Abstract— Web merupakan fasilitas hipertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan data multimedia. Dalam rekayasa perangkat lunak, aplikasi web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet atau intranet. Aplikasi web pada penulisan ini merupakan aplikasi yang bersifat online dimana klien dan servernya harus sama-sama terhubung dengan internet. Ada banyak cara untuk melakukan koneksi ke internet, salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi VSAT. VSAT merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna melakukan komunikasi data dengan cepat dan mendukung mobilitas yang tinggi.
Kata Kunci : IP, HTTP, WEB, HTML, VSAT
I. PENDAHULUAN
eb sebagai aplikasi yang bersifat client-server saling terhubung dengan menggunakan IP(internet Protokol). IP address adalah sebuah sistem pengalamatan unik setiap host yang terkoneksi ke jaringan berbasis TCP/IP. Sistem komunikasi data antar host menggunakan protocol HTTP dengan menggunakan port 8080 sebagai default portnya.
Saat sekarang ini, teknologi VSAT pada umumnya telah mengimplementasikan TCP dan HTTP untuk meningkatkan layanan aplikasi berbasi web[1]. Aplikasi yang berbasis web menuntut untuk menghadirkan halaman yang kaya akan konten.
II. TEORI DASAR
A. TCP/IP
IP address adalah sebuah sistem pengalamatan unik setiap host yang terkoneksi ke jaringan berbasis TCP/IP. IP address bisa dianalogikan seperti sebuah alamat rumah. Ketika sebuah datagram dikirim, informasi alamat inilah yang menjadi acuan datagram agar bisa sampai ke device yang dituju. IP Address terbagi dalam 2 versi, IPv4 dan IPv6. Sebuah IP address versi 4 atau IPv4 terbentuk dari 32 binary bits. Dari 32 binary bits tersebut terbagi lagi menjadi 4 octet (1 octet = 8 bits). Nilai tiap oktet diatara 0 sampai 255 dalam format desimal, atau 00000000 - 11111111 dalam formal binary. Setiap octet dikonversi menjadi desimal dan dipisahkan oleh tanda titik
(dot). Sehingga format akhir IP address biasanya berupa angka desimal yang dipisahkan dengan tanda titik, contohnya 172.16.254.1
IP address dibagi menjadi beberapa kelompok.
a. IP Public
Public IP Address merupakan IP Address yang dapat diakses di jaringan internet. IP Public juga dikenal sebagai globally routable unicast IP address. Ketika sebuah perangkat memiliki IP public dan terkoneksi ke jaringan internet, maka perangkat tersebut bisa diakses darimanapun melalui jaringan internet. IP public bisa dari pinjaman ISP atau alokasi dari APNIC/IDNIC.
b. IP Private
Pada arsitektur IP address, Private IP Address adalah IP Address yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. IP private tidak boleh ada di jaringan internet dan tidak dapat diakses di jaringan internet. Pada implementasi di jaringan real, biasanya jaringan menggunakan IP Private, kemudian ditambahkan sebuah router yang menjembatani jaringan lokal yang menggunakan IP private dengan jaringan menggunakan IP Public.
c. IP Khusus
Selain IP Private dan IP Public, ada beberapa IP khusus lain. IP ini sudah memiliki tujuan penggunaan khusus yang sudah disepakati secara international, sehingga tidak dapat digunakan untuk pengalamatan sebuah host.
B. HTTP
HTTP (Hypertext Transfer Protocol) merupakan salah satu protokol TCP/IP pada layer aplikasi yang merupakan dasar World Wide Web dengan menggunakan port 80 dan bersifat request-response. Sebuah program klien HTTP membuat koneksi dengan HTTP Server dan meminta halaman tertentu dari server, program HTTP server menerima koneksi tersebut dan menjawab permintaan dari client. Secara singkat, HTTP adalah protokol yang melakukan hubungan antara client dan server, pada sisi server akan menerima permintaan berupa halaman web dari client, kemudian akan mengirim permintaan tersebut ke client. Permintaan halaman web dari client dilakukan dengan aplikasi yang sering disebut browser.
APLIKASI WEB PADA TEKNOLOGI VSAT
Syahbudin, S.Kom,
Email : [email protected] fb : http://facebook.com/syahbudinT
Ada dua versi mayor dari protokol HTTP, yakni HTTP/1.0 yang menggunakan koneksi terpisah untuk setiap dokumen, dan HTTP/1.1 yang dapat menggunakan koneksi yang sama untuk melakukan transaksi. Dengan demikian, penggunaan HTTP/1.1 akan lebih cepat dibanding HTTP/1.0 karena tidak membuat koneksi secara berulang. Pengembangan standar HTTP telah dilaksanakan oleh Konsorsium World Wide Web (World Wide Web Consortium/W3C) dan juga Internet Engineering Task Force (IETF), yang berujung pada publikasi beberapa dokumen Request for Comments (RFC), dan yang paling banyak dirujuk adalah RFC 2616 (yang dipublikasikan pada bulan Juni 1999), yang mendefinisikan HTTP/1.1.[2]
Sumber daya yang diakses dengan menggunakan HTTP diidentifikasi dengan menggunakan Uniform Resource Identifier (URI), atau lebih khusus melalui Uniform Resource Locator (URL), menggunakan skema URI http: atau https:. Skema sintaks dan semantic dari HTTP, secara spesifik dapat didefenisikan :
http_URL="http:""//"host[":"port][abs_path["?"query ]]
Proses Pengaksesan Halaman Pada Server dapat dibagi atas dua, yaitu :
a. HTTP Request
Permintaan layanan dari client ke server adalah dengan mengirimkan suatu pesan, dimana pada baris pertama dari pesan tersebut adalah penggunaan metode pada sumber, identifikasi sumber dan protokol yang digunakan.
Request = Request-Line *(( general-header
| request-header | entity-header ) CRLF)
CRLF
[ message-body ] . [2] a). Request-Line (Baris Permintaan)
Baris permintaan diawali dengan penggunaan metode, diikuti oleh request URI dan versi protokol, dan diakhiri dengan CRLF (carriage return linefeed).
Request-Line = Method SP
Request-URI SP HTTP-Version CRLF b). Metode
Metode–metode yang digunakan pada saat meminta layanan dari server, yaitu:
Method = "OPTIONS" | "GET"
| "HEAD" | "POST" | "PUT" | "DELETE" | "TRACE" | "CONNECT" | extension-method extension-method = token. [2]
b. HTTP Response
Setelah menerima dan menginterpretasikan sebuah permintaan layanan dari client maka server membalas (merespon) dengan pesan HTTP balasan.
Response= Status-Line *(( general-header | response-header | entity-header ) CRLF)
CRLF
[ message-body ]. [2]
a). Status – Line
Baris pertama dari pesan balasan dari server adalah status-line, penyesuaian dari versi protocol dan diikuti oleh numeric kode status.
Status-Line = HTTP-Version SP Status-Code SP Reason-Phrase CRLF [2] b). Kode Status
Kode status terdiri dari 3 digit, dimana digit pertama dari kode status adalah definisi dari class response sementara dua digit terakhir adalah aturan yang mengikut pada digit pertama. Kode status terbagi dalam lima class response yaitu informational (1xx), sukses (2xx), redirection (3xx), client error (4xx) dan server error (5xx).
C. WEB
Salah satu teknologi internet yang paling cepat berkembang adalah World Wide Web (WWW) yang disingkat menjadi Web. Web merupakan fasilitas hipertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan data multimedia.[3].
Berdasarkan pengaksesan data pada server maka teknologi web dapat bersifat client side ataupun server side. Sedangkan berdasarkan navigasi dan arsitekturnya, website dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1.Struktur Linier
Struktur linier ditemui ketika suatu urutan informasi telah dipastikan.
2.Struktur Grip
Struktur grid adalah suatu pilihan arsitektur yang dapat diterapkan ketika isi aplikasi website dapat dikategorikan dengan pasti ke dalam dua atau lebih dimensi.
3.Struktur Hirarki
Struktur hirarki merupakan arsitektur yang paling umum. Suatu struktur aplikasi website hirarki dapat dirancang dengan dua cara yang memungkinkan (via hubungan hypertext) arus kendali secara horizontal, ke seberang cabang yang vertikal struktur tersebut.
4.Struktur Jejaring.
D. TEKNIK BAHASA PEMROGRAMAN
1. Ajax
Istilah Ajax digunakan pada website yang berinteraksi dengan server melalui javascript secara asinkron (background), sehingga pengguna tidak perlu me-load keseluruhan isi page (halaman). Web tanpaAjax dan Web Ajax
Pada aplikasi web yang berbasis Ajax terdapat bagian yang disebut lapisan Ajax (atau terkadang disebut mesin Ajax). Lapisan inilah yang mengatur komunikasi antara klien dan server.
Butir penting dalam lapisan Ajax yang perlu untuk diperhatikan, yaitu :
Lapisan Ajax meminta layanan ke server atau tidak, tergantung pada jenis layanan dari antarmuka. Lapisan Ajax tidak meminta keseluruhan halaman
web ke server.
Ajax bekerja dengan pendekatan asinkron.[4]
Proses permintaan layanan pada server dengan menggunakan ajax dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Proses dengan AJAX
Ajax yang lengkap mencakup XHTML (Extensible Hypertext Markup Languange), CSS (Cascading Style Sheets), DOM (Document Object Module), XML (Extensible Markup Languange), XSLT (Extensible Stylesheet Languange Transformation), XMLHttpRequest dan JavaScript.
2.
XML
XML (eXtensible Markup Language) adalah bahasa mark up yang ditujukan untuk menjabarkan informasi dengan struktur yang dapat dibuat sendiri oleh siapapun. Hal ini berbeda dengan HTML, yang tidak memungkinkan untuk membuat tag-tag tersendiri. Pada dokumen HTML, yang bisa dilakukan adalah menggunakan tag-tag yang telah ditentukan. Pada XML, tag bisa diciptakan sendiri. Tag menjabarkan sederetan karakter yang menjabarkan data. Agar dokumen XML dapat dimengerti oleh para parser (program yang akan melihat deretan karakter dalam dokumen dan kemudian dapat memecah kebagian-bagian kecil yang bisa dimengerti), dokumen harus ditulis dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan oleh world wide web consortium (w3C).
Tiga aturan penting yang harus ditaati :
Diawali dengan deklarasi XML, seperti :
<?xml version=”1.0”?>
Memiliki sebuah elemen dokumen yang bisa mengandung elemen-elemen yang lain. Tidak boleh ada tag yang berpotongan (sama
seperti pada HTML, tidak boleh tag yang berpotongan, misalnya seperti <b><i>Nama Saya </b></i>.
Istilah atribut pada XML serupa dengan yang ada pada HTML sebagai contoh, pada elemen : <user nama=”dapatica” alamat=”Makassar”/>
3.
DOM
DOM (Document Object Module) merupakan standar yang digunakan untuk mengakses dokumen HTML. Dengan menggunakan DOM melalui javascript, isi dokumen bisa dimanipulasi. Dokumen HTML sendiri sebenarnya memunyai suatu hirarki dengan elemen-elemen yang terkandung di dalamnya seperti pohon terbalik. Tag <html> berkedudukan sebagai akar. Akar berkedudukan sebagai simpul tertinggi. Adapun simpul bisa memiliki atau tidak memiliki anak simpul. Simpul yang tidak memiliki anak disebut daun, sedangkan simpul yang mempunyai anak berkedudukan sebagai induk.
4.
Cascading Style Sheet
Cascading Style Sheet (CSS) merupakan sebuah document yang berguna untuk melakukan pengaturan pada komponen halaman web, inti dari document ini adalah memformat halaman web standar menjadi bentuk web yang memiliki kualitas yang lebih indah dan menarik. CSS bisanya digunakan untuk melakukan pengaturan global yang berkaitan dengan objek tetap, misalnya memberikan warna pada halaman web, pengaturan lebar dan kecil bagian web Web Server
klie n
Pemintaan
Tanggapn dari server berupa HTML dan
JavaScript
2
Java script meminta layanan ke server dipicu kejadian tertentu Server memberikan data yang diminta klien JavaScript
memperbaharui sebagian dari halaman dengan data dari server 3
serta menentukan bentuk font jenis huruf yang digunakan secara menyeluruh dalam halaman web. CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS).
5.
JavaScript
JavaScriptadalah bahasa scripting berorientasi objek yang digunakan untuk menulis fungsi-fungsi kecil yang diletakkan pada halaman HTML dan berinteraksi dengan browser untuk melakukan tugas tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh halaman HTML statis.
6.
PHP
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah suatu bahasa pemrograman open source yang digunakan secara luas terutama untuk pengembangan web dan dapat disimpan dalam bentuk HTML. [3]
Pada awalnya, PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan webserver Apache. Namun belakangan ini, PHP juga dapat bekerja dengan webserver seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server) dan Xitami. Yang membedakan PHP dengan bahasa pemrograman lain adalah adanya tag penentu, yaitu diawali dengan “<?” atau “<?php” dan diakhiri dengan “?>”. Dengan penggunaan tag tersebut, maka skrip PHP bebas ditempatkan dalam dokumen HTML yang akan dibuat.
Client
Gambar 2.2 Proses Pengaksesan Halaman PHP
E. VSAT [5]
Sistem komunikasi VSAT adalah salah satu aplikasi dari sistem komunikasi satelit, yaitu sistem komunikasi yang menggunakan satelit sebagai repeater nya. VSAT adalah kepanjangan dari Very Small Aperture Terminal, yaitu sejenis antena pada bumi yang berfungsi sebagai terminal, berbentuk bulat dan biasanya berdiameter antara 0,6 m sampai dengan 3,8 m. Sistem komunikasi VSAT ini adalah salah satu sistem
alternatif yang dapat digunakan untuk komunikasi daerah-daerah terpencil.
a.
Dasar Sistem Komunikasi Satelit
Sistem komunikasi satelit adalah sistem komunikasi yang sudah lama dikembangkan, namun tetap menjadi salah satu komunikasi yang penting di masa sekarang ini. Banyak jaringan internasional masih tetap menggunakan satelit sebagai media telekomunikasinya [6]. Satelit ini diluncurkan ke atas bumi yang akan digunakan sebagai repeater untuk menjamin terbentuknya komunikasi LOS( Line Of Sight ) di antara transmitter dan receiver.
b.
Orbit Satelit
Orbit satelit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit yang berada di luar angkasa untuk berputar. Berdasarkan orbit ini, satelit dapat dibagi ke dalam empat bagian, yaitu High Eliptical Orbiting Satellite (HEO), Middle Earth Orbiting Satellite (MEO), Low Earth Orbiting Satellite (LEO), dan Geostationery Satellite (GEO).
High Eliptical Orbitinng Satellite (HEO) adalah satelit yang berorbit pada ketinggian 18.000 s/d 35.000 km di atas permukaan bumi. Satelit HEO ini didisain untuk negara ataupun daerah-daerah yang mempunyai garis lintang utara maupun selatan yang besar.
Middle Earth Orbiting Satellite (MEO) adalah satelit yang berorbit pada ketinggian 8.000 s/d 18.000 km di atas permukaan bumi. Satelit ini berorbit di antara orbit LEO dan GEO. Jika dibandingkan dengan LEO, satelit MEO ini mempunyai delay yang lebih besar karena jarak yang ditempuh lebih jauh untuk transmisi sinyal. Namun, satelit MEO ini membutuhkan lebih sedikit jumlah satelit untuk me-coverage suatu daerah dibandingkan LEO.
Low Earth Orbiting Satellite (LEO) adalah satelit yang berorbit pada ketinggian 160 s/d 1.600 km di atas permukaan bumi. Satelit ini biasanya berukuran kecil dan mudah untuk diluncurkan. Jaringan dari satelit LEO ini biasanya digunakan untuk keperluan facsimile, e-mail, broadcast data, ataupun untuk komunikasi terestrial. Karena jaraknya yang dekat dengan bumi, maka kecepatan orbit satelit ini harus lebih cepat dibandingkan satelit HEO dan MEO. Geostationery Orbiting Satellite (GEO) adalah satelit yang berorbit pada ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Satelit ini berputar sinkron dengan perputaran bumi pada porosnya. Sehingga jika dipandang dari bumi, satelit ini terlihat tetap. Satelit GEO ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan komersil, pendidikan, militer dan lain-lain.
c.
Alokasi Frekuensi
Pada sistem komunikasi satelit, frekuensi yang digunakan bermacam-macam, yang terbagi dalam beberapa alokasi frekuensi. Secara umum, pembagian frekuensi kerja satelit dapat dilihat pada Tabel 2.1 .
Tabel 2.1 Alokasi Band Frekuensi Pada Komunikasi Satelit
Range Frekuensi ( GHz )
Band Layanan
0,1-0,3 0,3-1,0 1,0-2,0 2,0-4,0 4,0-8,0 8,0-12,0 12,0-18,0 18,0-27,0 27,0-40,0
> 40,0
VHF UHF L S C X Ku
K Ka
Mm waves
Messaging Military, navigation mobile
Mobile, radio broadcast Mobile navigation
Fixed Military Fixed video broadcast
Fixed
Fixed, audio broadcast, intersatellite Intersatellite
Frekuensi band yang sering digunakan untuk komunikasi VSAT adalah C-band, Ku-Band, dan Ka-Band. Pada masing frekuensi ini, dibagi lagi alokasi frekuensi masing-masing untuk uplink dan downlink yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Alokasi Link Frekuensi Komunikasi Satelit
Band Frekuensi uplink ( GHz )
Fekuensi downlink ( GHz )
C Ku Ka
5,925 – 7,075 14,0 – 14,5 27,5 – 31,0
3,7 – 4,2 11,7 – 12,2 17,7 – 21,2
d.
Metode Akses
Setiap satelit mempunyai transponder. Transponder adalah singkatan dari transmitter dan responder. Pada transponder ini, akan dilewatkan range frekuensi yang diinginkan, mirip dengan band pass filter. Pada transponder ini, terdapat juga converter untuk mengubah frekuensi dari yang tinggi menjadi rendah dan sebaliknya. Pada transponder ini juga terdapat amplifier yang berfungsi untuk menguatkan sinyal. Sinyal yang datang akan dikuatkan dan dimasukkan ke dalam multiplexer dan dikembalikan lagi ke bumi.
Ada tiga bentuk metode akses yang sering digunakan yaitu Frequency Division Multiple Access ( FDMA ), Time Division Multiple Acces ( TDMA ), dan Code Division Multiple Access ( CDMA )
Frequency Division Multiple Access ( FDMA )
Prinsip kerja FDMA adalah dengan membagi-bagi bandwidth ke dalam beberapa kanal yang akan digunakan oleh bagian-bagian dari 5pectrum frekuensi totalnya. Bentuk sistemnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Konsep FDMA Pada Komunikasi VSAT
Pada sistem komunikasi VSAT yang menggunakan metode akses FDMA, setiap station bumi mengirimkan sinyal ke satelit pada frekuensi pembawa fi yang berbeda-beda. Setiap gelombang pembawa dibatasi oleh band frekuensi yang disebut dengan guard band atau safety zone, berfungsi untuk mencegah terjadinya overlapping.
Gambar 2.4. Pembagian Frekuensi FDMA
Beberapa kerugian FDMA adalah borosnya penggunaan bandwidth yang digunakan untuk guarband. Kerugian yang kedua adalah pada proses pangendalian frekuensi gelombang pembawa yang dipancarkan ke satelit. Sedangkan keuntungannya adalah sistem FDMA mempunyai cost yang rendah dibandingkan dengan metode akses yang lainnya.
Time Division Multiple Access ( TDMA )
Metode akses ini membagi penggunaan kanal dengan membuat time slot untuk masing-masing station bumi.Setiap station bumi mempunyai waktu tersendiri untuk mengakses satelit.
Pada Gambar 2.4, terlihat bahwa setiap station bumi mempunyai data yang sudah dipaketkan masing-masing yaitu Ii. Dan untuk masing-masing station bumi tersedia slot waktu sebesar Tbi. Nilai i disini adalah 1,2,3,4,...,n. Setiap station bumi menggunakan frekuensi pembawa yang sama. Untuk menjamin sinkronisasi yang benar, maka pada setiap antara slot waktu diletakkan guardtime, yaitu waktu dimana transmisi tidak ada.
Code Division Multiple Acces ( CDMA )
Prinsip dari CDMA adalah dengan menggunakan spektrum yang tersebar. Artinya disini bahwa semua bandwidth yang tersedia digunakan oleh station bumi. Namun yang membedakan station bumi yang satu dengan yang lainnya adalah terletak pada penyisipan kode pada gelombang pembawa uplink.
Gambar 2.5. Konsep CDMA pada Komunikasi VSAT (a) spektrum pembawa dari user (b) spektrum tersebar uplink (c)
spektrum akhir
Pada Gambar 2.5, terlihat bahwa gelombang pembawa dari station bumi diubah karena sudah menggunakan semua spektrum yang ada. Pada masing-masing gelombang pembawa disisipkan kode unik yang akan memberikan petunjuk untuk satelit dalam proses pengaksesan satelit.
III. RANCANGANPERCOBAAN
Untuk mendapatkan aplikasi berbasis web menggunakan teknologi VSAT, maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik dan bahasa pemrograman berbasis AJAX. Teknik ini dapat mengurangi ukuran data permintaan dari klien serta mempercepat komunikasi antara client dan server. Dalam menghitung ukuran kecepatan akses layanan dari sisi server, maka perlu diperhatikan alokasi frekuensi uplink dan downlink yang digunakan. Selain frekuensi dan metode akses maka perlu untuk mengetahui baik atau buruknya link dari sistem komunikasi VSAT. Baik buruknya komunisai VSAT, dapat dianalisa dengan menggunakan link budget. Pada link budget ini, akan dihitung beberapa parameter-parameter yang penting dari sistem dan akan dibandingkan dengan standard yang sudah ditetapkan oleh ITU-R(Institute Telcommunication Union- Recommendation ).
Parameter-parameter tersebut adalah :
Effective Isotropic Radiated Power ( EIRP ) Penguatan Antena ( Antenna Gain )
Rugi Ruang Bebas ( Free Space Losses ) Rugi Atmosfer ( Atmospheric Losses ) Efek Hujan ( Rain Effects )
Rugi Tracking ( Tracking Losses ) Pola Pancaran
Derau Suhu Sistem ( System Noise Temperature ) Kepekaan Sistem ( Figure of Merit )
Carrier To Noise
IV. KESIMPULAN
1. Aplikasi web yang dijalankan pada teknologi VSAT harus memerhatikan ukuran data pada HTTP Request,
2. Apabila content aplikasi bersifat multimedia maka Ka-Band adalah frekuesi yang sangat sesuai untuk digunakan.
3. Teknologi VSAT dapat menjadi solusi untuk memberikan layanan akses kepada para pengguna yang berada di daerah-daerah terpencil,
DAFTAR PUSTAKA
[1] Published in Satellite Evolution Magazine, May/June 2011 [2] RFC 2616, "HyperText Transfer Protocol ”.
[3] Wahana Komputer. Seri Panduan Lengkap menguasai Pemrograman Web dengan PHP 5, Andi, Yogyakarta, 2006. [4] Abdul Kadir. Mastering AJAX dan PHP, Andi, Yogyakarta, 2009