BIMBINGAN KOMPREHENSIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS MODERNISASI TURATS PESANTREN
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Promovendus
IMAM MUJAHID
0800819
SEKOLAH PASCASARJANA
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter
Berbasis Modernisasi
Turats
Pesantren
Oleh Imam Mujahid
S.Ag. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1999 M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta, 2008
Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) Bimbingan dan Konseling
© Imam Mujahid, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI
Promotor Merangkap Ketua
Prof. Dr. H. Rochman Natawidjaja
Kopromotor Merangkap Sekretaris
Prof. Dr. Uman Suherman A.S., M.Pd.
Anggota
Dr. H. Agus Taufik, M.Pd.
Mengetahui
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Bimbingan Komprehensif untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci: Bimbingan Komprehensif, Karakter, Modernisasi, dan Turats Pesantren.
ABSTRACT
Comprehensive Guidance to Create Character Based on Modernized Islamic Boarding School Turats
Today, Islamic boarding schools face a dilemma. The boarding schools tried to portray theirself as Muslim educational institutions which maintain the traditions. Meanwhile, the global challenges require them to adapt to the changing world while still maintain the characters as the main orientation of their educational process. To address these challenges, Assalaam, modern Islamic boarding school, makes an ijtihad to ally the concept of boarding school and the concept of modern education management, based on the rule of ushul "al-muhafadhatu 'ala al-qadim wal as-Salih al-jadid akhdu bi al-ashlah" (maintain the good, and taking new better discoveries), in order to produce graduates who have a spiritual, intellectual, and moral balance; towards ulul albab generation. The main objective of this research is to generate an ideal formulation of guidance program in character building, at Assalaam. This research was conducted with naturalistic phenomenological approach, using case study design. Data were obtained through in-depth interviews, continuous observation, and documentation. Validation of the data was conducted through triangulation of sources and methods, as well as peer discussion, dependability and confirmability. Data analysis was done through data collection, data reduction, data presentation, and conclusion, by using interactive model of Miles & Huberman. The results showed that the formation of character in Assalaam has a pattern, but lack the foundation of the concept of guidance, so that the process of implementation is not optimal. This is reflected in how the boarding school formulates the main values, which include: insightful of science and technology, tafaqquh fi din, akhlaku al-karimah, dakwah al-Islamiyah, and have leadership that is religious, historical, institutional, empirical, scientific and technological. Students character is formed through strategy of discipline, conditioning, and school culture. Based on the ground- truthing as well as the latest concept of guidance, comprehensive guidance is an ideal choice for character development in boarding schools that implement modern concepts. Comprehensive guidance is developmental oriented, which is in line with the vision of Assalaam Boarding Schools, and its application is integrated in all activities at the school and its implementation involves all components in the school.
Imam Mujahid, 2014
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
MOTTO ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II KERANGKA TEORI BIMBINGAN KOMPREHENSIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS MODERNISASI TURATS PESANTREN A. Dinamika Remaja di Era Globalisasi ... 16
B. Pembentukan Karakter dalam Lingkungan Pendidikan ... 28
C. Pesantren dan Upaya Modernisasi Turats ... 46
D. Bimbingan dalam Pembentukan Karakter di Pesantren ... 78
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 83
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 88
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Objek dan Subjek Penelitian ... 93
D. Teknik Pengumpulan Data ... 94
E. Keabsahan Data ... 100
F. Teknik Analisa Data ... 102
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ……… .... 106
1. Kondisi Obyektif (Existing) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta ... 106
2. Landasan Nilai Karakter Utama yang dikembangkan di PPMI Assalaam Surakarta ... 125
3. Nilai Karakter Utama yang Dikembangkan di PPMI Assalaam Surakarta ... 132
4. Strategi Pembentukan Karakter di PPMI Assalaam Surakarta ... 145
B. Pembahasan ... 171
C. Model Hipotetik Bimbingan Komprehensif untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren ... 198
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 335
B. Rekomendasi ... 236
DAFTAR PUSTAKA ... 238
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 251
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan dan tiada pernah
berakhir selama sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis. Pendidikan karakter
harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan alih generasi. Oleh
karenanya perlu dirumuskan secara utuh sosok generasi manusia masa depan
Indonesia. Riset komprehenship senantiasa dilakukan dalam merumuskan sosok
manusia Indonesia masa depan sebagai landasan pendidikan dan pengembangan
karakter bangsa (Kartadinata, 2010:44).
Kesadaran membangun karakter bangsa melalui jalur pendidikan harus
ditindaklanjuti dengan program berkesinambungan dan sistematis. Sebab
pendidikan karakter mencakup semua hal, mulai dari pengenalan nilai secara
kognitif, penghayatan nilai secara afektif, sampai pada kepengamalan nilai secara
nyata, dari gnosis sampai ke praksis. Pendidikan karakter yang utuh dan
menyeluruh tidak sekedar membentuk peserta didik menjadi pribadi yang
cerdas dan baik, melainkan juga mewujudkan perubahan dalam hidupnya
sendiri, yang pada gilirannya mampu memberikan kontribusi pada masyarakat
dan bangsa (Koesoema, 2007:37).
Karakter menjadi sangat urgen untuk dikembangkan pada masyarakat
Indonesia dewasa ini mendasarkan pada realitas betapa bangsa ini tengah
mengalami krisis multidimensi, dimana angka pengangguran cukup tinggi,
kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari, kebobrokan moral menjangkiti
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agama, kerusuhan sosial, keinginan kelompok masyarakat yang ingin lepas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ancaman persaingan global di depan
mata.
Secara kasat mata praktek-praktek tidak terpuji terus berlangsung di
tengah masyarakat. Tidak sedikit pakar bidang moral dan agama yang mengajar
tentang kebaikan, tetapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang
diajarkannya. Tidak terkecuali dunia pendidikan tempat persemaian kebaikan
yang seharusnya steril dari berbagai permasalahan juga tidak luput dari berbagai
permasalahan, mulai dari penyalahgunaan anggaran pendidikan, pelecehan
seksual, kekerasan di lingkungan sekolah sampai kepada kecurangan pelaksanaan
ujian nasional (Husaini, 2012:34).
Semua problem kebangsaan ini tiada lain bermuara pada rapuhnya
karakter bangsa yang tentunya harus segera dijawab melalui aksi bersama secara
nasional. Untuk mewujudkan pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan
dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta dalam rangka mengatasi
permasalahan krusial bangsa saat ini, maka sangat tepat ketika pemerintah
menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional. Sejak tahun 2010 pemerintah melalui Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia mencanangkan karakter sebagai tema
peringatan Hari Pendidikan Nasional, yaitu “Pendidikan Karakter untuk
Membangun Peradaban Bangsa” dan pada tahun 2011 dengan tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”. Selanjutnya semakin ditegaskan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2014 dengan tema “Pendidikan
untuk Peradaban Indonesia yang Unggul”.
Menjawab tantangan tersebut sudah saatnya lembaga pendidikan tidak
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari itu turut memberikan kontribusi pada upaya membangun karakter peserta
didik. Saat ini kita patut berbangga pada dunia pendidikan yang telah melahirkan
intelektual-intelektual berotak brilian, namun disisi lain kita juga gundah
manakala output pendidikan yang dihasilkan turut menghasilkan insan-insan yang
gersang jiwanya dan berkarakter lemah.
Padahal apabila kita berkaca pada negara-negara maju, tidak ada satupun
negara di dunia yang berhasil dan keluar sebagai pemenang dalam persaingan
global tanpa ditopang oleh karakter masyarakatnya yang kuat. Sudah seharusnya
Indonesia sebagai bangsa besar yang memiliki sumber daya manusia cerdas
berfikir keras bagaimana membangun karakter bangsa. Apabila hal ini tidak
dilakukan segera, maka kita akan menjadi bangsa pecundang di negeri yang
penuh dengan sumber daya alam melimpah. Pengembangan karakter di lembaga
pendidikan diyakini mampu menampilkan sosok utuh generasi masa depan
Indonesia yang diharapkan, baik melalui program-program yang terintegrasi
dengan mata pelajaran, maupun kegiatan intra dan ekstra kokurikuler di sekolah.
Saat ini hampir semua lembaga pendidikan berupaya mengadopsi konsep
pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Terlihat lembaga-lembaga
pendidikan yang ada berupaya menerjemahkan konsep pendidikan karakter
dalam bentuk program yang tersusun secara rapi dan terukur sesuai dengan visi
yang dibangun oleh lembaga-lembaga tersebut yang disesuaikan dengan tujuan
nasional dan tuntutan global. Tentunya keberhasilan dalam menerapkan konsep
pendidikan karakter antara lembaga satu dengan lainnya berbeda-beda
tergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan pengalaman lembaga.
Salah satu jenis lembaga pendidikan yang sejak berdirinya bertujuan
mengembangkan karakter peserta didiknya disamping pengembangan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren terbukti berhasil
membina lulusannya menjadi insan berkarakter yang mampu mengarungi dan
mengatasi permasalahan kehidupan secara baik, serta memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. Dalam perjalanannya pesantren
memberikan andil sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejarah
membuktikan pesantren telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh agama,
masyarakat, intelektual, dan pemimpin-pemimpin besar bangsa.
Menurut salah satu tokoh besar pesantren KH Wahid Hasyim, tujuan
pendidikan pondok pesantren adalah untuk menggiatkan santri yang berakhlakul
karimah, takwa kepada Allah dan memiliki keterampilan untuk hidup. Dengan
ilmu yang dimiliki, santri mampu beradaptasi di tengah masyarakat, mandiri, dan
tidak menjadi beban bagi orang lain. Dalam konteks ini pendidikan dalam
pandangan KH. Wahid Hasyim bersifat teosentris (ketuhanan) sekaligus
antroposentris (kemanusiaan). Artinya pendidikan sudah semestinya dapat
memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi dengan titik tekan pada kemampuan
kognisi, afeksi, dan psikomotor berorientasi pada amal dan akhlak yang mulia
(Setiawan, 2011: 38-39).
Selanjutnya menurut KH.Abdullah Syukri Zarkasyi, Pimpinan Pondok
Pesantren Modern Islam Darussalaam Gontor Ponorogo, pendidikan karakter
sangat efektif dilaksanakan di lingkungan pesantren, karena di pesantren
pendidikan integral tercipta. Menurut pandangannya pendidikan integral
menciptakan orang yang berkarakter. Karakter dibangun bukan sekedar melalui
pembelajaran, akan tetapi juga pengajaran, pelatihan, pembiasaan, dan
pembinaan. Artinya disini pendidikan agama dan moralitas diintegrasikan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senada dengan pemikiran sebelumnya, Asy’arie (2011:157) menilai
pendidikan seharusnya dikembalikan kepada realitas dinamika masyarakatnya,
bukan menjadi menara gading yang tercabut dari akar kehidupan masyarakatnya
sendiri. Pendidikan bukan mengajarkan mimpi dan antirealitas, tetapi menjadi
bagian sah dari realitas hidup masyarakatnya sendiri untuk mencari jawab atas
proses dialektik yang terus bergolak dalam kehidupan masyarakatnya. Melalui
pendidikan pesantren yang mengedepankan pembentukan karakter maka
kesenjangan antara idealitas dan realitas dapat terjembatani secara baik. Lulusan
pesantren akan mampu mengarungi kehidupan dan menghadapi perubahan yang
terjadi masyarakat.
Kekuatan pesantren sebagai institusi pembentuk karakter terletak pada
konsep adab, dimana pertama-tama yang dibentuk adalah karakter tauhid.
Dengan karakter tauhid santri mengenal Allah secara baik dan selanjutnya
memunculkan karakter-karakter yang terkait dengan konsep diri dan konsep
sosial, yang pada akhirnya membentuk santri menjadi insan kamil sebagai
pengemban misi kholifah fi al-ardl. Faktor lain penentu keberhasilan
pembentukan karakter di pesantren adalah pola pendidikan 24 jam. Pola
pendidikan ini memungkinkan dimasukkannya nilai-nilai karakter pada seluruh
kegiatan yang ada di pesantren secara terprogram dan terukur, sehingga program
pembinaan pribadi dan keteladanan dari semua unsur yang terlibat di pesantren
dapat berjalan secara efektif.
Begitu berartinya pendidikan pesantren dalam membangun sumber daya
manusia, maka sudah semestinya pola pembinaan berbasis karakter yang terdapat
di pesantren dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan zaman di era gobalisasi. Pesantren dapat menjadi
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkarakter di tengah krisis sumber daya manusia dan carut-marutnya
permasalahan bangsa dewasa ini.
Seiring dengan perkembangan zaman di berbagai daerah berdiri dan
berkembang pesantren-pesantren yang berusaha menyesuaikan diri dengan
kebutuhan masyarakat dan tantangan global dengan berbagai model
penyelenggaraan pendidikan yang bersifat modern. Pola yang dikembangkan
pesantren-pesantren tersebut mengarah kepada pembenahan sarana dan
prasarana, pemanfaatan teknologi modern, penggunaan manajemen modern, dan
perluasan kurikulum yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan ilmu
agama semata. Disini peran pesantren diperluas pada bagaimana melahirkan
lulusan yang ahli dalam berbagai bidang keilmuwan tanpa menanggalkan
pembelajaran agama serta penanaman karakter yang menjadi ciri khas pesantren.
Keinginan untuk melahirkan cendekiawan muslim berkarakter kuat dari
rahim pesantren inilah yang kemudian mendorong salah satu pesantren besar di
tanah air, yaitu Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta
memadukan konsep pesantren dan pengelolaan pendidikan modern. Perpaduan
dua konsep ini diharapkan menghasilkan lulusan yang memahami agama secara
komprehenship, berwawasan luas, dan memiliki karakter unggul.
Hal ini terlihat dari visi PPMI Assalaam yaitu terwujudnya insan yang
memiliki keseimbangan spiritual, intelektual, dan moral menuju generasi ulul
albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan umat dengan
berlandaskan pengabdian kepada Allah Swt yang kemudian digerakkan melalui
misi menyelenggarakan proses pendidikan Islam yang berorientasi pada mutu,
berdaya saing tinggi, berbasis pada sikap spiritual, intelektual dan moral guna
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan, PPMI Assalaam
merancang konsep pendidikan yang adaptif dan dinamis terhadap perkembangan
zaman dengan mengadopsi perkembangan global melalui konsep pesantren
modern. Kemoderenan yang diterapkan berimplikasi pada pola kerja pesantren
yang tidak lagi didasarkan pada alasan teologis semata yang didorong oleh
perasaan emosional dan sentimen keagamaan, melainkan juga dibangun
berdasarkan logika kelembagaan yang sehat dan berorientasi masa depan.
Kesemuanya menurut salah seorang founding fathers PPMI Assalaam, KH
Djamaluddin didasarkan pada Al Qur’an yang disebut dengan istilah wal
‘aqibatu lil muttaqin (nasib baik di masa yang akan datang hanyalah untuk orang-orang yang muttaqin), dimana muttaqin diterjemahkan sebagai
orang-orang yang selalu bertindak dengan sikap hati-hati, penuh perhitungan,
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, serta dilandasi dengan jiwa ikhlas
(Yayasan Majelis Pengajian Islam, 2011:23-24).
Upaya memodernisasi sistem pesantren yang dilaksanakan oleh PPMI
Assalaam merupakan pilihan yang sejalan dengan kaidah ushul “al-muhafadhatu
‘ala al-qadim as-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik). Tentunya dalam
menerapkan kaidah ushul ini diperlukan seperangkat aturan dan strategi yang
tepat agar dalam pelaksanaannya berjalan secara baik dan efektif serta mampu
mengeliminir permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul, utamanya yang
terkait langsung dengan pencapaian tujuan luhur pesantren.
Dalam prakteknya, penerapan konsep modern dalam penyelenggaraan
pendidikan di PPMI Assalaam memiliki tantangan tersendiri. Pemanfaatan
teknologi dan fasilitas modern memberikan kemudahan luar biasa kepada
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menimbulkan permasalahan tersendiri, dimana nilai-nilai humanistik mulai
digantikan posisinya oleh sarana prasarana modern dan cara berpikir
mekanistik-materialistik. Terdapat penekanan yang berbeda antara turats pesantren dan
modernitas, dimana turats pesantren lebih mengedepankan pembangunan mental
daripada materi, sedangkan modernitas lebih mengedepankan materi daripada
pembangunan mental.
Penerapan konsep modern di PPMI Assalaam disamping mempengaruhi
desain pendidikan yang menunjang terhadap pencapaian prestasi akademik, juga
mempengaruhi pola pembinaan santri dalam membentuk karakter santri. Hal-hal
yang menjadi konsekwensi dari modernisasi diantisipasi melalui pola bimbingan
yang didasarkan pada turats (nilai-nilai luhur) pesantren melalui berbagai
kegiatan dan pembinaan yang dimodifikasi sesuai dengan konteks kehidupan
modern.
Pembentukan karakter di PPMI Assalaam dilakukan melalui proses
bimbingan dengan pendekatan modernisasi turats pesantren yang terintegrasi
pada semua kegiatan yang ada di pesantren. Pendekatan modernisasi turats
pesantren dimaknai sebagai upaya melakukan bimbingan kepada santri dengan
melandaskan pada nilai-nilai luhur pesantren yang diwariskan dari generasi ke
generasi sejak pesantren salaf sampai pesantren khalaf melalui modifikasi
berbagai macam kegiatan yang disesuaikan dengan kehidupan modern.
PPMI Assalaam berupaya menjadikan situasi yang ada kondusif bagi
terlaksananya program bimbingan dengan segala kekhasan, keunikan, pesona,
kesederhanaan, dan karakteristik yang hanya ada di dunia pesantren. Berbagai
fasilitas modern yang ada seharusnya tidak lantas membuat santri terlena,
membentuk perilaku manja, dan ketergantungan, namun fasilitas tersebut
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghancurkan sendi-sendi luhur yang harus tetap melekat dalam pendidikan
pesantren.
Pengasuh PPMI Assalaam sadar bahwa karakter memiliki peran sentral
dalam menentukan keberhasilan seseorang, utamanya para santri yang dituntut
memiliki kemampuan mengekspresikan perannya secara seimbang sebagai
khalifah fi al-ardl di tengah masyarakat kelak. Karakter yang merupakan
kepribadian dalam mempengaruhi keseluruhan cara pandang, sikap dan perilaku
manusia tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap individu begitu ia dilahirkan,
namun memerlukan proses panjang melalui faktor nature dan nurture. Faktor
nature (faktor alami atau fitrah) bersifat potensial yang mengandung pengertian
bahwa setiap manusia memiliki kecendrungan (fitrah) untuk mencintai kebaikan,
namun belum termanifestasikan ketika anak terlahir. Adapun faktor nurture
(pendidikan dan lingkungan) bersifat aktual, dimana fitrah yang ada pada
manusia tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan pendidikan (Megawangi, 2004:23).
PPMI Assalaam yang saat ini telah memasuki dasa warsa ketiga secara
terus menerus berbenah dengan semangat modernisasi turats pesantren dalam
rangka melahirkan insan berkarakter utama. Pola pembentukan karakter yang
saat ini diterapkan di PPMI Assalaam tidak bersifat statis, namun dinamis
senatiasa berkembang sejalan dengan konsep total quality management dalam
rangka mendapatkan pola terbaik untuk menjawab dinamika dan tantangan
zaman, sehingga keberadaannya semakin memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat, agama dan bangsa. Langkah PPMI Assalaam tersebut tentunya layak
mendapat apresiasi positif dari semua pihak, utamanya kalangan akademisi
dalam memberikan masukan terkait proses pengembangan karakter yang
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal inilah yang kemudian mendorong penulis melakukan penelitian
terkait pembentukan karakter di pesantren dalam rangka menghasilkan pola ideal
bimbingan untuk membentuk karakter santri dengan pendekatan modernisasi
turats pesantren. Selama melakukan pengamatan di PPMI Assalam, penulis
melihat semangat yang begitu besar ditunjukkan oleh pimpinan pesantren dalam
membentuk karakter para santrinya melalui berbagai kebijakan yang mendukung
dan kegiatan yang menunjang. Namun di sisi lain, penulis juga melihat kendala,
keterbatasan dan permasalahan yang bersifat substansi dan teknis dalam proses
pembentukan karakter di pesantren yang berpotensi pada ketidakefektifan
pelaksanaan, serta kurang optimal pada pencapaian target yang telah ditentukan.
Secara substansi nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan di
pesantren sepenuhnya belum begitu dipahami oleh para pengasuh pesantren, baik
dari sisi landasan yang mendasarinya maupun nilai-nilai karakter itu sendiri. Hal
ini dikarenakan para pengasuh pesantren tidak hanya berasal dari lulusan PPMI
Assalaam, namun berasal dari berbagai lembaga pendidikan yang memiliki latar
belakang pendidikan, tradisi akademik, dan sosial budaya yang berbeda.
Permasalahan lain terkait dengan nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan
di pesantren adalah sifatnya yang sangat general sehingga diperlukan upaya
menerjemahkannya dalam bentuk yang lebih spesifik.
Selanjutnya secara teknis proses pembentukan karakter di pesantren
memerlukan pengetahuan dan keterampilan tersendiri dalam bidang ilmu
bimbingan yang selama ini belum sepenuhnya dikuasai secara baik oleh para
pengasuh pesantren. Selama ini tidak sedikit para pengasuh dalam melaksanakan
bimbingan di pesantren hanya berdasarkan kebiasaan yang ada di pesantren,
tanpa dibekali pemahaman yang baik tentang konsep bimbingan yang berdampak
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masih terlihat adalah kurang adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antar
pimpinan dan pengasuh yang mengakibatkan tumpang tindih dalam
pelaksanaannya.
Melihat realitas di lapangan dan mengacu pada kajian konsep bimbingan
terkini, penulis mengajukan bimbingan komprehensif sebagai sebuah pola yang
diyakini mampu secara efektif membentuk karakter santri dengan semangat
modernisasi turats pesantren. Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma
pendekatan bimbingan dan konseling dari pendekatan yang berorientasi
tradisional, terpusat pada konselor, dan kuratif kepada pendekatan yang
berorientasi pada upaya pencegahan dan perkembangan melalui pendekatan
bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and
Counseling) atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive
Guidance and Counseling).
Bimbingan komprehensif yang dikembangkan di pesantren ini
mengadaptasi model bimbingan dan komprehensif yang dikembangkan oleh
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional,
2008). Bimbingan dan konseling komprehensif tersebut mengacu pada American
School Counseling Association (ASCA) yang didasarkan pada hasil kajian teori
dan hasil penelitian yang dilakukan lebih dari 35 negara bagian di Amerika
(Tyson, 2004:221). Meskipun model ini oleh ASCA dikembangkan di Amerika,
namun model ini dapat diadaptasi di Indonesia pada berbagai seting lembaga
pendidikan didasarkan pada kerangka berfikir dan kerja yang fleksibel
sebagaimana yang dikemukakan oleh Bower dan Hatch (2002:9) bahwa model
ASCA memberi peluang kepada masing-masing negara bagian untuk
menetapkan standar tersendiri dan mempertimbangkan dengan kebutuhan dan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara umum implementasi bimbingan komprehensif sejalan dengan arah
pembentukan karakter santri di pesantren, yaitu berorientasi pada upaya
mengembangkan potensi dan tugas perkembangan individu secara optimal,
meliputi aspek pribadi, sosial, akademik, dan karier, atau pengembangan pribadi
yang berdimensi biopsikososiospritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
Bimbingan komprehensif sangat tepat dilaksanakan di pesantren didasarkan pada
karakteristik model bimbingan dan konseling komprehensif yang meliputi: (1)
memiliki cakupan layanan yang komprehensif; (2) memiliki desain yang
berlandaskan pada nilai-nilai preventif; (3) memiliki bentuk yang bersifat
perkembangan; (4) berpusat pada siswa; (5) dilaksanakan secara kolaboratif; (6)
didukung oleh data; dan (7) terintegrasi pada keseluruhan program sekolah
(Bower & Hatch, 2002:11-33).
Urgensi pelaksanaan Bimbingan komprehensif dalam rangka membentuk
karakter di pesantren didasarkan pada asumsi bahwa santri berada dalam proses
berkembang atau menjadi, berkembang ke arah kematangan yaitu pribadi yang
memiliki karakter utama sebagai bekal mengarungi kehidupan. Untuk mencapai
kematangan tersebut diperlukan bimbingan, karena mereka masih kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang diri, lingkungan, dan
pengalamannya. Di samping itu, terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan individu tidak selalui steril dari permasalahan, serta berjalan
secara mulus, lurus, dan searah dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai dianut
(Yusuf, 2009:1).
Berdasarkan pada uraian sebelumnya dan untuk mendukung upaya
pembentukan karakter di PPMI Assalaam, penulis melakukan penelitian dalam
rangka merumuskan bimbingan komprehensif dalam rangka membentuk karakter
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan kontribusi dalam menghasilkan rumusan ideal bagi proses
pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif, sehingga dalam
implementasinya dapat berjalan secara sistematis, berkesinambungan, dan
terukur. Selanjutnya melalui pola bimbingan komprehensif ini terwujud
kesepahaman dan kesamaan langkah stakeholders dalam melaksanakan
pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif yang terintegrasi pada
semua kegiatan di PPMI Assalaam.
B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang pembentukan
karakter melalui bimbingan komprehensif berbasis modernisasi turats pesantren
yang dikembangkan berdasarkan pengamatan mendalam terhadap kegiatan yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta.
Peneliti memfokuskan penelitian ini pada bagaimana PPMI Assalam Surakarta
merumuskan, dan melaksanakan pembentukan karakter melalui modernisasi
turats pesantren. Modernisasi turats pesantren yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah upaya penyesuaian kegiatan bimbingan sebagai konsekwensi
penerapan konsep modern berdasarkan kaidah ushul “al-muhafadhatu ‘ala al-
qadim as-sholih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan
mengambil penemuan baru yang lebih baik).
Modernisasi pendidikan di pesantren merupakan sebuah keniscayaan
dalam mempersiapkan santri mengarungi kehidupan di era globalisasi yang
menuntut kesiapan sumber daya manusia di bidang spiritual, intelektual dan
moral. Modernisasi pendidikan yang dikembangkan di PPMI Assalaam didesain
sedemikian rupa tanpa meninggalkan turats pesantren yang menjadi ruh
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan turats pesantren yang dikembangkan melalui kegiatan bimbingan di
pesantren menjadi keunggulan tersendiri dalam mewujudkan generasi ulul albab
yang berkarakter kuat dan berkomitmen tinggi terhadap kemajuan umat dengan
berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Fokus utama penelitian ini adalah pada upaya merumuskan bimbingan
komprehensif untuk membentuk karakter berbasis modernisasi turats pesantren
di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta berdasarkan kajian
teoritis dan empiris.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan rumusan bimbingan
komprehensif untuk membentuk karakter santri berbasis modernisasi turats
pesantren di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Memperkaya khazanah perkembangan bimbingan dan konseling di
Indonesia, khususnya bimbingan yang didasarkan pada karakteristik
lembaga pendidikan yang berciri khas ke-Indonesiaan, seperti pelaksanaan
bimbingan di pesantren modern.
b. Memberikan pengetahuan baru bagi perkembangan bimbingan dan
konseling di Indonesia melalui pendekatan modernisasi turats pesantren
sebagai ijtihad pesantren dalam mengembangkan karakter para santrinya.
c. Memberikan gambaran umum tentang hakikat, konsep, dan implementasi
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setting lembaga pendidikan modern Islam yang berasrama (Islamic
modern boarding school).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PPMI Assalaam Surakarta, sebagai masukan dalam mengembangkan
program bimbingan komprehensif di pesantren secara profesional dan
mandiri, khususnya dalam membentuk karakter utama santri.
b. Bagi pengasuh PPMI Assalaam Surakarta, menyadari peran dan fungsi
keberadaannya, serta berperan serta aktif dalam pembentukan karakter
santri melalui proses bimbingan komprehensif yang terencana,
berkesinambungan, dan terukur.
c. Bagi santri PPMI Assalaam Surakarta, menyadari tujuan utama
keberadaannya di pesantren dan secara ikhlas mengikuti seluruh program
pendidikan di pesantren.
d. Bagi masyarakat stakeholders PPMI Assalaam Surakarta dapat
memposisikan dirinya dalam upaya partisipasi dan peran sertanya dalam
proses pendidikan di pesantren.
e. Bagi Pemerintah, sebagai masukan dalam proses pengambilan kebijakan terkait pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif di
lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi dan kekhasan
lembaga pendidikan, sehingga tidak terjadi upaya penyeragaman dalam
proses pembentukan karakter yang bersifat top down.
f. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa terkait pelaksanaan bimbingan komprehensif di pesantren dalam
membentuk karakter santri, khususnya pesantren yang menerapkan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus (case study). Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk melakukan penelahaan mendalam tentang sebuah peristiwa, hubungan yang
saling terkait, dan proses yang terjadi pada kasus tertentu (Denscombe, 2007).
Penelitian ini dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem, baik berupa program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu
atau ikatan tertentu (Syaodih, 2007:64).
Sebagai konseksekwensi penggunaan pendekatan studi kasus, penelitian
ini dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu memfokuskan pada satu
peristiwa dengan mengidentifikasi kasus untuk suatu studi, penelahan mendalam,
fokus pada hubungan antar aspek kasus dan proses, seting alamiah dan
menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus, menggunakan berbagai
sumber informasi dan metode. serta merupakan sistem yang terikat oleh waktu
dan tempat (Denscombe, 2007:26; Creswell 1998:27)
Pemilihan pendekatan penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
data yang hendak dicari adalah data yang menggambarkan proses pembentukan
karakter melalui bimbingan komprehensif di Pondok Pesantren Modern Islam
Assalaam Surakarta. Disamping itu pendekatan ini juga bertujuan untuk
memperoleh pemahaman dan penafsiran secara mendalam dan natural tentang
makna dari fenomena yang ada di lapangan.
Untuk mengetahui secara rinci mengenai berbagai peristiwa fenomena
pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kasus, mengingat bahwa studi kasus adalah kajian yang rinci atas satu latar, atau
satu orang subjek, atau satu tempat penyimpan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. Penggunaan rancangan studi kasus memungkinkan bagi peneliti untuk
mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa
kehidupan nyata yang diamati (Yin, 1989:57). Sifat studi kasus ialah suatu
pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari
objek penelitian, artinya data dikumpulkan dalam rangka studi kasus, dipelajari
sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, untuk mengembangkan pengetahuan
yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan. Dengan demikian, studi
kasus harus disifatkan sebagai suatu studi eksploratif dan deskriptif, demikian
pula studi kasus pada penelitian ini.
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti pada kancah penelitian
mutlak diperlukan, karena pada hakikatnya pendekatan kualitatif adalah tidak
terpisahkannya interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian. Karenanya,
peneliti bertindak sebagai instrumen utama (Nasution, 1992:55). Peneliti sebagai
instrumen mengandung konsekuensi bahwa peneliti menjadi segalanya dari
keseluruhan proses penelitian, yakni sebagai perencana, pelaksana, pengumpul
data, penafsir data, analisis data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil
penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI)
Assalaam Surakarta yang berlokasi di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Pemilihan tempat penelitian didasarkan
pada beberapa hal, antara lain:
a. Keunikan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta sebagai
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pesantren tradisional dan lembaga pendidikan modern dengan
mengedepankan pembentukan karakter santri.
b. Santri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta bersifat
heterogen yang berasal berbagai penjuru tanah air.
c. Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam menggunakan konsep Islamic
boarding school dengan mengisolasi santri dari lingkungan sosial yang
dapat mengganggu perkembangan karakternya. Lingkungan pondok
didesain sebaik mungkin dengan tujuan agar para santri fokus pada
pencapaian prestasi dan terciptanya kondisi yang mendukung pembentukan
karakter unggul.
d. Pembentukan karakter di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta berdasarkan pendekatan holistik, yaitu melalui bimbingan Islam
yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan dan aspek kehidupan di pondok
selama 24 jam.
e. Adanya komitmen yang kuat dari pihak yayasan dan pimpinan untuk
menerapkan konsep bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 tahun, terhitung mulai
bulan Juli 2012 sampai bulan Juni 2014. Penelitian dilakukan secara intensif
dengan memanfaatkan seluruh kegatan yang ada di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Surakarta selama 24 jam.
Secara rinci jadwal penelitian dirangkum dalam tabel kegiatan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Tahun 2012
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Riset
Pendahuluan ke
PPMI
Assalaam
Surakarta
2 Seminar
Proposal
Disertasi
3 Revisi Proposal
dan Bimbingan
Disertasi
4 Pengurusan Ijin
Penelitian
Tahun 2013
Januari Februari Maret April Mei Juni
5 Bimbingan dan
Penyusunan
Panduan
Penelitian
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 Pelaksanaan
Penelitian
Juli Agustus September Oktober November Desember
7 Perpanjamgan
Juli Agustus September Oktober November Desember
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Januari Februari Maret April Maret Mei
17 Sidang Tahap II
(Promosi
C. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang ingin dijawab oleh
penelitian itu sendiri. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan
pembentukan karakter melalui turats pesantren di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Surakarta. Penelitian ini berupaya mengungkap proses
pembentukan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
bimbingan yang selama ini dilaksanakan di PPMI Assalaam Surakarta.
Secara khusus objek penelitian yang ingin diungkap dalam penelitian
ini adalah nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan di pesantren
berdasarkan modernisasi turats pesantren, siklus kehidupan selama 24 jam
yang berpengaruh dalam pentukan karakter santri, dan strategi pembentukan
karakter di PPMI Assalaam Surakarta.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitian berasal dari internal Pondok
Pesantren Islam Assalaam Surakarta, meliputi: Pendiri Pesantren (Founding
Fathers), Yayasan, Dewan Pakar, Dewan Kyai, Mudir Ma’had, Sekretaris
Pesantren, Kepala MTs Assalaam, Kepala SMA Assalaam, Kepala MA
Assalaam, Kepala SMK Assalaam, Kepala Takhasus, Ustadz dan Ustadzah,
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat, Kepala Kesantrian Kesantrian,
Kasubbag Kepengasuhan, Kasubbag Asrama, Pengurus OPPMIA, dan Santri.
Dari sekian subjek penelitian yang ada, peneliti menjadikan Bapak
Drs. Ma’ruf Rohmat sebagai key informan. Hal ini didasarkan pada pengalaman beliau dalam mengasuh santri mulai dari menjadi ustadz,
keantrian, sampai menduduki jabatan sebagai Mudir Ma’had. Beliau adalah
salah satu anggota keluarga besar pendiri pesantren yang ditugaskan secara
khusus menimba ilmu di Pondok Modern Islam Darussalaam Gontor
Ponorogo untuk selanjutnya diminta untuk mengabdi dan mengembangkan
PPMI Assalaam Surakarta. Adapun subyek penelitian lainnya yang jumlah
cukup banyak, peneliti jadikan sebagai informan dan responden penelitian.
Penentuan informan dan responden penelitian didasarkan pada keterlibatannya
dalam proses pembentukan karakter di pesantren, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penentuan subjek penelitian ini didasarkan pada informasi yang
diperlukan oleh peneliti dalam mendapatkan data yang utuh dan naturalis
sesuai dengan fokus penelitian. Semua subjek yang terlibat perlu informasinya
apakah dalam bentuk tindakan maupun kata-kata, sehingga diperoleh
gambaran yang utuh dan komprehensif tentang pembentukan karakter melalui
bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
Informasi yang digali tidak saja berupa informasi verbal dari subjek
penelitian tetapi juga tindakan dan aktivitas subjek penelitian. Penentuan
subjek penelitian ditetapkan berdasarkan relevansi dengan tujuan penelitian,
karena itu pemilihan orang sebagai subjek penelitian tidak ditetapkan secara
kaku, tetapi fleksibel sesuai dengan fenomena yang muncul di lapangan,
hanya saja ada beberapa syarat yang harus dipeuhi yaitu jujur dapat dipercaya,
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pembentukan
karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta, maka dilakukan beberapa tahapan untuk pengumpulan data. Pada tahap
pertama, dilakukan orientasi, peneliti mengumpulkan data secara umum dan luas
tentang hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna untuk diteliti lebih
dalam. Tahap kedua, peneliti mengadakan eksplorasi pengumpulan data yang
dilakukan lebih terarah sesuai dengan fokus penelitian serta mengetahui sumber
data atau informan yang kompeten dan mempunyai pengetahuan yang cukup
banyak tentang hal yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik
snowballing. Tahap ketiga, peneliti melakukan penelitian terfokus, yaitu
mengembangkan penelitian eksploratif kepada fokus penelitian, yaitu pada proses
pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Surakarta.
Kegiatan inti dari penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah
pemahaman tentang makna suatu tindakan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam latar sosial penelitian. Makna yang perlu diperhatikan adalah makna yang
dikomunikasikan secara langsung dan makna yang dikomunikasikan secara tidak
langsung seperti isyarat ekspresi wajah. Berdasarkan kepentingan menangkap
makna secara tepat, cermat, rinci dan komprehensif, maka dalam penelitian ini
pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, pengamatan, dan
dokumentasi.
1. Pengamatan (Observation)
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan
yang bercirikan interaksi sosial antara peneliti dengan subjek dalam
lingkungan subjek yang memakan waktu relatif lama dan dalam pengamatan
peneliti tidak terlibat secara aktif ikut dalam proses pelaksanaan akan tetapi
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diri secara aktif pada aktivitas yang dilakukan subjek penelitian. Pengamatan
sebagai teknik pengumpulan data mengandalkan dua indera yang sangat vital,
yaitu indera mata dan telinga.
Pelaksanaan pengamatan dilakukan mengikuti petunjuk Spradley
(1980:33) yang membagi tiga tahapan observasi, yaitu:
a. Observasi Deskriptif (Descriptive Observations)
Secara umum menggambarkan situasi kegiatan/aktivitas yang terjadi pada
pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren
Modern Islam Assalaam Surakarta..
b. Observasi Terfokus (Focused Observation)
Setelah diadakan analisis terhadap data hasil perekaman secara umum,
selanjutnya diadakan penyempitan pemilihan data dan mulai mengadakan
observasi terfokus.
c. Observasi Selektif (Selective Observations).
Setelah melakukan analisis lebih lanjut dan melakukan pengamatan ulang
di lapangan, peneliti dapat mempertajam penelitian dengan melakukan
observasi selektif.
Data yang ingin diungkapkan melalui pengamatan dalam penelitian ini
disusun berdasarkan panduan atau pedoman pengamatan (observation guide)
sebagaimana berikut:
a. Proses pendidikan yang dilaksanakan oleh Unit Kesantrian Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
b. Proses pengajaran yang dilaksanakan oleh Madrasah Tsanawiyah,
Takhassus, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, dan Sekolah
Menengah Kejuruan,
c. Kegiatan santri pada pagi hari dalam rangka membentuk karakter santri di
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kegiatan santri pada siang hari dalam rangka membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
e. Kegiatan santri pada sore hari dalam rangka membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
f. Kegiatan santri pada malam hari dalam rangka membentuk karakter santri
di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
g. Kegiatan santri pada hari Jum’at dalam rangka membentuk karakter santri
di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
h. Kegiatan awal tahun dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
i. Kegiatan akhir tahun dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
j. Kegiatan monumental dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
k. Pelaksanaan sosialisasi nilai-nilai karakter di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Surakarta.
l. Penerapan kedisiplinan dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
m.Penerapan pembiasaan dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
n. Pelaksanaan budaya pesantren dalam rangka membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
2. Wawancara Mendalam (Indepth interview)
Secara umum Denzin dan Lincoln (2000:633) menjelaskan wawancara
adalah suatu percakapan, seni mengajukan pertanyaan dan mendengarkan
(The interview is a conversation, the art of asking and listening). Wawancara
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang direncanakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan (Sukardi,
Zamzani, dan Dardiri, 2006:20). Wawancara digunakan untuk menggali data
secara mendalam tentang pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
Untuk membantu peneliti dalam menfokuskan masalah yang diteliti
maka dibuat pedoman wawancara. Dalam melakukan wawancara dengan
memperhatikan beberapa hal, di antaranya; hendaknya pewawancara menjaga
hubungan baik dan memelihara suasana santai, sehingga dapat muncul
kesempatan timbulnya respon terbuka. Melalui wawancara mendalam
diharapkan dapat mengungkap informasi mengenai pembentukan karakter
melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta.
Data yang ingin diungkapkan melalui wawancara dalam penelitian ini
disusun berdasarkan panduan atau pedoman wawancara (interview guide)
sebagaimana berikut:
a. Latar belakang kehidupan dan cita-cita luhur pendiri (founding fathers)
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
b. Kondisi pendidikan, sosial, dan ekonomi pada awal pendirian Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
c. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan agama.
d. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
e. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan bangsa.
f. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan kewajiban
sesama.
g. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya kompetensi keilmuan dan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Landasan teologis yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
i. Landasan historis yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
j. Landasan institusional yang mendasari nilai karakter utama santri di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
k. Landasan empiris yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
l. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasari nilai karakter
utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
3. Dokumentasi (Documentation)
Dalam penelitian ini terdapat pula sumber data yang berasal dari
nonhuman resources (bukan manusia), seperti dokumen, dan foto-foto.
Dokumen dapat berupa tulisan pribadi dalam buku harian atau surat-surat dan
dokumen resmi yang ada di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta. Data yang bersifat dokumentatif akan bermanfaat untuk
memberikan gambaran secara lebih valid tentang permasalahan yang diteliti
dan sebagai pendukung dalam memahami informasi-informasi verbal dari
fenomena yang berhasil direkam oleh peneliti.
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: sejarah,
struktur organisasi, jadwal kegiatan, dokumentasi kegiatan, data santri dan
dokumen formal lainnya yang ada serta relevan dengan fokus penelitian.
Data yang ingin diungkapkan melalui dokumentasi dalam penelitian
ini disusun berdasarkan panduan atau pedoman dokumentasi sebagaimana
berikut:
a. Latar belakang kehidupan dan cita-cita luhur pendiri (founding fathers)
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kondisi pendidikan, sosial, dan ekonomi pada awal pendirian Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
c. Visi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
d. Misi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
e. Tujuan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
f. Strategi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
g. Sosok ideal (profil) santri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta.
h. Pendidikan dalam rangka pembentukan karakter santri yang dilaksanakan
oleh unit kesantrian Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
i. Pengajaran dalam rangka pembentukan karakter santri yang dilaksanakan
oleh unit madrasah/sekolah Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta.
j. Struktur organisasi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.
k. Nilai karakter utama yang dikembangkan di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Surakarta.
l. Landasan Nilai karakter utama yang dikembangkan di Pondok Pesantren
Modern Islam Assalaam Surakarta.
E. Keabsahan Data
Cara yang digunakan dalam menguji keabsahan data atau memeriksa
kebenaran adalah yakni dengan memperpanjang waktu penelitian, melakukan
pengumpulan data secara terus menerus, mengadakan triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif, referensi yang cukup, pengecekan oleh
subjek penelitian, uraian rinci, dan auditing. Pemeriksaan keabsahan data pada
penelitian ini mengikuti kriteria yang diajukan oleh Moleong (2002:173) dan
Nasution (1993:111) yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kredibilitas
Agar memperoleh data yang sahih (kredibel), ada beberapa teknik
yang peneliti lakukan untuk mencapai kredibilitas data. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu: pertama mengadakan observasi
secara tekun, sehingga lebih memahami fenomena dan peristiwa. Kedua,
mengadakan triangulasi melalui sumber dan metode. Triangulasi sumber,
yaitu pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek ulang data
yang diperoleh dari informan dengan informan lainnya. Misalnya, suatu
temuan yang didapat dari hasil wawancara dengan sumber data, dapat diuji
kebenarannya dengan melakukan wawancara ulang dengan satu atau lebih
sumber data lain, sehingga dianggap temuan yang didapat benar-benar sama.
Dengan demikian hasil analisis sementara dalam penelitian ini akan selalu
dikonfirmasikan dengan data/informasi baru yang diperoleh dari sumber yang
lain. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode
yang berbeda untuk memperoleh informasi yang sama, misalnya untuk
menggali mengenai pengelolaan siswa, tidak hanya diperoleh melalui metode
observasi, tetapi metode lain juga sangat diperlukan seperti wawancara
maupun metode dokumentasi. Teknik ini juga digunakan dalam melihat
secara lebih tajam hubungan (inter-relasi) antara berbagai data dalam analisis
data. Ketiga, diskusi dengan teman sejawat, yang berpengalaman, seperti
arahan dari dosen pembimbing, dan saran masukan dari rekan-rekan
mahasiswa program doktor Bimbingan dan Konseing Sekolah Pascasarjan
Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Keteralihan(transferabilitas)
Transferabilitas berkenaan dengan pertanyaan seberapa jauh hasil
penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan pada situasi-situasi lain.
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendalam tentang hasil dan konteks penelitian. Bila hal ini dapat dipenuhi
maka hasil penelitian dapat ditransfer ke dalam situasi dan konteks yang
serasi. Untuk memenuhi tuntutan itu, peneliti berusaha mendeskripsikan
informasi yang diperoleh di kancah penelitian secara rinci dan jelas.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas adalah istilah reliabilitas untuk penelitian kualitatif
yang menempatkan peneliti sebagai instrumen. Peneliti dalam penelitian
kualitatif harus dependabel dengan menunjukkan konsistensinya, serta
pertanyaan yang dibangun saling bergantung satu sama lain.
Dalam penelitian naturalistik agar peneliti dapat memenuhi syarat
reliabilitas dapat menyatukan dependabilitas dengan konfirmabilitas.
Tercapainya konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta
pembimbing untuk memeriksa proses penelitian, taraf kebenaran data, serta
tafsirannya. Untuk kepentingan ini peneliti memberikan bahan-bahan seperti
data mentah, hasil analisis data, dan catatan mengenai proses yang dilakukan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak
awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan
terdapat konsistensi analisis data secara keseluruhan. Untuk menyajikan data
tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini ialah Analysis Interactive Model dari Miles
dan Huberman (1992:20) yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa
bagian yaitu: pengumpulan data, pengelompokkan menurut variabel, reduksi
data, penyajian data, memisahkan uotlier data dan penarikan kesimpulan atau
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
(Miles dan Huberman, 1992:16)
Langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam penelitian
ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data-data lapangan tersebut dicatat dalam catatan lapangan
berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa
yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian. Catatan deskriptif adalah
catatan data alami apa adanya dari lapangan tanpa adanya komentar atau
tafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Catatan deskriptif
tersebut dinamakan transkrip, transkrip ini diberi kode masing-masing sesuai
dengan metode yang digunakan dalam pengambilan data, seperti contoh
transkrip diberi kode i/II/WA/28-01-14, artinya i adalah data tersebut Pengumpulan
Data Display Data
Penarikan Kesimpulan Reduksi
Imam Mujahid, 2014
Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh dengan menggunakan metode interviw (wawancara), romawi II
artinya wawancara yang kedua dilakukan pada responden yang bersangkutan,
WA adalah kode untuk responden, dan 15-08-14 adalah tanggal pengambilan
data tersebut.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus
selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak
diperlukan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus
permasalahan penelitian.
Selama proses pengumpulan data, reduksi data dilakukan melalui
proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi dan transparasi data
kasar yang diperoleh dengan menggunakan catatan lapangan. Selanjutnya
membuat ringkasan, mengkode, penelusuran tema-tema, membuat
gugus-gugus, membuat partisi dan membuat catatan kecil (memo) pada kejadian
seketika dirasa penting. Dari hasil transkrip data, dikelompokkan data-data
yang diperoleh sesuai fokus penelitian dengan membuat margin note (catatan
pinggir), seterusnya dibuat tabel pengelompokkan wawancara (lihat lampiran)
dengan menggunakan kode tertentu sebagai acuan verifikasi, seperti contoh
kode i/I/MR/09, artinya: i adalah data tersebut diperoleh dengan
menggunakan metode interview (wawancara), romawi I artinya wawancara
yang pertama dilakukan pada responden yang bersangkutan, MR adalah kode
nama responden, dan 09 artinya hal yang dikemukakan responden tersebut