SEMINAR KONTRIBUSI FISIKA 2015 16-17 Desember 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT,
EXTEND) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI SISWA SMA
Nori Agustini1*, Setiya Utari2, Selly Feranie3 Program Studi Pendidikan Fisika
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Email: noriagustini@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perbedaan peningkatan Kemampuan memahami antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran ICARE dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran learning cycle 3E. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain randomized pretest-posttest control group design. Sampel penelitian sebanyak dua kelas yang dipilih secara cluster random pada kelas XI salah satu SMA Negeri di kota Kayuagung, Sumatera Selatan tahun ajaran 2015/2016. Sesuai dengan analisis dan kriteria Hake (1998) hasil penelitian menunjukan rata-rata gain yang dinormalisasi ⟨
g
⟩ untuk Kemampuan memahami pada kelas eksperimen 0.39, sedangkan kelas kontrol 0.31, Keduanya berada pada kriteria sedang dan untuk besar nilaid
ukuran pengaruh (effect size) menggunakan rumus Cohen yaitu sebesar 0.58 dengan kriteria pengaruh sedang. Analisis peningkatan kemampuan memahami siswa untuk kedua kelas mendapatkan nilai yang signifikan. Hal ini berarti kelas yang mendapatkan model pembelajaran ICARE lebih baik dibandingkan kelas yang mendapatkan pembelajaran learning cycle 3E.Kata Kunci : Model Pembelajaran ICARE, Kemampuan Memahami
1. Pendahuluan
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010), dua dari banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer. Untuk menumbuhkan kemampuan mentransfer siswa adalah dengan fokus pada proses kognitif memahami sampai mencipta. Kemampuan transfer berpijak dan ditekankan pada kemampuan memahami. Siswa dapat mengkontruksi bila dapat mengkonstruksi makna dari pesan- pesan pembelajaran, baik bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2010). Belajar dengan memahami membantu siswa pengetahuan digunakan dalam situasi baru (National Research Counsil, 2005). Untuk mengembangkan kemampuan memahami, siswa diharuskan aktif menggunakan pemikiran ilmiah dan mempunyai banyak pengalaman langsung dengan alam sekitar, karena memamahi ilmu pengetahuan mengisyaratkan kepada setiap individual untuk mamadukan struktur yang komplek dari beberapa tipe pengetahuan, termasuk pemikiran ilmiah, hubungan antara kerangka berpikir, alasan untuk beberapa hubungan, cara yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi beberapa fenomena, dan cara untuk mengaplikasikannya pada beberapa kejadian (National Researh Council, 1996). Syarat individu untuk memahami ilmu pengetahuan sesuai dengan teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun di dalam pikiran siswa (Rusman, 2012). Hal ini berarti proses pembelajaran harus dirancang dan dikelolah sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna proses penanaman kosep kepada siswa berjalan sebagai mana mestinya. Salah satu model pembelajaran yang menekankan pada penanaman konsep dan kegiatan mengaplikasikan pengetahuan siswa adalah model pembelajaran ICARE yaitu introduction ,connect, apply ,reflect dan extend yang dikembangkan oleh Hoffman & Ritchie (1998).
2. Kajian Teori
2.1 Model Pembelajaran ICARE
SEMINAR KONTRIBUSI FISIKA 2015 16-17 Desember 2015
Tabel 1. Tahapan Model Pembelajaran ICARE
Tahapan Kegiatan
Introduction Memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran, konten, memberikan pertanyaan prasyarat, fenomena, dan pertanyaan arahan.
Connect Menanamkan konsep, memberitahukan informasi baru tentang fakta, konsep, atau proses kepada siswa, dengan melakukan demostrasi dan memberikan pertanyaan arahan, siswa menghubungkan pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan yang baru atau membangun pengetahuan baru dan melakukan percobaan yang diarahkan kepada inkuiri terbimbing. Apply Mengaplikasikan informasi, pengetahuan atau konsep yang diperoleh pada tahap connect.
Guru memberikan soal atau permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (real world.
Reflect Memberikan review terhadap pemahaman siswa, melakukan diskusi dan memberikan kuis singkat dan membahasnya.
Extend Perluasan pengetahuan siswa, dengan memberikan aplikasi kekinian melalui gambar/video mengenai alat-alat yang memanfaatkan prinsip konten yang sedang dibahas.
2.2 Kemampuan Memahami
Kemampuan memahami dalam penelitian ini merupakan tingkatan kedua (C2) dari dimensi kongitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson & Krathwohl dengan tujuh proses kognitif yaitu menginterpretasikan (interpreting), mencotohkan (exemplifying), mengklasifikasikan (classifiying), merangkum (summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). Dalam penelitian ini digunakan lima proses kognitif kemampuan memahami saja yang disesuaikan dengan bentuk soal dan materi yang digunakan yaitu menginterpretasikan (interpreting), mencotohkan (exemplifying), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
3. Metodologi Penelitian 3.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran ICARE untuk melihat peningkatan kemapuan memahami. Berikut rincian tujuan peneltian ini : 1) mengetahui perbandingan kemampuan memahami siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ICARE dan siswa yang meggunakan model pembelajaran learning cycle 3E, 2) Perbandingan indikator kemampuan memahami siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ICARE dan siswa yang meggunakan model pembelajaran learning cycle 3E.
3.2 Instrumen Penelitian menjelaskan dan menyimpulkan. Tiga tahapan selanjutkan siswa diberikan aplikasi dan perluasan dari konten yang sedang dipelajari.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulkan data pada penelitian ini dengan melakukan tes. Tes kemampuan memahami dalam bentuk pilhan ganda sebanyak 27 soal yang disesuaikan dengan indikator mamahami. Soal yang digunakan merupakan hasil seleksi dari 36 soal yang telah judgement mengunakan divaliditas konstruk oleh beberapa ahli dan telah diujicobakan pada 30 orang siswa (test-retest) dengan tingkat kesukaran antara 0, 00 sampai 0,77 dan daya pembeda antara 0,00 sampai 0,47. Dengan nilai reliabilitas dihitung menggunakan Product Moment angka kasar dari Pearson yaitu 0,758. 3.3 Implementasi
SEMINAR KONTRIBUSI FISIKA 2015 16-17 Desember 2015
3.4 Analisis data
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami siswa pada masing-masing kelas maka membandingkan pre dan post pada masing-masing kelas lalu dianalisis menggunakan Paired-Sample-t-Test . Perbandingan peningkatan kemampuan memahami antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengahasilkan gain yang dianalisis menggunakan Independent-Sample-t- Test . Lalu untuk megetahui kriteria peningkatan kemampuan memahami siswa menggunakan ⟨
g
⟩ Hake (1998). ⟨g
⟩<
0,3
(rendah);0.7
>
⟨g
⟩≥
0.3
(sedang) ; ⟨g
⟩≥
0.7
(tinggi). Sedangkan untuk mengetahui kriteria keefektifan model pembelajaran menggunakan effect size menggunkan d Cohen (1998). ∞ ≤ d≤ 0,20 (kecil); 0,2<d < 0,80(sedang); 0,8 ≤ d ≤∞ (besar).4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Memahami
Hasil analisis data mengunakan paired-sample-t-test masing-masing kelas mendapat kan nilai 0,000, yang berarti sig.<0,05. Hal ini berarti antara mean pre dan post yang dicapai siswa kedua kelas mempunyai perbedaan yang signifikan. Sedangkan untuk membandingkan gain kedua kelompok dianalisis menggunakan independent-sample-t-test mengahisilkan nilai t = 2,065 dan p-value 0,044 (sig.<0,05). Hal ini berarti gain dicapai siswa pada kedua kelas menunjukan perbedaan yang signifikan. Untuk rata-rata gain yang dinormalisasi (⟨
g
⟩) untuk kelas eksperimen 0,39 (sedang), dan kelas kontrol 0,31 (sedang). Hasil analisis effect size (ES) mengahasilkan Spooled = 11,16 dan d = 0,58(sedang).
Tabel 1. Pre-test dan post-test kemampuan memahami siswa
Kelas Pre-test Post-test Gain t-test
Mean SD Mean SD Mean ⟨
g
⟩ t p-valueEksperimen 30,37 10,53 57,48 12,66 27,11 0,39 -12,10 0,000
Kontrol 33,48 12,17 54,07 10,37 20,59 0,31 -9,264 0,000
4.2 Perbandingan Peningkatan Indikator Kemampuan Memahami
Hasil analisis perbedaan peningkatan kemampuan memahami pada setiap indikator kemampuan memahami siswa, semua gain dan ⟨
g
⟩ pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan nilai yang selalu lebih besar dibanding kan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen semua indikator masuk dalam kriteria sedang, sedangkan untuk kelas kontrol masih terdapat indikator yang masuk dalam kategori rendah yaitu indikator mencontohkan dan membandingkan.Tabel 2. Perbandingan pre-test dan post-test indikator kemampuan memahami
Indikator Eksperimen Kontrol
Pre-test Post-test Gain ⟨
g
⟩ Pre-test Post-test Gain ⟨g
⟩ Menginterpretasikan
37,60 57,60 20,00 0,32 36,80 56,80 20,00 0,32
Mencontohkan 24,80 53,60 28,80 0,38 25,60 44,00 18,40 0,25
Menyimpulkan 20,00 54,40 34,40 0,43 33,60 54,40 20,80 0,31
Membandingkan 37,33 58,67 21,33 0,34 34,00 50,67 16,67 0,25
Menjelaskan 30,67 62,00 31,33 0,45 36,67 63,33 26,67 0,42
SEMINAR KONTRIBUSI FISIKA 2015 16-17 Desember 2015
5. Kesimpulan dan Implikasi
Hasil penerapan model pemebelajaran ICARE secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan memahami dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 3E, walaupun peningkatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama berada dalam kategori sedang. Model pembelajaran ICARE menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk memberikan pembelajaran yang memberikan pengalaman nyata dan pekah terhadap fenomena alam sekitar, menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk penelitian selanjutnya penggunaan model pembelajaran ICARE dapat dilaksanakan untuk meningkatkan beberapa kemampuan dan keterampilan lainya, misalnya keterampilan berfikir kreatif dan berfikir kritis.
Daftar Pustaka
Anderson, Lorin W., & David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Hake, Richard R.199. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics. Vol 66. (1): 64-67.
Hoffman, Bob., & Ritchie, Donn. C. 1998. Teaching and Learning online: Tool, Templates, and Training. Society for Information Technology & Teacher Education International Conference. (Hal 113-117).
Nandy, Karabi. 2012. Uderstanding and Quantifying Effect sizes. University of California Los Angeles (UCLA). [Slide Ppt online]. http://nursing.ucla.edu/workfiles/research/Effect%20Size%204-9-2012.pdf.