• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Dian Dwi Djayani. H24063065. Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap ProdukSIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi). Di bawah bimbinganMa’mun Sarma.

PT. Indosat Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Arus globalisasi yang semakin deras, mendorong perusahaan ini untuk menerapkan strategi yang tepat dalam memasarkan produknya, yaituSIMcard

IM3. Salah satunya dengan menggunakan selebriti sebagai endorser. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui proses intepretasi sensori konsumen dalam memberikan makna terhadap keahlian dan keatraktifan dariendorser SIMcard IM3 dalam hal ini Adli Fairuz; (2) Mengetahui sikap konsumen terhadapSIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi di berbagai media televisi; dan (3) Menganalisis pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produkSIMcardIM3.

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik non probability sampling yang tergolong quota sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara metode survey dalam bentuk kuesioner. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan kedua dan teknik analisis regresi linier berganda untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel, Minitab 14, dan SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 konsumen ternyata memiliki tingkat proses intepretasi yang cukup baik terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz. Ini dibuktikan dengan proporsi poin ketiga dan keempat dari skala Likert dalam kuesioner yang banyak dipilih konsumen dari dimensi attractiveness dan

expertise. Sedangkan hasil dari sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklanSIMcard IM3 menunjukkan bahwa dari 100 konsumen yang diwawancara berpendapat positif, baik dan menyukai produk tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda didapatkan bahwa sebesar 14,7 persen sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 dipengaruhi oleh proses intepretasi konsumen terhadap perceived credibilities dari

(3)

ANALISIS PENGARUH

ENDORSER’S PERCEIVED

CREDIBILITIES

DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN

TERHADAP PRODUK

SIMcard

IM3

(Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan

SIMcard

IM3 Versi Cumi)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DIAN DWI DJAYANI

H24063065

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam IklanSIMcardIM3 Versi Cumi) Nama : Dian Dwi Djayani

NIM : H24063065

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. MEc.) NIP : 195811221985031002

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc.) NIP : 196101231986011002

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 4 Februari 1988, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Sujadi (Almarhum) dan Ibu Sri Maryani.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kintelan 01-02 Semarang pada tahun 1994, dan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Bendungan 01-02 Semarang hingga tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bogor dan masuk dalam program IPA. Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan mayor Manajemen dan minor Komunikasi.

Selama periode perkuliahan baik dalam program mayor maupun minornya, penulis aktif dalam anggota komunitas paduan suara Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) tahun 2008/2009, dan divisi Publikasi dan Dokumentasi pada acara Communication Day (ComDay) tahun ajaran 2009 pada program minor dan berhasil meraih juara sebagai Kelompok Terkreatif. Selain itu, penulis juga mengikuti perlombaan FEM Competition yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007.

(6)

telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap ProdukSIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Arus globalisasi yang semakin deras berdampak pada perkembangan bisnis telekomunikasi. Banyak perusahaan operator selular yang berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen agar membeli produknya yang ditawarkan di pasar. Salah satu strategi yang diterapkan para operator selular tersebut adalah dengan menggunakan selebriti sebagaiendorser.

Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara materiil ataupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. MEc sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan bimbingan, motivasi dan masukan berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibunda tersayang, almarhum Ayahanda terkasih dan kakakku tercinta Ika Novi Indriyati yang telah memberikan kasih sayang dan doa yang tulus suci.

3. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS. dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP. MM. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji.

4. Bapak Basyir Ahmad Barmawi yang telah memberikan bantuan dan motivasi baik secara moral dan material.

5. Staf pengajar dan karyawan/karyawati pada Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Sahabat spesial yang paling aku sayangi yaitu Rudy Wicaksono yang memiliki

peran luar biasa dalam menemani penulis selama penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat Camenku (Astry, Astried, Emil, Taieuy dan Vitri) yang telah memberikan dukungan yang teramat berarti bagi penulis.

(7)

8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Manajemen Angkatan 43 yang telah menjalin kebersamaan dalam membangun kenangan yang berharga selama kuliah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif diperlukan untuk perbaikan yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juni 2010

Penulis

(8)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pemasaran ... 7

2.2. Produk ... 7

2.3. Jasa ... 8

2.4. Konsumen ... 10

2.4.1. Karakteristik Konsumen... 11

2.4.2. Perilaku Konsumen ... 12

2.4.3. Proses Keputusan Konsumen... 12

2.5. Sikap... 15

2.5.1. Karakteristik Sikap... 16

2.5.2. Sifat Sikap ... 17

2.5.3. Fungsi Sikap... 18

2.5.4. Model Struktur Sikap... 19

2.6. Persepsi ... 20

2.7. Periklanan... 20

2.8. Endorser... 23

2.9. Selebriti SebagaiEndorser... 25

2.10.Endorser Perceived Credibilities... 27

2.11. Penelitian Terdahulu ... 29

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1. Kerangka Pemikiran... 32

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.4. Metode Pengambilan Sampel... 34

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.6. Pengolahan dan Analisis Data... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

4.1. Profil Perusahaan ... 41

(9)

4.1.1. Sejarah PT. Indosat Tbk... 41

4.1.2. Visi dan Misi PT. Indosat Tbk ... 43

4.1.3. Bidang Usaha PT. Indosat Tbk ... 44

4.1.4. Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk... 47

4.1.5. Anak Perusahaan PT. Indosat Tbk ... 48

4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 48

4.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 48

4.2.2. Karakteristik Konsumen... 50

4.2.3. Tingkat KesesuaianEndorser(Adli Fairuz dalam IklanSIMcardIM3 Versi Cumi) terhadap Produk ... 65

4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadapEndorser(Adli Fairuz dalam IklanSIMcard IM3 Versi Cumi) ... 67

4.2.5. Sikap Konsumen terhadap ProdukSIMcardIM3 ... 71

4.2.6. Pengaruh Proses Intepretasi pada Sikap terhadap Produk ... 72

4.3. Implikasi Manajerial ... 81

KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

1. Kesimpulan ... 83

2. Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN... 87

(10)

No Halaman

1 Fungsi selebriti dalam iklan ... 27

2 Jumlah mahasiswa program sarjana berdasarkan semester tahun akademik 2009/2010 (keadaan 31 Desember 2009).. ... 35

3 Proporsi jumlah responden mahasiswa S1 IPB tiap fakultas ... 36

4 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikapStrongly Like-Strongly Dislike... 51

5 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikapVery Good-Very Bad... 52

6 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikapVery Positive-Very Negative... 53

7 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikapStrongly Like-Strongly Dislike... 55

8 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikapVery Good-Very Bad... 56

9 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikapVery Positive-Very Negative... 58

10 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikapStrongly Like-Strongly Dislike... 60

11 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikapVery Good-Very Bad... 62

12 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikapVery Positive-Very Negative... 64

13 Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Attractiveness Endorser... 69

14 Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Expertise Endorser... 70

15 Modus sikap konsumen terhadap produkSIMcardIM3... 72

16 Hasil uji asumsiMultikolinearitas... 74

17 Hasil ujiDescriptive Statistics... 76

18 Hasil ujiCorrelations Variablesikap denganVariable Source Credibility Scale... 77

19 Koefisien regresi linier berganda ... 77

20 Hasil ujiAnova... 78

21 ModelSummaryregresi linier berganda ... 79

22 Kriteria nilai korelasi... 80

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia... 3

2 Source Credibility Scale... 28

3 Kerangka pemikiran ... 33

4 Diagram angkatan responden ... 50

5 Diagram usia responden ... 54

6 Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagaiendorserdariSIMcardIM3 ... 66

7 Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagaiendorserdariSIMcardIM3 ... 67

8 Hasilminitabuntuk uji asumsiE(εi)= 0 ... 73

9 Scatterplotuntuk uji asumsiHomoskedastisitas... 73

10 P-Plotuntuk uji asumsiNormalitas Sebaran... 75

(12)

No Halaman

1 Kuesioner penelitian... 88

2 Struktur organisasi PT. Indosat Tbk ... 91

3 Hasil konversi data ordinal ke data interval ... 92

4 Hasiloutputuji validitas kuesioner denganSPSS... 97

5 Hasiloutputuji reliabilitas kuesioner denganSPSS... 99

6 Hasiloutputregresi linier berganda denganSPSS... 100

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus globalisasi yang semakin deras berdampak pada perkembangan bisnis telekomunikasi. Setiap saat manusia di seluruh belahan dunia melakukan aktivitas bisnis yang menuntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat, sehingga membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat berarti. Tentu saja para pemasar akan menyadari stimulus tersebut, dan berusaha meresponnya dengan membangun infrastruktur yang dapat menyalurkan informasi secara cepat dan tepat terhadap konsumennya. Inilah yang menyebabkan trend teknologi telekomunikasi saat ini semakin berkembang ke arah teknologiwireless(tanpa kabel) dan ditunjukkan dengan semakin banyaknya operator selular yang berdiri.

Indonesia memiliki banyak operator selular. Mereka bersaing setiap saat untuk mencari strategi yang tepat dalam menjual produknya kepada konsumen. Tujuan utamanya tidak lain adalah untuk menarik minat konsumen sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Salah satu caranya dengan menerapkan basis teknologi yang disebut GSM atauGlobal System for Mobile Communication dalam penjualan produk yang berbeda dengan CDMA atau

Code Division Multiple Access.

GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital dan banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone, atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan Global System for Mobile Communication. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh belahan dunia.¹ Ditinjau dari segi konsumen, sistem GSM memberikan keuntungan baik pada kualitas suara yang lebih tinggi maupun alternatif biaya yang lebih rendah untuk menelpon dan juga pesan teks. Sedangkan dari segi operator jaringan sendiri adalah kemampuannya di dalam

(14)

menerapkan peralatan dari vendor yang berbeda, dan juga perizinan untuk menawarkan jasaroamingyang berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh belahan dunia.

Basis teknologi GSM sudah banyak digunakan oleh beberapa perusahaan operator selular di Indonesia. Beberapa perusahaan operator selular tersebut adalah Indosat dengan IM3, Mentari, dan Matrix, Telkomsel dengan Simpati, AS, dan Halo, serta XL dengan Bebas dan Jempol. Selain itu, adapula perusahaan operator selular seperti 3 dan AXIS yang sengaja berdiri dengan mengandalkan basis teknologi GSM.

Dalam proyeksinya, rata-rata pertumbuhan pelanggan selular selama kurun waktu 2001-2007 mencapai 56,2 persen per tahun. Sampai kuartal III-2008, jumlah pelanggan selular meningkat 38,8 juta atau sekitar 41,5 persen dibanding tahun 2007 dan masih dikuasai oleh tiga besar perusahaan operator selular berbasis teknologi GSM, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL. Telkomsel berhasil menguasai pangsa pasar terbesar yaitu sebanyak 45,8 persen, diikuti dengan Indosat 26,8 persen, dan XL 19 persen. Hingga September 2008, jumlah pelanggan Telkomsel telah mencapai 60,5 juta, Indosat 35,4 juta, dan XL 25,1 juta.²

Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia akan disajikan dalam Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 tersebut, tampak Indosat melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan eksistensinya di benak masyarakat luas guna menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Berbagai strategi bisnis yang telah dijalankan Indosat dengan produknya kartu IM3 adalah memberikan bonus (rewards) kepada pelanggannya, tarif telepon dan SMS extra hemat untuk tujuan sesama Indosat, Bundling (penjualan secara paket antara handphone dan SIMcard IM3) dengan harga murah, meluncurkan Video Streaming, GPRS,MMS, java gamesdi seluruh Indonesia, serta menyediakan layanan broadband dan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mbps dengan berbagai pilihan sesuai kebutuhan.

2Telepon Nirkabel: Pelanggannya Makin Berjubel. http://www.wartaekonomi.com. [9 Juni

(15)

Gambar 1. Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia

(Sumber : Prospektus PT. Bakrie Telecom Tbk. (2007)³)

Para operator selular di Indonesia juga menerapkan strategi baru untuk menarik minat konsumennya. Strategi baru tersebut adalah dengan menggunakan public figure sebagai endorser bagi produk mereka melalui iklan. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk menginformasikan suatu merek produk dan membentuk identitas serta menentukan brand imageproduk yang diiklankan pada benak konsumen. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan (advertising appeals) dinilai dapat mempengaruhi preferensi konsumen karena selebriti dapat menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat memanfaatkan peluang

3Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007.http://www.puslit.petra.ac.id[13 Februari 2010]

(16)

ini untuk menimbulkan persepsi positif pada benak konsumen, yang nantinya berguna dalam proses mempertahankan loyalitas pelanggan dan mendapatkan konsumen baru.

Keputusan pemasar dalam menggunakan public figure sebagai

endorser bukan merupakan keputusan yang relatif mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan selebriti sebagai endorser, seperti kapasitas artis tersebut dalam mewakili merek yang ditawarkan dan image

artis tersebut dalam mewakili image produk dibandingkan dengan hanya mempertimbangkan popularitas selebriti itu sendiri.

PT. Indosat tidak mau kalah dengan para kompetitornya dalam hal ini. Perusahaan operator selular ini menggunakan Adli Fairuz sebagai ikon dalam iklannya versi Cumi yang mulai ditayangkan di berbagai stasiun televisi sejak tanggal 10 November 2008. Iklan tersebut terbukti menarik dari segi materi iklan, harga produk, dan termasuk penggunaan endorser. Namun pada kenyataannya produsen perlu berhati-hati menggunakan selebriti dalam mengiklankan produknya, sebab pemilihan endorser dapat mempengaruhi

value dari suatu merek. Pemilihan endorser yang salah dapat menyebabkan turunnya valuedari suatu merek. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mencari karakter endorser yang disukai oleh konsumen yang akan berdampak pada sikap konsumen terhadap produk, termasuk pembelian produk tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

(17)

Pada perkembangannya, PT. Indosat mendirikan anak perusahaan yaitu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) tahun 1993 dan berperan sebagai operator GSM. Kemudian pada tahun 2001, PT. Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia. IM3 tersebut merupakan operator selular berbasis teknologi GSM dengan fasilitas layananNonlimited Mobility.

Dalam perjalanannya, IM3 telah menjadi salah satu operator selular GSM terbesar di Indonesia dengan peningkatan penjualan yang cukup besar dari tahun ke tahun, terutama ketika IM3 menggunakan selebriti atau public figure sebagai endorser dalam promosi produknya. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan jumlah pelanggan selular PT. Indosat Tbk. sebesar 49 persen di bulan Desember 2008. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti strategi bisnis IM3 terkait dengan penggunaan endorser yang dapat menarik minat konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah yang akan diangkat penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana konsumen mengintepretasikan sensori mereka dalam memberikan makna terhadap iklan SIMcard IM3, terutama terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagaiendorser?

2. Bagaimana sikap konsumen setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi yang ditayangkan di berbagai media televisi?

3. Bagaimana pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari endorser dalam hal ini Adli Fairuz, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produkSIMcardIM3?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses intepretasi sensori konsumen dalam memberikan makna terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser SIMcard IM3 dalam hal ini Adli Fairuz.

(18)

2. Mengetahui sikap konsumen terhadap SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklanSIMcardIM3 versi Cumi di berbagai media televisi.

3. Menganalisis pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagaiendorser, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produkSIMcardIM3.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan penulis dalam memahami strategi perusahaan dengan menggunakanselebritisebagaiendorser. 2. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi dan studi perbandingan untuk penelitian berikutnya.

3. Bagi perusahaan

Membantu perusahaan dalam menganalisis sikap konsumennya terhadap produk. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan positioning yang tepat guna meningkatkan profitabilitasnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1. Konsumen yang diteliti adalah mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor yang telah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi di berbagai media televisi minimal sebanyak tiga kali, dengan asumsi konsumen tersebut memiliki proses intepretasi yang sama untuk setiap iklanSIMcardIM3 Versi Cumi.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Persaingan yang ketat antara perusahaan telah mendorong perusahaan untuk lebih mengetahui dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar dapat memimpin pasar. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang definisi pemasaran dari sudut pandang para pakar ilmu pemasaran. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2007), definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses dalam menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008), definisi pemasaran merupakan suatu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan tersebut sebagai imbalannya.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses di mana perusahaan menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan serta menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya yang pada akhirnya akan memuaskan tujuan individu dan organisasi.

2.2. Produk

(20)

Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk ini berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya sehingga didapatkan produk kebutuhan sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tak dicari.

b. Produk industri

Produk industri adalah produk yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu usaha. Produk industri berbeda dengan produk konsumen berdasarkan tujuan pembelian suatu produk. Produk ini meliputi bahan baku dan suku cadang, barang-barang modal, dan persediaan serta pelayanan.

2.3. Jasa

Menurut Kotler (1994), definisi jasa adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan faktor produksi

Berdasarkan faktor produksi yang digunakan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Equipment based service

2) People based service

b. Berdasarkan pemenuhan kebutuhan

Berdasarkan pemenuhan kebutuhan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

(21)

c. Berdasarkan atas kebutuhan akan kehadiran konsumen

Berdasarkan atas kebutuhan akan kehadiran konsumen, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Jasa yang memerlukan kehadiran konsumen 2) Jasa yang tidak memerlukan kehadiran konsumen d. Berdasarkan tujuan perusahaan

Berdasarkan tujuan perusahaan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Profit motif 2) Non profit motif

Selain dapat diklasifikasikan, jasa juga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa merupakan suatu hal yang tidak berwujud. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum jasa dibeli. Oleh karena itu, jasa hanya dapat dimanfaatkan tetapi tidak untuk dimiliki.

b. Tidak dapat dipisahkan (inseperability)

Pada dasarnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Hal ini berbeda dengan barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam bentuk persediaan, didistribusikan melalui berbagai penjual, dan selanjutnya dikonsumsi.

c. Variabilitas (variability)

Jasa sangat bervariasi dalam bentuk, kualitas, dan jenisnya. Ini disebabkan karena jasa bergantung pada siapa yang menyediakan, kapan jasa dilakukan, dan dimana jasa dilakukan.

d. Tidak tahan lama (perishability)

Jasa adalah komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Jasa akan bernilai ketika pembeli jasa membutuhkan pelayanan.

(22)

2.4. Konsumen

Raphel dan Raphel dalam Tjiptono (2008) berpendapat bahwa konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan tujuan pembelian, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang melakukan pembelian dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat loyalitas yang terdiri atas lima tipe konsumen, yaitu:

a. Prospek

Prospek berada pada anak tangga paling bawah dalam tangga loyalitas dan terdiri dari orang-orang yang mengenal bisnis suatu perusahaan, tetapi belum pernah masuk dan membeli produk atau jasa toko tersebut.

b. Pembelanja (shopper)

Pembelanja merupakan tipe konsumen yang telah memiliki keyakinan untuk mengunjungi toko tersebut, paling tidak satu kali. Namun, tipe konsumen ini belum membuat keputusan pembelian.

c. Pelanggan (customer)

Pelanggan adalah tipe konsumen yang membeli produk atau jasa perusahaan.

d. Klien

Klien merupakan tipe konsumen yang secara regular membeli produk atau jasa perusahaan.

e. Penganjur (advocates)

(23)

merasa puas dengan produk atau jasa perusahaan yang berdampak pada proses rekomendasi positif produk kepada orang lain.

Konsumen pada dasarnya terdiri dari kelompok-kelompok yang dapat dibedakan berdasarkan usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Oleh karena itu para pemasar berkewajiban untuk mengetahui dan memahami konsumen tersebut, baik ditinjau dari segi kebutuhan, selera atau persepsi, maupun proses pengambilan keputusan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen dapat memungkinkan pemasar dalam mempengaruhi keputusan konsumen, yang akan berdampak pada keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh pemasar di pasar.

2.4.1. Karakteristik Konsumen

Pilihan konsumen atas suatu produk dapat dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Menurut Sumarwan (2004), terdapat beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi proses intepretasi dan sikap seorang konsumen terhadap proses penilaian performance suatu produk, yaitu:

a. Karakteristik demografi

Variabel-variabel yang berhubungan dengan karakteristik demografi konsumen antara lain lokasi geografi, usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik tersebut memberikan pengaruh terhadap lokasi usaha bersangkutan dalam memaksimumkan daya tariknya melalui produk dan bauran pemasarannya.

b. Karakteristik sosial

(24)

variabel interaksi –prestise individu, asosiasi, dan sosialisasi; dan (3) variabel politik–kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas. c. Karakteristik ekonomi

Variabel-variabel yang terkait dengan karakteristik ekonomi konsumen adalah pendapatan, pengeluaran, dan kredit yang dilakukan oleh konsumen.

2.4.2. Perilaku Konsumen

Engel et al. (1994) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang diperlihatkan konsumen pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk, setelah melakukan kegiatan-kegiatan di atas atau mengevaluasinya dengan harapan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

2.4.3. Proses Keputusan Konsumen

Menurut Engel et al. (1994), proses keputusan konsumen meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan

(25)

yang terjadi dalam rangka pembangkitan dan pengaktifan proses keputusan.

2. Pencarian informasi

Pada tahap ini konsumen mulai mencari informasi yang disimpan dalam ingatan atau memori (pencarian internal) atau berusaha mendapatkan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal) yang relevan dengan keputusan.

3. Evaluasi alternatif

Tahap evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen mengevaluasi pilihannya terkait dengan manfaat yang diharapkan dan berusaha mempersempit pilihan hingga alternatif dapat dipilih.

4. Pembelian

Pada tahapan ini konsumen mendapatkan alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu yang berdampak pada proses pembelian konsumen.

5. Hasil

Tahapan ini terjadi pada saat konsumen mengevaluasi kesesuaian alternatif yang dipilih dengan kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

Engelet al. (1994) membedakan kontinum pemecahan masalah pada proses keputusan konsumen menjadi tiga bagian yaitu:

a. Pemecahan masalah yang diperluas

Pemecahan masalah yang diperluas terjadi ketika proses keputusan pembelian dilakukan secara teliti dan khusus oleh konsumen sehingga menyita waktu yang relatif lebih banyak. Hasil yang diharapkan berupa kepuasan yang ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi positif kepada orang lain serta keinginan pembelian kembali apabila terdapat kesempatan.

(26)

b. Pemecahan masalah yang terbatas

Proses pemecahan masalah yang terbatas berbeda dengan proses pemecahan masalah yang diperluas dalam hal penyederhanaan proses. Proses pemecahan masalah yang terbatas berusaha menyederhanakan proses dengan cara mengurangi jumlah serta variasi sumber informasi, alternatif, dan kriteria yang digunakan untuk evaluasi, sehingga sesuai digunakan pada mayoritas pembelian di pasar swalayan.

c. Pemecahan masalah jajaran tengah

Kategori pemecahan masalah jajaran tengah digunakan sebagai pengakuan akan ketidakmampuan keputusan pembelian untuk dikotak-kotakkan secara rapi. Keputusan pembelian ini berjajar di antara pemecahan masalah yang diperluas dengan pemecahan masalah yang terbatas.

Ketiga jangkauan pemecahan masalah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan

Evaluasi alternatif tidak hanya mencakup pertimbangan objektif tetapi juga faktor subjektif yang dapat sama atau bahkan lebih penting dalam suatu keputusan pembelian.

b. Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam

Waktu merupakan elemen penting dalam suatu proses keputusan pembelian konsumen. Keterbatasan waktu dapat menghambat pertimbangan informasi dalam pemecahan masalah yang diperluas. c. Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi yang menyertai

pembelian

(27)

a) Hubungan ego

b) Risiko konsekuensi negatif yang dirasakan c) Makna hedonik

d) Sanksi sosial

2.5. Sikap

Sikap konsumen adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen karena sikap berperan penting dalam membentuk perilaku seorang konsumen. Sikap berguna bagi pemasaran dalam beberapa hal yaitu:

a. Menilai keefektifan dari suatu kegiatan pemasaran.

b. Membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar.

c. Membentuk pangsa pasar dan memilih target pasar.

Menurut Engelet al.(1994), sikap mencerminkan apa yang konsumen sukai dan tidak sukai. Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) berpendapat bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang menunjukkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, baik berupa pelayanan,

retailer tertentu, merek, iklan, individu, perilaku tertentu, serta masalah (issues) tertentu.

Till dan Busler (2000) menyatakan bahwa sikap dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very Good-Very Bad, dan Very Positive-Very Negative. Begitupula dengan Loudon dan Della Bitta dalam Sumarwan (2004) yang berpendapat bahwa sikap memiliki tiga unsur yaitu:

a. Kognitif (pengetahuan) b. Afektif (emosi, perasaan) c. Konatif (tindakan)

(28)

Dengan demikian definisi sikap adalah merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, disenangi atau tidak, disetujui atau tidak terhadap sesuatu, baik berupa pelayanan,retailer tertentu, merek, iklan, individu, perilaku tertentu, serta masalah (issues) tertentu, yang memiliki tiga unsur utama, yaitu kognatif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan), serta dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very Good-Very Bad, dan

Very Positive-Very Negative. 2.5.1. Karakteristik Sikap

Sumarwan (2004) menjelaskan dalam bukunya, bahwa sikap mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

1. Sikap memiliki objek

Sikap konsumen pasti terkait dengan objek, seperti sikapnya terhadap merek, produk, iklan, harga, kemasan, ataupun terhadap media. Objek tersebut dapat berupa konsep abstrak seperti konsumerisme, atau produktangible, serta benda fisik atau sebuah tindakan.

2. Konsistensi sikap

Sikap merupakan gambaran perasaan seseorang terhadap suatu objek yang akan direfleksikan oleh perilakunya. Oleh karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.

3. Sikap positif, negatif, dan netral

(29)

4. Intensitas sikap

Konsumen memiliki tingkatan yang bervariasi dalam menyatakan sikapnya terhadap suatu merek produk. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

5. Resistensi sikap (Resistance)

Resistensi merupakan tingkatan di mana sikap seorang konsumen bisa berubah. Pemahaman yang mendalam tentang resistensi konsumen berguna bagi pemasar dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Salah satu caranya dengan menerapkan pemasaran ofensif yang dapat merekrut konsumen baru.

6. Persistensi sikap (Persistance)

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah seiring dengan waktu.

7. Keyakinan sikap (Confidence)

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen akan kebenaran dari sikap yang dimilikinya.

8. Sikap dan situasi

Situasi akan mempengaruhi seorang konsumen dalam menyatakan sikapnya terhadap suatu objek.

2.5.2. Sifat Sikap

Engel et al. (1994) berpendapat bahwa sikap memiliki sifat-sifat penting. Sifat-sifat-sifat penting dari sikap sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Pemahaman tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting berdasarkan dua alasan. Pertama, hal ini dapat mempengaruhi kekuatan hubungan di antara sikap dan perilaku, dan yang kedua adalah karena kepercayaan dapat mempengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan.

(30)

b. Dinamis

Banyak sikap akan berubah sejalan dengan perubahan waktu. Sifat dinamis ini sebagian besar bertanggung jawab atas perubahan di dalam gaya hidup konsumen.

2.5.3. Fungsi Sikap

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) mengemukakan bahwa sikap memiliki empat fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi utilitarian (The Utilitarian Function)

Fungsi ini berupa pernyataan sikap seseorang terhadap suatu objek atau produk dalam rangka mendapatkan manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindarkan resiko dari produk (punishment). Dengan kata lain, sikap berfungsi untuk mengarahkan perilaku dari konsumen dalam mendapatkan penguatan positif atau menghindarkan resiko.

2. Fungsi mempertahankan ego (The Ego-Devensive Function) Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dasar dirinya sendiri ataupun dari faktor luar yang mungkin memberikan ancaman bagi dirinya. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik bagi seseorang untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar. 3. Fungsi ekspresi nilai (The Value-Expressive Function)

Fungsi ekspresi nilai menggambarkan fungsi sikap dalam menyatakan gaya hidup, nilai-nilai dan identitas sosial dari diri seseorang. Sikap dipandang dapat mencerminkan hobi, kegiatan, opini, dan minat dari diri seorang konsumen.

4. Fungsi pengetahuan (The Knowledge Function)

(31)

2.5.4. Model Struktur Sikap

Peter dan Olson dalam Sumarwan (2004) menyatakan bahwa berdasarkan strukturnya, sikap terdiri dari tiga unsur komponen analisa konsumen, yaitu: (1) consumer affect dan cognition; (2) consumer behavior; dan (3) consumer environment. Model ini kemudian disebut sebagai Tricomponent Attitude Modelatau disebut juga sebagai Model Sikap ABC (Solomon dalam Sumarwan, 2004), dimana A menyatakan sikap (affect), B adalah perilaku (behavior), dan C adalah kepercayaan (cognitive).

Menurut Engel et al. (1994), Tricomponent Attitude Model

adalah sebagai berikut: 1. Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, biasanya berbentuk kepercayaan seseorang terkait dengan objek sikap. Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan emosi seseorang merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan.

2. Komponen afektif

Komponen afektif adalah suatu komponen yang berkaitan dengan masalah emosional dan perasaan subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Pada dasarnya komponen ini sama dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif

Komponen konatif lebih menekankan pada aspek kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki subjek. Perilaku tersebut banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan pada diri seseorang, yang apabila dilakukan secara konsisten dan selaras dengan kepercayaan dan perasaan akan membentuk sikap individual.

(32)

2.6. Persepsi

Menurut Robbins (1991), persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasikan dan mengintepretasikan sensori mereka dalam memberikan makna terhadap lingkungannya. Sedangkan Mowen dalam Sumarwan (2004), persepsi merupakan suatu proses dimana individu terekspose pada informasi, memperhatikan informasi, dan memahami informasi tersebut. Wood (2007) mendefinisikan persepsi sebagai proses aktif dari menerjemahkan suatu arti dengan cara selektif, mengorganisasikan, dan mengintepretasikan orang, benda, peristiwa, situasi dan fenomena lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pesepsi adalah proses aktif di mana individu secara selektif, mengorganisasikan, dan mengintepretasikan sensori mereka dalam memberikan makna terhadap orang, benda, peristiwa, lingkungan dan fenomena lainnya.

2.7. Periklanan

Jefkins (1997) menyatakan bahwa periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa dengan biaya yang semurah-murahnya. Terdapat beberapa jenis iklan, yaitu:

a. Iklan konsumen

Iklan konsumen menggunakan media seperti koran-koran, televisi, radio, iklan bioskop, serta iklan luar ruangan dalam mempromosikan produknya. b. Iklan antar bisnis

(33)

c. Iklan perdagangan

Iklan perdagangan berguna dalam memberikan informasi kepada para pedagang besar, eksportir dan importir, serta para agen berkenaan dengan barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali. Media yang digunakan oleh iklan tersebut berupa pers perdagangan, pameran perdagangan, dan televisi.

d. Iklan eceran

Iklan eceran adalah iklan yang dibuat dan disebarluaskan oleh pihak pemasok atau perusahaan dan biasanya ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk tersebut kepada para konsumen. Iklan tersebut berguna dalam mempopulerkan perusahaan, memikat para konsumen dengan promosi tertentu, serta menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu. Media yang digunakan oleh iklan eceran dalam mempromosikan produknya adalah koran mingguan lokal, poster-poster, koran harian lokal, siaran iklan di televisi daerah, serta selebaran-selebaran iklan.

e. Iklan bersama

Iklan bersama merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pabrik kepada para pengecer produk-produknya.

f. Iklan keuangan

Iklan keuangan berguna untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan modal, baik dalam bentuk penjualan saham, asuransi, serta surat obligasi. Media yang digunakan oleh iklan tersebut seperti majalah bisnis dan televisi.

g. Iklanrecruitment

Iklan recruitmentbertujuan untuk merekrut calon pegawai dan berbentuk seperti iklan kolom yang menyajikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa. Media yang digunakan oleh iklan tersebut adalah surat kabar nasional, terbitan gratis, dan jurnal-jurnal perdagangan.

(34)

Bovee (1992) mengklasifikasikan periklanan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan targetaudience

Berdasarkan targetaudienceiklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan konsumen

b. Iklan bisnis 1) Agrikultur 2) Perdagangan 3) Profesional 4) Industri

2. Berdasarkan area geografi

Berdasarkan area geografi iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan lokal

b. Iklan regional c. Iklan nasional d. Iklan internasional 3. Berdasarkan medium

Berdasarkan medium iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklanbroadcast

1) Iklan radio 2) Iklan televisi b. Iklan print

1) Iklan surat kabar 2) Iklan majalah c. Iklan keluar rumah

1) Iklanoutdoor

(35)

4. Berdasarkan tujuan

Berdasarkan tujuan iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan komersial

b. Iklan nonkomersial c. Iklan produk d. Iklan nonproduk e. Iklan aksi f. Iklanawareness

Menurut Chandra (2008), iklan adalah cara memperkenalkan produk kepada target konsumen melalui berbagai macam media, seperti radio, televisi, koran, majalah, dan internet. Dengan kata lain, iklan sering digunakan sebagai media promosi produk yang mampu menjangkau banyak target secara cepat dan mudah.

2.8. Endorser

Belch dan Belch dalam Redenbach (1999) mendefinisikan sourceatau yang lebih dikenal dengan endorser sebagai seseorang yang berperan dalam mengkomunikasikan pesan pemasaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan Sumarwan (2004) berpendapat bahwa komunikasi pemasaran melalui iklan di berbagai media sering kali menggunakan kelompok acuan yang berperan sebagai endorser. Para kelompok acuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Selebriti

Kelompok selebriti adalah para artis film, musisi, sinetron, pelawak, penyanyi, dan semua orang-orang terkenal yang bergerak di bidang hiburan. Selain itu kelompok selebriti juga dapat berupa para tokoh politik, pemain olahraga yang terkenal, pejabat pemerintah, serta para pengamat ekonomi, sosial, dan politik.

(36)

b. Ahli atau pakar

Perusahaan sering menggunakan para ahli untuk mengiklankan produknya yang relevan dengan bidang pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman para pakar tersebut. Para ahli digunakan untuk membantu konsumen dalam proses evaluasi produk dan jasa.

c. Orang biasa (The Common Man)

Perusahaan sering menampilkan atau menggunakan konsumen biasa yang puas terhadap produknya dalam iklan dengan harapan dapat memberikan pengaruh terhadap konsumen lainnya.

d. Para eksekutif dan karyawan

Para eksekutif sering digunakan dalam mempromosikan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaannya dalam iklan dengan tujuan menciptakan kesan kepedulian terhadap konsumen, serta membangun kepercayaan konsumen akan produk dan jasa yang ditawarkan tersebut.

e. Karakter dagang atau juru bicara (Trade or Spokes-Character)

Karakter dagang atau juru bicara merupakan simbol dari perusahaan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran dan berfungsi sebagai daya tarik bagi konsumen. Salah satu karakter dagang atau juru bicara yang sering digunakan dalam komunikasi pemasaran adalah karakter atau tokoh kartun yang popular.

Perusahaan harus berhati-hati dalam memilih endorser untuk mengiklankan produknya. Masing-masing endorser memiliki mekanisme yang berbeda di dalam mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen, yaitu: 1. Source credibility

Source credibility menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki endorser yang relevan dengan merek produk yang diiklankan serta menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi secara tidak biasa dan objektif. Kredibilitas memiliki dua sifat penting, yaitu: (1)

(37)

dimiliki endorser terkait dengan produk yang diwakilinya; (2)

trustworthiness -mengacu kepada kejujuran, dan integritas yang berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap seorang sumber.

2. Source attractiveness

Endorser dengan tampilan fisik dan karakter non-fisik yang menarik dalam sebuah iklan dapat membangkitkan minataudiensuntuk menyimak iklan tersebut. Daya tarik endorser yaitu: (1) similarity -merupakan persepsi audience terkait dengan kesamaan yang dimiliki dengan

endorser, baik karakteristik demografis, gaya hidup, dan kepribadian; (2)

familiarity-merupakan pengenalan terhadap narasumber melalui exposure

seperti penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat intensitas kehadiran di publik, sedangkan penggunaan typical-person endorser dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang ditampilkan karena sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari; (3) likeability -merupakan kesukaan audience terhadap narasumber karena perilaku yang baik dan penampilan fisik yang menarik.

3. Source power

Source power merupakan karisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, tingkah laku, atau sikap konsumen karena pernyataan atau pesanendorsertersebut.

2.9. Selebriti SebagaiEndorser

Menurut Chandra (2008), selebrity endorser merupakan cara melakukan promosi produk dengan menggunakan selebriti atau artis sebagai tokoh pengiklan. Penggunaan selebriti sebagai endorser produk bertujuan untuk meningkatkan citra produk dan awareness konsumen pada produk tersebut. Terdapat empat alasan utama yang mendasari perusahaan menggunakan selebriti di dalam mendukung iklan mereka, yaitu:

1. Pemasar bersedia memberikan harga yang lebih tinggi kepada selebriti yang banyak disukai oleh masyarakat.

(38)

2. Selebriti digunakan untuk menarik perhatian audience dan meningkatkan

awarenessakan suatu produk.

3. Pemasar mengharapkan perubahan persepsi konsumen terhadap produk tersebut.

4. Penggunaan selebriti menimbulkan kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih dan meningkatkan status dengan memiliki apa yang digunakan oleh selebriti.

Sedangkan tingkat kesesuaian penggunaan selebriti sebagai endorser dengan produk dapat diukur dengan menggunakan kriteria penilaian yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dalam penelitiannya, yaitu:

1. Pantas – Tidak Pantas: kesesuaian penggunaan selebriti sebagai endorser

dengan produk yang diiklankannya.

2. Efektif– Tidak Efektif: keefektifan dan keefisiensian waktu tayang iklan, dimana dengan waktu yang singkatendorser dapat memberikan pengaruh yang berarti bagi konsumen.

(39)
[image:39.595.131.511.133.348.2]

Tabel 1. Fungsi selebriti dalam iklan

Peran Penjelasan Selebriti

Kesaksian Berdasarkan pengalaman selebriti dalam menggunakan produk.

Titik Puspa dalam iklan Deterjen So-Klin.

Penguatan Selebriti meminjamkan namanya digunakan untuk promosi produk, walaupun selebriti tersebut bukan ahli.

Ikke Nurjanah dalam iklan Terigu Bogasari.

Aktor Selebriti menyampaikan produk atau jasa sebagai bagian dari penguatan karakter.

Sophia Latjuba dalam iklan Sabun Giv.

Juru bicara (Spokesperson)

Selebriti menjadi juru bicara perusahaan dalam menjelaskan suatu produk atau jasa selama jangka waktu yang telah disepakati.

Dian

Sastrowardoyo dengan iklan Panasonic.

Sumber: Sumarwan, Perilaku Konsumen.

Walaupun biaya yang dikeluarkan untuk selebriti lebih besar, namun tetap saja pemasar menggunakan selebriti sebagai endorser. Hal ini disebabkan para pemasar menilai penggunaan selebriti merupakan suatu hal yang menarik dalam pengembangan citra positif suatu produk yang pada akhirnya dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen.

2.10. Endorser Perceived Credibilities

Endorser perceived credibilities merupakan gambaran persepsi konsumen terhadap kredibilitas dariendorser, dalam kasus ini adalah selebriti, yang terkait dengan pengetahuan dan keahlian endorser akan suatu produk yang diiklankan. Sedangkan Ohanian (1991) berpendapat bahwa terdapat empat faktor penyebab ketertarikan responden untuk membeli produk yang berdampak padabrand imageproduk, yaitu:

1. Celebrity credibility

Kredibilitas seorang selebriti berkaitan dengan dua aspek, yaitu expertise

(keahlian selebriti dalam mengkomunikasikan produk) dan

trustworthiness (objektivitas selebriti dalam memberi keyakinan pada konsumen tentang suatu produk).

(40)

2. Celebrity likeability

Celebrity likeability adalah tingkat kesukaan audience terhadap selebriti yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 3. Celebrity attractiveness

Celebrity attractiveness merupakan berbagai daya tarik selebriti dalam berperan sebagai endorser, baik dari fisik ataupun tingkat kesamaan denganpersonalityyang diinginkan pengguna produk.

4. Celebrity meaningfulness

Celebrity meaningfulness menyangkut seberapa kuat pengaruh selebriti sehingga dapat mempengaruhi target audience untuk membeli produk yang ditawarkannya.

Dalam perjalanannya, Ohanian (1990) berhasil mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi seseorang terhadap

endorser. Gambar 2 menyajikan skala yang dikembangkan Ohanian yang dinamakansource-credibility scale.

Source–Credibility Scale

a. Attractiveness

1. Attractive - Unattractive 2. Classy–Not Classy 3. Beautiful - Ugly 4. Elegant - Plain 5. Sexy–Not Sexy

b. Trustworthiness

1. Dependable–Undependable 2. Honest–Dishonest

3. Reliable–Unreliable 4. Sincere–Unsincere

5. Trustworthiness - Untrustworthiness

c. Expertise

1. Expert–Not an Expert 2. Experienced–Inexperienced 3. Knowledgeable–Unknowledgeable 4. Qualified–Unqualified

[image:40.595.101.506.416.735.2]

5. Skilled–Unskilled

Gambar 2. Source Credibility Scale

(41)

Adapun indikator dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:

a. Attractiveness

Indikator dari kriteriaattractiveness, yaitu: 1) Menarik/enak dilihat

2) Komunikatif

3) Ketampanan/kecantikan 4) Moderen

5) Maskulin

b. Trustworthiness

Indikator dari kriteriatrustworthiness, yaitu: 1) Fanatisme

2) Keterbukaan 3) Keterandalan 4) Ketulusan 5) Kepercayaan

c. Expertise

Indikator dari kriteriaexpertise, yaitu: 1) Keahlian

2) Pengalaman 3) Pengetahuan 4) Kualitas

5) Kemampuan teknis

2.11. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri (2007) yang melakukan penelitian tentangadvertising response modelling(ARM) iklan televisi pada iklan sabun Lux dan iklan sabun Dove di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh persepsi mengenai produk (P), persepsi mengenai model iklan (M), dan persepsi mengenai tayangan iklan (I) terhadap minat beli yang dimediasi oleh variabel sikap pada merek (SM); mempelajari

(42)

pengaruh P, M, dan I terhadap MB yang dimediasi oleh variabel sikap pada iklan (SI); mempelajari pengaruh P, M, dan I, terhadap MB yang dimediasi melalui SI ke SM; mempelajari pengaruh P, M, dan I secara langsung terhadap MB pada iklan sabun Lux dan iklan sabun Dove.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada iklan sabun Lux, faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap terhadap merek (SM) adalah persepsi mengenai produk (P). Faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap minat beli (MB) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap pada iklan (SI) adalah persepsi mengenai model iklan (M) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I).

Hasil penelitian pada iklan sabun Dove menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap minat beli (MB) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai model iklan (M). Faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap pada iklan (SI) adalah persepsi mengenai model iklan (M) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap terhadap merek (SM) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai model iklan (M).

(43)

tingkat persepsi responden yang cukup baik terhadap Ringgo. Sedangkan sikap konsumen terhadap produk Esia setelah melihat iklan Esia versi benerin antena, didapatkan hasil bahwa dari 178 responden yang diwawancarai berpendapat baik, positif, dan menyukai produk Esia setelah melihat iklan versi benerin antena.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh endorser’s perceived credibilities dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 (studi kasus : Adli Fairuz dalam iklan SIMcard IM3 versi Cumi). Dalam studi kasus tersebut peneliti menggunakan produk GSM yang berbeda dengan penelitian terdahulu yang menggunakan produk CDMA. Lokasi penelitian yang diangkat penulis juga berbeda, yaitu di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Selain itu, peneliti juga menggunakan kuesioner dari source credibility scale yang disusun oleh Ohanian dengan mempertimbangkan hanya dua dimensi, yaitu: (1) attractiveness; dan (2)expertise.

(44)

3.1. Kerangka Pemikiran

Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat konsumen akan semakin terbuka dalam menerima segala informasi. Dalam proses memperoleh informasi peranan telekomunikasi tidak dapat diabaikan, terutama dalam mempersingkat jarak dan waktu bagi konsumen. Hal ini merupakan peluang positif yang dimanfaatkan oleh PT. Indosat. Perusahaan tersebut menerapkan strategi pemasaran produknya dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dalam penelitian ini Adli Fairuz untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan loyalitas pelanggan mereka.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey terhadap konsumennya. Data yang terkumpul dari hasil survey tersebut kemudian akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis sikap konsumen yang meliputi proses intepretasi konsumen terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser SIMcard IM3, sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan tersebut di berbagai media, dan pengaruh proses intepretasi konsumen pada Adli Fairuz sebagaiendorserterhadap pembentukan sikap akan produkSIMcardIM3.

Karakteristik konsumen yang berpengaruh pada perilaku konsumen akan diteliti peneliti dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sikap konsumen terhadap produk dengan proses intepretasi konsumen terhadapendorserberdasarkan dimensiattractivenessdanexpertise

dalamsource–credibility scale.

(45)
[image:45.595.102.458.57.766.2]

Gambar 3. Kerangka pemikiran

Perkembangan arus globalisasi mendorong persaingan perusahaan operator selular GSM dalam

memenuhi kebutuhan konsumen

PT. Indosat ingin meningkatkan profitabilitas perusahaan dan memimpin pasar

Penetapan strategi pemasaran dengan menggunakanendorser

Kebutuhan mengenai penerimaan konsumen terhadap produk

SIMcardIM3 melaluiEndorser’s Perceived Credibilities

Dilihat dari DimensiExpertisedanAttractiveness

Survey terhadap Konsumen

Karakteristik demografis, ekonomi, dan sosial konsumen

Proses Intepretasi Konsumen Terhadap

Endorser

Sikap Konsumen

Terhadap Produk

Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda

PengaruhEndorser’s Perceived CredibilitiesDalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap ProdukSIMcardIM3

(46)

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai pengaruhendorser’s perceived credibilitiesdalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3, dalam hal ini Adli Fairuz dengan iklannya versi Cumi, dilaksanakan pada bulan Maret-April 2010. Lokasi penelitian dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor, Dermaga. Adapun pertimbangan peneliti dalam memilih lokasi tersebut adalah karena banyak terdapat konsumen dengan tingkat karakteristik demografi, ekonomi, dan sosial yang berbeda-beda.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh peneliti melalui pihak-pihak yang memberikan informasi pendukung bagi penelitian biasanya dalam bentuk publikasi, seperti jurnal, internet, buku-buku, skripsi, dan bahan pustaka atau laporan lain dari penelitian terdahulu, serta literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. Sedangkan data primer diperoleh langsung dari konsumen berupa jawaban terhadap kuesioner seperti yang disajikan pada Lampiran 1.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan tekniknonprobability sampling yang tergolong quota sampling. Sampel akan diambil secara tidak acak dari populasi dalam hal ini target pasar SIMcard

IM3 di lingkungan mahasiswa kampus Institut Pertanian Bogor berdasarkan kuota yang telah ditetapkan, dengan menggunakan pendapat atau penilaian peneliti untuk menentukan responden yang ditemui dan dianggap

representative sesuai dengan karakter populasi. Jumlah responden dalam penelitian ini didapat dari kalkulasi rumus Slovin sebagai berikut:

=

(47)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (error) yang digunakan, yaitu 10% Asumsi = Populasi berdistribusi normal

Berdasarkan data Sub Dit. Registrasi dan Statistik Direktorat AJMP Institut Pertanian Bogor, jumlah mahasiswa program S1 berdasarkan semester tahun akdemik 2009/2010 adalah 14.178 orang. Sedangkan rinciannya akan disajikan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Jumlah mahasiswa program sarjana berdasarkan semester tahun akademik 2009/2010 (keadaan 31 Desember 2009)

No. Fakultas

Jumlah Mahasiswa Semester dan Jenis Kelamin Jumlah Mahasiswa

Persentase

1 3 5 7 9 > 9

L + P L + P L + P L + P L + P L + P L + P L + P

1 Faperta 379 397 364 356 281 88 1865 13%

2 FKH 186 181 147 113 42 9 678 5%

3 FPIK 303 355 311 305 267 73 1614 11%

4 Fapet 235 255 188 166 94 24 962 7%

5 Fahutan 336 334 316 284 261 67 1598 11%

6 Fateta 424 384 333 315 229 46 1731 12%

7 FMIPA 627 608 564 503 403 136 2841 20%

8 FEM 436 431 380 367 111 26 1751 13%

9 FEMA 273 272 260 204 129 0 1138 8%

Total 3199 3217 2863 2613 1817 469 14178 100%

Sumber : Sub Dit. Registrasi dan Statistik Direktorat AJMP (IPB)

Dengan demikian jumlah responden yang diperoleh dari rumus Slovin, yaitu:

= .

( . . )

= 99,29962≈ 100

(48)

Hasil kalkulasi rumus Slovin menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Pengambilan data kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari responden dengan perincian sebagai berikut:

a. Fakultas Pertanian : 1865

14178 x 100= 13,15≈ 13 responden

b. Fakultas Kedokteran Hewan : 678

14178 x 100 = 4,78≈ 5 responden

c. FPIK : 1614

14178 x 100 = 11,38≈11 responden

d. Fakultas Peternakan : 962

14178 x 100 = 6,79≈ 7 responden

e. Fakultas Kehutanan : 1598

14178 x 100 = 11,27≈11 responden

f. Fakultas Teknologi Pertanian: 1731

14178 x 100= 12,21≈12 responden

g. Fakultas Matematika dan IPA: 2841

14178 x 100 = 20,04≈20 responden

h. FEM : 1751

14178 x 100 = 12,35≈13 responden

i. Fakultas Ekologi Manusia : 1138

14178 x 100 = 8,03≈8 responden

Sedangkan perincian proporsi jumlah responden mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor tiap fakultas akan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Proporsi jumlah responden mahasiswa S1 IPB tiap fakultas

No. Fakultas Jumlah Responden Persentase

1 Pertanian 13 orang 13%

2 Kedokteran Hewan 5 orang 5%

3 Perikanan dan Ilmu Kelautan 11 orang 11%

4 Peternakan 7 orang 7%

5 Kehutanan 11 orang 11%

6 Teknologi Pertanian 12 orang 12%

7 Matematika dan IPA 20 orang 20%

8 Ekonomi dan Manajemen 13 orang 13%

9 Ekologi Manusia 8 orang 8%

Total 100 orang 100%

3.5. Metode Pengumpulan Data

(49)

konsumen padaendorser. Tipe pertanyaannya bervariasi ada yang terbuka dan tertutup.

Skala pengukuran kuesioner yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Dalam skala Likert, skor diberikan nilai numerikal 1, 2, 3, 4, dan 5. Nilai numerikal tersebut kemudian ditempatkan ke dalam interval melalui proses transformasi dengan bantuan program GMacro yang tersedia dalamMinitab.

Terdapat dua ujiinstrument yang dilakukan peneliti untuk menguji 30 jawaban reponden awal terhadap kuesioner, yaitu:

a. Uji validitas

Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mewakili sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner atau nilai korelasi item pertanyaannya lebih besar dari r tabel. Penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dalam menghitung nilai korelasi pada setiap item pertanyaan. Adapun rumus korelasiproduct moment pearsontersebut adalah sebagai berikut:

= ∑ ( ∑ ) ( ∑ )

[ ∑ ² ( ∑ )²] [ ∑ ² ( ∑ )²] ……….(2)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi Pearson

n = Jumlah responden

X = Variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden)

Y = Variabel terkait (skor total semua pertanyaan dari tiap responden) b. Uji reliabilitas

Keabsahan kuesioner akan diuji reliabilitasnya setelah kuesioner terbukti valid. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan kuesioner tersebut adalah teknikAlpha Cronbachdengan rumus sebagai berikut:

r11= 1 −

(50)

Keterangan:

r11 = Keandalan instrument

k = Jumlah butir pertanyaan ∑ σb2 = Jumlah ragam butir

σt2 = Ragam total

Apabila hasil r hitung lebih besar dari r pada tabel korelasiproduct moment dengan taraf signifikansi 5 persen, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program software Microsoft Excel, Minitab 14, dansoftware SPSS 15,0 for Windows Evaluation Version dalam proses pengolahan dan analisis data yang terkumpul. Selain program-program tersebut, penelitian ini juga menggunakan teknik-teknik statistik sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang meliputi distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Distribusi frekuensi digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan kedua, yaitu untuk mengetahui tingkatperceived credibilities

konsumen dan mengetahui evaluasi sikap konsumen terhadap SIMcard

IM3. Sedangkan teknik tabulasi silang digunakan untuk memperoleh gambaran terkait dengan data karakteristik konsumen, baik karakteristik demografi, ekonomi maupun sosial. Adapun rumus dari tabulasi silang sebagai berikut:

²

= ∑ ( )² .………(4)

Keterangan:

χ² = Chi Kuadrat

0i = Banyak kasus yang diamati dalam kategori ke-i

(51)

∑ = Penjumlahan semua kategori (k) b. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Rangkuti (2007), analisis regresi linier berganda digunakan jika jumlah variabel independennya minimal dua. Sedangkan Myers (1990) berpendapat bahwa terdapat beberapa uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum memulai analisis regresi linier berganda, seperti uji E(εi) = 0, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji normalitas sebaran. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen apabila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Adapun persamaan regresi tersebut adalah:

Y = a + b1x1+ b2x2+ ….. + bnxn………...(5) Keterangan:

Y = variabel dependen

X1, X2, X3,…., Xn = variabel independen

a, b1, b2, b3, …., bn = koefisien regresi linier berganda

Hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) H0 : Tidak ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produkSIMcardIM3.

b) H1 : Ada hubungan antaraperceived credibilitieskonsumen terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produkSIMcardIM3.

Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonfirmasikan dengan tabel r yang berguna pada

Gambar

Gambar 1. Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia
Tabel 1. Fungsi selebriti dalam iklan
Gambar 2. Source Credibility Scale
Gambar 3. Kerangka pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menu utama dari aplikasi ini berisi menu Data induk gudang yang berfungsi untuk pengelolaan data utama, barang masuk yang berfungsi untuk melakukan proses pengadaan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi layanan bimbingan belajar dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah game dapat meningkatkan perilaku jujur siswa SMPS Babul Maghfirah Aceh

Percobaan reaktor alir kontinyu bertujuan untuk menghitung harga konstanta reaksi penyabunan (k) etil asetat dengan NaOH, mengetahui pengaruh pengadukan terhadap konstanta

Tabel mengenai sebaran contoh berdasarkan umur dan status gizi dapat dilihat pada Tabel 22 yang menggambarkan bahwa proporsi terbesar contoh yaitu pada usia 19-29 tahun dengan

Dalam makalah ini telah disajikan sebuah metode baru untuk mencari syarat perlu dan cukup keberadaan solusi keseimbangan titik pelana lingkar tertutup dari suatu permainan

Menurut Pasal 1 angka 10 undang-undang nomor 51 tahun 2009 tentang sengketa tata usaha negara menyebutkan, sengketa tata usaha negara adalah sengketa

Keenam, pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru sebesar 63,8%, sedangkan sisanya