• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan untuk merawat dan menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi (Gupte, 2004). Perawatan bayi baru lahir terdiri dari ASI eksklusif, perawatan mata, perawatan kulit, memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pakaian bayi, imunisasi, perawatan bayi secara umum,

observasi bayi (Datta, 2007). Berikut ini adalah perawatan bayi baru lahir yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan salah satu praktik perawatan bayi baru lahir yang penting yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas di antara bayi di Dunia (Opara dkk, 2012). Perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Hidayat, 2009). Tali pusat bayi dibersihan minimal dua kali sehari dengan menggunakan sedikit sabun dan air hangat (Murray dkk, 2006). Prinsip perawatan tali pusat yang harus diperhatikan adalah tidak meletakkan apapun pada daerah sekitar tali pusat; menjaga agar daerah sekitar tali pusat bayi tetap kering dan bersih; jika tali pusat bayi kotor, cuci dengan air matang dan sabun secara hati-hati dan keringkan dengan kain bersih; dan jika terdapat tanda infeksi tali pusat, segera bawa ke pelayanan kesehatan (Sodikin, 2009). Tanda tali pusat terinfeksi adalah jika tali pusat mengeluarkan nanah atau darah, dan jika tali pusat mengalami inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan panas jika disentuh (Murray dkk, 2006). Menurut Bobak dkk (2005), Hidayat (2009), Leveno dkk (2012), dan Sodikin (2009) langkah-langkah ibu dalam melakukan perawatan pada tali pusat adalah sebagai berikut: a. Persiapan alat

1) Kain kassa

3) Air bersih dan sabun b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum melakukan perawatan tali pusat

2) Bersihkan daerah sekeliling pangkal tali pusat atau tempat tali pusat menyatu dengan kulit sampai ke ujung tali pusat dengan menggunakan kassa atau cotton bud yang telah dicelupkan dengan air hangat atau air sabun atau sesuai instruksi dokter 3) Bilas dan keringkan dengan kasa

4) Pertahankan tali pusat tetap terbuka, agar tali pusat lebih cepat kering dan lebih mudah lepas jika terpajan dengan udara

5) Jika tali pusat ditutup akan menyebabkan tali pusat lembab, dan menyebabkan resiko tinggi infeksi

6) Jika terpaksa harus ditutup, tutup dan ikat tali pusat secara longgar dengan kasa steril

7) Jika tali pusat terkena feses atau urin, cuci bersih dengan sabun dan air, kemudian keringkan

8) Cuci tangan ibu setelah melakukan perawatan tali pusat.

Tali pusat terlepas lebih kurang setelah satu minggu sampai 10 hari setelah bayi lahir, yang akan membentuk jaringan granulasi dan setelah sembuh membentuk umbilikus (Bobak dkk, 2005; Leveno dkk, 2012). Tali pusat yang terlepas akan terlihat beberapa tetes darah saat bayi menangis, tetapi hal ini tidak perlu ditakuti karena akan pulih dengan sendirinya (Bobak dkk, 2005).

2. Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi (Sodikin, 2009). Menurut Bobak dkk (2005), Gupte (2004), Hidayat (2009), dan Putra (2012) langkah-langkah memandikan bayi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan alat

1) Bak mandi berisi air hangat

2) Satu set pakaian (baju bayi, popok, dan lain-lain)

3) Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak, kapas air matang,cotton but, minyak telon bila perlu

4) Handuk dan waslap b. Tindakan

2) Siapkan dan dekatkan semua peralatan

3) Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±240C) dan tidak berangin 4) Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur

suhu airnya dengan siku ibu/pergelangan tangan ibu bagian dalam

5) Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang sudah dibasahi air atau tisu basah

6) Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi dengan handuk agar tetap hangat

7) Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kantus dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas harus diganti untk mencegah kontaminasi pada mata

8) Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas ataucotton but

9) Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap tanpa membuka handuk di badan bayi

10) Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian seluruh tubuh

11) Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)

12) Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong bayi

13) Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh dengan handuk, terutama semua lipatan kulit karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan luka

14) Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan anda, jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya dan dapat menyebabkan masalah pernapasan

15) Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru 16) Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun.

3. Pijat Bayi

Pijat bayi adalah sentuhan pijat kepada bayi yang bertujuan untuk membuat bayi menjadi rileks, meningkatkan efektivitas istirahat/tidur bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, menstimulus aktivitas nervus vagus

untuk perbaikan pernapasan, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel (Subakti dan Anggrani, 2008). Pijat bayi dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan, serta dapat dilakukan 1-2 jam setelah makan/minum (Datta, 2007). Keadaan yang tidak diperbolehkan untuk memijat bayi, yaitu saat bayi lapar atau baru selesai makan, saat bayi sedang demam atau sakit, saat bayi sedang tidur, keadaan ruangan sangat dingin/pengap, dan bayi tampak tidak nyaman atau gelisah (Putra, 2012; Subakti dan Anggrani, 2008). Menurut Putra (2012), Suririnah (2009), dan Subakti dan Anggrani (2008) langkah-langkah melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi (pagi hari sebelum mandi, 15 menit setelah bayi makan, malam hari menjelang bayi tidur)

2) Persiapkan ruangan yang tenang dan nyaman

3) Tempat yang empuk, lembut, rata, dan bersih (kasur, busa yang dilapisi kain lembut)

4) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi

5) Popok atau kain untuk menutup bagian tubuh bayi setelah di pijat

6) Baju ganti untuk mengganti baju lama setelah di pijat

7) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion, minyak zaitun, minyak kelapa)

8) Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka)

9) Pastikan kuku ibu dalam keadaan terpotong pendek dan tidak menggunakan cincin atau perhiasan

10) Letakkan bayi pada posisi nyaman yaitu posisi bayi telentang dengan tatapan mata antara ibu dan bayi saling beradu pandang b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu sebelum memijat bayi

2) Usahakan tangan ibu dalam keadaan hangat agar bayi merasa nyaman dengan usapan ibu

3) Sebelum memijat, coba dahulu minyak yang akan digunakan pada kulit bayi dan tunggu selama 30 menit untuk melihat adanya reaksi alergi

4) Urutan pijat bayi, dapat diulang sebanyak enam kali

Tahap 1. Kaki, merupakan bagian terbaik untuk memulai pijatan karena bagian ini adalah bagian yang paling tidak sensitif diantara bagian tubuh lainnya

a) Pijat bayi dengan cara perahan india, yaitu memegang kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft ball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian seperti memerah susu

b) Peras dan putar yaitu dengan memegang kaki bayi dari pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki

c) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki

d) Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut pada setiap ujung jari

e) Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan menggunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari-jari

ke arah tumit, selanjutnya dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit

f) Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari tumit ke jari-jari

g) Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian

h) Peras dan putar pergelangan kaki bayi dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari lain ibu

i) Perahan swedia yaitu dengan memegang pergelangan kaki bayi, kemudian menggerakkan tangan ibu secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha

j) Gerakan menggulung yaitu pegang pangkal paha dengan kedua tangan ibu, kemudian buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki

k) Gerakan akhir yaitu rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan ibu secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha, kemudian usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki

Tahap 2. Perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk bayi

a) Mengayuh sepeda yaitu dengan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan da kiri

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu angkat kedua kaki dengan salah satu tangan, dan pijat perut bayi dari atas sampai ke jari-jari kaki

c) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut, dan gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri

d) Bulan-matahari yaitu dengan membuat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali, gunakan tangan kanan untuk membentuk gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama

e) Gerakan I Love You yaitu pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan

kanan membentuk huruf “I”, setelah itu pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas begitu juga sebaliknya, kemudian pijat perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah

f) Gelembung atau jari berjalan yaitu letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara

Tahap 3. Dada

a) Jantung besar yaitu buat gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati bayi, buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati

b) Kupu-kupu yaitu membuat gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada, ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati, kemudian gerakan tangga kiri ibu ke bahu kiri bayi dan kembali ke ulu hati Tahap 4. Tangan

a) Gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah, tetapi jika terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan

b) Selanjutnya pijatan yang dilakuakan pada tangan sama seperti pada kaki dariperahan india sampai gerakan menggulung

Tahap 5. Muka, tahap ini tidak memerlukan minyak

a) Menyetrika dahi yaitu letakkan jari-jari kedua tangan ibu pada pertengahan dahi, tekan jari-jari ibu dengan lembut mulai dari tengah dahi ke arah luar, kemudian gerakkan ke bawah ke depan pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, lalu gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata

b) Menyetrika alis yaitu letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata, gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis

c) Senyum 1, yaitu letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis, tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum

d) Senyum 2 yaitu letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung, gerakkan kedua jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum

e) Senyum 3 yaitu letakkan kedua ibu jari di tengah dagu, tekankan dua jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas pipi seolah memuat bayi tersenyum

Tahap 6. Punggung

a) Gerakan maju mundur yaitu tengkurapkan bayi melintang di depan ibu dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebalah kanan ibu, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali ke leher lagi

b) Gerakan menyetrika yaitu pegang pantat bayi dengan tangan kanan dan tangan kiri memijat mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

c) Ulangi gerakan menyetrika, tetapi dengan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi d) Gerakan melingkar yaitu buatlah gerakan melingkar kecil

dengan jari-jari kedua tangan ibu dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat

e) Gerakan menggaruk yaitu tekankan dengan lembut kelma jari-jari tangan kanan ibu pada punggung bayi dan buat gerakan menggaruk ke bawah menjang sampai ke pantat tetapi pastikan kuku ibu sudah di potong pendek.

4. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

WHO dan UNICEF menjelaskan bahwa bayi harus diberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI (Soedjatmiko, 2009). ASI adalah makanan lengkap yang diperlukan selama 6 bulan pertama kelahiran untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal (Wong dkk, 2009). Komposisi ASI yang diprosuksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur) (PERINASIA, 2012). Komposisi ini sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing (PERINASIA, 2012). Pembagian komposisi ASI menurut PERINASIA (2012) yaitu:

a. Kolostrum, adalah ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-3 atau ke-5 yang berwarna bening dan kuning serta hanya sedikit ASI yang keluar.

b. ASI transisi, adalah ASI yang keluar dari hari ke-3 atau ke-5 sampai hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

c. ASI matang, adalah ASI yang keluar setelah hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

ASI sangat bermanfaat untuk bayi, ibu, keluarga, dan negara (PERINASIA, 2012). Manfaat pemberian ASI terdiri dari manfaat untuk bayi (sebagai nutrisi/zat gizi yang sesuai untuk bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung zat protektif, memiliki efek psikologis yang baik utnuk bayi, memberikan pertumbuhan yang baik

untuk bayi, meningkatkan kecerdasan, mengurangi kejadian karies dentis, dan mengurangi kejadian maloklusi), manfaat untuk ibu (pada aspek kesehatan ibu untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mengurangi kemungkinan menderita karsinoma mammae, aspek keluarga berencara untuk menjarangkan kehamilan/sebagai kontrasepsi yang aman, dan aspek psikologis), manfaat untuk keluarga (aspek ekonomi, aspek psikologis dan aspek kemudahan), dan manfaat untuk negara (menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa) (PERINASIA, 2012; Roesli, 2005).

Bayi baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga jam dengan jumlah total 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-kurangnya satu bulan (Wong dkk, 2009). Kriteria utama yang menentukan peningkatan asupan ASI pada bayi yaitu teknik menghisap yang benar, jadwal pemberian ASI yang tidak kaku, dan pemberian posisi yang benar agar bayi dapat menempel ke payudara (Wong dkk, 2009). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet (PERINASIA, 2012). Menurut PERINASIA (2012) dan Wong dkk (2009) langkah-langkah yang harus diketahui ibu dalam memberikan ASI kepada bayi dengan benar adalah sebagai berikut:

a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar areola ibu sampai sedikit basah

b. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman, pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan. Perut bayi menempel dengan badan ibu, kepala bayi menghadap ke payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

c. Payudara ibu dipegang oleh ibu dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areola saja

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) yaitu dengan cara sentukan bibir bawah bayi atau pipi bayi dengan puting ibu, bayi akan memberi respon dengan berputar ke arah payudara dan membuka mulutnya

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting dan areola dimasukkan ke mulut bayi. Kemudian bayi mulai mengancing mulutnya dengan benar, sebagian besar areola harus berada di dalam mulut bayi, dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan bibir bawah bayi membuka keluar f. Apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh payudara, ibu dapat

mengangkat panggul bayi, sehingga memberikan lebih banyak ruang untuk bernapas

g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara ibu tidak perlu dipegang atau disanggah lagi

h. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi adalah dengan menekan payudara yang akan membuat puting terlepas dari mulut bayi, atau dapat juga dengan lembut memasukkan jari tangan ibu ke sudut mulut bayi, diantara kedua gusi untuk menghentikan isapan dan dagu bayi ditekan ke bawah. Jika langsung menarik bayi begitu saja tanpa menghentikan isapan dapat menimbulkan nyeri pada puting

i. Ketika bayi sudah sudah kenyang, bayi akan melepas sendiri puting ibu

j. Setelah selesai menyusui bayi, sebaiknya ibu mengoleskan sedikit ASI ke puting ibu

k. Setelah selesai memberikan ASI, bayi disendawakan yang bertujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusui. Caranya adalah posisikan bayi yang nyaman (digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu atau tidur telengkup di pangkuan ibu) kemudian punggung bayi ditepuk secara perlahan-lahan.

5. Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke tubuh agar tubuh membuat

zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2008). KEMENKES (2013) menyatakan imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.

a. Imunisasi wajib, terdiri dari

1) imunisasi rutin, yaitu imunisasi yang dilakukan terus menerus sesuai dengan jadwal yang terdiri dari imunisasi dasar (BCG, hepatitis B, DPT, polio, dan campak), dan imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun/batita, anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur (KEMENKES, 2013). 2) imunisasi tambahan (imunisasi yang diberikan pada kelompok

umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu), dan imunisasi khusus (imunisasi yang dilakukan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu yaitu imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies) (KEMENKES, 2013).

b. Imunisasi pilihan, terdiri dari imunisasi Haemophillus influenza tipe b (Hib), Pneumkokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mumps Rubella, Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papilloma Virus/HPV, danJapanese Encephalitis(KEMENKES, 2013).

Imunisasi dasar yang wajib di Indonesia, terdiri dari imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan Campak (KEMENKES, 2013).

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tuberculosis/TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG (Hidayat, 2008). Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan dan

Dokumen terkait