• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi moneter dan kebijakan moneter (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi moneter dan kebijakan moneter (3)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah pokok ekonomi makro yang masih menjadi masalah inti Negara kita saat ini yaitu inflasi. Masih terdapat perbedaan arti inflasi jika melihat definisinya dari tokoh-tokoh ekonomi. Inflasi dalam dictionary of economics didefinisikan dengan suatu peningkatan tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu. Inflasi yang mungkin meningkat di negara Indonesia ini bukan merupakan hal yang biasa lagi, namun sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia. Karena dari tahun ke tahun bangsa Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal ini menimbulkan keterpurukan ekonomi di Indonesia. Maka dari itu pemerintah harus segera menangani dengan serius masalah ini sebelum inflasi di negeri kita melebihi batas.

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Definisi inflasi dan Jenis-jenis inflasi

2. Factor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia 3. Dampak inflasi di Indonesia

(2)

BAB III

PAMBAHASAN

1. Definisi inflasi dan jenis-jenis inflasi

Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-umum naik; harga beras, bahan bakar, mobil naik, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal naik. Sedangkan deflasi terjadi apabila harga-harga dan biaya secara umum turun. Pada masa inflasi terjadi kenaikan tingkat harga-harga yang diukur dengan indeks harga, yaitu rata-rat harga konsumen atau produsen.

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Dari definisi ini dad 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:

 Kenaikan harga

 Bersifat umum

 Berlangsung terus menerus

Jenis-jenis Inflasi

Inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam pengelompokan tertentu, yaitu:

1) Menurut sifatnya

 Inflasi ringan dibawah 10%

 Inflasi sedang 10 % - 30%

 Inflasi tinggi 30% - 100%

(3)

Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian di suatu wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan golongan masyarakat manakah yang terkena imbas ( yang menderita ) dari inflasi yang sedang terjadi

2) Menurut Penyebabnya

 Demand pull inflation, inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agrerat demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh.

 Cost Push inflation, biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi ini terjadi karena kenaikan biaya produksi yang menyebabkan penawaran agrerat berkurang.

3) Menurut Asalnya

 Domestic inflation, taitu inflasi yang sepenunya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik disektor riil ataupun di sektor moneter didalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat.

(4)

2. Faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia

Pada dasarnya secara umum inflasi disebabkan oleh dua faktor yaitu karena yang dikenal dengan istilah demand pull inflation & cost push inflation. Demand pull inflation atau inflasi karena naiknya permintaan, lebih banyak terjadi pada saat-saat tertentu.

Datangnya tahun ajaran baru misalnya, akan menaikkan permintaan pemenuhan kebutuhan biaya dan perlengkapan sekolah. Peristiwa lainnya adalah menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan puasa sampai dengan Hari Raya Idul Fitri. Kebutuhan masyarakat cenderung meningkat sehingga secara otomatis akan menggerek kenaikan permintaan. Mulai dari makanan, pakaian bahkan juga kendaraan akan bergerak naik. Implikasinya, pada momen tersebut biasanya inflasi di di dalam negeri akan meningkat.

Selanjutnya adalah memasuki bulan Desember, saat Natal dan Tahun Baru. Kebutuhan biasanya ikut meningkat seiring perayaan Natal dan liburan tahun baru yang mendorong peak season tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Untuk menggambarkan penyebab terjadinya cost push inflation atau inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya, contoh yang paling populer adalah kenaikan harga bahan bakar minyak. Jika harga BBM naik berarti ongkos produksi meningkat. Maka produsen yang tidak ingin kehilangan profit akan membebankan kenaikan biaya tersebut pada harga jualnya. Akibatnya, harga barang-barang secara bersama-sama akan naik sehingga terjadi inflasi.

(5)

Yang tergolong dalam volatile foods adalah harga-harga barang yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Saat ini, indeks ini meliputi 7 (tujuh) kategori yang terdiri dari (1) Bahan makanan (2) Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ; (3) Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; (4) Sandang; (5) Kesehatan; (6) Pendidikan, rekreasi dan olah raga serta terakhir (7) Transport dan komunikasi dan jasa keuangan.

Berarti jika ada kenaikan harga dari ketujuh kategori di atas, maka komponen volatile foods akan bergerak naik dan mendorong laju inflasi domestik. Khusus kenaikan harga bahan makanan, dikenal juga dengan istilah Agflasi atau agriculture inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga produk pertanian.

Adapun untuk sisi administered price terdapat beberapa contoh yang terjadi di Indonesia. Misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Oleh karena itu, biasanya jika pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi, maka akan berpotensi menggerek inflasi di dalam negeri. Namun selama ini, kenaikan inflasi akibat BBM biasanya cenderung berangsur turun karena masyarakat sudah mulai menyesuaikan kebutuhannya dan beradaptasi dengan kenaikan BBM itu sendiri. Maka inflasi di bulan-bulan berikutnya cenderung akan lebih rendah dibanding pada bulan pertama dan kedua penerapan harga BBM yang baru. Selain itu juga, kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, kenaikan tarif tol dan lainnya akan mendorong terjadinya inflasi.

(6)

Terakhir adalah imported inflation. Semakin banyaknya kebutuhan masyarakat yang dipenuhi dari barang impor cenderung membuat komponen imported inflation kian berpengaruh dalam laju inflasi. Cara cepat untuk menangani inflasi jenis ini adalah dengan kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah. Jika rupiah menguat, maka imported inflation bisa ditekan seperti yang terjadi di pertengahan tahun 2011 lalu. Namun sebaliknya, jika rupiah cenderung terdepresiasi maka inflasi barang impor berpotensi meningkat.

Satu hal lagi yang menjadi faktor pencetus tingginya inflasi domestik adalah kondisi geologis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dibandingkan negara lain di kawasan Asia misalnya, inflasi Indonesia cenderung tinggi. Diperlukan tambahan ongkos transportasi antar pulau yang biasanya akan menaikkan harga jual barang-barang. Akan tetapi, sebenarnya kondisi perekonomian dengan inflasi jauh lebih baik dibanding jika mengalami deflasi. Karena inflasi terutama yang disebabkan oleh demand pull inflation menunjukkan tingginya permintaan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karenanya, di setiap negara umumnya memiliki target inflasi yang dianggap nyaman.

Saat ini, BI mentargetkan inflasi Indonesia 2012 di kisaran 4,5 persen plus minus satu . Artinya jika inflasi bergerak di level 3,5 – 5,5 persen kondisi tersebut masih terhitung nyaman untuk perekonomian Indonesia. Jadi tidak perlu takut dengan inflasi selama masih dalam koridor aman seperti yang terjadi sekarang ini di mana inflasi Indonesia Mei 2012 dibandingkan dengan Mei 2011 sebesar 4,45 persen.

3. Dampak Inflasi di Indonesia

(7)

terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

1) Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya inflasi. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

(8)

karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

3) Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Beberapa kebijakan dalam menekan tingkat inflasi 1) Kebijakan Moneter

Kebijakan ini adalah kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang dengan cara mengendalikan pemberian kredit oleh Bank Umum kepada masyarakat.

Alat-alat kebijakan moneter:

 Politik Diskonto (Discount Policy)

Politik diskonto adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga.Pojok Pedia

(9)

Politik Pasar Terbuka adalah politik Bank Sentral untuk membeli dan menjual surat-surat berharga.

 Politik Persediaan Kas (Cash Ratio Policy)

Politik Persediaan Kas adalah Politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan uang giral yang boleh dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.

2) Kebijakan Fiskal

 Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Menjaga penggunaan anggaran negara sesuai dengan perencanaan

 Peningkatan Tarif Pajak

Meningkatkan tarif pajak agar penghasilan rumah tangga berkurang dan daya beli masyarakat berkurang

 Peningkatan Pinjaman Pemerintah

Meningkatkan pinjaman pemerintah dengan jalan tanpa paksaan atau dengan pinjaman paksa.

BAB IV

KESIMPULAN

(10)

DAFTAR PUSTAKA

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/07/10/08411488/Memahami.Faktor.Pen

cetus.Inflasi.Indonesia

http://www.g-excess.com/3902/cara-mengatasi-inflasi-dalam-ekonomi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

Pratama raharja, mandala menurung. 2005. Teori ekonomi makro suatu pengantar.

Jakarta : Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini juga memperkuat dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Duriany dan uswatun yang menyatakan bahwa variabel compliance, assurance,

Stasiun 1 (zona alami) kondisi lingkungannya masih alami dalam kondisi baik dan belum tercemar oleh aktivitas masyarakat maupun aktivitas wisata sehingga diduga lamun tumbuh

Ekosistem padang lamun di Perairan Bandengan Jepara penting bagi biota akuatik khususnya epifauna. Kerapatan lamunakan mempengaruhi bahan organik yang digunakan oleh

Begitupun untuk penetapan sasaran SAR 2 Prodi S2 dan S3 di Fakultas, tidak sama dengan sasaran yang ditetapkan oleh Departemen, meskipun capaian SAR-2 dapat

Svarbu ir tai, kad teismo nustatomą terminuoto laisvės atėmimo bausmės laikotarpį, taip pat ir patį sprendi- mą laisvės atėmimą iki gyvos galvos bausmę pakeisti

(2) Rata-rata nilai tambah yang didapat dari pengolahan kedelai menjadi tempe dari kelurahan Plaju Ulu kecamatan Plaju sebesar Rp.4,513.79 /kg dengan hasil produksi

- Kejahatan terhadap nyawa orang lain pasal 338-350 KUHP. Salah satu masalah yang paling sering yaitu kejahatan dengan kekerasan.. dimana dengan sejalannya perkembangan

“Promo yang dilakukan oleh brodo sih, pastinya ada diskon melalui website resmi brodo, dan juga dari blibli, karena kan kita juga bekerja sama dengan e-commerse