i
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)
Disusun Oleh:
ROBI’AH LUTHFIATI
NIM 21311052
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
v
“….Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan (nasib) suatu kaum,
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”
(QS. Ar Ra’d: 11)
“Ajining Dhiri soko Lathi lan Budi”
“Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW Bersabda: Sesungguhnya Allah
SWT tidak memandang kepada fisik dan harta kamu sekalian, akan tetapi dia
memandang kepada hati dan amal perbuatanmu” (HR. Muslim)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan
inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan kepada:
Almamater yang memberikan wacana baru dalam hidupku.
Kedua orang tuaku, kakak-kakakku, keponakanku tercinta yang selalu
memberikan motivasi dan do’a untukku.
vi
segala rahmat, karunia, rezeki dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Mahasiswa Menabung di Bank Syariah’’ sebagai syarat menyelesaikan
Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala namun itu
tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak pihak,
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M. Si. selaku Ketua Jurusan S1-Perbankan Syariah.
4. Ibu Hikmah Endraswati, SE, M. Si. selaku Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia memberikan bimbingannya, pengarahan dan meluangkan
waktunya selama proses penyusunan skripsi.
5. Bapak M. Yusuf Khumaini, MH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberi dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan di studi
vii Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
7. Seluruh staf dan karyawan IAIN Salatiga.
8. Kedua orang tuaku tercinta (Alm. Suwardi dan Salamah) dan kakakku Fauzan
Kholis yang telah memberikan dorongan do’a dan moril dan materil kepada
penulis.
9. ketiga Kakakku Istiqomah, Fauzan Kholis, Siti Mahmudah dan Keponakanku
Khonsa Latifa dan Muhammad Zahin Rayyan Maulana, kalian adalah
semangatku, motivasiku dan kalian semua kesayanganku.
10.Muhlisun yang selalu memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada
penulis dalam pembuatan skripsi ini.
11.Teman-teman kesayanganku (Irnia Fatmawati, Ayu Rizki Fadhilah, Mutiara
Nisya R, Riska Oktaviana, Sulastri, Nur Latifah Isnaini, Nur Istiana, Nur
Fauziah Laeli, Nidaul Chusna, Erni Puji Astuti, Okviana Nargiya P.U).
12.Ibu Harun, Dek Ria Nirmawati, Hana, Rohmi, Fatih, Brontakgh (Raras,
Barnes, Ayu, Martha), Mbak Melia Indrawati, Siti Nur Aini, Dek Virgi, serta
seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang juga telah
memberikan bantuan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
viii Wassalamu’alaikum wr. wb.
Salatiga, 24 September 2015 Penulis
Robi’ah Luthfiati
ix
Mahasiswa Menabung di Bank Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hikmah Endraswati, SE, M. Si.
Kata Kunci : Norma Subyektif, Sikap, PBC (Perceived Behavior Control), uang saku atau pendapatan dan Minat Menabung.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor psikologis apa saja yang berpengaruh terhadap minat menabung mahasiswa di bank syariah. Peneliti menguji beberapa variabel yang diduga mempengaruhi minat menabung di bank syariah, yaitu norma subyektif, sikap, PBC (perceived behavior control), dan menambahkan variabel kontrol uang saku atau pendapatan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Sampel diperoleh sebanyak 150 responden mahasiswa IAIN Salatiga dengan tekknik sampling purposive. Sedangkan untuk tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, studi pustaka, dan wawancara. Untuk memudahkan pemecahan masalah, penelitian ini dilakukan menggunakan model regresi linier berganda dengan bantuan IBM SPSS statistics 19.
Hasil penelitian ini adalah norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan, sikap berpengaruh positif dan tidak signifikan, PBC (perceived behavior control) berpengaruh positif dan signifikan. Faktor uang saku atau pendapatan memiliki pengaruh yang menguatkan mahasiswa memutuskan untuk menabung di bank syariah.
x
Pengesahan………. Iii
Pernyataan Keaslian Tulisan………..……… Iv
Motto dan Persembahan ……….………... V
Kata Pengantar ………..………. Vi
ABSTRAK ……….……… X
Daftar Isi ……… Ix
Daftar Tabel ……….……….. xiii
Daftar Gambar ………..………. Xiv BAB I PENDAHULUAN ………..………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Rumusan Masalah ……….. 17
C. Tujuan Penelitian ……… 18
D. Kegunaan Penelitian ………... 18
E. Sistematika Penulisan ………. 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..………. 21
A. Telaah Pustaka ………..………... 21
B. Kerangka Teori ………..………. 22
1. Intensi ………. 24
2. Theory of Reasoned Action ………... 26
3. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ………... 30
a. Pengaruh sikap terhadap niat berperilaku (attitude) ……… 33
b. Pengaruh norma subyektif (subjective norm) terhadap niat berperilaku ………... 35
c. Pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control) terhadap niat berperilaku ……… 36
4. Minat Menabung ……… 40
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 55
A. Jenis Penelitian ……….. 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 55
C. Populasi dan Sampel ………. 55
1. Populasi ………. 55
2. Sampel ………... 55
D. Metode Pengumpulan Data ……… 57
1. Pengertian Data ………... 57
2. Sumber dan Jenis Data ……….. 58
3. Teknik Pengumpulan Data ………. 59
4. Skala Pengukuran Data ……….. 60
E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ………... 61
1. Definisi Konseptual ………... 61
2. Definisi Operasional ………... 64
F. Instrumen Penelitian ………... 66
G. Metode Analisis ……….. 66
1. Uji Instrumen ………... 66
a. Uji Reliabilitas ……….. 66
b. Uji Validitas ……….. 67
2. Uji Asumsi Klasik..………. 68
a. Uji Multicolinearity ... 68
b. Uji Heteroscendastisitascity...………... 68
c. Uji Normalitas……… 69
d. Uji Linearitas………. 69
3. Uji Statistik……… 70
a. Koefisien Determinasi (R2)……….. 70
b. Uji Ftest (Uji Secara serempak)…..……….. 70
c. Uji ttest (uji secara individu)………... 71
xii
Sejarah Pendirian ………...
2. Alih Status Menjadi STAIN Salatiga ……… 75
3. Alih Status dari STAIN menjadi IAIN Salatiga….… 76 B. Deskripsi Data Penelitian ………... 78
1. Karakterisitik Responden ………... 78
2. Analisis Data ……….. 81
3. Pembahasan ………... 98
BAB V PENUTUP ……… 105
A. Kesimpulan ……… 105
B. Saran ………... 106 DAFTAR PUSTAKA
xiii
Tabel 1.2 Agama yang Dianut oleh Penduduk Indonesia Berdasarkan
Hasil Sensus Penduduk 2010……… 6
Tabel 1.3 Hasil Penelitian Terdahulu……… 11
Tabel 2.1 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil………... 46
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah………… 47
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian………. 63
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden………. 78
Tabel 4.2 Program Studi Responden………. 79
Tabel 4.3 Semester Responden………. 80
Tabel 4.4 Uang Saku Responden……….. 80
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas………. 82
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas………. 82
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF ……..………. 85
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas……….…….………. 86
Tabel 4.9 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov Test..………. 88
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas………...……… 89
Tabel 4.11 Hasil Uji Linear Berganda.………... 90
Tabel 4.12 Hasil Uji Linear Berganda dengan Variabel Kontrol…….... 92
Tabel 4.13 Uji Ftest………... 95
Tabel 4.14 Uji Ftestdengan Variabel Kontrol……...………... 96
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (R2)……...……….. 97
xiv
………
Gambar 2.2 Model Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)……… 31
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran………... 52
Gambar 3.1 Rentang Penilaian dalam Skala Likert………... 60 Gambar 4.1 Output Viewer Regression Standarized Residual………... 87
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting
di dalam melaksanakan pembangunan terutama dalam mendukung dunia
usaha di segala sektor. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Nasabah yang kelebihan dana menyimpan uangnya di bank dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito.
Dalam kegiatannya, bank berperan sebagai pengalihan aset atau dana
dari unit surplus kepada unit defisit. Nasabah penyimpan akan memperoleh
balas jasa dari bank berupa bunga (istilah yang digunakan oleh bank
konvensional) atau bagi hasil (istilah yang digunakan bank syariah). Dana
tersebut disalurkan kembali atau dijual kepada masyarakat yang kekurangan
atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman. Bagi masyarakat yang
memperoleh pinjaman atau kredit diwajibkan untuk mengembalikan pinjaman
tersebut beserta bunga sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan atau
menurut sistem bagi hasil yang telah ditetapkan bersama.
Salah satu alasan yang mendorong seseorang untuk menabung di bank
bank. Namun bunga bank kini menjadi perbedabatan para ulama. Fatwa MUI
pada tanggal 16 Desember 2003 memutuskan bahwa bunga bank termasuk
dalam kategori riba dan haram, sebab bunga memiliki unsur riba, sedangkan
riba hukumnya haram (Karim, 2004: 123; Sugiyarto, 2008: 49; Fatwa MUI,
2003 ).
Sebagian masyarakat Indonesia meyakini pendapat bahwa bunga bank
yang beredar di bank-bank konvensional termasuk dalam kategori riba dan
haram. Bank syariah tampil sebagai alternatif bagi masyarakat yang
membutuhkan sistem perbankan yang menyediakan jasa perbankan/keuangan
yang sehat dan memenuhi prinsip syariah.
Lahirnya UU No. 7 Tahun 1998 tentang eksistensi bank syariah,
memicu tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Pada tanggal 17 Oktober
1998 DPR RI menyetujui rancangan Undang-Undang Perbankan yang baru
menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan dan disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 10 November
1998 (Dendawijaya, 2005: 1).
Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil
didasarkan pada dua alasan utama. Pertama, karena adanya pandangan bahwa
bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya haram karena termasuk
dalam kategori riba yang dilarang agama. Kedua, karena sistem perbankan
yang ada sekarang memiliki kecenderungan terjadinya konsentrasi kekuatan
ekonomi di tangan kelompok elit, para banker dan pemilik modal. Alokasi
pada akhirnya dikhawatirkan akan mengakibatkan kerawanan berupa konflik
antar kelas sosial yang berujung pada terganggunya stabilitas nasional maupun
perdamaian internasional (Suminto, 2004).
Menurut Sullivan (1997), kebutuhan akan bank syariah disebabkan
tiga pertimbangan. Pertama, seorang investor Islam harus menghindari
hubungannya dengan industri yang dilarang untuk seorang muslim, seperti:
alkohol, perjudian, pornografi atau daging (daging babi). Kedua, perusahaan
islam harus menghindari bunga (riba), perjudian dan memperhatikan batasan
dalam jual beli saham. Ketiga, banyak investor muslim yang cenderung
tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang memperhatikan etika dan moral
Islam.
Dari perspektif teoritis, perbankan syariah berbeda dengan bank
konvensional karena bank syariah menerapkan prinsip-prinsip Syariah (hukum
Islam). Dua sumber utama dari hukum Islam adalah Al Quran dan Hadis,
sedangkan sumber hukum kedua hukum Islam adalah Ijma (kesepakatan para
ulama) dan Qiyas (analogi). Perbankan Islam memberikan layanan bebas
bunga pada nasabahnya. Bunga (riba) dilarang dalam Islam, yaitu bank tidak
diperbolehkan melakukan pembayaran maupun penarikan bunga dalam semua
bentuk transaksi. Sebuah fitur unik ditawarkan oleh bank syariah yakni sistem
profit-and-loss-sharing (bagi-untung-dan-rugi). Meskipun banyak sekali
kontrak dalam Islam, namun ada beberapa jenis transaksi yang penting:
mudharabah (kontrak permodalan); musyarakah (kontrak kemitraan atau
Jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah pada tahun 2014 bertambah seiring beroperasinya sejumlah bank baru.
Jumlah BUS tercatat tidak bertambah dari tahun sebelumnya yaitu tetap
sebanyak 11 BUS, sedangkan jumlah UUS berkurang menjadi 23 UUS
dengan ditutupnya UUS HSBC sebagai bagian dari konsolidasi global bank
induknya. Jumlah BPRS bertambah dari 158 BRPS menjadi 163 BPRS.
Tabel 1.1
PERKEMBANGAN JARINGAN KANTOR BANK SYARIAH
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014
Bank Umum Syariah
- Jumlah Bank 11 11 11 11 11
- Jumlah Kantor 1.215 1.401 1.745 1.998 2.139
Unit Usaha Syariah - Jumlah Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS
23 24 24 23 23
- Jumlah Kantor 262 336 517 590 425
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
- Jumlah Bank 150 155 158 163 163
- Jumlah Kantor 286 364 401 402 429
Total Kantor 1.763 2.101 2.663 2.990 2.993
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Juni 2014
Sampai dengan bulan Juni 2014, industri perbankan syariah
mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 2.139
jumlah kantor, 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 425 jumlah kantor, 163
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan 429 jumlah kantor , dengan
total kantor mencapai 2.993 kantor yang tersebar di hampir seluruh penjuru
Menurut Suseno (2015) di Indonesia perekonomian syariah bisa
dibilang stagnan. Ini dibuktikan pangsa pasar perbankan syariah yang hanya
5%. Angka itu kalah jauh dengan Malaysia yang mencapai 20-25%. Sekretaris
Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIJ Priyonggo Suseno
mengungkapkan, total aset yang dimiliki perbankan syariah secara nasional
hanya Rp. 250 triliun. Ini masih jauh dibandingkan dengan perbankan
konvensional yang mencapai Rp. 50 ribu triliun. Tersendatnya perkembangan
perekonomian syariah karena belum adanya komitmen penuh dari masyarakat
dan pemerintah dalam menerapkan sistem ekonomi syariah. “Padahal jika
dibandingkan dengan sistem konvensional, bank syariah lebih tahan terhadap
krisis. Ini dibuktikan saat krisis ekonomi 1998, di mana bank syariah masih
terbilang stabil,” papar Priyonggo beberapa waktu lalu. Priyonggo juga
menambahkan, kesiapan perekonomian syariah menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) 2015 juga minim, dibandingkan persiapan
perekonomian konvensional. Hal ini bisa dilihat belum adanya langkah
sistematis yang dilalukan pemerintah dalam meningkatkan performa ekonomi
Tabel 1.2
AGAMA YANG DIANUT OLEH PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010
No. Agama Jumlah Presentase 1. Islam 207,176,162 87,18 2. Kristen 16,528,513 6,96 3. Katolik 6,907,873 2.91 4. Hindu 4,012,116 1,69 5. Budha 1,703,254 0,72 6. Khong Hu Chu 117,091 0,05 7. Lainnya 299,617 0,13 8. Tidak terjawab 139,582 0,06 9. Tidak ditanyakan 757,118 0,32 Jumlah 237,641,326 100,00
Sumber: BPS, 2010
Menurut kutipan dari Radar Jogja diatas dijelaskan bahwa pangsa
pasar bank syariah Indonesia masih sangat rendah atau bisa di bilang stagnan.
Hal tersebut bisa disebabkan karena pemahaman masyarakat yang masih
kurang terhadap sistem ekonomi syariah itu sendiri. Padahal jika dilihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 87,18% dan
sisanya 12,82% beragama Non-islam, sehingga bisa disimpulkan bahwa
banyaknya penduduk yang beragama Islam tidak berpengaruh besar terhadap
minat menabung di bank syariah dan bukan menjadi jaminan perkembangan
perekonomian pangsa bank syariah bergerak cepat.
Menabung memerlukan niat agar perilakunya dapat terealisasikan
dengan baik. Seorang nasabah pada saat akan menabung kepada suatu bank
terlebih dahulu mempertimbangkan apa manfaat dan tujuan dari menabung,
selanjutnya mulai mengumpulkan informasi tentang bank apa yang cocok
mencari dan memakai jenis tabungan yang dibutuhkan tersebut, maka dapat
dikatakan untuk merealisasikan suatu aktivitas menabung diperlukan sebuah
kemauan yang kuat atau niat untuk melakukannya.
Penelitian oleh Devri (2014) tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan nasabah menabung pada PT. Bank Perkreditan
Rakyat Syari’ah (BPRS) berkah dana fadhlillah panam Pekanbaru. Penelitian
tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung. Faktor kualitas
pelayanan, reputasi, promosi dan lokasi berpengaruh signifikan, namun yang
paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan nasabah menabung adalah
faktor lokasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Priaji (2011) yang
meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi menabung di bank
syariah, di UIN Syarif Hidayatullah dengan sampel 200 mahasiswa, hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap berpengaruh positif dan
signifikan, norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan, dan PBC
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap intensi menabung di bank
syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan Cahyadi (2013) yang meneliti
tentang pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan terhadap
niat pedagang pasar untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi
jasa keuangan syariah di Yogyakarta, menyatakan bahwa sikap secara parsial
berpengaruh signifikan, dan kontrol keperilakuan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap niat pedagang untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan
pada koperasi jasa keuangan syariah.
Penelitian tentang determinants of saving behavior among the
university students in Malaysia yang dilakukan oleh Chai Ming Thung, Chia
Ying Kai, Fong Sheng Nie, Lew Wan Chiun, Tan Chang Sen (2012)
menghasilkan kesimpulan bahwa literasi keuangan, sosialisasi dari orang tua,
pengaruh dari rekan, pengendalian diri memiliki hubungan yang positif
dengan perilaku menabung. Sosialisasi dari orang tua memiliki dampak yang
paling besar diantara keempat variabel independen. Orang tua berperan
penting dalam memastikan anak-anak mereka untuk membentuk perilaku
menabung.
Penelitian oleh Lim Chee Seong, Sia Bik Kai, Gan Guan Joo (2011) di
Malaysia tentang the analysis of Psycological factors affecting savers in
Malaysia menghasilkan kesimpulan bahwa perilaku menabung tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pola menabung, pengendalian diri
berpengaruh secara signifikan terhadap pola menabung, dan pengaruh sosial
terutama pengaruh dari orang tua sejak kecil berpengaruh secara signifikan
terhadap pola menabung.
Setiasih (2011) melakukan penelitian tentang analisis persepsi,
preferensi, sikap dan perilaku dosen terhadap bank syariah (studi kasus pada
dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang), di IAIN Walisongo
positif terhadap sikap, preferensi berpengaruh terhadap sikap, dan sikap
berpengaruh terhadap perilaku dosen fakultas syariah terhadap bank syariah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Adawiyah (2010) tentang
pertimbangan, pengetahuan, dan sikap konsumen individu terhadap bank
syariah, di Universitas Jendral Sudirman, Purworejo, menyatakan bahwa
kriteria seleksi, pengetahuan dan sikap konsumen terhadap bank syariah,
disimpulkan bahwa ada tujuh faktor yang menjadi kriteria seleksi konsumen
terhadap bank syariah di Purwokerto antara lain: faktor persepsi, faktor proses,
faktor bukti fisik, faktor harga, faktor orang, faktor sosial, dan faktor lokasi.
Faktor yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank
syariah adalah faktor persepsi dengan variance sebesar 32,056%.
Dita Pertiwi dan Haroni Doli H. Ritoga (2012) meneliti tentang
analisis minat menabung masyarakat pada Bank Muamalat di kota Kisaran.
Kesimpulan penelitian tersebut adalah Masyarakat memutuskan untuk
menyimpan karena faktor kepercayaan yang relatif dominan di Bank
Muamalat Indonesia Kisaran.
Ummu Sholiha (2011) melakukan penelitian tentang analisis faktor
keputusan nasabah menabung di perbankan syariah (studi pada Bank
Muamalat Indonesia cabang Subaraya), dengan hasil penelitian bahwa
terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menabung di
BMI Cabang Malang. Tujuh faktor tersebut adalah orang/karyawan, promosi,
memberi pengaruh dalam keputusan nasabah menabung di BMI Cabang
Malang adalah faktor orang/karyawan.
Hendi Irawan (2009) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
memepengaruhi minat nasabah dalam memutuskan menabung di Bank
Syariah Mandiri cabang Malang. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik produk funding dengan
nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Malang. Faktor psikologis dan
rasionalis mempunyai hubungan signifikan dengan produk funding bank
syariah mandiri.
Erfandix Eka Endrianto (2007) meneliti tentang analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi nasabah dalam memilih tabungan di BRI Syariah capem
Pandaan, dengan kesimpulan bahwa peubah syariah dan aqidah, bagi hasil,
hubungan kemitraan, mempunyai hubungan yang bermakna terhadap
keputusan memilih tabungan di BRI Syariah.
Jazim Hamidi (200) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap
masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian tersebut
adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama saja dengan
bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi hasil sama saja dengan
bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor pertimbangan keagamaan
bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan.
Anny Ratnawati (2002) meneliti tentang potensi, preferensi & perilaku
masyarakat di wilayah Jawa Barat. penelitian menyimpulkan bahwa Faktor
bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan
menggunakan jasa bank syariah.
PPKP LEMLIT Undip (2000) melakukan penelitian tentang Persepsi
dan Sikap Masyarakat Jawa Tengah terhadap Bank Syariah, dengan hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa faktor agama adalah motivator
terpenting untuk mendorong penggunaan jasa bank syariah. Semakin tinggi
sikap positif masyarakat terhadap perbankan syariah akan diikuti pula semakin
tingginya probabilitas untuk menabung di perbankan syariah
Pada kesempatan ini, penulis mengasumsikan bahwa terdapat faktor
yang mempengaruhi keputusan menabung di bank syariah.
Tabel 1.3
HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian
Devri 2014 Analisis
Faktor-Faktor Yang
Terdapat hubungan yang signifikan berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung. Faktor kualitas pelayanan, reputasi, promosi dan lokasi berpengaruh signifikan, namun yang
paling dominan
pengaruhnya terhadap keputusan nasabah menabung adalah faktor lokasi
Sikap secara parsial berpengaruh positif signifikan, norma subyektif secara parsial tidak berpengaruh signifikan, dan kontrol keperilakuan secara parsial
Lanjutan Tabel 1.3… terhadap niat pedagang untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi jasa keuangan syariah
2012 Determinants of Saving Behavior hubungan yang positif
dengan perilaku
menabung. Sosialisasi dari orang tua memiliki dampak yang paling besar diantara keempat variabel independen. Orang tua berperan penting dalam memastikan anak-anak mereka untuk membentuk perilaku menabung untuk menyimpan karena faktor kepercayaan yang relatif dominan di Bank
Lanjutan Tabel 1.3… PBC berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap intensi menabung di bank syariah.
Ummu Sholiha
2011 Analisis Faktor Keputusan
Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menabung di BMI Cabang Malang. Tujuh faktor tersebut adalah orang/karyawan, promosi, persepsi, tempat, proses, sikap dan respon. Faktor yang paling dominan dalam memberi pengaruh dalam keputusan nasabah menabung di BMI Cabang Malang adalah faktor orang/karyawan.
Dani Panca Setiasih
2011 Analisis Persepsi, Preferensi, Sikap positif terhadap sikap, preferensi berpengaruh terhadap sikap, dan sikap berpengaruh terhadap perilaku dosen fakultas syariah terhadap bank syariah. pengetahuan dan sikap konsumen terhadap bank syariah, disimpulkan bahwa ada tujuh faktor yang menjadi kriteria seleksi konsumen terhadap
bank syariah di
Purwokerto antara lain: faktor persepsi, faktor
Lanjutan Tabel 1.3… konsumen dalam memilih bank syariah adalah faktor persepsi dengan variance sebesar 32,056%
Hendi Irawan 2009 Analisis Faktor-faktor Yang
Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik produk funding dengan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Malang. Faktor psikologis dan rasionalis mempunyai hubungan signifikan dengan produk funding bank syariah mandiri.
Erfandix Eka Endrianto
2007 Analisis Faktor-faktor yang yang bermakna terhadap keputusan memilih tabungan di BRI Syariah Jazim Hamidi,
menyatakan bank syariah sama saja dengan bank bukanlah faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan
menggunakan jasa bank syariah.
Lanjutan Tabel 1.3…
Anny
Ratnawati, et. al.
2002 Potensi, Preferensi & Perilaku terhadap bunga) bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan
menggunakan jasa bank syariah
PPKP LEMLIT Undip
2000 Persepsi dan Sikap Masyarakat Jawa Semakin tinggi sikap positif masyarakat terhadap perbankan syariah akan diikuti pula semakin tingginya probabilitas untuk menabung di perbankan syariah
Sumber: Jurnal dan Skripsi
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian oleh Devri (2014) menyatakan variabel pelayanan, reputasi
dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap minat. Kepercayaan atau agama
atau religiusitas berpengaruh signifikan terhadap minat menurut penelitian
Dita Pertiwi dan Haroni Doli H. Ritoga (2012), namun penelitian tersebut
tidak sejalan dengan Jazim Hamidi, et al (2000), PPKP LEMLIT Undip
(2000) dan Anny Ratnawati, et. al (2002) yang menyatakan bahwa
kepercayaan atau agama atau religiusitas tidak berpengaruh signifikan tehadap
minat. Hendi Irawan (2009) dalam penelitian menyatakan faktor psikologis
Erfandix Eka Endrianto (2007) menghasilkan kesimpulan bahwa peubah
syariah dan aqidah, bagi hasil, hubungan kemitraan berpengaruh signifikan
terhadap minat. Penelitian Ummu Sholiha (2011) memberi kesimpulan bahwa
faktor orang atau karyawan berpengaruh signifikan terhadap minat. Cahyadi
(2013), Priaji (2011), Setiasih (2011), dan Adawiyah (2010) dalam penelitian
menyatakan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap minat, hal ini
berbeda dengan penelitian Lim Chee Seong dkk (2011) yang menyatakan
bahwa sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat. Cahyadi (2013),
Lim Chee Seong dkk (2011), dan Priaji (2011) meneliti tentang kontrol
perilaku atau PBC, dengan kesimpulan bahwa kontrol perilaku atau PBC
berpengaruh signifikan terhadap minat. penelitian oleh Cahyadi (2013) dan
Priaji (2011) menyatakan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat, hal tersebut berbeda dengan penelitian oleh Chai Ming Thung
(2012) dan Lim Chee Seong dkk (2011) yang menyatakan bahwa norma
subyektif berpengaruh signifikan terhadap minat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian
ini menambahkan variabel kontrol, dimana variabel kontrol merupakan
variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengontrol hubungan kausal
antara variabel independen dan variabel dependen, agar mendapatkan model
empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel
utama yang akan diteliti dan diuji, tetapi lebih ke variabel lain yang
mempunyai efek pengaruh (Hendriani, 2011: 77; Jogiyanto, 2004: 157).
sedikitnya uang saku berpengaruh terhadap keputusan menabung mahasiswa
di bank syariah. Menurut Keynes (1930) tabungan masyarakat dipengaruhi
oleh pendapatan. Hubungan antara tabungan dan pendapatan adalah positif.
Peningkatan Pendapatan akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menabung, jika tingkat pendapatan meningkat maka tingkat tabungan juga
akan meningkat, dan sebaliknya (Sharaswati, et. al, 2013: 158).
Mahasiswa sebagai salah satu komponen masyarakat adalah pangsa
pasar yang layak jadi pertimbangan bank menambah jumlah nasabah mereka.
Besarnya jumlah mahasiswa sangat patut dijadikan pertimbangan oleh pihak
perbankan sebagai salah satu segmen pasar yang potensial untuk menghimpun
dana masyarakat. Oleh karena itu, bank perlu mengetahui secara umum faktor
paling dominan yang sekaligus menjadi alasan mahasiswa membuat keputusan
menabung di bank. Perbankan terlebih dahulu harus memahami karakter
mahasiswa dalam berperilaku membuat keputusan menabung sehingga
segmen potensial ini bisa benar-benar dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan mengadakan penelitian
mengenai persepsi konsumen dengan mengangkat judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
MAHASISWA MENABUNG DI BANK SYARIAH”. B. Rumusan Masalah
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
2. Apa yang menjadi faktor dominan dalam variabel penentu keputusan
mahasiswa menabung?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan, yaitu:
1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan menabung.
2. Mengetahui faktor yang dominan dalam variabel penentu keputusan
menabung.
D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana.
b. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang didapat saat kuliah
dan penerapan dalam praktek nyata.
2. Bagi Bank Syariah
Memberikan masukan kepada pihak Bank dalam upaya
meningkatkan kinerja operasional dan pelayanannya secara lebih baik
sehingga dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa/mahasiswi
menabung di Bank Syariah.
3. Bagi Akademisi
a. Dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/referensi
mengenai masalah seputar pelayanan, nisbah bagi hasil dan religiusitas
b. Untuk menambah khazanah keilmuan guna menambah wawasan dan
untuk kemajuan pendidikan.
c. Sebagai sumber informasi bagi penelitian-penelitian yang akan datang,
serta dapat memberikan kontribusi keilmuan kepada semua aktivitas
akademik dalam bidang manajemen perbankan khususnya manajemen
pemasaran.
4. Bagi Pembaca
Dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan dan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk mengetahui lebih lanjut akan analisis faktor-faktor
yan mempengaruhi keputusan mahasiswa/mahasiswi menabung di bank
syariah mandiri cabang salatiga.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur
pemikiran penulisan dari awal hingga akhir. Adapun rancangan pembahasan
dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub bab,
yaitu:
BAB I. Pendahuluan sebagai acuan dalam penelitian dan pengantar
skripsi secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang
menguraikan alasan dan motivasi penelitian, selanjutnya rumusan masalah
sebagai inti dari penelitian, kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan
kegunaan penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian. Sebagai penutup
bab pertama ini diakhiri dengan sistematika penulisan untuk mengetahui arah
BAB II. Kajian pustaka yang mendasari penelitian ini meliputi teori
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa/mahasiswi
menabung di bank syariah. Selain itu dalam bab ini juga berisi tentang telaah
pustaka sebagai ringkasan penelitian terdahulu, memberi gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain, selanjutnya kerangka teori sebagai
bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk menganalisis,
kemudian kerangka penelitian sebagai telaah kritis untuk menghasilkan
hipotesis. Sebagai penutup bab ini diakhiri dengan hipotesis penelitian yang
akan diuji kebenarannya.
BAB III. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini, yang meliputi: jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konseptual dan definisi
operasional, instrumen penelitian, model penelitian, dan alat analisis.
BAB IV. Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum
obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan
reliabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, data penelitian dan pembahasan.
BAB V. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan
pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan peelitian yang
disajikan secara singkat dan jelas. sedangkan saran merupakan himbauan
kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat
memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Priaji (2011) yang meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi menabung di bank syariah,
di UIN Syarif Hidayatullah dengan sampel 200 mahasiswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel sikap berpengaruh positif dan signifikan, norma
subyektif berpengaruh positif dan signifikan, dan PBC berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap intensi menabung di bank syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan Cahyadi (2013) yang meneliti
tentang pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan terhadap
niat pedagang pasar untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi
jasa keuangan syariah di Yogyakarta dengan sampel 100 responden, hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap secara parsial berpengaruh positif
signifikan, norma subyektif secara parsial tidak berpengaruh signifikan, dan
kontrol keperilakuan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat
pedagang untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi jasa
keuangan syariah.
Penelitian mengenai determinants of saving behavior among the
university students in Malaysia yang dilakukan oleh Chai Ming Thung, Chia
Ying Kai, Fong Sheng Nie, Lew Wan Chiun, Tan Chang Sen (2012), hasil
penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan, sosialisasi dari orang tua,
dengan perilaku menabung. Sosialisasi dari orang tua memiliki dampak yang
paling besar diantara keempat variabel independen. Orang tua berperan
penting dalam memastikan anak-anak mereka untuk membentuk perilaku
menabung.
Penelitian oleh Lim Chee Seong, Sia Bik Kai, Gan Guan Joo (2011) di
Malaysia tentang The analysis of Psycological factors affecting savers in
Malaysia, hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku menabung tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pola menabung, pengendalian diri
berpengaruh secara signifikan terhadap pola menabung, dan pengaruh sosial
terutama pengaruh dari orang tua sejak kecil berpengaruh secara signifikan
terhadap pola menabung.
Setiasih (2011) melakukan penelitian tentang analisis persepsi,
preferensi, sikap dan perilaku dosen terhadap bank syariah (studi kasus pada
dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang), di IAIN Walisongo
Semarang. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa persepsi berpengaruh
positif terhadap sikap, preferensi berpengaruh terhadap sikap, dan sikap
berpengaruh terhadap perilaku dosen fakultas syariah terhadap bank syariah.
B. Kerangka Teori
Perilaku seseorang menabung di bank syariah seringkali sulit untuk
dijelaskan dan diprediksi karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Sebelum perilaku itu muncul, tentu tendapat beberapa hal yang menjadi alasan
bagi seseorang untuk tergerak melakukan perilaku menabung di bank syariah.
terhadap kemunculan perilaku dan hampir tidak dapat dipisahkan dari tiap
perilaku. Intensi merupakan penyataan seseorang tentang niatnya untuk
melakukan tingkah laku (Priaji, 2011: 39). Pengukuran intensi ini sangat
berguna dalam memprediksi tingkah laku dan sudah diuji oleh beberapa ahli
sebagai prediksi terbaik pada tingkah laku yang akan dimunculkan. Hubungan
antara intensi terhadap perilaku ini sesuai dengan Teori Perilaku Terencana
(Theory of Planned Behavior/ TPB) (Ajzen, 1985) dimana dalam melakukan
tindakan, seseorang dapat diprediksi atau dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu
sikap (attitudes), norma subjektif (subjective norms) dan kontrol perilaku yang
dipersepsikan (perceived behavioral control). Teori ini sering digunakan
untuk meneliti tentang minat atau niat seseorang dalam melakukan suatu
tindakan.
Dalam kajian pustaka ini, penulis akan menjelaskan tentang intensi
kemudian Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai dasar teori tentang
perilaku yang berdasarkan atas kemauan sendiri. Hal ini sesuai dengan
kemauan seseorang untuk menabung dimana faktor minat atau niat sangat
dominan dalam proses berperilaku, kemudian pengembangan dari TRA yaitu
Theory of Planned Behavior (TPB) dimana dimasukkan faktor perceived
behavioral control, kemudian minat dan menjelaskan tentang perbankan
1. Intensi
a. Pengertian intensi
Menurut Ajzen (2005) intensi merupakan kecenderungan
tingkah laku, hingga terdapat waktu dan kesempatan yang tepat akan
terwujudkan dalam bentuk tindakan.
b. Spesifikasi intensi
Intensi sebagai niat untuk melakukan suatu tindakan demi
mencapai tujuan tertentu memiliki beberapa aspek. Menurut Fishbein
dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu:
i. Perilaku (behavior), yaitu tindakan spesifik yang nantinya akan
diwujudkan.
ii. Sasaran (target), yaitu obyek yang menjadi sasaran perilaku.
Obyek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu:
1) Orang/ obyek tertentu (particular object)
2) Sekelompok orang/ obyek (a class of object)
3) Orang/ obyek pada umumnya (any object)
iii. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk
dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu
akan diwujudkan). Situasi dapat pula diartikan sebagai lokasi dan
keadaan terjadinya perilaku.
iv. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu
Misalnya waktu yang spesifik (hari tertentu, tanggal tertentu, jam
tertentu), periode tertentu (bulan tertentu) dan waktu yang tidak
terbatas (waktu yang akan dating).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi
Ajzen (2005) dalam Priaji (2011) menjelaskan mengenai
faktor-faktor yang membuat seseorang mampu mewujudkan sebuah
perilaku, terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal:
i. Faktor internal
1) Informasi, keterampilan dan kemampuan
Seseorang yang memiliki intensi untuk mewujudkan
kemungkinan perilaku, selain dari usaha untuk melakukannya
sendiri, ia juga membutuhkan informasi, keterampilan dan
kemampuan. Intensi juga bisa gagal terwujud, hal tersebut bisa
disebabkan karena kurangnya informasi, tidak memiliki
keterampilan dan kemampuan.
2) Emosi dan kompulsi (stress)
Perilaku emosional terlihat jika individu sering tidak
dapat bertanggungjawab atas terjadinya perilaku yang terjadi di
bawah tekanan atau dalam keadaan emosi yang kuat. Kontrol
perilaku yang lemah pada seseorang sering disebut dengan
keadaan yang dikuasai oleh emosi. Perilaku kompulsi atau
stress terlihat jika individu tidak dapat bertanggungjawab atas
ii. Faktor eksternal
1) Kesempatan
Dibutuhkan sedikit imajinasi untuk menghargai
pentingnya faktor kebetulan atau peluang untuk keberhasilan
dalam eksekusi sebuah perilaku yang berintensi.
2) Ketergantungan pada yang lain.
Setiap individu yang akan mewujudkan perilaku akan
tergantung pada tindakan orang lain. Seringkali, seseorang
yang menghadapi kesulitan yang berhubungan dengan
ketergantungan interpersonal dapat membentuk perilaku yang
diinginkan dalam kerjasama atau partner yang berbeda.
2. Theory of Reasoned Action
Ajzen dan Fishbein (1980) dalam Schiffman dan Kanuk (2010)
mengembangkan Theory of Reasoned Action atau Theory of Behavioral
Intention. Teori ini merupakan pengembangan dari teori sikap sebelumnya
yang menekankan kepada sikap terhadap suatu objek. Sikap seorang
konsumen terhadap suatu objek sering kali tidak terkait secara kuat dengan
perilakunya. Perilaku tertentu dari seorang konsumen sering kali
ditentukan oleh intensi atau kecenderungan atau keinginan kuat dari
konsumen untuk melakukan perilaku tertentu tersebut. Atas dasar
pemikiran tersebut Ajzen dan Fishbein membangun model atau
mengembangkan model multiatribut sikap yang menghubungkan antara
perilaku. Model sikap ini dikenal dengan Theory of Reasoned Action
sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1 , model sikap ini mengintegrasikan
komponen sikap secara komprehensif ke dalam sebuah struktur yang
dirancang untuk dapat menjelaskan dan memprediksi perilaku dengan
lebih baik. Model ini mengintegrasikan komponen kognitif, afektif dan
konatif seperti model sikap trikomponen yang juga mengintegrasikan
komponen kognitif, afektif dan konatif (Sumarwan, 2011: 182).
Gambar 2.1
Model Teori Sikap Beralasan (Theory of Reasoned Action) (Peter dan Olson, 2010)
Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa perilaku
(misalnya tindakan untuk membeli suatu produk barang atau jasa)
ditentukan oleh intention to act atau intention to behave (keinginan kuat
atau kecenderungan melakukan tindakan). Intention to behave akan
dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior)
Kepercayaan terhadap perilaku B yang membawa
konsekuensi atau tindakan tertentu (B)
dan norma subyektif tentang perilaku (subjective norm about behavior).
Sikap terhadap perilaku (Attitude toward behavior) dibentuk oleh dua
komponen (Peter dan Olson, 2010), yaitu sebagai berikut.
a. Kepercayaan bahwa perilaku akan menghasilkan suatu keluaran atau
kepercayaan terhadap adanya konsekuensi karena melakukan perilaku.
b. Evaluasi terhadap keluaran atau evaluasi terhadap konsekuensi dari
kepercayaan.
Norma subjektif tentang perilaku (subjective norm about behavior)
dibentuk oleh dua komponen.
a. Kepercayaan terhadap orang lain (kelompok acuan atau referensi)
bahwa mereka berpikir bahwa saya seharusnya atau tidak melakukan
suatu perilaku atau kepercayaan normatif tentang harapan orang lain
(kelompok acuan) terhadap dirinya mengenai apa yang seharusnya
dilakukan.
b. Motivasi yang sejalan dengan kepercayaan normative atau motivasi
yang sejalan dengan orang yang menjadi kelompok acuan (Sumarwan,
2011: 183).
Theory of Reasoned Action atau Fishbein’s Behavioral Intentions Model dapat dijelaskan dengan model berikut (Sumarwan, 2011: 183).
Dimana:
B : Perilaku atau tindakan yang sesungguhnya yang diduga sama
BI : Kecenderungan melakukan perilaku atau tindakan tertentu.
AB : Sikap terhadap melakukan perilaku atau tindakan tertentu.
SN : Norma subyektif mengenai perilaku tertentu.
W1 , W2: Bobot yang menggambarkan pengaruh relatif AB dan SN
terhadap Kecenderungan melakukan perilaku atau tindakan
tertentu.
Sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior component)
dapat dijelaskan dengan model berikut (Sumarwan, 2011: 183).
AB : Sikap terhadap melakukan perilaku atau tindakan tertentu.
bi : Kepercayaan melakukan perilaku atau tindakan yang berakibat
kepada konsekuensi ke i.
ei : Evaluasi terhadap konsekuensi ke i.
n : Jumlah kepercayaan terhadap perilaku yang relevan.
Norma subyektif (subjective normcomponent) dapat dijelaskan
dengan model berikut(Sumarwan, 2011: 183).
Dimana:
bk : Kepercayaan normatif untuk melakukan perilaku atau tindakan
tertentu.
mk : Motivasi yang sejalan dengan kelompok acuan k.
j : Jumlah kelompok acuan yang relevan.
3. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Theory of Planned Behavior (TPB) adalah model sikap yang
dikembangkan dari model sikap TRA (Theory of Reasoned Action)
yang menyatakan bahwa selain sikap terhadap tingkah laku dan
norma-norma subjektif, individu juga mempertimbangkan kontrol
tingkah laku yang dipersepsikannya yaitu kemampuan mereka untuk
melakukan tindakan tersebut. Model ini dikembangkan oleh Ajzen
pada tahun 1985. TPB adalah model sikap yang memperkirakan minat
atau niat konsumen untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan.
Model TPB menjelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
perilaku seseorang adalah niatnya atau kecenderungannya untuk
melakukan tindakan tersebut. TPB seperti dikemukakan Ajzen (1991)
menyatakan bahwa perilaku manusia terlebih dahulu dipengaruhi oleh
minat (behavior intentions). Minat akan dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), norma
subyektif (subjective norms), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan
(perceived behavioral control), yaitu bagaimana konsumen memiliki
PBC mempengaruhi perilaku secara tidak langsung (lihat
Gambar 2.2, garis putus-putus PBC terhadap perilaku). Secara umum
model TPB dapat dijelaskan oleh Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2
Model Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)
Theory of planned behavior (TPB), perilaku yang ditampilkan
oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku, sedangkan
munculnya niat berperilaku ditentukan oleh tiga faktor penentu yaitu:
a. Behavioral belief, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu
perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.
b. Normative belief, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang
lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.
c. Control belief, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan
(control belief) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang
mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived
power) (Hisyam, 2009: 7). Attitude Toward
Behavior
Subjective Norms
Perceived Behavioral Control
Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan
dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya.
Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap
perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan
sosial yang dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma
subyektif (subjective norms) dan control beliefs menimbulkan
perceived behavioral control atau kontrol perilaku yang dipersepsikan
(Ajzen, 2002; Hisyam, 2009: 7), dimana perceived behavioral control
digunakan sebagai penilaian terhadap kemampuan sikap untuk
menampilkan tingkah laku.
Dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu
perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan
perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Intensi diasumsikan sebagai faktor
motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi
seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang
dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Intensi untuk
berperilaku dapat menjadi perilaku sebenarnya hanya jika perilaku
tersebut ada dibawah kontrol individu yang bersangkutan. Individu
tersebut memiliki pilihan untuk memutuskan menampilkan perilaku
tertentu atau tidak sama sekali (Ajzen, 1991; Hisyam, 2009: 7-9).
Kontrol perilaku yang dipersepsikan (PBC) mengindikasikan
bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh persepsi seberapa sulitnya
yang dapat dilakukan seseorang dalam suatu aktivitas. Bila seseorang
memiliki keyakinan kontrol tentang adanya faktor-faktor yang akan
menfasilitasi suatu perilaku, maka kontrol yang dipersepsikan akan
tinggi terhadap suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang akan mempunyai
suatu persepsi kontrol yang rendah bila ia mempunyai keyakinan
kontrol yang kuat tentang rintangan dalam mewujudkan perilaku
tersebut (Priaji, 2011: 49).
a. Pengaruh sikap terhadap niat berperilaku (attitude)
Sikap menurut Ajzen dan Fishbein (1975) didefinisikan
sebagai perasaan positif atau negatif seseorang tentang sebuah
perilaku. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang
suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut
dan manfaat dari obyek tersebut (Sumarwan, 2011: 166). Sehingga
sikap merupakan ungkapan perasaan positif-negative atau
suka-tidak sukaterhadap suatu obyek atau perilaku.
Sikap terhadap perilaku ditemtukan oleh keyakinan yang
diakses tentang konsekuensi dari perilaku, yang disebut behavioral
belief. Setiap behavioral belief berhubungan dengan perilaku
terhadap suatu hasil tertentu, atau terhadap atribut lainnya seperti
biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan pada saat menampilkan
Engel dkk (1995) dalam Priaji (2011: 69) menjelaskan
sikap secara tradisional dan terdiri dari tiga komponen yakni
kognitif atau pengetahuan, afektif atau emosi dan konatif atau
kecenderungan perilaku. Pengetahuan seseorang dan kepercayaa
tentang suatu sikap terletak dalam komponen kognitif. Komponen
afektif mewakili perasaan seseorang tentang objek sikap.
Komponen konatif merujuk pada tindakan seseorang atau
kecenderungan perilaku terhadap objek sikap.
Menurut Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 36)
terdapat faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi
terbentuknya sikap:
1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang
yang bersangkutan sendiri, seperti selektivitas.
2. Faktor ekstern yaitu selain faktor-faktor yang terdapat dalam
diri seseorang seperti, sifat obyek yang dapat dijadikan sasaran
sikap dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan
suatu hal tertentu.
Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 37) juga
menjelaskan tentang proses pembentukan dan perubahan sikap.
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara :
1. Adopsi adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang
secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sesuatu.
2. Diferensiasi yaitu dengan bertambahnya inteligensi,
bertambahnya pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia,
maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang
dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
3. Integrasi adalah pembentukan disini terjadi secara bertahap,
dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan
dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
4. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan.
b. Pengaruh norma subyektif (subjective norm) terhadap niat berperilaku
Menurut Hartono (2007), norma subyektif merupakan
persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan. Norma subyektif adalah persepsi individu
tentang pengaruh sosial dalam membentuk perilaku (Ajzen, 1998).
Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang
(misalnya saudara, teman dan sebagainya) menyetujui perilaku
tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka
(Ajzen, 1991; Hisyam, 2009: 10). Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa norma subyektif merupakan persepsi atau
pandangan individu tentang pengaruh sosial yang akan
mempengaruhi minat seseorang untuk membentuk atau tidak
membentuk perilaku.
Norma subyektif ditentukan oleh keyakinan normatif
(normative belief) mengenai harapan-harapan kelompok acuan atau
orang tertentu yang dianggap penting terhadap individu untuk
memenuhi atau menuruti harapan tersebut (motivation to comply).
Norma subyektif (subjective norm) dapat dinilai secara langsung
dengan meminta responden untuk menilai seberapa besar
kemungkinan bahwa kebanyakan orang-orang yang penting bagi
mereka akan menyetujui mereka melakukan perilaku tertentu
(Ajzen 1998; Priaji, 2011: 51).
c. Pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioralcontrol) terhadap niat berperilaku
Ajzen memperluas teori reasoned action dengan
menambahkan faktor ketiga, yaitu persepsi terhadap kontrol
tingkah laku, dalam teori tingkah laku terencana (theory behavior
control). Persepsi terhadap kontrol tingkah laku (perceived
ketidakmampuan untuk menampilkan sebuah perilaku, atau
persepsi seseorang mengenai seberapa mudah atau seberapa sulit
untuk menampilkan perilaku.
Kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki dua
pengaruh yaitu pengaruh terhadap niat berperilaku dan terhadap
perilaku. Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol perilaku
mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol
kepribadian yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan
implikasi motivasi pada orang tersebut.
Sedangkan kontrol perilaku yang dipersepsikan
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung (melalui
niat) terhadap perilaku (Ajzen: 1998). Pengaruh langsung dapat
terjadi jika terdapat actual control diluar kehendak individu
sehingga mempengaruhi perilaku. Semakin positif sikap terhadap
perilaku dan norma subyektif, semakin besar kontrol yang
dipersepsikan seseorang, maka semakin kuat niat seseorang untuk
memunculkan perilaku tertentu. Akhirnya, sesuai dengan kondisi
pengendalian yang nyata dilapangan (actual behavioral control)
niat tersebut akan diwujudkan jika kesempatan itu muncul. Namun
sebaliknya, perilaku yang dimunculkan bisa jadi bertentangan
dengan niat individu tersebut. Hal tersebut terjadi karena kondisi di
lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah
behavioral control individu tersebut. Perceived behavioral control
yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan
sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan (Ajzen 1998;
Hisyam, 2009: 10).
Karim dan Afif (2006) dalam Priaji (2011), menjelaskan
mengenai faktor-faktor yang dipersepsikan oleh masyarakat
sebagai pendukung dan penghalang mereka untuk menggunakan
jasa perbankan syariah. Hal ini terkait dengan PBC, karena dalam
setiap pengukuran PBC dibutuhkan adanya faktor-faktor yang
dipersepsi sebagai penghalang dan pendukung terhadap
perwujudan dari perilaku.
Berikut merupakan faktor yang dipersepsi menjadi
pendukung dan penghambat masyarakat untuk menggunakan jasa
perbankan syariah (Karim dan Afif, 2006; Priaji, 2011: 76):
i. Faktor yang dipersepsi sebagai pendukung:
1) Mendapatkan beberapa ketenangan
2) Menyimpan uang dengan cara yang diarahkan oleh Islam
3) Berpartisipasi dalam rencana baik untuk persaudaraan
4) Keselamatan di dunia dan akhirat
5) Keinginan untuk mendapatkan pahala
ii. Faktor yang dipersepsi sebagai penghambat:
1) Kurangnya informasi tentang produk bank syariah
3) Ada hambatan mental untuk menjadi nasabah yang
dipersepsi harus menyesuaikan dengan aturan syariah
yang ketat
4) Bank syariah belum terbukti dalam kinerja mereka
5) Laba-rugi dan sisten bagi hasil dirasakan lebih rendah
dari bunga di bank konvevsional
6) Tidak mendukung kegiatan individu dan bisnis dalam
mengelola keuangan.
Model matematika Theory of Planned Behaviour (TPB)
dapat dikemukakan sebagai berikut (Sumarwan, 2011: 188):
Dimana,
BI : Kecenderungan (minat atau niat) konsumen untuk
melakukan perilaku atau tindakan tertentu.
ATB : Sikap konsumen terhadap perilaku atau tindakan tertentu.
SN : Norma subyektif
PBC : Persepsi terhadap pengendalian perilaku
W1, W2, W3 : Bobot yang mempengaruhi ATB, SN dan PBC
terhadap BI
bi : Kepercayaan bahwa perilaku tertentu akan memberikan
ei : Evaluasi terhadap hasil yang diperoleh
ri : Kepercayaan normatif bahwa kelompok acuan
menginginkan seseorang untuk melakukan perilaku atau
tindakan tertentu
mi : Motivasi untuk mematuhi atau sejalan dengan kelompok
acuan
pi : Keyakinan akan faktor-faktor yang mendorong atau
menghalangi suatu perilaku atau tindakan
ci : Kekuatan faktor yang mendorong atau menghalangi
perilaku
4. Minat menabung
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai
sebuah kesukaan (kecenderungan hati) kepada suatu perhatian atau
keinginan. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian prasangka atau kecenderungan
lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare,
1997: 62). Minat adalah kecenderungan seseorang yang tetap
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang dan diperhatikan secara terus-menerus yang disertai
dengan rasa senang (Slameto, 1987: 180), sedangkan Suryabrata (1988:
109) mengatakan minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
Minat (interest) digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan tersebut. Minat menabung diasumsikan sebagai
minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek
yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian
(Kotler, 2002: 78).
Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap
minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya
kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran
mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis,
sedang perasaan yang bersifat halus atau tajam lebih mendambakan
kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat fikiran dan
perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur
dengan sebaik-baiknya (Sukanto, 1985: 120).
Ada beberapa tahapan minat yaitu:
a. Motif (alasan, dasar, pendorong)
b. Perjuangan Motif
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif
yang bersifat hukum dan rendah dan disini harus dipilih.
c. Keputusan memilih
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-motif
mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu
yang sama
d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang di ambil (Heri, P, 1998;
Silvia, 2013)
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa minat adalah
dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Selain itu minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga
adanya faktor internal. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan
modal yang besar untuk membangkitkan semangat untuk melakukan
tindakan yang diminati dalam hal ini minat menabung di bank syariah.
Menurut Crow and Crow dalam Ro’uf (2011: 31) menjelaskan
bahwa minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak pada orang. Crow and Crow juga berpendapat ada tiga faktor
yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:
a. Faktor dorongan dari dalam individu
Artinya mengarah pada kebutuhan-kebutuhan yang muncul dari
dalam individu, merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan
fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa takut, rasa sakit,
juga dorongan ingin tahu membangkitkan minat untuk mengadakan
b. Faktor motif sosial
Artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan lingkungan
agar dapat diterima dan diakui oleh oleh lingkungannya atau aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan sosial, seperti bekerja, mendapatkan
status, mendapatkan perhatian dan penghargaan.
c. Faktor emosional atau perasaan
Artinya minat yang erat hubungannya dengan perasaan atau
emosi, keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat akan
membawa rasa senang dan memperkuat minat yang sudah ada,
sebaliknya kegagalan akan mengurangi minat individu tersebut.
Menabung merupakan suatu aktivitas guna memenuhi suatu
kebutuhan yaitu jaminan akan materi. Menabung juga merupakan kegiatan
atau aktivitas yang memerlukan adanya keinginan dalam diri sendiri
seseorang untuk menyisihkan dan menyimpan uangnya di bank. Minat
menabung adalah kekuatan yang mendorong individu untuk memberikan
perhatiannya terhadap kegiatan menyimpan uang di bank yang dilakukan
secara sadar, tidak terpaksa dan dengan perasaan senang.
5. Perbankan syariah
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum