• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHAT (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KETERAMPILAN MENYIKAT GIGI ANAK USIA 5 – 6 TAHUN

Nur Permatasari*, Delvi Fitriani*, Ending Suryani Musa**

ABSTRAK

Hasil RISKESDAS 2013 melaporkan persentase penduduk Indonesia yang berperilaku benar dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah, yaitu 2,3 %. Dikategorikan berperilaku benar dalam menggosok gigi adalah bila keterampilan menyikat gigi, frekuensi dan lama menyikat gigi serta penggunaan alat dalam menyikat gigi dilakukan dengan tepat. Membentuk perilaku sehat ini seharusnya dimulai sejak usia dini karena masa ini merupakan masa Golden Age (Usia keemasan). Akan tetapi pada masa ini kemampuan anak untuk berpikir secara logis masih kurang.Dalam hal ini anak memerlukan bantuan dari orang tua terutama ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap keterampilan menyikat gigi anak.Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental korelasi dengan intervensi berupa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada ibu.Metode pre-test dan post-test digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu sebelum dan sesudah serta observasi untuk melihat keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah ibu diberi penyuluhan. Sampel penelitian adalah 30 anak dengan usia 5-6 tahun beserta ibu. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut serta peningkatan nilai keterampilan menyikat gigi anak setelah ibu diberikan penyuluhan. Sedangkan dari hasil uji korelasi pearson didapatkan p <0,05 yang menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan ibu dan keterampilan menyikat gigi anak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dapat membuat keterampilan menyikat gigi anak semakin baik.

(2)

ABSTRACT

RISKESDAS 2013 reported that the percentage of Indonesian who behave properly in maintaining their oral health is very low (2,3%). The proper behavior in maintaining oral health with tooth brushing are corect if the technique, frequency and duration, and tools are right. Building healthy behavior is

supposed to start earlier in childhood because it’s the period of golden age. But

at this age the ability to think logically is still lacking. Therefore child needs the help of their parents, especially mother as the first and primary caregiver of

children. This study aims to determine the association of mother’s oral health

knowledge with tooth brushing skills of children Aged 5-6.. This research is an experimental correlation with intervention in the form of oral health education to mothers. Pre-test and post-test are used to measure mother’s knowledge before

and after intervention as well as observasion of child’s tooth brushing skills before

and after child’s mother given oral health education. Data were collected from 30 child aged 5-6 and their mother. The results showed the increasing of mother’s

knowledge as well as child’s tooth brushing skills after the mother was given oral

health education. The result of the pearson correlation test was p<0,05, which

shows a significant correlation between mother’s knowledge and child’s tooth brushing skills. So it can be concluded that by increasing mother’s knowledge of oral health can make child’s tooth brushing skills get better..

Keywords :Child, Mother’s Knowledge, Oral Health Education

* Progam Studi Pendidikan Dokter Gigi FKUB

** Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Dokter Gigi FKUB

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu hal yang penting untuk diperhatikan.Kesehatan gigi dan mulut yang rendah dapat mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan (Nurhidayat, 2012).Masyarakat Indonesia belum begitu memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari hasil Riset RISKESDAS2013, persentase penduduk yang berperilaku benar dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah, yaitu 2,3 %. Dikategorikan berperilaku benar dalam menggosok gigi adalah bila

keterampilan menyikat gigi, frekuensi dan lama menyikat gigi serta penggunaan alat dalam menyikat gigi dilakukan dengan tepat (Rifki, 2010). Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah menyikat gigi yang tepat. Keterampilan menyikat gigi yang ideal yaitu yang dapat menyingkirkan debris dengan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada gusi.1,2,3

(3)

intens semenjak usia 0-7 tahun memiliki harapan lebih besar untuk berperilaku sehat di masa mendatang(Adiwiryono, 2010).Anak usia 5 – 6 tahun dalam teori Cognitive Development yang dikemukakan oleh Piaget berada pada tahapan praoperasional. Pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, melalui hal ini anak mengembangkan pengetahuan mereka (Arnett dan Maynard, 2012). Akan tetapi pada masa ini kemampuan anak untuk berpikir secara logis masih kurang, Dalam hal ini anak memerlukan bantuan dari orang tua. Orang tua dapat membantu dalam hal menjawab pertanyaan yang diajukan anak, menjadi contoh teladan, membimbing anak melalui pengalaman-pengalaman baru, serta membantu anak dalam mengerjakan hal-hal yang sulit dilakukan sendiri (Cherry, 2013).4,5,6

Ibu adalah orang yang memiliki peran utama dan tidak tergantikan dalam proses pengasuhan anak(Venetsanou dan Kambas, 2010). Sebuah teori perilaku sehat yaitu Social Cognitive Theory (SCT) menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua terutama ibu, dalam perkembangan perilaku anak sejak dini merupakan hal yang penting.Dalam teori ini dikatakan bahwa hubungan dua arah antara ibu dan kepercayaan anak dalam lingkungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku anak (Hnatiuk, 2013).Dukungan ibu memiliki peran penting bagi anak dalam mempratikkan perilaku sehat.Meningkatnya penyakit gigi dan mulut pada anak terutama disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut. Lebih dari 40% ibu tidak mengetahui cara menjaga

kesehatan gigi dan mulut yang tepat (Mubeen dan Nisar, 2015).7,8,9

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut denganketerampilan menyikat gigi pada anak usia 5 – 6 tahun. Manfaat penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan terutama mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap dan keterampilan menyikat gigi gigi anak.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental korelasi karena mencoba menjelaskan hubungan dari variabel bebas (pengetahuan ibu tentangkesehatan gigi dan mulut) dengan variabel terikat (keterampilan menyikat gigi anak) dengan intervensi berupa penyuluhan terhadap ibu.Metode pre-test dan post-test digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan serta observasi untuk melihat keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah ibu diberi penyuluhan.

Populasi dan Sampel

(4)

a. Anak sehari-harinya tinggal bersama ibu

b. Ibu telah menandatangani lembar persetujuan kesediaan berpartisipasi dalam penelitian

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu : a. Variabel bebas : pengetahuan

ibu tentang kesehatan gigi dan mulut.

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalahketerampilan menyikat gigi dari siswa usia 5-6 tahun Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat peneltian adalah di TK ABA 16 Kota Malang yang beralamat di Jalan Gajayana Nomor 56 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.Penelitian dilakukan dua kali pada bulan januari 2017dengan selang antara penelitian pertama dan penelitian ke dua adalah satu minggu (11 januari dan 18 januari 2017)

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan di TK ABA 16 Kota Malang. Sebelumnya ibu dari semua murid yang berusia 5-6 tahunakan diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Bila ibu bersedia untuk berpartisipasi selanjutnya ibu akan diminta menandatangaini persetujuan kesediaan menjadi subyek penelitian. Kemudian akan dibagikan sikat gigi baru, pasta gigi anak beraroma buah serta air mineral gelas untuk bekumur bagi setiap anak. Peneliti mengisi lembar observasisesuai keterampilan menyikat gigi yang dilakukan anak sebelum ibu diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.Sementara itu ibu akan diberikan pre-test tentang kesehatan gigi dan mulut. Kemudian dilakukan penyuluhan kesehatan gigi

dan mulut kepada ibu. Setelah itu ibu akan diberikan post-test tentang kesehaan gigi dan mulut. Setelah itu diberikan waktu satu minggubagi ibu untuk mengajarkan anak tentang kesehatan gigi dan mulut terutama keterampilan menyikat gigi yang benar. Setelah satu minggu dibagikan kembali sikat gigi baru, pasta gigi beraroma buah serta air mineral gelas untuk bekumur. Anak lalu diminta mempraktekkan kembali keterampilan menyikat gigi dan dilakukan observasi kembali terhadap keterampilan menyikat gigi anak.

Analisis Data.

Analisa data pengetahuan ibu serta keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah ibu diberikan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan uji T berpasangan. Sedangkan hubungan pengetahuan ibu dengan keterampilan menyikat gigi anak dianalisis menggunakan uji korelasi pearson.

HASIL PENELITIAN

Ibu diberikan pre-test sebelum menerima penyuluhan dan diberikan post-test setelah menerima penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.

Tabel 1.Nilai Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah penyuluhan

(5)

penyuluhan kepada ibu dan seminggu setelah diberikan penyuluhan kepada ibu.

Tabel 2. Nilai Keterampilan Menyikat Gigi Anak Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kepada Ibu

Gambar 1. Rata-rata nilai pengetahuan ibu dan Keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah penyuluhan

Dari tabel diatas dapat dilihat baik rata-rata pengetahuan ibu maupun keterampilan menyikat gigi anak mengalami peningkatan setelah ibu diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.Dari uji normalitas yang dilakukan dengan uji Shapiro-wilk didapatkan data terdistribusi normal.Selanjutnya dilakukan uji T berpasangan untuk pengetahuan ibu dan keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah ibu menerima penyuluhan. Dari hasil uji T berpasangan didapatkan keduanya memiliki signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,000. Dari uji ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan, demikian pula dengan

nilai keterampilan menyikat gigi anak.

Tabel 3. Hasil Uji T Berpasangan Nilai Pre-test dan Post-test Pengetahuan Ibu

Tabel 4. Hasil Uji T Berpasangan Nilai Keterampilan Menyikat Gigi Anak Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Kepada Ibu.

Kemudian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan keterampilan menyikat gigi anak dilakukan uji korelasi pearson. Dari hasil uji ini didapatkan nilai signififkansi < 0,05, atau sebesar 0,011.

Tabel 5. Uji Korelasi Pearson Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Keterampilan Menyikat Gigi Anak

(6)

Keterampilan menyikat gigi anak cukup.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan keterampilan menyikat gigi anak dengan intervensi berupa penyuluhan.Pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan diukur dengan pre-test dan post-test.Dari rata-rata pengetahuan ibu dapat dilihat terjadi peningkatan. Hasil analisis data pengetahuan ibu sebelum dan sesudah yang dilakukan dengan paired t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah ibu diberikan penyuluhan. Hasil analisis data keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kepada ibu yang dilakukan dengan paired t-Test juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara keterampilan menyikat gigi anak sebelum dan sesudah penyuluhan Rata-rata nilai keterampilan menyikat gigi anak juga mengalami peningkatan. Setelah itu untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu dan keterampilan menyikat gigi anak dilakukan uji korelasi menggunakan uji korelasi pearson. Dari uji inididapatkan bahwa terdapat korelasi yang positif, dimana jika pengetahuan ibu meningkat maka keterampilan menyikat gigi anak juga semakin baik.

Pada penelitian ini peneliti melakukan penyuluhan dengan metode penyuluhan perorangan (individu) dengan menggunakan alat bantu penyuluhan berupa phantom dan leaflet. Metode penyuluhan ini memiliki keuntungan yaitu ibu bisa lebih fokus sehingga informasi dapat

tersampaikan dengan lebih baik sehingga pengetahuan ibu dapat meningkat. Selain itu kelebihan dari penyuluhan dengan menggunakan alat bantu phantom dan leaflet yang termasuk dalam alat bantu visual tiga dimensi dan dua dimensi, yaitu materi lebih mudah ditangkap,dapat menjelaskan dengan lebih baik, materi yang disampaikan akan lebih diingat, serta menarik sehingga perhatian orang lebih terpusat (Dinkes, 2012).10

(7)

menangguhkan keputusan dan berhenti di tahap ke tiga untuk beberapa waktu.Ke dua ibu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa setidaknya untuk beberapa waktu tertentu (tahap 4).Pada tahap ini ibu memutuskan untuk tidak merespon terhadap informasi yang ada dan menjadi resisten terhadap persuasi yang muncul.Ke tiga, ibu memutuskan untuk menganut periaku sehat (tahap 5).Bila telah mengambil keputusan tahap selanjutnya ada ibu mulai benar-benar melakukan perilaku sehat (tahap 6). Tahap ke tujuh adalah tahap maintenance, bila perlaku sehat ini terus-menerus dilakukan dari waktu ke waktu (Sniehotta dan Aunger, 2010).11

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Oredugba dkk (2014) untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut, dari 104 ibu diketahui hanya 58,7 % yang memiliki pengetahuan yang adekuat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sumber informasi kesehatan gigi dan mulut utamanya didapatkan dari media elektronik, seperti radio, televisi dan internet.Informasi yang didapatkan dari media elektronik ini lebih besar daripada yang didapatkan langsung dari dokter gigi.Hal ini disebaban karena angka kunjungan ke klinik dokter gigi masih rendah terutama di negara berkembang.Program promosi kesehaan gigi dan mulut perlu diberikan secara berkala kepada ibu, anak prasekolah, anak umur sekolah dasar hingga dewasa. Dengan meningkatkan pengetahuan maka dapat meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.12

Kesadaran ibu dalam menjaga dan mengajarkan anak tentang kesehatan gigi dan mulut

menurut Mubeen dan Nisar (2015) dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi serta latar belakang pendidikan ibu.Angka prevalensi terjadinya karies pada anak-anak lebih tinggi ditemui pada anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Rendahnya pendidikan ibu juga dapat mempengaruhi kesadaran ibu untuk mencari atau memperoleh informasi tentang kesehatan gigi dan mulut.9

Walaupun berdasarkan teori PAPM secara individu ibu mungkin tidak sampai pada tahap maintenance ketika mendapatkan pengetahuan baru melalui penyuluhan, namun mulai munculnya kesadaran dalam diri ibu akan mempengaruhinya untuk meneruskan informasi atau pengetahuan yang didapatkannya kepada anak. Hal ini disebabkan adanya attachment antara ibu dan anak.Attachment ini adalah bagian dari sistem biologis, yang terbentuk seiring interaksi ibu dan anak dari waktu ke waktu. Ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak akan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya sebagai upaya meningkatkan kesehatan anaknya (Vicedo, 2011).13

(8)

penguatan (positive reinforcement).Role model memfasilitasi pembelajaran tentang suatu perilaku tertentu, dengan begitu individu melakukan perilaku setelah mengobservasi (Raingruber, 2014). Pada masa awal-awal pertumbuhannya yaitu pada usia 5-6 tahun, yang menurut Piaget termasuk dalam tahap praoperasional, anak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang membentuk dasar dari cara berpikir logis. Piaget menjelaskan pada tahap ini anak mulai menyusun secara sistematis antara kemampuan fisik dan pengetahuan sosialnya, untuk membentuk struktur yang logis pada tahap yang lebih baik. Pendidikan pada tahap-tahap awal yang diperoleh dari lingkungan di sekitar anak ini akan menjadi pondasi untuk pembelajaran pada tahap-tahap selanjutnya (Joubish dan Khurram, 2011).14,15

Anak–anak sangatlah rentan terkena penyakit gigi dan mulut, seperti Early Childhood Caries (ECC). ECC ini bila tidak dicegah dan ditangani dengan baik akan berdampak bagi kesehatan anak secara umum dan kesehatan gigi anak di masa depan. Menyikat gigi adalah keterampilan mekanis untuk membersihkan gigi dari plak dan debris agar dapat mencegah terjadinya karies dan penyakit gigi dan mulut lainnya. Pengetahuan yang diperoleh anak pada masa kanak-kanak tentang keterampilan menyikat gigi akan menjadi dasar dalam menjaga kesehatan giginya. Pengetahuan dan kesadaran ibu yang kurang memadai akan menyulitkan anak dalam menerima informasi lain tentang kesehatan gigi di masa depan. Oleh karena itu Ibu dalam hal ini memiliki peran penting dalam mengajarkan anak kebiasaan

menggosok gigi yang benar, diantaranya mengenai cara menggosok gigi yang benar, frekuensi serta alat dan bahan yang digunakan saat menyikat gigi (Aishwary dan Gurunathan, 2015).16

Pengaruh ibu terhadap anak di masa awal pertumbuhan yang besar ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan intervensi agar kesadaran dan kesehatan gigi anak dapat terbentuk sejak dini.Intervensi ini dapat diberikan melalui promosi kesehatan, misalnya dengan memberikan penyuluhan atau informasi kepada ibu ataupun calon ibu di posyandu dan klinik-klinik imunisasi anak.Oleh karenanya penting untuk memberikan pelatihan kepada perawat di posyandu tentang kesehatan gigi dan mulut agar nantinya dapat diajarkan kepada ibu ataupun calon ibu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulutsetelah ibu diberikan penyuluhan

b. Terjadi peningkatan Keterampilan menyikat gigi anak setelah ibu diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut c. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan keterampilan menyikat gigi anak usia 5-6 tahun setelah ibu diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

Saran

a. Bagi pihak sekolah

(9)

sehingga anak dapat memperoleh pengetahuan sejak dini.

b. Bagi instansi Kesehatan

Promosi kesehatan gigi dan mulut juga perlu diberikan kepada ibu sebagai pendidik pertama anak.Dengan memberikan promosi kesehaan kepada ibu diharapkan anak memperoleh pengetahuan yang berkelanjutan sejak dini hingga dewasa.

c. Bagi orangtua terutama ibu Upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bisa dilakukan siapa saja termasuk orangtua terutama ibu.Ibu yang memiliki hubungan paling dekat dengan anak saat kecil perlu memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang memadai agar dapat diajarkan kepada anak sejak dini.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode penyuluhan lain kepada orang tua terutama ibu, misalnya dengan menggunakan media elektronik yang disesuaikan dengan perkembangan zaman seperti smart phone, social Chart Dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut. Unnes Journal of Public Health, 2012; 1 (1). Hal. 31-35.

2. Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan

Penelitan dan

Pengembangan Kesehatan, Jakarta, hal. 150.

3. Rifki, Ayudia. 2010. Perbedaan Efektifitas Menyikat Gigi Dengan

Metode Roll dan Horizontal Pada Anak Usia 8 dan 10 Tahun di Medan. Fakultas Kedoktean Gigi Anak, Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, USU, Medan. 4. Adiwiryono, Retno.

2010.Pesan Kesehatan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Usia Dini Dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, hal. 1. 5. Arnett, JJ. Maynard, AE.

2012. Child Development Through Middle Childhood: A Cultural Approach. Pearson Education, United State, hal. Play-Years.html, diakses 18 Desember 2013)

7. Venetsanou F, Kambas A. 2010. Enviromental Factors Affecting Preschooler’s Motor Development. Department of Physical Education and Sport Science, Democritus University of Thrace, Thrace, Greece, hal. 322.

8. Hnatiuk, Jill, dkk. 2013. Early Childhood Predictors of Toddlers Physical Activity: Longitudinal Findings From the Melbourne infant Progam.International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, Melbourne, hal. 1-2

(10)

Affecting Mother’s Brushing Technique of Less than Five Years Age Children in Pakistan. Journal of Dentistry and Oral Hygiene, Vol. 7. Hal, 86-87.

10. Dinkes. 2012. Media Promosi Kesehatan

(http://dinkes.slemankab.go.i

d/wp-content/uploads/2012/07/Me dia-Promkes.pdf) diakses tanggal 26 februari 2017. 11. Sniehotta, F., Aunger, R.

2010. Stage Models of Behaviour Change. Health Psychology (2nd Edition). Blackwell.

12. Oredugba, Folakemi, dkk. Assesment of Mothers’ Oral Health Knowledg: Towards Oral Health Promotion for Infants and Children. http: //www .scirp.org /journal/ health/http://dx.doi.org

/10.4236/health.2014.610114 . Hal. 911-913.

13. Vicedo, Marga. 2011. The Social Nature of The Mother’s Tie to Her Child: John Bowlby’s Theory of Attachment in Post-war America. British Society for the History o Science. Hal. 420.

14. Raingruber, Bonnie. 2014. Contemporary Health Promotion in Nursing Practice. Jones & Barlett Learning, United States. Chapter 3, Hal 58.

15. Joubish, M., Khurram, M. 2011. Cognitive Development in Jean Piaget’s Work and its Implication for Teachers. Department of Education, Federal Urdu Uniersity, Pakistan. Hal. 1264.

16. Aishwary, A, S., Gurunathan, D. 2015. Oral Health

Maintenance in Children With Self Brushing and Parents Guidance: A Pilot Study. International Journal of Pharma and Bio Sciences. www.ijpbs.net. Hal. 542.

Dosen Pembimbing I

Gambar

Tabel 1.Nilai Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah penyuluhan
Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2013 untuk guru-guru di lingkungan Kementerian Agama, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 115 UM telah melaksanakan Ujian Ulang

Jadi dari hasil analisis frekuensi pembagian kerja dapat diartikan semakin cepat dilakukan pembagian kerja tentang pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian maka

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru membaca dan mempelajari secara seksama berkas perkara yang diajukan banding yang terdiri dari

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun senduduk dosis 400, 500, 600 mg/kg bb memiliki aktivitas diuretik dengan meningkatkan volume urin,

Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber- sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimala.

Rezultati istraživanja su pokazali da inovativnost potrošača pozitivno utječe na tradicionalnu i elektronsku usmenu komunikaciju, povjerenje u pošiljatelja nema značaj ni za

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Kegiatan-kegiatan pokok RKP 2006: Dalam rangka pelaksanaan program ini

MIDlet merupakan aplikasi Java yang ditulis untuk MIDP yang dibangun pada class MIDlet. MIDlet berupa sebuah kelas abstrak yang merupakan sub kelas dari bentuk dasar