• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokas"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

3 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya

sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sistem Informasi

Perencanaan yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Gerai

Makanan Cepat Saji Di Mulyosari” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini tidak akan terlesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg., Surya Hadi Kusuma, ST. MT. dan Ajeng

Nugrahaning Dewanti, ST. M.Sc. selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan yang telah memberikan bimbingan dlaam penyelesaian makalah ini.

2. Teman-teman mahasiswa PWK 2012 yang telah membantu kelancaran

penyelesaian makalah ini.

3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan

ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Makalah ini penulis harapkan dapat memberikan berbagai informasi dan data yang

bermanfaat bagi perkembangan wilayah dan kota khususnya yang berhubungan dengan

mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan.

Surabaya, 28 desember 2014

(4)

4 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 3

DAFTAR ISI ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 6

DAFTAR TABEL ... 6

BAB I ... 7

PENDAHULUAN ... 7

1.1 Latar Belakang ... 7

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II ... 10

TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Retail ... 10

2.1.1 Pengertian Retail ... 10

2.1.2 Pengertian Waralaba ... 11

2.2 Teori-Teori Terkait Pemilihan Lokasi Retail Waralaba ... 11

2.3 Sintesa Teori Pemilihan Lokasi Retail Waralaba ... 14

2.4 Alat Analisis ... 16

2.4.1 Analisis Gravity Model (Teori Titik Henti) ... 16

2.4.2Confirmatory Factor Analysis (CFA) ... 16

BAB III ... 17

GAMBARAN UMUM ... 17

3.1 Profil Restaurant Cepat Saji Mc.Donald ... 17

3.1.1.1 Persebaran Restaurant Mc Donald di Surabaya ... 17

BAB IV ... 20

ANALISIS ... 20

4.1 Metode Analisis Data ... 20

4.1.1 Alur Berpikir ... 20

4.1.2 Metode Pengumpulan Data ... 21

4.1.3 Jenis, Alat dan Tujuan Analisis ... 21

4.1.4 Profil Responden ... 22

4.2 Analisis Lokasi ... 22

4.2.1 Analisis Gravity ... 22

4.2.2 Pohon Hirarki ... 23

(5)

5

4.3 Analisis Pemilihan Pasar ... 26

4.3.1 Tingkat Perekonomian ... 26

4.3.2 Tingkat Persaingan ... 27

4.4 Analisis Kesesuaian Teori ... 28

BAB V ... 31

PENUTUP ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Lesson Learned ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(6)

6 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jalur Distribusi Barang... 10

Gambar 2. Gambar Persebaran McDonald's di Surabaya ... 18

Gambar 3. Gambar Denah McDonald's Mulyosari ... 19

Gambar 4. Gambar Pohon Hirarki ... 23

Gambar 5. Gambar Peta Persebaran Perumahan ... 37

Gambar 6. Gambar Peta Persaingan ... 38

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Sintesa Teori Pemilihan Loakasi ... 14

Tabel 2. Tabel Variabel Penelitian ... 15

Tabel 3. Tabel Persebaran McDonald's di Kota Surabaya ... 17

Tabel 4. Tabel Jenis Penelitian ... 21

Tabel 5. Tabel Hasil Kuisioner ... 25

Tabel 6. Tabel Pembobotan Hasil Output SPSS ... 26

Tabel 7. Tabel Analisis Kesesuaian Teori ... 28

(7)

7 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi dewasa ini

sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di dunia baik di bidang

ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini juga tentunya akan mempengaruhi perkembangan

struktur perekonomian secara global. Di samping itu dengan semakin berkembangnya

perekonomian mengakibatkan timbulnya perusahaan-perusahaan baru, yang pada

akhirnya meningkatkan persaingan antar perusahaan sehingga menjadi

tantangan-tantangan bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam meningkatkan

penjualan. Terlihat juga perusahaan-perusahaan yang memilih makanan siap saji yang

masuk ke Indonesia.

Pendekatan bisnis melalui sistem waralaba (franchise) merupakan salah satu strategi

alternatif bagi perusahaan untuk mengembangkan ekonomi dan usaha di masa

mendatang. Melalui proses kemitraan waralaba yang saling menguntungkan antara

perusahaan (selaku penerima waralaba franchising) dengan pemberi waralaba, akan

dapat memajukan suatu bisnis.

Saat ini semakin banyak dijumpai restoran cepat saji yang bersifat waralaba lokal

maupun asing. Di Indonesia salah satu restoran cepat saji yang berkembang di

Indonesia adalah Mc Donald yang merupakan market dari bisnis waralaba makanan

cepat saji yang ada di Indonesia dengan produk andalan daging ayam goring, karena

Indonesia merupakan suatu negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi

daripada daging jenis lain. Bisnis waralaba yang bergerak dalam bidang makanan cepat

saji dengan menu andalan ayam goreng saat ini cukup banyak berkembang.

Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia

salah satunya yaitu di Surabaya. Keberadaan waralaba semakin marak beberapa tahun

terakhir ini tidak mungkin untuk dihindari lagi. Waralaba merupakan strategi bisnis yang

efektif untuk mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan.

Perkembangan Kota Surabaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis

menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya

persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha

baru yang bergerak dibidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis

yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami kemajuan.

(8)

8 tempat makan yang menyediakan layanan cepat saji (fast food) karena masyarakat

cenderung disibukkan dengan berbagai aktivitas yang padat. Perusahaan cepat saji ini

selalu berkembang pesat setiap tahunnya dengan jumlah pelanggan yang semakin

banyak.

Memilih lokasi dalam melakukan kegiatan tersebut merupakan salah satu elemen

yang penting, dimana dalam memilih lokasi kita dapat mengetahui apa saja strategi

yang harus dilakukan dan rencana apa saja yang harus dibuat. Hal ini sangat penting,

karena lokasi akan mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi

juga komponen eksternal serta variable-variabel penentu lain seperti biaya dan mata

uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi

efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya

aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena

itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang memilih lokasi dan letak

yang tepat. Dalam memilih lokasi pasti muncul banyak pertimbangan, karena kita tidak

bisa sembangan dalam memilih suatu lokasi dan letak yang tepat. Pemilihan lokasi usaha

juga harus berpatokan pada perkembangan pembangunan suatu daerah yang seing kali

menimbulkan dampak baik positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kinerja

dan perkembangan usaha.Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan

maksimum dan efisiensi baik bagi pedagan maupun konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini dengan judul Faktor yang Mempengaruhi

Penentuan Lokasi Gerai Fast Food di Mulyosari Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui teori – teori penentuan lokasi retail dan menarik sintesa dari

pendapat pakar tersebut.

2. Mengetahui keterkaitan antara teori – teori penentuan lokasi retail dengan

kondisi retail yang menjadi studi kasus.

3. Mengetahui faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail berdasarkan

hasil analisis dan prefrensi responden.

4. Mengetahui fakta empiri dari keseluruhan proses analisis penentuan faktor Lokasi

Gerai Fast Food (KFC dan Mc. Donald) Mulyosari Surabaya.

1.3 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami paparan dalam makalah, maka

penulisan makalah ini terbagi menjadi beberapa bab. Pembagian bab tersebut adalah

(9)

9 BAB I merupakan Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan

makalah, serta sistematika penulisan.

BAB II merupakan Tinjauan Pustaka yang berisi pengertian kawasan retail,

teori-teori terkait dengan pemilihan lokasi retail, serta sintesa atau matriks teori-teori pemilihan

lokasi retail.

BAB II merupakan Gambaran Umum yang berisi profil retail Gerai Fast Food (KFC

dan Mc. Donald) Mulyosri Surabaya dan gambaran lokasi mengenai Gerai Fast Food (KFC

dan Mc. Donald) Mulyosari Surabaya.

BAB IV merupakan Analisis yang berisi analisis pemilihan lokasi, analisis titik henti,

analisis faktor, dan analisis kesesuaian teori.

BAB V merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dan lesson learned dari

(10)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Retail

2.1.1 Pengertian Retail

Retail merupakan semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung

kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi

penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi (Gilbert, 2003). Dalam jalur distribusi

barang, retail berada id antara pedagang besar dengan konsumen akhir. Adapun jalur

distribusi barang dapat dilihat pada gambar berikut ini

Sumber : Ibid, 2006

Retail dapat diklasifikasikan dalam banyak cara salah satunya berdasarkan aktivitas

penjualan barang. Penggolongan tersebut adalah retail kecil dan retail besar. Retail kecil

mayoritas dimiliki oleh indivisu, sedangkan retail besar mayoritas dimiliki oleh organisasi

besar seperti departemen store, supermarket, warehouse, maupun catalog store. Selain itu,

tipe retail dapat dilihat berdasarkan konsep took (Pintel dan Diamond, 1971) :

a. Central Business Districts (CBD)

CBD biasanya terdiri dari berbagai tempat perbelanjaan yang tidak direncanakan di

sekitar titik-titik geografis yang dapat dicapai oleh semua transportasi umum. Pada

umumnya CBD terletak di pusat kota dan di mana kota tersebut berasala secara

historis.

b. Secondary Business District (SBD)

SBD adalah sebuah kawasan perbelanjaan yang lebih kecil dibandingkan CBD dan

berpusat di sekitar satu departement store di persimpangan jalan utama.

c. Neighborhood Business District (NBD)

NBD adalah sebuah kawasan perbelanjaan yang berkembang untuk memuaskan

kebutuhan perbelanjaan yang conveniece-oriented dari suatu lingkungan, umunya

terdiri dari beberapa toko kecil (dengan retailer utama adalah supermarket), dan

NBD terletak di arteri utama dari kawasan permukiman

d. Shopping Center

Shopping Center atau mall adalah sebuah kawasan perbelanjaan yang

dikelola, direncanakan, dan memiliki fasilitas parkir

e. Anchor Stores

(11)

11 Anchor stores adalah toko-toko di pusat perbelanjaan yang mendominasi dan

diharapkan untuk menarik konsumen ke pusat perbelanjaan.

f. Free-Standing Retailer

Free-Standing Retailer pada umumnya terletak di sepanjang arteri lalu lintas utama

dan tidak memiliki pengecer yang berdekatan untuk berbagi lalu lintas.

2.1.2 Pengertian Waralaba

Waralaba/franchising adalah perjanjian pembelian hak untuk menjual produk dan

jasa dari pemilik usaha. Pemilik usaha disebut sebagai franchisor atau seller, sedangkan

pembeli franchising disebut dengan franchisee. Dalam perjanjian waralaba, franchisor akan

memberikan bantuan dalam memproduksi, operasional, manajemen dan bahkan masalah

keuangan. Biasanya franchisor akan membantu franchisee mulai dari tahap awal usaha

seperti pemilihan lokasi, mendesian toko, peralatan cara memproduksi, standarisasi bahan,

recruiting dan training pegawai. Secara ringkas pengertian lain waralaba adalah hubungan

bisnis antara pemilik merk, produk dan sistem operasional dengan pihak kedua berupa

pemberian izin pemakaian merk, produk, sistem operasional dalam jangka waktu tertentu

(Ma’aruf, 2005).

Menurut artikel yang ditulis oleh Tri Raharjo (2009), terdapat beberapa definisi

franchise atau waralaba, yaitu :

 International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise.

 Campbell Blak menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merk dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merk

tersebut.

 Davis J. Kauffman member definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil yang digaransi dengan

membayar sejumlah fee.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis waralaba adalah hubungan

kontraktual antara franchisor dengan franchisee dimana franchisormenawarkan dan wajib

memelihara kepentingan yang terus menerus pada usaha waralaba seperti bidang

pengetahuan dan pelatihan. Waralaba beroperasi di bawah merk atau nama dagang yang

sama, format dan prosedur dimiliki atau dikendalikan oleh franchisor dimana franchisee

telah melakukan investasi di dalamnya dengan sumber dananya sendiri.

2.2 Teori-Teori Terkait Pemilihan Lokasi Retail Waralaba

Teori-teori yang terkait dengan pemilihan lokasi retail waralaba antara lain adalah :

(12)

12 Bagi seorang retailer untuk menentukan lokasi yang tepat bagi tokonya perlu

memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

- Luas daerah perdagangan - Dapat dicapai dengan mudah - Potensi pertumbuhannya - Lokasi toko-toko saingan

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi potensi penjualan dari lokasi toko baru

adalah:

- Dapat dicapai dengan mudah - Populasi penduduk

- Pesaing

- Batas-batas daerah perdagangan

 Jones dan Simmons (1993)

Beberapa faktor kunci dalam pemilihan lokasi bagi retai adalah :

- Ukuran tanah yang digunakan, dengan indikator sebagai berikut :

a. Rata-rata lalu lintas harian dari rute dengan akses langsung terhadap lokasi

retail

b. Jarak terhadap pemberhentian transportasi terdekat

c. Banyaknya tenaga kerja dalam 10 menit jalan dari lokasi

- Sosio ekonomi dan demografi, dengan indikator sebagai berikut : a. Jumlah dari rumah tangga

b. Rata-rata pendapatan

c. Penentuan rumah tangga yang memiliki anak

d. Presentase pekerja profesional

- Persaingan, dengan indikator sebagai berikut : a. Jumlah pesaing utama dari radius 1 km

b. Jumlah pesaing sekunder dalam radius 2 km

 Sin (1982)

Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi kegiatan perdagangan adalah :

- Spatial atau geografis, yang berkaitan dengan karakteristik seperti ruang, jarak, aksesibilitas, ukuran, bentuk, aglomerasi, serta posisi relatif lokasi dalam

keseluruhan.

- Faktor-faktor lainnya yaitu ekonomi, politik, budaya, sehingga saling berpengaruh antara faktor spasial dan aspasial. Selain itu, perlu pula memperhatikan faktor

(13)

13  Robinson (1974)

Terdapat 6 kriteria yang dilihat dalam ilmu yang berpengaruh dalam dalam pemilihan

lokasi retail adalah :

- Bahan mentah

- Sumber daya tenaga (power resource) - Suplai tenaga kerja

- Suplai air - Pemasaran

- Fasilitas transportasi

 Diana (2003)

Faktor-faktor penentu berkembangnya lokasi perdagangan meliputi :

1. Jumlah penduduk pendukung

Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas

penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan.

Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah pelayanan tetapi

luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena faktor ini

bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas

perdagangan.

2. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui

kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan

kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas

parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegaiatan

perdagangan.

3. Keterkaitan spasial

Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa ambang batas

penduduk dan pasar menjadi halyang penting sedangkan pada lokasi

perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan

merupakan hal yang penting.

4. Jarak

Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun

menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan

penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat

perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik

(14)

14 5. Kelengkapan fasilitas perdagangan

Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan lokasi

berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang

tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada

tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat

diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja

barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk

kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen

cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas

yang memadai.

2.3 Sintesa Teori Pemilihan Lokasi Retail Waralaba

Berdasarkan dari beberapa variabel dalam teori lokasi retail sebagaimana

disebutkan di atas berikut adalah variabel yang akan digunakan dalam analisa faktor

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi retail modern di

Kota Surabaya :

Tabel 1. Tabel Sintesa Teori Pemilihan Loakasi

No Tokoh Variabel

Pembentuk

Sub Variabel Variabel yang

Aksesibilitas Posisi relatif lokasi, jarak terhadap

(15)

15

Persaingan Lokasi toko–toko lokasi pesaing,

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Berdasarkan tabel sintesa teori di atas terdapat 4 variabel pembentuk yakni,

demografi psikografis, aksesibilitas, dan persaingan yang menghasilkan variabel. Akan tetapi

tidak semua variabel yang digunakan. Variabel disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

makalah ini yaitu faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi gerai makanan cepat saji di

Mulyosari dilihat dari preferensi masyarakay. Oleh karena itu variabel yang cenderung ada

disisi pemilik McD dan KFC tidak dipertimbangkan. Setelah variabel yang terpilih

dikelompokkan kembali dan digunakan dalam pembentukan pola pikir.

Tabel 2. Tabel Variabel Penelitian

No. Aspek Variabel

1. Aksesibilitas Posisi relatif lokasi

Kemudahan mencapai lokasi

Jarak antara pusat kegiatan

2. Demografi Populasi penduduk

Rata-rata pendapatan

Jumlah penduduk pendukung

3. Persaingan Lokasi pesaing

Jenis dan tingkat persaingan

Kelengkapan fasilitas dibandingkan pesaing

(16)

16 2.4 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penentual lokasi retail dengan spesifikasi bisnis waralaba ini adalah analisis gravity

model dengan menggunakan teori titik henti dan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

2.4.1 Analisis Gravity Model (Teori Titik Henti)

Gravity model digunakan secara luas dalam teknik menentukan lokasi retail. Metode

ini berasal dari William J. Reilly’s yang disebut dengan Hukum Gravity Ritel. Pada intinya, metode ini merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku manusia

yang mengukur bahwa setiap individu kemungkinan akan tertarik menuju ritel bergantung

pada jarak tempuh, jarak tempuh ke took alternative, dan keunggulan masing-masing

lokasi. Hukum Reilly’s secara sederhana dapat diibaratkan sebagai batasan area

perdagangan, dengan cara menentukan titik yang berbeda dari dua kota atau dua wilayah,

maka masing-masing luasan area perdagangan dapat ditentukan.

Teori Titik Henti

Teori titik henti merupakan modifikasi dari teori gravitasi W. J. Reilly. Teori ini

dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara dua

wilayah dan dapat memperkirakan penempatan lokasi suatu industry atau pusat

pelayanan. Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberapa syarat yaitu :

1. Keadaan ekonomi penduduk relatif sama

2. Topografi wilayah datar

3. Sarana prasraana transportasi memadai

4. Daya beli masyarakat sama

Teori titik henti yang dilakukan menggunakan data jarak jalan antara dua lokasi retail

sehingga tidak menggunakan garis khayal sebagai jarak.

2.4.2Confirmatory Factor Analysis (CFA)

CFA menurut Joreskog dan Sorborn (1993) digunakan untuk menguji unidimensional,

validitas dan reliabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung.

Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement

theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukkan

operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan

dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu (dalam Kusnendi, 2008:98)

Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model

pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan memiliki

dua focus kajian yaitu : (1) apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara

unidimensional, tepat, dan konsisten; (2) indikator-indikator apa yang dominan membentuk

(17)

17 BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Profil Restaurant Cepat Saji Mc.Donald

Mc donald’s pertama kali didirikan pada tahun 1937 oleh Richard & Maurice di

Pasadena. Pertama kalinya restoran Mc donald’s masih memakai konsep Drive In, konsep ini

terkenal pada saat itu. Restoran ini menerapkan sistem waralaba dimana sudah memiliki

perjanjian-perjanjian yang mendetail dan didistribusikan penjualannya secara langsung, jadi

setiap toko memiliki produk yang dijual sama. Selain itu Mc donalds’s juga menerapkan

prosedur operasi standar (Standart Observation Checklist) yang dimana semuanya makanan

yang dijual harus memiliki standar yang sama. Mc donald’s juga membuka Hamburger

University pada tahun 1961 digunakan untuk pelatihan orang yang akan menjadi waralaba

Mc donald’s.

Mc donald’s di Indonesia pertama kali tahun 1991. Indonesia adalah negara yang ke

70 yang memakai waralaba Mc donald’s. Pemiliki Mc donald’s di Indonesia adalah H.

Bambang N. Rahcmadi Msc MBA. Pemiliki Mc donald’s mengikuti training selama 1 tahun

dan restoran Mc donald’s pertama kali didirikan di Sarinah Jakarta. Perkembangan yang

sangat cepat. Saat ini Mc donald’s memiliki 109 restoran di seluruh Indonesia.

3.1.1.1 Persebaran Restaurant Mc Donald di Surabaya

Di Kota Surabaya, persebaran restaurant cepat saji Mc Donald tidak sebanyak gerai

KFC yang ada di Kota Surabaya. Dari segi jumlah terdapat kurang lebih 10 gerai Mc Donald

yang tersebar di Surabaya barat, Timur, Pusat dan Selatan. Berikut merupakaan tabel

persebaran Restaurant Mc Donald di Kota Surabaya.

Tabel 3. Tabel Persebaran McDonald's di Kota Surabaya

Sumber: Surabaya.info 2014

No Nama Toko Lokasi

1 McDonald's Raya Darmo Jl. Raya Darmo no. 43

2 McDonald's Basuki Rachmat Jl. Basuki Rachmat no. 27-29

3 McDonald's Raya Margorejo Jl. Raya Margorejo no. 97-99

4 McDonald's Tunjungan Plaza 1 Jl. Basuki Rahmat no. 8-12

5 McDonald's Graha Famili Jl. Darmo Boulevard

6 McDonald's Pasar Atom Jl. Bunguran no. 45

7 McDonald's Mulyosari Jl. Raya Mulyosari

8 McDonald's Galaxy Mall Jl. Dharmahusada Indah Timur no. 37

9 McDonald's Mayjend Sungkono Jl. Mayjend Sungkono no. 153

10 McDonald's Jembatan Merah Plaza Jl. Jayangrono no. 2

11 McDonald's Plaza Surabaya Jl. Pemuda

(18)

18 Sumber: Google Earth, 2014

3.2 Gambaran Lokasi Mc Donald Mulyosari

Lokasi gerai restaurant siap saji Mc Donald yang ada di Mulyosari berlokasi di JL

Raya Mulyosari No 121 Kecamatan Mulyorejo. Mc Donald Mulyosari ini terletak di sekitar

permukiman Central Park Regency. Selain itu dan Mc Donald Mulyosari terletak di tepi jalan

Kolektor primer (4berdasarkan surabaya.go.id) dan terletak di dekat aktifitas perdagangan

dan jasa di sektarnya. Selain itu lokasi Mc Donald Mulyosari juga letaknya tidak terlalu jauh

dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopembber. Daari segi radius, Mc Donald Mulyosari

memiliki jarak 4,86 km dari Mc. Donald lainya yang berdekatan yaitu Mc Donald Manyar

kertoarjo. Berikut peta lokasi Mc. Donald Mulyosari.

(19)

19 Gambar 3. Gambar Denah McDonald's Mulyosari

(20)

20 BAB IV

ANALISIS

4.1 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah persepsi masyarakat

terkait dengan penentuan lokasi gerai makanan cepat saji McDonalds Mulyosari serta

kaitannya dengan teori-teori penentuan lokasi yaitu menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif yang meliputi beberapa sub pokok bahasan seperti alur berfikir, metode

pengumpulan data, dan profil responden.

4.1.1 Alur Berpikir

Alur berpikir merupakan alat atau metode penggambaran proses penelitian terhadap

suatu objek penelitian tertentu. Alur berpikir dapat berbentuk bagan yang menjelaskan

keterkaitan proses dari awal hingga akhir yakni tujuan akhir dari penulisan penelitian. Bagan

kerangka berpikir memudahkan identifikasi analisis yang diperlukan dalam penulisan

penelitian selain itu menjaga alur penulisan supaya tetap terfokus dan tidak melebar ke hal

lain diluar fokus penelitian. Untuk alur berpikir yang digunakan dalam penulisan makalah

persepsi masyarakat terkait dengan penentuan lokasi gerai makanan cepat saji Mc Donalds

Mulyosari di Kota Surabaya serta kaitannya dengan teori lokasi dapat dilihat pada bagan

atau diagram dibawah ini:

Latar Belakang Penulisan

Pemilihan Studi Kasus

Input

Proses

Output

Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail / Waralaba

Lokasi Gerai Makanan Cepat Saji McDonalds Mulyosari

Persepsi Konsumen terhadap Lokasi

Teori Lokasi Kawasan Retail / Perdagangan

Analisis Titik Henti

Analisis Kesesuaian Teori Lokadi dengan Kondisi Faktual Dilihat dari Perspektif Konsumen

Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh Perkembangan Sektor Perdagangan

(21)

21 Melalui diagram alur berpikir diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya penulisan

makalah persepsi masyarakat selaku konsumen kaitannya dengan penentuan lokasi gerai

cepat saji Mc Donalds di Jl. Mulyosari serta kaitannya denga teori lokasi adalah

membandingkan antara teori-teori lokasi kawasan perdagangan/ ritel dengan kondisi faktual

yang dapat diamati dari studi kasus yang dipilih. Kondisi faktual ini dijelakan melalui

orientasi wilayah studi kasus dan pendapat konsumen melalui kuisioner. Hasil analisis inilah

yang nantinya dapat diketahui faktor penentuan lokasi yang paling berpengaruh pada lokasi

studi yakni gerai makanan cepat saji Mc Donalds di Jl. Mulyosari.

4.1.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah, hal terpenting

adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam penulisan

suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

menganalisis penentuan lokasi gerai makanan cepat saji Mc Donalds di Jl. Mulyosari adalah

sebagai berikut

 Survei Primer

Survei primer atau survei lapangan adalah pengamatan langsung di lokasi

studi yakni di lokasi sekitar gerai makanan cepat saji McDonalds di Jl. Mulyosari.

Data-data yang dapat diambil melalui metode pengambilan data terkait dengan

penulisan makalah persepsi konsumen terhadap pemilian lokasi gerai makanan

cepat saji ini meliputi kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi) dan persepsi

konsumen McDOnald’s yang ditunjukkan dengan data kuisioner.

 Survei Literatur

Metode survei literatur dalam penulisan makalah penentuan lokasi gerai

makanan cepat saji ini digunakan untuk mencari data terkait teori-teori penentuan

lokasi ritel yang digunakan sebagai bahan pembanding dengan kondisi faktual gerai

makanan cepat saji McDonalds di Jl Mulyosari.

4.1.3 Jenis, Alat dan Tujuan Analisis

Untuk proses analisis penulisan makalah penentuan lokasi gerai makanan cepat saji

McDonalds Mulyosari, jenis, alat dan tujuan analisis yang digunakan dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4. Tabel Jenis Penelitian

Tujuan Analisis Jenis Analisis Alat Analisis

Mengetahui efektifitas lokasi antar gerai makanan cepat saji di Surabaya terutama yang berada di sekitar lokasi McDonalds Surabaya

(22)

22 Mengetahui persepsi masyarakat

selaku konsumen terkait penentuan lokasi McDonalds Mulyosari

Kualitatif Analisis Faktor

Mengetahui kesesuaian

penentuan lokasi gerai makanan cepat saji antara kondisi eksisting dengan teori penentuan lokasi retail.

Kualitatif Gabungan Analisis

Mengetahui pemilihan pasar McDonalds Mulyosari

Deksriptif Survei Lapangan

Sumber: Hasil Analisis, 2014 4.1.4 Profil Responden

Mengingat penelitian terkait penentuan lokasi ini dilihat dari persepsi masyarakat

selaku konsumen, oleh karena itu responden yang dimintai pendapat terkait penentuan

lokasi gerai makanan cepat saji ini adalah masyarakat sekitar lokasi McDonalds Mulyosari

serta konsumen yang datang ke McDonalds Mulyosari. Karakteristik responden yang diambil

adalah yang memiliki usia antara 18-30 tahun dengan segala jenis profesi, untuk jumlah

responden penulis mengambil sebanyak 20 responden untuk dimintai pendapatnya.

4.2 Analisis Lokasi 4.2.1 Analisis Gravity

Setelah mengetahui interaksi antara McDonald’s dengan sumber Mc’Donald’s terdekat

maka dilakukanlah perhitungan titik henti. Perhitungan titik henti tersebut dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah penentuan lokasi gerai McDonald’s sudah tepat. Adapun

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

D : Jarak dihitung dari kecamatan yang kecil jumlah penduduknya

d A.B : Jarak gerai makanan cepat saji A dengan gerai makanan cepat saji

PA

: Penduduk kelurahan di mana gerai makanan cepat saji A terletak

PB : Penduduk kelurahan di mana gerai makanan cepat saji B terletak

Sehingga apabila dilakukan perhitungan analisis titik henti adalah sebagai berikut

 Titik henti McDonalds Mulyosari ke arah McDonalds Manyar Kertoarjo DAB = 4,2 / 1 + (√13170 / √17147)

= 4,2 / 1 + 0,88

(23)

23 = 2,23

 Titik henti McDonalds Mulyosari ke arah McDonalds Delta Plaza DBA = 8 / 1 + (√13170 / √10015)

= 8 / 1 + 1,15

= 8 / 2,15

= 3,72

Berdasarkan hasil analisis titik henti, diketahui bahwa lokasi McDonald’s Mulyosari kurang tepat jika dilihat dari perspektif McD yang ada di sekitarnya yakni McDonald’s

Manyar Kertoarjo dan McDonald’s Plaza Surabaya. Dari hasil analisis titik henti, lokasi Mc

Donald’s Mulyosari yang tepat ialah dengan jarak 2,23 kilometer dari KFC Manyar Kertoarjo

atau 3,72 kilomenter dari McDonald’s Delta Plaza. Namun kondisi eksisting saat ini adalah jarak McDonald’s Mulyosari adalah sejauh 4,2 kilometer dari McDonald’ Manyar Kertoarjo

dan 8 kilometer dari McDonalds Delta Plaza.

4.2.2 Pohon Hirarki

Gambar 4. Gambar Pohon Hirarki

Sumber: Hasil Analisis, 2014 McDonald’s Manyar

Kertoarjo 2,23 km

(24)

24 Sasaran dalam struktur hirarki tersebut adalah penentuan lokasi gerai makanan cepat

saji (McD). Adapun kriteria yang ada adalah Aksesibilitas, Demografi dan Pesaing. Ketiga hal

tersebut dapat mempengaruhi dalam memilih lokasi yang sesuai untuk. Berikut ini adalah

penjelasan dari ketiga kriteria tersebut:  Akesibilitas

Aksesibilitas dapat mempengaruhi pemilihan lokasi dengan melihat dari

posisi relatif lokasi, kemudahan mencapai lokasi dan jarak antar pusat kegiatan.

Dimana ketiga faktor ini saling berkaitan dan menentukan penentuan lokasi gerai

makanan cepat saji terkait (McD).

Demografi

Demografi dapat mempengaruhi pemilihan lokasi dengan melihat dari

populasi penduduk, rata-rata pendapatan penduduk dan jumlah penduduk

pendukung. Dimana ketiga faktor ini saling berkaitan dan menentukan penentuan

lokasi gerai makanan cepat saji terkait (McD).  Pesaing

Pesaing dapat mempengaruhi pemilihan lokasi dengan melihat dari lokasi

pesaing, jenis dan tingkat persaingan dan kelengkapan fasilitas dibandingkan pesaing.

Dimana ketiga faktor ini saling berkaitan dan menentukan penentuan lokasi gerai

makanan cepat saji terkait (McD).

4.2.2 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Sektor retail merupakan sektor perdagangan dan jasa dimana konsumen atau pembeli

adalah faktor utama dalam keberlangsungan bada usaha mereka. Sehingga sebisa mungkin

penempatan lokasi retai juga mendekati pusat-pusat berkumpulnya para calon pembeli dari

badan usaha retail mereka. Pada studi kasus gerai makanan cepat saji McDonalds di

kawasan Mulyosari, badan usaha retail ini juga berupaya mendapatkan konsumen

sebanyak-banyaknya demi mendapatkan keuntungan dari semua penjualan produk mereka. Untuk

itulah perlu dilakukan sebuah penelitian dimana apakah keberadaan lokasi gerai makanan

cepat saji McDonalds di lokasinya sekarang telah mempengaruhi masyarakat sekitar atau

konsumen untuk membeli produk pada gerai makanan cepat saji tersebut. Perspektif

masyarakat atau konsumen ini nantinya juga dapat menjadi pertimbangan terhadap efektif

atau tidaknya lokasi dari gerai makanan cepat saji McDonalds Mulyosari.

Untuk mengetahui faktor-faktor penentuan lokasi gerai makanan cepat saji McDonalds

dalam konteks keefektifan dari perspektif masyarakat/konsumen, dalam penulisan makalah

ini menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok tentang pemilihan lokasi gerai makanan cepat saji

(25)

25 Mulyosari. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap

yang diungkapkan dengan berisi lima tingkat jawaban yang menggambarkan apakah faktor–

faktor penentuan lokasi retail telah mempengaruhi penentuan lokasi retail gerai makanan

cepat saji McDonalds Mulyosari dari perspektif konsumen sebagai salah satu Stakeholder

kunci. Untuk tingkatan jawaban dalam analisis dengan skala likert ini meliputi,

1. Sangat Berpengaruh = 5

2. Pengaruh = 4

3. Ragu-ragu = 3

4. Tidak Pengaruh = 2

5. Sangat Tidak Pengaruh = 1

Untuk faktor-faktor yang ditanyakan pada konsumen adalah faktor-faktor penentuan

lokasi yang telah dijelaskan pada hierarki sebelumnya yang telah disintesa dari teori-teori

lokasi kawasan retail yang diambil dari berbagai sumber. Selanjutnya untuk hasil kuisioner

yang dibagikan kepada 20 responden yang meliputi warga sekitar dan konsumen McDonalds

Mulyosari dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Tabel Hasil Kuisioner

No Nama Aksesibilitas Demografi Pesaing

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

(26)

26 Data-data di atas inilah yang nantinya diolah untuk mengetahui faktor-faktor apakah

yang mempengaruhi penentuan lokasi gerai makanan cepat saji McDonalds Mulyosari dilihat

dari perspektif masyarakat atau konsumen selaku stakeholder sektor Retail atau

perdagangan. Hasil inilah yang dapat mengukur faktor apakah yang menurut masyarakat

menunjukan ketepatan dalam pemilihan lokasi gerai makanan cepat saji McDonalds yang

dilakukan oleh pengelola. Proses analisis data dilakukan dengan analisis faktor dengan

bantuan perangkat lunak SPSS (Lampiran) yang hasil penilaiannya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 6. Tabel Pembobotan Hasil Output SPSS

No.

Variabel

Simbol

Bobot

1.

Posisi relatif lokasi

X1

0,752

2.

Kemudahan mencapai lokasi

X2

0,606

3.

Jarak antara pusat kegiatan

X3

0,595

4.

Populasi penduduk

Y1

-

5.

Rata-rata pendapatan

Y2

0,500

6.

Jumlah penduduk pendukung

Y3

0,500

7.

Lokasi pesaing

Z1

0,649

8.

Jenis dan tingkat persaingan

Z2

0,585

9.

Kelengkapan fasilitas dibandingkan pesaing

Z3

0,652

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dari data diatas dapat diketahui bahwa seluruh faktor memiliki nilai Anti-Image

diatas 0,5 kecuali variabel Populasi Penduduk yang tereliminasi dari proses pengolahan data

melalui SPSS. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa faktor relatif lokasi (X1) paling

berpengaruh dalam penentuan lokasi gerai makanan cepat saji (McD) di Mulyosari dilihat

dari nilai sebesar 0,752. Dilanjutkan dengan faktor kelengkapan fasilitas

dibandingkan pesaing (Z3) dengan nilai sebesar 0,652. Sedangkan faktor yang

berpengaruh paling rendah terdapat pada aspek demografi yang dimana untuk

faktor rata-rata pendapatan dan faktor jumlah penduduk pendukung memiliki

nilai terndah sebesar 0,500.

4.3 Analisis Pemilihan Pasar 4.3.1 Tingkat Perekonomian

Hal yang dapat dilihat dari tingkat perekonomian masyarakat, terutama

perekonomian yang langsung berpengaruh terhadap berdirinya Mc Donald Mulyorejo.

Pengaruhnya dapat dilihat dari sekilas sekitar lokasi studi, dimana Mc Donald berdiri

disekitar perumahan untuk keluarga menengah keatas. Selain itu dapat dilihat dari

konsumtor Mc Donald yang ada dalam Mc Donald Mulyorejo, didominasi oleh mahasiswa

(27)

27 Universitas Airlangga Kampus C dan juga Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Sukolilo.

4.3.2 Tingkat Persaingan

Menurut teori Hotelling suatu pusat perdagangan akan mencoba masuk ke wilayah

pusat perdaganagn lain yang sudah ada sebelumnya. Pemilihan lokasi ini diindikasi sebagai

wilayah pangsa pasar yang potensial dimana ditunjukkan dengan berdirinya beberapa pusat

perdangangan di wilayah tertentu. Di jalan Mulyorejo, terdapat restoran cepat saji yang

(28)

28 4.4 Analisis Kesesuaian Teori

Tabel 7. Tabel Analisis Kesesuaian Teori

No Tokoh Faktor

Aksesibilitas Posisi relatif lokasi, jarak terhadap pemberhentian transportasi terdekat, kemudahanpencapaian lokasi, kelancaranlalulintas, dan jarak antara pusat kegiatan

McDonalds Mulyosari terletak pada tepi jalan arteri

sekunder tepatnya pada Jl. Raya Mulyosari. Hal ini membuat akses menuju lokasi tersebut realtif mudah, sehingga dapat dikatakan

bahwa rute lokasi McDonald’s

Mulyosari memiliki akses lagsung terhadap lalu lintas harian. Kondisi tersebut juga didukung oleh adanya permukiman dan fasilitas pendidikan yakni ITS yang terletak sekitar lokasi yang menyebabkan Jl. Raya Mulyosari dilewati civitas akademika setiap harinya.

Kondisi ini didukung dengan adanya hasil responden yang berpendapat bahwa posisi yang strategis atau relative lokasi merupakan sub variabel paling penting dari variabel aksesibilitas. Selain itu, bobot dari masing-masing sub variabel dalam variabel

(29)

29

Demografi Potensi pertumbuhan, populasi penduduk, penentuan rumah tangga yang memiliki anak, rata-rata pendapatan dan jumlah peduduk pendukung

permukiman yang terletak di sekitar McDonalds Mulyosari. Dengan adanya permukiman di sekitar lokasi, maka jumlah penduduk sekitar yang masuk dalam cakupan pelayanan retail tersebut cukup besar. Hal tersebut lah yang kemudian

mempengaruhi penentuan lokasi gerai makanan cepat saji McDonalds Mulyosari.

Sekitar Permuhan menegah keatas, tingkat penghasilan penduduk tinggi

Lokasi McDonald’s Mulyosari

yang terletak pada kawasan dengan dominasi penggunaan

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan, bahwa variabel demografi memiliki bobot paling rendah di antara dua variabel lainnya. Sehingga, diketahui bahwa variabel demografi tidak mempengaruhi

penentuan lokasi Mc Donald’s

Mulyosari

3 Basu Swastha dan Irawan (1997), Jones dan Simmons

Persaingan Lokasi toko–toko pesaing, jumlah pesaing utama dari radius 1 km, dan jumlah pesaing sekunder dalam

McDonald’s Mulyosari terletak

tepat berhadapan dengan gerai makanan cepat saji lainnya yaitu KFC dengan

(30)

30

(1993) radius 2 km, dan jenis dan

tingkat persaingan

jarak ± 20 m. Dengan jarak yang sangat dekat, KFC menjadi saingan utama bagi McDonalds Mulyosari. Kondisi tersebut turut dipengaruhi oleh jenis penjualan dan fasilitas yang ditawarkan keduanya yang pada kenyataannya ialah sama.

Adanya KFC yang berada dalam satu komplek Ruko Central Park

merupakan variabel kedua setelah aksesibilitas yang turut mempengaruhi dalam

penentuan lokasi McDonald’s

Mulyosari. Bobot dari variabel persaingan yakni sebesar 0,652 dan merupakan bobot kedua terbesar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya responden yang berpendapat bahwa variabel persaingan perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi gerai

makanan cepat saji khususnya

McDonald’s Mulyosari,

sehingga dapat diketahui bahwa variabel persaingan juga mempengaruhi

penentuan lokasi McDonald’s

(31)

31 BAB V

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan sebelumnya adalah sebagai berikut:

 Terdapat banyak teori – teori penentuan lokasi retail waralaba yang dikemukakan oleh para ahli atau para pakar yaitu, Basu Swastha dan Irwan (1997), Jones dan

Simmon (1993), Sin (1982), Robinson (1984), Diana (2003). Dimana dari pendapat

para pakar yang ada dapat disintesakan dengan melihat tabel berikut.

Tabel 8. Tabel Kesimpulan Variabel

No Tokoh Variabel

Aksesibilitas Posisi relatif lokasi, jarak terhadap pemberhentian transportasi terdekat, kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas, dan jarak antara pusat kegiatan

2. Basu Swastha

Demografi Potensi pertumbuhan, populasi penduduk, penentuan rumah tangga yang memiliki anak, rata-rata pendapatan dan jumlah peduduk

Persaingan Lokasi toko–toko lokasi pesaing, jumlah pesaing utama dari radius 1 km, dan jumlah pesaing sekunder dalam radius 2 km, dan jenis dan tingkat

Fasilitas Penunjang Fasilitas transportasi, kelengkapan fasilitas perdagangan, dan

bentuk bangunan

Sumber: Hasil Analisis, 2014

 Faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi retail waralaba berdasarkan hasil analisis dan preferensi responden adalah faktor relative lokasi. Kemudian diikuti

oleh faktor kelengkapan fasilitas disbanding pesaing sedangkan faktor yang

berpengaruh paling rendah terdpat pada aspek demografi yang dimana untuk faktor

rata – rata pendapatan dan faktor jumlah penduduk pendukung tidak terlalu

(32)

32 5.2 Lesson Learned

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka lesson learned yang didapat dari

penelitian faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi gerai makanan cepat saji di

Mulyosari, Surabaya adalah:

 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor relative lokasi. Dengan aksesibilitas yang bagus

maka secaratidak langsung jumlah pengunjung yang masuk dalam cakupan

pelayanan retail waralaba gerai makanan cepat saji tersebut besar. Sehingga dapat

dikatakan bahwa faktor relative lokasi sangat mempengaruhi dalam penentuan lokasi

retail waralaba.

 Di dalam teori terdapat faktor – faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi gerai makanan cepat saji, namun setelah dilakukan peneletian ternyata ada faktor

yang tidak terlalu berpengaruh dalam pemilihan lokasi retail waralaba ini. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa teori yang dicetuskan oleh para pakar tersebut bersifat

adaptable atau dengan kata lain tergantung dari kondisi eksisting suatu lokasi retail

waralaba.

 Setelah dilakukan analisis lokasi dengan menggunakan model gravity maka dapat diketahui perhitungan titik henti diantara gerai makanan cepat saji yang terdapat di

mulyosari dengan gerai makanan cepat saji yang terdapat di delta plaza dan manyar

kertoajo. dengan menggunakan analisis lokasi model gravity ini dapat diketahui

berapa titik henti yang seharusnya dan juga berapa titik henti untuk kondisi

(33)

33 DAFTAR PUSTAKA

Healey, Michael.J &. Ilbery,Brian W, 1996, Location & Change, London, Oxford University Press. Jones, Ken and Simmons, Jim, 1993, Location, Location, Location, Analyzing The Retail

Klimert, Stephen. A, 2004, Building Type Basic for Retail and Mixed Use Facilities, New Jersey, USA, John Wiley and Son Inc.

Davidson, William R et.al,1988, Retailing Management, New Jersey USA, John Wiley and Sons. Inc. Daldjoeni, 1992, Geografi Baru

(34)

34 LAMPIRAN

a. Aspek Aksesibilitas

Dari tabel KMO aksesibilitas diatas, dapat dilihat bahwa nilai KMO > 0,5 dan nilai Sig < 0,05

maka penelitian dapat dilanjutkan.

Anti-image Matrices

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Dari tabel anti image diatas, dilihat nilai MSA setiap variabel diatas 0,5 hal tersebut

berarti ketiga variabel (lokasi yang strategis, kemudahan pencapaian lokasi, dan jarak pada

pusat kegiatan) yang ada dalam faktor aksesibilitas berpengaruh terhadap penentuan lokasi.

Namun dilihat dari nilai MSA yang paling besar adalah variabel X1 atau variabel lokasi yang

strategis.

b. Aspek Demografi

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.367

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 10.728

df 3

Sig. .013

Dari tabel KMO diatas, nilai KMO dan nilai Sig sama sama tidak memenuhi persyaratan

(KMO > 0,5 dan Sig<0,05) maka perlu diadakan running ulang yaitu dengan melihat

tabel anti image.

Anti-image Matrices KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.628

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 9.522

df 3

(35)

35

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Dari tabel anti-image diatas, dapat dilhat baha ketiga nilai MSA dari ketiga variabel

berada dibawah 0,5, maka pada running selanjutnya variabel dengan nilai MSA terkecil

harus dihilangkan. Dilihat dari tabel diatas yaitu variabel Y1 memiliki nilai terendah.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.500

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 6.276

df 1

Sig. .012

Dari tabel KMO pada running kedua, dapat dilihat bahwa nilai KMO berada pada nilai minim

yaitu 0,5 dan Sig<0,05, maka penelitian dapat dilanjutkan.

Anti-image Matrices

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Dari tabel anti-image diatas dapat dilihat nilai MSA dari kedua variabel yaitu 0,5. Hal

tersebut berarti kedua variabel (Rata rata pendapatan dan jumlah penduduk pendukung)

sama kuat mempengaruhi penentuan lokasi restoran cepat saji.

c. Aspek Persaingan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.621

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 9.222

(36)

36 KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.621

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 9.222

df 3

Sig. .026

Dari tabel KMO untuk aspek persaingan diatas, dapat dilihat bahwa nilai KMO>0,5

dan nilai Sig<0,02 maka penelitian dapat dilanjutkan.

Anti-image Matrices

z1 z2 z3

Anti-image Covariance

z1 .760 -.285 -.062

z2 -.285 .640 -.282

z3 -.062 -.282 .764

Anti-image Correlation

z1 .649a -.409 -.081

z2 -.409 .585a -.404

z3 -.081 -.404 .652a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Dari tabel anti image diatas dapat dilihat nilai MSA pada ketiga variabel, lebih besar

dari 0,5. Hal tersebut berarti bahwa ketiga variabel berpengaruh pada penentuan lokasi

restauran cepat saji. Nilai tertinggi yang terdapat pada variabel Z3 (fasilitas pesaing) paling

(37)

37

Peta

(38)

38

Gambar

Tabel 1. Tabel Sintesa Teori Pemilihan Loakasi No Tokoh Variabel Sub Variabel
Tabel 2. Tabel Variabel Penelitian
Tabel 3. Tabel Persebaran McDonald's di Kota Surabaya
Gambar 3. Gambar Denah McDonald's Mulyosari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel harga (dengan koefisien regresi sebesar 0,365) kemudian diikuti varibel lokasi

Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel harga (dengan koefisien regresi sebesar 0,365), kemudian diikuti variabel lokasi (koefisien

Untuk mengetahui apakah faktor Keragaman produk (Merchandise), Harga (Price), Lokasi (Location), Suasana Toko (Atmosphere), Layanan Eceran (Retail Service), dan

Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan bahwa pola makan merupakan faktor risiko paling berpengaruh pada obesitas kemudian diikuti dengan faktor genetik, pola hidup,

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap CAR adalah ROA, kemudian diikuti dengan pertumbuhan penjualan dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2014) dengan jumlah responden sebanyak 215 orang, didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku

Keduabelas faktor yang didapatkan dari kajian pustaka, berdasarkan penelitian hanya sembilan faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi TDS, karakteristik masyarakat yang beragam

Penelitian ini dilakukan untuk mencari data faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi siswa dalam memilih SMP Laboratorium Undiksha Singaraja dan mengetahui faktor yang paling