1
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih
Surabaya
DISUSUN OLEH : 1. Faricha Astri Ananda 3614100055 2. Rachmatina Retno Septiani 3614100050 3. Ahmad Zuhdi 3614100089 4. Avvina Amanda 3614100099
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
2 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan rahmadnya kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan yang mana membahas mengenai pemilihan lokasi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih ”. Makalah ini berisi tentang analisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi taman. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan urutan prioritas sub kriteria yang menjadi pertimbangan pemilhan lokasi Taman Harmoni Keputih. Ucapan terima kasih tak lupa kami berikan kepada Bapak Dr. Nanang Setiawan dan Ibu Belinda Ulfa Aulia,ST,M.Sc sebagai dosen dari mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan yang turut membimbing dalam penyelesaian tugas ini. Juga kepada rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukanmasukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas. Tugas ini merupakan ulasan mengenai apa yang sudah survei dan kami kaji. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Surabaya, 17 Mei 2016
3 DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ... 1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau ... 3
2.2 Standar Pelayanan Ruang Terbuka Hijau ... 3
2.2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah ... 3
2.2.2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... 4
2.2.3 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman Kota ... 5
2.2.4 Penyediaan RTH Ruang Pejalan Kaki ... 6
2.3 Teori Walter Christaller (1933) ... 7
2.4 Teori Lokasi Fasilitas Umum ... 9
2.5 Aksesibilitas ... 10
2.6 Pedoman Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya SNI 03-1733-2004 ... 11
2.6.1 Persyaratan dan kriteria ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ... 13
3.1 Pendekatan Penelitian ... 13
3.2 Jenis Penelitian ... 13
3.3 Variabel Penelitian ... 13
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 15
3.5 Analisa Responden ... 16
3.6 Metode Analisis ... 17
BAB IVGAMBARAN UMUM ... 18
4.1 Gambaran Umum ... 18
4
4.3 Pelayanan ... 18
BAB VANALISIS ... 19
5.1 Analisa Faktor Pemilihan Lokasi Menurut Preferensi Stakeholder ... 19
5.2 Kombinasi Analisis Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni ... 23
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taman adalah salah satu aspek yang penting dalam perkotaan. Taman disini bisa jadi penyeimbang dari pembangunan kota yang ada. Taman bisa digunakan untuk refreshing bagi masyarakat sekitar. Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani “gan” yang berarti melindungi dan mempertahankan;menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar dan “oden atau eden” yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Sedangkan menurut Djamal (200), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain, dan sebagainya.
Taman Harmoni Keputih ini juga cenderung baru, sehingga diperlukan suatu studi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi taman ini. Sehingga bisa diketahui apakah lokasi yang dipilih memenuhi kriteria faktor lokasi yang sesuai dengan standard dan teori yang relevan , sehingga diharapkan dapat membantu menjawab dalam penentuan lokasi Taman.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor pemilihan lokasi Taman Harmoni Keputih . Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi faktor lokasi yang berpengaruh dalam penentuan lokasi taman b. Penentuan kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi taman, untuk
mengetahui apakah lokasi taman memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak
c. Penentuan penskalaan (scalling) untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wiayah dalam penelitian ini yaitu Taman Harmoni di Keputih terletak di Kelurahan Keputih dengan luas lahan 50 Ha.
Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi taman, untuk mengetahui apakah lokasi Taman Harmoni Keputih memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak. Ruang Lingkup Substansi
Substansi dalam pembahasan penelitian ini menyangkut dua materi, pertama mengenai karakteristik Taman Harmoni Keputih yaitu berupa kajian tentang karakteristik Taman berdasarkan studi literatur terkait dan studi lapangan. Materi yang kedua adalah analisa mengenai kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi Taman, untuk mengetahui apakah lokasi Taman Harmoni Keputih memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak, serta analisis hasil temuan empirik dengan teori mengenai lokasi Taman Harmoni.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait dengan kesesuaian lokasi Taman Harmoni dengan analisis lokasi dan keruangan berdasarkan standard dan teori yang relevan.
Manfaat Akademis
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi; area pengembangan keanekaragaman hayati;
area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan; tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
tempat pemakaman umum;
pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan; pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;
area mitigasi/evakuasi bencana; dan
ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
2.2Standar Pelayanan Ruang Terbuka Hijau
2.2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut: 1. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat
2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;
maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
Tabel 1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No. Unit Lingkungan Tipe RTH Luas
9000 0,3 Dikelompokan
dengan sekolah/pusat kecamatan 4 120.000 jiwa Taman
Kecamatan
24.000 0,2 Dikelompokan
dengan sekolah/pusat kecamatan Pemakaman disesuaikan 1,2 tersebar 5 480.000 jiwa
Taman Kota 144.000 0,3 Di pusat wilayah/kota
Hutan Kota disesuaikan 4,0
Di dalam/kawasan pinggiran
Untuk fungsi tertentu
disesuaikan 12,5 Disesuaikan dengan kebutuhan
5 2.2.3 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman Kota
Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalah sebagai berikut: a) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
b) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
c) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
d) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah; e) kecepatan tumbuh sedang;
f) berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya; g) jenis tanaman tahunan atau musiman;
h) jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;
i) tahan terhadap hama penyakit tanaman;
j) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
k) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Tabel 2. Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
No Jenis dan Nama Tanaman
Nama Latin Keterangan
1 Bunga Kupu-Kupu Bauhinia Purpurea Berbunga
2 Sikat botol Calistemon lanceolatus Berbunga
3 Kamboja Merah Plumeria rubra Berbunga
4 Kersen Muntingia calabura Berbunga
5 Kendal Cordia sebestena Berbunga
6 Kesumba Bixa oreliana Berbunga
7 Jambu batu Psidium guajava Berbunga
8 Bungur Sakura Lagerstroemia loudonii Berbunga
9 Bunga Saputangan Amherstia nobills Berbunga
10 Lengkang Ephhorbia longan Berbunga
11 Bunga Lampion Brownea ariza Berbunga
12 Bungur Lagerstroemea floribunda Berbunga
13 Tanjung Mimosups elergi Berbunga
14 Kenanga Cananga odorata Berbunga
16 Akasia mangium Accacia mangium Berbunga
17 Jambu air Eugaria aquea Berbunga
18 Kenari Canarium commune Berbunga
Sumber:Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Tabel 3 Contoh Kelengkapan Fasilitas Taman Kota
Koefisien Dasar Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi
70-80% 1. Lapangan terbuka
2. Unit lapangan basket (14x26m)
3. Unit lapangan volley (15x24m)
Sumber:Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
2.2.4 Penyediaan RTH Ruang Pejalan Kaki
Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1. Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu:
Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar; Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh
7 kondisi iklim. Jalur pejalan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk penyandang cacat.
2. Karakter fisik, meliputi:
Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan;
Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m.
3. Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacu pada Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tanggal 1 Desember 1998, tentang Persyaratan Teknis Aksesiblitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan dan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana
dan Sarana Ruang Pejalan Kaki.
2.3 Teori Walter Christaller (1933)
Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.
Gambar 1 Ilustrasi Range dan Threshold sumber: www.google.com , 2016
Teori Christaller mengasumsikan kondisi ideal dimana sebuah dataran homogen yang sama dengan kepadatan populasi dan daya beli yang sama. Dalam hal ini, teori central place mirip dengan teori lokasi Weber dan Von Thunen, dimana lokasi diasumsikan euclidean, dataran isotropic dengan kemampuan daya beli konsumen yang sama besar ke segala arah. Christaller menyarankan bahwa barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi rangkaian tingkatan dari kekhususan rendah atau orde dasar (seperti produk pangan) sampai orde tinggi atau memiliki kekhususan tinggi (seperti sebuah tingkatan layanan kesehatan atau tingkatan alat-alat rumah tangga maupun kendaraan). Semakin tinggi kelompok barang, range dan threshold nya semakin luas.Dalam konsep ruang, makin luas wilayah pemasaran suatu barang, ordenya semakin tinggi.Masing-masing item atau jasa memiliki optimal market areanya masing-masing dan dapat digambarkan sebagai sebuah radius lingkaran.Untuk memastikan bahwa seluruh bagian dataran terlayani, maka seluruh lingkaran market area harus tumpang tindih.Hasil polanya dapat digambarkan menggunakan bentuk geometrik lingkaran, segi enam, dan segitiga.
9 Gambar 2 Bentuk Heksagon dapat mengisi ruang secara efisien
sumber: www.google.com , 2016
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait teori Christaller adalah terori tersebut berdasar pada sebuah asumsi dimana model tersebut tidak dapat diterapkan pada situasi yang realistis. Asumsi yang digunakan adalah:
a. Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang homogen dimana tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi geografis
b. Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan perkembangan permukiman
c. Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar
d. Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat permukiman
e. Banyak pedagang kecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman produk
f. Semua pembeli memilik daya beli yang sama
g. Biaya transportasi sama ke semua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak h. Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan
i. Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan .
2.4 Teori Lokasi Fasilitas Umum
bermanfaat bagi masyarakat. Penyediaan fasilitas umum mengandung potensi konflik, baik itu dari sisi jenisnya, jumlah, dan dimana tempat disediakannya.
Salah satu kriteria yang penting dalam menentukan lokasi fasilitas umum adalah minimasi jarak rata-rata dari wilayah permukiman ke lokasi fasilitas umum. Bagi masyarakat, lokasi penempatan lokasi yang baik adalah lokasi yang memiliki aksesibilitas yang baik dan mudah dijangkau oleh semua kalangan (Effendi, 2007). Kriteria dari lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat diantaranya adalah:
- Total jarak terhadap fasilitas terdekat adalah minimum
- Jarak terjauh permukiman dari fasilitas terdekat adalah minimum
- Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas adalah seimbang
- Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas selalu lebih banyak dibanding sekelompok tertentu
- Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas selalu kurang dibanding sekelompok tertentu
Inti dari penjelasan mengenai teori lokasi fasilitas umum ini menekankan pada aksesibilitas yaitu memiliki akses yang baik dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Dalam pengertian untuk fasilitas lokasi taman berbanding lurus dengan teori tersebut karena dalam peraturan lokasi taman cenderung ditempatkan di sekitar rumah penduduk.
2.5 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan keamanan ialah tingkat kriminalitas dan tingkat kebisingan dengan tolak ukur 40-60dB (WHO, 2007).
11 Tabel 4. Standar Jarak dalam Kota
No. Prasarana Jarak dari tempat tinggal
(berjalan kaki)
1. Tempat Bermain Anak atau Taman km atau 20 menit
2. Tempat Olahraga (Rekreasi) 1 km atau 20 menit
3. Taman Umum (Cagar, Kebun Binatang, dsb) 30 sampai 60 menit Sumber: Chapin dalam Jayadinata
Jalur pejalan kaki juga menjadi pendukung kemudahan akses menuju lokasi taman tersebut. Jalur ini dinamakan pedestrian ways yang merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan. Agar terciptanya kenyamanan tersebut diperlukan fasilitas berupa zebracross, trotoar, dan lampu pejalan kaki Tidak hanya pergerakan manusia saja yang mempengaruhi tingkat aksesibilas, pergerakan kendaraan juga merupakan faktor penting penunjang kemudahan akses tersebut. Kemudahan untuk menuju lokasi taman akan lebih mudah apabila terjangkau oleh transportasi publik.
2.6 Pedoman Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya SNI 03-1733-2004 Persyaratan Lokasi
1) kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
2) kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);
3) kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/setu/sungai/kali dan sebagainya;
5) kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/lokal setempat.
2.6.1 Persyaratan dan kriteria
Persyaratan dan kriteria sarana ruang terbuka mempertimbangkan lokasi penempatan dan penyelesaian ruang (lihat tabel dibawah ini)
Tabel 5. Standar Kriteria Lokasi Taman
No Jenis
13 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian penentuan lokasi Taman Harmoni adalah menggunakan metode analisa teori dan analisa empirik. Pendekatan tersebut digunakan dalam menguji empirik obyek spesifikasi, berpikir tentang empirik yang teramati, yang terukur dan dapat dieliminasikan serta dapat dimanipulasikan, dilepaskan dari satuan besarnya (Muhadjir, 1990). Metode analisa teori menjadikan teori sebagai batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang berpengaruh dalam penentuan kriteria lokasi taman
Teori pembatasan lingkup, definisi secara teoritik dan empirik yang berkaitan dengan identifikasi kriteria penentuan lokasi taman/RTH berdasarkan studi dan penelitian yang pernah ada. Selanjutnya, teori-teori studi tersebut dapat dirumuskan menjadi sebuah yang menghasilkan variabel penelitian. Tahap yang terakhir adalah tahap generalisasi hasil, yang bertujuan menarik sebuah kesimpulan berdasarkan hasil analisis kajian karakteristik taman yang dikomparasikan kriteria umum yang didapat dari teori lokasi dan standart penentuan lokasi taman yang tepat
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan tujuan untuk mengetahui kriteria-kriteria penentu lokasi taman. Keberadaan Taman Harmoni yang baru saja dibangun sekarang belum memiliki sebuah dasar pertimbangan penentuan lokasi sehingga dilakukan penelitian dengan jenis ekploratif yang kemudian dapat menjadi acuan dalam pengembangan agar lebih efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatannya. Selain itu digunakan pula pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
3.3 Variabel Penelitian
mendalam dan tepat sasaran. Berdasarkan tinjauan teori,didapatkan variabel, kriteria dan definisi operasional dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 6. Variabel Lokasi
No Tinjauan Teori Spesifikasi Faktor
1 Teori Christaller a. Threshold b. Jarak pelayanan c. Hirarki
2 WHO (2007) a. Fasilitas (Jalur Pejalan kaki/Trotoar dan tempat penyebrangan/zebracross) b. Keamanan lingkungan (kriminalitas) dan ketenangan dari kebisingan.
a. Jumlah Penduduk (Cakupan) b. Tingkat Pelayanan
c. Kenyamanan d. Akses
Sumber: analisis pribadi, 2016
Melalui teori-teori tersebut, maka diperoleh faktor yang paling menentukan penentuan lokasi RTH (Taman) antara lain:
Tabel 7. Kriteria Faktor-Faktor
Tabel 8. Kriteria dan Sub Kriteria Faktor Lokasi
No Kriteria Sub Kriteria Definisi Operasional
1 Keamanan dan Kenyamanan
Kriminalitas Jumlah tindak kriminalitas yang terjadi disuatu wilayah lokasi sekitar taman dihitung dalam satuan jumlah kriminalitas
15 Jenis Vegetasi Jenis pepohonan dalam suatu wilayah
yang memiliki lebar tajuk tertentu dalam meter
2 Pelayanan Jangkauan Pelayanan Jarak terjauh yang bisa dilayani oleh taman
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang terlayani oleh taman tersebut
Luas Taman Lahan dengan luasan tertentu yang memiliki peruntukan taman
3 Aksesibilitas Jarak dengan Pemukiman
Jarak tempuh pencapaian lokasi dalam meter dari pemukiman.
Jangkauan dari
transportasi publik
Jarak lokasi taman dengan rute transportasi publik
Keberadaan Trotoar Keberadaan trotoar untuk jalur pejalan kaki untuk menjamin keamanan jalan Sumber: analisis, 2016
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan cara-cara yang digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian yang diangkat, terutama dalam hubungannya dengan instrument yang akan digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi
Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh melalui studi literatur yang berhubungan dengan penelitian yang diambil. Studi literatur ini terdiri dari tinjauan teoritis dan pengumpulan data instansi. Untuk tinjauan teoritis kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat teori-teori dari para ahli yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Yang perlu diperhatikan data pengumpulan data sekunder ini adalah keakuratan sumber data serta studi literatur atau kepustakaan dilakukan dengan meninjau isi dari literatur yang bersangkutan dengan tema penelitian ini.
Data Primer
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan daftar pertanyaan. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana jawabannya sudah tersedia dan memiliki bobot/ kriteria tertentu sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini yaitu metode wawancara dilakukan pada stakeholder yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian. Hal ini merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab lisan. Metode ini dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan kondisi langsung bertemu dan berhadap-hadapan.
3.5 Analisa Responden
Pemilihan responden dilakukan sesuai dengan stakeholder yang terkait dalam pemilihan lokasi. Untuk memperoleh informasi yang representatif, maka diperlukan stakeholder yang memahami kondisi lokasi maupun pihak yang terkait dengan adanya Taman Harmoni. Adapun stakeholder yang digunakan pada penelitian ini adalah dari dinas kebersihan dan keamanan (DKP), Kelurahan Keputih dan akademisi. Dalam analisis yang dilakukan pada stakeholder yang berbeda tersebut tersebut bertujuan agar menemukan perbedaan preferensi yang signifikan mengenai faktor apa yang paling diperhatikan dari masing-masing stakeholder dalam menentukan suatu lokasi taman. Berdasarkan identifikasi yang ada, stakeholder yang terkait antara lain:
Tabel 9. Stakeholder Penelitian
No Stakeholder Kepentingan
1
Dinas
Kebersihan dan
Pertamanan
Sebagai penyelenggaraan urusan kebersihan dan pertamanan serta mengetahui segala seluk beluk taman di Surabaya
2 Kelurahan Keputih
Instansi yang bertanggung jawab atas
operasional dan administrasi Taman Harmoni Keputih
3 Akademisi Sebagai seorang ahli yang memiliki ilmu dan pengalaman yang lebih
17
3.6 Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik pengambilan suatu
keputusan yaitu Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah model yang memberikan kesempatan
bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dengan cara
membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan dengan memasukkan faktor
kualitatif dan kuantitatif (Saaty, 1993). Metode tersebut merupakan analisis yang digunakan
untuk memformulasikan masalah-masalah yang tidak terstruktur baik dalam bidang
ekonomi, sosial maupun ilmu pengetahuan, dan manajemen serta masalah yang
memerlukan keputusan pada situasi yang kompleks atau tidak disangka, dimana data dan
informasi sangat minim atau tidak ada sama sekali.
Teknik analisis tersebut digunakan untuk memberikan bobot prioritas pada kriteria-kriteria penentuan lokasi Taman Harmoni. Data yang diinput untuk analisis menggunakan AHP adalah kriteria-kriteria penentuan lokasi taman yang didapat dari kajian pustaka, lalu menghasilkan output berupa tingkat prioritas dari perbandingan kriteria penentuan lokasi taman tersebut. Proses tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks diperlukan peentapan prioritas dan melakukan perimbangan. Untuk
membantu jalannya analisis hirarki proses, hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden di
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Gambaran Umum
Taman Harmoni Keputih ini berada di Jalan Keputih Tegal Sari no.241 dengan luas lahan yaitu 50 ha.Pembangunan taman ini adalah upaya menyuburkan kembali tanah eks tempat pembuangan akhir (TPA) sampah keputih setelah 11 tahun ditutup
Batas lokasi tapak yang merupakan luasan dan ruang untuk Taman Harmoni saat ini, adalah meliputi :
Sebelah Utara : Marina Emas Barat Sebelah Selatan : Eastern Ring Paradise Sebelah Timur : Marina Emas Timur Sebelah Barat : SMKN 10 Surabaya
Gambar 3 Lokasi Taman Harmoni Keputih Sukolilo sumber: www.wikimapia.com , 2016
4.2 Demografi
Menurut Dinas Pendidikan dan Pencatatan Sipil, penduduk di Surabaya sebesar 2.969.555 Jiwa.
4.3 Pelayanan
19 BAB V
ANALISIS
5.1 Analisa Faktor Pemilihan Lokasi Menurut Preferensi Stakeholder
Analisis yang digunakan dalam penentuan faktor-faktor pemilihan lokasi taman Haromoni adalah analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process). AHP dilakukan dengan melihat penilaian faktor- faktor berupa kriteria dan sub kriteria yang mempengaruhi keputusan penentu lokasi taman Harmoni menurut preferensi stakeholder. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam pengelolaan taman Harmoni melibatkan banyak pihak terkait.
Adapun stakeholder yang digunakan pada penelitian ini adalah dari pihak pemerintah, masyarakat (pengunjung), dan akademisi. Dalam analisis yang dilakukan pada stakeholder yang berbeda tersebut tersebut bertujuan agar menemukan perbedaan preferensi yang signifikan mengenai faktor apa yang paling diperhatikan dari masing-masing stakeholder dalam menentukan suatu lokasi taman. Agar proporsi preferensi antar stakeholder seimbang makan dilakukan analisis AHP secara terpisah. Berikut adalah stakeholder dalam analisis faktor penentuan lokasi taman Harmoni Keputih.
Tabel 10. Stakeholder dalam analisis faktor lokasi Taman Harmoni
No Stakeholder
1 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2 Kelurahan Keputih
3 Pengunjung Taman
4 Akademisi
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan, penentuan atau pemilihan teknik analisis faktor yang akan digunakan adalah didasarkan pada kemampuan teknik tersebut dalam menjelaskan data yang ada serta tingkat keakuratan model analisis. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam analisis faktor ini adalah dengan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan teknik analisis deskriptif. Adapun kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan dalam kuesioner tersebut sebagai berikut :
Keamanan dan Kenyamanan Pelayanan
Aksesibilitas
terhadap penentu pemilihan lokasi Taman Harmoni..
A. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi DKP Surabaya disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
No. Kriteria Bobot
3 Aksesibilitas 0,333
Jarak Dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan yang sama yaitu sebesar 0,333. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah Kriminalitas, Jumlah Penduduk, dan Keberadaan Trotoar. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 artinya data yang ada adalah valid.
B. Kelurahan Keputih
21 maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi Klurahan Keputih Surabaya disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 12. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
No. Kriteria Bobot
3 Aksesibilitas 0,260
Jarak Dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah pelayanan yaitu sebesar 0,413. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jangkauan pelayanan dengan bobot 0,207. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
C. Akademisi
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 13. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
No. Kriteria Bobot
3 Aksesibilitas 0,225
Jarak Dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah pelayanan yaitu sebesar 0,610. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jangkauan pelayanan dengan bobot 0,335. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
D. Pengunjung RTH Taman Harmoni
23 Tabel 14. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
No. Kriteria Bobot
3 Aksesibilitas 0,559
Jarak Dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah aksesibilitas yaitu sebesar 0,0,559. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jarak dengan permukiman dengan bobot 0,413. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
5.2 Kombinasi Analisis Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni
Berdasarkan hasil olahan aplikasi, didapat kombinasi preferensi stakeholder dalam penentuan faktor-faktor pemilihan lokasi taman harmoni. Ketiga kriteria memiliki tingkat inkonsistensi yang normal karena berada di bawah 0,1.
A. Pembobotan Kriteria
Gambar 4 Prioritas Kategori Taman Harmoni Keputih Sukolilo sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar kriteria didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor pelayanan. Dengan inkonsistensi 0,00167 yang berarti normal.
B. Pembobotan Sub Kriteria
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh berdasarkan kriterianya sebagai berikut:
1. Kriteria Keamanan dan Kenyamanan
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria keamanan dan kenyamanan hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah kriminalitas, dengan bobot 0,551. Kemudian jenis vegetasi dan kebisingan.
Gambar 5 Prioritas Kriteria Keamanan dan Kenyamanan Taman Harmoni Keputih Sukolilo sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria keamanan dan kenyamanan didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor kriminalitas. Dengan inkonsistensi 0,00167 yang berarti normal.
2. Kriteria Pelayanan
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria pelayanan hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah jangkauan pelayanan, dengan bobot 0,439. Kemudian luas taman dan jumlah penduduk.
Gambar 6 Prioritas Kriteria Pelayanan Taman Harmoni Keputih Sukolilo sumber: analisis , 2016
25 didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor jangkauan pelayanan. Dengan inkonsistensi 0,00041 yang berarti normal.
3. Kriteria Aksesibilitas
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria aksesibilitas hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah jangkauan transportasi publik, dengan bobot 0,508. Kemudian jarak dengan permukiman dan keberadaan trotoar.
Gambar 7 Prioritas Kriteria AksesibilitasTaman Harmoni Keputih Sukolilo sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria aksesibilitas didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor jangkauan pelayanan. Dengan inkonsistensi 0,00154 yang berarti normal.
C. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Taman
Berdasarkan hasil analisis didapat kobinasi preferensi stakeholder terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi taman Harmoni sebagai beriut.
Tabel 15. Hasil Analisis Akhir Kombinasi
No. Kriteria Bobot
3 Aksesibilitas 0,314
Totoar sumber: analisis , 2016
Gambar 8 Prioritas Sub Kriteria Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Dari hasil analisis di atas didapatlah 3 (tiga) Sub Kriteria yang paling berpengaruh terhadap pemilihan lokasi taman menurut stakeholder yang ada. Ketiga Sub Kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan, kriminalitas, dan luas taman.
E. Kesesuaian Kriteria dengan Eksisting Taman Harmoni 1. Jangkauan Pelayanan
Jangkauan pelayanan adalah jarak terjauh yang bisa dilayani oleh sebuah layanan. Taman Harmoni merupakan taman berhirarki Kota. Dengan demikian taman ini seharusnya mampu melayani penduduk kota Surabaya khususnya Surabaya Timur. Dengan luas 50 Ha mengindikasikan pelayanan taman harus mampu menjangkau seluruh penduduk Kota Surabaya. Berdasakan eksisting dan hasil preferensi stakeholder jangkauan pelayanan Taman Harmoni memiliki kesesuaian yang tinggi. Terlihat dari pengunjung yang datang saat diwawancarai berasal dari Sidoarjo yang notabene di luar Kota Suabaya sendiri. Selain itu, Taman Harmoni sebagai pelayanan dalam kebutuhan Ruang Terbuka Hijau juga telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang mengunjunginya seperti bercengkerama dengan keluarga, bermain wahana yang ada, hingga foto Pre – Wedding. Maka faktor jangkauan pelayanan cukup relevan apabila berada di posisi pertama sebagai faktor yang paling diprioritaskan oleh stakeholder.
2. Kriminalitas
27 faktor kriminalitas dinilai sesuai sebagai salah satu faktor yang diprioritaskan terhadap pemilihan lokasi Taman Harmoni.
3. Luas Taman
Luas taman yang sesuai dengan standart kebutuhan RTH di Kota Surabaya yaitu 0,3 m2/jiwa. Artinya bagi 100.000 jiwa harus memiliki 30000 m2 atau 30 Ha laha. Penduduk kota Surabaya adalah 2.969.555 jiwa. Artinya membutuhkan public space yang mencapai 890.866,5 m2 atau 890,8 Ha. Taman Harmoni memiliki luas 50 Ha artinya 50.000 m2 dari 890.866,5 m2 telah terakomodasi di Taman Harmoni. Taman Harmoni adalah taman yang diproyeksikan sebagai taman terbesar di Surabaya. Berdasarkan preferensi stakeholder maka dapat disimpulkan bahwa faktor luas taman diprioritaskan terhadap pemilihan lokasi taman di Kota Surabaya dan Taman Harmoni.
E. Hasil Wawancara Stakeholder
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis degan metode AHP, terdapat perbedaan preferensi stakeholder tentang prioritas pemilihan lokasi taman di kota Surabaya. Berdasarkan preferensi Dinas Kebersihan dan Pertamanan memprioritaskan sub kriteria kriminalitas, jumlah penduduk, dan keberadaan trotoar. Dari preferensi Kantor Kelurahan Keputih dan Akademisi memprioritaskan jangkauan pelayanan. Sementara dari preferensi pengunjunh didapatkan sub kriteria jarak dengan pemukiman. Sedangkan berdasarkah hasil kombinasi didapatkan tiga faktor paling diprioritaskan oleh stakeholder, yaitu: Jangkauan Pelayanan, Kriminalitas, dan Luas Taman.
Berdasarkan dari hasil wawancara, faktor yang paling menentukan dalam pemilihan lokasi Taman Harmoni Keputih adalah pelayanan dan aksesibilitas. Alasan pemilihan lokasi Taman Harmoni tidak hanya berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas. Pemilihan lokasi taman ini juga dilandasi oleh konversi lahan TPA menjadi Taman. Lahan bekas TPA yang tidak dioperasikan selama 11 tahun ini hanya bisa dikonversikan menjadi Taman. Taman Harmoni Keputih ini hirarkinya adalah Taman Kota yaitu sejajar dengan Taman Bungkul. Berdasarkan temuan dari data eksisting ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor lain diluar kriteria yang ada namun menjadi pertimbangan faktor pemilihan
29 Daftar Pustaka
Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Lampiran
KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI
KEPUTIH, SUKOLILO
(KELURAHAN KEPUTIH)
Identitas
Nama : Putut
Pekerjaan : Sekretaris Kelurahan Keputih
A. PENDAHULUAN
Yth Bapak/Ibu Informan,
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2014 saat ini sedang melaksanakan penelitian Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi taman. Hasil kuisioner ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada sekarang. Lalu hasil analisisnya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi selanjutnya. Studi kasus yang kami pilih yaitu “Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya”. Oleh karena itu, kami membutuhkan kesediaan Bpk/Ibu informan untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada kami terkait .
Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini.
Hormat Kami,
31 B. PETUNJUK PENGISIAN
Dalam melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria, ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawablah pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai Keterangan
1 Sama penting
2 Sama dan sedikit lebih penting 3 Sedikit lebih penting
4 Antara sedikit lebih penting dan lebih penting 5 Lebih penting
6 Antara lebih dan dangat lebih penting 7 Sangat lebih penting
8 Antara sangat lebih dan mutlak lebih penting 9 Mutlak lebih penting
Sumber: Saaty (2003) Contoh:
Manakah yang lebih penting antara topografi dan daerah tidak rawan bencana ?
Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah tidak rawan
bencana Artinya : Kriteria Topografi lebih penting sebesar 4 daripada kriteria Daerah Tidak
Rawan Bencana
Kriteria-kriteria yang diperhatikan dalam penentuan lokasi tempat pembuangan akhir sebagai berikut:
a. Kriteria Kenyamanan dan Keamanan
Kriteria Kenyamanan dan Keamanan meliputi Kebisingan, Kriminalitas, tidak rawan bencana dan Jenis Vegetasi.
b. Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan jarak dengan permukiman, Jumlah penduduk, dan Luas Taman. c. Kriteria Aksesibilitas
PERTANYAAN I
Pertanyaan I berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria dalam suatu Kenyamanan dan
33 KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI
KEPUTIH, SUKOLILO
(DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN)
Identitas
Nama : Putri
Pekerjaan : Staff Perencanan Taman DKP
C. PENDAHULUAN
Yth Bapak/Ibu Informan,
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2014 saat ini sedang melaksanakan penelitian Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi taman. Hasil kuisioner ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada sekarang. Lalu hasil analisisnya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi selanjutnya. Studi kasus yang kami pilih yaitu “Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya”. Oleh karena itu, kami membutuhkan kesediaan Bpk/Ibu informan untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada kami terkait .
Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini.
Hormat Kami,
D. PETUNJUK PENGISIAN
Dalam melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria, ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawablah pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai Keterangan
1 Sama penting
2 Sama dan sedikit lebih penting 3 Sedikit lebih penting
4 Antara sedikit lebih penting dan lebih penting 5 Lebih penting
6 Antara lebih dan dangat lebih penting 7 Sangat lebih penting
8 Antara sangat lebih dan mutlak lebih penting 9 Mutlak lebih penting
Sumber: Saaty (2003) Contoh:
Manakah yang lebih penting antara topografi dan daerah tidak rawan bencana ?
Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah tidak rawan
bencana Artinya : Kriteria Topografi lebih penting sebesar 4 daripada kriteria Daerah Tidak
Rawan Bencana
Kriteria-kriteria yang diperhatikan dalam penentuan lokasi tempat pembuangan akhir sebagai berikut:
d. Kriteria Kenyamanan dan Keamanan
Kriteria Kenyamanan dan Keamanan meliputi Kebisingan, Kriminalitas, tidak rawan bencana dan Jenis Vegetasi.
e. Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan jarak dengan permukiman, Jumlah penduduk, dan Luas Taman. f. Kriteria Aksesibilitas
Kriteria Aksesibilitas meliputi jangkauan pelayanan dan tersedia jaringan jalan.
PERTANYAAN I
Pertanyaan I berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria dalam suatu Kenyamanan dan
Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan
Kenyamanan dan
35
Aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan
PERTANYAAN II
KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI
KEPUTIH, SUKOLILO
(AKADEMISI)
Identitas
Nama : Ummi Umilia Pekerjaan : Dosen PWK ITS
E. PENDAHULUAN
Yth Bapak/Ibu Informan,
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2014 saat ini sedang melaksanakan penelitian Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi taman. Hasil kuisioner ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada sekarang. Lalu hasil analisisnya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi selanjutnya. Studi kasus yang kami pilih yaitu “Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya”. Oleh karena itu, kami membutuhkan kesediaan Bpk/Ibu informan untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada kami terkait .
Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini.
Hormat Kami,
37 F. PETUNJUK PENGISIAN
Dalam melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria, ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawablah pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai Keterangan
1 Sama penting
2 Sama dan sedikit lebih penting 3 Sedikit lebih penting
4 Antara sedikit lebih penting dan lebih penting 5 Lebih penting
6 Antara lebih dan dangat lebih penting 7 Sangat lebih penting
8 Antara sangat lebih dan mutlak lebih penting 9 Mutlak lebih penting
Sumber: Saaty (2003) Contoh:
Manakah yang lebih penting antara topografi dan daerah tidak rawan bencana ?
Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah tidak rawan
bencana Artinya : Kriteria Topografi lebih penting sebesar 4 daripada kriteria Daerah Tidak
Rawan Bencana
Kriteria-kriteria yang diperhatikan dalam penentuan lokasi tempat pembuangan akhir sebagai berikut:
g. Kriteria Kenyamanan dan Keamanan
Kriteria Kenyamanan dan Keamanan meliputi Kebisingan, Kriminalitas, tidak rawan bencana dan Jenis Vegetasi.
h. Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan jarak dengan permukiman, Jumlah penduduk, dan Luas Taman. i. Kriteria Aksesibilitas
PERTANYAAN I
Pertanyaan I berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria dalam suatu Kenyamanan dan
39 KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI
KEPUTIH, SUKOLILO
(PENGUNJUNG)
Identitas
Nama : Dony Fahrial Pekerjaan : Wiraswasta
G. PENDAHULUAN
Yth Bapak/Ibu Informan,
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2014 saat ini sedang melaksanakan penelitian Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi taman. Hasil kuisioner ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada sekarang. Lalu hasil analisisnya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi selanjutnya. Studi kasus yang kami pilih yaitu “Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya”. Oleh karena itu, kami membutuhkan kesediaan Bpk/Ibu informan untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada kami terkait .
Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini.
Hormat Kami,
H. PETUNJUK PENGISIAN
Dalam melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria, ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawablah pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai Keterangan
1 Sama penting
2 Sama dan sedikit lebih penting 3 Sedikit lebih penting
4 Antara sedikit lebih penting dan lebih penting 5 Lebih penting
6 Antara lebih dan dangat lebih penting 7 Sangat lebih penting
8 Antara sangat lebih dan mutlak lebih penting 9 Mutlak lebih penting
Sumber: Saaty (2003) Contoh:
Manakah yang lebih penting antara topografi dan daerah tidak rawan bencana ?
Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah tidak rawan
bencana Artinya : Kriteria Topografi lebih penting sebesar 4 daripada kriteria Daerah Tidak
Rawan Bencana
Kriteria-kriteria yang diperhatikan dalam penentuan lokasi tempat pembuangan akhir sebagai berikut:
j. Kriteria Kenyamanan dan Keamanan
Kriteria Kenyamanan dan Keamanan meliputi Kebisingan, Kriminalitas, tidak rawan bencana dan Jenis Vegetasi.
k. Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan jarak dengan permukiman, Jumlah penduduk, dan Luas Taman. l. Kriteria Aksesibilitas
41 PERTANYAAN I
Pertanyaan I berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria dalam suatu Kenyamanan dan
KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI
KEPUTIH, SUKOLILO
(PENGUNJUNG)
Identitas
Nama : Wiwik
Pekerjaan : Bisnis Properti
I. PENDAHULUAN
Yth Bapak/Ibu Informan,
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2014 saat ini sedang melaksanakan penelitian Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi taman. Hasil kuisioner ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada sekarang. Lalu hasil analisisnya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi selanjutnya. Studi kasus yang kami pilih yaitu “Taman Harmoni Keputih Kota Surabaya”. Oleh karena itu, kami membutuhkan kesediaan Bpk/Ibu informan untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada kami terkait .
Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini.
Hormat Kami,
43 J. PETUNJUK PENGISIAN
Dalam melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria, ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawablah pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai Keterangan
1 Sama penting
2 Sama dan sedikit lebih penting 3 Sedikit lebih penting
4 Antara sedikit lebih penting dan lebih penting 5 Lebih penting
6 Antara lebih dan dangat lebih penting 7 Sangat lebih penting
8 Antara sangat lebih dan mutlak lebih penting 9 Mutlak lebih penting
Sumber: Saaty (2003) Contoh:
Manakah yang lebih penting antara topografi dan daerah tidak rawan bencana ?
Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah tidak rawan
bencana Artinya : Kriteria Topografi lebih penting sebesar 4 daripada kriteria Daerah Tidak
Rawan Bencana
Kriteria-kriteria yang diperhatikan dalam penentuan lokasi tempat pembuangan akhir sebagai berikut:
m. Kriteria Kenyamanan dan Keamanan
Kriteria Kenyamanan dan Keamanan meliputi Kebisingan, Kriminalitas, tidak rawan bencana dan Jenis Vegetasi.
n. Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan jarak dengan permukiman, Jumlah penduduk, dan Luas Taman. o. Kriteria Aksesibilitas
PERTANYAAN I
Pertanyaan I berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria dalam suatu Kenyamanan dan