LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
Disusun Oleh:
Nama : Windya Dewi Artika NIM : 150722602017 Offering : G/2015
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKUTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui sifat fisik yang terdapat di dalam mineral
II. ALAT DAN BAHAN Alat :
- Penggaris - Alat tulis - Pipet - Nampan - Gelas ukur - Timbangan - Pisau
Bahan : - Mineral - Hcl - Air
III. DASAR TEORI
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat – sifat, bentuk susunan dan cara – cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Adapun beberapa kegunaan jenis mineral, mineral merupakan bahan dasar penting yang tersebar begitu banyak di muka bumi. Perkembangn teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini semakin memposisikan keberadaan mineral dalam golongan bahan dasar yang sangat penting dan bernilai tinggi. Hampir seluruh aspek kehidupan umat manusia banyak dipengaruhi oleh keberadaan mineral. (sumber : Asmaranto)
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara mengenal fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah :
1. Bentuk kristalnya 4. Warna 7. kilap 2. Berat jenis 5. Kekerasan
3. Bidang belah 6. Goresan, dan
Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu lama.
Berikut ini adalah sifat – sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara sepat, yaitu :
berkurang dan hilang, selanjtnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentukmineral “Halit” yang padat. Mineral “Kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion – ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma berisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang – bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “Oktahedron” dari mineral grafit dengan segi enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
2. Berat jenis (specific grafity) : setiap mineral mempunyai berta jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur – unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur – unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umunya “mineral – mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata – rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture) : mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom – atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
5. Kekerasan (hardness) : salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengathui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling tergoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai skala kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak) : beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster) : kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 jenis, yaitu kilap logam dan kilap nonlogam. Kilap non-logam antara lain, yaitu : kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kilap resin, dan kilap tanah.
IV. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah kolom yang terdiri dari warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis, kekerasan, pecahan, dan buih.
3. Ambil 1 mineral dan timbanglah mineral tersebut
4. Ambillah air pada gelas ukur dan masukkan mineral pada gelas ukur agar dapat diketahui volume mineral
5. Amatilah mineral batuan dan tentukan karakteristik mineral tersebut
6. Tetesi mineral tersebut dengan menggunakan cairan HCL untuk mengetahui kandungan kimia pada mineral
V. HASIL PRAKTIKUM
1 merah tidak Tidak tidak
v = 25
bj = 9 gr 7 Tidak kuarsit berbusa
3
coklat abu –
abu ada Tidak belah
v = 15 ml, bj
=22.7 gr 4 Tidak berbusa
4 Hitam ada Hitam belah
v = 20 ml, bj =
29.1 gr 2 Pecahan grafit mineral tidak
5 Hitam tidak abu – abu Tidak
v = 25 ml, bj =
43 gr 7.5 Pecahan basalt tidak
6 abu – abu
Tida
k Tidak Belah
v = 15 ml, bj =
29.9 gr 5.5 Tidak andesit tidak
7 putih bening Ada Tidak Belah
v = 10
84.3 gr 5.5 Tidak sabak berbusa
9
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tanggal 22 November 2017 yang membahas tentang mineralogi, dimana praktikum ini dilakukan dengan melihat langsung dan diidentifikasi karakteristik masing – masing mineral yang telah ditentukan. Dalam 1 kelompok diberi 9 macam mineral dan dicari karakteristiknya per mineral.
cerat, belahan, dan pecahan atau tidak. Selain itu juga dilihat tingkat kekerasan mineral dengan menggunakan kuku, pisau atau dengan mineral lainnya dengan menggesekkan pada mineral yang diamati. Yang terakhir ialah melihat mineral adakah pecahan atau tidak. Dari kesembilan mineral ada beberapa yang mengandung sifat basa ialah pada mineral rijak, kuarsit, dan sabak.
Kemudahan pada praktikum ini ialah mengamati mineral dengan melihat sifat fisik mineral yaitu melihat warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis, kekerasan, dan pecahan. Namun juga terdapat kesulitan pada praktikum ini ialah menyebutkan jenis mineral tersebut karena terdapat 1 atau 2 batuan yang memiliki wana yang sama, sehingga praktikan mengkhawatirkan adanya kesalahn dalam membri nama pada mineral yang telah ditentukan sebelumnya.
VII. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, setiap mineral memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Perbedaan tersebut dapat diketahui dengan menentukan karakteristik sifat fisik mineral yang meliputi warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis, kekerasa, dan pecahan.
VIII. DAFTAR RUJUKAN
___________. Bab 3 Mineral dan Batuan.
Asmaranto, Runi. 2014. Mineral – mineral Batuan. Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya. Malang. Ppt (diunduh pada tanggal 28 November 2017 pukul 20.49).