• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBA. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBA. pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

29

STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA SECARA TERPADU DI SMP NEGERI I

MAKASSAR

Andi Hasrianti

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampaun siswa SMP negeri 1 Makassar dalam membaca. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas II dan kelas I. Strategi pembelajaran membaca dalam proses pembelajaran baik kelas II maupun kelas I sudah terlaksana dengan baik, walaupun belum sepenuhnya berlangsung secara maksimal. Pendekatan komunikatif telah mewarnai setiap pertemuan. Kegiatan pembelajaran umumnya lebih didominasi oleh siswa guru bertindak hanya sebagai motivator. Metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas II maupun kelas I sudah mampu meningkatkan pemahaman dan penggunaan bahasa siswa. Jenis membaca yang diterapkan oleh guru di kelas II dan kelas I adalah membaca ektensif dan intensif.Pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran membaca adalah berbentuk lisan dan tulisan. Bentuk penilaian lisan oleh guru adalah berfokus pada kempuan siswa mengemukakan kembali hal-hal yang telah diabaca secara lisan, sedangkan bentuk tulisan, yaitu menjawab pertanyaan isi wacana mengemukakan pokok pikiran menentukan jenis wacana.

(2)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

30

I. Pendahuluan

Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan formal bertujuan : (1) menjadikan anak didik Indonesia memiliki kepercayaan dan kesadaran terhadap filsafat negaranya. Serta kebanggaan atas bahasa dan sastra nasionalnya, dan (2) memberi pengetahuan dan penguasaan atas pemakaian Bahasa Indonesia.

Penguasaan yang dimaksud meliputi (1) keterampilan memahami apa yang dikatakan atau dituliskan oleh orang lain di dalam Bahasa Indonesia, dan (2) keterampilan memanfaatkan Bahasa Indonesia untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan dengan baik, sesuai dengan keadaan bahan yang dikemukakan dan hubungan sosial budaya yang terlibat dengan tidak menggunakan unsur-unsur bahasa asing atau bahasa-bahasa lain yang tidak benar-benar diperlukan. Nurgiyantoro (1988: 24) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah meliputi (1) pembinaan fungsi Bahasa Indonesia bagi Siswa, dan (2) pembinaan aspek humanistik, aspek Polotik, dan kultural.

Keterampilan berbahasa yang merupakan tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia walaupun tetap tidak mengabaikan aspek pemahaman dan pengetahuan berbahasa, tetapi untuk tujuan tertentu kadang-kadang keterampilan yang satu lebih menonjol daripada keterampilan yang lain.Untuk memperoleh hasil yang maksimal, seorang Guru dituntut untuk mengadukan aspek keterampilan berbahasa melalui pembiasaan.

(3)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

31

cenderung kepada pengetahuan bahasa dari pada keterampilan berbahasa. Hal ini kita dapat lihat dari soal-soal tes, soal-soal ulangan atau ujian. Oleh karena itu, cukup beralasan jika dikatakan bahwa para siswa mungkin belum memiliki keterampilan atau kemampuan bahasa Indonesia yang memadai.

Pengajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat mengarahkan para Siswa mampu berbahasa sesuai dengan kegiatan berbahasa sehari-hari. Oleh karena itu pengajaran bahasa Indonesia tidak banyak menitikberatkan pada pengajaran yang dikaitkan dengan kebahasaan tetapi juga ditekankan pada upaya menjadikan para siswa mampu atau terampil berbahasa Indonesia. Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu mendapat perhatian lebih cermat adalah keterampilan membaca.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan rendahnya kemampuan siswa kelas II SMP PGRI Tamalate Makassar dalam membaca, Ratna Manikam (2004: 27) menyatakan rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Pemilihan judul ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sepanjang pengetahuan penulis, sampai saat ini belum ada peneliti yang mengungkapkan masalah tersebut pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya pada siswa SMP Negeri 1 Makassar.

(4)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

32

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahasa strategi merupakan suatu landasan pendekatan, ancangan atau approach. Strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pendekatan adalah suatu hal yang bersifat aksiomatis. Dari pendekatan itu lahirlah metode-metode dan dari metode lahirlah teknik. Pendekatan, metode dan teknik merupakan tiga serangan yang tidak dapat dipisahkan.

Selanjutnya, Stem (da1am Tarigan, 1993: 101) merumuskan sepuluh strategi pembelajaran yang di pergunakan guru dalam kelas yakni (1) strategi perancangan, yaitu gaya pembelajaran pribadi atau strategi pembelajaran positif, (2) strategi empatik yaitu pendekatan yang penuh toleransi dan ramah tamah terhadap bahasa sasaran, (3) strategi aktif yaitu pendekatan aktif terhadap tugas-tugas pembelajaran, (4) strategi eksperimental yaitu cara mengembangkan bahasa baru dalam suatu sistem yang teratur, (5) strategi formal, yaitu keterampilan teknis dalam menangani suatu bahasa, (6) strategi semantik, yaitu terus-menerus makna suatu kata, (7) strategi praktis, yaitu keinginan untuk mempraktikkan yang sedang dipelajari, (8) strategi komunikasi, yaitu keinginan menggunakan bahasa yang dipakai dalam komunikasi nyata, (9) strategi internalisasi, yaitu terns menerus menggabungkan bahasa kedua, dan (10) strategi pemantauan, yaitu memantau sendiri dengan kritis terhadap pemakaian bahasa.

II. Metode Penelitian

(5)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

33

Variabel merupakan objek penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif. Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran keterampilan membaca secara terpadu di SMP Negeri I Makassar.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain dengan menggunakan desain penelitian "Deskriptif Kualitatif, artinya, penelitian ini bertujuan menggambarkan variabel atau kondisi yang ada. Dalam penelitian ini, kondisi tersebut adalah kondisi pembelajaran membaca seperti yang tertuang dalam GBPP dan buku teks bahasa Indonesia kelas II SMP.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel sangat penting artinya dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran atau kekeliruan dalam memahami penelitian.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Strategi pembelajaran membaca yang dimaksudkan disini adalah scenario pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran membaca.

Jenis-jenis membaca yang dimaksudkan di sini adalah bentuk atau jenis membaca yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca, khususnya yang digunakan pada kelas I dan kelas II SMP Negeri I Makassar.

C. Populasi dan Sampel 1.Populasi

(6)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

34

diharapkan dapat memberi infomasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun populasi yang akan diambil adalah guru SMP Negeri I Makassar. 2. Sampel

Apabila subjeknya kurang dari 6 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih besar diambil antara 10-5% atau 2-7% atau dari segi waktu, tenaga dan dana.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan sampel total ( total sampling ) sebanyak 6 orang guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Deskripsi Keadaan Sampel Nomor Kelompok

Laki-laki

Perempuan Ket.

1. Guru 2 4 6 orang

Jumlah 2 4 6 orang D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan dua bentuk instrumen, yaitu observasi dan angket. Untuk melengkapi instrumen tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Pedoman observasi

(7)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

35

2. Pedoman angket

Angket diberikan para guru sesudah pembelajaran di lakukan dengan focus pada :

1. Pandangan guru terhadap konsep pembelajaran membaca.

2. Manfaat pembelajaran membaca.

3. Hambatan yang ditemui dalam pembelajaran membaca.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles ( 1985 dalam Anwar, 1994 ), yang membagi tiga jenis kegiatan, yaitu : (1) penyajian data yang terkumpul, (2) analisis data dalam bentuk reduksi, dan (3) penyimpulan.

F. Data dan Sumber Data

Data tentang Strategi Pembelajaran Membaca di SMP Negeri I Makassar yang terdiri atas strategi pembelajaran membaca, jenis-jenis membaca di dalam kelas. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan data sekunder diperoleh dari dokumen.

III. Hasil dan Pembahasan

Pemberian angket dilakukankepada guru kelas VII dan VIII bertujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman guru Bahasa Indonesia terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, buku paket serta materi membaca.

(8)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

36

guru terhadap kurikulum memberikan pengaruh terhadap proses belajar mengajar, maupun terhadap aspek kebahasaan yang terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas.

Data yang diperoleh dari angket yang berjumlah 10 item dianalisis dan dibahas satu persatuan. Hal ini bertujuan memberikan gambaran bagaimana pegetahuan / sikap dan pandangan guru Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran membaca.

a. Item 1

Pada item 1, seluruh responden menjawab bahwa materi pembelajaran membaca masih ditekankan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004. b. Item 2

Pada item 2, seluruh responden menjawab bahwa pembelajaran membaca terdapat dalam setiap tema pada buku paket pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Item 3

Pada item 3, seluruh responden menjawab bahwa pendekatan komunikatif digunakan dalam pembelajaran membaca.

d. Item 4

Pada item 4, seluruh responden menjawab bahwa mereka menggunakan bermacam-macam teknik dalam pembelajaran membaca.

e. Item 5

Pada item 5, seluruh responden memjawab bahwa pemilihan teknik pembelajaran disesuaikan dengan keadaan kelas.

(9)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

37

Pada item 6, seluruh responden menjawab bahwa teknik penugasan merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam pembelajaran membaca. g. Item 7

Pada item 7, seluruh responden menjawab bahwa jenis membaca yang biasa digunakan dalam pembelajaran membaca yaitu membaca intensif. h. Item 8

Pada item 8, seluruh responden menjawab bahwa dalam hal membaca pemahaman, jenis membaca intensif diterapkan sebagai jenis membaca yang paling cocok untuk membaca pemahaman.

i. Item 9

Pada item 9, seluruh responden menjawab bahwa penilaian tetap dilakukan dalam pembelajaran. j. Item 10

Pada item 10 yang masih berhubungan dengan pertanyaan item no 9, responden memberikan alasan perluhnya penilaian dalam pembelajaran membaca. Perlunya aspek membaca sebagai salah satu kemampuan atau kompetensi dalam bahasa dan perlunya penilaian sejauh mana kemampuan seorang siswa dalam membaca merupakan alasan dilakukannya penilaian dalam pembelajaran membaca.

(10)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

38

keberhasilan kegiatan pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran membaca.

Dalam penelitian ini, pembahasan tentang pembelajaran membaca untuk dua tingkatan kelas dapat dilihat dari pemaparan berikut.

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran membaca pada kelas VII.

Pengamatan pelaksanaan strategi pembelajaran membaca pada kelas VII telah cukup memadai. Interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat terlihat dengan jelas. Guru menyajikan materi berdasarkan indikator pembelajaran. Berbagai macam jenis teks digunakan untuk beberapa jenis membaca. Selain siswa diberikan kesempatan berperan lebih aktif sehingga dapat menggunakan dan melatih ketrampilan berbahasa mereka.

2. Pelaksanaan strategi pembelajaran membaca pada kelas VIII

(11)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

39

IV.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasarkan temuan penelitian ini yang telah dibahas pada Bab IV adalah berikut.

1. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas II dan kelas I. Strategi pembelajaran membaca dalam proses pembelajaran baik kelas II maupun kelas I sudah terlaksana dengan baik, walaupun belum sepenuhnya berlangsung secara maksimal. Pendekatan komunikatif telah mewarnai setiap pertemuan. Kegiatan pembelajaran umumnya lebih didominasi oleh siswa guru bertindak hanya sebagai motivator. Metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas II maupun kelas I sudah mampu meningkatkan pemahaman dan penggunaan bahasa siswa.

2. Jenis membaca yang diterapkan oleh guru di kelas II dan kelas I adalah membaca ektensif dan intensif. 3. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru

dalam pembelajaran membaca adalah berbentuk lisan dan tulisan. Bentuk penilaian lisan oleh guru adalah berfokus pada kempuan siswa mengemukakan kembali hal-hal yang telah diabaca secara lisan, sedangkan bentuk tulisan, yaitu menjawab pertanyaan isi wacana mengemukakan pokok pikiran menentukan jenis wacana.

B. Saran

Berdasarkan rumusan kesimpulan, diajukan beberapa saran sebagai berikut.

(12)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

40

meningkatkan kreativitasnya, tidak hanya mengacu pada buku paket.

2. Guru dan siswa harus banyak mengamati dan membaca wacana dari sumber otentik.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J. S. 1993. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa Malang : IKIP Malang.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Djojosuroto,Kinayati dan Sumaryati. 2004. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung ! Yayasan Nusansa Cendekia.

Dick, Walter dan Lou Carey. 1978. The Systematic Design of Instruction. Palo Alto Scott. Foreman and Co.

Gagne, Robert dan Leslie J. Briggs. 1979. Principles of Instruction Design. New York : Holt, Rinehart and Winston.

(13)

Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 2012

41

Harras, A. Kholid. 1998. Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Menulis Secara Terpadu di Kelas II SLTP Negeri 3 Makassar. Tesis Makassar PPs. UNM.

Harris, David P. 1979. Testing English as a Second Language, New York : Megraw Hill Book.

Referensi

Dokumen terkait

saya kemudahan dalam proses penulisan skripsi ini, serta saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak bahwa pada akhirnya penulis berhasil menuntaskan

Fasilitas dari visual foxpro yang didesain seperti layar bertab. Project Manager juga menyediakan kemudahan untuk mengakses semua file yang akan digunakan untuk aplikasi.

Orang fasik: Orang Islam yang a’si (ى ص اع ) (melakukan dosa) dan mereka jelas menunjukkan penderhakaan terhadap Allah dan tidak melaksanakan tuntutan Islam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor kepemimpinan yang efektif (kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin) berpengaruh terhadap

Asisten II melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi dan pelayanan administrasi kepada dinas Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, dinas perhubungan, dinas pemberdayaan masyarakat,

Dalam hal ini, digunakan Copula Gaussian untuk menghubungkan data yang berkorelasi dengan waktu dan dengan himpunan data lainnya (dalam hal ini data return harga

tahanan sentral rendah) untuk mengamankan gangguan tanah yang tidak dapat ditangani rele arus tanah pada saluran utama, khususnya demi keselamatan  penduduk (misalnya : kawat jatuh

Adapun yang keluar sebagai pemenang adalah pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Dedy Endriyatno (pasangan YUDY) yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS,