Evaluasi 4
Analisis Lokasi dan Keruangan
ANALISIS LOKASI KEGIATAN
PERDAGANGAN DAN JASA (RETAIL)
STUDI KASUS GIANT MULYOSARI,
SURABAYA
Kelompok 6
Naomi Zakina
Sovianita Natasha
Rahmad Fauzan
3614100066
3614100076
3614100704
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2016
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Belinda Ulfa Aulia, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Analisis Lokasi dan Keruangan
2. Bapak Dr. Nanang Setiawan selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis
Lokasi dan Keruangan
3. Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan
motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini
Makalah dengan judul ”Analisis Lokasi Kegiatan Perdagangan dan Jasa (Retail) Studi Kasus Giant Mulyosari Surabaya” ini disusun sebagai evaluasi 4 mata kuliah
Analisis Lokasi dan Keruangan dalam Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk memberikan pemahaman terhadap faktor lokasi dan kesesuaian pemilihan lokasi dengan faktor yang ditentukan dalam suatu
wilayah dan kota.
Dalam proses penyelesaian makalah ini tentunya banyak kekurangan, baik dari
pengambilan referensi data maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnya makalah ini.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi berbagai pihak dan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah
Analisis Lokasi dan Keruangan.
Surabaya, 6 Mei 2016
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
DAFTAR TABEL... 3
DAFTAR GAMBAR ... 3
DAFTAR PETA ... 3
BAB I PENDAHULUAN ... 4
1.1
Latar Belakang ... 4
1.2
Maksud dan Tujuan... 5
1.3
Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1
Pengertian Retail ... 7
2.2
Teori-teori Pemilihan Lokasi Retail ... 9
2.3
Sintesa Teori Pemilihan Lokasi Retail ... 12
2.4
Alat Analisis ... 14
2.5
Teknik Sampling ... 17
BAB III GAMBARAN UMUM ... 18
3.1
Profil Retail Giant ... 18
3.2
Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya ... 18
3.3
Gambaran Lokasi Giant Mulyosari ... 20
BAB IV ANALISA ... 22
4.1
Metode Analisis Data ... 22
4.2
Analisis Lokasi ... 25
4.3
Analisis Kesesuaian Teori ... 35
BAB V PENUTUP ... 40
5.1
Kesimpulan ... 40
5.2
Lesson Learned ... 40
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Retail Menurut Ahli ... 12
Tabel 2. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Giant Mulyosari ... 13
Tabel 3. Lokasi Persebaran Giant di Kota Surabaya ... 19
Tabel 4. Tabel Jenis Penelitian ... 24
Tabel 5. Hasil Kuisioner Faktor yang Memengaruhi Penentuan Lokasi Giant Mulyosari ... 30
Tabel 6. Hasil Pembobotan Variabel Menggunakan Excel ... 33
Tabel 7. Peringkat Variabel Berpengaruh Pemilihan Lokasi Giant Mulyosari ... 34
Tabel 8. Kesesuaian Kondisi Eksisting dengan Teori ... 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Framework Analisis Faktor ... 16Gambar 2. Giant Hypermarket ... 18
Gambar 3. Peta Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya ... 20
Gambar 4. Denah Lokasi Giant Mulyosari ... 21
Gambar 5. Bagan Alur Berpikir ... 23
Gambar 6. Ilustrasi Kondisi Eksisting Giant Mulyosari dengan Superindo Arief Rahman Hakim .... 25
Gambar 7. Lokasi Tepat Giant Mulyosari Berdasarkan Analisis Gravity Model ... 26
Gambar 8. Bagan Pohon Hirarki ... 28
DAFTAR PETA
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki karakteristik yang sangat berpotensi bagi pengembangan perekonomian, hal ini didukung dengan
tingginya angka demografi dan prilaku konsumsi masyarakat, disamping itu perekonomian Indonesia mengalami pertumbahan yang surplus dan mengalami
peningkatan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir, keadaan ini mengakibatkan timbulnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan potensi ini , yang
pada akhirnya meningkatkan persaingan antar perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan memunculkan persaingan yang semakin komplek dalam
menghasilkan keuntungan yang maksimal, salah satunya adalah perusahaan Giant. Giant merupakan salah satu jenis toko swalayan memiliki luasan 400 m2 s/d 5000 m2dan menjual barang barang rumah tangga. Giant juga termasuk salah satu jenis waralaba (franchise), Pendekatan bisnis melalui sistem waralaba (franchise) merupakan salah satu strategi alternatif bagi perusahaan untuk mengembangkan ekonomi dan usaha di masa mendatang. Melalui proses kemitraan waralaba yang saling menguntungkan antara perusahaan (selaku
penerima waralaba franchising) dengan pemberi waralaba, akan dapat memajukan suatu bisnis. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia salah satunya yaitu di Surabaya. Keberadaan waralaba semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin untuk dihindari lagi. Waralaba merupakan
strategi bisnis yang efektif untuk mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan. Perkembangan ini disebabkan karena sifat konsumsi masyarakat
yang tinggi.
Perkembangan inilah memunculkan hadirnya berbagai toko swalayan
sehingga munculnya Persaingan antar perusahaan toko swalayan yang menjual barang-barang dan alat rumah tangga. Persaingan ini mengharuskan setiap
perusahan yang bergerak dibidang swalayan memikirkan setiap aspek untuk menghasilkan keuntungan maksimum. Banyak aspek yang dilibatkan untuk
menganilisis keuntungan ini, salah satu aspek yang yang sangat berpengaruh adalah penentuan lokasi.
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 5
dapat mengetahui strategi yang harus dilakukan dan rencana apa saja yang harus dibuat. Penentuan lokasi juga akan mempengaruhi bukan saja komponen internal
dan eksternal serta variable-variabel penentu lain. perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan
tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini
akan membahas tentang memilih lokasi dan letak yang tepat. Dalam memilih lokasi pasti muncul banyak pertimbangan, karena kita tidak bisa sembarangan dalam
memilih suatu lokasi dan letak yang tepat. Pemilihan lokasi usaha juga harus berpatokan pada perkembangan pembangunan suatu daerah yang sering kali
menimbulkan dampak baik positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kinerja dan perkembangan usaha. Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan
keuntungan maksimum dan efisiensi baik bagi pedagang maupun konsumen.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah “Faktor yang Mempengaruhi Penentuan
Lokasi Toko Swalayan(Giant) di Mulyosari Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori – teori penentuan lokasi retail dan menarik sintesa dari pendapat pakar tersebut.
2. Mengetahui kesesuaian antara teori – teori penentuan lokasi retail dengan kondisi eksisting retail yang menjadi studi kasus.
3. Mengetahui faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail berdasarkan hasil analisis dan prefrensi konsumen.
4.
Mengetahui fakta empiri dari keseluruhan proses analisis penentuanfaktor
Lokasi.
1.3 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penulisan makalah, tujuan penulisan
makalah, dan sistematika penulisan makalah. Bab II Tinjuan Pustaka berisi
Bab III Gambaran Umum berisi profil retail dan gambaran lokasi retail Giant Mulyosari Surabaya.
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 6
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Retail
Retail merupakan semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa seabgai inti dari distribusi (Gillbert, 2013).
Dalam jalur distribusi barang, retail berada di antara pedagang besar dengan
konsumen akhir.
Seorang retailer dapat menjangkau konsumen potensial melalui dua konsep yaitu store atau non-store format retail. Pengecer toko (store based retaillers) mengoperasikan sebuah toko dengan lokasi yang sudah tetap sehingga membutuhkan konsumen utnuk bergerak ke toko untuk melihat dan memilih barang
atau layanan yang diinginkan. Sedangkan pengecer non-toko (non-strored based retailers) menangkap konsumen yang ada di rumah, di tempat kerja, atau tempat selain toko dimana konsumen mudah untuk melakukan pembelian (Eko Budi Santoso, 2012). Beberapa jenis retail berdasarkan konsep toko (stored based) antara lain :
Toko Khusus (specialty store)
Toko ini menyediakan lini produk yang sempit dengan ragam barang yang cukup dalam untuk setiap lini.
Departement store
Toko ini menjual beberapa lini produk, biasanya pakaian, perabot rumah
tangga, barang-barang rumah tangga dengan masing-masing lini dioperasikan sebagai suatu departement yang terpisah yang dikelola oleh seseorang bagian pembelian khusus.
Supermarket
Merupakan toko yang relatif berbiaya murah, bermarjin rendah, bervolume besar dan diciptakan untuk melayani beberapa kebutuhan konsumen.
Hypermarket
Merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 8
sebagainya. Dengan demikikan hypermarket adalah toko eceran yang mengombinasikan pasar swalayan dan pemberi diskon lini penuh.
Supercenter
Adalah supermarket yang mempunyai luas lantai 3.000 sampai 10.000 meter persegi dengan variasi produk yang dijual, untuk makanan sebanyak 30-40%
dan produk-produk nonmakanan sebanyak 60-70%. Supermarket jenis ini termasuk supermarket yang tumbuh dengan cepat. Persediaan yang dimiliki berkisar antara 12.000-20.000 item. Supermarketjenis ini memiliki kelebihan sebagai tempat belanja dalam satu atap (one stop shopping) sehingga banyak pengunjungnya yang datang dari tempat jauh.
Convenience store
Toko dengan ukuran yang relatif kecil, berlokasi di daerah permukiman, waktu
operasional toko cukup lama dan menjual barang-barang yang perputarannya cukup tinggi namun dalam jumlah yang terbatas.
Superstore
Toko yang ukurannya relatif besar yang ditujukan utnuk memenuhi
keseluruhan kebutuhan konsumen untuk bahan makanan dan bukan makanan. Termasuk di dalamnya supercenter, kombinasi supermarket dan toko diskon yang menyediakan barang-barang lintas jenis. Categori killer dan hypermarket juga termasuk kategori superstore.
Toko Diskon (discount store
Toko ini menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah
dengan menerima margin yang rendah dan menjual barnag dengan jumlah yang banyak. Toko diskon yang sebenarnya menjual produk dengan harga
rendah, sebagian menjual merek-merek nasional, bukan barang-barang inferior.
Retail off-price
Toko yang menjual barang berkualitas tinggi. Barang yang dijual sering
merupakan barang-barang sisa, stok lebihdan barang-barang yang produksinya kurang sempurna yang diperoleh dengan harga rendah dari harga standar dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari toko
eceran lainnya.
Factory Outlet
Toko yang dimilikioleh pabrik dan dijalannya oleh pabrik dan biasanya
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 9
Seiring berkembangnya zaman, retail konsep toko dirasa kurang praktis, sehingga banyak yang mulai beralih pada retail konsep non-toko. Dibawah ini
merupakan jenis retail non-toko :
Directing Marketing (pemasaran langsung)
Dilakukan dengan komunikasi langsung dengan konsumen yang membidik
secara seksama utnuk mendapatkan respon langsung dari konsumen. Pemaparan langsung ini digunakan untuk memperoleh langsung konsumen yang menjadi target pasar.S
Directing selling (penjualan langsung) atau door-to-door retailing
Keuntungan dari penjualan ini adalah kenyamanan dan perhatian yang
diberikan kepada konsumen jauh lebih besar. Tetapi, tingginya perekrutan, pelatihan, gaji dan motivasi bagi tenaga kerja berdampak pada harga produk
menjadi lebih tinggi.
Automatic vending (penjualan otomatis)
Dilakukan melalui mesin penjual secara otomatis yang akan mengeluarkan produk setelah konsumen memasukkan uang.
2.2 Teori-teori Pemilihan Lokasi Retail
Teori landasan yang sering digunakan dalam menentukan lokasi pemilihan retail antara lain :
a) Basu Swastha dan Irawan (1997)
Bagi seorang retailer, untuk menentukan lokasi toko yang tepat maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
Luas daerah perdagangan
Dapat dicapai dengan mudah
Potensi pertumbuhannya
Lokasi toko-toko saingan
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi potensi penjualan dari
lokasi toko baru ialah :
Dapat dicapai dengan mudah
Populasi penduduk
Pesaing
Batas-batas daerah perdagangan b) Diana (2003)
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 10
Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat
berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada faktor fisik yang
mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan.
Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi
melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan
kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentu lokasi dan kesuksesan kegiatan perdagangan.
Keterkaitan spasial
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi hal yang pentingsedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting.
Jarak
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan
pertimbangan penting untuk melihat kemugkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antar pusat.
Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu emilihan lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang
tahan lama yang tidak dibeli secara teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan
barang yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk kebutuhan standar
sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas yang
memadai.
c) Jones dan Simmons (1993)
Beberapa faktor yang digunakan dalam pemilihan lokasi retail antara lain :
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 11
Dicirikan dengan atribut non demografi dari area umum disekitar toko dalam satuan angka dan bentuk kategori lain, seperti rata-rata lalu lintas
harian dari rute dengan akses langsung terhadap lokasi retail, jarak terhadap pemberhentian transportasi umum terdekat, banyaknya tenaga
kerja, penerimaan batas skala minimum dari area umu untuk retail.
Sosioekonomi dan demografi
Variabel ini didasarkan pada sensus yang diartkan untuk menangkap tingkat dari permintaan potensial dalam area perdagangan atau area
yang diinginkan dari suatu toko. Contohnya : jumlah dari rumah tangga, rata-rata pendapatan, presentase rumah tngga yang memiliki anak,
presentase pekerja profesional.
Persaingan
Meliputi jumlah pesaing utama dalam radius 1 km dan jumlah pesaing sekunder dlaam radius 2 km.
Lokasi
Gambaran yang dikategorikan dalam daya tarik secra relatif dari lokasi
itu sendiri dan perbaikan terhadap lokasi. Contohnya : tipe dari lokasi, ukuran lokasi, visibiliti dari lokasi, luasan dari tempat parkir ke lokasi.
Instrumen yang lain
Atribut dari kondisi toko sekarang, yang mana untuk toko baru di bawah
kendali secara langsung dari manajemen. Contohnya indeks dari mutu manajemen persediaan, rasio dari ruang display terhadap ruang
terbuka. d) Utami (2006)
Menurut Utami, faktor yang berpengaruh dalam penetuan lokasi retail antara lain :
Pemilihan komunitas
Keputusan ini bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas maupun persaingan serta iklim politik.
Aspek geografis
Lokasi yang spesifik
Karakteristik spesifik yang dimaksud adalah kondisi sosioekonomi yang
meliputi arus lalu lintas, harga tanah, peraturan kawasan dan transportasi publik. Pertimbangan lainnya adalah posisi pesaing di
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 12
e) Klimert (2004)
Pemilihan lokasi yang tepat untuk retail perlu mempertimbangkan kombinasi
terbaik dari karkateristik faktor berikut :
Demographics
Location and distance
Shape
Financial benefits to the community
2.3 Sintesa Teori Pemilihan Lokasi Retail
Bedasarkan beberapa variabel dalam penetuan lokasi retail diatas, berikut
merupakan variabel yang akan digunakan dalam analisa faktor penentuan pemilihan lokasi retail modern di Kota Surabaya:
Tabel 1. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Retail Menurut Ahli
No
Tokoh
Faktor
Variabel
Keterangan
1
Letaknya di tepi jalan raya, langsung bisa dijangkau oleh kendaraan pribadi, umum, maupun pejalan kaki
Kemudahan mencapai lokasi
Lalu lintas disekitar retail lancar, dekat dengan tempat penurunan kendaraan umum, jarak lokasi retail dengan parkir tidak terlalu jauh
Jarak antar pusat kegiatan
Jarak retail terhadap fasilitas pendidikan (UNAIR, ITS, dan UWK), perumahan, maupun menjadi konsumen dan masuk dalam area cakupan
pelayanan retail
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 13
(2006) pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi penduduk dengan produk barang jual serupa
Jenis layanan jasa yang ditawarkan retailer
4 Basu Swastha
(1996) Pengelolaan
Harga produk
Nilai barang yang ditawarkan retailer (relatif murah atau mahal)
Iklan produk, potongan harga, yang ditawarkan kepada pelanggan
Sumber : Hasil Analisis, 2016
Berdasarkan tabel sintesa teori diatas, didapatkan empat faktor pembentuk, yaitu: aksesibilitas, demografi, persaingan, dan pengelolaan yang juga membawa
beberapa variabel pada masing-masing faktor. Variabel disesuaikan dengan kebutuhan penelitian makalah ini, yakni faktor yang mempengaruhi penentuhan
lokasi hypermarket Giant di Mulyosari dari pereferensi konsumen.
Tabel 2. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Giant Mulyosari
No
Jarak antar pusat kegiatan
2 Demografi - Ekonomi
Populasi
Rata-rata pendapatan
Kepadatan penduduk
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 14
Jenis dan tingkat pesaing
Kelengkapan fasilitas dibandingkan pesaing
4 Pengelolaan
Harga produk
Kelengkapan produk
Promosi dan diskon
Sumber : Hasil Analisis, 2016
2.4 Alat Analisis
2.4.1 Gravity Model
Gravity Model digunakan secara luas dalam teknik menentukan lokasi retail.
Metode ini berasal dari William J. Reilly’s yang disebut dengan Hukum Gravity Retail. Pada initinya, metode ini merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku manusia yang mengukur bahwa setiap individu kemungkinan akan
tertarik menuju retail bergantung pada jarak tempuh ke toko alternatif dan keunggulan masing-masing lokasi. Hukum Reilly’s secara sederhana dapat
diibaratkan sebagai batasan area perdagangan, dengan cara menentukan titik yang berbeda dari dua kota atau dua wilayah, maka masing-masing luasan area perdagangan dapat ditentukan.
Teori titik henti merupakan modifikasi dari teori modifikasi dari teori gravitasi W.J. Reilly. Teori ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pola
interaksi antara dua wilayah dan dapat memprakirakan penempatan lokasi suatu retail atau pusat pelayanan. Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberap syarat
yaitu :
1. Keadaan ekonomi penduduk relatif sama
2. Topografi wilayah datar
3. Sarana prasarana transportasi memadai
4. Daya beli masyarakat sama
Teori titik henti yang dilakukan pada makalah ini menggunakan data jarak
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 15
Keterangan :
D = Titik henti
d A.B = Jarak retail A dengan retail B
P A = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail A berada
P B = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail B berada
2.4.2 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Analisis faktor adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indikator independen yang diobservasi. Analisis faktor merupakan perluasan dari analisis
komponen utama yang digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif
kecil yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan. Analisis faktor pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu Pricnciple Component Analysis (PCA) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Menurut Joreskog dan Stoborn (1993), CFA digunakan untuk menguji uni-dimensional, validitas dan reabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat
diukur langsung. Model pengukuran atau juga disebut model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukan operasional variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu
(dalam Kusnaedi, 2008). Intinya CFA atau Analisis Faktor Konfirmatori adalah suatu teknik analisis faktor dimana secara apriori berdasarkan teori dan konsep yang sudah
diketahui, dipahami, atau ditentukan sebelumnya, maka dibuat dibuat sejumlah faktor yang akan dibentuk, serta variabel apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing
faktor yang dibentuk dan sudah pasti tujuannya.
Pada dasarnya tujuan CFA adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi dan untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen. Dalam pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen atau kuisioner untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan reliabel (Hidayat,
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 16
Gambar 1. Framework Analisis Faktor
Sumber: www.statistikian.com
Secara garis besar, terdapat tujuh tahapan pada CFA, yaitu merumuskan masalah, menyusun matriks korelasi, ekstraksi faktor, merotasi faktor,
menginterpretasi faktor, pembuatan factor scores, dan memilih variabel surrogate atau menentukan summated scale.
Matriks korelasi
Tahapan ini bertujuan untuk menganalisis apakah data yang ada cukup
memenuhi syarat di dalam analisis faktor. Data atau variabel yang memenuhi syarat untuk dilanjutakan ke proses selanjutnya bilamana nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test >0,5 dan nilai Sig <0,05. Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) juga diperhatikan dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso, 2006:20)
MSA = 1 → variabel dapat dipredeksi tanpa kesalahan oleh variabel lain MSA > 0,5 → variabel masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut
MSA < 0,5 → variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
Ekstraksi faktor
Tahapan ini bertujuan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit mampu menjelaskan korelasi antara
indikator yang diobservasi. Data atau variabel tidak ter-reduksi bilamana nilainya >0.5.
Rotasi faktor
Tahapan ini diperlukan jika metode estraksi belum menghasilkan komponen
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 17
faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Hasil akhirnya berupa pengelompokan variabel-variabel pada faktor yang baru.
2.5 Teknik Sampling
Sampling merupakan proses pengambilan atau pemilihan n buah dari populasi yang berjumlah N. Sampling digunakan untuk menentukan jumlah
responden untuk keperluan pengumpulan data, salah satunya dengan metode kuisioner. Adapun macamnya dibagi menjadi probabilistik dan non probabilistik.
Probabilistik digunakan bilamana semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel (responden), sedangkan non probabilistik digunakan bilamana tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel
(responden). Berikut adalah macam-macam teknik sampling non probabilistik :
Boring sampling
Jumlah sampel maksimal 30 responden saja.
Purposive sampling
Jumlah sampel tidak dipersoalkan, namun pemilihan sampel harus sesuai
kriteria.
Stakeholders analysis
Pemilihan sampel pada para pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang mempengaruhi, dipengaruhi, dan terlibat.
Snowbaliing sampling
Dimulai dari key stakeholder untuk selanjutnya dilempar ke responden lainnya. Jumlah sampel yang awalnya sedikit, lalu menjadi banyak.
Accidental sampling
Pengambilan sampel secara kebetulan dan tidak direncanakan, namun tetap sampel (responden) harus sesuai kriteria.
Quota sampling
Pemilihan sampel pada masing-masing kelompok dengan memberikan quota
per kelompok.
Systematic sampling
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 18
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1 Profil Retail Giant
Giant hypermarket adalah anak perusahaan dari Hero Group yang merupakan salah satu supermarket terlama di Indonesia. Hero supermarket adalah pelopor untuk konsep berbelanja kebutuhan sehari-hari, produk dan bahan
makanan segar di lingkungan yang lebih bersih, sehat dan moderen.
Demi kepuasan semua jenis pelanggannya, Hero sebagai multi format retailer membuka Hero supermarket, Giant supermarket, Giant hypermarket, Starmart, dan Guardian. Dengan mengembangkan karyawan dan cara kerja yang lebih efektif,
efisien, serta kerjasama yang kuat dari setiap jenis tokonya, Hero Group berharap dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan bersama, serta memberikan
kepuasan kepada para pelanggannya.
Giant hypermarket sendiri didirikan untuk memberikan pelayanan dan mutu yang baik, pilihan merk serta produk lokal maupun etnik dengan harga murah. Giant hypermarket pertama kali didirikan pada tahun 1997 di Malaysia, disusul kemudian di Singapura. Di Indonesia, Giant baru berdiri pada Juni 2002 di Villa Melati (Serpong), November 2002 di Maspion Square (Surabaya), April 2003 di
Cimanggis (Bogor), dan pada Mei 2003 di Bekasi.
Gambar 2. Giant Hypermarket Sumber: Google, 2016
3.2 Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya
Di Kota Surabaya, Giant menjadi salah satu retail favorit yang banyak dikunjugi oleh masyarakat untuk membeli keperluan hidup. Walaupun jumlah
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 19
Supermarket, Giant Hypermarket, Giant Express, dan Giant Extra. Berikut merupakan tabel persebaran Giant di Kota Surabaya.
Tabel 3. Lokasi Persebaran Giant di Kota Surabaya
NO NAMA ALAMAT
1. Giant Supermarket Arief Rachman Hakim
Jl. Arief Rachman Hakim No. 269, Keputih, Sukolilo, Surabaya
2. Giant Supermarket HR Muhammad Jl. HR Muhammad Kav. 11 – 12
3. Giant Supermarket Kapas Krampung Plaza
Jl. Kapas Krampung no. 45, Rangkah, Tambaksari, Surabaya
4. Giant Supermarket Kedungsari Jl. Kedungsari No. 80, Tegalsari, Surabaya
5. Giant Supermarket Klampis Jl. Raya Klampis Jaya No. 102 - 120, Klampis Ngasem, Surabaya
6. Giant Supermarket Manukan Lor Jl. Raya Manukan Tama 44R No. 9, Surabaya
7. Giant Hypermarket Mulyosari Jl. Raya Mulyosari No. 300 – 306, Mulyorejo, Surabaya
8. Giant Supermarket Rungkut Jl. Rungkut Mapan Utara No. FE-1, Surabaya
9. Giant Supermarket Wiyung Jl. Komp. Perum. Taman Pondok Indah No. 223 – 224, Wiyung, Surabaya
10. Giant Hypermarket Maspion Jl. Jend. A. Yani No. 73 Surabaya
11. Giant Hypermarket Mayjend
Sungkono Jl. Mayjend Sungkono No. 89, Surabaya
12. Giant Hypermarket Diponegoro Jl. Diponegoro No. 225 – 229, Tegalsari, Surabaya
13. Giant Hypermarket Rajawali Jl. Rajawali No. 57, Surabaya
14. Giant Supermarket Kebraon Jl. Kebraon V, Perum. Griya Kebraon, Karangpilang, Surabaya
Sumber: Wikipedia, 2016
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 20
Gambar 3. Peta Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya
Sumber: Google Map, 2016
3.3 Gambaran Lokasi Giant Mulyosari
Giant Mulyosari terletak di Jalan Raya Mulyosari No. 300-306, Kelurahan Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Letak Giant Mulyosari tepat
dipinggir jalan, sehingga mudah diakses, baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum. Lokasi Giant Mulyosari tergolong potensial karena
terletak di dekat permukiman dan area pedagangan jasa. Selain itu, lokasinya termasuk dekat dengan fasilitas pendidikan, yakni Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), PENS, PPNS, dan SD AL Izhar. Adapun perumahan disekitar Giant Mulyosari adalah Wisma Permai, Sutorejo, Bhaskara, dan Mulyosari.
Jalan Raya Mulyosari termasuk dalam kelas jalan kolektor sekunder yang berarti jalan ini merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan masuk dibatasi, dan untuk melayani kegiatan dalam kota. Adapun batas-batas
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 21
Timur : Jalan Bhaskara Selatan : Jalan Raya ITS
Barat : Jalan Suterejo
Giant Mulyosari terletak diantara retail sejenis lainnya, yakni Superindo Dharmahusada yang berlokasi di Jalan Dharmahusada Dalam No. 191 Gubeng dan
Superindo Arief Rahman Hakim yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim No. 169-171 Sukolilo. Jarak Giant Mulyosari ke Superindo Dharmahusada adalah 5,5
kilometer, sedangkan jarak ke Superindo Arief Rahman Hakim adalah 3,5 kilometer. Kedua retail ini dipilih karena lokasinya termasuk yang paling dekat dengan Giant Mulyosari, sekaligus dibatasi oleh wilayah administrasi yang berbeda.
Gambar 4. Denah Lokasi Giant Mulyosari
Sumber: Google Map, 2016
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 22
BAB IV ANALISA
4.1 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah persepsi masyarakat terkait dengan penentuan lokasi hypermarket giant Mulyosari serta
kaitannya dengan teori-teori penentuan lokasi yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub pokok bahasan seperti alur berfikir, metode pengumpulan data, dan profil responden.
4.1.1 Alur Berpikir
Alur berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang
penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang
paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Alur berpikir dapat
berbentuk bagan yang menjelaskan keterkaitan proses dari awal hingga akhir yakni tujuan akhir dari penulisan penelitian. Bagan kerangka berpikir memudahkan
identifikasi analisis yang diperlukan dalam penulisan penelitian selain itu menjaga alur penulisan supaya tetap terfokus dan tidak melebar ke hal lain diluar fokus penelitian. Untuk alur berpikir yang digunakan dalam penulisan makalah persepsi
masyarakat terkait dengan penentuan lokasi hypermarket Mulyosari di Kota
Surabaya serta kaitannya dengan teori lokasi dapat dilihat pada bagan atau diagram dibawah ini.
Melalui diagram alur berpikir dibawah dapat diketahui bahwa pada dasarnya
penulisan makalah persepsi masyarakat selaku konsumen kaitannya dengan penentuan lokasi hypermarket giant Mulyosari serta kaitannya denga teori lokasi
adalah membandingkan antara teori-teori lokasi kawasan perdagangan/ ritel dengan kondisi faktual yang dapat diamati dari studi kasus yang dipilih. Kondisi
faktual ini dijelakan melalui orientasi wilayah studi kasus dan pendapat konsumen melalui kuisioner. Hasil analisis inilah yang nantinya dapat diketahui faktor
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 23
Gambar 5. Bagan Alur Berpikir
Sumber: Hasil Analisis, 2016
4.1.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah, hal terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan
dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi hipermarket giant adalah sebagai
berikut
•
Survei PrimerSurvei primer atau survei lapangan adalah pengamatan langsung di lokasi studi
yakni di lokasi Giant Mulyosari. Data-data yang dapat diambil melalui metode pengambilan data terkait dengan penulisan makalah persepsi konsumen
terhadap pemilian lokasi retail ini meliputi kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi) dan persepsi konsumen yang membeli barnag di Giant yang ditunjukkan
dengan data kuisioner.
•
Survei LiteraturLatar Belakang Penulisan
Pemilihan Studi Kasus
Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail / Waralaba
Lokasi hipermarket Giant Mulyosari
Persepsi Konsumen terhadap Lokasi
Teori Lokasi Kawasan Retail / Perdagangan
Analisis Gravity Model
Analisis Kesesuaian Teori Lokadi dengan Kondisi Faktual Dilihat dari Perspektif Konsumen
Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh Terhadap Pemilihan Lokasi giant Mulyosari CFA
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 24
Metode survei literatur dalam penulisan makalah ini digunakan untuk mencari
data terkait teori-teori penentuan lokasi retail yang digunakan sebagai bahan pembanding dengan kondisi faktual lokasi Giant Mulyosari.
4.1.3 Jenis, Alat, dan Tujuan Analisis
Untuk proses analisis penulisan makalah, jenis, alat dan tujuan analisis yang
digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Tabel Jenis Penelitian
Tujuan Analisis Jenis Analisis Alat Analisis
Mengetahui efektifitas lokasi hipermarket di Surabaya terutama yang berada di sekitar lokasi Giant Mulyosari
Kuantitatif Analisis Titik Henti
Mengetahui persepsi masyarakat selaku konsumen terkait
penentuan lokasi Giant Mulyosari
Kualitatif Analisis Faktor
Mengetahui kesesuaian penentuan lokasi antara kondisi eksisting dengan teori penentuan lokasi retail
Kualitatif
Teori Analisis dengan Kondisi
Eksisting
Sumber: Hasil Analisis, 2016
4.1.4 Teknik Sampling
Karena tidak semua orang bisa menjadi sampel (responden), maka digunakan adalah non probabilistik untuk pengolahan kualitatif. Adapun teknik sampling yang
digunakan adalah boring sampling dan accidental sampling.
Dalam pengumpulan data melalui kuisioner, jumlah yang dibutuhkan adalah sebanyak 30 responden dengan syarat responden tersebut pernah mengunjungi
Giant Mulyosari dan atau masyarakat yang bertempat tinggal disekitar lokasi Giant Mulyosari. Selain menyebar form kepada beberapa orang yang dirasa sesuai untuk menjadi responden, penyebaran form juga dilakukan secara kebetulan bagi pengunjung dan karyawan yang sedang berada di Giant Mulyosari. Dalam pemilihan
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 25
4.2 Analisis Lokasi
4.2.1 Analisis Gravity Model
Salah satu cara untuk menentukan lokasi retail adalah dengan menggunakan Analisis Gravity. Analisis ini bertujuan untuk menghitung titik henti dengan mempertimbangkan interaksi antar retail sejenis terdekat. Adapun retail lain yang dipilih adalah Superindo Arief Rahman Hakim dan Superindo Dharmahusada.
Pemilihan retail ini didasarkan karena ketiga retail tersebut berjenis hypermarket. Hal ini dapat dilihat dari jumlah lantai (1 lantai) dan luasan lantai yang hampir sama.
Selain itu, letak ketiga hypermarket tersebut di pinggir jalan kolektor sekunder.
Perhitungan Gravity Model menggunakan pertimbangan jumlah penduduk
dimasing-masing wilayah administrasi dan jarak antara lokasi satu dengan lainnya. Superindo Arief Rahman Hakim termasuk ke dalam Kecamatan Sukolilo yang
berjarak 3,5 kilometer dari Giant Mulyosari dengan jumlah penduduk sebesar 104.894 jiwa dan Superindo Dharmahusada termasuk ke dalam Kecamatan Gubeng
yang berjarak 5,5 kilometer dari Giant Mulyosari dengan jumlah penduduk sebesar 136.621 jiwa. Giant Mulyosari sendiri termasuk Kecamatan Mulyorejo dengan jumlah penduduk sebesar 82.773 jiwa.
Gambar 6. Ilustrasi Kondisi Eksisting Giant Mulyosari dengan Superindo Arief Rahman Hakim dan Superindo Delta Plaza
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Perhitungan Gravity Model ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah lokasi Giant Mulyosari ini sudah tepat. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Superindo
Arief Rahman
Hakim
Giant Mulyosari
Superindo
Dharmahusada
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 26
Keterangan :
D = Titik henti
d A.B = Jarak retail A dengan retail B
P A = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail A berada
P B = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail B berada
Berikut adalah perhitungan titik henti menggunakan Analisis Gravity Model.
Giant Mulyosari (A) dengan Superindo Arief Rahman Hakim (B) D1 = 3,5 / 1 + ( √ 82.773 / √ 104.894 )
D1 = 3,5 / 1 + 0,888
D1 = 3,5 / 1,888
D1 = 1,85
Giant Mulyosari (A) dengan Superindo Dharmahusada (C) D2 = 7,5 / 1 + ( √ 82.773 / √ 136.621 )
D2 = 7,5 / 1 + 0,778
D2 = 7,5 / 1,778
D2 = 4,22
Berdasarkan hasil analisis titik henti menggunakan Gravity Model, diketahui bahwa lokasi Giant Mulyosari tidak tepat jika dilihat dari interaksinya dengan retail sejenis lainnya, yakni Superindo Arief Rahman Hakim dan Superindo Dharmahusada. Hasil analisis titik henti menunjukkan bahwa lokasi tepat Giant
Mulyosari adalah 1,85 kilometer dari Superindo Arief Rahman Hakim dan 4,22 kilometer dari Superindo Dharmahusada. Adapun selisih jarak eksisting dengan
lokasi tepat antara Giant Mulyosari dengan Superindo Arief Rahman Hakim menurut Gravity Models adalah 1,65 kilometer dan dengan Superindo Dharmahusada adalah
1,28 kilometer.
Gambar 7. Lokasi Tepat Giant Mulyosari Berdasarkan Analisis Gravity Model
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Superindo
Arief Rahman Hakim
Giant Mulyosari
Superindo
Delta Plaza
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 28
4.2.2 Pohon Hirarki
Gambar 8. Bagan Pohon Hirarki
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Bagan pohon hirarki diatas merupakan ilustrasi dari faktor dan variabel yang diasumsikan menjadi penentu pemilihan lokasi retail Giant hypermarket. Adapun faktor yang menentukan pemilihan lokasi adalah aksesibilitas, demografi-ekonomi, persaingan, dan pengelolaan. Faktor dan variabel tersebut didapat dari sintesa
teori-teori dan pendapat para ahli. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari faktor-faktor tersebut.
Aksesibilitas
Aksesbilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan lokasi yang dapat diukur melalui jarak, waktu tempuh, kelengkapan dan kualitas dari
fasilitas yang tersedia. Faktor aksesibilitas ini dijabarkan menjadi tiga variabel, yakni posisi dari Giant Mulyosari, kemudahan untuk dicapai, baik oleh
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan jarak antar pusat kegiatan lainnya, sepeti kegiatan pendidikan atau perdagangan jasa lainnya.
Demografi – ekonomi
Penentuan Lokasi Retail
Demografi
E
konomi
Populasi
Pendapatan
Kepadatan
Aksesibilitas
Posisi
Kemudahan mecapai lokasi
Jarak antar pusat kegiatan
Persaingan
Jarak lokasi pesaing
Jenis & tingkat pesaing
Kelengkapan fasilitas dibanding
pesaing
Pengelolaan
Harga produk
Kelengkapan produk
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 29
Demografi adalah uraian tentang penduduk, meliputi jumlah, struktur, dan
perkembangan penduduk. Sedangkan, ekonomi dalam faktor penentu ini merupakan salah satu aspek dari demografi. Faktor demografi dijabarkan pada
variabel kondisi populasi, baik itu jumlah maupun kepadatan penduduk disekitar Giant Mulyosari. Sedangkan, ekonomi dilihat dari tingkat kesejahteraan penduduk, lebih tepatnya dijabarkan pada rata-rata pendapatan
penduduk disekitar Giant Mulyosari. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup.
Persaingan
Keberadaan pesaing menjadi faktor yang menentukan pemilihan lokasi retail. Pesaing yang dimaksud adalah retail-retail lain yang beada disekitar Giant Mulyosari. Pada faktor persaingan kemudian dijabarkan menjadi variabel jarak lokasi pesaing, kesamaan jenis dan tingkat pesaing, dan kelengkapan fasilitas
yang dimiliki Giant Mulyosari dibandingkan pesaing.
Pengelolaan
Pengelolaan merupakan hal yang berkaitan dengan internal retai. Pada dasarnya pengelolaan terdiri dari 4P, yakni place, price, promotion, dan product. Namun kali ini, pada faktor pengelolaan cukup dijabarkan menjadi harga produk, kelengkapan produk, dan promosi atau diskon.
4.2.3 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Sektor retail merupakan sektor perdagangan dan jasa dimana konsumen menjadi bagian penting yang memengaruhi keberlangsungan usaha mereka. Keberhasilan suatu retail tidak hanya dilihat dari laba yang didapatkan, namun juga dari kepuasan konsumen terhadap retail tersebut. Itulah mengapa pendapat dan persepsi konsumen turut ambil alih dalam menentukan lokasi potensial suatu retail. Untuk itu perlu dilakukan sebuah penelitian guna menilai apa keberadaan retail ini sejauh ini telah memengaruhi para konsumen.
Adapun yang menjadi bahan penilaian adalah faktor-faktor yang telah peneliti asumsikan dapat memengaruhi penentuan lokasi retail yang dalam hal ini adalah Giant Mulyosari. Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset atau penelitian berupa survei. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang
pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari.
Skala ini bertujuan untuk mengkonsversi data kualitatif menjadi kuantitatif.
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 30
ini adalah para konsumen yang termasuk stakeholder penentu faktor lokasi. Berikut lima tingkatan jawaban yang diberikan.
1 = Sangat berpengaruh → 5 2 = Berpengaruh → 4
3 = Ragu-ragu → 3
4 = Tidak berpengaruh → 2
5 = Sangat tidak berpengaruh → 1
Dilakukan penilaian berdasarkan jawaban 30 responden pada ke 12 variabel dengan menggunakan skala likert. Hasil kuisioner dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Kuisioner Faktor yang Memengaruhi Penentuan Lokasi Giant Mulyosari
No.
Nama
Aksesbilitas
Demografi
–
Ekonomi
Persaingan
Pengelolaan
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11 X12
1.
Prima Tama S.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2.
Catra Adi W.
4
5
5
4
3
3
3
3
4
5
4
1
3.
Maria Bayu A.
5
5
4
3
4
3
2
2
5
5
5
5
4.
Max Havelar
3
4
3
3
2
3
2
1
1
2
1
2
5.
Avvina A.
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
6.
Ofi
3
4
3
3
2
3
2
1
1
2
1
2
7.
Heny Oktavia
5
5
4
4
3
4
5
4
4
4
5
4
8.
Evy I.
4
5
3
3
3
3
3
3
5
5
5
4
9.
Aya
5
5
3
4
4
4
4
3
4
3
5
3
10. Laura A.R.S.
4
4
3
3
3
3
2
4
3
4
4
3
11. Noval Brilianta
4
5
2
5
4
3
5
4
4
5
5
5
12. Addina
1
1
2
2
3
2
2
1
3
3
3
3
13. Dimas Y.
1
1
2
2
1
1
3
3
1
3
1
2
14. Faricha A.A.
5
5
4
1
3
4
3
4
4
4
5
3
15. Nadia Rizki
4
5
4
5
4
2
3
4
5
5
5
5
16. Ilham F.
4
4
5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
17. Maretta Zulfa
4
4
5
4
3
4
5
4
5
3
4
4
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 31
19. Aditya Rizky
4
5
3
5
5
5
4
3
5
5
5
5
20. Putu Audrina
5
5
5
4
3
5
5
2
3
4
4
5
21. Alfian H.
4
5
4
2
4
4
5
5
4
5
5
5
22. Fajri M.
5
5
4
3
3
5
2
5
5
5
5
5
23. Nimas Asri
5
5
4
3
4
3
5
5
4
5
5
4
24. Noerita Aulia
5
5
3
2
4
3
3
2
5
5
5
5
25. Annisa Rizky
2
1
2
3
3
2
3
2
1
1
1
1
26. Silvia A.R.
4
5
4
3
2
4
4
3
4
4
4
5
27. Gesti Mutiara
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
28. Memes
4
4
5
3
4
3
2
4
5
5
5
5
29. Aji Santoso
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
30. Burhan
5
3
4
5
4
3
5
4
3
5
4
5
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Data tersebut merupakan hasil konversi bobot berdasarkan nilai yang para
konsumen pilih sesuai dengan variabel-variabel yang telah disediakan. Kemudian, data tersebut diproses menggunakan SPSS, namun proses analisis faktor tidak akan
dijalankan hingga tahap akhir, cukup hanya tahap matriks korelasi saja karena tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui variabel mana sajakah yang memengaruhi pemilihan lokasi Giant Mulyosari, bukan untuk mengelompokan variabel pada faktor
yang baru. Dengan kata lain hanya dilakukan proses reduksi data. Berikut adalah proses CFA menggunakan bantuan SPSS.
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 32
Seluruh hasil kuisioner terhadap dua belas variabel diinput pada tabel SPSS.
Matriks korelasi
Tahap ini berfungsi untuk menyeleksi variabel yang layak. Dapat dilihat dari nilai KMO-MSA dan Sig. Tabel diatas menunjukkan nilai KMO-MSA 0,788 dan nilai Sig
0,00. Karena nilai KMO-MSA >0,5 dan nilai Sig <0,05, maka proses bisa dilanjutkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
Dalam kolom Anti-image Correlation pada tabel Anti-image Matrices, nilai variabel yang angka MSA (a) < 0,5 harus dikeluarkan dari proses analisis faktor atau dengan kata lain tereduksi. Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai-nilai SMA pada setiap variabel > 0,5, maka kedua belas variabel tersebut mempengaruhi
penentuan atau pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari menurut persepsi konsumen.
Setelah mengetahui variabel apa saja yang berpengaruh, barulah dilakukan pembobotan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel untuk mengetahui
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 33
Keterangan :
Ai = Jumlah variabel ke-i
n = Jumlah variabel
i = 1, 2, 3,..., n Xi = Nilai variabel ke-i
Tabel 6. Hasil Pembobotan Variabel Menggunakan Excel
No
Variabel
Simbol
Bobot1
Posisi X1 0,088989
Kemudahan mencapai lokasi X2 0,094268
Jarak antar pusat kegiatan X3 0,082202
2
Populasi X4 0,077677
Rata-rata pendapatan X5 0,076169
Kepadatan penduduk X6 0,076169
3
Jarak lokasi pesaing X7 0,078431
Jenis dan tingkat pesaing X8 0,074661
Kelengkapan fasilitas dibandingkan
pesaing X9 0,084465
4
Harga produk X10 0,090498
Kelengkapan produk X11 0,091252
Promosi dan diskon X12 0,085219
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Dari keduabelas variabel berpengaruh, dapat diketahui bahwa variabel yang
paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari adalah variabel kemudahan mencapai lokasi yang merupakan faktor aksesibilitas dengan nilai
pembobotan sebesar 0,094268 atau kontribusi sebesar 9,42% dalam menentukan pemilihan lokasi tersebut, sedangkan variabel yang paling tidak berpengaruh adalah
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 34
pembobotan sebesar 0,0746 atau kontribusi sebesar 7,5%. Namun, secara
keseluruhan nilai dari masing-masing variabel ini tidak terlampau jauh dari rata-rata bobot sebesar 0,08333. Berikut adalah urutan variabel mulai dari yang paling
berpengaruh hingga tidak.
Tabel 7. Peringkat Variabel Berpengaruh Pemilihan Lokasi Giant Mulyosari
No
Variabel
Simbol
Peringkat
1
Posisi X1 4
Kemudahan mencapai lokasi X2 1
Jarak antar pusat kegiatan X3 7
2
Populasi X4 11
Rata-rata pendapatan X5 9
Kepadatan penduduk X6 10
3
Jarak lokasi pesaing X7 8
Jenis dan tingkat pesaing X8 12
Kelengkapan fasilitas dibandingkan
pesaing X9 6
4
Harga produk X10 3
Kelengkapan produk X11 2
Promosi dan diskon X12 5
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 35
4.3 Analisis Kesesuaian Teori
Tabel 8. Kesesuaian Kondisi Eksisting dengan Teori
No.
Tokoh
Faktor
Variabel
Penjelasan Teori
Kondisi Eksisting Lapangan
Kesimpulan
1.
Letaknya di tepi jalan raya, langsung bisa
dijangkau oleh kendaraan pribadi, umum, maupun pejalan
kaki.
Giant Hypermart terletak di tepi Jalan Raya Mulyosari yang merupakan Jalan kolektor
sekunder sehingga keberadaannya mudah dijangkau oleh berbagai moda
kendaraan.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel posisi memiliki niai bobot tertinggi ke-4 dengan bobot 0,088989. Ini membuktikan
bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan lokasi Giant
Hypermarket Mulyosari.
Arus lalu lintas di sekitar Giant Hypermarket Mulyosari ramai lancar, namun pada jam jam tertentu saat volume kendaraan
meningkat terkadang terjadi penumpukan kendaraan, lokasi
parkir sangat dekat dengan pintu masuk Giant hanya saja kapasitas parkirnya dirasa masih
kurang untuk menampung kendaraan konsumen.
Dari hasil survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis Faktor
(SPSS), didapat bahwa variabel kemudahan mencapai lokasi memiliki niai
bobot paling tinggi dengan 0,094268. Ini membuktikan bahwa variabel ini sangat
berpengaruh dalam pertimbangan penentuan lokasi Giant Hypermarket
Mulyosari. Sehingga retailer perlu memperhatikan variabel ini dalam
menentukan lokasi retail.
Jarak antar berada di antara deretan perdagangan dan jasa lain di
Koridor Raya Mulyosari, jaraknya dengan kampus ITS, PENS, PPNS, UWK, SD Al Izhar
dekat, ditambah lagi Giant Mulyosari ini dikelilingi oleh
Survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis Faktor (SPSS) membuktikan bahwa variabel jarak retail
dengan pusat kegiatan lain memiliki niai bobot yang tertinggi ke-7 dengan bobot
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 36
banyak perumahan, sehingga pangsa pasarnya relatif luas.
Mulyosari.
masuk ke dalam area cakupan pelayanan
retail.
Giant Hypermarket Mulyosari berada disekeliling perumahan
penduduk dengan kata lain jumlah konsumen diperkirakan
akan tinggi sehingga pangsa pasar dan cakupan pelayanannya relatif besar.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel populasi penduduk memiliki niai bobot
yang tidak terlalu tinggi. Menempati urutan ke-9 dengan bobot 0,077677. Ini
membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan
lokasi Giant Hypermarket Mulyosari (pertimbangan pangsa pasar/konsumen
Melihat jenis perumahan yang ada di sekeliling Giant Mulyosari
ialah tipe perumahan kelas menengah atas, maka tingkat
pendapatan masyarakatnya juga bisa dikatakan relatif tinggi.
Dari hasil survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel rata-rata pendatan penduduk memiliki niai bobot yang tidak tinggi. Menempati urutan
ke-11 dengan bobot 0,076169. Ini membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan
lokasi Giant Hypermarket Mulyosari terutama dalam menentukan jenis
produk yang akan ditawarkan.
Kepadatan kepadatannya yang juga tinggi, sehingga potensi pasar retail ini
dapat dikatakan luas.
Survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis Faktor (SPSS) membuktikan bahwa variabel tignkat kepadatan penduduk memiliki niai bobot
yang tidak tinggi, sama seperti varibael rata-rata pendapatan. Menempati urutan
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 37
berpengaruh besar dalam penentuan lokasi Giant Hypermarket Mulyosari. Namun bagi para konsumen sendiri hal
ini dirasa tidak berpengaruh secara signifikan.
Pesaing bagi Giant Hypermarket Mulyosari adalah Indomaret yang berada diseberang jalan
dan CK yang berada sejajar dengan lokasi Giant Mulyosari.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel jarak lokasi pesaing memiliki niai bobot
yang tdak terlalu tinggi. Menempati urutan ke 8 dengan bobot 0,078431. Ini
membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan lokasi Giant Hypermarket Mulyosari untk
bersaing mendapatkan pangsa pasar. Namun bagi para konsumen sendiri hal
ini dirasa tidak berpengaruh secara signifikan.
Jenis dan
tingkat pesaing
Tingkat persaingan antar toko-toko pesaing
yang sejenis. Dalam hal ini adalah sesama retail
Jenis retail Indomaret dan CK berbeda dengan Giant. Giant
termasuk hypermarket, sedangkan Indomaret dan CK termasuk minimarket. Sehingga,
targetnya pun berbeda.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel jenis dan tingkat pesaing memiliki niai bobot yang terendah dibanding variabel
lain. Menempati urutan ke-12 dengan bobot 0,074661. Ini membuktikan bahwa
variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan lokasi Giant Hypermarket Mulyosari untuk mencari pangsa pasar. Namun bagi para konsumen sendiri hal
ini dirasa tidak berpengaruh secara signifikan.
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 38
fasilitas
dibandingkan
pesaing
kenyamanan layanan jasa dan fasilitas yang ditawarkan suatu retail
dibandingkan dengan pesaingnya, seperti lahan parkir, AC, trolley,
dan lain-lain
Mulyosari melayani konsumen dengan ramah dan cekatan apabila konsumen mendapat
kesulitan, para karyawan menawarkan bantuan. Selain itu, fasilitas di Giant Mulyosari tergolong lengkap sebagaimana
seharusnya dimiliki oleh setiap hypermarket, seperti AC, trolley, kamar mandi, lahan
parkir, dan lain-lain.
konsumen dan running Analisis Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel kelengkapan fasilitas memiliki niai bobot yang cukup tinggi. Menempati urutan
ke-6 dengan nilai bobot 0,0844ke-65. Ini membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan
lokasi Giant Hypermarket Mulyosari (menarik pangsa pasar dan bersaing
dengan retail lainnya).
Harga yang ditawarkan Giant Hypermarket Mulyosari bersaing dengan minimarket yang ada di sekitarnya. Harga yang ditawarkan di Giant termasuk lebih murah jika
dibandingkan dengan hypermarket sejenis lainnya.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel harga memiliki niai bobot yang tertinggi
ke-3 dengan bobot 0,090498. Ini membuktikan bahwa variabel ini sangat
berpengaruh dalam penentuan lokasi Giant Hypermarket Mulyosari (menarik
pangsa pasar).
Variasi produk yang ditawarkan Giant Hypermarket Mulyosari
cukup banyak dan lengkap sehingga konsumen tertarik
untuk datang berkunjung.
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel kelengkapan produk memiliki niai bobot
yang tertinggi ke-2 dengan bobot 0,091252. Ini membuktikan bahwa variabel ini sangat berpengaruh dalam
penentuan lokasi Giant Hypermarket Mulyosari (menarik pangsa pasar).
Promosi dan
Setelah dilakukan survey kuisioner terhadap konsumen dan running Analisis
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 39
ditawarkan kepada pelanggan
yang dipasang di tepi jalan raya sehingga terlihat langsung oleh konsumen selain itu juga ada
brosur iklan yang diberikan langsung kepada konsumen, pada periode tertentu Giant
Hypermarket Mulyosari menawarkan diskon harga maupun bonus tertentu kepada
pelanggan.
memiliki niai bobot yang tertinggi ke-5 dengan bobot 0,085219.. Ini membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh besar dalam penentuan
lokasi Giant Hypermarket Mulyosari (memasarkan produk yang ditawarkan sehingga banyak mendapatkan pangsa
pasar yang besar).
Analisis Lokasi dan Keruangan–Retail Giant Mulyosari Page 40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Retail merupakan semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Jenis retail beraneka macam, diantaranya adalah minimarket, supermarket, hypermarket, dan lain-lain. Dalam kasus ini, penulis memilih Giant Mulyosari yang merupakan hypermarket sebagai bahan penelitian.
Adapun alat yang digunakan dalam menentukan dan memilih lokasi retail Giant Mulyosari adalah analisa Gravity Model dan Confirmatory Factor Analysis (CFA).Menurut analisa Gravity Model, lokasi eksisting Giant Mulyosari tidak sesuai terhadap hypermarket sejenis lainnya, yakni dengan Superindo Arief Rahman
Hakim dan Superindo Dharmahusada. Lokasi yang sesuai menurut Gravity Model adalah 1,85 km dari Superindo Arief Rahman Hakim dan 4,22 km dari Superindo
Dharmahusada.
Hasil CFA menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi retail Giant Mulyosari berdasarkan hasil analisis dan preferensi konsumen adalah variabel kemudahan mencapai lokasi dengan bobot 0,094 . Kemudian diikuti oleh variabel kelengkapan produk dan harga produk. Oleh karena
itu, untuk mendapat konsumen, sebuah retail hendaknya memilih lokasi yang berada di pinggir jalan besar karena lokasi tersebut akan mudah diakses oleh jenis
kendaraan apapun, baik pribadi maupun umum. Selain itu, peningkatan pelayanan juga perlu dilakukan.
Jadi, walaupun lokasi retail Giant Mulyosari tidak ideal atau tidak sesuai menurut Gravity Model, namun hal tersebut tidak lantas menyebabkan konsumen
enggan datang berbelanja disana. Giant Mulyosari tetap memiliki daya tarik, sehingga konsumen tetap datang. Hal ini disebabkan karena letak Giant Mulyosari
terletak di pinggir jalan kolektor sekunder yang mudah dicapai oleh jenis kendaraan apapun, disamping itu produk yang dijual termasuk lengkap dengan harga yang
terhitung terjangkau.
5.2 Lesson Learned