan peraturan perundang-undangan;

f.

menyampaikan

laporan

periodik

mengenai

tahapan

penyelenggaraan Pemilu kepada Presiden dan Dewan

Perwakilan Rakyat serta menyampaikan tembusannya kepada

Bawaslu

g.

membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU dan

ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU;

h.

menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemilu kepada

Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat serta menyampaikan

tembusannya kepada Bawaslu paling lambat 30 (tiga puluh) hari

setelah pengucapan sumpah/janji pejabat; dan

(25)

Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) adalah panitia yang

dibentuk

oleh

KPU

Kabupaten/Kota

untuk

menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan atau

nama lain.

Panitia Pemungutan Suara (PPS) adalah panitia yang

dibentuk

oleh

KPU

Kabupaten/Kota

untuk

menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa atau nama

lain/kelurahan.

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) adalah panitia

(26)

PPK

Untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan,

dibentuk PPK.

PPK berkedudukan di ibu kota kecamatan.

PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat

6 (enam) bulan sebelum penyelenggaraan Pemilu dan

dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah

pemungutan suara.

(27)

Tugas, wewenang, dan kewajiban PPK

membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran

data pemilih, daftar pemilih sementara, dan daftar

pemilih tetap;

membantu

KPU

Kabupaten/Kota

dalam

menyelenggarakan Pemilu;

melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan

Pemilu di tingkat kecamatan yang telah ditetapkan

oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;

menerima dan menyampaikan daftar pemilih

(28)

mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di

wilayah kerjanya;

melakukan

rekapitulasi

hasil

penghitungan

suara

sebagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yang harus

dihadiri oleh saksi peserta Pemilu;

mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud

pada huruf f;

menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimana dimaksud

pada huruf f kepada seluruh peserta Pemilu;

membuat berita acara penghitungan suara serta membuat

(29)

menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang

disampaikan oleh Panwaslu Kecamatan;

melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan

penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;

melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau

yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada

masyarakat;

melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang

diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota

sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang

(30)

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)

adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk

menyelenggarakan pemungutan suara di tempat

pemungutan suara.

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri

(31)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) adalah tempat dilaksanakannya

pemungutan suara.

Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) adalah tempat

(32)

PENGAWAS PEMILU

Sebagaimana diatur dalam

(33)

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

(34)

Pasal 69

1)

Pengawasan penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas

Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.

2)

Bawaslu dan Bawaslu Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersifat tetap.

3)

Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu

(35)

Badan Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas

Pemilu Kabupaten/Kota (Panwaslu Provinsi dan Panwaslu

Kabupaten/Kota) adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu

untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi

dan kabupaten/kota.

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan)

(36)

Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh

Panwaslu Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu

di desa atau nama lain/kelurahan.

Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh

(37)

Tugas dan wewenang Bawaslu

mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu

menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai

Pemilu;

menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU untuk

ditindaklanjuti;

meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi

kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

menetapkan

standar

pengawasan

tahapan

(38)

mengawasi pelaksanaan penetapan daerah pemilihan dan

jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan berdasarkan

peraturan perundang-undangan;

mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi

pengenaan sanksi kepada anggota KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai

Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai

sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan

pegawai sekretariat KPU

Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan

Pemilu yang sedang berlangsung;

mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu;

dan

melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan oleh

(39)

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud,

Bawaslu berwenang:

memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan

sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas

pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g;

memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas

(40)

DEWAN KEHORMATAN

DEWAN KEHORMATAN

PENYELENGGARA PEMILU

PENYELENGGARA PEMILU

(41)

Dewan Kehormatan

Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilu

Penyelenggara Pemilu

(42)

Pasal 109

(1) DKPP bersifat tetap dan berkedudukan di ibu kota negara.

(2) DKPP dibentuk untuk memeriksa dan memutuskan pengaduan dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU, anggota KPU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, anggota PPK, anggota PPS, anggota PPLN, anggota KPPS, anggota KPPSLN, anggota Bawaslu, anggota Bawaslu Provinsi dan anggota Panwaslu Kabupaten/Kota, anggota Panwaslu Kecamatan, anggota

Pengawas Pemilu Lapangan dan anggota Pengawas Pemilu Luar Negeri. (3) DKPP dibentuk paling lama 2 (dua) bulan sejak anggota KPU dan anggota Bawaslu mengucapkan sumpah/janji.

(4) DKPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. 1 (satu) orang unsur KPU; b. 1 (satu) orang unsur Bawaslu; c. 1 (satu) orang utusan masing-masing partai politik yang ada di DPR; d. 1 (satu) orang utusan Pemerintah; e. 4 (empat) orang tokoh masyarakat dalam hal jumlah utusan partai politik yang ada di DPR berjumlah ganjil atau 5 (lima) orang tokoh masyarakat dalam hal jumlah utusan partai politik yang ada di DPR berjumlah genap.

(5) Dalam hal anggota DKPP yang berasal dari tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d berjumlah 4 (empat) orang, Presiden dan DPR masing-masing mengusulkan 2 (dua) orang.

(43)

Kode etik Penyelenggara Pemilu

prinsip-prinsip moral dan etika Penyelenggara Pemilu

berpedoman kepada sumpah janji sebelum menjalankan

tugas sebagai Penyelenggara Pemilu dan asas

Penyelenggara Pemilu yang diberlakukan, ditetapkan oleh

KPU

(44)

Evaluasi Badan Penyelenggara Pemilu

Sistem Pemilihan Anggota

 Presiden membentuk tim seleksi yang paham pekerjaan KPU

 Calon Pilihan Presiden mendapat approval DPR

 Pemilihan anggota Komisi dengan menggunakan Staggers election

 Institutional Memory

Beaurocratic Reform

(45)

END OF SESSION

(46)

REFERENCES

REFERENCES

Jimly Asshiddiqie. Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat,

Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI, 2002;

Harmaily Ibrahim. Pemilihan Umum di Indonesia: 1955, 1971 dan 1977. Jakarta: Al

Hidayah, 1974;

“Standar-standar Internasional Pemilihan Umum, Pedoman Peninjauan Kembali

Kerangka Hukum Pemilu”, International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA), 2002;

Didik Supriyanto. Menjaga Independensi Penyelenggara Pemilu, Jakarta: Perludem,

2007;

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

Referensi

Dokumen terkait

Tämän tutkielman tavoitteena on ollut tuottaa tuoretta tietoa suomalaisten ja ruotsalaisten verkkokauppakulutuksesta. Erityisen kiinnostuneita oltiin siitä, vaihteleeko

Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkaan di atas yang meliputi wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data dikumpulkan

Siswa yang berasal dari keluarga broken home, perhatian orang tua (ibu) terhadap proses kegiatan belajarnya dirumah sangat luar biasa, sang ibu tidak menuntut terlalu

uangan tetapi juga dihadirkan ke pada bangunan Pusat Kebugaran dan Kecantikan Wanita di Yogyakarta ini diharapkan mampu membantu proses relaksasi para pengunjung yang merupakan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulkan bahwa peran serta guru pendidikan kewarganegaraan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian dosis pupuk hayati cair (ultra gen) tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah itu ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menjalankan usaha

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama