• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran dalam Menentukan Keputusan Pembelian Produk Jasa Hotel Pada Hotel Inna Dharma Deli Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran dalam Menentukan Keputusan Pembelian Produk Jasa Hotel Pada Hotel Inna Dharma Deli Medan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Prinsip-prinsipnya 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan kita sehari-hari.

Semua barang dan jasa yang kita beli, toko tempat kita berbelanja serta program radio

dan televisi yang dibayar untuk keperluan iklan diadakan untuk keperluan pemasaran.

Pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para

pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk

berkembang dan mendapatkan laba perusahaan. Dasar pemikiran pemasaran dimulai

dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan makanan, udara, air,

pakaian, dan tempat bberlindung untuk bertahan hidup. Lebih dari itu, manusia

menginginkan rekreasi, pendidikan dan jasa-jasa lainnya. Mereka memiliki preferensi

yang kuat atas jenis dan merek tertentu dari barang dan jasa pokok. Kini, kebutuhan

dan keinginan manusia sangatlah besar. Organisasi memuaskan kebutuhan mereka

dan keinginan mereka dengan produk dan jasa. Suasana perekonomian saat inni

menunjukkan kecendrungan sifat pasar “buyer market” dimana dalam keadaan

tersebut jumlah produk yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah permintaan yang

ada. Pada zaman dahulu, barang yang diproduksi setempat hanya diperdagangkan

(2)

perusahaan multinasional. Kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan karena melalui

kegiatan pemasaran, produsen dapat menjangkau konsumen, dan sebaliknya

konsumen dapat menjangkau produsen yang akan memenuhi kebutuhannya.

Kemudian kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatan baru

telah menjadikan pengetahuan tentang pemasaran menarik perhatian yang semakin

besar dikalangan perusahaan, lembaga-lembaga dan bangsa-bangsa. Sementara bagi

orang awam, pemasaran sering merupakan hal yang misterius dengan batasan yang

samar-samar dan isi yang tidak jelas. Hal ini timbul karena banyaknya macam

keputusan dan kegiatan yang ditangani oleh para profesional pemasaran. Kegiatan ini

berkisar dari mengukur dan menganalisis pasar-pasar potensial untuk produk-produk

baru sampai penyediaan pelayanan bagi pelanggan yang khusus setelah produk dibeli.

Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam suatu siklus yang bermula dan

berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat menafsirkan

kebutuhan knsumen dan mengkombinasikannya dengan data pasar seperti lokasi

penjualan, jumlah konsumen serta selera konsumen. Siklus ini akan berakhir apabila

konsumen merasa puas terhadap pemilikan suatu barang dan siklus ini terjadi secara

berulang-ulang dan berkesinambungan.

Menurut Kotler (2001:7), Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik prooduk dan

(3)

Menurut Stanton (1996:7), Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan

bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa yang dapat memuaskan keinginan dan

jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Dari definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran

merupakan suatu proses kegiatan usaha memindahkan barang atau jasa dari tangan

produsen ke tangan konsumen sebaggai pembeli sehingga konsumen akan

memperoleh kepuasan karena kebutuhan dan keinginannya terpenuhi dimana hal ini

terjadi melalui proses pertukaran.

2.1.1.2 Tujuan Pemasaran

Dan berdasarkan definisi tersebut dapat juga kita ambil suatu kesimpulan

bahwa tujuan dari pemasaran adalah untuk mencari keseimbangan pasar antara

buyer’s market dan seller’s market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah

surplus ke daerah minus, dari produsen ke konsumen dan dari pemilik barang dan

jasa ke calon konsumen. Tujuan pemasaran yang utama adalah memberi kepuasan

kepada konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba tetapi tujuan

pertama adalah memberi kepuasan kepada konsumen karena dengan adanya kepuasan

yang dirasakan oleh konsumen akan dapat menimbulkan respon positif berupa

terjadinya pembelian ulang dan menganjurkan konsumen lain agar membeli atau

menggunakan produk dan jasa yang sama. Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh

perusahaan atau produsen yaitu melalui informasi positif dari konsumen ke konsumen

(4)

2.1.1.3 Perkembangan Pemasaran

Pemasaran dapat diterapkan di semua pasar. Misalkan sebuah perusahaan

makanan. Direktur personalia menangani pasar tenaga kerja lalu direktur pembelian

menangani pasar bahan baku. Mereka menetapkan tujuan dan mengembangkan

strategi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam pasar-pasar tersebut.

Namun, biasanya para eksekutif ini tidak disebut pemasar ataupun telah dilatih dalam

bidang pemasaran. Paling-paling mereka adalah pemasar “paruh waktu”. Sebaliknya,

manajemen pemasaran biasanya dihubungkan dengan tugas dan orang-orang yang

menangani pasar pelanggan. Kita akan mengikuti kebiasaan ini, meskipun apa yang

diuraikan mengenai pemasaran juga berlaku di semua pasar.

Tugas pemasaran dalam pasar pelanggan secara formal dilaksanakan oleh

manajer penjualan, wiraniaga, manajer iklan dan promosi, periset pemasaran, manajer

pelayanan, manajer produk dan merek, manajer pasar dan industri dan direktur

pemasaran. Setiap pekerjaan memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Banyak

dari pekerjaan ini yang berupa pengelolaan sumber daya pemasaran tertentu seperti

iklan, wiraniaga atau riset pemasaran. Di lain pihak, manajer produk, manajer pasar

dan direktur pemasaran mengelola program. Tugas mereka adalah menganalisis,

merencanakan dan melaksanakan program yang akan menghasilkan tingkat dan

bauran transaksi yang diinginkan pada pasar sasaran. Gambar umum manajer

pemasaran adalah seseorang dengan tugas utama merangsang permintaan atas produk

(5)

Dari tujuan pemasaran kita dapat melihat bahwa perusahaan harus mengenal

betul siapa konsumen atau individu yang akan dilayaninya. Oleh karena itu, melihat

penting dan luasnya kegiatan pemasaran itu harus dapat menimbulkan utility dengan

batasan-batasan yang menyangkut hal-hal seperti place, time dan possesion yang dari

waktu ke waktu mengalami perubahan-perubahan karena dipengaruhi oleh

kegiatan-kegiatan informasi pemasaran (Marketing Information), penelitian pemasaran

(Marketing Research) dan sebagainya. Pemasar pun mengalami perkembangan

sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut yang kemudian melahirkan suatu

gap (jurang pemisah antar produsen dan konsumen). Jurang ini harus dijembatani

oleh produsen. Produsen harus mencari informasi untuk mengetahui segala

sesuatunya dengan konsumen, misalnya : menyangkut jumlah konsumen, selera,

daya beli, pendidikan, kebiasaan dan sebagainya. Atau dapat juga melakukan

tindakan berupa pendekatan pemasaran. Dan karena adanya kecendrungan besar

(Mega Trend) dari pemasaran yaitu pertumbuhan bidang jasa yang fenomenal dan

peningkatannya yang lebih besar dibandingkan dengan produk maka hal ini

mendorong perhatian penulis untuk menulis dan membahasa khusus masalah-masalah

dalam pemasaran jasa.

2.1.1.4 Hubungan Kegiatan Pemasaran dengan Perusahaan

Sebagaimana kita ketahui, bahwa setiap orang yang mendirikan suatu

perusahaan tentu bertujuan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang

kemudian barang tersebut tidak disimpan begitu saja didalam gudang melainkan

(6)

imbalan berupa laba. Untuk menjual barang-barangnya, produen tidak mungkin

melakukan secara beranntai, yakni dari produsen – pedagang besar – ke pedangang

kecil dan konsumen. Kegiatan produsen itu tidak berakhir sampai dengan terjadinya

transaksi saja tetapi berusaha agar hasil produksinya memuaskan konsumen dan

mampu menyaingi hasil-hasil produksi yang lainnya. Untuk itu, maka produsen

bersaing untuk membuat produksi sebaik-baiknya sesuai dengan selera para pembeli.

Untuk dapat bertahan didalam pasar yang berubah-ubah dengan cepat sekali serta

kompetitif maka produsen haruslah pertama-pertama menentukan apa yang dijual,

berapa banyak yang dapat dijualnya dan strategi apa yang hendak dipakainya.

Jadi, jelaslah bahwa pemasaran itu sangat penting sekali bagi produesn atau

perusahaan terutama dalam masa globalisasi ekonomi sekarang ini yang juga

berpengaruh dalam kegiatan pemasaran (Marketing Activity). Globalisasi

perekonomian seakan-akan tidak mengenal lagi batas-batas antar negara yang

menyebabkan semua kegiatan berlaku dengan cepat dan tepat. Melalui pemasaran,

hasil produksi dapat diperkenalkan dan dibeli oleh konsumen maka mereka akan

menjadi langganan. Langganan ini harus menjadi titik sentral dari strategi pemasaran

setiap produsen. Pada tahap pertama perusahaan baru didirikan, posisi bagian

produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran kira-kira sama atau seimbang. Akan

tetapi lama-kelamaan perusahaan akan mengalami kemajuan maka porsi perhatian

lebih besar diberikan ke bagian pemasaran dan lebih khusus lagi fokusnya adalah

“langganan”. Ini bukan berarti bagian-bagian lain di dalam perusahaan tidaklah

(7)

pemasaran yang akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat menentukan

keberhasilan atau kegagalan suatu usaha.

2.1.2 Pergertian dan Ruang Lingkup Pemasaran Jasa 2.1.2.1 Pengertian Jasa

Sebelum kita memahami dan mengerti mengenai pemasaran jasa, ada baiknya

kita terlebih dahulu mengetahui jasa karena pemasaran jasa yang baik pasti didukung

oleh jasa yang baik pula. Kita mengetahui bahwa dari seluruh para produsen sebagai

penghasil bukan hanya meliputi benda-benda berwujud saja tetapi juga jasa-jasa.

Menurut Yoeti (1999:1), jasa adalah suatu produk yang tidak nyata

(Intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antar pemberi jasa (Produser) dan

penerima jasa (Customer) melaui sesuatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

Menurut Kotler (1995:96), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta

tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin

juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Sebenarnya pembedaan secara tegas antara barang dan jasa sering kali sukar

dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan

jasa-jasa tertenntu (misalnya instalasi dan reparasi) dan sebaliknya pembelian suatu

jasa seringkali juga melibatkan barang-barang yang melengkapinya (misalnya

(8)

Penyaluran jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen ke konsumen,

seperti jasa perawatan, pengobatan, nasehat-nasehat, hiburan, travel atau perjalanan,

rumah-rumah sewaan, apartemen dan hotel juga merupakan jasa. Jasa ini banyak

sekali macamnya dan secara umum beberapa karakteristik spesifik dari jasa (yang

membedakan jasa dengan barang) antara lain (Tjiptono 1996:15) :

1. Intangibility, merupakan jasa tidak bisa diraba atau disentuh karena sifatnya yang

tidak nyata.

2. Perishability, merupakan jasa tidak bisa ditimbun (tidak tahan lama) dan tidak bisa

disimpan.

3.Inseparability, merupakan jasa tidak bisa dipindahkan dan untuk mengkonsumsinya

konsumen harus datang pada produsen. Oleh karena itu, jasa dihasilkan, dibeli dan

dikonsumsi pada waktu yang sama.

4. Variability, merupakan jasa tidak memiliki standar atau ukuran yang objektif,

kuaalitas hasil produk berupa jasa yang sangat tergantung pada produsen

(penghasil jasa) dan pembelian jasa yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh motif

yang didorong oleh emosi sehingga akan dapat mengakibatkan permintaan akan

produk berupa jasa tidak tetap.

2.1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pemasaran jasa mencakup visi strategi dari sistem jasa yang

terdiri dari opersi jasa dan penyajian jasa. Komponen-komponen sistem opersai jasa

(9)

yang berkaitan dengan fasilitas fisik dan peralatan.sedangkan sistem penyajian jasa

mencakup kapan, dimana dan bagaimana produk jasa disajikan kepada konsumen.

Sifat-sifat khusus dari pemasaran jasa menurut Alma (1998:217) yaitu :

a) Menyesuaikan dengan selera konsumen.

Gejala buyer’s market, dimana para pembeli berkuasa memperlihatkan

suasana pemasaran jasa saat ini. Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan

dari mutu yang menyediakan jasa. Misalkan jasa hotel, sekarang ini harus

memperhatikan servis dan selera konsumen, jika hal ini tidak diperhatikan

diperhatikan niscaya orang tidak akan mau datang lagi ke hotel tersebut, lokasi hotel

yang strategis, mudah dijangkau angkutan umum, kolam renang, tempat parkir,

restoran, bar, laundry, kenyamanan dan keamanan harus diperhatikan. Selain itu,

masih banyak cara yang harus dipikirkan oleh manajemen hotel dalam rangka

meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen dan terutama mereka harus

memperhatikan apa yang menjadi selera konsumen saat ini.

b) Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk.

Semakin maju suatu negara maka akan semakin meningkat permintaan akan

jasa. Hal ini sehubungan dengan hirarki kebutuhan manusia yang mula-mula hanya

membutuhkan terpenuhinya kebutuhan fisik (makanan, minuman dan pakaian)

kemudian menginjak kepada kebutuhan yang lebih abstrak (kebutuhan akan jasa).

Masyarakat kita memang masih belum banyak memakai jasa karena tingkat

(10)

Bali, Danau Toba dan kemudian menginap di hotel-hotel karena sebagian besar

masyarakat kita masih dalam taraf memenuhi kebutuhan fisik utama.

c) Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.

Jasa diproduksi bersamaan dengan waktu konsumsi, jadi tidak ada jasa yang

dapat disimpan. Jika di kamar hotel malam ini tidak terjual maka kesempatan untuk

mendapatkan pemasukan uang dari kamar itu sudah hilang. Kamar yang kosong

malam itu menjadi sia-sia padahal untuk kamar itu tetap dikeluarkan biaya yang sama

dengan kamar yang berisi.

d) Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud.

Jasa sifatnya tidak berwujud, oleh karena itu konsumen akan memperhatikan

benda berwujud yang memberi layanan sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang

ditawarkan. Misalnya bisnis perhotelan dinilai dari keadaan hotel (kebersihan,

dekorasi, fasilitas), nama baik hotel dan sebagainya. Jadi tugas utama para pengusaha

adalah mengelola benda berwujud tersebut agar memberikan jasa yang memuaskan

sehingga konsumen diberi bukti yang meyakinkan bahwa jasa yang ditawarkan

adalah jasa nomor satu.

e) Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak begitu penting.

Mengenai saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak merupakan hal yang

penting karena pada umumnya dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan.

Akan tetapi ada tipe pemasaran jasa tertentu dimana agen-agen, perantara-perantara

dapat digunakan, misalnya dalam bisnis hotel yang menggunakan jasa agen-agen

(11)

2.1.3 Definisi Strategi Pemasaran

Menurut Cravens (1996:78), Strategi Pemasaran adalah suatu analisis, strategi

pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran

produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran dan pengembangan,

pelaksanaan serta pengelolaan, strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar

yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.

Menurut Assauri (1999:154), Strategi Pemasaran adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan

tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran

suatu perusahaan.

2.1.4 Strategi Pemasaran / Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu elemen dalam

strategi pemasaran jasa maupun produk. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perusahaan, sehingga

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) harus dilakukan dengan penuh pertimbangan

yang tepat dan cermat.

Menurut Tjiptono (2008:30), Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik

layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat dipergunakan

untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka

(12)

Menurut Larreche,dkk (2000:21), Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah

kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer

untuk menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan di

dalam pasar sasaran tertentu.

Yang termasuk dalam bauran pemasaran menurut Yasid (1999:20) yaitu :

2.1.4.1 Produk (Product)

Menurut Jean-Claude Larreche (2000:264), Produk didefinisikan sebagai apa

saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan,

konsumsi, atau akuisisi.

Menurut Stanton (1996:272), produk dapat didefinisikan sebagai: “Sekumpulan

atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup

warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer

yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai suatu yang bisa memuaskan

keinginannya”. Produk merupakan elemen yang paling penting sebab dengan inilah

perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Jadi

produk dapat digolongkan sebagai objek (TV,radio,mobil), jasa (kesehaatan,

pendidikan), tempat (Medan,Jakarta), Orang (Obama, Soekarno), kegiatan (mengikuti

kontes atau mengunjungi klinik) dan ide. Produk merupakan titik sentral dari kegiatan

pemasaran. Produk dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada

produk tidak ada pemindahan hak milik maka tidak ada kegiatan pemasaran. Semua

kegiatan pemasaran lainnya dipakai untuk menunjang gerakan produk. Oleh sebab

(13)

kebutuhan mereka. Produk tidak hanya dilihat dari wujud fisiknya tetapi juga

mencakup pelayanan, harga, prestise dan penyaluran, yang semua ini diharapkan

konsumen dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasannya. Adapun salah

satu strategi atau kebijakan produk yang harus diperhatikan disini adalah peningkatan

kualitasnya, karena menurut McCarthy dan Perreault (1990) kualitas berarti

kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemilihan jenis

produk yang ditawarkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang

dibutuhkan serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Tujuan utama suatu

strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan

meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Jadi strategi atau

kebijaksanaan produk ini merupakan unsur yang paling penting karena akan

mempengaruhi strategi atau kebijaksanaan yang lainnya.

2.1.4.2 Harga (Price)

Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli setelah organisasi. Harga umumnya

memiliki peranan tertentu dalam pilihan pembeli karena harga dapat diubah dengan

cepat, tidak seperti bauran pemasaran yang lain. Itu sebabnya mengapa harga disebut

variabel bauran yang paling fleksibel. Disamping itu harga merupakan satu-satunya

variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang memberikan masukan atau

pendapatan.

Menurut Kotler (1990:241), Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa

produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

(14)

keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksaaan harga dapat dilakukan pada setiap

tingkatan distribusi, baik dari pihak seperti produsen oleh grosir dan pedagang eceran

(retailer) maupun dari pihak penyedia jasa. Berdasarkan definisi diatas, maka setiap

perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti memberikan

keuntungan yang paling memuaskan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan

persaingan yang semakin tajam dewasa ini dan kemampuan perusahaan untuk

mempengaruhi konsumen. Harga yang tepat adalah salah satu yang pelanggan akan

bersedia membayar dan pada saat yang sama memungkinkan margin keuntungan

yang wajar. Beberapa pengusaha menggunakan metode biaya-plus dimana biaya

pembuatan item dihitung dan jumlah tambahan yang ditambahkan untuk mencari

keuntungan. Lain sosok harga pasar yang berlaku dan kemudian menggunakannya

sebagai panduan untuk harga sendiri, baik sedikit di atas atau sedikit di bawah harga

pasar yang berlaku. Pada umumnya dalam strategi penetapan harga, penjual

mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya. Tujuan tersebut

antara lain:

a. Memperoleh laba maksimum dalam jangka pendek.

b. Menetapkan tingkat pengembalian investasi pada waktu tertentu.

c. Mencegah atau mengurangi persaingan.

d. Mendapatkan share pasar tertentu untuk mencapai kenaikan tingkat keuntungan

(15)

e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan untuk mencapai tingkat laba yang “rate of

return” yang memuaskan.

f. Mempromosikan produk dengan penetapan harga khusus yang rendah untuk

mendorong penjualan bagi produk.

g. Mencapai tingkat hasil peneriamaan penjualan maksimum.

2.1.4.3 Promosi (Promotion)

Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan.

Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling

berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Disini harus ada keseimbangan

produk, baik dengan selera konsumen dibarengi dengan teknik promosi yang tepat

akan sangat membantu suksesnya usaha pemasaran.

Menurut Lamb,dkk (2001:147), Bauran Promosi adalah kombinasi dari alat

promosi termasuk periklanan, hubungan masyarakat, dan promosi penjualan yang

digunakan untuk mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan organisasi secara

keseluruhan. Promosi meliputi kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Promosi

merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program marketing (pemasaran).

Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya

dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan

pernah membelinya. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat

(16)

mempengaruhi konsumen atau membujuk konsumen dalam kegiatan pembelian

sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

2.1.4.4 Lokasi (Place)

Secara garis besar pendistribusian diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha mempelancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari

produsen ke konsumen. Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa

yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan

metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba

pada tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada di tengah-tengah

kebutuhan dan keinginan konsumen. Saluran distribusi menduduki posisi strategi

dalam pemasaran (marketing) karena berfungsi untuk memperlancar arus barang atau

jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut McDaniel, Lamb Hair (2001:8), memberikan definisi sebagai berikut :

“Channel of Distribution (Saluran Pemasaran) adalah serangkaian dari organisasi

yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana

produk-produk begerak dari produsen ke pngguna bisnis atau pelanggan”. Saluran

distribusi setiap perusahaan tidak sama. Dalam memilih saluran distribusi ini ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sifat pasar dan lokasi pembelinya,

lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara, pengendalian

persediaan, serta jaringan pengangkutan. Saluran distribusi jasa biasanya

menggunakan agen travel yang berfungsi sebagai perantara untuk menyalurkan

(17)

distribusinya. Perantara ini sangat penting karena dalam segala hal mereka

berhubungan dengan konsumen.

2.1.4.5 Orang (People)

Menurut Yazid (1999:21), Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan

sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang

termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen dan konsumen lain

dalam lingkungan jasa. Jadi yang dimaksud dengan partisipan adalah semua orang

yang terlibat dalam kegiatan berlangsungnya proses dan konsumsi jasa. termasuk di

dalamnya sikap dan tindakan, penampilan dan lainnya pada diri karyawan

mempengaruhi penilaian konsumen dan waktu pelayanan. Oleh karena itu, pada

beberapa jasa seperti konsultan, pengajar dan pembimbing si penyaji adalah jasa itu

sendiri. Orang yang dimaksud disini adalah semua pelaku yang memainkan sebagian

penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam

elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam

lingkungan jasa. Partisipan adalah setiap orang yang memainkan suatu peranan dalam

waktu riil jasa (selama berlangsung proses dan konsumsi jasa berlangsung). Jadi yang

termasuk disini adalah semua karyawan bahkan cara berpakaian karyawan dan

penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau

keberhasilan waktu pelayanan jasa.

2.1.4.6 Proses (Procced)

Proses (Procced) adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas

(18)

objek utama dari kegiatan pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan

keinginan pasar. Oleh karena itu, jasa harus dirancang (design) untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Rancangan (design) jasa mencakup rancangan (design) dari

proses jasa dan bagaimana jasa disampaikan. Penyajian jasa aktual akan menentukan

tahapan pengalaman konsumen atau aliran operasi jasa, bahkan menjadi bukti yang

bisa dinilai konsumen. Proses juga mencerminkan bagaimana semua elemen bauran

pemasaran dikordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang

diberikan kepada konsumen.

Dengan demikian pemasaran harus dilibatkan ketika rancangan (design) jasa

dibuat karena pemasaran juga sering terlibat dalam atau bertanggung jawab terhadap

pengawasan kualitas jasa (Alma,1998).

2.1.4.7 Kondisi Fisik (Phisyc)

Menurut Yazid (1999:22), Kondisi Fisik (Phisyc) adalah lingkungan dimana jasa

disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap

komponen berwujud yang memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

Kondisi fisik (Phisyc) menunjukkan kesempatan istimewa bagi perusahaan untuk

mengirimkan pesan yang konsisten dan kuat berkenaan dengan upaya organisasi,

segmen pasar yang dituju maupun karakteristik jasa. Jadi kondisi fisik (Phisyc)

merupakan elemen substansi dalam konsep jasa. oleh karena itu para pemasar jasa

semestinya semestinya terlibat di dalam rancangan (design), perencanaan dan

(19)

2.1.5 Keputusan Pembelian

2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Dalam dunia bisnis, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung

aktifitas usaha adalah penjualan. Keputusan pembelian adalah suatu proses

penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan

keinginan, pencarian informasi, penelitian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif

pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian

(Kotler,2000:251-252).

Menurut Assauri (2007:141), keputusan pembelian merupakan suatu proses

pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan

dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari

kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada

kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan

dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian

informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah

laku setelah pembelian (Swastha dan Handoko,2000:15).

Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suaut

piliha produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen

yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternative

(20)

Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat

dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler,2000:168) :

1. Pencetus (Initiator)

Seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan jasa.

2. Pemberi pengaruh (Influencer)

Orang yang member pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu

keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli,

bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian secara aktual.

5. Pemakai (User)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli.

2.1.5.2 Jenis Keputusan Pembelian

Jenis keputusan pembelian dapat diuraikan sebagai berikut (Lamb,dkk 2001:196) :

1. Perilaku respon rutin (Routin Responsive Behaviour) yaitu jenis pengambilan

keputusan yang diperlihatkan oleh konsumen yang sering mengadakan pembelian,

barang dan jasa biaya murah, dan membutuhkan sedikit pencarian dan waktu

keputusan.

2. Pengambilan keputusan terbatas (Limited decision Making) yaitu jenis

(21)

dan merundingkan mengenai suatu merek yang tidak dikenal dalam suatu kategori

produk yang sudah dikenal.

3. Pengambilan keputusan ekstensif (Extensive Decision Making) yaitu pengambilan

keputusan konsumen yang paling kompleks, digunakan saat membeli produk yang

belum dikenal mahal atau barang yang jarang dibeli, membutuhkan penggunaan

beberapa kriteria untuk mengevaluasi dan waktu yang panjang untuk memperoleh

informasi.

2.1.5.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para konsumen melalui lima tahap

yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Setiadi,2003:16).

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.

Pemasar perlu mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat

akan suatu jenis produk sehingga dapat mengembangkan strategi pemasaran.

2. Pencarian informasi

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternati

f

Perilaku Pasca Pembelian

Keputusa n

b li

(22)

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi

yang lebih banyak, dan dapat dibagi ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian

informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang

hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang

mungkin mulai aktif mencari informasi lebih banyak seperti mencari bahan bacaan,

menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber

informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : sumber pribadi,

sumber komersial, sumber public, dan sumber pengalaman.

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi produk dan merek, dan memilihnya

sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen

membandingkan berbagai pilihan yang tepat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan, dan disini konsumen

akan memilih merek yang akan memberikan manfaat yang diharapkannya.

4. Keputusan Pembelian

Ada faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan

mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas

sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi

konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakn tinggi intensitas

sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan

(23)

pembeliannya. Faktor kedua adalah faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen

membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti : pendapatan keluarga

yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada

saaat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin

timbul dan mengubah tujuan pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen

berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkan kemungkinan

yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang merasa puas

cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai suatu produk terhadap orang

lain. Sebaliknya, apabila konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan

memungkinkan melakukan salah satu dari dua tindakan ini yaitu membuat produk

atau mengembalikan produk tersebut atau mereka mungkin berusaha untuk

mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin memperkuat

nilai produk tersebut.

2.1.5.4 Faktor Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia

membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian berbeda-beda untuk masing-masing

pembeli disamping produk yang dibeli.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah :

(24)

Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak

membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga dan biaya seperti mudah dijangkau dan

dekat dengan fasilitas-fasilitas umum atau mungkin dekat dengan jalan raya sehingga

lokasi ini dapat mendukung yang lain.

2. Pelayanan yang baik

Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada

saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah berpengaruh terhadap

jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik

akan menimbulkan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya

akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya.

3. Kemampuan tenaga penjualnya

Dalam suatu kegiatan bisnis,tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin

maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam

perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan

mempunyai keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk

mendukung kegiatan dalam pemasaran.

4. Iklan dan Promosi

Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Betatapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka maka mereka

tidak akan membelinya.

(25)

Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang

melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi akan

memudahkan konsumen di dalam melakukan pembelian (Swasta,2003:111).

2.1.6 Pengertian Hotel, Jenis Hotel, dan Pemasaran Hotel 2.1.6.1 Pengertian Hotel

Pada saat ini kebutuhan jasa perhotelan sangat banyak peminatnya sehingga

pihak pengusaha perhotelan memandang hotel bukan saja sebagai suatu tempat untuk

menginap tetapi lebih dari itu. Hotel dapat digunakan sebagai tempat transaksi bisnis,

tempat jamuan makan untuk tamu dan relasi-relasi bisnis, atau juga sebagai tempat

diadakannya acara-acara khusus. Pada intinya hotel bertujuan menyediakan tempat

untuk sementara waktu dengan memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan

harapan para tamu menjadi puas (Yoeti,2004).

Hotel adalah “suatu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk

akomodasi (penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel

untuk umum, yang memenuhinya syarat-syarat nyaman (comfort) dan bertujuan

komersial” (Damardjati, 2002). Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang

dipergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan

penginapan, makanan, minuman serta jasa lain bagi umum yang dikelola secara

komersil serta memenuhi persyaratan tertentu (Keputusan Dirjen Pariwisata No.14

tahun 1988). Mengenai penggolongan hotel ditetapkan oleh departemen pariwisata

berdasarkan fasilitas yang tersedia serta kondisi fasilitas yang tersedia, dan kondisi

(26)

(swimming pool), tempat parkir, rumah makan (restaurant), coffee shop, bar, televisi

di ruang tamu dan kamar, radio, laundry, taksi ( taxi ), minuman hangat (cold-water),

tempat tukar uang ( money changer ), biro perjalanan, an lain-lain. Berdasarkan

kondisi fasilitas tersebut maka hotel diberi kategori bintang 1, 2, 3, 4 dan bintang 5.

Hotel bintang 1 dan 2 dalam bentuk usahanya dapat berupa CV, PT, Firma dan

Koperasi. Sedangkan hotel bintang 3,4,5 harus berbentuk badan usaha Perseroan

Terbatas atau disingkat PT. sedangkan penginapan kecil digolongkan atas Melati 1,2

dan Melati 3.

2.1.6.2 Jenis Hotel

Menurut Darsono (1992), Jenis hotel dapat dikategorikan menurut tempat

didirikan sesuai fasilitas yang dimiliki hotel tersebut. Jenis hotel dapat dibedakan sebagai

berikut :

a. Business Hotel

Adalah hotel yang dirancang untuk orang-orang yang mempunyai kepentingan

usaha atau dagang. Hotel ini terletak dipusat kota atau pusat perdagangan dan lama tamu

yang tinggal hanya satu atau dua hari saja.

b. Resident Hotel

Adalah hotel yang dirancang untuk tamu-tamu yang akan tinggal lama. Hotel ini

berada ditengah kehidupan masyarakat dengan tarif khusus sesuai dengan lama tinggal.

(27)

Adalah hotel yang dirancang untuk tamu yang mempunyai tujuan khusus yaitu

untuk istirahat atau rekreasi. Letak hotel biasanya berada dikawasan wisata seperti

pegunungan, pantai dan pedalaman dengan tarif kamar yang umumnya mahal.

2.1.6.3 Pemasaran Hotel

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemasaran hotel ada baiknya terlebih

dahulu kita melihat definisi pemasaran hotel yang antara lain :

Menurut Ritherford (1999:9), Pemasaran hotel adalah aktivitas yang

menggunakan strategi dan taktik yang direncanakan sedemikian rupa untuk

menyampaikan ‘cerita’ tentang pelayanan yang dapat diberikan suatu hotel dengan

memberikan rangsangan yang bergairah bagi tamu untuk mau memilih pesan yang

disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.

Menurut Kotler (1999:10), Pemasaran Hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk

menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu hotel memperoleh keuntungan. Dari

rumusan-rumusan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya pemasaran itu selalu

terdiri dari beberapa aktivitas yang bertujuan untuk menarik calon pelanggan dengan

memberi motivasi agar tertarik untuk membeli barang dan jasa pelayanan hotel.

Dalam hal ini tugas utama pemasaran adalah merubah sikap orang yang tidak suka

menjadi senang terhadap suatu barang atau jasa. Disamping itu, pemasaran bertujuan

untuk menghalangi atau merintangi dan bisa pula menghancurkan permintaan

terhadap produk dan jasa pelayanan hotel pesaing yang biasa disebut dengan

(28)

Dalam industri perhotelan kita mengenal istilah tamu (guest) dan pelanggan

(client atau customer). Kita menggunakan istilah guestkalau yang datang adalah tamu

yang pertama kali menginap di hotel tersebut tetapi kalau tamu itu sudah sering

datang dan menginap di hotel terrsebut, mereka biasa disebut client atau customer.

Bagi pemilik modal atau pemegang saham, ppemasaran bertugas untuk memacu

pertumbuhan peningkatan kekayaan (asset) perusahaan. Bagi manajemen hotel,

pemasaran bertujuan agar penjualan kamar, makanan, minuman dapat ditingkatkan.

Dengan meningkatnya penjualan berarti pendapatan juga akan meningkat dan

sekaligus juga akan menaikkan profit. Itulah sebabnya mengapa pemasaran selalu

berusaha meningkatkan pangsa pasar (Market Share) karena dengan meningkatnya

pangsa pasar, berarti segmen pasar juga bertambah. Segmen pasar yang bertambah

maksudnya adalah terjadinya peningkatan penjualan atau profit menjadi lebih besar.

Itulah tugas pemasaran yang sebenarnya, oleh karena itu, sejak awal tugas pelaku

pemasaran harus jelas. Ketika hotel akan dibangun atau ketika konsultan sedang

menyusun proposal untuk perencanaan pembangunan hotel, aspek-aspek pemasaran

itu sudah harus dianalisis. Analisis itu harus meliputi penetapan lokasi, bentuk dan

arsitektur bangunan hotel, interior dan dekorasi sampai dengan fasilitas yang akan

dibangun yang semuanya harus berdasarkan orientasi pemasaran.

2.1.7 Startegi Pemasaran Hotel

Dalam memasarkan produk dan pelayanan hotel secara optimal, suatu hotel

(29)

1. Menetapkan harga yang efektif dan sistem potongan harga (discount) yang

bagaimana nantinya akan ditetapkan.

2. Sebelum produk disajikan pihak hotel perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a) Siapa calon pembeli (pelanggan potensial).

b) Barang-barang, fasilitas dan pelayanan apakah yang merupakan keinginan dan

kebutuhan mereka.

c) Berapakah harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau hotel saingan.

d) Sebelum terjadi transaksi antara hotel dengan tamu, pihak hotel perlu mengetahui

akan terjadinya usaha-usaha sebelumnya setelah terjadi transaksi.

3. Selanjutnya pihak hotel mengatur dan mengorganisir semua sumber daya sehingga

produk dan pelayanan tersebut cocok dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

para calon tamu potensial.

4. Selanjutnya adalah tahap tahap transactional yakni ketika para tamu sedang

mengadakan transaksi dengan hotel, dalam hal ini pihak hotel haruslah

memperhatikan masalah-masalah sebagai berikut :

a) Apakah produk dan pelayanan telah sesuai dengan propaganda yang telah

dijalankan.

b) Apakah mutu makanan dan minuman, keramahtamahan, standard service

benar-benar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.

c) Apakah proses pelayanan kamar, bar, restoran, dan sebagainya berjalan dengan

(30)

5. Tahap berikutnya adalah tahap post transactional dimana pada tahap ini pihak

manajemen hotel harus melakukan dua hal :

a) Secara operasional, menelaah semua keluhan dan memperhatikan kenaikan

penurunan keluhan guna pengendalian mutu produk.

b) Secara administrasi, biasanya dilakukan akhir tahun dengan menetapkan

standar rasio, misalnya jumlah bagian kamar (Room Departement) telah dihitung

berapa penjualan hotelnya pertahun.

6. Keseluruhan strategi yang telah dijalankan oleh pihak hotel harus dilandasi oleh

rasa kesadaran pemasaran yaitu semua karyawan harus berpedoman pada job

decription-nya masing-masing dan melaksanakan tugasnya dengan senag hati.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

Anita Magdalena Kembaren (2010) Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Medan

Regresi Linier Berganda

Secara simultan product (X1),

variabel place (X2), variabel

promotion (X3), variabel price

(X4), variabel personel (X5),dan

variabel presentation (X6)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang (Y) mahasiswa Politeknik Medan. Secara parsial diketahui bahwa variabel place (X2) dan variabel

promotion (X3), personnel

(X5),dan presentation (X6)

(31)

Dheany Arumsari (2012)

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi Pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah)

Regresi Linier Berganda

Variabel kualitas produk, harga, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel-variabel bebas lainnya terhadap keputusan pembelian. Fitri Zumrotin Nisa (2009) Pengaruh Kualitas Produk Kosmetik Pond’s PT.Unilever Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Pada PT.Sanrio Swalayan Mojokerto Regresi Linier Berganda

Terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel bebas yaitu kualitas produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Purwati, Heri Setiawan dan Rohmawati (2012)

Pengaruh Harga dan Kuaitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT.Nusantara Solar Sakti)

Regresi Linier Berganda

Harga dan kualitas produk memberikan pengaruh yang signifikan. Variabel kualitas produk memberikan pengaruh yang paling dominan daripada variabel harga, untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat.

Rebeka Septhani Larosa (2011) Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Warung-warung Makan di Sekitar Simpang Lima Semarang)

Regresi Linier Berganda

(32)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan

masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei

literatur (Kuncoro, 2003:44). Kerangka konseptual mengemukakan tentang variabel

yang diteliti yaitu strategi pemasaran dan keputusan pembelian produk jasa hotel.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis startegi pemasaran yang

terdiri atas produk (Product), harga (Price), Promosi (Promotion), Lokasi (Place),

Orang (People), Proses (Procced), dan Kondisi Fisik (Phisyc). Secara sederhana

kerangka konseptual dapat dilihat di gambar 2.3 sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Keputusan Pembelian (Y)

Produk (X1)

Harga (X2)

Kondisi Fisik (X7)

Promosi (X3)

Lokasi (X4)

Orang (X5)

(33)

Dari gambar 2.3 dapat diketahui bahwa analisis startegi pemasaran yang

terdiri atas Produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), Lokasi (Place),

Orang (People), Proses (Procced), dan Kondisi Fisik (Phisyc) akan menghasilkan

keputusan pembelian produk jasa hotel pada Hotel Inna Dharma Deli Medan.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat Tanya (Sugiyono, 2006:96). Berdasarkan perumusan masalah dan

kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini

adalah analisis strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap dalam

meningkatkan keputusan pembelian produk jasa hotel pada Hotel Inna Dharma Deli

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

The proposed system is intended to help the Pharmacy in Klinik Kencana Loka to manage the medicine sales transaction process and inventory control so that it would lower down

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa dari Pelaksanaan Otonomi Desa Cukup Baik Terhadap Peningkatan Pembangunan Di Desa Sanglar Kecamatan Durai Kabupaten

Laporan hasil pmeriksaan auditor sesui dengan standar yang berlaku.. Semua kecurangan dapat

[r]

As compared with girls, boys had a smaller (0.1 nm) mean LDL particle size and a larger (0.9 nm) mean VLDL size; furthermore, the average size of VLDL particles increased with age

The third section, “Spatial data sets for the analysis of carbon dynamics in boreal forests”, deals with a combina- tion of fire and carbon losses, including two general chapters on

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tgl 23 September 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non

Resiko yang saya terima sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan.. 4 Saya mampu menyelesaikan tugas yang diberikan