• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENERAPAN ICT MICROSOFT OFFICE P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENERAPAN ICT MICROSOFT OFFICE P"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENERAPAN ICT (MICROSOFT OFFICE POWER POINT) TERHADAP MATERI POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP MUTIARA 4 BANDUNG MATA KULIAH : INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DOSEN : HARRY DWI PUTRA, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK

KE-2015 A2

ABDUL ROBI MISBAHUDIN (1551 SOFIE DINIA (15510313)

TITA PUSPITA (1551 YUNI HAJAR (1551

PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Ict (Power Point) Terhadap Materi Pola Bilangan Pada Siswa Kelas VIII Di Smp Mutiara 4 Bandung”,

sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika.

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Harry Dwi Putra, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah inovasi pembelajaran matematika yang memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah.

2. Ibu Rini Yulia Putri. S.Pd sebagai guru matematika di SMP Mutiara 4 Bandung yang bersedia diobservasi dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan ICT.

3. Abdul Robi M, Sofie Dinia, Tita Puspita dan Yuni Hajar sebagai observer.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu dan saudara semua dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Penulis juga mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari pembaca, demi perbaikan makalah ini, sehingga dapat memberikan sumbangsih dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Cimahi, 13 November 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...

C. TUJUAN ...

D. MANFAAT ...

BAB II.

LANDASAN TEORI

A. NAMA ICT/ ALAT PERAGA… ...

B. NAMA PENDEKATAN/ MODEL PEMBELAJARAN… ...

C. MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA… ...

BAB III

PEMBAHASAN

(4)

A. KESIMPULAN

B. SARAN ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kami memilih SMP Mutiara 4 Bandung sebagai objek observasi inovasi pembelajaran berbasis ICT karena sekolah tersebut telah menggunakan ICT sebagai media pembelajaran matematika. Di samping masih terdapat kendala untuk menggunakan ICT tersebut namun sekolah ini kami pandang sebagai tempat yang strategis untuk dilakukannya observasi mengenai penerapan ICT dalam pembelajaran matematika.

Sekolah yang kami lakukan tindakan observasi menggunakan ICT berupa Microsoft Office Power Point yang diaplikasikan sebagai inovasi dalam pembelajaran matematika guna menambah minat dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam observasi ini guru menekankan bahwa alasan penggunaan ICT tersebut diharapkan mampu menambah minat siswa dalam pembelajaran matematika, serta meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu penggunaan ICT dipandang dapat menambah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga pembelajaran terkesan lebih variatif dan menyenangkan.

Selain itu penggunaan ICT mampu memberikan berbagai dampak positif lain terhadap siswa diantaranya menambah kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan timbul inovasi terbarukan dalam pembelajaran matematika.

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Microsoft Office Power Point yang dilakukan guru di kelas? 2. Bagaimana dampak penerapan Microsoft Office Power Point terhadap minat belajar

dan pemahaman konsep siswa pada materi pola bilangan?

C. Tujuan

Untuk menelaah tentang:

1. Penerapan Microsoft Office Power Point yang dilakukan guru di kelas.

2. Dampak penerapan Microsoft Office Power Point terhadap minat belajar dan pemahaman konsep siswa pada materi pola bilangan.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat menjadi sarana untuk membuat siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pembelajaran matematika, melibatkan siswa untuk berkontribusi secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya, dan sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan matematisnya. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan sikap afektif pada setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi guru, diharapkan mendapat pengalaman nyata menerapkan pembelajaran

berbasis ICT dengan menggunakan pendekatan saintifik sehingga dapat dijadikan salah satu alterntif pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan matematis siswa.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Microsoft Office Powerpoint

Seiring perkembangan IPTEK dengan meningkatnya kebutuhan informasi dan komunikasi, pembelajaran menggunakan ICT di lingkungan sekolah dan kampus sangat penting. Melalui perangkat komputer dan jaringan internet bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas belajar siswa.

Pembelajaran berbasis ICT dapat berupa penggunaan aplikasi komputer sebagai alat bantu seperti microsoft office (word, powerpoint, excel) dan aplikasi lainnya. Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam

memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Siswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya pada komputer.

Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Office Power Point atau Microsoft Office PowerPoint adalah “sebuah program komputer untuk presentasi”.Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.

Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008) yang menyatakan bahwa program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

PowerPoint dapat menyimpan presentasi dalam beberapa format, yakni sebagai berikut: a. PPT (PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua

versi PowerPoint.

b. PPS (PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi PowerPoint.

c. POT (PowerPoint Template), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi PowerPoint.

(8)

Sedangkan Abdul Wahab Rosyidi (2009) dalam bukunya menjelaskan bahwa Microsoft Powerpoint 2007 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu aplikasi di bawah Microsoft Office.

Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.

Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

1. Tahap-tahap Pengembangan Media Power Point

Presentasi adalah sebuah keterampilan yang perlu dikuasai setiap pekerja profesional saat ini. Bagi guru matematika, presentasi dengan menggunakan Power point dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan media presentasi yang menarik, guru dapat mengkomunikasikan dengan baik materinya. Adapun hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan untuk membuat media presentasi dengan Power Point yang efektif, sebagai berikut:

1) Persiapan

 Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan

 Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama. buatlah kerangka utama materi yang akan dipresentasikan.

 Buat story board agar lebih tersusun.

2) Tahapan dan Tips Singkat Bekerja dengan Power Point  Bukalah program Power Point di komputer anda

 Mulailah dengan New file

 Pilih silde design yang diinginkan

 Membuat background tertentu untuk membuat slide agar menarik.

 Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan pada slide pertama.

(9)

 Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub secara berurut pada slide-slide berikutnya.

 Membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan menggunakan fasilitas shapes dan clip art yang telah tersedia pada menu insert.

 Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai macam ilustrasi (chart, picture, sound, movie). Untuk dapat mengimput picture, sound, movie anda harus lebih dahulu menyiapkan file-nya di dalam komputer yang anda gunakan.

 Tampilan Template / background hendaknya sederhana, kontras dengan objek (teks, gambar, dll), dan konsisten.

 Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san serif) seperti Arial, Tahoma, Cilibri, dan semacamnya. Hindari menggunakan huruf berkaki (serif) seperti Times New Roman, Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti Forte, Algerian, Freestyle Script, dan semacamnya . Jenis huruf hendaknya konsisten.

 Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang disarankan minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).  Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 buah dalam satu slide.

 Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap memperhatikan asas kontras. Berikan penonjolan warna pada bagian yang dipentingkan. Hindarimenggunakan lebih dari tiga macam warna.

 Gunakan Visualisai (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll) untuk memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

 Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide.

 Buatlah power point dengan menggunakan pop up agar lebih menarik. 3) Teknik Presentasi

 Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik.

 Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan presentasi.

 Lakukan kontak mata dengan pendengar.

(10)

 Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar bahwa kamu akan menuju ke pemikiran yang lain.

 Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka.

 Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang sudah dipresentasikan.

 Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada: isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum disentuh)

2.Desain tampilan pengembangan media pembelajaran berbasis Berbasis Power Point Media pembelajaran yang baik harus memenuhi berbagai kriteria. Beberapa kriteria diantaranya adalah menarik dan benar-benar mampu membantu siswa mencapai tujuan pembelajaranya.

Dalam media pembelajaran berbasis multimedia, visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa merupakan bagian yang sangat penting. Penataan elemen-elamen visual harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya. Dalam proses penataan ini harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain :

a. Kesederhanaan

Secara umum kesederhanaan mengacu pada banyaknya elemen yang terkadung dalam suatu visual. Elemen yang lebih sedikit memudahkan bisa menagkap dan memahami pesan yang disajikan secara visual. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami. Demikian pula banyaknya taks untuk menyertai bahan visual harus di batasi (misalnya antar 15 sampai 20 kata).

b. Keterpaduan

Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elamen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan bentuk yang utuh, menyatu yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.

c. Penekanan

(11)

perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure terpenting.

d. Keseimbangan

Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangn menskipun tidak seluruhnya sumetris.

Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan menurut Miarso antara lain :

1. Bentuk

Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karna itu, pemilihan bentuk sebagai unsure visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.

2. Garis

Garis digunakan untuk menghubungkan unsure-unsur sehingga dapat menuntun perhatian sisiwa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.

3. Warna

Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan dan penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. Disamping itu, warna dapat mempertinggi tingkat realistic (nyata) obyek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan dan menciptakan respon emotional tertentu. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna yaitu :

a. Banyaknya warna yang dipergunakan untuk penyajian visual maksimum 5 corak b. Warna yang terang dan kuat digunakan untuk menarik perhatian.

c. Warna-warna panas seperti merah, oranye dan kuning digunakan untuk mengenali aksi, seperti kebutuhan untuk memberikan respon.

d. Warma kalem (cool colors) seperti hijau, biru, dam violet digunakan untuk menunjukkan keadaan tetap (status quo) atau latar belakang informasi.

e. Perubahan warna (sebagaimana penambahan intesitas warna) digunakan untuk menunjukkan perubahan progresif dalm nnilai atau tahapan-tahapan sekuen.

(12)

Tabel 1

Pilihan warna Kombinasi

No Best Color Background Wort colour

Lines, texs, design areas Lines, texs, design areas 1 Yellow, white black Red Magenta, cyan, blue, green

2 Red, blue, black Orange Yellow, white

3 Red, blue, red Yellow White, chan

4 Black, blue, red Green Cyan, magenta, yellow

5 White, yellow, chan blue green,black

6 Blue, black, red Cyan Green, yellow, white

7 White, yellow Black Blue, red, magenta

8 Blue, black, red White Yellow, cyan

(sumber: Tommy Suprapto, 2004)

Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman.

Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan: Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepadaorang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secaradetail dan jelas (clear) sehingga orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.

2. Meyakinkan: Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusunsecara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu topik tertentu. Kondradiksidan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis akan mengurangikeyakinan orang atas presentasi yang diberikan.

3. Menginspirasi: Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi orang. 4. Menghibur: Presentasi yang berusahan untuk memberi kesenangan pada orang

melalui informasi yang diberikan.

Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3.Hal-hal yang perlu di optimalkan dalam pengembangan media Power Point

(13)

a. Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan

b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.

c. Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang ingin disampaikan. d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.

Dalam memanfaatkan Microsoft Power Point sebagai media belajar ada beberapa tips singkat yang dapat menjadi acuan sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan memberi kesan elegan dan professional bagi pendidik :

a. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi konsisten hingga akhir presentasi.

b. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide yang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih parah, siswa tidak akan dapat mencerna informasi dalam slide tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setiap slide, kemudian gurulah yang harus mengembangkan ketika melakukan presentasi.

c. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga dapat dibaca dengan baik oleh siswa.

d. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang berlebihan. Animasi dengan diiringi sound effect yang berlebihan justru menyebabkan siswa menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan pelajaran, tapi justru menjadi lebih tertarik dan terpaku dengan animasi yang dihadirkan atau sounds yang diperdengarkan.

e. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung menghantarkan pada slide tertentu, sehingga bisa melompat maju ataupun mundur tanpa harus melewati silde demi slide (manfaatkan hyperlink).

f. Satu gambar memberikan puluhan kali lipat informasi, oleh karena itu sedapat mungkin disajikan secara grafis, misalnya tabel, skema, dll.

g. Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan, berikan gambar-gambar ilustrasi yang sesuai untuk membumbui presentasi.

4. Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Powerpoint

Microsoft Power point di dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

(14)

2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentangbahan ajaryang tersaji.

3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yangsedangdisajikan. 5. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secaraberulang-ulang

6. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

Di samping itu, Microsoft Power point memiliki beberapa Kekurangan diantaranya : 1. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.

2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka parapendidik harusdirepotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PCtersebut.

3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), makakemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut.

4. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untukmengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

B. Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pendekatan sainifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

2. Karakteristik Saintifik 1. Berpusat pada siswa.

(15)

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4. Mengembangkan karakter siswa.

3. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

4. Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

• untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

• untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

• terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

• diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

• untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah

• Untuk mengembangkan karakter siswa.

5. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik • pembelajaran berpusat pada siswa

• pembelajaran membentuk students’ self concept • pembelajaran terhindar dari verbalisme

• pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

(16)

• adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

6. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Secara Umum Langkah Pendekatan Saintifik • melakukan pengamatan atas suatu fenomenon

• mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah berkaitan dengan fenomenon yang diamati

• menalar untuk mengajukan hipotesis

• merancang percobaan untuk mengumpulkan data

• mengumpulkan data dengan berbagai teknik

• menganalisis data untuk pengujian hipotesis

• menarik kesimpulan tentang kebenaran hipotesis

• mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh

(17)

• memvalidasi kesimpulan yang telah ditarik untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep.

Langkah Pendekatan Saintifik (PERMENDIKBUD 81A)

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi;

d. mengasosiasi; dan

e. mengkomunikasikan.

Mengamati Kegiatan belajar:

Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Kompetensi yang dikembangkan:

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Menanya Kegiatan belajar:

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

(18)

Kegiatan belajar

• melakukan eksperimen

• membaca sumber lain selain buku teks

• mengamati objek/ kejadian/

• aktivitas

• wawancara dengan nara sumber

Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasi/menalar Kegiatan belajar:

• mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

• Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Kompetensi yang dikembangkan:

(19)

Mengkomunikasikan Kegiatan belajar:

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu

kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti,

kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

• Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

• Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam),

• mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.

Kegiatan Inti

(20)

• Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.

Kegiatan Penutup • Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok.

Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.

Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi dapat dilakukan dengan mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.

7. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik Kelebihan pendekatan saintifik yaitu :

 Siswa harus aktif dan kreatif, tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.

 Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.

Kekurangan pendekatan saintifik yaitu :

 Guru jarang menjelaskan. Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.

C. Minat Belajar dan Pemahaman Konsep SiswaMinat Belajar

(21)

Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar. Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan. Hamalik (2001) yang menyatakan bahwa belajar tanpa adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Hal ini juga didukung oleh pendapat Dalyono (1997) yang menyatakan bahwa kuat lemahnya minat (motivasi) seseorang turut mempengaruhi keberhasilan.

Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, minat (motivasi) dalam belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat belajar. Menurut M. Alisuf Sabri (1995) minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat belajar ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat belajar itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat belajar akan timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.

1. Unsur-Unsur Minat Belajar a. Perhatian

(22)

menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya.

b. Perasaan

Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf (Suryabrata, 1989).

Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.

c. Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1986). Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

2. Fungsi Minat dalam Belajar

(23)

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati (Abdul Wahid).

Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar (The Liang Gie, 2004). Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.

(24)

Minat belajar yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian . penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat belajar seseorang.

Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock (1990) mengatakan .minat belajar merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat belajar memiliki dua aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif. Aspek ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat belajar. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan. b. Aspek Afektif. Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan

dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat belajar. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam meminatkan tindakan seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka minat belajar terhadap mata pelajaran yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat belajar adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat belajar.

4.Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan (Depdikbud, 1991: 329). Kaitannya dengan minat belajar siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat belajar. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah.

(25)

Perhatian dalam Belajar, Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat belajar. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat belajar terhadap pelajaran matematika, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.

Pemahaman Konsep Matemaika Siswa

Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pelajaran. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sardiman (2010), pemahaman (Understanding) dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai ilmu pengetahuan, sedangkan suatu konsep menurut Oemar Hamalik (2008) adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Jadi pemahaman konsep adalah menguasai sesuatu dengan pikiran yang mengandung kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.

Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran matematika. Herman (2005) menyatakan bahwa belajar matematika itu memerlukan pemahaman terhadap konsep-konsep, konsep-konsep ini akan melahirkan teorema atau rumus. Agar konsep-konsep dan teorema teorema dapat diaplikasikan ke situasi yang lain, perlu adanya keterampilan menggunakan konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus ditekankan ke arah pemahaman konsep.

Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai dengan pengaplikasian. Effandi (2007) menyatakan tahap pemahaman suatu konsep matematika yang abstrak akan dapat ditingkatkan dengan mewujudkan konsep tersebut dalam amalan pengajaran. Siswa dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah mampu mengabstraksikan sifat yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut.

(26)

maka siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-pernyataan atau masalah-masalah dalam belajar.

1. Indikator Pemahaman Konsep

Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut BNSP antara lain: 1. Menyatakan ulang setiap konsep.

2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). 3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep

Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ngalim Purwanto (2007) mengungkapkan bahwa berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh psikologis siswa. Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi matematika yang dipelajari karena tidak adanya usaha yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Siswa lebih mengharapkan kepada penyelesaian dari guru, hal ini memperlihatkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.

3. Tingkat Pemahaman Konsep

(27)

yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok. Tingkat ketiga merupakan tingkat pemahaman ekstrapolasi.

Menurut W. Gulo (2008) kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam pemahaman suatu konsep mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:

1. Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi gambar atau bagan atau grafik.

2. Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Dalam kemampuan ini, seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan secara rinci makna atau konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan, membedakan, atau mempertentangkan dengan sesuatu yang lain.

3. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Kalau kepada siswa misalnya dihadapi rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, maka dengan kemampuan ekstrapolasi mampu menyatakan bilangan pada urutan ke-6, ke-7 dan seterusnya.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan survey penelitian dahulu pada tikungan Padangluhong yang berada disamping Hotel Sapadia, penulis menemukan beberapa kondisi geometrik pada tikungan tersebut

Mengingat kebanyakan pasien-pasien dengan penyakit diverticular tidak mempunyai atau mempunyai sedikit gejala-gejala, beberapa pasien-pasien akan

6 atas penerapan IFRS tersebut kemungkinan juga dapat membuat suatu perusahaan kesulitan untuk melaporkan keuangannya dengan tepat waktu, sehingga dapat

Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikan keluarga

Setelah membaca teks tentang Raja Balaputradewa, siswa mampu menuliskan perjuangan yang dilakukan Raja Balaputradewa dengan benar.. Setelah menjawab pertanyaan tentang teks Raja

Sementara jawaban pekerja terhadap pernyataan ini berada dalam kisaran 1 dan 4 dengan IQR antara 2 dan 2,5 dan nilai rata-rata 2 yang berarti bahwa pekerja cenderung

Pengaruh stres kekeringan, pada umumnya cenderung meningkatkan kandungan prolina daun pada semua tanaman tembakau yang diuji (non-transgenik dan transgenik P5CS),

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan masyarakat yang mengkonsumsi buah di Dusun Tiga Desa Desa Tirta Kencana diperoleh 41 jenis pohon buah yang mereka konsumsi dan