• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

MEGA PERTIWI

NIM: 1111104000048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015 Mega Pertiwi, NIM: 1111104000048

Primigravida’s Knowledge around Newborn Care In Puskesmas Ciputat Timur Working Area Year 2015

Xvi + 83 pages + 8 tables + 2 images + 4 attachment ABSTRACT

Nowadays, most of the deaths of children in Indonesia occurred during the newborn (neonatal), not the first month age after birth. It has been influenced by

the mother’s knowledge about newborn care. Infants are at high risk of having

health problems if the mothers has low maternal knowledge than those who have high maternal knowledge. Neonatal mortality rate in 2012 in the world and in Indonesia are 21 and 19 neonatal deaths per 1,000 live births respectively. The purpose of this study was to identify primigravid’sknowledge about newborn care in puskesmas Ciputat Timur Working Area. This research is descriptive quantitative conducted at 32 primigravida in May-June 2015. The data was collected using a questionnaire and FGD. The results showed that the majority of primigravida have insufficient knowledge about newborn care at 56.3%. The results of this study in accordance with the FGD that the majority of women do not understand about newborn care, that is about care of umbilical cord, baby massage, exclusive breastfeeding, and immunization. It is recommended that health professionals should conduct a health education to increase the knowledge of primigravida, so that they can caring their babies maximally thus improve their health.

(4)

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Mega Pertiwi, NIM : 1111104000048

Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

xvi + 83 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 6 lampiran ABSTRAK

Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh ibu dalam merawat bayinya. Pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Angka kematian neonatal tahun 2012 di dunia dan di Indonesia adalah 21 kematian neonatal dan 19 kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kuantitatif yang dilakukan pada 32 ibu primigravida pada bulan Mei-Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi baru lahir sebesar 56,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil FGD bahwa mayoritas ibu belum memahami tentang perawatan bayi baru lahir, yaitu tentang perawatan tali pusat, pijat bayi, ASI eksklusif, dan imunisasi. Peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan dapat mengadakan suatu promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu primigravida agar ibu primigravida dapat merawat anaknya dengan maksimal dan dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi.

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Nama : MEGA PERTIWI

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 23 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Mataram 1 Rt. 02 Rw. 01 Kel. Kemas Rindo Kec. Kertapati di belakang SMA N 9 Palembang - Sumatera Selatan

HP : +6285268132674 dan +628888932427

E-mail : thywhie_02@yahoo.co.id dan

` alfarisimega@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK YWKA 1998-1999

(9)

ix

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, karunia dan cahaya ilmu-Nya, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat TimurTahun 2015”.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku ketua Program Studi dan Ibu Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan motivasi selama proses pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

4. Bapak Karyadi, S.Kep, M.Kep, Ph.D selaku pembimbing 1 dan Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan kritikan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama 4 tahun, serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

6. Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Selatan dan staf pengurus Program Beasiswa “Santri Jadi Dokter”

yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Yasruddin dan Ibunda Tumini yang telah

mendidik, menasehati, mendo’akan keberhasilan penulis, serta mendukung

(10)

x

dan terkhusus untuk Salman Alfarisi yang selalu ada dalam senang maupun susah, mendukung, memberi semangat, dan memberikan masukkan selama penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.

Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berterima kasih jika terdapat saran atau masukan atau kritikan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2015

(11)

xi

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

B. Primigravida ... 11

C. Kelas Antenatal ... 13

D. Kehamilan ... 14

E. Perawatan Bayi Baru Lahir ... 19

F. Penelitian Terkait ... 40

(12)

xii

B. Definisi Operasional ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Instrumen Penelitian ... 50

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51

F. Metode Pengumpulan Data ... 53

G. Pengolahan Data ... 58

H. Analisa Data ... 60

I. Etika Penelitian ... 60

J. Penyajian Data ... 61

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 62

B. Hasil Analisis Univariat ... 63

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

UNICEF : United Nations Children’s Fund

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

ASI : Air Susu Ibu

PERINASIA : Perkumpulan Perinatologi Indonesia

WHO : World Health Organization

BBL : Bayi Baru Lahir

UIN : Universitas Islam Negeri Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

HIV : Human Immunodeficiency Virus

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

KB : Keluarga Berencana

hCG : Human Chorionic Gonadotropin

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

TBC : Tuberculosis

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DPT : Diphteria, Pertussis, Tetanus

Hib : Haemophillus influenzatipe b

HPV : Human Papilloma Virus

Vaksin Td : Vaksin Tetanus Difteri Vaksin DT : Vaksin Difteri Tetanus

FGD : Focus Group Discussion

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

(14)

xiv

Halaman

2.1 Jadwal Imunisasi 40

3.1 Definisi Operasional 44

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Perawatan Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

64

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Memandikan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

65

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

66 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

67

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

68 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang

Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

(15)

xv

Halaman

2.1 Kerangka Teori 42

(16)

xvi Lampiran 1. Surat Perizinan Izin Penelitian

Lampiran 2. Permohonan menjadi Responden Penelitian Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Pedoman FGD

(17)

1

A. Latar Belakang

Upaya untuk menciptakan hidup sehat harus dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan di masa dewasa (Siswanto, 2009). Ibu harus melakukan perawatan bayi yang benar dan tepat agar terciptanya hidup yang sehat pada bayi mereka, karena ibu merupakan pengasuh utama bagi bayi mereka dalam memenuhi perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang sehat pada bayi mereka (Bloomfield dkk, 2005; Mashal dkk, 2008). Ibu harus memiliki inisiatif dalam merawat dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada bayi mereka (Bloomfield dkk, 2005). Hal ini harus didasari oleh pengetahuan ibu yang baik (Nursalam dkk, 2005).

(18)

Jika keadaan ini berlanjut terus-menerus akan mempengaruhi kesehatan bayi mereka (Nursalam dkk, 2005). Hal ini sesuai dengan yang disampaikan UNICEF (2012) bahwa pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pendidikan ibu, dimana berdasarkan data UNICEF (2012) bahwa selama tahun 1998-2007 angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan adalah 73 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada bayinya adalah kesulitan pemberian makan bayi sampai gangguan nutrisi, infeksi pada bayi, dan masalah kesehatan lainnya (Wong dkk, 2009). Masalah kesehatan yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan bayi rentan terhadap kematian (Meadow & Newell, 2009).

(19)

Ibu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, karena kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu sejak awal, jika ibu tidak memiliki pengetahuan yang baik maka ibu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan peran baru sebagai ibu (Friedman dkk, 2013). Kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya ibu tersebut, karena biasanya banyak mitos dari budaya tertentu yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru lahir yang tepat, serta informasi juga didapatkan terutama dari orang tuanya (Bobak dkk, 2005; Friedman dkk, 2013).

Orang tua dan mertua sering memberikan nasihat dan bimbingan serta bantuan dalam merawat bayi mereka (Missal, 2013). Hal ini bertujuan agar pengetahuan ibu dapat meningkat untuk mencegah sakit pada bayi baru lahir (Missal, 2013). Cara orang tua dan mertua dalam mengajarkan ibu biasanya sesuai dengan cara mereka merawat anaknya dahulu, hal ini yang membuat ibu melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan orang tua dan mertua mereka (Wong dkk, 2009). Pada saat ibu menyadari bahwa perawatan yang dilakukan menurut orang tuanya adalah salah dan menimbulkan dampak masalah kesehatan pada anaknya barulah ibu mengubah perilakunya menjadi perilaku yang lebih baik dalam merawat bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005; Wong dkk, 2009).

(20)

akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman untuk melakukan perawatan pada bayi baru lahir (French, 2007; Missal, 2013). Pengetahuan ibu terhadap kesehatan bayi baru lahir menjadi lebih baik, karena telah terpapar pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Adam dkk, 2014). Pengetahuan ibu dapat meningkatkan kualitas perawatan bayi baru lahir dan dapat mencegah terjadinya sakit pada bayi mereka (Diana, 2006).

Bayi sangat rentan terserang penyakit karena belum memiliki daya imun yang sempurna, oleh karena itu orang tua harus memperhatikan cara perawatan bayi baru lahir secara tepat dan komprehensif (Putra, 2012). Penyakit yang diderita bayi yang paling umum disebabkan oleh bakteri dan virus yang bisa datang dari perawatan bayi yang kurang tepat (Putra, 2012). Oleh karena itu, ibu harus menjaga kebersihan bayinya secara keseluruhan untuk mencegah penyakit dengan memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar bakter atau virus tidak masuk ke tubuh bayi melalui tali pusat bayi.

(21)

Nutrisi yang tepat untuk bayi adalah ASI eksklusif, karena kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan bayi tersebut (Putra, 2012). Perawatan-perawatan bayi baru lahir tersebut juga harus didukung dengan melakukan pijat bayi agar tubuh bayi menjadi lebih rileks dan efektif untuk meningkatkan waktu istirahat bayi (Putra, 2012). Oleh karena itu, perawatan bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga kondisi bayi dan berdasarkan penjelasan tersebut perawatan bayi baru lahir yang akan diteliti adalah tentang memandikan bayi, perawatan tali pusat, ASI eksklusif, Imunisasi, dan pijat bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

(22)

peneliti ingin meneliti terkait “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan tali pusat

b. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang memandikan bayi c. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang pijat bayi

d. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang ASI eksklusif e. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang imunisasi

(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan serta dapat menjadi data tentang perawatan bayi baru lahir.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk tenaga kesehatan tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.

E. Ruang Lingkup Penelitian

(24)

8 A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra (indra pengelihatan dan pendengaran) yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan (Hidayat, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007) dan Sunaryo (2004) bahwa pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu;

1. Tahu (know), merupakan mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan untuk mendeskriptifkan dan menginterpretasikan secara jelas tentang materi yang diketahui.

3. Aplikasi (aplication), merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis), merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen yang saling berkaitan.

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(25)

Pengetahuan atau ranah kognitif akan membentuk tindakan seseorang/overt behaviour (Notoatmodjo, 2007; Sunaryo, 2004). Tindakan tersebut berhubungan dengan tindakan dalam berperilaku terkait perilaku kesehatan. Ibu hamil harus memiliki pengetahuan yang baik, salah satunya adalah pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir. Tindakan perawatan bayi baru lahir yang dilakukan ibu merupakan salah satu perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut beberapa teori, antara lain:

1. Teori Lawrence Green

Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis perilaku manusia dari tingkatan kesehatan yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk dari tiga faktor, yaitu:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terbentuk dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terbentuk dari lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

(26)

Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B = f (PF, EF, RF)

Keterangan:

B = Behaviour RF = Reinforcing factors PF = Predisposing factors f = fungsi

EF = Enabling factors

2. Teori World Health Organization (WHO)

Menurut WHO (1984, dalam Notoadmodjo, 2007) menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku adalah:

a. Pengetahuan, dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman ornag lain.

b. Kepercayaan, diperoleh dari orang tu, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap, diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka pada suatu objek.

d. Orang penting sebagai referensi, orang yang dianggap penting maka akan dicontoh perkataan dan perbuatannya.

(27)

f. Kebudayaan, adalah suatu pola hidup (way of life) yang dihasilkan dari perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat.

Teori ini digambarkan sebagai berikut:

B = f (TF, PR, R, C)

Keterangan:

B = Behaviour TF = Thoughts and feeling R = Resources

f =fungsi PR = Personal Reference C = Culture

B. Primigravida

(28)

pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan menyiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Bobak dkk, 2005).

Selama kehamilan, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang terjadi pada tiap trimester menurut Varney (2007) yaitu:

1. Trimester Pertama

Trimester ini sering dianggap sebagai periode penyesuian diri, yaitu penyesuian diri dalam menerima kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.

2. Trimester Kedua

Trimester ini sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yaitu periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.

3. Trimester Ketiga

(29)

C. Kelas Antenatal

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok dengan umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular, dan akte kehamilan (Walyani, 2014). Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok sesuai dengan usia kehamilan ibu hamil (Walyani, 2014).

Menurut Walyani (2014), pengetahuan yang harus dimiliki ibu hamil pada tiap trimester yaitu sebagai berikut:

1. Trimester I, yaitu tentang kehamilan (apa itu kehamilan, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan ibu, pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia) dan tentang perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).

(30)

menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,tanda-tanda bahaya nifas, KB postpartum).

3. Trimester III, yaitu tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir/BBL, pemberian vitamin K injeksi pada BBL, tanda bahaya BBL, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada BBL), tentang penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, tentang penyakit menular (infeksi menular seksual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil), dan tentang akte kelahiran.

D. Kehamilan

Kehamilan adalah keadaaan mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon (Dorland, 2012). Menurut Bobak dkk (2005), kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu dan dibagi menjadi tiga periode tiga bulan atau tiga trimester, yaitu:

1. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13. 2. Trimester kedua adalah periode minggu ke-14 sampai ke-26.

3. Trimester ketiga adalah periode minggu ke-27 sampai kelahiran cukup bulan (38 sampai 40 minggu).

(31)

2005). Ada beberapa kategori tanda kehamilan menurut Bobak dkk (2005),yaitu:

1. Presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), yaitu amenore, keletihan, nyeri payudara, pembesaran payudara,morning sickness, quickening. 2. Kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi oleh pemeriksa), yaitu

tanda Hegar,ballottement,tes kehamilan, tanda Goodell.

3. Positif, yaitu sonografi, bunyi jantung janin, pemeriksaan melihat dan merasakan gerakan janin.

Kehamilan menyebabkan terjadi perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu (Manuaba dkk, 2007). Menurut Bobak dkk (2005) dan Manuaba dkk (2007) bahwa adaptasi fisiologis pada kehamilan normal yang terjadi pada setiap sistem ibu, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Kardiovaskular

(32)

perlahan pada usia kehamilan 14 sampai 20 minggu mencapai 10 sampai 15 kali per menit dan menetap sampai aterm.

2. Sistem Pernapasan

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kebutuhan oksigen ibu meningkat; ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat; panjang paru-paru berkurang; diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm; sudut tulang kosta melebar dari 630 menjadi 1030; tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil; peningkatan vaskularisasi pada traktus pernapasan atas; volume tidalmeningkat sekitar 30-40%;inspiratory reserve volume

makin meningkat; hiperventilasi akibat progesteron yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap CO2; P/CO2 ibu lebih rendah daripada janin; P/O2janin rendah tetapi afinitas hemoglobin fetus tinggi; kapasitas total paru turun sekitar 5%.

3. Sistem Ginjal

(33)

besarnya uterus; peredaran darah menuju ginjal meningkat 20%; laju filtrasi glomerular dan aliran plasma ginjal meningkat sampai 50%; terjadi glukosuria karena reabsorpsi glukosa di tubulus terganggu.

4. Sistem Integumen

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal; hiperpigmentasi (kloasma gravidarum, striae gravidarum, linea nigra, dan terjadi pada areola, puting susu, aksila, dan vulva); pertumbuhan rambut dan kuku mengalami percepatan; percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea; peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor; terjadi angioma atau telangiektasis (vascular spiders) tetapi pada orang indonesia sulit terlihat karena warna kulit sawo matang.

5. Sistem Muskuloskeletal

(34)

6. Sistem Neurologi

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus; lordosis dorsolumbarn menyebabkan nyeri; edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome pada trimester akhir kehamilan; akroestesia akibat posisi bahu yang membungkuk; nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan pingsan (sinkop); hipokalsemia yang menyebabkan masalah neuromuskular seperti kram otot atau tetani. 7. Sistem Gastrointestinal

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu gusi yang mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat; perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah dapat menyebabkan nausea dan/atau vomitus pada trimester pertama; peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun; kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama hamil.

8. Sistem Reproduksi

(35)

vaskularisasi pada organ reproduksi; pH sekresi vagina menjadi lebih asam (dari 4 menjadi 6,5); struktur eksterna vulva membesar; cairan mukoid pada serviks berlebihan; payudara terasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa berat pada payudara; puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen; pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.

9. Sistem Endokrin

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi pembesaran moderat kelenjar tiroid; konsumsi oksigen dan BMR meningkat; kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan; kadar parathormon plasma meningkat pada trimester kedua; pada awal kehamilan pankreas menurunkan produksi insulin tetapi pada trimester selanjutnya kadar insulin meningkat; plasenta secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya human placental lactogen/hPL, estrogen, dan progesteron); produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat; prolaktin serum mulai meningkat secara progresif pada awal kehamilan sampai aterm.

E. Perawatan Bayi Baru Lahir

(36)

observasi bayi (Datta, 2007). Berikut ini adalah perawatan bayi baru lahir yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan salah satu praktik perawatan bayi baru lahir yang penting yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas di antara bayi di Dunia (Opara dkk, 2012). Perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Hidayat, 2009). Tali pusat bayi dibersihan minimal dua kali sehari dengan menggunakan sedikit sabun dan air hangat (Murray dkk, 2006). Prinsip perawatan tali pusat yang harus diperhatikan adalah tidak meletakkan apapun pada daerah sekitar tali pusat; menjaga agar daerah sekitar tali pusat bayi tetap kering dan bersih; jika tali pusat bayi kotor, cuci dengan air matang dan sabun secara hati-hati dan keringkan dengan kain bersih; dan jika terdapat tanda infeksi tali pusat, segera bawa ke pelayanan kesehatan (Sodikin, 2009). Tanda tali pusat terinfeksi adalah jika tali pusat mengeluarkan nanah atau darah, dan jika tali pusat mengalami inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan panas jika disentuh (Murray dkk, 2006). Menurut Bobak dkk (2005), Hidayat (2009), Leveno dkk (2012), dan Sodikin (2009) langkah-langkah ibu dalam melakukan perawatan pada tali pusat adalah sebagai berikut: a. Persiapan alat

1) Kain kassa

(37)

3) Air bersih dan sabun b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum melakukan perawatan tali pusat

2) Bersihkan daerah sekeliling pangkal tali pusat atau tempat tali pusat menyatu dengan kulit sampai ke ujung tali pusat dengan menggunakan kassa atau cotton bud yang telah dicelupkan dengan air hangat atau air sabun atau sesuai instruksi dokter 3) Bilas dan keringkan dengan kasa

4) Pertahankan tali pusat tetap terbuka, agar tali pusat lebih cepat kering dan lebih mudah lepas jika terpajan dengan udara

5) Jika tali pusat ditutup akan menyebabkan tali pusat lembab, dan menyebabkan resiko tinggi infeksi

6) Jika terpaksa harus ditutup, tutup dan ikat tali pusat secara longgar dengan kasa steril

7) Jika tali pusat terkena feses atau urin, cuci bersih dengan sabun dan air, kemudian keringkan

8) Cuci tangan ibu setelah melakukan perawatan tali pusat.

(38)

2. Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi (Sodikin, 2009). Menurut Bobak dkk (2005), Gupte (2004), Hidayat (2009), dan Putra (2012) langkah-langkah memandikan bayi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan alat

1) Bak mandi berisi air hangat

2) Satu set pakaian (baju bayi, popok, dan lain-lain)

3) Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak, kapas air matang,cotton but, minyak telon bila perlu

4) Handuk dan waslap b. Tindakan

(39)

2) Siapkan dan dekatkan semua peralatan

3) Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±240C) dan tidak berangin 4) Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur

suhu airnya dengan siku ibu/pergelangan tangan ibu bagian dalam

5) Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang sudah dibasahi air atau tisu basah

6) Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi dengan handuk agar tetap hangat

7) Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kantus dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas harus diganti untk mencegah kontaminasi pada mata

8) Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas ataucotton but

9) Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap tanpa membuka handuk di badan bayi

10) Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian seluruh tubuh

11) Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)

12) Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong bayi

(40)

14) Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan anda, jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya dan dapat menyebabkan masalah pernapasan

15) Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru 16) Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun.

3. Pijat Bayi

Pijat bayi adalah sentuhan pijat kepada bayi yang bertujuan untuk membuat bayi menjadi rileks, meningkatkan efektivitas istirahat/tidur bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, menstimulus aktivitas nervus vagus

(41)

a. Persiapan

1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi (pagi hari sebelum mandi, 15 menit setelah bayi makan, malam hari menjelang bayi tidur)

2) Persiapkan ruangan yang tenang dan nyaman

3) Tempat yang empuk, lembut, rata, dan bersih (kasur, busa yang dilapisi kain lembut)

4) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi

5) Popok atau kain untuk menutup bagian tubuh bayi setelah di pijat

6) Baju ganti untuk mengganti baju lama setelah di pijat

7) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion, minyak zaitun, minyak kelapa)

8) Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka)

9) Pastikan kuku ibu dalam keadaan terpotong pendek dan tidak menggunakan cincin atau perhiasan

10) Letakkan bayi pada posisi nyaman yaitu posisi bayi telentang dengan tatapan mata antara ibu dan bayi saling beradu pandang b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu sebelum memijat bayi

(42)

3) Sebelum memijat, coba dahulu minyak yang akan digunakan pada kulit bayi dan tunggu selama 30 menit untuk melihat adanya reaksi alergi

4) Urutan pijat bayi, dapat diulang sebanyak enam kali

Tahap 1. Kaki, merupakan bagian terbaik untuk memulai pijatan karena bagian ini adalah bagian yang paling tidak sensitif diantara bagian tubuh lainnya

a) Pijat bayi dengan cara perahan india, yaitu memegang kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft ball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian seperti memerah susu

b) Peras dan putar yaitu dengan memegang kaki bayi dari pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki

c) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki

d) Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut pada setiap ujung jari

(43)

ke arah tumit, selanjutnya dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit

f) Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari tumit ke jari-jari

g) Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian

h) Peras dan putar pergelangan kaki bayi dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari lain ibu

i) Perahan swedia yaitu dengan memegang pergelangan kaki bayi, kemudian menggerakkan tangan ibu secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha

j) Gerakan menggulung yaitu pegang pangkal paha dengan kedua tangan ibu, kemudian buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki

k) Gerakan akhir yaitu rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan ibu secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha, kemudian usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki

Tahap 2. Perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk bayi

(44)

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu angkat kedua kaki dengan salah satu tangan, dan pijat perut bayi dari atas sampai ke jari-jari kaki

c) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut, dan gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri

d) Bulan-matahari yaitu dengan membuat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali, gunakan tangan kanan untuk membentuk gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama

e) Gerakan I Love You yaitu pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan

kanan membentuk huruf “I”, setelah itu pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri

atas begitu juga sebaliknya, kemudian pijat perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke

(45)

f) Gelembung atau jari berjalan yaitu letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara

Tahap 3. Dada

a) Jantung besar yaitu buat gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati bayi, buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati

b) Kupu-kupu yaitu membuat gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada, ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati, kemudian gerakan tangga kiri ibu ke bahu kiri bayi dan kembali ke ulu hati Tahap 4. Tangan

a) Gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah, tetapi jika terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan

(46)

Tahap 5. Muka, tahap ini tidak memerlukan minyak

a) Menyetrika dahi yaitu letakkan jari-jari kedua tangan ibu pada pertengahan dahi, tekan jari-jari ibu dengan lembut mulai dari tengah dahi ke arah luar, kemudian gerakkan ke bawah ke depan pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, lalu gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata

b) Menyetrika alis yaitu letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata, gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis

c) Senyum 1, yaitu letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis, tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum

d) Senyum 2 yaitu letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung, gerakkan kedua jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum

e) Senyum 3 yaitu letakkan kedua ibu jari di tengah dagu, tekankan dua jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas pipi seolah memuat bayi tersenyum

(47)

Tahap 6. Punggung

a) Gerakan maju mundur yaitu tengkurapkan bayi melintang di depan ibu dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebalah kanan ibu, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali ke leher lagi

b) Gerakan menyetrika yaitu pegang pantat bayi dengan tangan kanan dan tangan kiri memijat mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

c) Ulangi gerakan menyetrika, tetapi dengan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi d) Gerakan melingkar yaitu buatlah gerakan melingkar kecil

dengan jari-jari kedua tangan ibu dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat

(48)

4. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

WHO dan UNICEF menjelaskan bahwa bayi harus diberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI (Soedjatmiko, 2009). ASI adalah makanan lengkap yang diperlukan selama 6 bulan pertama kelahiran untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal (Wong dkk, 2009). Komposisi ASI yang diprosuksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur) (PERINASIA, 2012). Komposisi ini sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing (PERINASIA, 2012). Pembagian komposisi ASI menurut PERINASIA (2012) yaitu:

a. Kolostrum, adalah ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-3 atau ke-5 yang berwarna bening dan kuning serta hanya sedikit ASI yang keluar.

b. ASI transisi, adalah ASI yang keluar dari hari ke-3 atau ke-5 sampai hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

c. ASI matang, adalah ASI yang keluar setelah hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

(49)

untuk bayi, meningkatkan kecerdasan, mengurangi kejadian karies dentis, dan mengurangi kejadian maloklusi), manfaat untuk ibu (pada aspek kesehatan ibu untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mengurangi kemungkinan menderita karsinoma mammae, aspek keluarga berencara untuk menjarangkan kehamilan/sebagai kontrasepsi yang aman, dan aspek psikologis), manfaat untuk keluarga (aspek ekonomi, aspek psikologis dan aspek kemudahan), dan manfaat untuk negara (menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa) (PERINASIA, 2012; Roesli, 2005).

Bayi baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga jam dengan jumlah total 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-kurangnya satu bulan (Wong dkk, 2009). Kriteria utama yang menentukan peningkatan asupan ASI pada bayi yaitu teknik menghisap yang benar, jadwal pemberian ASI yang tidak kaku, dan pemberian posisi yang benar agar bayi dapat menempel ke payudara (Wong dkk, 2009). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet (PERINASIA, 2012). Menurut PERINASIA (2012) dan Wong dkk (2009) langkah-langkah yang harus diketahui ibu dalam memberikan ASI kepada bayi dengan benar adalah sebagai berikut:

(50)

b. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman, pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan. Perut bayi menempel dengan badan ibu, kepala bayi menghadap ke payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

c. Payudara ibu dipegang oleh ibu dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areola saja

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) yaitu dengan cara sentukan bibir bawah bayi atau pipi bayi dengan puting ibu, bayi akan memberi respon dengan berputar ke arah payudara dan membuka mulutnya

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting dan areola dimasukkan ke mulut bayi. Kemudian bayi mulai mengancing mulutnya dengan benar, sebagian besar areola harus berada di dalam mulut bayi, dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan bibir bawah bayi membuka keluar f. Apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh payudara, ibu dapat

(51)

g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara ibu tidak perlu dipegang atau disanggah lagi

h. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi adalah dengan menekan payudara yang akan membuat puting terlepas dari mulut bayi, atau dapat juga dengan lembut memasukkan jari tangan ibu ke sudut mulut bayi, diantara kedua gusi untuk menghentikan isapan dan dagu bayi ditekan ke bawah. Jika langsung menarik bayi begitu saja tanpa menghentikan isapan dapat menimbulkan nyeri pada puting

i. Ketika bayi sudah sudah kenyang, bayi akan melepas sendiri puting ibu

j. Setelah selesai menyusui bayi, sebaiknya ibu mengoleskan sedikit ASI ke puting ibu

k. Setelah selesai memberikan ASI, bayi disendawakan yang bertujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusui. Caranya adalah posisikan bayi yang nyaman (digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu atau tidur telengkup di pangkuan ibu) kemudian punggung bayi ditepuk secara perlahan-lahan.

5. Imunisasi

(52)

zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2008). KEMENKES (2013) menyatakan imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.

a. Imunisasi wajib, terdiri dari

1) imunisasi rutin, yaitu imunisasi yang dilakukan terus menerus sesuai dengan jadwal yang terdiri dari imunisasi dasar (BCG, hepatitis B, DPT, polio, dan campak), dan imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun/batita, anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur (KEMENKES, 2013). 2) imunisasi tambahan (imunisasi yang diberikan pada kelompok

umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu), dan imunisasi khusus (imunisasi yang dilakukan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu yaitu imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies) (KEMENKES, 2013).

(53)

Imunisasi dasar yang wajib di Indonesia, terdiri dari imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan Campak (KEMENKES, 2013).

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tuberculosis/TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG (Hidayat, 2008). Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan dan diberikan satu kali kepada bayi dalam rentang waktu sejak lahir sampai bayi berumur 2 bulan (Hidayat, 2008; IDAI, 2014). Jika vaksin diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin (IDAI, 2014). Efek samping vaksin ini adalah timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah, timbul kemerahan, bengkak, dan panas pada daerah yang disuntik (Hidayat, 2008; Putra, 2012). Tanda keberhasilannya adalah timbul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu, tidak nyeri dan tidak panas (menunjukkan bahwa penyuntikan benar) (Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak boleh diberikan pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkanMantouxpositif (Putra, 2012).

b. Imunisasi hepatitis B

(54)

dalam bentuk cair (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dan paling baik pertama kali diberikan ketika 12 jam setalah bayi lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi vitamin K (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah timbul nyeri pada bekas suntikan, kemudian timbul demam ringan dan pembengkakan pada daerah yang disuntik (Putra, 2012). Kontra indikasinya adalah tidak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat (Putra, 2012).

c. Imunisasi polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya poliomielitis yang bisa menyebabkan kelumpuhan (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak enam kali dan pertama kali diberikan setelah lahir atau saat bayi akan dipulangkan dengan diteteskan di mulut bayi (IDAI, 2014; Putra, 2012). Efek sampingnya adalah pusing, diare ringan, dan sakit otot (Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (>380C); muntah atau diare; penyakit kanker; HIV/AIDS; sedang mengalami pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum;serta anak dengan mekanisme kekebalan tubuh terganggu (Putra, 2012).

d. Imunisasi DPT

(55)

diberikan sebanyak tujuh kali, pertama kali diberikan paling cepat pada umur 6 minggu, dan pada pemberian ke-6 dan ke-7 pada umur lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td setelah itu diboostersetiap 10 tahun (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah efek ringan (misalnya bengkak dan nyeri pada daerah suntikan, demam pada tubuh) dan efek berat (menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, kejang, ensefalopati, dan shock) (Hidayat, 2008; Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak boleh diberikan pada bayi yang kejang karena penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf berat, atau baru dirawat karena infeksi otak, dan bayi alergi terhadap DPT, mereka hanya boleh diberikan vaksin DT tanpa P, karena antigen P-lah yang menyebabkan panas (Putra, 2012). e. Imunisasi campak

(56)

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi

Sumber: IDAI. Panduan Imunisasi Anak: mencegah lebih baik daripada mengobati. Jakarta: Kompas, 2014.

F. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian terkait pengetahuan ibu tentang perawatan bayi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2011), menunjukkan bahwa 62,16% ibu primipara di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel-Bandung memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan tali pusat, sedangkan 16,21 % memiliki pengetahuan baik dan 21,62% memiliki pengetahuan yang kurang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jasmi (2010), menunjukkan bahwa 60% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara memandikan bayi baru lahir.

(57)

ibu memiliki pengetahuan yang baik dan 20,6% ibu memiliki pengetahuan yang kurang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2009) di puskesmas Cilacap Utara, menunjukkan bahwa mayoritas ibu menyusui sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif sebanyak 78%, sedangkan 19% memiliki pengetahuan yang sedang dan 3% memiliki pengetahuan yang kurang tentang ASI eksklusif.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2013), menunjukkan bahwa 51,02% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi, sedangkan 20,40% memiliki pengetahuan yang baik dan 28,58% berpengetahuan kurang tentang imunisasi dasar pada bayi.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), menunjukkan bahwa 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian imunisasi dasar lengkap, sedangkan 36% memiliki pengetahuan yang kurang. Penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang berusia 1-2 tahun.

(58)

G. Kerangka Teori

air susu ibu eksklusif,perawatan mata,

perawatan kulit,memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat,pakaian bayi, menjaga kehangatan bayi,imunisasi, perawatan bayi secara umum, observasi bayi.

(59)

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: variabel yang diteliti

Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi

Baru Lahir

1. Perawatan tali pusat 2. Memandikan bayi 3. Pijat bayi

(60)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pengetahuan Pengetahuan adalah

Kuesioner Kuesioner berjumlah 17 item pernyataan, yang terdiri dari; 1. Perawatan tali pusat, terdiri dari

3 item pernyataan (no 1-3) 2. Memandikan bayi, terdiri dari 3

item pernyataan (no 4-6)

3. Pijat bayi, terdiri dari 4 item pertanyaan (no 7-10)

4. ASI eksklusif, terdiri dari 3 item pernyataan (no 11-13) 5. Imunisasi, terdiri dari 4 item

pernyataan (no 14-17)

Pemberian skor menggunakan skala Guttman.

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100%

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 3)

(61)

cara primigravida

positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100%

Pijat Bayi Pijat bayi adalah pengetahuan yang dimiliki primigravida tentang teknik yang dilakukan

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar = 1

Jawaban salah = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 4)

(62)

primigravida untuk

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100%

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataan

dengan pemberian skor

menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 4)

2. Cukup, jika

presentase hasil

(63)

meningkatkan

kekebalan tubuh bayi

dengan cara

memasukkan virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dibunuh.

pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

56%-75% (Skor 3) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil

(64)

48

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Desain deskriptif kuantitatif adalah desain yang digunakan untuk menggambarkan situasi atau karakteristik yang ditemukan pada subyek penelitian (Dharma, 2011). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(65)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang menjadi sasaran penelitian (Siregar, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah primigravida di Kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu penelitian yang melibatkan seluruh populasi yang jumlahnya tidak terlalu banyak untuk di teliti (Sandjaja & Heriyanto, 2011). Dengan demikian, peneliti mengambil populasi sebagai sampel sebanyak 32 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

a. Primigravida trimester I, II, III.

b. Primigravida yang tinggal di Kelurahan Rempoa. c. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

(66)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pedoman FGD.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2011). Kuesioner ini berisi tentang data demografi dan pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir. Kuesioner data demografi berisi tentang umur, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir responden, dan usia kehamilan. Kuesioner pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir terdiri dari perawatan tali pusat, memandikan bayi, pijat bayi, ASI eksklusif, dan imunisasi. Kuesioner ini berjumlah 17 pernyataan yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori tentang perawatan bayi baru lahir.

(67)

tentang perawatan bayi baru lahir dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang baik. Pengkategoriannya adalah sebagai berikut:

a. Baik, jika presentase hasil 76%-100% b. Cukup, jika presentase hasil 56%-75%

c. Kurang Baik, jika presentase hasil≤56% (Nursalam, 2008).

2. PedomanFocus Group Discussion(FGD)

FGD merupakan penelitian kualitatif, dimana instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri (Moleong, 2013). Selain itu, untuk memperoleh data dibutuhkan juga instrumen lain berupa pedoman FGD. Pedoman ini dibuat untuk mendapatkan data yang tidak tergali dengan penelitian kuantitatif. Pedoman FGD ini berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

(68)

instrumen agar instrumen memberikan bentuk dan penampilan untuk mengukur konsep sesuai dengan apa yang ingin diukur (Siregar, 2014; Wood & Haber, 2006). Validitas isi pada kuesioner ini telah dilakukan kepada 2 orang ahli.

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran (Dharma, 2011). Pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan konsistensi internal (internal consistency),yaitu dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan software computer dengan teknik Kuder Richardson (K-R 20), yaitu teknik yang digunakan untuk skala dikotomi (Dharma, 2011). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas instrumen (r11) > 0,7 (Siregar, 2014).

Pada penelitian ini, hasil uji reliabilitas instrumen ini adalah α =0,389, maka instrumen ini dianggap tidak reliabel. Dari hasil wawancara kepada responden yang telah dilakukan uji validitas ini, responden tersebut tidak mengetahui beberapa jawaban dari instrumen tersebut karena pengetahuan responden yang kurang, jadi kemungkinan hasil reliabilitas yang tidak baik karena responden yang menjawab asal dalam mengisi instrumen yang diberikan.

Rumus yang digunakan pada K-R 20 adalah

r11=

k Vt -Ʃ pq

k - 1 Vt

=

17 3,822 - 2,424 17–1 3,822

(69)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Jumlah butir pertanyaan Vt = Varian total

p = Proporsi responden yang menjawab “Ya” pada setiap butir pertanyaan

q = 1–p

F. Metode Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai Juni 2015. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan metode kuesioner dan diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD). Kuesioner diberikan kepada 32 responden dengan jumlah pernyataan 17 pernyataan, sedangkan FGD dilakukan pada 6 responden dengan menggunakan alat bantu tulis dantape recorder.

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

(70)

2) Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti mengumpulkan data dari kader di 23 posyandu dan data dari Puskesmas Ciputat Timur. Setelah data diambil peneliti menyeleksi calon responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. 3) Setelah mendata yang sesuai dengan kriteria responden,

kemudian peneliti mengadakan pertemuan dengan responden untuk melakukaninformed consentdan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian ini.

4) Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden, kemudian hasil dari kuesioner tersebut dianalisis dengan menggunakan

softwarestatistik.

5) Peneliti melakukan FGD untuk memperkuat atau mengkalrifikasi data yang didapat melalui kuesioner dengan menggunakan pedoman FGD.

b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Data yang dapatkan sangat dibutuhkan untuk bahan pembuatan laporan penelitian. Ada beberapa metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1) Kuesioner

(71)

responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Widoyoko, 2013). Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam metode kuesioner yaitu sebagai berikut:

a) Setelah responden menandatangani lembar informed consent, responden diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden diberikan kesempatan bertanya jika ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas.

b) Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 20 menit untuk masing-masing responden.

c) Responden diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada di kuesioner, dan setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

d) Peneliti penyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang terisi lengkap. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.

(72)

kuesioner. FGD dilaksanakan satu kali pada tanggal 02 Juni 2015 kepada 6 responden setelah data kuantitatif selesai.

Hal yang perlu diperhatikan pada FGD bahwa kelompok sasaran yang dipilih harus lah homogen, dalam penelitian ini yaitu ibu primigravida di wilayah kelurahan Rempoa. FGD dapat dilakukan dalam waktu satu sampai dua jam yang akan dipimpin oleh moderator (Nursalam, 2008). Sebelum memulai FGD, peneliti harus memperhatikan lokasi dan waktu yang tepat untuk melakukan FGD ini agar memperoleh data yang valid dan akurat (Pawito, 2007).

Menurut Budiarto (2004) bahwa prosedur yang harus dilakukan dalam FGD, yaitu sebagai berikut:

Persiapan

a) Menentukan tujuan dan penyusunan pedoman diskusi sesuai dengan pokok bahasan.

b) Menentukan kriteria peserta diskusi.

c) Menentukan jumlah peserta dalam satu kelompok dan banyaknya kelompok yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.

d) Mencari peserta diskusi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan diusahakan agar homogen.

e) Menentukan moderator yang akan memimpin diskusi. f) Mempersiapkan pentranskripsi dan fasilitas lain, seperti

(73)

g) Mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan. h) Mengadakan perjanjian dengan peserta tentang tempat dan

waktu pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan

a) Awalnya moderator beserta timnya memperkenalkan diri pada peserta diskusi dan menjelaskan tujuan diskusi serta dimohon agar setiap peserta berperan aktif.

b) Moderator membimbing diskusi ke arah permasalahan yang menjadi pokok bahasan, moderator tidak menggurui, tetapi memberikan kebebasan peserta dalam mengemukakan pendapatnya.

c) Selama diskusi, moderator hendaknya tidak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang pokok bahasan.

(74)

dikhawatirkan oleh pendapat pertama tidak beralasan. Dalam hal ini fasilitator dapat menentukan apakah ia akan menganut pendapat yang pertama atau pendapat yang kedua.

e) Semua pembicaraan dalam diskusi dicatat dan direkam sebagai bahan yang akan digunakan dalam analisis dan penulisan laporan.

f) Setelah diskusi selesai ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta diskusi.

Analisis

a) Hasil data tidak di analisis secara kualitatif, tetapi digabungkan dengan hasil kuantitatif dan digunakan memperkuat hasil kuantitaif.

b) Semua pembicaraan serta komentar peserta tidak diinterpretasi, tetapi ditulis apa adanya.

c) Apa yang dikatakan oleh peserta diskusi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menarik kesimpulan.

G. Pengolahan Data

(75)

1. Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data terkumpul. Hal yang perlu diperhatikan dalam editing adalah kelengkapan identitas pengisian, kelengkapan jawaban, jawaban relevan dengan pertanyaan, dan konsistensi jawaban.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengelolaan dan analisis data menggunakan komputer. Dalam coding data yang berbentuk huruf diubah menjadi bentuk angka/bilangan. Misalnya untuk jawaban benar diberi kode 1, dan jawaban salah diberi kode 0.

3. Entry

Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini adalah menggunakansoftwarestatistik.

4. Melakukan Teknik Analisa

Gambar

Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................... 62
gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan membuat
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

kelompok gaya belajar siswa yakni, auditori, visual, dan VAK (kombinasi gaya. belajar visual, auditori

http://www.kontras.org/munir/Nota%20Keberatan.pdf , diakses tanggal 29 November 2015, Nota Keberatan Atas Surat Dakwaan Nomor Register Perkara: PDM- 1305/JKT.PST/07/05 pada

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

Berikut merupakan penjelasan mengenai Laston yang diperoleh dari Pustran Balitbang PU (SNI 03-1737-1989), Lapis Aspal Beton ( Laston ) adalah suatu lapisan pada konstruksi

Jarak garis g terhadap parabola adalah jarak garis g ke garis singgung parabola tersebut yang sejajar dengan garis g.. Teori:

 Faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi retail waralaba berdasarkan hasil analisis dan preferensi responden adalah faktor relative lokasi.

Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan