• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL PERADABAN ISLAM DI TURKI USMANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGENAL PERADABAN ISLAM DI TURKI USMANI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENGENAL PERADABAN ISLAM DI TURKI ;TURKI

USMANI; MELALUI PENDEKATAN HISTORIS

KNOWING ISLAMIC CULTURE IN TURKEY; TURKISH USMANI; THROUGH HISTORICAL APPROACH

Oleh: Mahendra Aji W

Universitas Islam Indonesia

Abstrak

Sebagai salah satu Dinasti terbesar di abad ke-13, Dinasti Usmaniyah memegang penting tatanan kehidupan Islam kala itu. Dengan segala kekuatan dan kehebatan nya, Dinasti Usmaniyah mampu mengalahkan Byzantium sehingga mampu membangun negaranya sendiri bernama Dinasti Turki Usmani. Sebagai periode dimana Islam sudah mencapai puncak kejayaannya sekaligus menjadi akhir dari periode pertengahan, maka sangatlah penting untuk mengenal kembali perkembangan Islam pada masa Turki Usmani. Turki Usmani atau dikenal dengan Dinasti Usmaniyah bermula merupakan suatu suku kecil bernama Qoyigh Oghus dengan Erthogrul sebagai pemimpinnya. Akibat desakan dari bangsa Mongol akhirnya mereka melarikan diri untuk berlindung kepada suku Turki Saljuk di dataran tinggi Asia kecil. Atas keberhasilan Erthogrul membantu Turki Saljuk dalam emnghadapi bangsa Mongol, Usmaniyah diberi hadiah sebuah tanah di Asia kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah negara besar bernama Dinasti Turki Usmani. Turki Usmani dipimpin oleh banyak raja/sultan yang mencapai 40 raja. Dalam perkembangannya, Turki Usmani dikenal sebagai negara adidaya yang memiliki angkatan perang sangat tangguh dan kuat sehingga mampu mengalahkan Byzantium Romawi dan memperluas kekuasaannya sampai dengan beberapa wilayah di benua Eropa. Seiring pembangunan negaranya, Turki Usmani mampu mendirikan sekolah-sekolah madrasah dan juga universitas untuk menunjang pendidikan warganya. Bidang keagamaan, maritim, kesenian, arsitektur dan kebudayaan pun sangat dikembangkan di dalam dinasti ini.

(2)

Abstract

As one of the greatest dynasties of the thirteenth century, the Ottoman dynasty held the importance of the Islamic order of life at that time. With all its strength and greatness, the Ottomans were able to defeat the Byzantines so as to build their own country called the Ottoman Dynasty. As a period where Islam has reached its heyday as well as the end of the mid-period, it is important to recognize the development of Islam in Ottoman times. The Ottoman Empire, known as the Ottomans, began as a small tribe called Qoyigh Oghus with Erthogrul as its leader. As a result of Mongolian insistence they finally fled to shelter the Seljuq Turks in the small Asian plateau. For the success of Erthogrul helping the Seljuq Turks in the Mongols, the Ottomans were rewarded with a small Asian land which later developed into a great country called the Ottoman Dynasty. The Ottoman Empire was led by many kings / sultans who reached 40 kings. In its development, Ottoman Turkey was known as a superpower that has a very strong and powerful army so as to defeat the Roman Byzantium and expand its power up to several regions in continental Europe. Along with the construction of his country, the Ottoman Turks were able to establish madrasah schools as well as universities to support the education of their citizens. The religious, maritime, artistic, architectural and cultural fields were greatly developed within this dynasty.

(3)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

Islam merupakan salah satu agama terbesar didunia dengan presentase pemeluknya sebesar 22,32% dari total manusia didunia. Tersebar disegala benua terutama di Asia dan Afrika, namun terdapat beberapa negara dengan populasi penganut Islam terbanyak didunia yang mencapai 100% dari total seluruh populasi manusia dinegara itu, diantara nya adalah negara Turki. Hampir 99,8% populasi masyarakat Turki menganut agama Islam, tidak lain dan tidak bukan ini disebabkan oleh sejarah peradaban yang pernah ada di negara ini[1]. Secara definisi sendiri peradaban dapat diartikan sebagai seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, atau kebiasaan daam tradisi yang merupakan cara hidup masyarakat. Konsep peradaban ini juga digunakan sebagai sinonim untuk budaya yang memiliki keunggulan dari kelompok tertentu. Membahas Negara Turki tidak jauh dari sejarah peradaban Turki Usmani yang telah berlangsung sejak abad ke-13 M. Diawali oleh masa dimana puncak kejayaan umat Islam tercapai yaitu pada masa pemerintahan Abbasiyah, dimana pada saat itu banyak melahirkan para pemikir-pemikir Islam[2]. Kemudian pada zaman pertengahan terjadi keruntuhan Khilafah Abbasiyah di Baghdad akibat serangan tentara bangsa mongol yang kala itu sangat ditakuti dimana-mana dan mulai berkembangnya tiga kerajaan besar, diantara nya adalah Usmani di Turki. Tukri Usmani atau sering disebut Turki Ottoman ini merupakan cikal bakal berdirinya negara Turki saat ini sebelum runtuh dan digantikan oleh Republik Turki.

(4)

2

Orthogul saat itu. Melalui inilah kemudian Usmaniyah mulai lahir dan menjadikan dirinya sebagai Turki Usmani setelah kematian Sultan Alaudin II.

Sebagai periode dimana Islam sudah mencapai batas akhir kejayaan nya pada waktu itu, maka sangatlah penting untuk mengenal perkembangan Islam pada masa Turki Usmani. Dengan mengenal masa Turki Usmani maka para pembaca akan mendapat gambaran bagaimana kekuatan Islam dahulu serta bagaimana keadaan Islam dahulu yang berada pada masa akhir kejayaan nya sebelum memasuki periode modern. Oleh karena itu peneliti memiliki gagasan untuk memberikan ulasan mengenai peradaban Islam di Turki melalui perjalanan sejarahnya.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1Lahirnya Turki Usmani

Awal mula berdirinya Turki Usmani merupakan akhir dari masa periode Khilafah. Berawal dari hancurnya Khilafah Abbasiyah dimana saat itu dikuasai oleh Dinasti Seljuk di Baghdad dikarenakan tentara Mongol dan Tartar yang mulai menyerang Baghdad sehingga Baghdad dapat dihancurkan dan dikuasai dengan mudah. Maka dengan berakhirnya kekuasaan Abbasiyah ini dimulailah babak baru dalam Islam, yaitu masa pertengahan[4]. Pada masa ini Mongol telah menjadi kerajaan yang besar, wilayah nya berada dimana-mana bahkan wilayah di kawasan Arab seperti Irak, Syria dan Persia Barat telah ditaklukan. Sebagai sebuah kekuatan yang besar, Mongol bersikap kerasa terhadap suku-suku yang berbeda agama terhadap mereka.

(5)

3

Erthogrul mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang merupakan pimpinan Dinasti Turki Saljuk yang pusat kekuasaannya di Konya, Anatolia, Asia Kecil waktu itu. Disaat Dinasti Saljuk berperang melawan Romawi Timur (Bizantium), Erthogrul bersama orang-orangnya membantu berperang sehingga Dinasti Saljuk mengalami kemenangan. Atas keberhasilan dan bantuan dari Erthogrul ini, Sultan Alaudin II memberikan imbalan sebuah tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium dan memilih Syukud sebagai ibukotanya.

Pada tahun 1289 M Erthogrul meninggal, kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya yaitu Usman atas persetujuan Sultan Alaudin II. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Dinasti Saljuk untuk menguasai daerah dan Sultan Alaudin II mati terbunuh dalam pertempuran itu. Akibatnya Dinasti Saljuk menjadi terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Setelah wafatnya Sultan Alaudin, Usman memproklamirkan kemeredekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itu itulah Dinasti Turki Usmani dianggap berdiri, dengan penguasa pertamanya yaitu Usman bin Erthogrul sering disebut juga Usman I yang bergelar Padisyah Al-Usman(raja besar keluarga Usman)[6]. Kemudian dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusar kerjaan. Setelah menjadi pemimpin Dinasti Saljuk, Usman mulai memperluas daerah kekuasaannya, ia mengirim surat kepada raja-raja kecil untuk memberitahukan bahwa sekarang ia seorang raja yang besar dan ia menawarkan kepada raja-raja kecil itu untuk memilih salahsati diantara tiga perkara, yaitu Islam, membayar jaziah dan perang. Namun terdapat beberapa raja yang tidak tunduk dan meminta bantuan bangsa Tartar untuk menyerang Dinasti Saljuk. Akan tetapi Usman tidak merasa takut, sehingga menyiapkan pasukannya dan berakhir kemenangan untuk Usman. Setelah menjadi seorang raja yang besar, setapak demi setapak wilayah kerajaannya dapat diperluas.

2.2Tokoh-Tokoh Besar Turki Usmani

(6)

4

pemerintah. Berikut merupakan beberapa raja/sultan yang memiliki andil besar didalam perkembangan Turki Usmani maupun Islam:

a. Sultan Usman bin Erthogrul (1290-1326 M)

Usman merupakan anak dari Erthogrul, pemimpin suku Qoyigh Oghus saat berpindah ke daerah Turki Saljuk. Usman lahir tahun 1258 M di kota Sogut barat laut Eskisherhir. Ia merupakan seorang yang sangat gigih dalam perang dan juga sangat setia. Bahkan karena kesetiaan dan kegagagan keperkasaannya, Sultan Alaudin II memberinya gelar “Bey” dibelakang namanya. Sultan Alaudin juga memperbolehkan Usman untuk mencetak mata uangnya sendiri dan selalu didoakan setiap khutbah Jum’at[7]. Sepeninggalnya Erthogrul, Usman menggantikan posisinya dan menjadi raja sekaligus juga pemrakarsa berdirinya Dinasti Turki Usmani setelah Sultan Alaudin II meninggal dalam peperangan melawan bangsa Mongol. Usman merupakan raja yang handal dalam bidang strategi perang dan juga berpolitik. Pada masa pemerintahannya ia mampu memperluas kekuasaan sampai kota Qurah Hisyar milik Imperium Romawi Timur, yang kemudian dijadikan sebagai ibukota pemerintahan yang baru. Selain itu juga dalam bidang politik ia tidak serta merta memaksa orang-orang untuk wajib masuk Islam, ia mengirimkan surat kepada raja-raja kecil yang isinya adalah menawarkan 3 pilihan untuk dipilih yaitu tunduk dan memeluk Islam, membayar jizyah atau diperangi.

b. Sultan Orkhan bin Usman(1326-1359 M)

(7)

5

pakaian seragam. Di zaman inilah pertama kali dipergunakan senjata meriam[8].

c. Sultan Murad I bin Orkhan(1359-1389 M)

Sultan Murad I adalah anak dari Sultan Orkhan I. Ia merupakan seorang yang gigih dalam melakukan perluasaan kekuasaan kerajaan, ia dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani, dermawan, dan agamis. Ia selalu berlaku adil kepada rakyatnya, mencintai jihad serta membangun masjid, sekolah-sekolah dan tempat berlindung. Pada masa pemerintahannya, ia mampu memperluas wilayahnya di Asia Kecil kemudian beberapa wilayah di benua Eropa. Di Eropa, tentara yang Turki Usmani menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kekasisaran Bizantium. Pada tahun 1360 M, ia mampu menguasai Adrianopel (Edirne), sebuah kota yang sangat stategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua dalam kekaisaran Bizantium[9]. Karena banyaknya kota-kota di Eropa yang ditaklukan oleh Sultan Murad I, waktu itu bangsa Eropa menjadi cemas. Kemudian raja-raja Kristen Balkan meminta bantuan Paus Urban II untuk membantu mengusir Turki Usman dari daratan Eropa, maka terjadilah peperangan antara pasukan Islam dengan Kristen Eropa pada tahun 1362 M. Namun peperangan itu tetap dimenangkan oleh pasukan Sultan Murad I, sehingga Balkan jatuh ke tangan umat Islam. Sultan Murad I menjadikan kota ini sebagai ibu kota pemerintahannya sejak tahun 1366 M. Dengan demikian, maka berpindahlah ibu kota pemerintahan Usmani ke Eropa dan Adrianopel (Edirne) menjadi ibu kota pemerintahan Islam kala itu. Setelah itu pasukan Murad I terus merapay untuk menguasai Eropa Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir dan Saloniki[10].

d. Sultan Bayazid I bin Murad(1389-1403 M)

(8)

6

cikal bakal terjadinya Perang Salib[11]. Pada waktu itu tentara Salib terdiri dari berbagai bangsa di Eropa, namun masih bisa dilumpuhkan oleh pasukan Bayazid. Ekspansi yang dilakukan Sulatn Bayazid I sempat terhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki Usmani mengalami kekalahan. Sultan Bayazid I dan putranya Musa tertangkap kemudian ditawan dan meninggal dalam tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M. Kekalahan tersebut mengakibatkan penguasa-penguasa Saljuk di Asia Kecil sat persatu mulai melepaskan diri dari genggaman Dinasti Turki Usmani. e. Sultan Muhammad I bin Bayazid(1403-1421 M)

Sultan Muhammad I naik tahta sepeninggal ayahnya Sultan Bayazid I, ia dikenal juga sebagai Muhammad Jalabi[12]. Kekalahan Bayazid membawa akibat buruk terhadap penguasa-penguasa yang semula berada dibawah kekuasaan Turki Usmani, sehingga mereka saling berebut wilayah dan melepaskan diri dari Turki Usmani. Namun Sultan Muhammad I mampu mengatasinya, ia berusaha keras untuk menyatukan lagi Dinastinya. Berkat usahanya, ia mampu mengangkat lagi nama Dinasti Turki Usmani dengan menyusun lagi pemerintahan, memperkuat keamanan dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Namun tidak berselang lama ia pun meninggal pada tahun 1421 M disaat umurnya masih 43 tahun.

f. Sultan Murad II bin Muhammad(1421-1451 M)

(9)

7

g. Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1581 M)

Setelah Sultan Murad II meninggal dunia, pemerintahan Dinasti Turki Usmani dipimpin oleh putranya Muhammad II atau sering dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih. Muhammad Al-Fatih berusaha untuk membangkitkan kembali sejarah umat Islam dengan cara berusaha menaklukan Konstantinopel yang merupakan ibukota Bizantium. Konstantinopel merupakan kota yang sangat penting dan belum pernah bisa dikuasai raja-raja Islam sebelumnya. Selama 9 bulan melakukan pengepungan terhadap kota itu dan akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam pada 29 Mei 1453 M dan Kaitsar Bizantium tewas bersama para tentara Romawi Timur. Sebagai kota tempat pusat kemegahan bangsa Romawi, Konstantinopel adalah negeri yang sangat indah dan leaknya paling strategis di dunia saat itu. Kota ini merupakan titik temu perdagangan antara Asia dan Eropa melalui Jalur Sutera (The Silk Road)[14]. Setelah memasuki Konstantinopel disana terdapat sebuah gereja bernama Aya Sofia yang kemudian dijadikan masjid bagi umat Islam. Kemudian kota itupun dijadikan sebagai ibukota Turki Usmani dan berganti nama menjadi Istanbul atau yang sering kita kenal sebagai Istanbul Turki. Pada masa Sultan Muhammad Al-Fatih ilmu pengetahuan sangat digenjarkan, terbukti dengan tersebarnya sekolah-sekolah dan akademisi-akademisi di semua kota besar maupun kecil. Semua sekolah dan akademisi telah memiliki kurikulum dan bersistem jurusan.

2.3Kemajuan-Kemajuan Masa Turki Usmani

Kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki para Sultan Turki Usmani dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik bagi kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dengan cepat. Kemajuan dalam perluasan wilayah ini diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang kehidupan lain yang penting juga, diantaranya:

a. Bidang Militer

(10)

8

awal didirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer sampai dibentuk sebuah kesatuan militer bernama Jenissari atau Inkisyariah. Selain itu ada juga prajurit dari tentara kaum feudal yang dikirim kepada pemerintahan pusat bernama militer Thaujiah. Angkatan laut pun dibenahi karena memeiliki peranan penting dalam perjalanan ekspansi Pada abad ke-16 angkatan laut Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya. Bukti bahwa kuatnya militer Turki Usmani adalah kemenangannya dalam mendapatkan kota Konstantinopel di Bizantium[15].

b. Bidang Maritim

Setelah kota Konstantinopel dijadikan ibukota Turki Usmani, Istanbul menjadi pusat pelayaran. Dinasti Turki Usmani tidak hanya tangguh di darat namun juga di lautan, pada abad ke-16 M telah tersedia 150 unit kapal dibangun dan memiliki kapal laut terbesar di dunia. Turki Usmani juga telah menguasai Mediterania, Laut Hitam, dan Samudra Hindia. Pada masa kejayaannya, Turki Usmani sempat menjadi Adikuasa yang disegani dunia baik di darat dan di laut[16].

c. Bidang Kebudayaan

Kebudayaan Turki Usmani merupakan perbaduan bermacam-macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Byzantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diambil dari Byzantium. Dan ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan hurud diambil dari Arab[17].

d. Bidang Pendidikan

(11)

9

berpengaruh di kalangan tentara yenissari sementara al-Mulawy berpengaruh besar dikalangan penguasa. Pada kalanya pendidikan islam mengalami kemunduran pada abad pertengahan, orang-orang kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke madrasah dan mengutamakan mengirim mereka berlajar ketrampilan secara praktis di perusahaan industri. Kebiasaan ini membuat bertambah meningkatnya jumlah buta huruf di kerajaan Usmani. Oleh karena itu Sultan Mahmud II mengeluarkan perintah agar anak sampai usia dewasa jangan dihalangi untuk masuk madrasah. Reformasi pendidikan sekolah dasar kembali dilakukan oleh Sultan Mahmud II dengan cara mewajibkan kehadiran siswa di kelas, dibuatnya sistem kelas, membuka sekolah asrama bagi anak-anak yatim dan mengawasi kualitas guru. Pada mas ini kesultanan Mahmud II berhasil mendirikan beberapa sekolah diantaranya: sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan. Pada mas kesultanan Abdul Hamid berdiri pula berbagai perguruan tinggi, antara lain: Sekolah hukum tinggi, sekolah tinggi keuangan, sekolah tinggi kesenian, sekolah tinggi dagang, sekolah tinggi teknik, sekolah tinggi dokter hewan, sekolah tinggi polisi dan Unversitas Istanbul[18].

e. Bidang Seni dan Arsitektur

(12)

10

pribadi dan kekayaan sang penguasa, dapur kerajaan, dan sekolahan untuk melahir pesuruh dan budak untuk dipekerjakan di bagian dalam. Bagian luar digunanakan untuk kantor administrasi kemiliteran dan sipil, kator bagi kalangan ulama istana, staff dapur, pengrajin, dan tukang kebun yang menjaga keindahan halaman istana sekaligus melakukan tugas-tugas kemiliteran[19]. f. Bidang Keagamaan

Masyarakat Turki Usmani jika dilihat dari sudut kepercayaannya dapat dikelompokkan menjadi warga non muslim dan muslim. Warga non muslim di Turki dilindungi oleh term-term yang bersifat umu, seperti term dhimmi (orang yang dilindungi), sikap orang islam terhadap orang non muslim tidak seburuk yang dilakukan orang non muslim terhadap umat Islam. Orang-orang kristen diperbolehkan tetap mempunyai dan memelihara gereja-gerejanya. Dalam masyarakat Turki agama Islam mempunyai peranan yang sangat besar di bidang sosial dan politik. Ulama mempunyai tempat tertinggi di dalam kerajaan dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat, sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Turki memiliki tradisi Islam yang kuat karena mereka menganut Islam Sunni dengan berpegang pada Mazhab hanafi. Intisari dari ajaran Sufi adalah cinta kepada Allah dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW, cinta kepada keluarga, cinta tanah air dan cinta kepada seluruh umat manusia[20].

2.4Faktor-Faktor Kemunduran Kerajaan Turki Usmani

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti Turki Usmani yang menjadi akhir dari periode Islam dan yang akan memulai peradaban Islam jaman modern. Berikut adalah beberapa faktor-faktor kemunduran Dinasti Turki Usmani:

(13)

11

2. Heterogenitas penduduk, beragamnya penduduk baik ditinjau dari suku, budaya, bahkan perbedaan agama menyebabkan pengaturannya pun beragam pula.

3. Kelemahan para penguasa, lemahnya penguasa sepeninggal Sulaiman AL-Qanuni akibat dari kepemimpinan para sultan yang lemah sehingga membuat negara hancur.

4. Budaya pungli, maraknya budaya pungli dikalangan para pejabat yan ingin naik jabatan-jabatan penting, sehingga pudarlah moral para penguasa Turki. 5. Pemberontakan, akibat pemberontakan tentara Jenissari yang semula

pendukung kekuatan Turki Usmani, sekarang menjadi berbalik menyerang Turki Usmani.

6. Merosotnya ekonomi, merosotnya perekonomian negara dikarenakan terlalu banyaknya pengeluaran untuk peperangan.

7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi akibat terhentinya riset kegiatan ilmu pengetahuan.

8. Peran serta para istri Sultan yang berkhianat.

(14)

12 Daftar Pustaka

[1] Wikipedi. Islam Menurut Negara, (Online),

diakses 26 Oktober 2017)

[2], [3], [6], [10], [17] Muhlis. Peradaban Islam Mongol Turki dan Syafawi. [4], [5], [8], [9], [11],

[15]

Anonim. Sejarah Turki Usmani. Direktori File UPI: Tarikh Islam

[7], [20] Lestari, T. (2008). Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Usman Bin Erthogrol Pendiri Dinasti Turki Usmani. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

[18] Mukarom. (2015). Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M. UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Jurnal Tarbiya, Volume 1(1), hal 109-126.

[12], [13], [14], [16], [19]

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa keberhasilan yang menonjol dari pencapaian sasaran ini adalah: (1) Dipergunakannya informasi hasil analisis harga pangan dalam perumusan kebijakan nasional,

Sikap kritis dalam diri penerima stimulus tidak muncul begitu saja tetapi berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, bagaimana proses mediasi orang tua dengan

Kesimpulan dari Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang Dengan Menggunakan Metode Weighted Product, yaitu sistem ini dapat menampilkan hasil

Tinggal selama seminggu di Desa Timbrangan, tengah hutan, tidak ada supermarket mengenal tokoh-tokoh yang kontroversial di media terkait pemberitaan mengenai konflik Semen

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dimulai dari Bulan Juni 2017 hingga Oktober 2017, kemudian analisis

Berdasarkan penelitian IDKD (1982) kota Medan pada waktu masih dalam nuansa kampung dimana norma agama dan adat istiadat mewarnai kehidupan masyarakatnya. Setelah Tahun 90-an

Sumber : Hasil Wawancara dengan masyarakat dan kariawan Kampoeng Wisata Tabek Indah. Dari data di atas yang penulis peroleh melalui wawancara

Tujuan dari penelitian ini adalah mengedukasi Masyarakat Kabupaten Bantul agar tidak mempercayai hal-hal mistis dengan seiring berkembangnya zaman yang sudah