• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen operasional mesin dan peralata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen operasional mesin dan peralata"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MESIN DAN PERALATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Operasional

Dosen pengampu:

Lisa Harry Sulistyowati, SE., MM

Disusun Oleh:

Maya Setyo Budi (11320515)

Yovita Jeanny (113020545)

Nurindah S.C.N (113020539)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, sholawat dan salam semoga tetap tercurah

limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena atas rahmat dan karuniannya kami dapat

menyelesaikan tugas Mesin dan Peralatan ini. tugas ini dibuat untuk memenuhi salahsatu tugas

Mata kuliah Manajemen Operasional di Universitas Swadaya Gunung Jati.

Sehubungan dengan selesainya tugas ini, kami yakin bahwa tanpa adanya bantuan dari

semua pihak, tugas ini tidak akan terwujud.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik kedalaman materi

maupun pembahasannya. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan kami dalam

menyelesaikan tugas ini. Namun demikian, kesadaran akan keterbatasan inilah yang memberikan

dorongan bagi kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Akhirnya kami memohon kritikan dan saran yang konstruktif demi perbaikan tugas

selanjutnya di waktu yang akan datang.

Kami berharap semoga tugas makalah Manajemen Operasional ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin

Cirebon, Nopember 2015

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I : Pendahuluan... iii

1.1. Latar Belakang ... iii

1.2. Tujuan Penyusunan Makalah... iii

1.3. Pembatasan Masalah ... iii

1.4.Metode Penyusunan ... iv

BAB II : Pembahasan ... 1

2.1. Sekilas mengenai mesin dan peralatan ... 1

2.2. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan masin atau peralatan ... 3

2.3. Jenis-jenis mesin ... 4

2.4. Penentuan jenis mesin pada suatu perusahaan pabrik ... 7

2.5. Automation ... 9

BAB III : contoh kasus ... 14

3.1 Contoh kasus pada perusahaan···14

3.2 Contoh kasus pada perusahaan jasa ···16

3.3 Contoh kasus pada perbankan ···17

BAB 1V: Penutup ···19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin dan peralatan merupakan sebagian dari sejarah peradaban manusia dalam usaha

dari sejarah peradapan manusia dalam usaha peningkatan produktifitas buruh dan memperbanyak

produk baik vaariasi/ragamnya maupun jumlah untuk memenuhi kebutuhan manusia.menjadi

adanya mesin-mesin sangat membantu manusia dalam melakukan proses pengerjaan / produksi

suatu barang, sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah

yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Pada zaman dahulu pengolahan bahan-bahan

baku dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sering dengan bantuan

peralatan-peralatan seperti martil, pisau, dan gergaji. Akan tetapi dengan semakin majunya teknologi,

pengolahan sudah dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis mesin meskipun tetap dengan

memanfaatkan tenaga manusia. Mesin-mesin tersebut digunakan sebagai alat yang membantu

dan tidak pernah menggantikan manusia. Meskipun pengolahan sudah dilakukan dengan

mesin-mesin berteknologi tinggi yang dapat bekerja sendiri (automatic), tenaga kerja manusia tetap

dibutuhkan sekurang-kurangnya sebagai perencana kegiatan pengolahan. Dalam hal ini setiap

kegiatan pengolahan merupakan penggunaan gabungan dari manusia dan mesin di mana salah

satu putusan yang harus dibuat oleh pemimpin operasi dan produksi adalah putusan tentang

(5)

1.2 Tujuan Penyusunan Makalah

a. Untuk mengetahui sekilas tentang mesin dan peralatan

b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan

c. Untuk mengetahui jenis mesin

d. Untuk mengetahui penentuan jenis mesin pada suatu perusahaan pabrik

e. Untuk mengetahui automation

1.3Pembatasan Makalah

Dalam penyusunan makalah ini, pembatasan makalah hanya terbatas pada:

a. Sekilas tentang mesin dan peralatan

b. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan

c. Jenis mesin

d. Automation

1.4Metode Penyusunan

Penyusunan makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi

yang di lakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku- buku yang berkaitan dengan

judul makalah, dan sumber lainnya melalui informasi medi komunikasi (internet) yang

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sekilas mengenai Mesin dan Peralatan

Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/ tenaga yang di

pergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk tertentu.

Apabila perhatian diarahkan pada sisi mesin, sebenarnya terdapat dua hal yang

mempengaruhinya, yaitu waktu dan uang. Mesin adalah barang modal (capital asset) yang dibeli

dengan uang. Uang yang digunakan untuk membeli mesin akan tertanam di dalam mesin tersebut

dan nilai uang itu akan menyusut sejalan dengan bertambahnya umur mesin yang bersangkutan.

Pada saat mesin tersebut tidak lagi bermanfaat maka nilai uang yang tertanam di dalamnya akan

menjadi nol. Dalam hal ini perusahaan bersedia menanamkan uangnya untuk membeli mesin

dengan harapan bahwa uang itu akan kembali dalam bentuk peran mesin tersebut dalam

menghasilkan uang dalam kegiatan pengolahan.

Laju penyusutan mesin sangat dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaannya. Tingkat

pemeliharaan itu sendiri dipengaruhi atau ditentukan oleh:

1. Sistem pengolahan keseluruhan, yang menyangkut kehematan penggunaan mesin serta kerugian yang timbul apabila terjadi kerusakan.

2. Jadwal pengolahan, yang menyangkut tingkat penggunaan mesin.

3. Kebijakan perusahaan tentang pemilikan dan penggunaan mesin, yaitu apakah penggunaan mesin itu masih menghasilkan laba yang cukup untuk membelanjai biaya pemeliharaan dan perbaikannya.

(7)

rancangan itu. Semakin tinggi kebutuhan untuk perubahan dan penyesuaian rancangan, semakin penting pula kelenturan tersebut dipelihara pada sistem pengolahan.

Peralatan atau tools yaitu setiap instrument atau perkakas yang kecil sekali yang di pergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atu bagian-bagian produk.

Sebagai contoh dari tools ini adalah gergaji, kikir, martil/palu, obeng dan sebagainyayang sering terdapat pada hamper setiap rumah tangga, dan perusahaan pabrik. Tools sebenernya juga merupakan instrument atau perkakas dari suatu mesin. Mengenai tools ada yang disebut dengan machine tools yaitu suatu mesin seperti suatu mesin pelubang / bor (drill press) yang di jalankan oleh suatu kekuatan / tenaga. Machine tools ini bisa otomatis sebagian dan seluruh nya. Contoh yang lain adalah mesin bubut (lathe) atau mesin potong. Disamping tools ada lagi yang di sebut jigs yaitu suatu perlengkapan / peralatan yang digunakan untuk memungkinkan machine tools dapat bekerja, misalnya suatu peralatan yang digunakan untuk memegang barang ( bahan atau parts) yang hendak atau sedang dikerjakan. Sebagai contoh dari jigs adalah drill jig yaitu tempat dimana bang (bahan atau parts) yang di pegang akan dilubangi , adalagi peralatan yang disebut fixtures yang hamper sama dengan jigs yaitu susatu peralatan / perlengkapan yang mempunyai suatu bagian sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan.

2.2 Factor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Mesin atau Peralatan

Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan harus

di pertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau

jasa yang di hasilkan. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin dan

peralatan adalah:

1. Kapasitas mesin

2. Kecocokan (compatibility)

3. Tersedianya peralatan perlengkapan yang di perlukan

4. Keterandalan dan purna jual

5. Kemudahan persiapan dan instalasi penggunaan dan pemelihaaan

6. Keamanan

7. Penyerahan

8. Keadaan pengembangan

(8)

Factor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi

pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal disbanding dengan

tingkat produksi yang dihasilkan. Selain factor pemilihan mesin juga dipertimbangkan penentuan

jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki khususnya

operasi mesin pertimbangan lain didasarkan pada ternis dan ekonomis.

Dalam pembelian jumlah mesin perlu di pertimbangkan:

1. Jumlah produksi yang direncanakan

2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi

3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

2.3 Jenis Mesin

1. Mesin-mesin yang bersifat umum/ serba guna (general purpose machine).

Merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu

untuk berbagai jenis barang /produk atau bagian dari produk (parts).

Contoh dari mesin ini adalah mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu adalah

merupakan mesin yang serba guna karena dapat digunakan untuk menggeraji berbagai

jenis/macam hasil-hasil kayu. Contoh yang lain adalah mesin bor/ gurdi (drill pres) pada

pabrik atau bengkel-bengkel yang mengerjakan besi-besi baja adalah merupakan mesin

yang serba guna karena dapat digunakan untuk mengebor atau menggurgi

bermacam-macam bentuk lubang pada berbagai jenis/ bermacam-macam-bermacam-macam mesin hasil besi atau bagian

produk (parts). Mesin-mesin seperti ini biasanya dipergunakan oleh

perusahaan-perusahaan yang memprodusir sejumlah jenis barang (produk) yang jumlah (volume)nya

kecil, dan bengkel-bengkel untuk merepasi dan pemeliharaan (maintenance).

Sifat-sifat atau ciri-ciri dari mesin yang serba guna (general purpose machine) ialah:

a) Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas

dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan. Oleh karena

mesin-mesin ini mempunyai bentuk standar, dan diprodusir dalam jumlah/volume yang

(9)

murah daripada mesin yang bertujuan khusus (special purpose machine), sehingga

investasi alam mesin ini biasanya lebih murah.

b) Mesin-mesin serba guna ini sangat fleksibel penggunaanya , karena dengan

beberapa macam operasi macem ini dapat menghasilkan beberapa macam produk

(dalam suatu variasi yang hampir sama), misalnya mesin bor dapat digunakan

untuk mengebor kayu yang tipis atau tebal, cukup dengan mengganti giginya saja.

c) Oleh karena mesin ini bersifat umum atau serba guna, maka untuk membuat

variasi atau fleksibilitas operasi, dibutuhkan adanya pekerja-pekerja yang terdidik

dan berpengalaman atau mempunyai keahlian (skill) yang tinggi dalam melayani

mesin-mesin tersebut. Di samping itu, karena mesin-mesin ini biasanya tidak

otomatis maka dibituhkan pula adanya keahlian dari orang – orang yang mengecek

hasil pekerjaan/operasi.

d) Dengan adanya kemungkinan untuk menghasilkan beberapa jenis barang/produk

sekaligus, maka diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang

dikerjakan pada mesin serba guna ini

e) Oleh karena mesin serba guna ini biasnya tidak otomatis, untuk menjalankan

mesin-mesin tersebut dibutuhkan banyak tenaga keja terutama tenaga-tenaga ahli,

maka operasi produk yang menggunakan mesin ini membutuhkan biaya yang

lebih mahal.

f) Biaya pemeliharaan mesin-mesin serba guna ini lebih murah dan kegiatan

pemeliharaan lebih murah , demikian juga penggantian (replacement) mesin lebih

mudah dilakukan karena bentuk mesin-mesin ini standar. Oleh karena pengunaan

mesin ini serba guna (bersifat umum) maka mesin-messin seperti ini tidak mudah

ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua) seperti mesin-mesin bersifat khusus

(special purpose machine).

2. Mesin-mesin yang khusus (special purpose machine)

Adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau

beberapa jenis kegiatan yang sama. Contoh dari mesin ini adalah mesin pembuat gula

pasir, mesin untuk semen atau mesin pembuat ban, yang merupakan mesin yang

(10)

hasil/produk. Mesin-mesin seperti ini biasanya ditemui pada perusahaan-persahaan yang

mengadakan produksi massa.

Di dalam paktek kadang –kadang kita temui perusahaan –perusahaan yang kombinasi

kedua jenis mesin ini (general purpose machine dan special purpose machine). Hal ini

terjadi karena perusahaan –perusahaan tersebut yang menghasilkan suatu macam produk

yang jumlahnya terlalu besar dan tidak ekonomis apabila di produsir dengan mesin serba

guna (general purpose machine), dan sebaliknya terlalu kecil apabila perusahaan

membeli dan mempergunakan mesin yang bertujuan khusus (special purpose machine).

Untuk mengatasi persoalan ini maka perusahaan tersebut mengadakan penyesuaian

dengan menambahkan bagian-bagian atau mesin-mesin yang telah distandardisir atau

dengan dan memasang peralatan-peralatan khusus, perkakas-perkakas tertentu dan

alat-alat mekanis.

Sifat-sifat atau ciri-ciri mesin-mesin yang bertujuan bersifat khusus (special purpose

machine) ialah:

a) Mesin-mesin ini seperti biasanya dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau

volume yang kecil (sedikit). Oleh karena itu maka harga mesin-mesin ini biasanya

relative lebih mahal dari pada mesin-mesin seba guna (general purpose machine),

sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal.

b) Mesin-mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaan nya

lebih cepat, dan oleh karena itu dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan

produknya dalam jumlah yang besar (produksi maasa)

c) Oleh karena mesin-mesin ini agak otomatis, maka biasanya tedapat pekerjaan (job)

yang lebih uniform dan jumlahnya lebih sedikit, sehingga dibutuhkan tenaga kerja

yang lebih sedikit.

d) Biaya pemelihaaan dari mesin-mesin ini adalah lebih mahal dari mesin-mesin

serba guna (general purpose machine), karena untuk kegiatan pemeliharaan

mesin-mesin ini dibutuhkan tenaga-tenaga ahli khusus.

e) Oleh karena mesin-mesin ini dipergunakan untuk produksi massa, maka biaya

produksi/operasi per unit relative lebih rendah.

f) Mesin-mesin seperti ini tidak dapat dipergunakan untuk menghadapi perubahan

(11)

mesin-mesin ini sukar menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya

tingkat produksi (Rate of production)nya telah tertentu.

g) Oleh karena penggunaan mesin ini untuk bertujuan khusus/tertentu maka

mesin-mesin seperti ini cepat ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua)

2.4 Penentuan Jenis Mesin Pada Suatu Perusahaan Pabrik

Untuk dapat menentukan jenis pada suatu perusahaan pabrik, maka perlu dilihat atau

diketahui sifat-sifat dari mesin-mesin yang dipergunakan di perusahaan pabrik tersebut. Setelah

itu kita perlu mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin yang berujuan / bersifat

khusus.

Pemilihan antara mesin bermanfaat ganda dengan mesin bermanfaat khusus dilakukan

dengan mempertimbangkan:

1. Biaya pengadaan (initial cost) yang harus disusutkan selama masa manfaat yang diperkirakan atas mesin.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost). 3. Biaya pemasangan dan persiapan.

4. Putusan lainnya yang menyangkut pembelian mesin yang harus dibuat oleh perusahaan adalah apakah membeli mesin yang dapat bekerja sendiri (autometic) atukah membeli mesin yang mengandalkan tenaga kerja manusia. Mesin yang dapat bekerja sendiri (autometic machine) adalah mesin yang benar-benar tidak membutuhkan tenaga kerja manusia pada saat sedang mengerjakan suatu pekerjaan. Manusia dibutuhkan hanya pada saat persiapan mesin itu sendiri. Kemudian mesin yang tidak dapat bekerja sendiri adalah mesin yang sepanjang waktu selama mengerjakan pekerjaan harus „didampingi‟ oleh manusia, atau berperan hanya untuk mendampingi manusia.

Berbagai keuntungan dari penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri adalah:

1. Daya hasil mesin yang lebih tinggi. 2. Mutu barang yang lebih seragam. 3. Pekerjaan yang lebih aman.

4. Jadwal pengolahan yang lebih tepat.

(12)

Sementara berbagai kerugian penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri ini adalah:

1. Harga atau biaya yang lebih tinggi.

2. Kekakuan (inflexibility) kegiataan pengolahan.

3. Waktu berhenti yang lebih lama bila terjadi kerusakan.

2.5

Automation

Walaupun automation merupakan perkataan/istilah yang baru, tetapi prinsip-prinsip

automation ini telah lama dipraktekkan seperti pada pabrik tenun atau pabrik terigu/gandum.

Dengan memakai kekuatan tenaga air, pabrik Evans bekerja secara terus menerus dengan

mengalirnya gandum ke seluruh pabrik melalui ban-ban berjalan dan akhirnya keluarlah terigu

yang sudah siap untuk dipakai atau dimasak. Bila kita berbicara tentang automation, maka

banyak orang akan berfikir tentang pemindahan secara mekanis bahan-bahan atau barang-barang

dari suatu mesin ke mesin yang lain. Walaupun ini merupakan sebagian dari automation, tetapi

prinsip ini belumlah lengkap, karena ini baru merupakan mekanisme dalam pemindahan yang

lebih otomatis dari bahan-bahan atau parts yang sedang dikerjakan dari suatu tingkat proses

(operasi) ke tingkat proses (operasi) yang lain atau dari mesin yang satu ke mesin lain.

Automation adalah perkataan yang beasal dari Delmary S. Harder dari Ford Motor Company

untuk mengatakan suatu perpindahan yang otomatis dan terarah sifatnya dari kegiatan yang satu

ke kegiatan yang lain berikutnya. Adapun inti dari konsep automation adalah adanya prinsip

umpan balik (feed-back). Yaitu kemampuan dari suatu mesin untuk merasa, mangetahui dan

membutuhkan kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan pada waktu hal ini terjadi. Prinsip

inilah yang membedakan antara mechanization dengan automation. Jadi dari keterangan di atas

dapatlah diketahui bahwa automation sebenernya menggambarkan pemindahan bahan dalam

proses atau parts dari suatu mesin ke mesin lain berikutnya secara otomatis yang bersifat selektif

di mana ada system feed back.

Misalnya:

Mesin B yang sebenernya dapat meneruskan bahan dalam proses atau parts ke mesin C

yang berikutnya, akan tetapi apabila terdapat kesalahan maka secara otomatis bahan dalam

(13)

Prinsip/system feed back dalam automation seperti telah dikatakan membuat mesin

tersebut dapat merasakan, menemukan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang timbul pada

waktu barang-barang diproses atau dibuat pada mesin itu. Alat feed back ini dipasangkan pada

mesin-mesin yang mekanis sehingga mesin tersebut mengetahui adanya kesalahan dan apa

kesalahan yang ada tersebut.

Contoh automation banyak terdapat pada perusahaan-perusahaan / industri-industri besar seperti terdapat pada perusahaan yang paling terkenal yaitu Ford Motor Company‟s Clevoland Engine‟s Plant. Disini mesin-mesin mobil dipasang, diputar, dibor, dan diderek, dipindah-pindahkan, diperiksa dan sebagainya, semuanya dilakukan secara otomatis.

Kesalahpahaman yang timbul mengenai penggunaan automation. Terdapat banyak

pengertian yang salah mengenai automation ini dalam masyarakat, antara lain adalah:

1. Adanya keluhan para usahawan (businessmen) bahwa automation membutuhkan

investasi yang cukup besar sehingga biaya produksi menjadi sangat mahal. Dilihat dari

harga mesin-mesin yang otomatis tersebut dapat dihasilkan produk dalam jumlah yang

cukup besar lebih rendah, maka ini berarti menempatkan perusahaan pada suatu tingkat

persaingan yang lebih baik. Mekanisme dan automation harus tetap digunakan oleh

perusahaan –perusahaan/industy –industrry tersebut dapat mempertahankan tingkat

persaingan/ kompetisi dan tingkat efisiensinya.

2. Terdapt pendapat yang mengatakan bahwa dengan adanya automation maka akan

menimbulkan pengangguran yang hebat karena setiap perbaikan/kemajuan tegnologi

akan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan dimana para

pekerja sendiri. Tidak mampu mengerjakannya. Jadi dalam hal ini automation digunakan

sebagai pengganti manusia dimana manusia tidak sanggup. Disamping itu dengan adanya

automation terdapat banyak lapangan pekerjaan baru yang timbul, sehingga ada

pertambahan tenaga kerja yang cukup besar, akibatnya adanya automation.

3. Adanya keluhan bahwa biaya perawatan (maintenance) dari mesin-mesin yang otomatis

sangat mahal, karena untuk kegiatan maintenance disamping di butuhkan tenaga-tenaga

yang ahli dan peralatan yang lengkap, juga harus dilakukan secara teratur yang bersifat

preventif. Walaupun secara keseluruhan /total memang benar, tetapi dari pengalaman

ternyata dengan jumlah produk yang cukup besar, maka biaya maintenance per unit

(14)

4. Pendapat yang menyatakan bahwa automation akan menimbulkan excess capacity yang

dapat mengakibatkan keadaan depresi. Pendapat ini sebenernya tidak benar, karena para

pengusaha akan memprodusir suatu barang apabila barang tersebut dapat terjual atau

akan dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu ia tidak akan memprodusir suatu barang

dalam jumlah besar apabila tidak dapat terjual. Untuk mengatasi keadaan ini, maka

biasanya para pengusaha memprodusir barang-barang hasilnya dengan menggunakan

perencanaan yang di dasarkan atas ramalan penjualan (sales forcasting).

5. Terdapatnya keluhan yang menyatakan bahwa automation dapat menyebabkan turunnya

semangat kerja para pekerjanya, karena pekerjaan yang dilakukan menjenuhkan

(monotonous). Keluhan ini sebenernya tidak benar, karena mesin-mesin yang otomatis

memberikan lapangan pekerjaan yang baru dan pekerjaan –pekerjaan yang routine sudah

di gantikan dan di lakukan oleh mesin. Dalam hal ini pekerjaan-pekerjaan yang dihadapi

para pekerja/karyawan sebagian besar hanya merupakan pekerjjaan-pekerjaan melayani

instrument/ msin-mesin. Sehingga automation memberikan kemungkinan bagi karyawan

untuk mendapatkan banyak waktu luang (istirahat) unutk menikmati hasil-hasil

pekerjaanya. Kebaikan atau dampak automation bagi masyarakat atau konsumen pada

umumnya adalah:

 Dengan adanya automation, maka kualitas produk menjadi lebih baik, karena unsure-unsur kesalahan dan kekeliruan yang di lakukan oleh manusia pada waktu

memprodusir dan pemeriksaan/ inspeksi, sudah tidak tedapat lagi dalam proses

produksi.

 Automation akan mengurangi pemborosan dan menekan biaya-biaya pengulangan atau pekerjaan-pekerjaan yang salah, karena teah dikuranginya pengaruh para

pekerja tehadap produk yang dihasilkan.

 Automation memungkinkan dihasilkannyaproduk yang hampir uniform dan dalam jumlah yang sangat besar.

 Automation mempertinggi fisiensi produk dan memperbesar kapasitas produksi, sehingga tingkat kehidupan masyarakat tersebut dapat dengan senang/ mudah

menikmati banyaknya barang-barang yang di hasilkan.

(15)

bekerja dan meningkan moral serta menambah kebahagiaan para

pekerja/karyawan.

Automation , juga dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi manajemen, yaitu:

1. Tingkat kepastian terhadap pasar yang besar, karena produk yang dihasilkan secara

besar-besaran.

2. Mesin tidak bersifat fleksibel, sehingga manajemen operasi tidak dapat merubah

begitu saja mesin-mesin tanpa adanya penambahan biaya.

3. Diperlukan tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman, sehingga mesin-mesin

mampu dioperasikan dengan optimal.

Penggunaan automation memerlukan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam pengoperasin

perencanaan dan analisa kemampuan manajemen yang lebih tinggi, karena permasalahan yang

mungkin timbul lebih rumit seta resikonya lebih besar. Oleh karena itu pemilihan penggunaan

automation perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

1. Produk yang dihasilkan cukup besar

2. Aliran bahan cukup besar

3. Persediaan bahan dalam proses cukup rendah melebihi jenis produksi secara

terus-menerus

(16)

BAB III CONTOH KASUS

3.1 Contoh Kasus pada Perusahaan

PT Arthawenasakti Gemilang merupakan salah satu perusahaan manufaktur berlokasi di

Jalan Kertanegara 85 Karangploso, Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan

kaleng general seperti kaleng lem, kaleng cat, kaleng oli, dan lain-lain. Untuk memenuhi

permintaan konsumen, perusahaan ini menggunakan sistem make to order dan beroperasi

selama 2 shift atau 16 jam dalam sehari. Proses pembuatan kaleng terdiri dari empat kelompok

proses, yaitu proses printing, pemotongan, pembuatan komponen, dan assembly. Proses

assembly merupakan proses yang paling inti karena dalam proses ini dilakukan perakitan dari

beberapa komponen kaleng untuk menjadi bentuk suatu kaleng yang utuh. Di dalam proses

assembly terdapat beberapa mesin yaitu welding, flanging, seaming bottom, seaming ring, dan

seaming top. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Departemen Quality Control, line 20

merupakan lineyang sering mengalami kerusakan mesin dibandingkan dengan line lainnya.

Rekapan data mengenai jumlah waktu kerusakan mesin yang ada pada proses assembly line20

selama tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Data Waktu Kerusakan Mesin ProsesAssembly Selama Tahun 2013

Nama Mesin

Jumlah Waktu Kerusakan Mesin

(jam:menit:detik)

Welding 63:08:00

Flanging 00:40:00

Seamer Bottom 14:06:00

Seamer Ring 24:27:00

(17)

Berdasarkan Tabel 1, diketahui mesin weldingpada line 20 memiliki jumlah waktu kerusakan

mesin yang paling tinggi diantara mesin lainnya. Selain itu, mesin Welding merupakan mesin

pertama pada line 20 sehingga jika terjadi kerusakan pada mesin welding, maka mesin-mesin

berikutnya juga tidak dapat beroperasi.Dikarenakan dua latar belakang tersebut, penelitian ini

difokuskan pada mesin welding.

Tingginya jumlah waktu kerusakan mesin yang terjadi di PT Arthawenasakti Gemilang

menyebabkan beberapa dampak kerugian yang harus dialami perusahaan. Berdasarkan

wawancara dengan Kepala Departemen Quality Control, dampak yang disebabkan karena

terjadinya kerusakan mesin antara lain output berkurang, mundurnya jadwal pengiriman,

overtime, hilangnya jam kerja, kesulitan alokasi manpower, dan defect. Untuk memangani

beberapa dampak tersebut, pihak Production Planning and Control(PPC), yang bertanggung

jawab terhadap penjadwalan produksi harus merubah jadwal setiap kali terjadi kerusakan mesin

agar proses produksi tetap dapat berjalan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak management, hampir setiap hari terjadi perubahan

jadwal produksi dikarenakan terjadinya kerusakan mesin yang menghambat berjalannya proses

produksi. Tingginya frekuensi perubahan jadwal tersebut selain tidak efektif juga membuat pihak

PPC selalu kewalahan untuk mengganti jadwal produksi setiap harinya. Dikarenakan hal

tersebut, PT Arthawenasakti Gemilang membutuhkan suatu strategi perawatan mesin untuk

menurunkan total downtime serta meningkatkan efektivitas mesin pada proses produksi

pembuatan kaleng.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur, mengevaluasi, dan meningkatkan

efektifitas serta menentukan strategi perawatan mesin adalah konsep Total Productive

Maintenance (TPM). Menurut Corder, (1996) TPM tidak hanya terfokus bagaimana

mengoptimalkan produktivitas dari peralatan atau material pendukung kegiatan kerja, tetapi juga

memperhatikan bagaimana meningkatkan produktivitas dari para pekerja atau operator yang

nantinya akan memegang kendali pada peralatan dan material tersebut.

Dengan menggunakan konsep TPM, dapat dilakukan identifikasi efektifitas mesin dengan

menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE), serta dapat juga dilakukan identifikasi

Six Big Lossesuntuk mengetahui Losses terbesar yang dialami oleh perusahaan. Pada penelitian

ini juga digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

(18)

tinggi. Menurut Foster (2004), FTA menunjukkan kemungkinan-kemungkinan penyebab

kegagalan sistem dari beberapa kejadian dan bermacam-macam masalah.

3.2 Contoh Kasus pada perusahaan Jasa

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat,peningkatan keamanan dalam industri

pengiriman barang sangat diperlukan, selain itu peningkatan efisiensi dalam meningkatkan

keuntungan juga sangat di butuhkan. Maka untuk mengatasi masalah tersebut pada studi kasus

dalam hal ini PT. Arti Duta Aneka Usaha membutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dan dapat

digunakan dalam pemantauan jasa pengiriman barang. Pencurian mobil akhir-akhir ini sangat

marak baik intesitas maupun lokasi kejadiannya sehingga membuat PT. Arti Duta Aneka Usaha

menjadi resah untuk melakukan pengiriman barang. Disamping itu pada proses pengiriman

barang sering terjadi ketidaktepatan waktu di dalam pengiriman suatu barang ke tempat tujuan,

ini dikarenakan oleh adanya beberapa faktor misalnya : padatnya volume kendaraan sehingga

terjadi kemacetan dijalan, supir sering kebingungan mencari lokasi tujuan pengiriman, dan dari

pihak perusahaan untuk pengiriman keluar kota tidak dapat mengontrol dengan pasti perjalanan

dari mobilnya yang melakukan pengiriman barang. Maka dari itu PT. Arti Duta Aneka Usaha

membutuhkan suatu alat dan aplikasi yang dapat melakukan pemantauan posisi kendaraan dari

jarak jauh, memberikan rute perjalanan tujuan pengiriman barang kepada supir dan menon

aktifkan mesin mobil dari jarak jauh jika dalam proses pengiriman barang mobil tersebut dalam

keadaan tidak aman. Maka dirancang dan dibangun suatu system securitymobil berbasis Sistem

Informasi Geografis, yang dimana systemsecuritymobil ini dapat memantau perjalanan

kendaraan yang sedang beroprasi, dapat menunjukan arah tujuan dari perjalanan ke tempat

pengiriman barang dalam bentuk peta, dan dapat mematikan mesin melalui aplikasi. Sehingga

dapat memberikan rasa aman pada perusahaan terhadap mobil operasionalnya. Sistem ini

berbasis Sistem Informasi Geograsfis dimana sistem yang includesebuah peta untuk mengetahui

keberadaan dari kendaraan tersebut dan memberikan arah tujuan dari pengiriman barang yang

(19)

3.3Contoh Kasus pada Perbankan

Saat ini terjadi pergeseran pola carding. Kalau dulu mereka lebih mengincar barang-barang yang

mahal dan langka, kini uang yang dicari. Misalnya, kini marak carding untuk perdagangan saham

secara online. Pelaku carding dari Indonesia berfungsi sebagai pihak yang membobol kartu

kredit, dan hasilnya digunakan oleh mitranya di luar negeri untuk membeli saham secara online.

Keuntungan transaksi itu kemudian ditransfer ke sebuah rekening penampungan, yang kemudian

dibagi lagi ke rekening anggota sindikat. Setelah isu carding mereda, kini muncul bentuk

kejahatan baru, yakni pembobolan uang nasabah melalui ATM atau cracking sistem mesin ATM

untuk membobol dananya. Kepercayaan terhadap perbankan tidak hanya terkait dengan

keamanan simpanan nasabah di bank tersebut, tetapi juga terhadap keamanan sistem dan

prosedur, pemanfaatan teknologi serta sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan

kepada nasabah. Salah satu aspek risiko yang hingga kini belum banyak diantisipasi adalah

kegagalan transaksi perbankan melalui teknologi informasi (technology fraud) yang dalam

risiko perbankan masuk kategori sebagai risiko operasional. Secara umum, risiko operasional,

menurut Basel Accord, didefinisikan sebagai kerugian akibat terjadinya kegagalan akibat faktor

manusia, proses, dan teknologi yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian pendapatan bank.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, proses operasional sebagian besar bank saat ini

dilakukan selama 24 jam tanpa mengenal batasan jarak, khususnya bagi bank-bank yang telah

dapat melakukan aktivitas operasionalnya melalui delivery channels, misalnya ATM, internet

banking, phone banking, dan jenis transaksi media elektronik banking lainnya. Dengan

demikian, ngendalian dan pengawasan operasio- nal harus dilakukan pula secara 24 jam dan

harus bersifat menyeluruh. Peng-awasan dan pengendalian operasional tidak dapat lagi dilakukan

dengan metode sample semata untuk memastikan bahwa operasional bank telah berjalan dengan

baik. Situs Bank “Aspal” Mengecoh Nasabah. Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan

dengan ulah Steven Haryanto, yang membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat

Internet BCA. Lewat situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke

situs-situs tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat

ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun menurut pengakuan Steven pada

situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs plesetan adalah agar publik memberi

(20)

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan

Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/ tenaga yang di

pergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk

tertentu. Peralatan atau tools yaitu setiap instrument atau perkakas yang kecil sekali yang di

pergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atu bagian-bagian

produk.

Dalam pembelian jumlah mesin perlu di pertimbangkan: (1) Jumlah produksi yang

direncanakan, (2) Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi, (3) Waktu

(21)

Daftar Pustaka

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/mesin-dan-peralatan.html

http://repository.wima.ac.id/388/2/BAB%201.pdf

Gambar

Tabel 1. Data Waktu Kerusakan Mesin ProsesAssembly Selama Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

6. Pondasi sumuran mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral 7. Permukaan di atas dimana dasar pondasi didirikan diperiksa secara langsung. Pengeboran dapat

Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor (Studi Pada PT. Federal Internasional Finance)”

Kombinasi vitamin A dengan metotreksat untuk pengobatan Tumor Trofoblastik Gestasional (TTG) risiko rendah dapat mempercepat respon terhadap terapi yang dibuktikan

Keempat isolat tersebut adalah : isolat INBa (100%) dan INAd (73%) yang keduanya didapat dari sampel tanah bagian dasar kolam, IINBb (72%) yang didapat dari sampel tanah bagian

Polarisasi yoga tidak lepas dari aktivitas yang dilakukan setiap masyarakat yang mengarah ke spiritualitas tanpan melihat suku, adat istiadat, ras maupun agamanya

Hasil pengamatan yang diperolah menunjukkan bahwa rumput laut yang ditanam ternyata sangat layak untuk segera dilakukan panen perdana/awal (Gambar 3), mengingat laju pertumbuhan

Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) yang mengatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap